You are on page 1of 14

Kojansow

JURNAL AGROEKOTEKNOLOGI TERAPAN


VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-
Desember 2022 Applied Agroecotechnology Journal

Agroteknologi Universitas Sam Ratulangi e_ISSN:2797-0647

THE EFFECT OF COCONUT Abstract


DREGS FLOUR Coconut dregs flour is flour derived from coconut dregs resulting from
the process of making coconut milk or Virgin Coconut Oil. Coconut
SUBSTITUTION ON
dregs flour contains high fiber and has the potential as a functional food
PHYSICOCHEMICAL AND ingredient. Pukis cake is one of the traditional snacks from Banyumas
ORGANOLEPTIC which can be processed with coconut dregs flour. The purpose of this
PROPERTIES PUKIS CAKE study was to determine the appropriate formulation of cake pukis between
coconut pulp flour and wheat flour (concentration 0%; 10%, 20%; 30%)
which was acceptable, analyze the chemical composition, expandability
Pengaruh Substitusi Tepung and porosity. This study used Analysis of Variance (ANOVA) followed
Ampas Kelapa Terhadap by the Least Significant Different (LSD) test with method, with α-
Fisikokimia dan Sifat level set at 0.05 if the treatments has a significantly effect. Analysis of
Organoleptik Kue Pukis variance and Least Significant Different were only used in the analysis of
organoleptic and porosity. In the chemical composition test using
Nutrisurvey Software. Based on the results of the test of variance, the use
Abigail Diva L. Kojansow1), Tineke of coconut dregs flour has a significant effect on porosity and
M. Langi2), Erny J.N. Nurali2*) organoleptic color parameters. However, it does not significantly affect
1)Program
the scent, taste, and texture. The best concentration based on hedonic test
Studi Teknologi Pangan,
results is 10% treatment with a development percentage of 90.47% and an
Fakultas Pertanian, Universitas Sam
Ratulangi, Manado, 95115, Indonesia
average porosity value of 34.75%. According to Nutrisurvey, the
nutritional content of the 10% substitution treatment contained 27.63%
2)Staf Pengajar Fakultas Pertanian, water, 6.43% protein, 13.27% fat, 51.91% carbohydrates, and 0.75%
Universitas Sam Ratulangi, Jl. Kampus crude fiber.
Unsrat Manado, 95515 Telp (0431) 846539
Keywords: Coconut Dregs Flour, Pukis Cake, Physicochemical,
*Corresponding author:
Organoleptic
ernynurali@unsrat.ac.id

Abstrak
Tepung ampas kelapa merupakan merupakan tepung yang berasal dari
ampas kelapa hasil proses pembuatan santan atau Virgin Coconut Oil.
Tepung ampas kelapa mengandung serat yang tinggi dan berpotensi
sebagai bahan pangan fungsional. Kue pukis adalah salah satu kudapan
tradisional asal Banyumas yang dapat diolah dengan tepung ampas kelapa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan formulasi kue pukis yang
tepat antara tepung ampas kelapa dan tepung terigu (konsentrasi 0%; 10%,
20%; 30%) yang dapat diterima, menganalisis kandungan gizi, daya
kembang dan porositas. Penelitian ini menggunakan analisis sidik ragam
(ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf α = 0,05 jika
perlakuan berbeda nyata. Analisis sidik ragam dan uji BNT hanya dipakai
dalam analisis sifat organoleptik dan porositas. Pada uji kandungan gizi
menggunakan Software Nutrisurvey. Berdasarkan hasil uji sidik ragam
penggunaan tepung ampas kelapa berpengaruh nyata terhadap porositas
dan organoleptik pada parameter warna. Namun tidak berperngaruh nyata
terhadap aroma, rasa, dan tekstur. Konsentrasi terbaik berdasarkan hasil
uji hedonik adalah perlakuan 10% dengan persentasi pengembangan
90,47% dan rata-rata nilai porositas 34,75%. Menurut Nutrisurvey,
kandungan gizi perlakuan substitusi 10% memiliki kandungan air 27,63%,
protein 6,43%, lemak 13,27%, karbohidrat 51,91%, dan serat kasar
0,75%.
Kata kunci: Tepung Ampas Kelapa, Kue Pukis, Fisikokimia,
Organoleptik

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
311
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

PENDAHULUAN Kue Pukis adalah salah satu jenis


kudapan tradisional, berasal dari
Sumber daya pangan lokal di
Banyumas, degan bahan baku tepung
Indonesia memiliki potensi untuk dapat
terigu, adanya proses fermentasi
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
menggunakan ragi sehingga kue pukis
Salah satu upaya dalam memenuhi
memilki karakteristik yang lembut,
kebutuhan pangan dan gizi masyarakat
berpori-pori, dan mengembang. Kue pukis
adalah dengan program diversifikasi
juga sering ditemukan di berbagai tempat,
pangan atau penganekaragaman pangan
mudah dibuat, dan banyak yang meminati,
dengan memanfaatkan pangan lokal dan
hal ini dikarenakan kue pukis memilki
mengembangkannya menjadi produk
tekstur lembut dan sering dijadikan menu
pangan yang beragam. Adapun salah satu
sarapan. Pada penelitian Fauzan &
bahan pangan fungsional adalah ampas
Rustanti (2013), pensubstitusian tepung
kelapa yang memiliki kandungan serat
ampas kelapa berpengaruh pada kandungan
yang tinggi.
gizi dan daya kembang dari roti berturut-
Ampas kelapa merupakan hasil
turut pada perlakuan 10 dan 20% substitusi
samping pembuatan santan atau Virgin
Coconut Oil yang telah melalui proses tepung ampas kelapa. Semakin banyak
kadar tepung ampas kelapa dalam adonan,
pengeringan, serta penggilingan tepung,
menimbulkan tekstur kasar dikarenakan
dan kemudian menghasilkan tepung ampas
seratnya, dan karena kurang kadar tepung
kelapa. Ampas daging kelapa yang bebas
terigu semakin kurang elasitas dan
lemak hasil pengeringan, memiliki
kembangnya adonan (Rosida, et al., 2018).
kandungan karbohidrat, dimana ¾
Tepung terigu memiliki karbohidrat yang
bagiannya merupakan galaktomanan yang
tinggi dengan di dalam nya didominasi
merupakan serat (Balasubramanian 1976,
oleh pati dan gula sedangkan serat yang
dalam Yulvianti et al., 2015). Serat
sedikit, hal ini dapat meningkatkan kadar
merupakan salah satu kebutuhan yang
gula darah (Afandi., et al., 2019). Sehingga
harus dipenuhi, dengan dianjurkan per-
dalam penelitian ini, tepung terigu akan
harinya untuk dewasa adalah 32-38 g,
disubstitusikan dengan tepung ampas
sedangkan untuk anak-anak dikatakan
kelapa.
cukup sekitar 19-30 g (Ambarita, et al.,
2014). Tepung ampas kelapa dapat dipakai Berdasarkan pemaparan di atas,
maka perlunya dilakukan penelitian
menjadi bahan baku pengolahan pangan
mengenai pengaruh susbtitusi tepung
seperti kue basah, roti, cookies, biskuit,
ampas kelapa terhadap fisikokimia dan
snackbar, dan lainnya.
mutu organoleptik kue pukis.
Menurut hasil penelitian Rumenser
(2019) substistusi tepung ampas kelapa
METODE PENELITIAN
terhadap produk snackbar dapat
Penelitian ini dilaksanakan di
meningkatkan serat kasar produk. Pada roti
Laboratorium Pengolahan Jurusan
tepung ampas kelapa juga menambahkan
Teknologi Pertanian, Falkutas Pertanian,
jumlah serat kasar (Fauzan, 2013).
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Pemanfaatan tepung ampas kelapa
Penelitian dilaksanakan selama 1 minggu
terhadap berbagai jenis kue, belum banyak
bulan Juli 2022.
diteliti. Pemanfaatan tepung ampas kelapa,
berpotensi menjadi bahan pangan Bahan dan Alat
fungsional, dan dapat diterapkan pada Bahan yang dibutuhkan dan
jajanan atau kudapan, sehingga dapat digunakan dalam pembuat kue pukis yaitu,
membantu memenuhi kebutuhan serat ampas kelapa hasil perasan santan varietas
dalam kudapan. Kelapa Dalam Mapanget umur 11 bulan,

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
312
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

tepung terigu protein sedang (Segitiga Biru Pembutan Kue Pukis (Salim, et al., 2020
Bogasari), telur, margarin, gula, santan cair dimodifikasi)
(Sun kara), ragi instan dry yeast. Alat yang Tepung terigu dan tepung ampas
dipakai yaitu baskom, cabinet dryer, kelapa dicampur sesuai perlakuan dengan
ayakan 80 mesh, sendok, kain, mixer, total tepung 360 g. Campuran tepung
plastik double zip, toples, alat panggang ditambah ragi sebanyak 4 g dan diaduk
kue pukis (Teflon), kompor gas, sendok, hingga merata. Gula sebanyak 150 g
garpu, grinder, neraca analitik, penggaris, dicampur dengan telur 200 g, diaduk
perangkat komputer dengan aplikasi dengan mesin mixer dengan kecepatan
software Nutrisurvey. rendah selama 3 menit (hingga
mengembang). Sedikit-demi sedikit,
Rancangan Penelitian
campuran tepung dan ragi, santan
Penelitian ini menggunakan
sebanyak 300 mL, dimasukan kedalam
Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan 4
campuran gula dan telur sambil diaduk
perlakuan dan masing-masing dilakukan
dengan kecepatan rendah hingga merata.
pengulangan sebanyak 3 kali. Dilanjutkan
Kemudian, adonan ditutup menggunakan
dengan analisis menggunkan uji Analysis
of Variance (ANOVA) dan jika ada kain bersih, dan difermentasi selama 30
menit. Cetakan dipanaskan dengan api
pengaruh yang nyata dilanjuti dengan uji
kecil, oles margarin dan masukan adonan
lanjut BNT taraf 5% untuk dilihat
sebanyak ¾ cetakan selama 8 menit,
perbedaan. Perlakuan substitusi tepung
hingga tekstur tidak lengket dan bagian
ampas kelapa sebagai berikut:
bawah kecoklatan.
A: Substitusi 0% (kontrol)
B: Substitusi 10% Metode Analisis
C: Substitusi 20% Karakteristik Kimia
D: Substitusi 30%
Program Software Nutrisurvey
Prosedur Penelitian (Sangian, 2020)
Pembuatan Tepung Ampas Kelapa Data kandungan gizi bahan baku
(Hamka dan Geroda, 2017 dimodifikasi) diambil dari hasil penelitian lain, nilai gizi
Kelapa tua dikupas sabut, tempurung, dari kemasan produk, dan data dari
sabut dan testa (kulit daging), sehingga Nutrisurvey, yang selanjutnya diinput
daging kelapa putih bersih. Daging kelapa secara manual dan dihitung dalam
tua diparut, mengggunakan mesin parut Software Nutrisurvey untuk mendapatkan
kelapa. Daging kelapa parut yang didapat, hasil total kandungan gizi kue pukis. Hasil
dilakukan penyortiran kembali untuk total kandungan gizi produk tanpa
memisahkan daging kelapa yang belum dipengaruhi proses pengolahan seperti
terparut dengan baik. Daging kelapa parut pemanggangan dan lainnya, sehingga hasil
ditambah air, diperas menggunakan mesin hanya berdasarkan kandungan gizi bahan
press minyak kelapa dengan tekanan yang dipakai. Data yang diinput dan
konstan atau stabil. Ampas kelapa dan dihitung dalam Software Nutrisurvey
santan otomatis terpisah dengan sebagai berikut:
menggunakan mesin press. Kemudian 1.Tepung ampas kelapa dengan kandungan
dilakukan pengeringan menggunakan berupa air 6,99%, Protein 5,78%, Lemak
cabinet dryer atau oven dengan suhu 60oC 38,23%, Karbohidrat 33,64%, dan Serat
selama 6 jam. Ampas kelapa kering Kasar 15,06% (Putri, 2014)
digrinder, dan diayak menggunakan 2.Tepung Terigu dengan kandungan
ayakan 80 mesh. berupa air 14%, protein 10%, Lemak 1%,
Karbohidrat 75%, dan Serat Kasar 0,25%

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
313
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

(Berdasarkan sumber nilai gizi Tepung Rumus yang dipakai untuk menghitung
Terigu Segitiga Biru; Rosyidi, 2006; Putri, pengembangan sebagai berikut:
2014) 𝐷−𝐶
3.Telur dengan kandungan berupa air % 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 100%
75,5%, Protein 9,4%, Lemak 11,6%, dan 𝐶
Keterangan:
Karbohidrat 2.9%, serat kasar 0% (Fakai, D = Tinggi dari titik tengah Kue Pukis
et al., 2015) C = Tinggi titik tengah adonan dalam cetakan
4.Santan dengan kandungan berupa air Porositas (Surono, et al., 2017
10%, Protein 0%, Lemak 23,3%, dimodifikasi)
Karbohidrat 6,6% dan Serat Kasar 0% Pengukuran porositas dengan
(Berdasarkan informasi gizi dan komposisi membagi tiga secara horizontal, hingga
produk Sun Kara) terdapat 3 lapisan kue pukis. Kemudian,
5.Gula dengan kandungan berupa air 0.1%, kertas HVS A4 dilipat tiga kali dan
Protein 0%, Lemak 0%, Karbohidrat dipotong, hingga mendapat kertas ukuran
99.8%, Serat Kasar 0% (Berdasarkan data panjang 10,8 x 7,45 cm. Kertas hasil
Nutrisurvey) dipotong, dibagi menjadi 4 titik acak
Karakter Fisik berjarak, dengan besar disesuaikan dengan
kue pukis. Setiap titik dibuat 1 x 1 cm
Daya Kembang (Kumolontang, 2014
kotak, dan dibolongi sehingga menjadi alat
dimodifikasi)
pengukur. Pori-pori yang terdapat dalam
Perhitungan daya kembang dibagi
lapisan kue, dihitung jumlahnya melalui
menjadi dua yaitu, daya kembang adonan
lubang 1x1 cm sebanyak 4 lubang di
saat proses fermentasi dan pemanggangan.
kertas. Perhitungan dilakukan sebanyak 3
Daya kembang dihitung berdasarkan tinggi
kali, sesuai dengan 3 lapisan. Setelah
antara sebelum dan sesudah proses. Pada
dihitung total per lapisannya, jumlah pori-
perhitungan daya kembang pemanggangan,
pori ditotalkan dari ketiganya, dan dibagi
bagian atas cetakan diukur panjang dan
menjadi 4. Pengujian dilakukan tiga kali
lebarnya, untuk mengetahui titik tengah
menggunakan 3 kue pukis perlakuan yang
cetakan, dan titik tengah diukur tingginya
sama, dan dirata-ratakan dari ketiga kue
dan dicatat dalam satuan sentimeter.
pukis.
Adonan diukur beratnya hingga 35 g
(tergantung besar cetakan), dan dimasukan Organoletik
ke dalam cetakan. Atas adonan diukur Uji Hedonik
hingga batas tinggi cetakan, dilihat sisa Pengujian organoleptik juga
tinggi dan dicatat. Kemudian, adonan dilakukan berdasarkan nilai uji tingkat
dimasak. Setelah dimasak, kue diukur kesukaan, dari skor 1-7, atribut penilaian
tingginya dari titik tengah dan dicatat. terdiri dari warna, aroma, rasa, dan tekstur.
Rumus untuk mendapatkan tinggi adonan Penilaian dilakukan dengan skala 1 (sangat
dalam cetakan, sebagai berikut: tidak suka), 2 (Tidak Suka), 3 (Agak Tidak
Suka), 4 (Netral), 5 (Agak Suka), 6 (Suka),
𝐶 = 𝐴−𝐵 dan 7 (Sangat Suka).
Keterangan:
C = Tinggi adonan dalam cetakan (bagian tengah) Uji Pembedaan
A = Tinggi titik tengah cetakan Uji pembedaan dilakukan untuk
B = Tinggi dari permukaan adonan ke batas cetakan
mendapatkan tingkat nilai setiap sampel
Persen pengembangan dihitung perlakuan dengan perlakuan kontrol (A)
dengan tinggi tengah kue pukis dikurang sebagai acuan. Atribut yang dinilai dalam
dengan tinggi adonan sebelum di masak. uji pembeda adalah aroma kelapa dalam
kue pukis, rasa kelapa dalam kue pukis,

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
314
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

dan keempukan kue pukis. Tingkat 0% (A) yaitu 6,61% dan terendah pada
Perbedaan berdasarkan skala nilai 1 perlakuan substitusi 30% (D), terdapat
(Sangat berbeda), 2 (Berbeda), 3 (Agak pada Tabel 2.
Berbeda), dan 4 (Sama). Berdasarkan bahan yang dipakai,
sumber protein paling tinggi berasal dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
tepung terigu yaitu 10% dan tepung ampas
Karakteristik Kimia kelapa memiliki kandungan protein 5,78%.
Kadar air Sehingga semakin kadar tepung terigu
Nilai kadar air tertinggi kue pukis disubstitusikan dengan kadar tepung ampas
terdapat pada perlakuan substistui 0% (A) kelapa, semakin berkurang kadar
yaitu 27,97% dan terendah pada perlakuan proteinnya. Berdasarkan hasil penelitian
substitusi 30% (D), terdapat pada Tabel 1. Salim, et al. (2020), kue pukis dengan
Berdasarkan pada Tabel 1, semakin menggunakan tepung terigu tanpa adanya
besar substitusi tepung ampas kelapa, penambahan atau substitusi, memiliki
semakin menurun kadar air kue pukis. kandungan protein 4.53%, sedangkan kue
Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan pukis yang didapati dalam penelitian ini
kontrol (A). Kadar air yang semakin memilki kandungan protein tanpa adanya
menurun, dapat disebabkan komposisi substitusi adalah 6,61% dimana tanpa
tepung ampas kelapa yang lebih banyak melihat pengaruh dari pemasakan. Bahan
dari pada tepung terigu, sedangkan tepung pangan yang melalui proses pemasakan,
ampas kelapa memiliki kadar air yang jauh zat gizi berupa kadar air, abu, protein, dan
lebih rendah dibanding tepung terigu. lemak dapat menurun (Sundari, et al.,
Mengacu pada syarat mutu SNI 01-3840- 2015). Sehingga apabila melihat pengaruh
1995 tentang Roti, kue pukis hasil subsitusi pemasakan, dapat didapati kandungan
tepung ampas kelapa dapat memenuhi protein yang lebih rendah.
syarat muti roti manis dengan kandungan Kadar Lemak
air maksimalnya adalah 40%. Nilai kadar lemak tertinggi kue pukis
Kadar protein terdapat pada perlakuan substitusi 30% (D)
Nilai kadar protein tertinggi kue yaitu 16,51% dan terendah pada perlakuan
pukis terdapat pada perlakuan substitusi substitusi 0% (A), terdapat pada Tabel 3.

Tabel 1. Hasil Perhitungan Kadar Air Kue Pukis Hasil Substitusi Tepung Ampas Kelapa
Perlakuan Kadar air (%)
A = 0% 27,92
B = 10% 27,63
C = 20% 27,33
D = 30% 27,03

Tabel 2. Hasil Perhitungan Kadar Protein Kue Pukis Hasil Substitusi Tepung Ampas Kelapa
Perlakuan Kadar protein (%)
A = 0% 6,61
B = 10% 6,43
C = 20% 6,25
D = 30% 6,06

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
315
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

Tabel 3. Hasil Perhitungan Kadar Lemak Kue Pukis Hasil Substitusi Tepung Ampas
Kelapa
Perlakuan Kadar lemak (%)
A = 0% 11,65
B = 10% 13,27
C = 20% 14,89
D = 30% 16,51

Berdasarkan bahan yang dipakai, ada pada perlakuan substitusi 0% (A),


sumber lemak paling tertinggi berasal dari terdapat pada Tabel 5.
tepung ampas kelapa yaitu 38,23%, Berdasarkan bahan yang dipakai,
sedangkan tepung terigu hanya sekitar 1 %. sumber serat kasar paling tertinggi berasal
Pada bahan kadar lemak paling tinggi dari tepung ampas kelapa yaitu 15,06%.
adalah tepung ampas kelapa, sehingga Pada tepung terigu hanya mengandung
didapati hasil semakin tinggi penambahan 0,25%. Sehingga semakin banyak
tepung ampas kelapa, semakin tinggi kadar substitusi tepung ampas kelapa, semakin
lemaknya. Pada bahan kadar lemak paling banyak juga serat kasar yang terdapat
tinggi adalah tepung ampas kelapa, dalam kue pukis. Hal ini didukung
sehingga didapati hasil semakin tinggi penelitian Fauzan & Rustanti (2013),
penambahan tepung ampas kelapa, semakin banyak substitusi tepung ampas
semakin tinggi kadar lemaknya. kelapa, maka kandung serat kasar dalam
produk semakin tinggi.
Kadar Karbohidrat
Nilai kadar karbohidrat tertinggi kue Karakteristik Fisik
pukis terdapat pada perlakuan substitusi Daya Kembang
0% (A) yaitu 53,69% dan terendah pada Persentase pengembangan paling
perlakuan substitusi 30% (D), terdapat tinggi terdapat pada perlakuan kontrol (A)
pada Tabel 4. dan terendah pada perlakuan substitusi
Berdasarkan bahan yang dipakai, 30% (D), terdapat pada Tabel 6.
sumber karbohidrat paling tertinggi berasal Berdasarkan hasil yang didapati,
dari tepung terigu yaitu 75%. Pada tepung semakin tinggi persentase substitusi tepung
ampas kelapa, jumlah karbohidrat 33,64%. ampas kelapa, persentase daya kembang
Sehingga semakin banyak kadar tepung kue pukis semakin menurun. Hal ini
ampas kelapa, semakin menurun kadar didukung penelitian Kumolontang (2014),
karbohidrat dalam kue pukis. Banyaknya pengembangan roti semakin menurun
karbohidrat pada tepung ampas kelapa, karena dipengaruhi jumlah serat kasar yang
sebagian besarnya merupakan serat. Pada semakin tinggi dan kadar gluten yang
ampas daging kelapa yang bebas lemak semakin rendah, tepung kelapa yang
hasil pengeringan, memiliki kandungan bersifat lebih kasar dibanding tepung terigu
terbanyaknya adalah karbohidrat 93% yang mengakibatkan konsistensi daya tahan
didalamnya 61% galaktomanan pengembangan tidak sama. Pensubtitusian
(Balasubramanian, 1976 dalam Yulvianti tepung terigu dengan tepung ampas kelapa
et al., 2015). menurunkan jumlah gluten yang bekerja
Kadar Serat Kasar sebagai pengikat adonan untuk
Nilai kadar serat kasar tertinggi kue mengembangkan roti, sekaligus
pukis terdapat pada perlakuan substitusi mempengaruhi pori-pori terhadap kue
30% (D) yaitu 2,03% dan yang terendah pukis.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
316
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

Semakin tinggi kadar gluten pada (Witono, et al., 2011). Adonan dengan
protein tepung terigu, adonan semakin kadar gluten yang semakin kurang, juga
terikat sehingga dapat memberikan struktur mengakibatkan kurangnya pemerataan
adonan yang dapat dibentuk namun elastis. kemampuan adonan dalam mengikat gas
Struktur adonan membuat gas yang sehingga mempengaruhi jumlah pori dalam
terdapat dalam adonan terperangkap kue pukis.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Kadar Karbohidrat Kue Pukis Hasil Substitusi Tepung
Ampas Kelapa
Perlakuan Kadar Karbohidrat (%)
A = 0% 53,69
B = 10% 51,91
C = 20% 50,13
D = 30% 48,34

Tabel 5. Hasil Perhitungan Kadar Serat Kasar Kue Pukis Hasil Substitusi Tepung Ampas
Kelapa
Perlakuan Kadar Serat Kasar (%)
A = 0% 0,10
B = 10% 0,75
C = 20% 1,39
D = 30% 2,03

Tabel 6. Daya Kembang Kue Pukis


Perlakuan Berat Tinggi Rata-Rata Pengembangan
Adonan (g) adonan Tinggi kue (%)
sebelum pukis (cm)
dimasak (cm)
A 35 2,4 cm 4,66 94,16
B 35 2,1 cm 4,00 90,47
C 35 2,1 cm 3,91 86,92
D 35 2,2 cm 3,76 71.21

Porositas terdapat dalam kue pukis menunjukan


Porositas merupakan salah satu cara bahwa, semakin besar jumlah kadar tepung
analisis jumlah pori-pori dalam suatu ampas kelapa, semakin sedikit jumlah pori
produk, yang biasanya merupakan produk dalam kue pukis. Porositas paling tertinggi
adonan hasil fermentasi. Pori-pori yang pada perlakuan penggantian tepung adalah
terdapat dalam kue pukis untuk tiap pada perlakuan substitusi 10% (B) dan
perlakuan terdapat dalam Tabel 7. terendah substitusi 30% (D).
Berdasarkan uji ANOVA didapati F Pensubtitusian tepung terigu dengan
hitung lebih besar dari pada α = 0.05 dan tepung ampas kelapa menurunkan jumlah
0.01, hal ini menunjukan bahwa substitusi gluten yang bekerja sebagai pengikat
tepung ampas kelapa memberi pengaruh adonan untuk mengembangkan roti,
terhadap porositas kue pukis. Uji BNT 5% sekaligus mempengaruhi pori-pori
bahwa semua perlakuan saling berbeda terhadap kue pukis. Adonan dengan kadar
nyata. Berdasarkan tabel, jumlah pori yang gluten yang semakin kurang,

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
317
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

mengakibatkankan kurangnya pemerataan cenderung menyukai warna kue pukis yang


kemampuan adonan dalam mengikat gas masih berwarna kuning-kecoklatan seperti
(Surono, et al., 2017). Semakin sedikit pada kue pukis perlakuan kontrol dan kue
jumlah porositas, semakin kurang lembut pukis hasil substitusi tepung ampas kelapa
kue pukis. yang masih disukai dengan perlakuan 10%
dan 20%.
Organoleptik
Aroma
Uji Hedonik Tingkat kesukaan panelis terhadap
Warna aroma kue pukis yang dihasilkan berkisar
Tingkat kesukaan panelis terhadap antara 4.8 (netral) pada substitusi tepung
warna kue pukis berkisar antara 3.96 ampas kelapa 20% sampai 5.12 (agak
(netral) pada substitusi tepung ampas suka) pada substitusi tepung ampas kelapa
kelapa 30% sampai 5.16 (agak suka) pada 30%. Berdasarkan tingkat kesukaan panelis
kontrol. Rata-rata tingkat kesukaan panelis pada warna, rata-rata tingkat kesukaan
terhadap warna kue pukis hasil terdapat terdapat pada Tabel 9.
dalam Tabel 8. Berdasarkan uji ANOVA, nilai F
Berdasarkan uji ANOVA, nilai F hitung (0,698) lebih kecil dari pada F
hitung (4,95) lebih besar dari pada F Tabel Tabel 5%, maka perlakuan tidak
5%, maka substitusi tepung ampas kelapa berpengaruh nyata pada tingkat kesukaan
berpengaruh terhadap tingkat kesukaan panelis terhadap atribut penilaian aroma.
warna kue pukis. Uji BNT 5% menunjukan Uji BNT tidak dilanjuti dikarenakan tidak
adanya perbedaan nyata. perlakuan D berpengaruh nyata. Berdasarkan Tabel 2,
berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya, didapati aroma kue pukis dengan setiap
sedangkan pada C berbeda hanya dengan perlakuan substitusi tepung ampas kelapa
D. Berdasarkan hasil rata-rata tingkat dapat diterima oleh panelis.
kesukaan warna kue pukis yang dihasilkan, Semakin tinggi persentase substitusi
perlakuan substitusi tepung ampas kelapa tepung ampas kelapa, lemak dominan
sebanyak 10% mendapat nilai tertinggi. berasal dari tepung ampas kelapa dan
Berdasarkan hasil penelitian ini, santan yang berasal dari bahan yang sama
semakin banyak jumlah tepung ampas yaitu kelapa. Pembentuk citarasa dan
kelapa, kue pukis semakin berwarna putih aroma khas suatu bahan merupakan berasal
pucat. Beberapa hasil penelitian salah satunya dari asam lemak (Sartika,
menunjukan hal serupa. Pada penelitian 2008). Aroma kue pukis juga berasal dari
Nurhiyanah & Septiani (2019), warna hasil pemecahan oleh enzim dalam ragi,
coklat pada brownies semakin cerah pemecahan lemak menjadi asam lemak
seiring dengan kadar tepung ampas kelapa. dikarenakan enzim Lipase, hasil
Warna yang dihasilkan dari berasal dari pemecahan glukosa menjadi alkohol oleh
reaksi maillard, sehingga apabila kadar enzim zymase dalam proses fermentasi
protein semakin sedikit, semakin cerah (Kusnedi, 2021).
warna roti (Pusuma, et al., 2018). Panelis

Tabel 7. Porositas Kue Pukis (Satuan Pori)


Perlakuan Rata-Rata Porositas Kue Pukis
A = 0% 51,25d
B = 10% 34,75c
C = 20% 17,91b
D = 30% 8,91a
Ket: Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukan berbeda nyata taraf uji BNT 5%

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
318
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

Tabel 8. Tingkat Kesukaan Panelis terhadap Warna Kue Pukis


Perlakuan Rata-rata Tingkat Kesukaan
Warna
A = 0% 5,16bc
B = 10% 5,32bc
C = 20% 5,04b
D = 30% 3.96a
Ket: Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukan berbeda nyata taraf uji BNT 5%

Tabel 9. Tingkat Kesukaan Panelis terhadap Aroma Kue Pukis


Perlakuan Rata-rata Tingkat Kesukaan
Aroma
A = 0% 5,3
B = 10% 4,84
C = 20% 4,8
D = 30% 5,12

Rasa selain CO2 adalah alkohol dari hasil enzim


Tingkat kesukaan panelis terhadap zymase (Kusnedi, 2021).
aroma kue pukis substitusi tepung ampas Tekstur
kelapa berkisar antara 4.8 (netral) pada Tingkat kesukaan panelis terhadap
substitusi tepung ampas kelapa 30% aroma kue pukis substitusi tepung ampas
sampai 5.3 (agak suka) pada substitusi kelapa berkisar antara 4.5 (netral) pada
tepung ampas kelapa 10%. Berdasarkan substitusi tepung ampas kelapa 30%
tingkat kesukaan panelis pada rasa, rata- sampai 5 (agak suka) pada substitusi
rata tingkat kesukaan terdapat pada Tabel tepung ampas kelapa 10%. Berdasarkan
10. tingkat kesukaan panelis pada tekstur, rata-
Berdasarkan uji ANOVA, nilai F rata tingkat kesukaan terdapat pada Tabel
hitung (0,64) lebih kecil dari pada F Tabel 11.
5%, menunjukan bahwa substitusi tepung Berdasarkan uji ANOVA, nilai F
ampas kelapa tidak memberi pengaruh hitung (0,44) lebih kecil dari pada F Tabel
terhadap kue pukis yang dihasilkan. Uji 5%, hal ini menunjukan bahwa substitusi
BNT tidak dilanjuti dikarenakan tidak tepung ampas kelapa tidak memberikan
berpengaruh nyata. Pada Tabel 10 pengaruh pada tingkat kesukaan panelis
menunjukan bahwa nilai rasa tertinggi terhadap tekstur kue pukis. Pada antara
pada perlakuan substitusi tepung ampas perlakuan substitusi tepung ampas kelapa,
kelapa 10%. Pada perlakuan 0, 20, dan panelis menyukai perlakuan 10%.
30% masih dapat diterima oleh panelis Berdasarkan nilai rata-rata nilai kesukaan
dengan range netral hingga agak suka. panelis terhadap tekstur, nilai berkurang
Rasa kue pukis dipengaruhi oleh gula dan pada perlakuan substitusi tepung ampas
lemak dari santan dan tepung ampas kelapa 20% dan 30%. Tepung ampas
kelapa. Pada penelitian Wardani, et al. kelapa memberikan tekstur yang lebih
(2016) kandungan lemak yang tinggi dan padat dikarenakan banyaknya serat dan
protein pada tepung ampas kelapa kurangnya kadar gluten yang merupakan
membuat cookies menjadi lebih gurih. faktor pengembangan dan pori-pori (Dini
Citarasa dan aroma dalam kue pukis juga & Rustanti, 2014).
dipengaruhi oleh fermentasi ragi,
dikarenakan hasil akhir dari fermentasi Uji Pembedaan

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
319
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

Uji Pembedaan dilakukan untuk aroma dan rasa kelapa serta keempukan
mendapatkan nilai diluar tingkat kesukaan kue pukis menurut panelis. Pada uji lanjut
dari panelis. Uji Pembedaan dilakukan BNT taraf 5 %, aroma dan rasa kelapa
untuk melihat perbedaan antara aroma serta keempukan kue pukis sampel A
kelapa, rasa kelapa, dan keempukan kue berbeda nyata dengan ketiga sampel
pukis hasil substitusi tepung ampas kelapa lainnya.
dengan perlakuan 10, 20, dan 30% dengan Tingkat Perbedaan Aroma Kelapa pada
acuan pembanding adalah perlakuan Kue Pukis
kontrol (A) yang tidak mengandung tepung Perbedaan aroma kelapa pada setiap
ampas kelapa. perlakuan dalam kue pukis adalah berturut-
Berdasarkan Uji ANOVA, baik turut D 2,12 (berbeda), perlakuan C 2,4
aroma dan rasa kelapa serta keempukan (berbeda), perlakuan B 2,64 (berbeda) dari
kue pukis F hitung jauh lebih besar dari pada acuan/kontrol A yang terdapat dalam
pada F tabel, mengartikan bahwa tepung Tabel 12.
ampas kelapa berpengaruh nyata terhadap

Tabel 10. Tingkat Kesukaan Panelis terhadap Rasa Kue Pukis


Perlakuan Rata-rata Tingkat Kesukaan Rasa
A = 0% 5,2
B = 10% 5,3
C = 20% 4,9
D = 30% 4,8

Tabel 11. Tingkat Kesukaan Panelis terhadap Tekstur Kue Pukis


Perlakuan Rata-rata Tingkat Kesukaan
Tekstur
A = 0% 5,0
B = 10% 5,0
C = 20% 4,7
D = 30% 4,5

Tabel 12. Tingkat Perbedaan Aroma Kelapa pada Kue Pukis


Perlakuan Rata-rata Aroma Kelapa
A = 0% 4c
B = 10% 2,64ab
C = 20% 2,4ab
D = 30% 2,12a
Ket: Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukan berbeda nyata taraf uji BNT 5%

Berdasarkan Tabel 12, semakin lemak. Asam lemak merupakan komponen


tinggi kadar tepung ampas kelapa pada kue penentu atau pembuat citarasa dan aroma
pukis, tingkat aroma semakin berbeda, khas dari suatu bahan pangan baik nabati
namun diantara perlakuan substitusi tidak maupun hewani (Sartika, 2008). Hal ini
jauh berbeda. Pada penelitian ini didapati didukung juga dari hasil penelitian
kadar lemak meningkat seiring, Wardani, et al. (2016), tepung ampas
peningkatan jumlah substitusi tepung kelapa mempengaruhi aroma cookies
ampas kelapa. Lemak memiliki komponen dikarenakan aroma khas dari tepung ampas
penyusunnya adalah gliserol dan asam kelapa, lemak cookies seiring bertambah

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
320
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

dengan jumlah tepung ampas kelapa yang Tingkat Perbedaan Keempukan Kue
ditambahkan. Pukis
Perbedaan keempukan kelapa pada
Tingkat Perbedaan Rasa Kelapa pada
kue pukis adalah berturut-turut perlakuan
Kue Pukis
D 1,52 (berbeda), perlakuan C 2.2
Perbedaan rasa kelapa pada setiap
(berbeda), perlakuan B 2,8 (berbeda) dari
perlakuan dalam kue pukis adalah berturut-
pada acuan/kontrol A yang terdapat pada
turut perlakuan D 1.92 (berbeda),
Tabel 14.
perlakuan C 2.4 (berbeda), perlakuan B
Berdasarkan Tabel 14, semakin
2,56 (berbeda) dari pada acuan/kontrol A
tinggi substitusi tepung ampas kelapa pada
yang terdapat dalam Tabel 13.
kue pukis, semakin padat kue pukis.
Berdasarkan Tabel 13, semakin
Substitusi 30% memiliki nilai 1.52 (sangat
tinggi kadar tepung ampas kelapa pada kue
berbeda atau berbeda) dari pada perlakuan
pukis, rasa semakin berbeda, perlakuan
0% (kontrol). Daya kembang dan porositas
substitusi 30% memiliki nilai paling
mempengaruhi keempukan, semakin
berbeda dari acuan. Kelapa memiliki rasa
sedikit jumlah pori atau pemerataan gas
khas, lemak yang tinggi pada tepung
ampas kelapa menghasilkan rasa khas pada dalam adonan, semakin padat kue yang
dihasilkan. Hasil penelitian Hasil
kue pukis. Sehingga semakin banyak
penelitian Kartiwan, et al. (2015), jumlah
kandungan tepung ampas kelapa dalam
dan ukuran pori mempengaruhi bentuk roti
adonan, semakin terasa rasa tepung ampas
yang dihasilkan, semakin tidak merata pori
kelapa. Pemakaian santan dalam
dalam pemekaran, roti semakin padat dan
pembuatan adonan, juga dapat
elastisitas berkurang.
mempengaruhi penambahan rasa khas
gurih kelapa dalam kue pukis. Pada Tingkat Kesukaan pada Kue Pukis
penelitian, Koyo, et al. (2016) santan yang Penilaian panelis terhadap sifat
kadar lemaknya lebih tinggi dari pada sensoris merupakan penilaian penerimaan
komponen lainnya, mampu mempengaruhi kue pukis dan untuk mendapatkan
citarasa es krim dengan menutup rasa khas formulasi yang paling disukai oleh panelis.
bahan lainnya yang terdapat dalam es krim. Berdasarkan Gambar 1, tingkat kesukaan
Hal ini juga didukung dengan pernyataan atau penerimaan, perlakuan yang paling
Sartika (2008), bahwa asam lemak yang disukai adalah perlakuan B dengan
merupakan salah satu penyusun lemak, substitusi tepung ampas kelapa 10%.
adalah salah satu penentu citarasa khas
suatu bahan atau produk pangan.
Tabel 13. Tingkat Perbedaan Rasa Kelapa pada Kue Pukis
Perlakuan Rata-rata Aroma Kelapa
A = 0% 4d
B = 10% 2,56bc
C = 20% 2,4b
D = 30% 1,92a
Ket: Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukan berbeda nyata taraf uji BNT 5%
Tabel 14. Tingkat Perbedaan Keempukan Kue Pukis
Perlakuan Rata-rata Keempukan Kue Pukis
A = 0% 4d
B = 10% 2,8c
C = 20% 2,2b
D = 30% 1,52a

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
321
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

Ket: Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukan berbeda nyata taraf uji BNT 5%

Gambar 1. Tingkat Kesukaan pada Kue Pukis

KESIMPULAN DAN SARAN dan N.E. Suyatma. 2019. Hubungan


Kesimpulan antara Kandungan Karbohidrat dan
Indeks Glikemik pada Pangan Tinggi
Berdasarkan hasil penelitian didapati
Karbohidrat. Jurnal Pangan, 28(2):
substitusi tepung ampas kelapa sebesar
145-160.
10% memiliki nilai kesukaan tertinggi,
terhadap rasa 5.3 (agak suka), warna 5.32 Ambarita, E. M., S. Madanija, dan N.M.
(agak suka), aroma 4.84 (agak suka), dan Nurdin. 2014. Hubungan Asupan
tekstur 5 (agak suka). Kandungan gizi kue Serat Makanan dan Air Dengan Pola
pukis pada substitusi tepung ampas kelapa Defekasi Anak Sekolah Dasar di
(Software Nutrisurvey) memiliki kadar air Kota Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan,
27,03-27,63%, protein 6,06-6,43%, lemak 9(1): 7-14.
13,27-16,51%, karbohidrat 48,34-51,91%, Dini, R.Z. & N. Rustanti. 2014. Pengaruh
dan serat kasar 0,75-2,03%. Kue pukis Substitusi Tepung Ampas Kelapa
pada substitusi tepung ampas kelapa 10% terhadap Nilai Indeks Glikemik,
memiliki nilai persentase pengembangan Beban Glikemik, dan Tingkat
90,47% dan rata-rata nilai porositas 34,75. Kesukaan Roti. Journal of Nutrition
Kue pukis pada substitusi 20% memiliki
College, 3(1): 213-221.
nilai pengembangan 86,5% dan rata-rata
porositas 17,9. Kue pukis pada substitusi Fakai, I.M., I. Sani, dan O.S. Olalekan.
30% memiliki nilai pengembangan 71,21% 2015. Proximate Composition and
dan rata-rata porositas 8,9. Cholesterol Content Of Egg
Obtained From Various Bird
Saran Species. Harmonized Research in
Perlu pengujian lebih lanjut Medical & Health Sciences, 2(2):
mengenai pengaruh jumlah air dan lemak 18-25.
pada fermentasi yang dapat mempengaruhi
daya kembang dan porositas dalam produk Fauzan, M. & N. Rustanti. 2013. Pengaruh
kue pukis hasil substitusi tepung ampas Substitusi Tepung Ampas Kelapa
kelapa, serta pengujian analisis kimia terhadap Kandungan Zat Gizi, Serat
(proksimat) pada kue pukis hasil susbtitusi dan Volume Pengembangan Roti.
ampas kelapa secara langsung dalam Journal of Nutrition College, 2(4):
laboratorium. 630-637.
Hamka, & Z.P. Geroda. 2017. Pengaruh
DAFTAR PUSTAKA Lama Perendaman dan Perbedaan
Afandi, F.A., C.H. Wijaya, D.N. Faridah, Metode Pengeringan pada

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
322
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

Pembuatan Tepung Ampas Kelapa. 2(1): 59-65.


Buletin Loupe, 14(2), 1-5. Rosyidi, A.. 2006. Analisis Efektivitas
Kartiwan, K., Z. Hidayah, dan B. Badewi. Penanganan Produksi Tepung
2015. Metode Pembuatan Adonan Terigu. Skripsi. Universitas Islam
untuk Meningkatkan Mutu Roti Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Manis Berbasis Tepung Komposit Rumenser, D.C.. 2019. Karakteristik
yang Difortifikasi Rumput. Partner, Kimia dan Organoleptik Snack Bar
15(1): 39-47. Berbasis Tepung Ampas Kelapa dan
Koyo, A.M., U.A. Rokhayati, dan A.B. Tepung Kacang Hijau. Skripsi.
Rachman. 2016. Tingkat Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Penggunaan Santan Kelapa dan Salim, A., I.N. Arni, dan Giyatmi. 2020.
Tepung Ubi Hutan pada Pembuatan Pengaruh Konsentrasi Ubi Jalar
Es Krim. Jurnal Ilmiah Media
Ungu terhadap Mutu Pukis.
Agrosains, 2(1): 16-24. Agritechnology, 3(2): 87-97.
Kumolontang, N.P.. 2014. Tepung Kelapa Sangian, J.H.. 2020. Formulasi Pembuatan
Sebagai Substitusi Parsial dalam Food Bars Berbahan Dasar Tepung
Pembuatan White Bread. Jurnal Pisang Goroho dengan Penambahan
Penelitian Teknologi Industri, 6(2): Tepung Kacang Hijau dan Tepung
63-70.
Wortel. Skripsi. Universitas Sam
Kusnedi, R.. 2021. Pengaruh Penambahan Ratulangi. Manado.
Pengembang Roti terhadap Sartika, R.A.. 2008. Pengaruh Asam
Parameter Organoleptik pada Lemak Jenuh Tidak Jenuh dan Asam
Pembuatan Roti Manis. Jurnal Lemak Trans terhadap kesehatan.
British, 1(2): 60-75. KESMAS Jurnal Kesehatan
Nurhiyanah & Septiani. 2019. Substitusi Masyarakat Nasional, 2(4): 154-160.
Tepung Ampas Kelapa dalam Sundari, D., Almasyhuri, dan A. Lamid.
Pembuatan Brownies Kukus 2015. Pengaruh Proses Pemasakan
terhadap Sifat Organoleptik dan
terhadap Komposisi Zat Gizi Bahan
Nilai Gizi. J. Gipas, 3(2): 99-109.
Pangan Sumber Protein. Media
Pusuma, D.A., Y. Praptiningsih, dan M. Litbangkes, 25(4): 235-242.
Chiron. 2018. Karakteristik Roti Surono, D.I., I.E.J.N Nurali dan I.J.S.C
Tawar Kaya Serat yang Moningka. 2017. Kualitas Fisik dan
Disubstitusikan Menggunakan Sensoris Roti Tawar Bebas Gluten
Tepung Ampas Kelapa. Jurnal Bebas Kasein Berbahan Dasar
Agroteknologi, 18(1): 29-42. Tepung Komposit Pisang Goroho.
Putri, M.F.. 2014. Kandungan Gizi dan COCOS, 1(1): 1-12.
Sifat Fisik Tepung Ampas Kelapa Wardani, E.N., I.M. Sugitha, dan I.D.P.K
Sebagai Bahan Pangan Sumber Pratiwi. 2016. Pemanfaatan Ampas
Serat. TEKNOBUGA, 1(1): 32-43. Kelapa Sebagai Bahan Pangan
Rosida, T. Susilowati, dan D.A. Sumber Serat dalam Pembuatan
Manggarani. 2018. Pembuatan Cookies Ubi Jalar Ungu. Jurnal Ilmu
Cookies Kelapa (Kajian Porsi dan Teknologi Pangan (ITEPA),
Tepung Terigu: Tepung Ampas 5(2): 162-170.
Kelapa dan Penambahan Kuning
Witono, J.R., A.J. Kumalaputri, dan S.R.
Telur). Journal Teknologi Pangan,

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
323
Kojansow VOLUME 3 NOMOR 2 Juli-Desember 2022

Supomo. 2011. Efek Jenis dan Yulvianti, M., W. Ernayati, dan Tarsono.
Jumlah Gluten Substitute serta Putih 2015. Pemanfaatan Ampas Kelapa
Telur dalam Pembuatan Roti Tawar sebagai Bahan Baku Tepung Ampas
Komposit. Laporan Penelitian. Kelapa Tinggi Serat dengan Metode
Universitas Katolik Parahyangan. Freeze Drying. Jurnal Integrasi
Bandung. Proses, 5(2): 101-107.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
324

You might also like