Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis
IDENTITAS DIRI
Nama : Andi Angger Sutawijaya
Alamat : Jln. Pahlawan No. 56 Rt.001 Rw.01 Cempaka Putih Ciputat
Timur Tangerang Selatan Banten 15412
Tempat dan Tanggal
Lahir : Jakarta, 07 Juni 1988
Status : Single
Nomor Telepon : Ph. 021-7413330
Hp. 0812 87870688 - 08990095903
e-mail : angger.sutawijaya@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
1994 - 2000 : SDI Ruhul Amin
SMP M.H.
2000 - 2003 : Thamrin
2003 - 2006 : MAN 11 Jakarta
2006 - 2012 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
2004 - 2005 : KIR MAN 11 Jakarta sebagai Kordinator Buletin dari Divisi
Penelitian dan Pengembangan
2007 - 2008 : Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian/Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah sebagai Mentri
Penelitian, Pengembangan dan Profesi
2008 - 2009 : Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian/Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah sebagai Presiden
BEM Jurusan
2006 - 2007 : Lembaga Semi Otonom Campus Intrepeneur Comunity
Fakultas Sain dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah sebagai
Staf Produksi
2007 - 2008 : Lembaga Semi Otonom Campus Intrepeneur Comunity
Fakultas Sain dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah sebagai
Staf HRD
2006 - 2008 : Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia sebagai
Kordinator Informasi dan Komunikasi
2009 - 2011 : Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia sebagai
Kordinator Kajian Strategis
2009 - 2011 : Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi
Pertanian Indonesia (POPMASEPI) sebagai Pengurus
Wilayah II
2006 - 2010 : Buletin Ilalang sebagai Reporter
PENGALAMAN PELATIHAN
2006 -2007 : Training Organizasion Plat Form di Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
2006 - 2007 : Pelatihan Bisnis dan Kewirausahaan di Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
2007 - 2008 : Pelatihan Bisnis dan Kewirausahaan di Student Center
UIN Syarif Hidayatullah
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya, penulisan skripsi yang berjudul ”ANALISIS TINGKAT
KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI IKAN HIAS AIR
TAWAR DI KELURAHAN CIPEDAK KECAMATAN JAGAKARSA
KOTA MADYA JAKARTA SELATAN” dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam Penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya, para sahabat, dan kepada kita semua yang
mengharapkan safa’atnya di hari kiamat nanti.
Pada penulisan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik secara moril dan
materiil sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untaian terima kasih
yang dalam Penulis tunjukkan kepada:
1. Dr. Syopiansyah Jaya Putra M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Acep Muhib, MM dan Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ir. Siti Rochaeni, M.Si dan Achmad Tjachja Nugraha selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan saran dan dukungan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dr.Ir. Edmon Daris, MS dan Dr. Yon Girie Mulyono, M.Si sebagai dosen
penguji yang telah mengoreksi dan memberikan banyak masukan sehingga
menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Bapak Irwan, selaku pendamping lapangan (Ketua Kelompok Tani) yang
telah memberikan masukan selama melakukan penelitian.
6. Segenap pimpinan dan karyawan Balai Benih Induk (BBI) Ciganjur UPT.
Balai Budidaya Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta
beserta para petani ikan hias air tawar yang telah mengijinkan dan
membantu memberikan informasi-informasi yang sangat berguna dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Orang tua (Andi Burhanuddin dan Siti Rahmalia) dan adik (Andi
Wulandari Harnum) yang telah memberikan dukungan dan semangat
kepada Penulis serta do’a yang selalu dipanjatkan kepada-Nya.
8. Rofikoh yang telah mencurahkan semangat, dukungan dan motivasi yang
tiada henti kepada Penulis.
9. Teman-teman Agribisnis 2006 untuk segala dukungan dan semangatnya.
10. Dosen-dosen Agribisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik
dari sistematika, bahasa, maupun dari segi materi. Atas dasar ini, penulis
mengharapkan komentar, saran, dan kritik dari pembaca agar dapat
menjadikannya lebih baik. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang
lebih luas bagi pembaca dan semoga bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
i
3.5.1 Analisis Pendapatan Rumah Tangga ................................................... 33
3.5.2 Analisis Pengeluaran Rumah Tangga ................................................. 34
3.5.3 Analisis Tingkat Kesejahteraan........................................................... 34
3.5.4 Uji Hipotesis ....................................................................................... 35
ii
5.1.5 Pengeluaran Rumah Tangga Petani Ikan Hias Air Tawar ........................... 58
5.1.5.1 Pengeluaran untuk Kebutuhan Pangan................................................. 59
5.1.5.2 Pengeluaran untuk Kebutuhan non Pangan.......................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Jumlah penduduk Kecamatan Jagakarsa dalam bulan Desember 2008 .............. 42
Tabel 7. Kesenian dan kebudayaan di wilayah Kecamatan Jagakarsa tahun 2011 ........... 46
Tabel 8. Sarana dan prasarana umum di Kecamatan Jagakarsa tahun 2011 ..................... 47
Tabel 10. Analisis pendapatan usaha ikan hias air tawar petani ikan hias air tawar
di Kelurahan Cipedak tahun 2011 ............................................................... ...... 55
Tabel 11. Pendapatan rumah tangga petani ikan hias air tawar di Kelurahan
Cipedak tahun 2011............................................................................................. 57
Tabel 12. Pengeluaran rumah tangga petani ikan hias air tawar di Kelurahan
Cipedak tahun 2011............................................................................................. 59
Tabel 13. Pendapatan dan pengeluaran per kapita per tahun anggota rumah tangga
petani ikan hias air tawar di Kelurahan Cipedak tahun 2011............................. 60
Tabel 14. Indikator keadaan tempat tinggal petani ikan hias air tawar di
Kelurahan Cipedak tahun 2011 ........................................................................... 66
Tabel 15. Indikator keadaan tempat tinggal petani ikan hias air tawar di
Kelurahan Cipedak tahun 2011 ........................................................................... 69
Tabel 16. Indikator kesehatan anggota keluarga petani ikan hias air tawar di
iv
Kelurahan Cipedak tahun 2011 ........................................................................... 75
Tabel 19. Indikator kehidupan beragama di Kelurahan Cipedak tahun 2011 ..................... 76
Tabel 20. Indikator rasa aman dari gangguan kejahatan di Kelurahan Cipedak
tahun 2011 ........................................................................................................... 77
Tabel 23. Hasil uji regresi pengaruh variabel fasilitas tempat tinggal, kesehatan
keluarga, kemudahan pendidikan terhadap tingkat kesejahteraan rumah
tangga petani ikan hias air tawar di kelurahan cipedak tahun 2011 .................... 79
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8. Indikator Kemudahan Rumah Tangga Petani Ikan Hias Air Tawar Di
Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota Madya Jakarta Selatan
Mendapatkan Pelayanan Kesehatan dari Tenaga Medis Tahun 2011 ........... 110
Lampiran 9. Indikator Kemudahan Rumah Tangga Petani Ikan Hias Air Tawar Di
Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota Madya Jakarta Selatan
Memasukkan Anak ke Suatu Jenjang Pendidikan Tahun 2011 .................... 111
Lampiran 10. Indikator Kemudahan Rumah Tangga Petani Ikan Hias Air Tawar
Mendapatkan Fasilitas Transportasi Di Kelurahan Cipedak Kecamatan
Jagakarsa Kota Madya Jakarta Selatan Tahun 2011 .................................... 112
Lampiran 11. Indikator Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Ikan Hias Air
Tawar Di Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota Madya
Jakarta Selatan Tahun 2011 .......................................................................... 113
vii
Lampiran 13. Foto-foto Petani Ikan Hias Air Tawar Di Kelurahan Cipedak
Kecamatan Jagakarsa Kota Madya Jakarta Selatan Tahun 2011 .................. 115
Lampiran 14. Peta Kecamatan Jagakarsa Kota Madya Jakarta Selatan Tahun 2011 .......... 116
Lampiran 15. Identitas Responden Petani Ikan Hias Air Tawar Di Kelurahan
Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota Madya Jakarta Selatan Tahun
2011) ............................................................................................................. 117
viii
BAB I
PENDAHULUAN
dan hasil pertanian. Berdasarkan bidang usaha, sektor pertanian dibagi atas sub
perikanan, perkebunan dan jasa pertanian. Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang
pada tahun 2002, kesempatan kerja yang di ciptakan di sektor pertanian sebanyak
Sektor perikanan adalah salah satu sektor yang sedang dapat perhatian
yang cukup besar, sektor ini diharapkan bisa menjadi sumber devisa bagi Negara,
misalnya melalui bisnis ikan hias, baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air
laut. Tujuan pembangunan sektor perikanan dalam arti luas antara lain untuk
meningkatkan kesejahteraan terutama bagi para petani ikan dan nelayan, melalui
dalam pasar domestik maupun ekspor. Selama ini ekspor perikanan kurang lebih
90 persen didominasi oleh udang, tuna dan cakalang. Oleh sebab itu perlu
mempunyai peluang yang besar walaupun belum menjadi prioritas utama. Tujuan
ekspor ikan hias Indonesia sepuluh tahun lalu hanya ke Singapura, tetapi kini
1
sudah merambah ke enam puluh negara di dunia. Volume ekspor ikan hias pun
meningkat dari 0,09 persen menjadi 9 persen per tahun. Hampir seluruh jenis
ikan hias di ekspor, meskipun primadonanya hanya beberapa jenis saja (Raharjo
Salah satu daerah penghasil ikan hias air tawar yang potensial adalah
Madya Jakarta Selatan atau dikenal dengan sebutan Ciganjur. Selain ikan hias air
tawar, usaha perikanan yang terdapat di daerah ini meliputi pembenihan ikan, dan
Pada tahun 2010 lahan yang diusahakan untuk budidaya ikan hias air tawar
sebagai kegiatan taman usaha perikanan yang dikelola oleh petani ikan hias,
sedangkan 7,4 ha dikelola oleh Balai Benih Induk (BBI)/UPT Balai Budidaya
Perikanan.
hias yang cukup besar. Berdasarkan data Dinas Perikanan DKI Jakarta, produksi
ikan hias pada tahun 1998 adalah 29.879.630 ekor, sedangkan pada tahun 2001
adalah sebesar 67.922.237 ekor. Peningkatan produksi dari tahun 1998 – 2001
DKI Jakarta. Ekspor ikan hias di DKI Jakarta terus meningkat pada periode tahun
2
1995 – 2001 dengan perkembangan rata-rata 13,2 persen per tahun (Dinas
angka kemiskinan dari total penduduk miskin 36 juta jiwa pada tahun 2004,
(Sugiarto, 2008:1). Hal ini menjadi pernyataan bahwa petani belum mencapai
tingkat kesejahteraan. Sulit sebenarnya mendefinisikan dengan tepat apa itu yang
obyektif, ia juga dapat didefinisikan baik dengan istilah kualitatif deskriptif atau
Maret 2010 sebesar 31,02 juta orang (13,33 persen). Dibandingkan dengan
penduduk miskin pada bulan Maret 2009 yang berjumlah 32,53 juta (14,15
20,00
15,00
10,00
5,00
Gambar 1. Persentase penduduk miskin di Indonesia periode Maret 2009 s.d Maret 2010
Sumber: Badan Pusat Statistik (2010)
3
Semakin menurunnya jumlah penduduk miskin tidak berarti berpengaruh
secara signifikan pada sektor pertanian. Pasalnya, petani masih menjadi mayoritas
masukan dari luar seperti pupuk, bibit dan obat, disamping permasalahan iklim
dan teknologi.
Ditengah besarnya pengembangan ikan hias air tawar di DKI Jakarta dan
untuk mengkaji dan menganalisis tingkat kesejahteraan rumah tangga petani ikan
hias air tawar yang ada di Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota Madya
Jakarta Selatan untuk melihat samapi sejauh mana sektor budidaya ikan hias air
Selatan”.
ada sekarang, masih banyak petani dan nelayan yang hidup dibawah garis
kemiskinan.
4
Pada tahun 2001 terdapat 3,2 juta rumah tangga yang bekerja di sektor
perikanan. Jika satu rumah tangga rata-rata beranggotakan 5 orang, maka terdapat
16 juta orang yang berhubungan dengan sector perikanan secara langsung. Sekitar
70 persen dari jumlah tersebut masih tergolong miskin, hal ini terkait dengan
tingkat pendapatan yang diterima dari mata pencaharian yang dilakukan. ( Dahuri,
2001)
tingkat kehidupan para petani dan nelayan yang terdapat didalamnya ke tingkat
Dari uraian diatas, permasalahan yang dilihat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kesejahteraan rumah tangga petani ikan hias air tawar
dilihat dari total pendapatan rumah tangga, pengeluaran rumah tangga dan
5
1. Mengetahui tingkat kesejahteraan rumah tangga petani ikan hias air tawar
Jakarta Selatan.
lebih lanjut.
yang melakukan budidaya ikan hias air tawar dan anggota kelompok tani. Tingkat
kesejahteraan suatu rumah tangga dapat dilihat dengan jelas melalui besarnya
pendapatan yang diterima oleh rumah tangga yang bersangkutan dan besar
pengeluarannya. Pengeluaran rata-rata per kapita per tahun adalah rata-rata biaya
yang dikeluarkan rumah tangga selama setahun untuk konsumsi semua anggota
keluarga dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga. Determinan utama dari
tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk adalah daya beli. Apabila daya beli
6
menurun maka kemampuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup menurun
dengan konsep kriteria BPS 2005 dalam SUSENAS yang telah dimodifikasi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Usahatani
Patong, 1973). Organisasi ini berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh
Indonesia adalah berlahan sempit, modal yang relative kecil, tingkat pengetahuan
tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian, seperti tanah dan air,
perbaikan – perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,
saluran air), dan tanaman atau hewan ternak. Istilah usahatani lebih tepat
digunakan pada pertanian rakyat karena mencakup pengertian yang lebih luas,
yaitu mulai dari bentuk yang paling sederhana sampai bentuk yang paling modern
8
Beberapa faktor yang mempengaruhi tipe usahatani, yaitu (1) faktor alam
yang terdiri dari iklim, tanah dan topografi; (2) faktor ekonomi; (3) faktor budaya
taraf hidup; serta (4) faktor kebijakanan penguasa atau pemerintah. Secara lebih
jelas diuraikan bahwa faktor ekonomi yang mempengaruhi usahatani terdiri dari
kekurangan produksi, nilai lahan, tersedianya modal dan tersedianya tenaga kerja
keuntungan juga bertujuan untuk memperoleh posisi atau status sosial dan
memenuhi kebutuhan pangan. Selain itu, juga untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga dengan cara menjamin sumber – sumber tunai untuk membeli barang dan
jasa yang tidak dapat diproduksi sendiri dan mengakumulasikan tabungan guna
investasi ruah tangga untuk keperluan usahatani maupun non usahatani yang
suatu kegiatan usaha dan menggambarkan keadaan yang akan dating dari
mengukur apakah kegiatan usaha berhasil atau tidak. Menurut Soeharjo diacu
9
dalam Siti Alfiah (2002), suatu usaha dikatakan berhasil apabila situasi
3. Cukup untuk membayara upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk – bentuk
ditetapkan. Penerimaan adalah hasil perkalian dari jumlah produksi total dengan
harga satuan, sedangkan pengeluaran atau biaya adalah nilai penggunaan sarana
produksi atau input dan lain – lain (Tjakrawiralaksana diacu dalam Siti Alfiah,
2002).
diperoleh langsung dari hasil penjualan produksi, tetapi juga termasuk penerimaan
– penerimaan yang berasal dari hasil menyewakan atau menjual benda – benda
modal yang kelebihan atau tidak terpakai lagi, menyewakan tenaga ternak dan
penambahan nilai inventaris. Masih ada penerimaan lain yang sering lupa
diperhitungkan, yaitu penerimaan dalam bentuk fasilitas yang diterima petani dan
keluarganya dari usahataninya sendiri dan penerimaan dalam bentuk hadiah dan
10
2.1.3 Pendapatan Rumah Tangga
pendapatan keluarga yang diperoleh dari bekerja. Tipe anggota keluarga berusia
Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa anggota keluarga seperti istri dan anak –
anak adalah penyumbang dalam berbagai kegiatan baik dalam pekerjaan rumah
adalah seluruh pendapatan dan penerimaan yang diterima oleh seluruh anggota
seluruh anggota rumah tangga ekonomi yang bekerja sebagai buruh sebagai
2. Pendapatan dari hasil usaha seluruh anggota rumah tangga yang berupa
pendapatan kotor, yaitu selisih nilai jual barang dan jasa yang diproduksi
lain dari (a) perkiraan sewa rumah milik sendiri; (b) bunga, deviden, royalty,
sebagainya; (c) buah hasil usaha (hasil usaha sampingan); (d) penerimaan dan
11
klaim asuransi jiwa; (e) kiriman dari family/pihak lain secara rutin, ikutan
ikan air tawar ada kemungkina terjadi perbedaan besar pendapatan antara petani
ikan yang satu dengan yang lainnya. Penyebabnya ada dua faktor yaitu modal dan
jenis ikan yang diusahakan. Faktor modal diwakili oleh jumlah kolam yang
memproduksi ikan dalam jumlah banyak dan sebaliknya dengan jumlah kolam
yang lebih sedikit, petani ikan hanya dapat memproduksi ikan yang lebih sedikit.
Jenis ikan yang diusahakan juga mempengaruhi pendapatan, karena setiap jenis
rumah tangga dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu pengeluaran untuk
lebih besar 50% dari seluruh pengeluaran. Sebaliknya, dinegara yang sudah maju
12
Pengeluaran untuk makanan, minuman dan jasa-jasa digunakan
benar dikonsumsi oleh rumah tangga atau keluarga selama penelitian. Sedangkan
yang telah dibawa dari luar kota ke dalam rumah tangga selama referensi waktu
penelitian.
minimunya.
bahan bakar, penerangan dan air, barang dan jasa, pakaian, alas kaki, serta
13
2.1.5 Kemiskinan
penguasaan sumberdaya fisik dan non fisik, dengan kata lain bahwa kemiskinan
miskin pada tahun 2004 secara absolut terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali,
yaitu lebih dari setengah penduduk miskin Indonesia atau 20,71 juta jiwa. Sisanya
tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau lainnya antara 1,30
seseorang atau sekelompok orang, laki – laki dan perempuan, tidak mampu
kehinpan yang bermartabat. Hak – hak dasar masyarakat desa antara lain,
bersih, pertahanan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari
perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam
absolut dan kemiskinan relatif. Seseorang dikatakan miskin secara absolut apabila
14
dengan kata lain jumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
yaitu antara kelompok yang mungkin tidak miskin karena mempunyai tingkat
pendapatan yang lebih tinggi daripada garis kemiskinan dan kelompok masyarakat
rinci apa saja yang termasuk kebutuhan dasar dari individu atau rumah tangga.
(2) makanan dan gizi; (3) pendidikan; (4) kondisi pekerjaan; (5) situasi
kesemoatan kerja; (6) komsumsi dan tabungan; (7) pengangkutan; (8) perumahan;
(9) sandang; (10) rekreasi; (11) jaminan sosial; (12) kebebasan (Guharja dalam
Maharani, 2006)
seseorang atau rumah tangga miskin diperlukan beberapa faktor – faktor yang
semakin besar ketimpangan pendapatan per kapita maka akan semakin besar pula
tingkat kemiskinan. Di sisi yang lain untuk setiap tingkat pemerataan, makin
15
2.1.6 Kesejahteraan
Sosial, kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan sosial material maupun
spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman batin
baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi
hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
berbeda satu sama lain. Namun, pada prinsipnya kesejahteraan berkaitan erat
dengan kebutuhan dasar. Apabila kebutuhan dasar bagi individu atau keluarga
dapat dipenuhi, maka dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan dari individu atau
kemiskinan, apabila kebutuhan dasar belum terpenuhi oleh individu atau keluarga
maka dikatakan bahwa individu atau keluarga tersebut berada dibawah garis
kemiskinan.
namun tingkatan dari kesejahteraan itu sendiri merupakan sesuatu yang bersifat
relatif, karena tergantung dari besarnya kepuasan yang diperoleh dari hasil
16
Undang – undang No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup baik spiritual maupun
material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan
yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan.
3. Keluarga Sejahtera Tahap II, yaitu keluarga – keluarga yang disamping telah
17
4. Keluarga Sejahtera Tahap III, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi
5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus, yaitu keluarga – keluarga yang telah dapat
peluang berusaha dan peluang bekerja sebagai jalur pembuka dari satu mata rantai
kemiskinan berdasarkan konsumsi beras per kapita per tahun yang diukur dengan
nilai beras setempat pada tahun tersebut untuk daerah pedesaan, yaitu:
1. Tidak miskin, apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih besar dari nilai
18
2. Miskin, apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar
3. Miskin, apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar
4. Miskin, apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar
180 kg beras
bahan pokok dalam setahun yang dinilai dengan harga setempat. Kebutuhan hidup
minimum yang dipergunakan sebagai tolak ukur yaitu 100 kg beras, 15 kg ikan
1. Miskin sekali, apabila pengeluaran per kapita per tahun dibawah 75% dari
2. Miskin, apabila pengeluaran per kapita per tahun antara 75 – 125% dari nilai
3. Hampir miskin, apabila pengeluaran per kapita per tahun antara 125 – 200%
4. Tidak miskin, apabila pengeluaran per kapitta per tahun lebih besar dari 200%
19
Kesejahteraan rakyat mempunyai aspek yang sangat kompleks dan tidak
1. Pendapatan keluarga
9. Kehidupan beragama
tangga yang didasarkan pada pola pengeluaran untuk pangan, barang dan jasa,
pada jenis dinding rumah, jenis lantai, jenis atap serta status kepemilikan.
20
perumahan serta kondisi perlengkapan air minum, air mandi, cuci dan kakus (Biro
Keluarga Petani Ikan Hias Air Tawar di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan keluarga petani ikan
Sayogyo, kriteria kemiskinan dari Direktorat Tata Guna Tanah dan indikator
sebagian besar keluarga petani ikan hias tergolong tidak miskin. Berdasarkan
kriteria kemiskinan dari Direktorat Tata Guna Tanah tidak ada responden yang
tergolong miskin, tetapi terdapat 35% responden yang tergolong hampir miskin.
Dilihat dari indikator kesejahteraan dari Biro Pusat Statistik, sebanyak 72,5%
penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Untuk mengetahui tingkat
kriteria BPS dalam SUSENAS 2005, sedangkan untuk mengetahui seberapa besar
21
fasilitas tempat tinggal petani, kesehatan keluarga petani, kemudahan petani
Rumah Tangga digunakan uji Regresi Linear Berganda. Untuk mengetahui derajat
agroekologi, yaitu penerapan pertanian selaras dengan alam yang mengarah pada
mendapatkan hasil usaha tani yang baik secara sosial, ekonomi dan lingkungan.
Berdasarkan delapan indikator BPS 2005, rumah tangga petani yang termasuk
garis kemiskinan dari Direktorat Tata Guna Tanah, sebagian besar rumah tangga
sedangkan hasil uji t terlihat bahwa bila ada kenaikan pendapatan sebesar 1 satuan
satuan dan bila ada kenaikan kesehatan keluarga sebesar 1 satuan maka akan
22
Selain itu, keenam variabel bebas lainnya bila ada kenaikan 1 satuan berpengaruh
secara simultan (uji F) diperoleh nilai F hitunga dalah 9.687 dengan tingkat
probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,01 dan F tabel (3,51) dengan derajat
kebebasan 21, maka dapat disimpulkan bahwa F hitung > F tabel ini berarti
signifikan. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan
kesejahteraan (Y).
Pusat Statistik, 2005). Dari sebelas indikator tersebut yang memerlukan data
23
Pendapatan keluarga dilihat dari tiga sumber yaitu pendapatan dari usaha
perikanan ikan hias, pendapatan non ikan hias (ikan konsumsi) dan pendapatan
dari usaha non perikanan. Untuk mengetahui pendapatan dari usaha perikanan
ikan hias itu sendiri, dilakukan pengkajian terhadap penerimaan dan biaya yang
dikeluarkan dalam usaha ikan hias tersebut. Penerimaan adalah nilai total
penjualan ikan hias, sedangkan biaya adalah total biaya tetap dan biaya variabel.
Selisih antara penerimaan usaha dengan total biaya merupakan pendapatan usaha
ikan hias.
Sumber pendapatan keluarga dari usaha perikanan ikan hias dan usaha
perikanan non ikan hias (ikan konsumsi) akan menghasilkan pendapatan dari
pendapatan usaha non perikanan merupakan total pendapatan rumah tangga petani
yaitu pengeluaran untuk kebutuhan pangan, non pangan dan investasi. Ketiga
pendapatan dan pengeluaran keluarga petani ikan hias diketahui, maka dapat
dihitung besarnya pendapatan per kapita per tahun dan pengeluaran per kapita per
tahun dengan cara membagi pendapatan dan pengeluaran rumah tangga petani
ikan hias dengan jumlah anggota rumha tangga petani ikan hias. Besarnya
pendapatan dan pengeluaran per kapita per tahun ditambah dengan indikator
lainnya yang termasuk didalamnya kondisi sosial ekonomi petani tersebut yang
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga petani ikan
24
hias air tawar yaitu berdasarkan criteria Biro Pusat Statistik pada SUSENAS
2005.
Tata Guna Tanah pada indikator pertama (pendapatan rumah tangga) dan
rumah tangga). Alasan indikator pertama dan kedua dimodifikasi adalah karena
25
Rumah Tangga Petani
Pendapatan Pengeluaran
Usaha ikan hias Usaha ikan Usaha lain Pangan Non pangan Investasi
konsumsi
Pendapatan RT Pengeluaran RT
26
2.4 Batasan dan Definisi Operasional
1. Rumah tangga menurut Badan Pusat Statistik (2005) adalah sekelompok orang
2. Karakteristik petani adalah ciri, sifat atau faktor personal yang melekat pada
3. Rumah tangga petani ikan hias air tawar adalah pengertian rumah tangga
pekerjaan utama kepala rumah tangga adalah sebagai petani ikan hias air
tawar.
5. Pendapatan rumah tangga petani adalah pendapatan yang diterima oleh rumah
tangga petani yang berasal dari usaha tani ikan hias air tawar, usaha ikan
konsumsi, maupun usaha non perikanan selama satu tahun yang dinyatakan
27
6. Pengeluaran rumah tangga yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan
untuk kebutuhan hidup dalam jangka waktu satu tahun yang terdiri dari
pengeluaran untuk pangan, pengeluaran untuk non pangan dan investasi yang
tempat tinggal responden, kemudian dibagi dengan kelas (tiga kelas), yaitu
permanen, semi permanen, dan non permanen. Keadaan tempat tinggal ini
petani, kemudian dibagi dengan jumlah kelas (tiga kelas), yaitu lengkap,
sedang, dan kurang lengkap. Fasilitas tempat tinggal ini merupakan fasilitas
tangga petani selama satu tahun dengan kategori baik (<25 persen sering sakit)
nilai skor 3, cukup (25-50) nilai skor 2 dan kurang (>50 persen sering sakit)
nilai skor 1. Petani dan keluarga yang menerapkan akan dilihat tingkat
28
disediakan oleh kelurahan. Penggolongan didapat dengan cara mengurangkan
jumlah nilai terendah, kemudian dibagi dengan jumlah kelas (3 kelas), yaitu
mudah, sedang, dan sulit. Indikator ini akan melihat sejauh mana petani dapat
kemudian dibagi dengan jumlah kelas (3 kelas), yaitu mudah, sedang dan sulit.
Indikator ini akan melihat sejauh mana kemudahan petani dalam memasukkan
14. Rasa aman dari tingkat kejahatan adalah seberapa sering petani mengalami
29
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu mulai bulan Juli sampai
Agustus tahun 2011. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data dan
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
anggota rumah tangga, tingkat pendidikan, pengalaman usaha dan luas lahan,
transportasi, dan olahraga), kehidupan beragama, serta rasa aman dari gangguan
30
kejahatan. Data sekunder merupakan data penunjang yang diperoleh dari lembaga
atau instansi terkait yang berada di daerah penelitian meliputi dokumen atau arsip
yang diteliti.
wawancara dan penyebaran kuesioner kepada petani ikan hias air tawar
menjadikan seluruh petani ikan hias air tawar yang berada di komplek budidaya
ikan hias air tawar Ciganjur Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagarsa Kota Madya
Jakarta Selatan.
mudah dipahami. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah dan
31
1. Editing, yaitu pengecekan atau perbaikan terhadap data-data yang telah
penerimaan dan pengeluaran usahatani dalam satu tahun. Data pengeluaran biaya
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu biaya tunai dan biaya yang
atau pendapatan kotor dan perhitungan pendapatan usahatani atas biaya total atau
pendapatan bersih. Secara sistematik, pendapatan usahatani ikan hias air tawar
π tunai = Tr − Bt
π total = TR − TC
TR = Nilai produksi (hasil kali jumlah fisik dalam satu tahun dengan
harga )
program komputer Microsoft Excel dan SPSS 17.0, sebagai uji statistik. Uji
32
statistik yang digunakan adalah uji statistik regresi linear berganda. Hal ini untuk
rumah tangga petani yang berasal dari usaha pertanian serta usahatani non
pertanian selama satu tahun yang dinyatakan dalam rupiah per tahun (BPS, 2005).
Rt = R1 + R2 + R3
tahun)
untuk kebutuhan hidup dalam jangka waktu satu tahun yang terdiri dari
pengeluaran untuk pangan dan pengeluaran untuk bukan pangan yang dinyatakan
dalam rupiah per tahun (BPS, 2005). Total pengeluaran rumah tangga dapat
Ct = C1 +C2
33
C2 = Pengeluaran untuk non makanan (rupiah per tahun)
C2 = Ca + Cb + Cc + Cd + Ce + Cf + Cg
komunikasi
ditentukan berdasarkan pedoman penentuan skor dari Badan Pusat Statistik (1994)
Guna Tanah. Pengukuran tingkat kesejahteraan dari Badan Pusat Statistik (2005)
34
diklasifikasikan dengan cara mengurangkan jumlah skor tertinggi dengan jumlah
Uji kualitas data dengan uji validitas yang digunakan untuk mengetahui
seberapa baik ketepatan dan kecermatan suatu instrument untuk mengukur konsep
yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan
pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada kuesioner
dinyatakan valid jika nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05
(Riduwan, 2007:353).
yang merupakan indikator dari variabel, uji reliabilitas menunjuk pada suatu
alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah dianggap baik. Instrument
yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih
35
jawaban-jawaban tertentu. Reliebel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan.
Sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama (konsisten).
dikatakan reliebel maka penulis menggunakan one shot method, dengan uji
variabel dikatakan reliabilitas jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar
dari 0,60. Rumus reliabilitas ini dapat diselesaikan dengan menggunakan software
SPSS 17.0.
kedua, ketiga dan seterusnya, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3 +e
Dimana :
36
a = nilai Y, apabila X1 = X2 = 0
a. Koefisien Determinasi
adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai koefisien determinasi lebih besar
b. Uji Statistik F
37
Rumus Uji F adalah :
F = JKK × k (n - i)
JKG × k – 1
dengan rumus :
F hitung = r2(n – m – 1)
m. (1 – r2)
Keterangan :
n : Jumlah responden
m : jumlah variabel bebas
Kaidah pengujian signifikansi :
c. Uji Statistik t
𝝅-𝝁∩
t hitung = S
𝒏
38
Keterangan :
terhadap variabel Y.
39
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
No Kelurahan Luas
1. Ciganjur 3.376 Ha
2. Sr Sawah 6.747 Ha
3. Jagakarsa: 4.850 Ha
4. Lenteng Agung: 2.277 Ha
5. Tanjung Barat: 3.800 Ha
6. Cipedak: 3.975 Ha
Sumber : Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan tahun 2011
Sawangan, Bogor).
40
Sebelah barat : Kali Krukut
(RUTR) dan Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK) Tahun 1985-2010, wilayah
dengan Koefisiensi Dasar Bangunan (KDB) rendah rata-rata 20%. Beriklim sejuk
antara 25°C s/d 27°C dengan curah hujan rata-rata 2000 m³ dan terletak pada
penyelesaian.
41
Ibukota Jakarta mendelegasikan sebagian kewenangan dan urusan pemerintahan
kepada tiap Lurah. laporan. Data mobilitas penduduk Kecamatan Jagakarsa adalah
lahir: 134 jiwa, mati: 78 jiwa, datang: 389 jiwa, pindah: 245 jiwa.
yang ada di tiap-tiap kelurahan yaitu sebanyak 54 orang anggota. Total jumlah
42
Tabel 3. Jumlah RT dan RW di Kecamatan Jagakarsa tahun 2011
pengurus berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 695 Tahun 1989
43
4.5.3 Sarana Kesehatan
berikut ini :
wilayah Jakarta Selatan atau Depok yang lebih banyak RS. Kecamatan Jagakarsa
Sedangkan pada fasilitas pemerintah pada sensus terakhir tahun 2007 tidak
fasilitas lama.
44
Tabel 6. Sarana keagamaan di Kecamtan Jagakarsa tahun 2011
45
tersebut tetap dilestarikan. Jenis kebudayaan dan kesenian yang terdapat di
No Jenis Kesenian Ciganjur Sr.Sawah Jagakarsa Lt. Agung Tj. Barat Cipedak
1 Tari 4 1 1 - 3 2
2 Tanjidor - - 1 - - -
3 Topeng 2 - - - - 1
4 Wayang Kulit 1 - 1 - - -
5 Orkes Melayu 2 2 3 1 1 4
6 Rebana 7 11 1 10 11 6
Qasidah
7 Vocal Group - 2 3 1 1 1
8 Gambang - - - - - 2
Kromong
9 Band - 1 1 - 1 1
10 Orkes Gambus 2 - 1 - - -
11 Reog Ponorogo - 1 - - - -
12 Seni Lukis - - 2 - - -
13 Reog Dog Dog - - 1 - - -
Jumlah 18 18 15 12 17 17
Sumber : Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan tahun 2011
Terdapat 2 objek wisata di Kec. Jagakarsa yaitu Setu Babakan dan Setu
lahannya dan direncanakan pengelolaan sistem tata airnya oleh Sudin PU Tata Air
masih banyak yang perlu perbaikan maupun pembangunan baru. Hal ini setiap
46
maupun melalui usulan-usulan masyarakat dan lurah secara insedentil. Adapun
sarana dan prasarana umum yang ada saat ini menurut data dari Kecamatan tahun
47
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
tembok, atap genteng, lantai plester, ubin atau keramik, dan status kepemilikan
adalah milik sendiri. Sedangkan fasilitas rumah yang ada sebagian besar memiliki
televise dengan sumber penerangan listrik, sumber air dari sumur, bahan bakar
gas. Untuk fasilitas MCK, semua rumah tangga telah memilikinya sendiri dan
25% sering sakit), jarak dengan klinik terdekat kurang dari 3 km, dengan biaya
48
pengobatan yang cukup terjangkau. Pelayanan berobat cukup baik untuk
sekolaj tidak begitu jauh dan berhubungan dengan fasilitas transportasi yang
cukup memadai.
Kehidupan sosial masyarakat cukup rukun dan aman, jarang terjadi tindak
lainnya. Masyarakat juga bebas menjalankan ibadah tanpa adanya gangguan atau
penelitian.
menjadi 2 kelompok, yaitu usaha budidaya ikan konsumsi dan usaha budidaya
ikan hias air tawar. Kegiatan yang dilakukan oleh petani ikan hias air tawar
pembesaran ikan hingga ukuran mencapai yang diminta oleh pasar. Walaupun
demikian ada beberapa petani yang memang memperoleh pendapatan hanya dari
hasil pembenihan ikan saja yang mana benih ikan tersebut biasanya dipasarkan ke
petani sekitar yang memang melakukan pembesaran ikan hias air tawar.
Para petani ikan memelihara ikan dengan berbagai ukuran mulai dari
49
memenuhi ukuran yang telah ditetapkan oleh pasar sehingga pasar pun siap
menampung hasil budidaya yang dilakukan oleh para petani di wilayah Kelurahan
Cimpedak.
5.1.2.1 Lahan
Usaha budidaya ikan hias air tawar ini memerlukan adanya lahan untuk
membuat kolam baik untuk kolam semen maupun kolam tanah (empang).petani
ikan hias di Kelurahan Cipedak semuanya menempati lahan yang di sewakan oleh
Dinas Pertanian dan Kelautan Prov. DKI Jakarta dengan biaya sewa yang sangat
Buah kolam. Luas kolam rata-rata adalah berapa 3x4 Meter. Berdasarkan jumlah
Orang.
Orang.
Sebagian petani ikan hias air tawar memiliki kolam permanen yang terbuat
dari batu bata, pasir dan semen. Di tengah kolam tersebut terdapat saluran
pembuangan berupa pipa atau paralon yang berfungsi untuk menjaga ketinggian
air dalam kolam tetap sesuai dengan kebutuhan ikan dan berfungsi untuk
membuang air pada saat kolam dikuras atau dibersihkan. Kolam-kolam itu
penampungan ikan.
50
5.1.2.2 Permodalan
Permodalan yang digunakan untuk budidaya ikan hias air tawar pada
umumnya adalah modal sendiri. Dengan jumlah modal yang dimiliki petani
memulai usaha dengan skala yang kecil. Setelah mendapatkan keuntungan yang
memanfaatkan lahannya yang masih kosong untuk membuat kolam ikan lagi
Selain modal sendiri, petani ikan ada juga yang pernah mendapatkan
bantuan permodalan dari Dinas Perikanan namun kadang terjadi kemacetan dalam
proses pengembalian.
Besarnya modal yang digunakan oleh tiap petani sangat bervariasi, seperti
terlihat pada lampiran 2. Pada lampiran tersebut dapat terlihat modal usaha yang
terkecil sebesar Rp.5.290.000,00 per tahun Sedangkan modal yang terbesar adalah
sebesar Rp. 430.000,00 per tahun. Rata-rata modal usaha yang digunakan adalah
Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha budidaya ikan hias air tawar ini
kebanyakan adalah dari keluarganya sendiri. Hal ini disebabkan skala usahanya
memiliki usaha dengan skala yang besar, biasanya memperkerjakan tenaga kerja
51
dari luar keluarga. Pemanfaatan tenaga kerja ini biasanya diperlukan baik pada
Kegiatan perikanan yang dilakukan oleh sebagian besar petani ikan hias
2 kelompok yaitu :
a. Petani yang hanya membudidayakan ikan hias air tawar saja sebanyak 15
petani.
Jenis ikan hias air tawar yang dibudidayakan sangat bervariasi diantaranya
Ikan Mas Koki, Ikan Manfish, Ikan Cupang, Ikan Oskar, Ikan Koi, Ikan Platis,
Ikan Gurame Hias. Sedangkan untuk jenis ikan konsumsi para petani
a. Aquarium, tetapi hanya sebagian kecil petani yang memiliki sarana ini
52
b. Pompa Listrik, digunakan sebagai alat untuk mengisi air kolam.
ikan alami yang berupa kutu air, jentik nyamuk dan cacing sutera.
benih (burayak)
peliharaannya. Pakan yang berupa kutu air atau jentik-jentik nyamuk biasanya
diperoleh dengan cara mencari di selokan, parit atau di sungai. Sedangkan pakan
alami berupa cacing sutera biasanya diperoleh dengan cara membeli dari
pedagang cacing sutera tetapi ada juga sebagian kecil petani yang mencarinya
sendiri ke sungai. Cara memperoleh pakan alami yang lain adalah dengan cara
Selain pakan alami, petani juga memberikan pakan buatan berupa pelet.
Pakan buatan ini jarang diberikan jika pakan alami sudah tercukupi. Pemberian
pakan buatan juga lebih banyak diberikan pada ikan yang telah berukuran besar.
53
5.1.2.7 Penyakit Ikan
Masalah yang sering dihadapi oleh para petani ikan hias adalah adanya
penyakit ikan. Penyakit ikan ini muncul karena perawatan yang kurang memadai
pada saat pemeliharaan, misalnya pemilihan bibit yang kurang tahan terhadap
hama atau penyakit, keterlambatan penggantian air kolam, atau kurang adanya
Beberapa penyakit yang sering menyerang ikan hias adalah white spot,
jamur dan kutu. Penanganan terhadap ikan yang terkena penyakit bisa dilakukan
dengan cara pemberian methilin blue, PK atau tetrasiklin, atau dengan cara
mencapun obat-obatan ke dalam pakan ikan. Namun, hanya sedikit petani yang
di pisahkan ke tempat karantina sampai ikan tersebut mati, kecuali untuk ikan-
ikan yang nilai ekonomisnya tinggi seperti cupang dan mas koki kualitas kontes.
petani dapat menjual ikan-ikannya kepada tukang ikan hias yang tersebar baik
disekitar wilayah Ciganjur maupun wilayah lainnya, ada pula konsumen yang
datang langsung untuk membeli ikan hias dengan alasan akan mendapatkan harga
yang lebih murah dibandingkan konsumen membelinya di tukang ikan hias dan
juga bisa mendapatkan ikan dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan
54
5.1.3 Analisis Pendapatan Usaha Ikan Hias Air Tawar
meliputi penerimaan usaha ikan hias air tawar, pengeluaran usaha ikan hias air
tawar, pendapatan usaha ikan hias air tawar. Dapat dilihat pada tabel 10 berikut
ini:
Tabel 10. Analisis pendapatan usaha ikan hias air tawar petani ikan hias air tawar
di Kelurahan Cipedak tahun 2011
penjualan ikan sebagai hasil produksi. Besarnya jumlah penerimaan usaha tiap-
tiap responden sangat bervariasi seperti terlihat pada tabel 8. Pada tabel tersebut
dapat dilihat bahwa jumlah penerimaan usaha yang terkecil sebesar Rp.
7.455.000,00 per tahun dan penerimaan terbesar Rp. 73.930.000,00 per tahun.
Rata-rata penerimaan usaha ikan hias adalah sebesar Rp. 38.477.340,00 per tahun.
55
5.1.3.2 Pengeluaran Usaha Ikan Hias Air Tawar
Pengeluaran usaha ikan hias adalah penjumlahan dari biaya tetap dan
biaya variable. Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan kolam dan peralatan
seperti pompa listrik dan peralatan lainnya yang digunakan. Biaya variable terdiri
Besarnya biaya tetap dan biaya variable serta total biaya pada usaha ikan
hias dapat dilihat pada tabel 8. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa total biaya
biaya terkecil adalah sebesar Rp.5.290.000,00 per tahun dan total biaya terbesar
total penerimaan usaha dengan total biaya usaha. Tabel 8 dapat dilihat pendapatan
terkecil yang diperoleh petani adalah sebesar Rp. 20.330.000,00 per tahun dan
pendapatan terbesar yang diperoleh petani adalah sebesar Rp. 73.930.000,00 per
tahun. Rata-rata pendapatan usaha ikan hias air tawar sebesar Rp. 48.309.167,00
per tahun
Pendapatan rumah tangga petani ikan hias yang dianalisis disini dihitung
dari pendapatan usaha ikan hias, pendapatan usaha non ikan hias dan pendapatan
usaha non perikanan. Pendapatan selain usaha ikan hias juga diperhitungkan untuk
56
Tabel 11. Pendapatan rumah tangga petani ikan hias air tawar di Kelurahan
Cipedak tahun 2011
Pada tabel 11 dapat dilihat bahwa besarnya total pendapatan rumah tangga
petani yang terkecil adalah sebesar Rp. 26.330.000,00 per tahun dan pendapatan
terbesar adalah Rp. 73.930.000,00 per tahun. Rata-rata besarnya pendapatan usaha
adalah budidaya perikanan selain ikan hias (ikan konsumsi). Pada tabel 11 dapat
dilihat bahwa pendapatan rumah tangga dari usaha ikan konsumsi yang terbesar
adalah Rp.35.000.000,00 per tahun dan terkecil Rp.4.000.000,00 per tahun. Rata-
rata pendapatan usaha ikan konsumsi adalah sebesar Rp. 7.744.500,00 per tahun.
57
5.1.4.2 Pendapatan Petani dari Usaha Non Ikan Hias dan Non Ikan
Konsumsi
saja tetapi juga berasal dari usaha non perikanan, seperti mengojek dan pegawai
swasta. Pada tabel 9 dapat dilihat pendapatan usaha non perikanan yang terkecil
Dari semua usaha non perikana yang dijalankan oleh para petani ikan,
usaha yang terbanak adalah sopir ojek antar jemput anak sekolah yang kebetulan
terdapat komplek di sebelah lokasi perikanan Ciganjur. Selain itu usaha yang
lainnya ialah sebagai pegawai swasta yakni sebagai SPG di berbagai Mall di
wilayah Depok.
Total pengeluaran rumah tangga petani ikan hias air tawar dapat dilihat
pada tabel 10. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa pengeluaran rumah tangga
yang terkecil adalah Rp.12.041.000,00 per tahun dan yang terbesar Rp.
58
Tabel 12. Pengeluaran rumah tangga petani ikan hias air tawar di Kelurahan
Cipedak tahun 2011
Rata-rata
Pengeluaran Pengeluaran
No Uraian Pengeluaran per
Terkecil per Tahun Terbesar per Tahun
Tahun
Pengeluaran rumah
1 tangga petani ikan Rp.12.041.000,00 Rp. 30.154.000,00 Rp.18.328.100,00
hias air tawar
Pengeluaran untuk
2 Rp. 2.870.000,00 Rp. 10.774.000,00 Rp. 6.316.700,00.
Kebutuhan Pangan
Pengeluaran untuk
3 Kebutuhan non Rp. 2.630.000,00 Rp. 8.180.000,00 Rp. 4.544.100,00.
Pangan
Sumber: data primer yang diolah 2011
Pengeluaran rumah tangga petani ikan hias untuk kebutuhan pangan antara
lain pengeluaran untuk beras, sayur mayor, lauk pauk, buah-buahan, bumbu
dapur, teh, kopi, gula, garam dan rokok. Pengeluaran untuk kebutuhan pangan
yang terkecil adalah Rp. 2.870.000,00 per tahun dan yang terbesar adalah Rp.
Pengeluaran rumah tangga petani ikan hias untuk kebutuhan non pangan
non pangan dapat dilihat pada lampiran 4, yaitu pengeluaran yang terkecil adalah
sebesar Rp. 2.630.000,00 per tahun dan yang terbesar Rp. 8.180.000,00 per tahun.
59
Rata-rata pengeluaran rumah tangga petani untuk kebutuhan non pangan sebesar
Rp. 4.544.100,00.
tangga petani ikan hias air tawar di kelurahan Cipedak dapat dilihat pada tabel. 13
berikut ini:
Tabel 13. Pendapatan dan pengeluaran per kapita per tahun anggota rumah tangga
petani ikan hias air tawar di Kelurahan Cipedak tahun 2011
Pendapatan per kapita per tahun adalah hasil bagi dari total pendapatan
rumah tangga dalam setahun dengan jumlah anggota rumah tangga. Rata-rata
jumlah anggota ruah tangga petani ikan hias di kelurahan cipedak adalah 4 orang.
Pada tabel 11 dapat dilihat bahwa besarnya pendapatan per kapita per tahun yang
terkecil adalah sebesar Rp. 6.031.000,00 dan yang terbesar sebesar Rp.
Rp.10.867.292,00.
Pengeluaran per kapita per tahun adalah hasil bagi antara total pengeluaran
rumah tangga selama setahun dengan jumlah anggota rumah tangga. Pengeluaran
60
per kapita per tahun rumha tangga petani ikan hias di Kelurahan Cipedak dapat
dilihat di tabel 11, yaitu besarnya pengeluaran per kapita per tahun yang terkecil
sebesar Rp. 3.158.500,00 dan pengeluaran per kapita per tahun yang terbesar
5.1.7 Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Ikan Hias Air Tawar
Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2005
digunakan oleh Badan Pusat Statistik dalam Susenas 2005 yaitu sebelas indikator
Selain kriteria kesejahteraan dari Badan Pusat Statistik pada Susenas 2005
digunakan juga kriteria kemiskinan dari Sayogyo dan kriteria kemiskinan dari
menggunakan kriteria Direktorat Tata Guna Tanah. Kriteria Tata Guna Tanah
61
pendapatan keluarga dalam membeli Sembilan bahan pokok yang disetarakan
Sembilan bahan pokok yang telah ditetapkan oleh Direktorat Tata Guna
Tanah antara lain 100 kg beras, 15 kg ikan asin, 6 kg minyak goring, 60 liter
minyak tanah, 6 kg gula pasir, 9 kg garam, 20 batang sabun, 4 meter kain kasar 4
meter batik kasar. Harga yang ditetapkan merupakan harga yang berlaku pada saat
(1) Tidak Miskin, jika pendapatan per kapita per tahun bernilai lebih dari Rp.
bahan pokok).
(2) Miskin, jika pendapatan per kapita per tahun bernilai antara Rp.
(3) Miskin sekali, jika pendapatan per kapita per tahun bernilai antara Rp.
(4) Paling miskin, jika pendapatan per kapita per tahun bernilai kurang dari
62
per kapita per tahun sebesar Rp. 10.867.292,00. Berdasarkan kriteria kemiskinan
Direktorat Tata Guna Tanah, seluruh rumah tangga petani ikan hias air tawar di
kapita bernilai lebih dari Rp. 3.213.000,00 (diatas 200 persen dari pengeluaran
Nilai pendapatan per kapita per tahun yang besar disebabkan karena
pendapatan per kapita per tahun terbesar memiliki penerimaan sebesar Rp.
29.280.000,00 dan memiliki tiga orang anggota rumah tangga. Pendapatan per
kapita per tahun yang terkecil dimiliki oleh responden yang memiliki jumlah
Tingkat pengeluaran rumah tangga petani ikan hias air tawar dapat diukur
per kilogram. Harga beras tersebut dikalikan sejumlah beras yang dikonsumsi
dan disetarakan pengeluaran per kapita per tahun rumah tangga petani.
63
Konsep kemiskinan Sajogyo mempunyai empat kriteria yaitu :
(1) Tidak miskin, apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih besar dari
(2) Miskin, apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih kecil dari Rp.
(3) Miskin sekali, apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih kecil dari
beras)
(4) Paling miskin, apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih kecil dari
Dari hasil penelitian, rumah tangga petani ikan hias air tawar di
pengeluaran per kapita per tahun lebih besar dari Rp. 2.500.000,00 (konsumsi
diatas 320 kilogram beras). Pengeluaran per kapita per tahun yang terkecil
sebesar Rp. 3.158.500,00 atau setara dengan 389 kg beras dan pengeluaran per
kapita per tahun yang terbesar sebesar Rp.6.542.500,00 atau setara dengan 796 kg
beras. Rata-rata pengeluaran per kapita per tahun rumah tangga petani ikan hias
(untuk makanan atau untuk non makanan) sangat dipengaruhi oleh besarnya
64
5.1.7.3 Indikator Keadaan Tempat Tinggal
Kondisi dan keadaan rumah atau tempat tinggal yang ditempati dapat
dijadikan salah satu indikator untuk menunjukkan keadaan sosial ekonomi rumah
tingkat kesejahteraan rumah tangga, karena tempat tinggal merupakan salah satu
kesehatan. Penilaian tempat tinggal dibagi menjadi tiga kategori yaitu permanen
(skor 3), semi permanen (skor 2) dan non permanen (skor 1). Kriteria penilaian
didasarkan pada penilaian secara visual antara lain penilaian terhadap atap, bilik,
status kepemilikan, lantai dan luas lantai, dimana masing-masing kriteria ini
65
Tabel 14. Indikator keadaan tempat tinggal petani ikan hias air tawar di Kelurahan
Cipedak tahun 2011
66
Tabel 14 menggambarkan keadaan tempat tinggal petani, dimana petani
ikan hias air tawar yang menjadi responden sudah menggunakan atap dari genteng
sebanyak 16 keluarga (53 persen) dan 14 keluarga menggunakan atap dari asbes.
Bilik tempat tinggal petani yang menggunakan tembok sebanyak 23 keluarga (77
hias air tawar (100 persen) berstatus menyewa dengan orang lain. Lantai rumah
menggunakan ubin, dan 6 keluarga (20 persen) menggunakan plester. Luas lantai
yang dimiliki petani yaitu sebanyak 19 keluarga (63 persen) memiliki luas lantai
≥ 100m2, dan sisanya 11 keluarga (37 persen) memiliki luas lantai antara 50-100
m2. Jadi berdasarkan tabel 12 terlihat bahwa seluruh petani ikan hias air tawar di
Kecamatan Jagakarsa sudah memiliki tempat tinggal permanen (skor 15-21) yaitu
merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi
keluarga. Kriteria penilaian fasilitas tempat tinggal antara lain luas pekarangan,
sarana hiburan dan alat pendingin, penerangan, bahan bakar, sumber air dan
ketersediaan MCK.
Berdasarkan tabel 13, terlihat bahwa pekarangan rumah yang dimiliki oleh
seluruh rumah tangga petani ikan hias air tawar di Kelurahan Cipedak tergolong
luas ( > 100 m2) yaitu sebanyak 30 orang (100 persen). Alat hiburan yang dimiliki
67
oleh rumah tangga petani sebagian besar yaitu berupa televisi. Rumah tangga
petani yang memiliki alat hiburan berupa video sebanyak 14 keluarga (47 persen),
dan televisi sebanyak 16 keluarga (53 persen). Hal ini menunjukkan bahwa
adalah lemari es yaitu sebanyak 25 rumah tangga (83 persen), dan sisanya
sebanyak 5 rumah tangga (17 persen) menggunakan kipas angin sebagai fasilitas
Seluruh rumah tangga petani pun telah menggunakan bahan bakar berupa gas
yaitu sebanyak 30 rumah tangga (100 persen). Bahan bakar gas banyak dipakai
karena mudah didapat di warung dan adanya kompor gas subsidi dari pemerintah.
68
Tabel 15. Indikator keadaan tempat tinggal petani ikan hias air tawar di Kelurahan
Cipedak tahun 2011
Jumlah RT Presentase
No. Keadaan Tempat Tinggal Skor
Petani (%)
1. Pekarangan
a) Luas (>100m2) 3 - -
b) Cukup (50-100m2) 2 - -
c) Sempit (<50m2) 1 30 100%
2 Hiburan
a) Video 4 15 50%
b) TV 3 15 50%
c) Tape Recorder 2 - -
d) Radio 1 - -
3 Pendingin
a) AC 4 - -
b) Lemari Es 3 25 83%
c) Kipas Angin 2 5 17%
d) Alam 1 - -
4 Sumber Penerangan
a) Listrik 3 30 100%
b) Petromak 2 - -
c) Lampu Tempel 1 - -
5 Bahan Bakar
a) Gas 3 30 100%
b) Minyak Tanah 2 - -
c) Kayu Bakar 1 - -
6 Sumber Air
a) PAM 6 - -
b) Sumur Bor 5 30 100%
c) Sumur 4 - -
d) Mata Air 3 - -
e) Air Hujan 2 - -
f) Sungai 1 - -
7 MCK
a) Kamar Mandi sendiri 4 30 100%
b) Kamar Mandi Umum 3 - -
c) Sungai 2 - -
d) Kebun 1 - -
Sumber : data primer yang diolah (2011)
Sumber air yang dimanfaatkan oleh rumah tangga petani ikan hias air
tawar di Kelurahan Cipedak seluruhnya diambil dari sumur yaitu 30 rumah tangga
69
(100 persen). Seluruh rumah tangga petani sudah mempunyai MCK sendiri
sebanyak 30 rumah tangga (100 persen). Jadi berdasarkan tabel 15 terlihat bahwa
seluruh rumah tangga petani ikan hias air tawar di Keluruhan Cipedak Kecamatan
Jagakarsa memiliki fasilitas tempat tinggal yang termasuk dalam kategori lengkap
menggunakannya untuk fasilitas tempat tinggal agar nyaman bagi seluruh anggota
keluarga.
Kesehatan anggota rumah tangga dapat dilihat dari beberapa kriteria, yaitu
bagus (skor 3) jika dari seluruh anggota rumah tangga dalam satu bulan kurang
dari 25 persen sering sakit, cukup bagus (skor 2) jika dari seluruh anggota rumah
tangga dalam satu bulan antara 25 persen sampai 50 persen sering sakit dan
kurang bagus (skor 1) jika dari seluruh anggota rumah tangga dalam satu bulan
lebih dari 50 persen sering sakit. Berdasarkan tabel 16 terlihat bahwa sebagian
besar anggota keluarga petani ikan hias air tawar di Kelurahan Cipedak sebanyak
26 rumah tangga petani (87 persen) kesehatan anggota rumah tangga tergolong
bagus dan sisanya sebanyak 4 rumah tangga petani (13 persen) kesehatan anggota
rumah tangga tergolong cukup. Untuk lebih jelas lihat tabel berikut ini :
70
Tabel 16. Indikator kesehatan anggota keluarga petani ikan hias air tawar di
Kelurahan Cipedak tahun 2011
rumah sakit terdekat, jarak ke tempat pelayanan kesehatan terdekat, biaya berobat,
penanganan berobat, alat kontrasepsi dan konsultasi KB. Skor indikator ini adalah
Berdasarkan jarak antara rumah dengan rumah sakit dan tempat pelayanan
kesehatan terdekat yaitu seluruh rumah petani ikan sekitar berjarak 0,01-3 km s
(100 persen) dari rumah sakit terdekat. Jarak antara rumah petani dengan tempat
pelayanan kesehatan terdekat juga sekitar 0,01-3 km s (100 persen) sehingga hal
Sebagian besar rumah tangga petani yaitu 20 rumah tangga (67 persen)
terjangkau, 1 rumah tangga (3 persen) terjangkau dan sisanya 9 rumah tangga (30
71
rumah tangga petani yaitu sebagian besar sebanyak 28 rumah tangga (93 persen)
menyatakan mudah didapat, 11 rumah tangga (37 persen) menyatakan cukup dan
72
konsultasi KB, bahwa sebanyak 5 rumah tangga (16 persen) menyatakan mudah,
11 rumah tangga (37 persen) menyatakan cukup dan 14 rumah tangga (47 persen)
diperlukan.
tangga (63 persen) dan yang menyatakan sulit sebanyak 11 rumah tangga (37
persen).
jenjang pendidikan yang dapat dilihat dari tiga faktor yaitu biaya sekolah, jarak ke
sekolah dari rumah masing-masing rumah tangga dan prosedur penerimaan. Skor
akhir yang diberikan adalah tiga untuk kriteria mudah (skor 7 – 10), dua untuk
kriteria cukup ( skor 5 – 6), dan satu untuk kriteria sulit (skor 3 – 4).
Petani ikan hias air tawar di Kelurahan Cipedak sebagian besar masih
terlihat bahwa seluruh keluarga petani ikan (100 persen) menyatakan biaya
keluarga (87 persen) jarak antara sekolah dengan rumah 0,01 – 3 km dan sisanya
73
sebanyak 4 keluarga (13 persen) memiliki jarak antara sekolah dengan rumah
sejauh lebih dari 3 km. Hal itu berarti letak sekolah berada di sekitar desa
sehingga dapat ditempuh dengan satu kali naik angkutan umum. Sebagian besar
petani yaitu sebanyak 25 rumah tangga (83 persen) menyatakan bahwa prosedur
penerimaan murid baru tergolong mudah dan sisanya 5 rumah tangga (17 persen)
74
Tabel 18. Indikator kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi di Kelurahan
Cipedak tahun 2011
Pada tabel 18 terlihat bahwa seluruh keluarga petani menyatakan dari segi
(100 persen). Begitu juga fasilitas kendaraan yang ada di Kelurahan Cipedak,
seluruh rumah tangga petani mempunyai kendaraan sendiri (100 persen) yang
juga seluruhnya yaitu milik sendiri (100 persen). Kendaraan pribadi yang banyak
mengatakan bahwa alasan lebih memilih sepeda motor adalah untuk mendapatkan
75
Cipedak sudah mulai dipadati penduduk dan kendaraan. Dengan demikian dalam
dari beberapa kriteria, yaitu toleransi tinggi (skor 3), toleransi cukup (skor 2) dan
toleransi kurang (skor 1). Berdasarkan tabel 19 terlihat bahwa seluruh pendapat
petani ikan hias air tawar di Kelurahan Cipedak mengatakan bahwa tingkat
toleransi beragama terbilang tinggi (100 persen). Hal tersebut terlihat bahwa
memang terdapat tempat peribadatan bagi setiap umat beragama yakni baik
Jumlah RT Presentase
No Kehidupan Beragama Skor Akhir
Petani (%)
1 Toleransi tinggi 3 30 100
2 Toleransi cukup 2 - -
3 Toleransi kurang 1 - -
Total 30 100
Sumber : data primer yang diolah (2011)
Cipedak dapat dilihat dari beberapa kriteria, yaitu aman (skor 3) jika tidak pernah
mengalami kejahatan, cukup aman (skor 2) jika pernah mengalami kejahatan dan
terlihat bahwa seluruh pendapat petani ikan hias air tawar di Kelurahan Cipedak
mengatakan cukup aman (100 persen). Hal tersebut terlihat bahwa mereka pernah
76
mengalami kejahatan terutama kejahatan pada usaha budidaya ikan mereka. Salah
satu contoh tindak kejahatan yang pernah petani alami yaitu ikan yang dicuri, ikan
Tabel 20. Indikator rasa aman dari gangguan kejahatan di Kelurahan Cipedak
tahun 2011
hias air tawar di Kelurahan Cipedak dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Cipedak dapat dilihat dari beberapa kriteria, yaitu mudah (skor 3) jika sering
melakukan olahraga, cukup (skor 2) jika cukup sering melakukan olahraga dan
77
kurang (skor 1) jika kurang melakukan olahraga. Berdasarkan tabel 13 terlihat
bahwa sebagian besar petani ikan hias air tawar di Kelurahan Cipedak sebanyak
olahraga dan sisanya sebanyak 5 rumah tangga (17 persen) menyatakan mereka
cukup sering melakukan olahraga. Hal tersebut terlihat bahwa sulit mendapatkan
digunakan oleh Badan Pusat Statistik dalam Susenas 2005 yaitu sebelas indikator
dilihat dari beberapa kriteria, yakni kesejahteraan tinggi jika skor berada pada
nilai 27 – 35, kesejahteraan sedang jika skor berada pada nilai 19 – 26, dan
kesejahteraan rendah jika skor berada pada nilai 11 – 18. Berdasarkan tabel 22,
terlihat bahwa seluruh rumah tangga petani (100 persen) berada pada tingkat
kesejahteraan tinggi.
78
Tabel 22. Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani di Kelurahan Cipedak
berdasarkan indikator SUSENAS 2005 tahun 2011
Jumlah RT Presentase
No Tingkat Kesejahteraan
Petani (%)
Tingkat Kesejahteraan 30 100
1
Tinggi
Tingkat Kesejahteraan - -
2
Sedang
Tingkat Kesejahteraan - -
3
Rendah
Total 30 100
Sumber : data primer yang diolah (2011)
beragama, aman dari kejahatan, dan mudah melakukan olahraga dengan variabel
dependen yaitu kesejahteraan rumah tangga adalah kuat karena nilai korelasinya
sebesar 0,785 atau 78,5%, ini menunjukkan bahwa variabel kesejahteraan rumah
79
sebesar 0,215 atau 2,15% (1-0,215) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
Tabel 23. Hasil uji regresi pengaruh variabel fasilitas tempat tinggal, kesehatan
keluarga, kemudahan pendidikan terhadap tingkat kesejahteraan
rumah tangga petani ikan hias air tawar di kelurahan cipedak tahun
2011
Taraf
Variabel Pendugaan t Hitung t Tabel R Square F
signifikansi
Fasilitas Tempat
Tinggal 1.092 0.001 3,619 2,779
(X1)
Kesehatan
Anggota
1.177 0.000 5,349 2,779
Keluarga 80,8 0.000
(X2)
Kemudahan
Menyekolahkan
1.079 0.000 6,855 2,779
Anak
(X3)
yang diuji pada beberapa tingkat signifikansi. Dalam hal ini mengacu pada satu
tingkat signifikansi yaitu 0,05. Berdasarkan tabel 23, diperoleh persamaan sebagai
berikut :
Dimana :
80
Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa nilai 22.175 menyatakan
bahwa jika tidak ada faktor yaitu fasilitas tempat tinggal, kesehatan keluarga,
Koefisien regresi pada variabel fasilitas tempat tinggal (X1) sebesar 1,092
terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat diasumsikan, bila ada kenaikan
fasilitas tempat tinggal sebesar 1 satuan maka akan menambah kenaikan tingkat
variabel (X1) fasilitas tempat tinggal pada tingkat kesalahan 1 persen dengan
derajat kebebasa 26, nilai t hitung > t tabel atau 3,619 > 2,779, maka fasilitas
Kemudian hasil uji statistik t pada tabel 23, memperlihatkan bahwa variabel
fasilitas tempat tinggal mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001 lebih besar
dari nilai alpa 0,01 (0,001 > 0,01). Hal ini berarti menerima Ha sehingga dapat
81
Menurut hasil pengamatan dan analisis dari peneliti di lokasi penelitian,
tangga karena fasilitas yang dimiliki responden sebagian besar untuk memenuhi
kebutuhan dan kenyamanan bagi tiap-tiap anggota petani, yaitu hampir mayoritas
memiliki fasilitas tempat tinggal yang mewah seperti kulkas, TV, video dan
barang mewah lainnya. Jadi rumah tangga petani memang dikatakan sejahtera
karena mereka telah memiliki fasilitas tempat tinggal yang baik sehingga bisa
1,177 terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat diasumsikan, bila ada
kenaikan kesehatan anggota rumah tangga sebesar 1 satuan maka akan menambah
variabel (X2) kesehatan anggota rumah tangga pada tingkat kesalahan 1 persen
dengan derajat kebebasa 26, dengan nilai t hitung 5,349 ternyata nilai t hitung > t
tabel atau 5,349 > 2,779. Jadi, pada tingkat kesalahan 1 persen kesehatan anggota
rumah tangga petani ikan hias air tawar berpengaruh terhadap tingkat
kesejahteraan rumah tangga petani ikan hias air tawar di Kelurahan Cipedak.
Kemudian hasil uji statistik t pada tabel 23, memperlihatkan bahwa variabel
nilai probabilitasnya 0,01 signifikansi lebih kecil dari alpa atau 0,000 < 0,01,
82
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya kesehatan anggota rumah tangga
berada pada taraf kepercayaan 99 persen, artinya kesehatan menjadi faktor yang
jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit maka akan ada pengeluaran
terima. Selain itu bila ada yang sakit di dalam keluarga akan menghambat
keluarga tersebut untuk bekerja dan mempengaruhi juga pada tingkat pendapatan
sebesar 1,079 terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga petani ikan hias air
dengan derajat kebebasa 26, dengan nilai t hitung 6,855 ternyata nilai t hitung > t
tabel atau 6,855 > 2,779, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya pada tingkat
tingkat kesejahteraan rumah tangga. Kemudian hasil uji statistik t pada tabel 23,
tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpa 0,01 maka signifikansi
83
lebih kecil dari alpa atau 0,000 < 0,01 Artinya kemudahan menyekolahkan anak
terlihat sejauh mana tingkat kesejahteraannya. Hal ini karena biaya sekolah dan
ada program dari pemerintah untuk biaya sekolah namun tetap saja ada biaya-
biaya lain yang wajib dibayar oleh orang tua. Dapat dikatakan bahwa rumah
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,01. Pada tabel 23 berikut
signifikansi (0,000) jauh lebih kecil dari 0,01 (0,000 < 0,01) dan nilai f tabel
(3,43) dengan derajat kebebasan 18, maka dapat disimpulkan bahwa f hitung > f
tabel (36.357 > 3,43) ini berarti signifikan. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa
rumah tangga.
84
5.2 Pembahasan
Petani ikan hias yang memiliki modal terbatas tidak bisa mengembangkan
usahanya, bahkan cenderung hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok saja. Jika
oleh pedagang.
Petani ikan hias air tawar yang memiliki modal cukup, selain melakukan
pedagang ini akan menampung ikan-ikan hias yang ukurannya belum layak jual,
pasar. Selain itu bagi petani ikan hias air tawar yang modalnya besar bisa
lebih terkontrol.
kadang dicicil seadanya dulu. Bagi petani ikan hias air tawar yang bermodal kecil
hal ini merupakan hambatan usaha, karena pembayaran yang sedikit demi sedikit
sehari-hari sehingga pada saat akan memulai usaha lagi petani mengalami
kesulitan modal.
pendapatan petani. Pasar ikan hias berbeda dengan pasar ikan konsumsi, dimana
85
pada pasar ikan hias ada semacam “trend” yang sewaktu-waktu dapat berubah.
Petani ikan yang hanya membudidayakan satu jenis ikan saja, jika ternyata jenis
ikan yang dipelihara tidak diminati konsumen, maka harga jual juga rendah.
Sementara petani yang mengusahakan ikan lebih dari satu jenis, resiko
Pendapatan rumah tangga yang diperoleh dari usaha ikan hias ternyata
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan rumah tangga.
modal, luas lahan, jenis ikan yang diusahakkan, pengalaman usaha dan keberanian
mengambil resiko. Makin besar modal yang dimiliki, maka makin besar skala
usaha yang dikembangkan oleh petani dan makin luas lahan yang diusahakan.
Semakin luas lahan yang diusahakan berarti semakin banyak ikan yang
dibudidayakan dan makin besar pula penerimaan petani dari usaha tersebut. Selain
itu semakin lama pengalaman usaha dari petani, menyebabkan petani lebih
pendapatan usaha ikan hias juga dipengaruhi pendapatan usaha non ikan hias,
pendapatan usaha non ikan hias dan non ikan konsumsi dan banyaknya anggota
rumah tangga yang bekerja. Makin banyak anggota rumah tangga yang bekerja.,
berarti makin besar pendapatan rumah tangga yang diperoleh, sebaliknya jika
anggota rumah tangga yang bekerja sedikit maka sumber pendapatan rumah
86
Pengeluaran rumha tangga untuk kebutuhan pangan sebesar 35,5% dari
sebesar 24,1% dari total pengeluaran rumah tangga dan pengeluaran untuk
Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota Madya Jakarta Selatan tidak terdapat lagi
petani ikan hias iar tawar yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dilihat dari
Kriteria kemiskinan baik dari Sayogyo maupun dari Direktorat Tata Guna
Tanah ukur dengan tingkat pengeluaran per kapita per tahun. Pendekatan
SUSENAS 2005, mengukur tingkat kesejahteraan petani ikan hias air tawar tidak
dari pendaptan dan pengeluaran saja tetapi masih ada indikator lain yang
tempat tinggal dan kondisi sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan sehari-
hari. Jadi selain rendahnya tingkat pendaptan atau pengeluaran, rendahnya tingkat
ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang kurang memadai, dan yang paling utama
87
Sarana dan prasarana transportasi di Kelurahan Cipedak kondisinya cukup
memadai, baik dilihat dari jumlah sarana angkutan, waktu operasi dan kondisi
jalanyang sudah cukup baik. Biaya transportasi, cukup terjangkau oleh warga
sedang yang mana rata-rata <25% anggota rumah tangga yang sering sakit
warga yang sakit maupun konsultasi Keluarga Berencana (KB) dan penyaluran
alat kntrasepsi.
Jumlah masjid rata-rata 17 buah dan mushala rata-rata sebanyak 25 buah tiap
responden, hanya memeluk satu agama saja, dan tidak pernah ada masalah yang
diaman tersebar sekolah mulai dari jenjang TK, SD, SMA, bahkan hingga
perguruan tinggi. untuk biaya pendidikan rata-rata cukup terjangkau oleh rumah
tangga.
kamling dan kesadaran warga untuk menjalankan kewajiban ronda atau jaga
88
tersebut cukup aman dan jarang terjadi tindak kejahatan baik pencurian,
dimanfaatkan oleh warga yang masih muda-muda. Fasilitas olah raga yang ada
berupa lapangan lapangan bola volley, lapangan bulu tangkis dan tenis meja.
Responden yang berumur 25 tahun ke atas jarang melakukan olah raga, karena
Pada penelitian ini, alat ukur yang digunakan adalah sebelas indikator
2005 yang telah dimodifikasi. Dengan alat ukur yang terlalu kuantitatif ini,
banyak aspek-aspek kualitatif dari tingkat kesejahteraan yang tidak teramati. Hal
ini menyebabkan gambaran tingkat kesejahteraan keluarga petani ikan hias air
Aspek social ekonomi yang tidak teraamati, disebabkan oleh alat ukur
yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik pada tiap SUSENAS, indikator
kesejahteraan yang dikeluarkan oleh Bank Dunia dan indikator dari instansi atau
89
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
berikut:
1. Berdasarkan 11 indikator BPS 2005, rumah tangga petani ikan hias air
rumah tangga petani (100%) juga termasuk kategori tidak miskin. Dan
tingat kesejahteraan rumah tangga petani ikan hias air tawar di Kelurahan
6.2 Saran
yang sekiranya bermanfaat bagi petanikan hias air tawar di Kelurahan Cipedak
90
hias air tawar karena dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan rumah
91
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyah, Siti. 2002. Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Ikan
Hias Air Tawar Di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Skripsi.
Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Irmayani, Andi. 2007. Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Ikan
Hias Air Tawar Di Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten
Bogor Jawa Barat. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
92
Maharani. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Transmigrasi di Unit
Permukiman Transmigrasi Propinsi Lampung. (Program Studi
Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Alam Fakultas Pertanian IPB,
2006)
93
Lampiran 1. Kuesioner Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga
Petani Ikan Hias Air Tawar Di Kelurahan Cipedak Kecamatan
Jagakarsa Kota Madya Jakarta Selatan, Tahun 2011
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi
“Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Ikan
Hias Air Tawar Di Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa
Kota Madya Jakarta Selatan” oleh Andi Angger Sutawijaya
(106092003008), mahasiswa Program Studi Agribisnis,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
KUESIONER
A. Karakteristik Responden
1. Nama : ………………………
2. Jenis Kelamin: …………….L/P
3. Umur: ………………………tahun
4. Pendidikan Formal Terakhir :
a) Tidak sekolah c) SLTP e) Perguruan Tinggi :
……….
b) SD d) SMU
5. Pendidikan non formal (sebutkan nama dan lamanya)
a. ……………………………………. Lamanya: …………. Tahun
6. Status Pernikahan: 1. Menikah 2. Belum Menikah
7. Jumlah tanggungan keluarga
Status Bekerja Bekerja luar Tidak bekerja Penghasilan
dalam usaha tani (orang) (Rp/ bulan)
usaha tani (orang )
(orang)
Istri
Anak (1-15
tahun)
Dewasa (> 15
tahun)
Total
94
8. Lama pengalaman berusahatani:……………………… tahun
9. Status kepemilikkan lahan : a. Milik sendiri b. Milik Orang lain
10. Luas kolam yang dimiliki: ………………………… m2 dibagi dalam
………..kolam
B. Analisis Usahatani
Input atau Sarana Produksi yang Digunakan
Usaha Perikanan
No Jenis Input Harga
Jumlah Nilai Total (Rp)
Satuan(Rp)
1. Benih
2. Pakan
3. Obat – Obatan
a. Methilyn Blue
b. Tetrasiklin
c. PK
d. ……….
4 Tenaga Kerja*
Wanita
- Persiapan
kolam
- Panen
Pria
- Persiapan
kolam
- Panen
7. Transportasi
8. Perlengkapan
- Aquarium
- Pompa Listrik
- Ember plastic
- Serokan
9. Total
95
C. Pendapatan Rumah Tangga
Jumlah (Rp)
Sumber Pendapatan
Perbulan Pertahun
I. Pendapatan Usaha Perikanan
1. Usaha Ikan Hias
2. Usaha Ikan Konsumsi
Total pendapatan Usaha Perikanan
II. Pendapatan non Usaha Perikanan
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
Total pendapatan
96
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Sarana produksi
Total Pengeluaran Investasi
Total pengeluaran
97
Lampiran 2. Indikator Tingkat Kesejahteraan menurut BPS hasil SUSENAS
2005 yang dimodifikasi disertai variabel dan skornya
98
6. Sumber air : PAM (6)/ sumur bor (5)/
sumur (4)/ mata air (3)/ air hujan (2)/
sungai (1)
7. MCK : Kamar mandi sendiri (4)/
kamar mandi umum (3)/ sungai (2)/
kebun (1)
5. Kesehatan Anggota Keluarga - Baik 3
Tolak ukur dalam penelitian kesehatan (<25% anggota
anggota keluarga berdasarkan persentase keluarga sering sakit)
anggota keluarga mengalami sakit dalam - Cukup 2
sebulan (25-50% anggota
keluarga sering sakit)
- Kurang 1
(>50% anggota
keluarga sering sakit)
6. Kemudahan Mendapatkan Pelayanan - Mudah 3
kesehatan dari Tenaga (skor 8-10)
Medis/Paramedis - Cukup 2
(termasuk di dalamnya kemudahan (skor 13-17)
pelayanan keluarga berencana dan obat- - Sulit 1
obatan) (Skor 8-12)
1. Jarak RS terdekat : (0 km) (4)/
(0,01-3 km) (3)/ (>3 km) (2)/
missing (1)
2. Jarak ke poliklinik : (0) (4)/
(0,01-2 km) (3)/ (>2 km) (2)/
missing (1)
3. Biaya berobat : Terjangkau (3)/
cukup terjangkau (2)/ sulit
terjangkau (1)
4. Penanganan berobat : Baik (3)/
cukup (2)/ jelek (1)
5. Alat kontrasepsi : Mudah didapat
(3)/ cukup mudah (2)/ sulit (1)
6. Konsultasi KB : Mudah didapat
(3)/ cukup mudah (2)/ sulit (1)
7. Kemudahan Menyekolahkan Anak ke - Mudah 3
Suatu Jenjang Pendidikan (skor 8-10)
1. Biaya sekolah : Terjangkau (3)/ - Cukup 2
cukup terjangkau (2)/ sulit (skor 6-7)
terjangkau (1) - Sulit 1
2. Jarak ke Sekolah : (0 km) (4)/ (skor 4-5)
(0,01-3 km) (3)/ (>3 km) (2)
3. Prosedur penerimaan : Mudah
(3)/ cukup (2)/ sulit (1)
99
8. Kemudahan mendapatkan Fasilitas - Mudah 3
Transportasi (pengangkutan) (skor 7-9)
1. Ongkos dan biaya : Terjangkau - Cukup 2
(3)/ cukup terjangkau (2)/ Sulit (skor 5-6)
terjangkau (1) - Sulit 1
2. Fasilitas kendaraan : Tersedia (skor 3-4)
(3)/ cukup tersedia (2)/ sulit
tersedia (1)
3. Kepemilikan : sendiri (3)/ sewa
(2)/ ongkos (1)
9. Kehidupan Beragama - Toleransi tinggi 3
Tolak ukur dalam penilaian kehidupan 2
- Toleransi cukup
beragama diperoleh dari kerukunan atar 1
agama - Toleransi kurang
10 Rasa aman dari ganguan kejahatan - Aman (tidak pernah 3
Tolak ukur dari penilaian indikator rasa mengalami kejahatan )
aman dari gangguan kejahatan diperoleh - Cukup aman (pernah 2
dari pernah tidaknya mengalami mengalami kejahatan)
kejahatan di daerah tersebut - Kurang aman (sering 1
mengalami kejahatan)
11. Kemudahan dalam melakukan - Mudah (sering 3
olahraga melakukan olahraga)
Tolak ukur penilaian indikator ini - Cukup (cukup sering 2
diperoleh dari seringnya melakukan melakukan olahraga)
aktifitas olahraga dalam satu minggu - Kurang( kurang 1
melakukan olahraga)
100
Lampiran 3. Tingkat pendapatan Rumah Tangga Petani Ikan Hias Air Tawar Di Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa
Kota Madya Jakarta Selatan, Tahun 2011
101
21 61.850.000 9.000.000 - 70.850.000 5 14.170.000 Tidak miskin
22 32.190.000 17.000.000 - 50.850.000 4 12.712.500 Tidak miskin
23 30.230.000 - - 30.230.000 3 10.076.700 Tidak miskin
24 38.690.000 35.000.000 - 73.690.000 5 14.738.000 Tidak miskin
25 73.930.000 - - 73.930.000 6 12.321.700 Tidak miskin
26 41.690.000 - - 41.690.000 5 8.338.000 Tidak miskin
27 30.000.000 14.370.000 - 45.370.000 4 11.342.500 Tidak miskin
28 49.830.000 - - 49.830.000 4 12.457.500 Tidak miskin
29 31.750.000 7.740.000 - 39.490.000 4 9.872.500 Tidak miskin
30 13.000.000 16.710.000 - 29.710.000 4 7.427.500 Tidak miskin
Jumla 1.154.320.000 232.335.000 14.600.000 1.449.275.000 141 326.018.75
h 0
Rata- 38.477.340 7.744.500 486.670 48.309.167 4 10.867.292 Tidak miskin
rata
Keterangan:
102
Lampiran 4. Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga Petani Ikan Hias Air Tawar Di Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa
Kota Madya Jakarta Selatan, Tahun 2011
103
20 10.774.000 6.580.000 12.800.000 30.154.000 7 4.307.700 Tidak Miskin
21 4.161.000 2.980.000 4.900.000 12.041.000 3 4.013.700 Tidak Miskin
22 7.890.000 6.000.000 7.600.000 21.490.000 4 5.372.500 Tidak Miskin
23 5.600.000 3.980.000 7.800.000 17.380.000 3 5.793.400 Tidak Miskin
24 5.920.000 4.500.000 8.200.000 18.620.000 5 3.724.000 Tidak Miskin
25 9.300.000 8.120.000 8.000.000 25.420.000 6 4.236.700 Tidak Miskin
26 7.400.000 3.600.000 13.000.000 24.000.000 5 4.800.000 Tidak Miskin
27 5.800.000 3.500.000 5.100.000 14.400.000 4 3.600.000 Tidak Miskin
28 5.700.000 3.810.000 5.800.000 15.310.000 4 3.827.500 Tidak Miskin
29 5.800.000 3.600.000 5.200.000 14.600.000 4 3.650.000 Tidak Miskin
30 4.994.000 3.624.000 4.600.000 13.218.000 4 3.3045.000 Tidak Miskin
Jumlah 189.502.000 136.323.000 224.000.0 549.843.000 145 128.745.200
00
Rata-rata 6.316.700 4.544.100 7.466.700 18.328.100 4 4.291.510 Tidak Miskin
Keterangan :
Tidak miskin : pengeluaran > Rp. 2.500.000//tahun
Miskin : pengeluaran < Rp.1.944.000 – Rp. 2.500.000/tahun
Miskin sekali : pengeluaran < Rp. 1458.000 – Rp. 1.944.000/tahun
Paling miskin : pengeluaran < Rp.1458.000/tahun
104
Lampiran 5. Indikator Keadaan Tempat Tinggal Petani Ikan Hias Air
Tawar Di Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota
Madya Jakarta Selatan, Tahun 2011
105
Lampiran 6. Indikator Fasilitas Tempat Tinggal Petani Ikan Hias Air Tawar Di Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa
Kota Madya Jakarta Selatan, Tahun 2011
106
23 1 4 3 3 3 4 4 22 3
24 1 3 3 3 3 4 4 21 3
25 1 3 3 3 3 4 4 21 3
26 1 3 3 3 3 4 4 21 3
27 1 4 3 3 3 4 4 22 3
28 1 3 2 3 3 4 4 20 2
29 1 3 3 3 3 4 4 21 3
30 1 3 3 3 3 4 4 21 3
107
Lampiran 7. Indikatro Kesehatan Anggota Rumah Tangga, Kehidupan
Beragama, Rasa Aman Dari Kejahatan, dan Kemudahan
Melakukan Olahraga
109
Lampiran 8.Indikator Kemudahan Petani Ikan Hias Air Tawar Di
Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota Madya Jakarta
Selatan, Tahun 2011Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Dari
Tenaga Medis
No A B C D E F G Total Skor
1 3 3 3 2 2 2 15 2/C 3
2 3 3 2 2 2 3 15 2/C 3
3 3 3 1 2 1 1 11 1/S 3
4 3 3 1 2 2 2 13 2/C 3
5 3 3 2 2 1 1 12 2/C 3
6 3 3 2 2 2 1 13 2/C 3
7 3 3 2 2 1 2 13 2/C 3
8 3 3 1 2 1 1 11 1/S 3
9 3 3 1 2 1 1 11 1/S 3
10 3 3 1 2 1 1 11 1/S 3
11 3 3 1 2 1 1 11 1/S 3
12 3 3 1 2 1 1 11 1/S 3
13 3 3 2 2 1 1 12 1/S 3
14 3 3 2 2 1 1 12 1/S 3
15 3 3 2 2 2 1 13 2/C 3
16 3 3 2 2 1 1 12 1/S 3
17 3 3 2 2 1 1 12 1/S 3
18 3 3 2 2 2 2 14 2/C 3
19 3 3 1 2 2 2 13 2/C 3
20 3 3 1 2 2 2 13 2/C 3
21 3 3 2 2 2 2 14 2/C 3
22 3 3 2 2 3 3 16 2/C 3
23 3 3 2 2 3 3 16 2/C 3
24 3 3 2 2 3 3 16 2/C 3
25 3 3 2 2 1 1 12 1/S 3
26 3 3 2 2 2 2 14 2/C 3
27 3 3 2 3 3 2 16 2/C 3
28 3 3 2 3 3 2 16 2/C 3
29 3 3 2 2 3 3 16 2/C 3
30 3 3 2 2 2 2 14 2/C 3
110
Lampiran 9. Indikator Kemudahan Petani Ikan Hias Air Tawar Di
Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota Madya
Jakarta SelatanMemasukkan Anak Ke Suatu Jenjang
Pendidikan, Tahun 2011
111
Lampiran 10. Indikator Kemudahan Petani Ikan Hias Air Tawar
Mendapatkan Fasilitas Transportasi Di Kelurahan
Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota Madya Jakarta
Selatan, Tahun 2011
112
Lampiran 11. Indikator Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga Petani Ikan
Hias Air Tawar Di Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa
Kota Madya Jakarta Selatan, Tahun 2011
113
Lampiran 12. Harga Kebutuhan Pokok di Tempat Penelitian Saat Penelitian
Di Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota Madya
Jakarta Selatan, Tahun 2011
114
Lampiran 13. Foto-foto Petani Ikan Hias Air Tawar Di Kelurahan Cipedak
Kecamatan Jagakarsa Kota Madya Jakarta Selatan, Tahun
2011
115
Lampiran 14. Peta Kecamatan Jagakarsa Kota Madya Jakarta Selatan,
Tahun 2011
116
Lampiran 15. Identitas Responden (Petani Ikan Hias Air Tawar Di Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota Madya
Jakarta Selatan, Tahun 2011)
Jenis Luas
Umur Jumlah Pengalaman
No Nama kelami Tingkat pendidikan lahan Dibagi dalam kolam
(tahun) tanggungan (tahun)
n (m2)
Kolam tanah = 3 buah
1 A. Irwansyah L 38 D3 5 17 1000
Bak semen = 30 buah
Kolam tanah = 3 buah
2 H. Ahmad Sufyan L 58 S1 Apoteker 3 36 800
Bak semen = 12 buah
Kolam tanah = 3 buah
3 Abdullah L 37 SLTA 5 19 1000
Bak semen = 15 buah
Kolam tanah = 2 buah
4 Sunandi H.M L 46 S1 Agama 6 24 500
Bak semen = 15 buah
Kolam tanah = 3 buah
5 Muftihadi L 46 S1 Pendidikan 4 24 1000
Bak semen = 25 buah
Eko Sulasno Kolam tanah = 2 buah
6 P 31 SMK 4 13 500
(Sumiati) Bak semen = tidak ada
Agus Widodo Kolam tanah = 2 buah
7 P 36 S1 4 14 1000
(Lusianah M) Bak semen = tidak ada
Kolam tanah = 3 buah
8 Ali Wahyudi L 35 SLTA 3 17 1000
Bak semen = 20 buah
Kolam tanah = 2 buah
Ramdhani
9 P 33 SLTA 5 15 1000 Bak semen = 20 buah
(Hafikah)
Kolam tanah = 3 buah
10 Ita Supandi L 30 D3 5 9 1000
Bak semen = 20 buah
Kolam tanah = tidak ada
11 Mas’ud L 44 SLTA 4 26 1000
Bak semen = 18 buah
12 A. Nurzaman L 42 SLTA 4 24 1000 Kolam tanah = 3 buah
117
Bak semen = 12 buah
Kolam tanah = 3 buah
13 Iwan Kurniawan L 39 SLTA 4 21 1000
Bak semen = 24 buah
Kolam tanah = 6 buah
14 Achmad Mitjang L 70 SD 4 58 700
Bak semen = 11 buah
Kolam tanah = 1 buah
15 Sumantri L 32 SD 5 20 500
Bak semen = 15 buah
Kolam tanah = 3 buah
16 Abdul Rahman L 69 SR 3 57 1000
Bak semen = 27 buah
Kolam tanah = 4 buah
17 Marulloh L 33 SLTA 5 15 1000
Bak semen = tidak ada
Kolam tanah = 1 buah
18 M. Soheh L 67 SD 4 55 1000
Bak semen = 75 buah
Kolam tanah = 2 buah
19 Lilik Siswoko L 42 SLTA 6 24 500
Bak semen = 20 buah
Kolam tanah = 4 buah
20 M. Dayat L 75 SD 7 63 1000
Bak semen = 40 buah
Kolam tanah = 3 buah
21 Batawati Soeharno L 46 S1 3 24 500
Bak semen = 7 buah
Kolam tanah = 1 buah
22 Djamaluddin L 33 S1 4 11 500
Bak semen = 20 buah
Kolam tanah = 3 buah
23 Romdoni L 41 S1 3 19 1000
Bak semen = 30 buah
Kolam tanah = 1 buah
24 Saipunnizar L 30 S1 5 8 500
Bak semen = 20 buah
Kolam tanah = tidak ada
25 Fathul Khozim L 31 SLTA 6 13 500
Bak semen = 15 buah
Kolam tanah = 1 buah
26 Imron L 41 SLTA 5 23 1000
Bak semen = 105 buah
27 Sariman L 53 SD 4 41 500 Kolam tanah = 2 buah
118
Bak semen = 7 buah
Kolam tanah = 3 buah
28 Ahmad Wildan L 44 D3 4 23 500
Bak semen = 10 buah
Kolam tanah = 4 buah
29 Boedy Loegiyantoro L 51 SLTA 4 33 1000
Bak semen = 5 buah
Kolam tanah = 2 buah
30 Ahmad Sanif (Purwati) P 37 SLTA 4 19 900
Bak semen = 2 buah
119
120