Professional Documents
Culture Documents
Laporan Pegawai Baru
Laporan Pegawai Baru
INSTALASI DIKLAT
2022
LAPORAN KEGIATAN ORIENTASI DAN PELATIHAN
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN, PPI, K3 DAN BLS BAGI PEGAWAI BARU
DI RSUD Dr. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
I. LATAR BELAKANG
Standar akreditasi nasional versi 2012 pada peningkatan pelayanan yang
menerapkan prinsip keselamatan pasien, bersifat professional dan menjaga mutu. Saat ini
peningkatan mutu dan keamanan pelayanan rumah sakit semakin mengemuka sehingga
terlihat bahwa keselamatan dan keamanan pasien mulai menjadi prioritas di berbagai rumah
sakit. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 juga menerapkan standar pelayanan
berfokus pada pasien untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan
pendekatan manajemen risiko di Rumah Sakit. Rumah sakit adalah sarana pelayanan
kesehatan yang mempunyai misi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, juga sebagai tempat pendidikan dan
pelatihan tenaga kesehatan serta tempat penelitian dan pengembangan kesehatan.
Rumah sakit dapat memilih berbagai program mutu dan keselamatan pasien mulai
dari peningkatan program pengendali infeksi di rumah sakit dengan program “hendhygienis”,
program K3 RS (Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana, BLS (Basic
Life Support) (penanggulangan kegawat daruratan) serta Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI). Infeksi nosocomial merupakan masalah di rumah sakit yang merawat pasien
dengan berbagai jenis penyakit baik yang menular maupun yang tidak menular.Dengan
penerapan program-program diatas rumah sakit dapat memberi pelayanan kepada pasien
dengan lebih aman dan bermutu.
Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD dr. H. Chasan Boesoirie Ternate Nomor:
445/ 263/ KPTS/ IV/ 2019 Tentang Kebijakan Pelatihan Wajib Bagi Pegawai dan Peserta
Didik di RSUD dr. H. Chasan Boesoirie Ternate bahwa sebelum ditempatkan diunit kerja,
pegawai baru harus mengikuti orientasi dan pelatihan agar siap dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawab, orientasi pegawai baru meliputi orientasi umum dan khusus.
Orientasi adalah suatu kegiatan untuk memberikan informasi dan pengetahuan serta
pengarahan yang berhubungan dengan situasi dan kondisi RSUD serta bimbingan untuk
mempersiapkan staf dan pegawai baru agar mengenal keseluruhan Rumah Sakit dan tugas
tanggung jawabnya praktik di Rumah Sakit sesuai peran dan fungsinya secara profesional
dan proporsional.
Melalui orientasi pegawai baru di lingkungan RSUD dr. H. Chasan Boesoirie Ternate
diharpkan pegawai dapat menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan budaya kerja di RSUD dr.
H. Chasan Boesoirie Ternate. Penyesuaian diri yang tepat dan cepat akan semakin
1
mendukung sikap kerja para pegawai baru dan sinergi dengan lingkungannya, sehingga
apabila ada permasalahan, pegawai baru memiliki bekal untuk dapat menyelesaikan secara
mandiri dan tidak mempengaruhi kinerjanya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka Instalasi Diklat RSUD dr. H. Chasan
Boesoirie Ternate bermaksud menyelenggarakan Orientasi dan Pelatihan Mutu dan
Keselamatan Pasien, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) dan Basic Life Support (BLS) bagi Pegawai Baru di RSUD dr. H.
Chasan Boesoirie Ternate sebagai wujud peningkatan pengetahuan pegawai tentang Mutu
dan Keselamatan Pasien, PPI, K3 dan BLS.
II. TUJUAN
1. Pegawai baru dapat memahami visi dan misi RSUD dr. H. Chasan Boesoirie
Ternate.
2. Pegawai baru dapat memahami nilai-nilai dan budaya organisasi RSUD dr. H.
Chasan Boesoirie Ternate.
3. Pegawai baru dapat memahami produk layanan RSUD dr. H. Chasan Boesoirie
Ternate.
4. Pegawai baru dapat memahami hak dan kewajibannya sebagai pegawai RSUD
dr. H. Chasan Boesoirie Ternate
5. Pegawai baru dapat memahami prinsip-prinsip kerjasama tim (team work
building).
6. Pegawai baru memahami tugas pokok dan fungsinya.
7. Pegawai baru dapat memahami pengetahuan dasar tentang Mutu Keselamatan
Pasien, PPI, K3 dan BLS.
III. PESERTA
Peserta orientasi dan pelatihan ini terdiri dari pegawai baru di RSUD dr. H. Chasan
Boesoirie Ternate yang berjumlah 50 orang.
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
RSUD dr. H. Chasan Boesoirie Ternate telah melaksanakan kegiatan orientasi
pegawai baru yang difasilitasi oleh Instalasi Diklat pada hari senin dan selasa tanggal
04 – 05 Juli 2022 bertempat di Aula RSUD dr. H. Chasan Boesoirie Ternate lantai 2.
Jadwal Pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
NO WAKTU URAIAN KEGIATAN
Hari I (Hari/ Tanggal : Senin, 04 Juli 2022)
1 07.30 - 08.00 Registrasi
2 08.00 - 08.15 Pre test
3 08.15 - 09.00 Pembukaan
4 09.00 - 09.45 BLC
2
5 09.45 - 10.00 Coffe break
6 10.00 - 12.00 PMKP / Sasaran Keselamatan Pasien
7 12.00 - 12.30 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
8 12.30 - 13.15 ISHOMA
Lanjutan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
9 13.15 - 14.00
(PPI)
10 14.00 - 16.00 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Hari II (Hari/ Tanggal : Selasa, 05 Juli 2022)
11 08.00 - 10.00 Basic Life Support (BLS)
12 10.00 - 10.15 Coffe break
13 10.15 - 12.30 Kinerja dan Disiplin Pegawai
14 12.30 - 13.15 ISHOMA
15 13.15 - 14.00 Tata Tertib/ Etika dan Pelayanan Prima
Proses Kredensial & Re-Kredensial Komite
16 14.00 - 16.00
Keperawatan
17 16.00 - 16.15 Post Test
18 16.15 - 16.45 Penutup
16.45 s/d
19 Orientasi Lapangan
Selesai
3
6. Tim Komite K3
7. Tim BLS
VII. MONITORING DAN EVALUASI
Pada saat persiapan panitia memantau perkembangan peserta dan menyampaikan
pada fasilitator pada akhir pelatihan fasilitator mengajak peserta orientasi dan pelatihan
untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan selama 2 (dua) hari, Pada pre test
peserta pelatihan yang dilakukan didapatkan angka rata-rata 60.17 point sedangkan pada
post test didapatkan angka rata-rata 67.54 point. Kesimpulannya yaitu ada peningkatan 7.37
point. Hal ini dapat diartikan bahwa peserta pelatihan tersebut dapat memahami materi yang
diberikan.
VIII. KEUANGAN
Terlampir
IX. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan orientasi dan pelatihan MKP, PPI, K3 dan BLS bagi
pegawai baru tahun 2022 di RSUD dr. H. Chasan Boesoirie Ternate dibuat dengan harapan
pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk pegawai baru serta
dapat meningkatkan penyelenggaraan orientasi pegawai baru berikutnya.
4
Sarbanun SKM.M.sc
*Etika, secara Etimologis berasal dari bahasa Yunani
kuno yaitu “Ethikos “ yang artinya adalah Suatu perkara
yang timbul dari suatu kebiasaan
* Menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik sesuai dengan ilmu
dan kiat keperawatan dalam melakukan pelayanan
3. Justice ( Keadilan)
8. Accountability ( Akuntabilitas)
* 1. Malpraktek
Kesalahan profisional atau kurangnya ketrampilan yang tidak masuk akal
* Dilihat dari defenisi di atas maka malpraktek dapat terjadi karena tindakan yang disengaja
(Intentional) seperti micconduct tertentu, tindakan kelalaian(negligence), ataupun suatu kekurang-
mahiran/ ketidakkompetenan yang tidak beralasan( sampurno, 2005)
* 2. Neglience ( Kelalaian)
* Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti malpraktik
tidak selalu ada unsur kelalaian
* Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukandan dapat melanggar standar sehingga
mengakibatka cedera/ kerugian orang lain ( Sampurno, 2005)
TERIMA KASIH
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA
RSUD Dr.H.CHASAN BOESOIRIE
TERNATE
KEBIJAKAN REKRUITMEN
PEGAWAI NON PNS
FUNGSIONAL KESEHATAN
RSUD DR.H.CHASAN BOESOIRIE
D I S A M PA I K A N O L E H :
Seleksi PNPNS
Setiap PNPNS wajib mengisi Formulir Penilaian Sasaran Kerja dan Sikap
Kerja PNPNS
Formulir Penilaian Sasaran Kerja dan Sikap Kerja PNPNS ditandatangani
oleh tim penilai kinerja.
Penilaian disampaikan kepada kepala Bidang SDM melalui Subbid
Administrasi dan Kepangkatan Kepegawaian.
Hasil penilaian menetukan perpanjangan dan pemberhentian perjanjian
kerja PNPNS.
Perjanjian Kerja dapat diperpanjangan dalam hal hasil penilaian kinerja
memenuhi kriteria :
Penilaian Sasaran Kerja minimal BAIK
Penilaian Sikap Kerja minimal CUKUP
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA
RSUD Dr.H.CHASAN BOESOIRIE
TERNATE
Orientasi Pelayanan
Integritas
Komitmen
Disiplin
Kerjasama
Kepemimpinan
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA
RSUD Dr.H.CHASAN BOESOIRIE
TERNATE
Membebaskan
Jalan Nafas :
Ada 2 Cara :
1. Tidak menggunakan alat
2. Menggunakan Alat
Diagnosis adanya gangguan jalan nafas
dilakukan dengan cara :
• Finger Sweep
MENGATASI SUMBATAN JALAN NAFAS PARSIAL
1. SUCTION (PENGHISAP)
Untuk membersihkan jalan nafas karena benda
Cair (Lendir, darah )
2. FORCEP (PENJEPIT)
Untuk mengambil benda asing pada jalan
nafas.
BANTUAN HIDUP DASAR
(AHA 2020)
BASIC LIFE SUPPORT
RSUD Dr H CHASAN BOESOIRIE TERNATE
Otak
tidak dapat O2 mati
Jantung
“ 3 – 8” menit
38
Lanjutan
39
Keterlambatan BHD
Keterlambatan Kemungkinan
BHD berhasil
40
Henti napas.
Indikasi BHD
Henti jantung
41
Tujuan BHD
1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau
berhentinya pernafasan
2. Memberikan bantuan eksternal
terhadap sirkulasi dan ventilasi dari
pasien yang mengalami henti jantung
atau henti nafas melalui resusitasi
jantung paru ( RJP ).
42
Langkah-langkah BHD / RJP
43
NILAI RESPON PASIEN
44
Memeriksa korban dengan
cara menggoncangkan bahu
45
SEGERA BERTERIAK MINTA PERTOLONGAN
47
3. PERIKSA NADI (Check Pulse)
Tentukan ada tidaknya nadi dalam waktu
< 10 detik
KOMPRESI JANTUNG LUAR
Pada 1/2 bawah sternum, diantara 2 putting susu
Kedalaman kompresi jantung minimal 5 cm
1 menit 100-120 x/menit
Rasio Kompresi Jantung Luar - Nafas Bantu 30 : 2
( satu atau 2 penolong)
49
KOMPRESI JANTUNG LUAR
50
100x per menit
Min 5
cm
51
AIRWAY (JALAN NAFAS)
PEMERIKSAAN JALAN NAFAS
52
MEMBUKA JALAN NAFAS
Head tild - Chin lif atau Jaw thrust
53
6. BREATHING (PERNAPASAN)
MULUT KE MULUT
MULUT KE MASK
55
Mulut ke hidung Mulut ke stoma
56
BAG VALVE MASK
( AMBU BAG )
57
BREATHING
59
Evaluasi airway & breathing
Bila pasien kembali bernafas spontan dan
normal tetapi tetap belum sadar, ubah
posisi pasien ke posisi miring mantap,
bila pasien muntah tidak terjadi aspirasi .
60
RJP Sebelum & Sesudah Intubasi
Sebelum intubasi
Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2 penolong)
Anak (1-8 th) 30 : 2 (1 penolong)
Bayi (<1 th ) 15 : 2 (2 penolong)
Setelah intubasi
Kompresi 100-120 x/mnt
Ventilasi 8 - 10 x/mnt
5 x siklus 30 :2 (= 2mnt) nilai ulang sirkulasi
61
EVALUASI
62
POSISI UNTUK MENJAGA JALAN
NAPAS/POSISI SISI MIRING MANTAP
63
Recovery Position
RJP DIHENTIKAN
Kembalinya ventilasi & sirkulasi spontan
Ada yang lebih bertanggung jawab
Penolong lelah atau sudah 30 menit tidak ada
respon.
Adanya DNAR
Tanda kematian yang irreversibel
65
RJP TIDAK DILAKUKAN
Nafas buatan :
inflasi gaster
regurgitasi
mengurangi volume paru
Bila terjadi inflasi gaster
perbaiki jalan nafas
hindari TV yang besar dan laju
nafas yang cepat
67
KOMPLIKASI RJP
Frakturiga & sternum, sering terjadi terutama
pada orang tua, RJP tetap diteruskan walaupun
terasa ada fraktur iga. Fraktur mungkin terjadi
bila posisi tangan salah.
Pneumothorax
Hemothorax
Kontusio paru
Laserasihati dan limpa, posisi tangan yang
terlalu rendah akan menekan procesus
xipoideus ke arah hepar atau limpa
Emboli lemak 68
BLS Guidelines :
Pengenalan segera pd sudden cardiac arrest
(SCA) didasarkan unresponsive dan tdk napas
normal (tidak bernapas atau hanya gasping)
Look, Listen & Feel dihilangkan dari algoritma BLS
Menganjurkan hand-only (chest compression
only) CPR pd penolong awam yg tdk terlatih
Sekuens berubah dari ABC CAB
Penolong terus melakukan CPR hingga terjadi
return of spontaneous circulation (ROSC)
BLS Guidelines (Lanjutan...)
Selain itu faktor yang sangat penting adalah Program perbaikan gizi
melalui pemberian makanan tambahan bagi tenaga kerja, terutama
bagi pekerja kasar.
BAHAYA POTENSIAL DI RS
BAHAYA POTENSIA DI RS DAPAT MENGAKIBATKAN PENYAKIT DAN KECELAKAAN AKIBAT
KERJA.
FAKTOR YANG MENYEBABKAN :
• BIOLOGI VIRUS, BAKTERI, JAMUR
• KIMIA ANTISEPTIK, GAS ANAESTESI
• ERGONOMI CARA KERJA YANG SALAH
• FISIKA RADIASI, BISING, LISTRIK, SUHU, GETARAN
• PSIKOSOSIAL HUBUNGAN KARY/ATASAN, BEBAN KERJA
MANAJEMEN K3 RS
SUATU PROSES KEGIATAN YANG DIMULAI DENGAN TAHAP
PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN, PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN YANG BERTUJUAN UNTUK MEMBUDAYAKAN K3 DI
RS
MANAJEMEN—MANAGE—YANG BERARTI:
- PERENCANAAN
- PENGORGANISASIAN
- PELAKSANAAN
- PEMANTAUAN
KESIMPULAN
• HUBUNGI OPERATOR
DENGAN TELEPON
• BERI TANDA YANG
MENARIK PERHATIAN,
BERTERIAK SAMBIL
MELAMBAIKAN KAIN DARI
JENDELA, DLL.
• BERNAFASLAH PENDEK-
PENDEK SAMBIL
MERANGKAK
MENYELAMATKAN DIRI
PETUNJUK BAGI PENGHUNI BANGUNAN/GEDUNG
Pegangan
Pin Pengunci Nozzle Bawah
PROSEDUR PENGGUNAAN APAR
BENCANA ALAM
SUMBER BENCANA
ALAM
• Gempa bumi
• Banjir /
Tsunami
• Gunung
meletus
• Tanah longsor
MANUSIA
• Human error
• Penebangan Hutan
• Sabotase, Pemogokan, Peperangan
• Membuang sampah di sungai
• Membakar sampah/ hutan sembarangan
FISIK DAN MATERIAL :
FOKUS AREA
Pemilihan indikator & pengumpulan
DALAM BAB 3. data
PMKP
PENGUKURAN MUTU
PENINGKATAN
MUTU RS
STANDARISASI
4
suatu cara utk mengukur
mutu dari suatu kegiatan
merupakan variabel yg
digunakan utk menilai
perubahan
pemilihan indikator-luwi 28 juli2015 5
Pemilihan indikator & pengumpulan data
(PMKP 3.1, 3.2, 3.3)
11 Indikator
Area Klinik 9 Indikator 6 Indikator
(IAK) Area Sasaran
5 Indikator Manajemen Keselamatan
International (IAM) Pasien (ISKP)
Library (IIL)
Data dikumpulkan
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
INDIKATOR AREA KLINIK
AREA INDIKATOR PIC
Asesmen Pasien Pengkajian awal medis pasien rawat inap Instalasi Rawat Inap
kurang dari 1x24 jam
Layanan Laboratorium Waktu tunggu hasil pemeriksaan CBC < 30 Instalasi Laboratorium Klinik
menit
Layanan Radiologi Kejadian kegagalan pelayanan rongseng Instalasi Radiologi
karena foto tidak bisa dibaca
Prosedur bedah Pelayanan pasien operasi elektif, tertunda Instalasi Kamar Operasi
operasi > 1 jam dari yang dijadwalkan
Penggunaan antibiotic dan obat lainnya Ketepatan waktu pemberian antibiotic per Instalasi Kamar Operasi
operasi (min 1 jam sebelum diiris)
Kesalahan obat dan kejadian nyaris cedera Tidak ada insiden penulisan etiket pada obat Instalasi Framasi
pasien di instalasi farmasi
Penggunaan anestesi dan sedasi Pengkajian Pra-anastesi pada pasien yang Instalasi Rawat Inap
akan dilakukan oprasi elektif dilaksanakan 6-
12 jam sebelum oprasi
Penggunaan darah dan produk darah Angka reaksi tranfusi darah di ruangan rawat Instalasi Rawat Inap
inap
Ketersediaan isi dan penggunaan rekam Kelengkapan pengembalian rekam medik Instalasi Rekam Medik
medic 1x24 jam
Pencegahan dan pengendalian Komite PPI
pengawasan serta pelaporan infeksi Angka kejadian phlebitis
Penelitian Klinis Kelengkapan informasi untuk mendapatkan Diklat
persetujuan pasien pada setiap penelitian
klinis
INDIKATOR AREA MANAJEMEN
AREA INDIKATOR PIC
Ketersediaan obat sesuai formolarium Tersedianya obat esensial dalam Instalasi Farmasi
rumah sakit pelayanan diruangan rawat
Pelaporan aktifitas yang diwajibkan Laporan kejadian KTD sentinel ke KPRS Komite KPRS
oleh peraturan dan UU < 2x24 jam
Manajemen risiko Pengadaan bahan berbahaya dan Kesling
beracun
Manajemen penggunaan sumber daya Pelatihan karyawan minimal 20 jam Diklat
pertahun
Harapan, kepuasan pasien dan Tingkat kepuasan pasien rawat inap, Rawat jalan, Rawat inap, IGD
keluarga rawat jalan dan unit gawat darurat
Harapan dan kepuasan staf Ketepatan kenaikan pangkat jabatan Kepegawaian
fungsional
Demografi dan diagnosis klinis pasien Tren 10 besar diagnosis terbanyak dan Instalasi Rekam Medik
demografinya
Peningkatan komunikasi yang efektif Verifikasi ketepatan prosedur TBaK saat Sub komite SKP
menerima instruksi verbal melalui
telepon
Peningkatan keamanan obat yang Obat-obat high alert elektrolit pekat di Sub komite SKP
perluh di waspadai ruangan IGD
Kepastian tempat lokasi, tepat Kelengkapan pengisian format chek list Sub komite SKP
prosedur, tepat pasien oprasi keselamatan pasien oprasi
Pengurangan resiko infeksi terkait Kepatuhan hand higiene (cuci tangan ) Sub komite SKP
pelayanan kesehatan untuk petugas
Mengurangi risiko jatuh Insiden pasien jatuh selama perawatan Sub komite SKP
rawat inap dirumah sakit
TERIMA KASIH
OLEH
DIKLAT RSUD dr. H. CHASAN BOESOIRIE
TERNATE
PENGERTIAN
4-3
Handsrub antiseptik
4-4
Teknik kebersihan tangan
• Sebelum melakukan kebersihan tangan
Pastikan perhiasan cincin, termasuk cincin
kawin, gelang, arloji, tidak dipakai.
• Penelitian: kulit dibawah perhiasan
kolonisasi yang berat, sulit
dibersihkan/dekontaminasi
• Memakai perhiasan akan sulit saat memakai
sarung tangan.
5 Momen indikasi cuci tangan
KONSEP TRANSMISI MIKROBA
BERDASARKAN AREA
HEALTH-CARE AREA
ZONA PASIEN
Critical site with
infectious risk
for the patient
Critical site
with body fluid
exposure risk
ZONA PASIEN DAN KONTAK YANG TERJADI
2
3
1
4/5
H Sax, University Hospitals, Geneva 2006
OLEH
DIKLAT RSUD dr. H. CHASAN BOESOIRIE
TERNATE
ALAT PELINDUNG DIRI
Defenisi :
APD adalah pakaian khusus atau peralatan
yang dipakai petugas untuk memproteksi
diri dari bahaya phisikal, chemical,
biologis/bahan infeksius(OSHA, CDC)
5-16
Jenis Alat Pelindung :
• Menggunakan sepatu
boot
5
• Menggunakan masker
N95
6
• Menggunakan kacamata
pelindung (goggle)
7
4. Melepaskan visor
(Masukkan dalam wadah /
ember yang disediakan)
Melepas sepatu boot dengan cara
menginjak bagian tumit
sepatu.(Masukkan dalam wadah / ember
yang disediakan)
APRON
TEMPAT BENDA
MASKER
TAJAM