You are on page 1of 15

PENERAPAN TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA DALAM MENJUAL

GAS ELPIJI 3 KG KEPADA KONSUMEN YANG TIDAK MAMPU

Disusun Oleh : Syahrial Halomoan

Pembimbing I: Dr. Firdaus, S.H.,M.H


Pembimbing II: Ulfia Hasanah, SH.,MKn
Alamat : Jalan Karya Putra Q3 No.15 RT 01 RW 13 Kelurahan Air Dingin Kecamatan
Bukitraya Kota Pekanbaru
Email : syahrialhalomoan27@gmail.com Telepon : 081277608933

ABSTRACT

The responsibility of the businessperson for the sale of 3 kg LPG to consumers who cannot
afford it in Pekanbaru City, Riau Province needs to be carried out, because there are still many
businesses or bases that still sell 3 kg LPG to consumers who are more capable and for industry. As
a result of the treatment of business actors or bases, the poor people cannot get 3 kg of LPG gas
which is their right to household needs such as cooking. Of course many consumer rights as a 3 kg
LPG gas user feel that their rights are violated, business people should be responsible in treating
consumers fairly and not discriminating and must follow the prevailing laws and regulations
The problems discussed are first, regarding the basis of the base is not responsible for the
sales of 3 kg LPG to consumers who are not capable and Second What is the base effort to be
responsible for the sale of 3 kg LPG to consumers who can not afford. The research method used is
empirical research, another term used is Sociological legal research also called field research and
this research is descriptive. In data collection, the type of data used in this study is primary data
and secondary data, namely directly through respondents (field), Law No. 8 of 1999 concerning
Consumer Protection, Law No. 20 of 2008 concerning Micro, Small, and Intermediate (UMKM),
Civil Code, Presidential Regulation No. 104/2007 concerning Provision, Distribution and
Determination of Three Kilogram Liquefied Petroleum Gas Tubes, Regulation of the Minister of
Mineral Resources No. 26 of 2009 concerning Liquefied Supply and Distribution Petroleum Gas,
legal journals and books related to research. This data analysis is carried out qualitatively and
deductively deduced.
From the results of research conducted by the author, it was found that there were still
business players or bases who were not responsible for the sale of 3 kg LPG to consumers who
could not afford, so that the poor consumers were indirectly harmed. So, based on this, it is
required the responsibility of the business actor in the sale of 3 kg LPG to consumers who cannot
afford it.

Keywords: Base, Legal Responsibility, Rights of Consumers Who Are Not Able

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 1
A. Latar Belakang Masalah Tangga dan Usaha Mikro Menengah.
Indonesia merupakan salah satu Berdasarkan Peraturan Presiden Republik
negara yang masyarakatnya memiliki Indonesia Nomor 104 Tahun 2007 Tentang
ketergantungan terhadap bahan bakar Penyediaan, Pendistribusian, Dan
sangat tinggi baik itu untuk keperluan Penetapan Harga Elpiji 3 Kilogram Pasal 1
rumah tangga, transportasi, maupun industri ayat (4)menegaskan bahwa: “Rurnah
sehingga semakin hari kebutuhan manusia Tangga adalah konsumen yang mempunyai
pada bahan bakar sangat meningkat. legalitas penduduk, menggunakan minyak
Berdasarkan fakta historis, kebijakan di tanah untuk memasak dalarn lingkup rumah
bidang minyak dan gas bumi (migas) di tangga dan tidak mempunyai kornpor gas
Indonesia telah mengalami beberapa kali untuk dialihkan menggunakan LPG Tabung
perubahan sesuai dengan kondisi dan 3 Kg terrnasuk tabung, kornpor gas beserta
kepentingan pada saat kebijakan tersebut peralatan lainnya”.3
dibuat.1 Disini pelaku usaha dalam hal ini
Gas elpiji 3 Kg (tiga kilogram) sangat Pangkalan lpg 3 kg telah melanggar
dibutuhkan bagi konsumen yang memiliki Perjanjian Hubungan Kerja (PHU) kepada
ketergantungan bahan bakar sangat tinggi Agen lpg 3 kg selaku yang menjualkan gas
khususnya untuk keperluan rumah tangga. elpiji 3 kg kepada Pangkalan lpg tersebut
Istilah konsumen berasal dari kata yaitu:
consumer (inggris-amerika) atau consument “Menjual elpiji 3 Kg prioritas
(belanda), secara harfiah arti consumer langsung kepada masyarakat pengguna
adalah setiap orang yang menggunakan rumah tangga miskin dan usaha mikro
barang, tujuan penggunaan barang atau jasa sesuai usaha mikro sesuai peruntukan yang
itu nanti menentukan termasuk konsumen ditetapkan pemerintah dan diberikan
kelompok mana pengguna tersebut.2 Bon/Nota penjualan”.4
Latar belakang penelitian ini adalah Menurut Penjelasan Peraturan
adanya program nasional konversi minyak Presiden Republik Indonesia Nomor 104
tanah ke Liquefied Petroleum Gas (LPG) Tahun 2007 Tentang Penyediaan,
yang merupakan salah satu program Pendistribusian, dan Penetapan Harga
pemerintah di tahun 2007 dalam rangka Liquid Petroleum Gas (LPG) telah
menjamin penyediaan dan pengadaan dikatakan bahwa pengguna gas elpiji 3 Kg
Bahan Bakar dalam negeri. Program ini (tiga kilogram) terdiri dari untuk Rumah
secara khusus dimaksudkan untuk Tangga dan Usaha Mikro, Pasal 1 ayat (4)
mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak dan (5) menerangkan:“Rumah Tangga yang
(BBM) guna meringankan beban keuangan berhak menerima gas elpiji 3 kg bisa
negara. Konversi minyak tanah tersebut ditinjau dari beberapa acuan yaitu,
juga dilakukan untuk mengantisipasi harga pendapatannya dibawah Rp.350.000,- (Tiga
minyak dunia yang semakin meningkat dan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) per bulan
stok minyak mentah yang semakin menipis. per kapita, dinding dan lantai rumahnya
Target pemerintah untuk penjualan tidak permanen. Usaha Mikro dalam
Gas Elpiji 3 Kg adalah Konsumen Rumah kategori ini adalah yang tingkat
pendidikannya rendah, jumlah pekerja
1
kurang dari 10 orang, dari sisi asetRp.
Suyitno Patmosukimo, Migas: Politik, Hukum &
50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah),
Industri, Politik Hukum pengelolaan Industri Migas
indonesia dikaitkan dengan kemandirian dan ketahanan
energi dalam pembangunan perekonomian nasiona, PT.
Fikahati A neska, Jakarta 2011, hlm. 3
2
Ali Umar Harahap, “Perlindungan Hukum Terhadap
3
Konsumen Atas Pengguna Gas Elpiji 3 Kilogram Ditinjau Pasal 1 ayat 4 Peraturan Presiden Republik
Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Indonesia Nomor 104 Tahun 2007 Tentang Penyediaan,
Perlindungan Konsumen” Jurnal Hukum Universitas Pendistribusian, Dan Penetapan Harga Elpiji 3 Kilogram
4
Sumatra Utara, Fakultas Hukum, Volume 4 No.1 Januari Huruf I, Perjanjian Hubungan Kerja antara PT.TIrta
Tahun 2016, hlm 7 Harapan Sejahtera dan Pangkan Gas Elpiji 3 Kg Dibawah
Binaan PT.Tirta Harapan Sejahtera

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 2
dengan omzet maksimal Rp. 300.000.000,- 1. Sebagai persyaratan penulis untuk
(Tiga Ratus Juta Rupiah) per tahun”.5 memperoleh gelar Sarjana Hukum di
Pelaku Usaha telah sengaja Fakultas Hukum Universitas Riau.
menjualkan gas elpiji 3 Kg kepada 2. Dengan adanya penelitian ini dapat
Pengecer dan Usaha kuliner dalam hal ini memberikan informasi dan masukan
pelaku usaha melanggar Ketentuan Pasal 20 kepada masyarakat tentang penjualan
ayat (2) yang menyatakan bahwa: gas elpiji 3 kg.
“Pengguna Lpg merupakan konsumen 3. Sebagai salah satu bahan bacaan dan
rumah tangga dan usaha mikro yang informasi bagi rekan-rekan
menggunakan Lpg tertentu dalam kemasan mahasiswa dalam penelitian
tabung Lpg 3 Kg dengan harga yang diatur berikutnya berkaitan dengan
dan ditetapkan oleh pemerintah”.6 penelitian ini.
Berdasarkan uraian latar Belakang D. Kerangka teori
masalah diatas, penulis tertarik untuk 1. Teori Tanggung Jawab Hukum
melakukan penelitian dalam bentuk skripsi Tanggung jawab terdiri dari kata
yang berjudul tanggung dan jawab yang kemudian
“Penerapan Tanggung Jawab Pelaku terbuntuk dari beberapa kata seperti
Usaha Dalam Penjualan Gas Elpiji 3 Kg bertanggung jawab, mempertanggung
Kepada Konsumen Yang Tidak Mampu” jawabkan, penanggung jawab dan
pertanggung jawaban, dalam kamus besar
B. Rumusan Masalah bahasa Indonesia kata tanggung jawab
1. Mengapa Pangkalan tidak melaksanakan berarti keadaan wajib menanggung segala
tanggung jawabnya dalam menjual gas sesuatunya (kalau terjadi sesuatu boleh
elpiji 3 kg kepada konsumen yang tidak dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan
mampu? sebagainya).7
2. Bagaimana Upaya pangkalan agar Selanjutnya menurut Titik Triwulan
bertanggung jawab dalam menjual gas pertanggung jawaban harus mempunyai
elpiji 3 kg kepada konsumen yang tidak dasar, yaitu hal yang menyebabkan
mampu? timbulnya hak hukum bagi seorang untuk
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian menuntut orang lain sekaligus berupa hal
a) Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam yang melahirkan kewajiban hukum orang
penelitian ini adalah : lain untuk memberi pertanggung
8
1. Untuk mengetahui alasan Pangkalan jawaban.
tidak bertanggung jawab dalam Lebih lanjut Hans Kelsen
menjual gas elpiji 3 kg kepada menyatakan bahwa “kegagalan untuk
konsumen yang tidak mampu melakukan kehati-hatian yang diharuskan
2. Untuk mengetahui upaya yang oleh hokum disebut kekhilafan
dilakukan pangkalan agar bertanggung (negligence); dan kekhilafan biasanya
jawab dalam menjualkan gas elpiji 3 dipandang sebagai suatu jenis lain dari
kg kepada konsumen yang tidak kesalahan (culpa), walaupun tidak sekeras
mampu. kesalahan yang terpenuhi karena
mengantisipasi dan menghendaki, dengan
atau tanpa maksud jahat, akibat yang
b) Kegunaan yang diharapkan dari membahayakan.9
penelitian ini adalah :

7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus
5
Pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun Besar Bahasa Indoneisa, Jakarta: Balai Pustaka,1988, hal.
2008 Tentang Usaha Mikro, Keci dan Usaha Mikro 899
8
(UMKM) Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Perlindungan
6 Hukum Bagi Pasien, Jakarta, Prestasi Pustaka, 2010,
Pasal 20 ayat (2) Peraturan Menteri Energi Sumber
Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Penyediaan hal.48
9
dan Pendistribusian Liquid Petroleum Gas (LPG) Ibid, Hlm.83

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 3
Tanggung jawab dalam kamus kewajiban tertentu yang keras serta
hukum dapat diistilahkan sebagai liability melindungi hak-hak konsumen, dan keadilan
dan responsibility, istilah liability bergantung sepenuhnya pada kemanfaatan
menunjuk pada pertanggung jawaban sosial sebagai fondasinya.14
hukum yaitu tanggung gugat akibat Jhon Rawls menegaskan bahwa
kesalahan yang dilakukan oleh subyek program penegakan keadilan yang
hukum, sedangkan istilah responsibility berdimensi kerakyatan haruslah
menunjuk pada pertanggung jawaban memperhatikan dua prinsip keadilan yaitu,
politik.10 Pertama, memberi hak dan kesempatan
Liability didefinisikan untuk yang sama atas kebebasan dasar yang
menunjuk semua karakter hak dan paling luas seluas kebebasan yang sama
kewajiban.Liability juga merupakan suatu bagi setiap orang. Kedua, mampu mengatur
kondisi yang tunduk kepada kewajiban kembali kesenjangan sosial ekonomi yang
secara aktual atau potensial, kondisi terjadi sehingga dapat memberi keuntungan
bertanggung jawab terhadap hal-hal yang yang bersifat timbal balik (reciprocal
aktual atau mungkin seperti kerugian, benefits) bagi setiap orang, baik mereka
ancaman, kejahatan, biaya, atau beban, berasal dari kelompok mampu maupun
kondisi yang menciptakan tugas untuk tidak mampu.15
melaksanakan undang-undang dengan Susanto membahas sesuatu yang tidak
segera atau pada masa yang akan datang.11 Keadilan dalam konteks antara pelaku
usaha dan konsumen diatur dalam
Hubungan antara pelaku usaha perlindungan konsumen. Terlihat dari
dengan konsumen dalam kewajiban adanya asas keadilan yang terdapat dalam
hukum adalah sesuai dengan apa yang perlindungan konsumen, asas keadilan yaitu
disepakati dalam suatu tanggung jawab, memberikan kesempatan kepada konsumen
sehingga dalam pelaksanaan tanggung dan pelaku usaha untuk memperoleh
jawab pelaku usaha atas kerugian haknya dan melaksanakan kewajibannya
konsumen harus sesuai dan dipatuhi oleh secara adil berdasarkan asas keadilan
pelaku usaha dan konsumen itu sendiri. tersebut maka pelaku usaha dan konsumen
harus benar-benar melaksanakan hak dan
2. Teori Keadilan
kewajibannya secara adil. Hak konsumen
Hukum adalah suatu tatanan perbuatan
dan kewajiban pelaku usaha berdasarkan
manusia “tatanan” adalah suatu sistem aturan.
UUPK, yaitu:
Hukum bukanlah seperti yang dikatakan
a) Hak Konsumen yang meliputi: “
sebuah peraturan. Hukum adalah seperangkat
Hak untuk diperlakukan atau dilayani
peraturan yang mengandung semacam
secara benar dan jujur serta tidak
kesatuan yang dipahami melalui sebuah
diskriminatif”. 16
sistem.12
b) Kewajiban Pelaku Usaha yang
Keadilan adalah tujuan hukum yang
meliputi: “memperlakukan atau melayani
paling dicari dan paling utama dalam setiap
konsumen secara benar dan jujur serta tidak
sistem didunia. Setiap peraturan perundang-
diskriminatif dan tidak membedakan
undangan yang dibentuk bertujuan untuk
konsumen yang mampu dan yang tidak
mencapai keadilan.13 Keadilan mensyaratkan
mampu”.17
demi menjamin pemenuhan kewajiban-

10
HR.Ridwan, Hukum Administrasi Negara, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. 337
11
Ibid, hlm.334
12
Hans Kelsen, Teori Tentang Hukum dan Negara, 14
Ibid, hlm. 24
15
Bandung, Nusa Media, hlm.25 Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo, Teori Keadilan,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2006, hlm, 33
13 16
Karen Lembagz, Teori-Teori Keadilan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
(Terjemahan Six Theories of Justice), Nusamedia, Tentang Perlindungan Konsumen
17
Bandung, 1996, hlm.2 Ibid, Pasal 7

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 4
3. HAM Hak Asasi Manusia, Dalam hal ini ada dua
Istilah HAM juga dikenal dalam diskriminasi , yaitu:21
berbagai bahasa asing, antara lain, seperti: a. Diskriminasi langsung, yaitu
human rights, fundamental rights, des ketika seseorang baik langsung maupun
droits, des droits de I’homme, the rights of tidak langsung diperlakukan secara berbeda
man basic rights. Seluruh istilah tersebut dari pada lainnya (less favourable)
secara substansial adalah sama, hanya b. Diskriminasi tidak langsung,
peristilahan saja yang berbeda. yaitu ketika dampak praktis dari hukum dan
Hingga saat ini belum ada definisi atau kebijakan merupakan bentuk
HAM yang bersifat baku dan mengikat. diskriminasi walaupun hal itu tidak
Beberapa definisi yang dikenal antara lain: ditunjukan untuk tujuan diskriminasi.
1. Jan Materson: E. Kerangka Konseptual
“Human rights could be generally 1. Tanggung Tanggung Jawab yaitu segala
defined as those rights which are inherent kesalahan atau kelalaian pelaku usaha
in our nature without which we cannot live yang dapat menimbulkan kerugian kepada
as human beings. konsumen khususnya, atau kepada
2. Peter R. Baehr: masyarakatumumnyaharuslah
“Human rights are internationally bertanggung jawab atas kerugian yang
agreed values, standards or rules ditimbulkannya.22
regulating the conduc of states towards 2. Pelaku Usaha adalah setiap orang
their own zitizens and towards non perseorangan atau badan usaha, baik yang
nitizen.”18 berbentuk badan hukum maupun bukan
Sedangkan dalam teori Joel Feinberg badan hukum yang didirikan dan
dinyatakan bahwa pemberian hak penuh berkedudukan atau melakukan kegiatan
merupakan kesatuan dari klaim yang abash dalam wilayah hukum negara Republik
(keuntungan yang didapat dari pelaksanaan Indonesia, baik sendiri maupun sama-
hak yang disertai pelaksanaan kewajiban. sama melalui perjanjian
Hal itu berarti antara hak dan kewajiban menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
merupakan dua hal yang tidak dapat berbagai bidang ekonomi.23
dipisahkan dalam perwujudannya.Karena 3. Penjualan adalah pengeluaran yang
itu ketika seseorang menuntut hak juga langsung berhubungan dengan usaha
harus melakukan kewajiban.19 pemasaran produk.24Pengelolaan adalah
Jhon Locke menyatakan bahwa hak kegiatan pemanfaatan dan pengendalian
asasi manusia adalah hak-hak yang atas semua sumber daya yang diperlukan
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha untuk mencapai ataupun menyelesaikan
Pencipta sebagai hat yang dikodrati.Oleh tujuan tertentu.25
karenanya, tidak ada kekuasaan apapun di 4. Gas adalah zat ringan yang sifatnya
dunia yang dapat mencabutnya. Hak ini seperti udara dan dalam suhu biasa tidak
sifatnya sangat mendasar (fundamental) akan mencair.26Gas Elpiji adalah ucapan
bagi hidup dan kehidupan manusia dan asing bentuk singkatan dari Liquefied
kehidupan manusia.20 Petroleum Gas (Gas)
Dalam kasus yang ingin diteliti oleh
penulis, penulis mengkaitkan dengan Teori 21
Rhona K.M, Smith, dkk, Hukum Hak Asasi, h. 39-
40, dalam Mujaid Kumkelo, dkk, Fiqih HAM, h.37
22
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis, Prinsip dan
18
Vide Human Rights Questions and Answer, New Pelaksanaannya di Indonesia, Raja Grafindo Persada,
York: United Nations Departement Of Public Jakarta, 2014 hlm.204
23
Information, 1998, hlm.4 Ibid, hlm 196
19 24
Tim ICCE UIN Jakarta, Demokrasi Hak Asasi Kementrian Pendidikan, Kamus Besar Bahasa
Manusia dan Masyarakat Madani, Prenada Media, Indonesia jilid kempat, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2003, hlm. 200 Jakarta: 2008, hlm.1019
20 25
Mansyur Effendi, Dimensi dan Dinamika Hak Asasi http://pengetian-pengelolaan-menurut-para-
Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional, ahli/hl=ID, diakses tanggal 20 maret 2018
26
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994, hlm.3 Ibid, hlm.368

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 5
5. Konsumen adalah setiap orang pemakai (pelaku usaha) gas elpiji untuk Publik atau
barang atau jasa yang tersedia dalam Masyarakat (konsumen).
masyarakat, baik bagi kepentingan diri 3. Populasi dan Sampel
sendiri, keluarga, orang lain, maupun a. Populasi
makhluk hidup dan tidak untuk Populasi atau universe adalah keseluruhan
diperdagangkan.27 unit atau manusia (dapat pula berbentuk
6. Perlindungan Konsumen adalah segala gejala atau peristiwa) yang mempunyai
upaya yang menjamin adanya kepastian ciri yang sama.32 Populasi dapat berupa
hukum untuk memberi perlindungan himpunan orang, benda (hidup atau mati),
kepada konsumen.28 kejadian, kasus-kasus, waktu atau tempat.
7. Pangkalan Pangkalan adalah pribadi atau Adapun yang menjadi populasi dalam
badan hukum yang bertugas menyimpan penelitian ini adalah Lembaga Adat dan
dan menyalurkan dengan kapasitas pemuka masyrakat adat yaitu :
penjualan kurang dari 1 ton/hari. 1) Pangkalan Gas elpiji 3 kg yang
Pangkalan menerima pasokan langsung terkait
dari agen resmi pertamina.29 2) Dinas Perindustrian Dan
Perdagangan Kota Pekanbaru.,
F. Metode Penelitian 3) PT.Tirta Sejahtera selaku Agen
1. Jenis Penelitian Gas Elpiji 3 Kg
Penulis menggunakan jenis penelitian 4) Masyarakat Miskin yang ada
sosiologis yaitu penelitian terhadap dikecamatan Payung Sekaki
efektifitas hukum yang sedang berlaku
ataupun penelitian terhadap identifikasi b. Sampel
hukum.30 Selain itu, penelitian hukum merupakan bagian dari populasi
sosiologis dapat berupa penelitian yang yang akan dijadikan sebagai objek
hendak melihat korelasi antara hukum penelitian.33 Sampel merupakan bagian
dengan masyarakat, sehingga mampu dari jumlah dan karakteristik yang
mengungkpakan efektivitas berlakunya dimiliki oleh populasi tersebut. Apa
hukum dalam masyarakat dan yang telah dipelajari dari sampel
mengidentifikasi hukum yang tidak tertulis tersebut, kesimpulannya akan dapat
yang berlaku pada masyarakat.31 diberlakukan untuk populasi.
2. Lokasi Penelitian Untuk itu sampel yang diambil
Penelitian ini dilakukan diwilayah dari populasi harus betul-betul
hukum Kota Pekanbaru, khususnya representative atau mewakili.
dibeberapa pangkalan gas elpiji yang resmi
terdaftar pada Dinas Perindustrian Dan Tabel. I.1
Perdagangan (DISPERINDAG) Kota Populasi dan Sampel
Pekanbaru, yang beralamat usaha diwilayah No Jenis Populasi
JumlahPop JumlahSa Persentase
Kecamatan Payung Sekaki Kelurahan ulasi mpel (%)
Pangkalan
Labuh Baru Barat, Kota Pekanbaru,
1. (Pelaku Usaha) 1 1 100
Provinsi Riau, sebagai Penyalur dan penjual Gas Elpiji 3 Kg
Masyarakat
Miskin/Masyar
27 akat Tidak 1,496
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2. 1.496 100
Mampu di
1999 Tentang Perlindungan Konsumen
28 Kecamatan
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op.cit,, hlm.1
29 Payung Sekaki
http://bisnisusaha.info/analisa-modal-bisnis-
peluang-usaha-agen-gas-elpiji-3-kg-
Sumber: Data yang diolah Tahun 2017
untungbesar/akses pada tanggal 04 Desember 2017,
Pukul 20.00 WIB
30
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam
32
Praktek, Sinar Grafika, Jakarta : 2009, hlm 16 Amirudin, Pengantar Penelitian Hukum, Grafindo
31
Pedoman penulisan Skripsi, Fakultas Hukum, Persada, Jakarta: 2012, hlm. 5
33
Pekanbaru: 2015 hlm 7 Loc it. Hlm 15

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 6
4. Sumber Data 6. Analisis Data
a. Data Primer data yang penulis peroleh Data yang terkumpul selanjutnya
lansung dari responden dengan dianalisa secara kualitatif artinya data yang
pengumpulan data dan berdasarkan uraian kalimat atau data tidak
mempergunakan wawancara, dianalisis dengan menggunkan statistik atau
wawancara tersebut penulis ajukan matematika ataupun sejenisnya. Untuk
kepada Pelaku Usaha atau Pangkalan mendapatkan data sekunder, penulis
Gas Elpiji 3 Kg melakukan studi kepustakaan dalam
b. Data Sekunder data yang diperoleh penelitian ini analisis yang dilakukan
dari berbagai studi kepustakaan serta adalah analisis kualitatif yaitu dengan
peraturan perundang-undangan, buku- menguraikan secara deskriptif dari data
buku, literatur, serta pendapatpara ahli yang diperoleh. Selanjutnya penulis
yang berkaitan dengan judul penelitian menarik suatu kesimpulan secara deduktif,
ini yang terdiri dari: yaitu menarik kesimpulan dari hal-hal yang
1) Bahan Hukum Primer yaitu Data Primer bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat
adalah data yang diperoleh langsung dari khusus.
responden baik dari data sampel maupun
informan dari penelitian. Data tersebut II.PEMBAHASAN
berkaitan dengan penyelenggaraan peraturan A. Alasan Pelaku Usaha Atau Pangkalan
pemerintah yang dalam hal ini beracuan Tidak Bertanggung Jawab Dalam
pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Menjual Gas Elpiji 3 Kg Kepada
(DISPERINDAG) Kota Pekanbaru tentang Konsumen Yang Tidak Mampu
penetapan gas elpiji 3 kg (tiga kilogram) Menurut Menurut dari hasil penelitian
buat konsumen miskin diwilayah hukum yang dilakukan oleh penulis ada beberapa
Kota Pekanbaru. alasan dari pelaku usaha (pangkalan) tidak
2) Bahan Hukum sekunder yaitu melaksanakan tanggung jawab dalam
buku-buku yang berkaitan dengan penjualan gas elpiji 3 kg kepada konsumen
permasalahan hukum yang diteliti; yang tidak mampu atau alasan pelaku usaha
3) Bahan Hukum Tertier yaitu bahan (pangkalan) yang menjualkan gas elpiji 3
hukum yang yang menggunakan kg kepada konsumen yang mampu
kamus atau ensiklopedi. Dalam berdasarkan penelitian yang penulis
Penelitian ini Menggunakan Kamus lakukan, diantaranya:34
Besar Bahasa Indonesia. a. Pelaku usaha atau pangkalan tidak
5. Teknik Pengumpulan Data mengetahui jika hal tersebut dilarang oleh
1) Wawancara, yaitu suatu dialog atau pemerintah. Peraturan Menteri Energi
tanya jawab langsung kepada Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun
responden atau informan, penulis 2009 Tentang Penyediaan Dan
tujukan kepada Pelaku Usaha atau Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas
Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg. sudah lama beredar di Indonesia dan sudah
2) Kuisioner, yaitu metode pengumpulan memiliki kekuatan hukum yang semua
data dengan cara membuat daftar-daftar masyarakat harus menaatinya, jikapun
pertanyaan yang memiliki korelasi masih ada yang mengatakan tidak
dengan permasalahan yang diteliti, mengetahui akan adanya peraturan tersebut
yang pada umumnya dalam daftar maka menurut aturan hukum Indonesia
pertanyaan itu telah disediakan harus dianggap sudah mengetahui. Namun,
jawaban-jawabannya. dalam praktek di lapangan memang tidak
3) Kajian Kepustakaan, yaitu metode sepenuhnya yang menjadi harapan.
pengumpulan data yang bersumber dari Analisis Kasus: Dalam kasus ini pelaku
literatur kepustakaan guna mendukung usaha atau pangkalan tidak mengetahui
data primer.
34
Wawancara dengan Bapak Armaini Yanto, Selaku
Pemilik Pangkalan Jaya Setia, Hari 05 September 2018

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 7
bahwa yang mereka lakukan telah pengetahuan masyarakat yang minim yang
melanggar aturan hukum, pelaku usaha menganggap peraturan hukum itu tidak ada.
sendiri mengaku bahwa dia hanya lulusan d. Pelaku usaha atau pangkalan merasa
SLTA sederajat jadi tidak mengetahuai tidak adanya pengawasan yang jelas dari
aturan tersebut melanggar aturan, padahal pendistribusian gas elpiji 3 kg. Ketika
Agen elpiji selalu melakukan sosialisasi dan peraturan tidak ada sosialisasi, ditambah
pembekalan terhadap pangkalan gas elpiji dengan tidak adanya pengawasan yang jelas
tersebut agar menjual gas elpiji 3 kg kepada dari pemerintah, maka pelaku usaha atau
konsumen yang tidak mampu sesuai aturan pangkalan semakin berpendapat apa yang
hukum yang telah ada. dilakukan bukanlah hal yang salah dan
b. Pelaku usaha atau pangkalan fokus pada melanggar aturan Negara, pelaku usaha
mencari keuntungan karena faktor ekonomi berpendapat apa yang mereka lakukan
keluarga. Kebutuhan pun menjadi titik tolak bukanlah hal yang merugikan pihak lain,
kembali apa yang melatar belakangi dan mereka menganggap apa yang mereka
tindakan masyarakat. Demi memenuhi lakukan tidak akan merugikan pihak lain.
kebutuhan hidup, kebutuhan makan, e. Pelaku usaha atau pangkalan
kebutuhan sekolah anak-anaknya, dan membutuhkan tabung gas elpiji 3 kg yang
kebutuhan lainnya, pelaku usaha tidak kosong untuk ditukarkan menjadi gas elpiji
terlalu berpikir panjang akan dampak yang 3 kg yang berisi kepada agen elpiji 3 kg
terjadi pada konsumennya. yang sudah melakukan perjanjian hubungan
Analisis kasus: Disini pelaku usaha atau usaha untuk pendistribusian gas elpiji 3 kg.
pangkalan tidak berlaku adil dalam Menurut Bapak Armaini Yanto yang
penjualan gas elpiji 3 kg kepada konsumen penulis wawancarai, beliau mengaku bahwa
yang tidak mampu, disini pelaku usaha atau rata-rata yang menjadi pembeli atau
pangkalan membeda-bedakan antara konsumen dari penjualan gas elpiji 3 kg
konsumen yang mampu dengan konsumen adalah kebanyakan dari konsumen yang
yang tidak mampu dan hanya mampu atau usaha kuliner seperti rumah
mementingkan keuntungan semata dan makan, restoran, dan usaha lainnya. Lain
tidak mementingkan kerugian yang diderita dari pada itu, bapak Armaini Yanto
oleh konsumen tersebut. Ini tidak sesuai mengaku tidak mengatuhi sama sekali jika
dengan Peraturan Menteri Energi Sumber menjualkan gas elpiji 3 kg kepada
Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2009 konsumen yang mampu atau usaha kuliner
Tentang Pendistribusian dan Penyediaan seperti rumah makan, restoran dan lainnya
Liqued Petroleum Gas. merupakan suatu pelanggaran terhadap
c. Tidak adanya sosialisi yang dilakukan peraturan perundang-undangan.35
pangkalan kepada konsumen terhadap Konsumen yang menjadi sasaran
pelanggaran tersebut. Pengetahuan pelaku usaha atau pangkalan gas elpiji 3 kg
masyarakat yang minim ini pun didukung tidak mengenal batas status, jabatan,
dengan tidak adanya sosialisasi tentang kalangan dan tingkat usia, sehingga
Peraturan Menteri Energi Sumber Daya siapapun diperkenankan menjadi konsumen
Mineral Nomor 26 Tahun 2009 Tentang atau pembeli dari produk gas elpiji 3 kg
Penyediaan Dan Pendistribusian Liquefied yang tersedia.
Petroleum Gas menjadikan masyarakat Menurut Bapak Armaini Yanto selaku
lebih apatis terhadap peraturan yang ada, pemilik pangkalan gas elpiji 3 kg yang
menganggap peraturan itu tidak pernah ada beralamat Jalan Dharma Bhakti Labuh
dan merasa apa yang pelaku usaha atau Baru, Bapak Armaini Yanto mengatakan
pangkalan lakukan bukanlah suatu beliau mengatakan konsumen yang mampu
peraturan yang salah. lebih banyak membeli gas elpiji 3 kg dari
Analisis: Disini masyarakat atau konsumen pada konsumen yang tidak mampu di
tidak mengetahui tentang peraturan hukum pangkalannya, dia juga mengaku tidak bisa
yang ada dan tidak ada sosialisasi atau
35
pemberitahuan oleh pangkalan dan wawancara dengan Bapak Armaini Yanto, Selaku
Pemilik Pangkalan Jaya Setia

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 8
menolak atau melarang konsumen yang menjual gas elpiji 3 kg kepada konsumen
mampu untuk membeli gas elpiji 3 kg yang tidak mampu.
dipangkalannya, di karenakan dia Pelaku usaha tidak melaksanakan
membutuhkan tabung gas elpiji 3 kg yang tanggung jawabnya sebagai pelaku usaha
kosong untuk diturkan kembali menjadi gas kepada konsumen sesuai dengan aturan
elpiji 3 kg yang berisi kepada agen elpiji 3 hukum yang berlaku. Menurut Hans Kelsen
kg yang telah membuat kesepakatan sebuah konsep yang berkaitan dengan
hubungan usaha dengannya. konsep kewajiban hukum atau tanggung
Dia mengaku jika konsumen yang jawab hukum adalah “bahwa seseorang
mampu atau rumah makan, restoran, dan bertanggung jawab secara hukum atas
usaha industri yang menggunakan gas elpiji perbuatan tertentu atau bahwa dia memikul
3 kg maka dia bisa mendapatkan banyak tanggung jawab hukum”. Artinya pelaku
tabung gas elpiji 3 kg kosong untuk usaha atau pangkalan bertanggung jawab
ditukarkan kembali menjadi tabung gas atas suatu sanksi bila perbuatannya
elpiji 3 kg yang berisi kepada agen elpiji 3 bertentangan dengan peraturan yang
kg yang telah membuat kesepakatan berlaku.36
dengannya, dan jika dia menunggu gas Pelaku usaha atau pangkalan tidak
elpiji 3 kg dari konsumen yang tidak berlaku adil dalam menjual gas elpiji 3 kg
mampu maka stok tabung kosong gas elpiji tidak sesuai dengan aturan hukum yang
3 kg akan kurang sesuai kesepakatan yang ada, Menurut Aristoteles secara umum
telah disepakati dengan agen elpiji gas 3 kg. dikatakan bahwa “orang yang tidak adil
Pelaku usaha atau pangkalan tidak adalah orang yang tidak patuh terhadap
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai hukum (unlawful, lawless), maka orang
pelaku usaha yang berdasarkan Pasal 19 yang adil adalah orang yang patuh hukum
ayat 1 sampai 3 Undang-Undang (law-abiding)”.37
Perlindungan Konsumen, tanggung jawab Dalam hal ini pelaku usaha hanya
pelaku usaha yaitu: mementingkan keuntungan dan kepuasan
1. Pelaku usaha bertanggung jawab diri tidak mementingkan hak dari
memberikan ganti rugi atau kerusakan, konsumen yaitu hak dari konsumen yang
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen tidak mampu untuk mendapatkan gas elpiji
akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa 3 kg yang bersubsidi untuk digunakannya
yang dihasilkan atau diperdagangkan. sebagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti
2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud memasak.
pada ayat (1) dapat berupa pengembalian Pelaku usaha dalam hal ini telah
uang atau penggantian barang dan/atau jasa melanggar atau tidak melaksanakan
yang sejenis atau setara nilainya, atau kewajibannya sebagai pelaku usaha yaitu:
perawatan kesehatan dan/atau pemberian “Memperlakukan atau melayani konsumen
santunan yang sesuai dengan ketentuan secara benar dan jujur serta tidak
peraturan perundang-undangan yang diskriminatif”.
berlaku. Maksudnya disini pelaku usaha
3. Pemberian ganti rugi dilaksanakan (pangkalan) dilarang membeda-bedakan
dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah konsumen dalam memberikan pelayanan,
tanggal transaksi. pelayanan yang dimaksud disini adalah
Disini pelaku usaha atau pangkalan tidak dalam menjualkan gas elpiji 3 kg pelaku
berlaku adil dalam penjualan gas elpiji 3 kg usaha tidak boleh membeda-bedakan
kepada konsumen yang tidak mampu. (diskriminatif) antara konsumen yang
Penulis telah melakukan analisis dan
mengaitkan dengan teori-teori hukum yang 36
ada dari hasil riset yang dilakukan oleh Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan
Negara, PT.Raja Grafindo Persada, Bnadung, 2006,
penulis dalam kasus pelaku usaha tidak hlm.95
melaksanakan tanggung jawabnya dalam 37
http://bocc.ubi.pt/pag/Aristoteles-
nicomachaen.html. Diakses Pada Tanggal 01 November
2018 Pukul 21.00

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 9
mampu dengan konsumen yang tidak program konversi minyak tanah ke LPG.
mampu. Program konversi minyak tanah ke LPG ini
Pelaku Usaha atau Pangkalan dalam bermaksud untuk mengurangi anggaran
hal ini bersifat diksriminatif membeda- APBN tentang minyak tanah menjadi
bedakan antara konsumen yang mampu separuhnya. Selain itu, program ini akan
dengan konsumen yang tidak mampu. menguntungkan kilang minyak di Indonesia
Dalam teori HAM dikenal Diskriminasi karena produk kerosene mempunyai nilai
langsung yaitu, ketika seseorang baik tambah (added value) sebagai bahan bakar
langsung maupun tidak langsung avtur yang non subsidi. Sekaligus dapat
diperlakukan secara berbeda dari pada meningkatkan produksi-produksi gas oil
lainnya (less favourable). dan mengurangi ketergantungan impor gas
Dalam kasus ini konsumen tidak oil. Pelaksanaan program ini dilakukan
dapat merasakan hak nya sebagai secara bertahap dengan menghilangkan
konsumen gas elpiji 3 kg yaitu hak untuk subsidi minyak tanah ke LPG.39
memperoleh kebutuhan hidup, hak ini Secara umum, Indonesia melakukan
merupakan hak yang sangat mendasar program konversi ini pada tahun 2007.
karena menyangkut hak untuk hidup. Kota Pekanbaru merupakan kota yang turut
Dengan demikian, setiap orang (konsumen) dalam melaksanakan program konversi
berhak untuk memperoleh kebutuhan dasar minyak tanah ke gas elpiji sejak tahun
(barang atau jasa) untuk mempertahankan 2009. Gas LPG tersebut didistribusikan dari
hidupnya (secara layak). Hak-hak ini Aceh ke Pekanbaru. Pada awal program
terutama yang berupa ha katas pangan, konversi, tahun 2009, gas tersebut awalnya
sandang, papan, serta hak-hak lainnya yang diberikan secara gratis oleh pemerintah
berupa hak untuk memperoleh gas elpiji 3 beserta kompor sederhana guna mencakupi
kg untuk kebutuhan seharai-hari yaitu kebutuhan masyarakat.40
memasak. Dalam pendistribusian gas ini, adanya
Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang koordinasi yang dilakukan. Pertamina
dalam pelafalan Indonesia sering disebut bertindak sebagai penyalur dan Dinas
Elpiji merupakan hasil produksi dari kilang Pendistribusian dan Perdagangann Kota
minyak atau kilang gas, yang komponen Pekanbaru sebagai pengawasan tepat
utamanya adalah propane (C3Hg) dan sasaran pendistribusian gas elpiji 3 Kg
butane (C4H10) yang dicairkan LPG mix kepada konsumen yang berhak
biasanya dipergunakan oleh masyarakat menggunakannya berdasarkan Peraturan
umum untuk bahan bakar memasak, Pemerintah yang digunakan. Dalam hal ini
sedangkan LPG propane biasanya pengawasan pendistribusian ini, Dinas
dipergunakan di industry-industri sebagai Pendistribusian dan Perdagangan Kota
pendingin, bahan bakar pemotong, untuk Pekanbaru ikut andil bersama-sama dengan
menyemprot cat dan lainnya. Penggunaan pihak yang berwajib, dalam hal ini Polisi
Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai maupun Satpol PP.
bahan bakar alat dapur (terutama kompor Pendistribusian gas LPG 3 Kg ini
gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, dilakukan dari Pertamina, kemudian
Elpiji juga cukup banyak digunakan menyalurkan kepada penyalur-penyalur
sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang ada di Kota Pekanbaru. Kemudian
(walaupun mesin kendaraannya harus dari penyalur agen, selanjutnya
dimodifikasi terlebih dahulu).38 didistribusikan ke sub penyalur atau
Sejalan dengan kebijaksanaan pangkalan-pangkalan yang sudah terdaftar
pemerintah Indonesia, maka dilaksanakan di penyalur tersebut. 41

38 39
Liny Oktavia, “Koordinasi Dalam Pendistribusian Ibid
40
Gas Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg di Kota http://www.distrodoc.com/419632-koordinasi-
Pekanbaru”, JOM FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014, dalam-pendistribusian-gas-liquefied-petroleum-gas,
hlm.2 diakses pada tanggal 29 Agustus 2018, Pukul 08.00 WIB
41
Ibid, hlm.3

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 10
Gambar III (Tabung Gas Elpiji 3 Hak Untuk Memperoleh Kebutuhan Hidup.
Kg) Ketentuan tersebut dapat diartikan bahwa
hak ini merupakan hak yang sangat
mendasar, karena menyangkut hak untuk
hidup. Dengan demikian, setiap orang
(konsumen) berhak untuk memperoleh
kebutuhan dasar (barang atau jasa) untuk
mempertahankan hidupnya (secara layak).
Hak-hak ini terutama yang berupa ha katas
pangan, sandang, papan, serta hak-hak
lainnya yang berupa hak untuk memperoleh
pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.44
Alasan konsumen tidak mampu tidak
Pendistribusian gas LPG 3 Kg
sering mendapatkan gas elpiji 3 kg untuk
merupakan salah satu bentuk implementasi
keperluan sehari-hari dibandingkan sering
dari Peraturan Menteri Energi Sumber
atau kadang-kadang. Penulis melakukan
Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2009
pengambilan sampel yaitu 150 orang
Tentang Penyediaan dan Pendistribusian
konsumen yang tidak mampuyang dipilih
Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kg, dan
secara acak dari populasinya adalah seluruh
diperioritaskan untuk konsumen rumah
masyarakat yang tidak mampu di
tangga miskin dan usaha mikro.42
Kecamatan Payung Sekaki. Pengambilan
Berdasarkan gambar III di atas dapat
sampel dilakukan dengan cara memberikan
diketahui bahwa Gas Elpiji 3 Kilogram
kuisioner terhadap 150 orang konsumen
diperuntukkan dan diutamakan untuk
yang tidak mampu yang jawabannya telah
konsumen rumah tangga miskin dan usaha
ditentukan oleh penulis. Berikut tabel
mikro di Kota Pekanbaru secara merata.
mengenai alas an konsumen tidak mampu
Setiap pangkalan yang terdaftar secara
sering tidak mendapatkan gas elpiji 3 kg
hukum dan resmi mempunyai hak untuk
dibandingkan seiring atau kadang-kadang
mendistribusiakan Gas Elpiji 3 Kg kepada
mendapatkan gas elpiji 3 kg:
wilayah dimana wilayah pangkalan tersebut
berada. Adapun pangkalan resmi yang Tabel 3.1
tersebar di Kota Pekanbaru setiap RT nya
tidak boleh melebihi dari satu pangkalan, Jawaban Konsumen Tidak Mampu
dan jika ada terdapat di dalam satu RT
memiliki lebih dari satu pangkalan maka Dalam Mendapatkan Gas Elpiji 3 kg
agen akan melakukan Pemutusan
Hubungan Usaha (PHU) terhadap NO Jawaban Frekuensi Persentase
pangkalan tersebut.43 Konsumen Responden (%)
Undang-Undang Perlindungan 1. Sering 58 38,6%
Konsumen merupakan dasar hukum
perlindungan konsumen di Indonesia, akan
tetapi dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan 2. Tidak 60 40%
Konsumen tidak mengatur secara eksplisit Sering
mengenai gas elpiji 3 kg. Pada Pasal 4 ayat 3. Kadang- 32 21,3%
(5) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Kadang
tentang Perlindungan Konsumen hanya
Jumlah 150 100%
mengatur mengenai hak konsumen, yaitu:
42 Sumber: Data Olahan Primer Tahun 2018
Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral
Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Penyediaan dan
44
Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum
43
Wawancara dengan Ibu Hj Herawati Sech S.E, Perlindungan Konsumen Edisi Revisi, PT.Raja Grafindo
Selaku Direktur PT.Tirta Harapan Sejahtera Persada, Jakarta, 2017, hlm.44

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 11
terahadap pendistribusian gas elpiji 3 kg
yang beredar di masyarakat yaitu dengan
Hasil yang penulis dapat dari 150 cara mengawasi pangkalan dalam penjualan
responden yang dinyatakan mengenai gas elpiji 3 kg kepada konsumen yang tidak
apakah sering mendapatkan gas elpiji 3 kg, mampu.
38,6 % di antaranya memberikan jawaban Adapun pihak terkait dalam
Sering mendapatkan gas elpiji 3 kg di pendistribusian gas LPG 3 kg yaitu
pangkalan, 40 % di antaranya memberikan Pertamina Kota Pekanbaru, agen LPG 3 kg,
jawaban tidak sering mendapatkan gas dan pangkalan LPG 3 kg yang telah
elpiji 3 kg di pangkalan, 21,3 % di terdaftar pada Agen LPG 3 kg yang
antaranya memberikan jawaban kadang- memiliki kekuatan hukum tetap. Dalam hal
kadang mendapatkan gas elpiji 3 kg di ini pangkalan harus menjadi pihak terakhir
pangkalan. yang berhubungan dengan pembeli atau
Jika bicara mengenai konsep masyarakat.
kewajiban hukum, suatu konsep terkait Dari hasil riset yang penulis telah
dengan konsep kewajiban hukum adalah lakukan, berikut jawaban konsumen tidak
konsep tanggung jawab hukum (liability).45 mampu pengguna gas elpiji 3 kg untuk
Tanggung jawab adalah suatu akibat lebih kebutuhan sehari-hari yang penulis
lanjut dari pelaksanaan peranan, baik tanyakan seputar kuisioner mengenai
peranan itu merupakan hak maupun melihat pelaku usaha menjual gas elpiji
kewajiban atau kekuasaan.46 elpiji kepada pelaku usaha industry seperti,
Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang rumah makan, restoran dan usaha-usaha
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan lainnya:
Konsumen, bahwa pemerintah bertanggung
jawab atas pembinaan penyelenggaraan Tabel 3.1
perlindungan konsumen yang menjamin Jawaban Dari Konsumen Apa Pernah
diperolehnya hak konsumen dan pelaku Melihat Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg
usaha serta dilaksanakannya kewajiban Menjual Gas Elpiji Kepada Pelaku
konsumen dan pelaku usaha.47 Usaha Industri Seperti, Rumah
Dari penjalasan di atas telah diatur Makan, Restoran Dan Usaha-Usaha
bahwa pemerintah bertanggung jawab atas Lainnya
penyelenggaraan perlindungan konsumen NO Jawaban Responden Persent
agar terpenuhinya hak dan kewajiban Konsumen ase
Tidak
konsumen serta pelaku usaha, termasuk
Mampu
kedalamnya konsumen dan pelaku usaha 1. Pernah 78 52 %
gas elpiji 3 kg.48 dalam hal ini pemerintah 2. Tidak 72 48 %
yang dimaksud adalah Kementerian Pernah
Perdagangan Dan Perindustrian Republik Jumlah 150 100 %
Indonesia (KEMENDAGRI RI) yang Konsumen
berada di ibu kota negara, sedangkan yang Tidak
ada di ibu kota provinsi disebut dengan Mampu
Dinas Perdagangan dan Pendustrian Sumber : Data Olahan Primer 2018
(DISPERINDAG). Dinas Perdagangan dan
Pendustrian (DISPERINDAG) kota Dari hasil kuisioner yang dilakukan
Pekanbaru dalam melakukan pengawasan penulis kepada konsumen tidak mampu
yaitu 52 % konsumen pernah melihat
pelaku usaha dalam hal ini pangkalan
45
Jimly Asshiddiqie dan Ali Safa’at, Teori Tanggung menjual gas elpiji 3 kg kepada pelaku usaha
Jawab Hukum, Sinar Grafika, Bandung, 2006, hlm. 61 industri dan 48 % konsumen tidak pernah
46
Ridwan Halim, Pengantar Ilmu Hukum Dalam
Tanya Jawab, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hlm.246 melihat pelaku usaha dalam hal ini
47
Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun pangkalan menjual gas elpiji 3 kg kepada
1999 Tentang Perlindungan Konsumen pelaku usaha industri.
48
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op.cit, hlm.184

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 12
Pelaku usaha dalam hal ini pangkalan sesuatunya (kalu terjadi apa-apa boleh
gas elpiji 3 kg telah sengaja menjual gas dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb)
elpiji 3 kg kepada pelaku usaha industri kemudian jika kedua kata tersebut ditambah
yang bukan haknya untuk menggunakan awalan per- dan akhiran -an, setelah
gas elpiji 3 kg, sedangkan yang berhak ditambah awalan dan akhiran tadi menjadi
menggunakan gas elpiji 3 kg adalah usaha kata pertanggungjawaban. Kata
mikro yang memiliki ketentuan yang telah pertanggung jawaban mengandung arti
ditetapkan oleh Pasal 6 ayat (1) Undang- perbuatan bertangung jawab dan sesuatu
Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang yang dipertanggungjawabkan.
Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Pelaksanaan pemenuhan hak
(UMKM), yaitu: “Usaha Mikro dalam konsumen sangatlah dibutuhkan mengingat
kategori ini adalah yang tingkat adanya kepastian hukum untuk memberikan
pendidikannya rendah, jumlah pekerja perlindungan kepada konsumen dengan
kurang dari 10 orang, dari sisi aset Rp. meningkatkan harkat dan martabat
50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah), konsumen serta membuka akses informasi
dengan omzet maksimal Rp. 300.000.000,- tentang barang dan/atau jasa dan juga
(Tiga Ratus Juta Rupiah) per tahun”.49 menumbuhkan sikap pelaku usaha yang
Seperti yang yang telah dikemukakan jujur dan bertanggung jawab. Pemerintah
oleh penulis di atas, bahwa jika dilihat dalam hal ini sebagai pengawas
secara sepintas, kelihatan bahwa apa yang pendistribusian gas elpiji 3 kg yang
telah diatur didalam Peraturan Menteri dijualkan kepada konsumen yang tidak
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor mampu. Sehingga pendistribusian yang
26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan jelas harus terdata dengan baik dalam
Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas system yang baaik pula.
(LPG) tidak dijalankan sepenuhnya oleh Pelaku usaha atau pangkalan yang
pangkalan kepada konsumen yang tidak menjadi perpanjangan tangan produk
mampu dimana tidak melaksanakan kepada konsumen juga harus menjadi
tanggung jawabnya sebagai pelaku usaha. perhatian ketika pelaku usaha melakukan
Pelaku usaha dalam hal ini pangkalan tindakan yang melanggar peraturan
telah sengaja menjualkan gas elpiji 3 kg perundang-undangan yang berlaku.
kepada konsumen yang mampu dan usaha- Sehingga sosialisasi dari peraturan itupun
usaha industri dengan berbagai alasan- kadangkala sangat dibutuhkan untuk terjun
alasan, dan pangkalan harus bertanggung langsung kelapangan, apakah semua pihak
jawab atas kerugian yang dialami oleh sudah mengetahui peraturan tersebut.
konsumen bukannya mengabaikan Dari hasil penelitian yang dilakukan
tanggung jawabnya, yang mana tanggung oleh penulis, menurut pemerintah dalam hal
jawab pangkalan disini tanggung jawab ini Dinas Perindustrian Dan Perdagangan
mutlak untuk mengganti kerugian yang Kota Pekanbaru, sudah melakukan
dialami oleh konsumen yang menggunakan beberapa upaya agar Pelaku Usaha
gas elpiji 3 kg. bertanggung jawab dalam menjual gas elpiji
B. Upaya Yang Dilakukan Pangkalan 3 kg kepada konsumen yang tidak mampu,
Agara Bertanggung Jawab Dalam upaya yang sudah dilakukan antara lain:
Menjual Gas Elpiji 3 Kg Kepada a. Melakukan survei langsung ke lapangan,
Konsumen Yang Tidak Mampu namun dalam hal ini yang terjangkau dan
Menurut Kamus Besar Bahasa yang hanya beberapa pangkalan saja dalam
Indonesia, pertanggung jawaban itu terdiri satu hari. Survey ini merupakan salah satu
dari dua kata yaitu kata “tanggung dan program kerja dari Dinas Perindustrian dan
jawab”jika digabung mengandung arti Perdagangan Kota Pekanbaru.
keadaan wajib menanggung segala b. Mendata sesuai kartu keluarga masyarakat
disekitarnya bagi yang telah terdaftar dan
49
Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun sesuai dengan daerah dimana pangkalan gas
2008 tentang Usaha mikro, Kecil, dan Usaha Mikro elpiji 3 kg tersebut berada.
(UMKM).

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 13
c. Mengecek Log-Book milik pangkalan gas tidak mengetahui bahwa pangkalan gas
elpiji 3 kg apakah sesuai dengan jumlah elpiji 3 kg tersebut telah melanggar aturan
warga yang membeli dengan jumlah tabung hukum yang ada.
gas elpiji 3 kg yang masuk pada hari itu. 2. Upaya pelaku usaha atau
d. Menanyakan lingkungan sekitar atau pangkalan agar bertanggung jawab dalam
masyarakat sekitar khususnya masyarakat penjualan gas elpiji 3 kg kepada konsumen
yang tidak mampu, bagaimana sistem yang tidak mampu perlu adanya sosialisasi
penjualan yang dilakukan oleh pangkalan atau pemberitahuan kepada masyarakat
apakah sesuai dengan peraturan yang ada bahwa gas elpiji 3 kg hanya dijualkan atau
atau tidak, jika ada pelanggaran maka Dinas diberikan kepada konsumen atau
Perindustrian akan melakukan rapat dan masyarakat yang tidak mampu, pangkalan
langsung memanggil pangkalan tersebut. harus mendata masyarakat yang miskin atau
e. Memberi peringatan kepada pangkalan gas tidak mampu yang ada di wilayahnya atau
elpiji 3kg yang melakukan tindakan melihat kartu keluarga (KK) dengan
melanggar hukum sesuai aturan yang ada. bekerjasama kepada pemerintah yang
Peringatan ini diberikan agar menjaga terkait dalam hal ini.
pangkalan mentaati aturan main yang ada di B. Saran
lapangan, tidak merugikan konsumen, tidak Berdasarkan kesimpulan yang telah
berbuat curang, dan tidak melanggar hukum, dikemukakan di atas, maka berikut ini
seperti ketika pangkalan lebih sering dikemukakan pula beberapa saran:
menjualkan gas elpiji 3 kg kepada 1. Perlu adanya sosialisasi atau informasi
konsumen yang mampu atau usaha industri yang dilakukan oleh pangkalan gas elpiji 3
maka Dinas Perindustrian dan Perdangan kg kepada konsumen yang tidak mampu
Kota Pekanbaru berhak melakukan Teguran, bahwa gas elpiji 3 kg hanya digunakan atau
Skorshing dan terakhir Pencabutan diberikan kepada konsumen yang tidak
Hubungan Usaha (PHU). mampu, dan perlu adanya pengawasan dan
f. Melalakukan sosialisasi kepada pangkalan. sanksi yang tegas oleh pemerintah jika
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota pangkalan dengan sengaja menjualkan gas
Pekanbaru melakukan sosialisasi selama ini elpiji 3 kg selain kepada konsumen yang
sebatas terkait penjualan gas elpiji 3 kg yang tidak mampu.
diperdagangkan oleh pangkalan, contohnya 2. Diharapkan pelaku usaha atau pangkalan
gas elpiji 3 kg hanya untuk masyarakat lebih mengedepankan hak-hak
miskin dan usaha mikro. konsumennya, dalam hal ini hak kepada
III. PENUTUP konsumen yang tidak mampu untuk
A. Kesimpulan mendapatkan gas elpiji 3 kg untuk
Berdasarkan hasil penelitian dipergunakan dalam kebutuhan sehari-hari,
mengenai penerapan tanggung jawab memberikan informasi yang jelas sehingga
pelaku usaha dalam penjualan gas elpiji 3 barang yang diperdagangkan tepat pada
kg kepada konsumen yang tidak mampu, sasarannya. Membuat peraturan yang lebih
maka dapat dikemukakan beberapa tegas di setiap usaha penjualan gas elpiji 3
kesimpulan: kg yaitu konsumen yang berhak membeli
1. Alasan pelaku usaha atau gas elpiji 3 kg adalah konsumen yang tidak
pangkalan tidak bertanggung jawab dalam mampu dan usaha mikro.
menjualkan gas elpiji 3 kg kepada 3. Diharapkan kepada konsumen dalam hal
konsumen yang tidak mampu demi mencari ini konsumen yang tidak mampu agar
keuntungan semata tidak mematuh melaporkan pelaku usaha atau pangkalan
peraturan hukum yang telah dibuat oleh apabila ketahuan dengan sengaja menjual
pemerintah dan perjanjian yang disepakati gas elpiji 3 kg kepada konsumen yang
oleh Agen elpiji 3 kg selaku penyalur gas mampu dan usaha industri kepada
elpiji 3 kg kepada pangkalan, pengetahuan pemerintah.
yang minim atau kurangnya informasi DAFTAR PUSTAKA
kepada masyarakat membuat masyarakat A. Buku

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 14
Ahmad Yani, dan Gunawan Widjaja, 2003, Universitas Sumatera Utara, Edisi 1,
Hukum Tentang Perlindungan No.1, April
Konsumen, Gramedia Pustaka Pan Mohamad Faiz, 2009, “Teori Keadilan
Utama, Jakarta Jhon Rawls”, dalam Jurnal
Ali, Safa’at, dan Jimly Asshidiqi, 2006, Konstitusi, Volume 6 Nomor 1
Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Access To Justice And New Code Of Civil
Konstitusi Press, Jakarta Procedure”, Jurnal Westlaw, diakses
Ariesta, Fiena, 2000, Tanggung Jawab melalui://fh.unri.ac.id/index.php/perp
Hukum, Mandar Maju, Bandung ustakaan/#, pada tanggal 26 Agustus
Asyhadie, Z, 2014. Hukum Bisnis Prinsip 2018
dan Pelaksanaannya di Indonesia, Martin Luther King, Jr. “Introduction”,
Raja Grafindo Persada, Jakarta Jurnal West Law” Supreme Court Of
Erwin, Muhammad, 2012, Filsafat Hukum, The United States, 1967, diakses
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta melalui https://Lib.Unri.ac.id/e-
Carl Joachim Friedrich, Carl Joachim, 2004, journal-ebook/, pada tanggal 27
Filsafat Hukum Perspektif Historis, Agustus 2018
Nuansa dan Nusamedia, Bandung
Hans Kelsen, 2007, (a), Sebagaimana C. Peraturan PerUndang-Undangan
Diterjemahkan Oleh Somardi, Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang
General Theory Of Law and State, Perlindungan Konsumen
Teori Hukum dan Negara, Dasar- Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang
Dasar Ilmu Hukum Normatif Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Sebagai Ilmu Hukum Deskriptif (UMKM)
Empirik, BEE Media Indonesia, Peraturan Menteri Energi Sumber Daya
Jakarta Mineral Nomor 26 Tahun 2009
Hans Kelsen, 2011, General Theory of Law Tentang Penyediaan dan
and State, diterjemahkan oleh Pendistribusian LPG
Rasisul Muttaqien, Nusa Media, Peraturan Presiden Republik Indonesia
Bandung Nomor 104 Tahun 2007 Penyediaan,
Pendistribusian dan Penetapan Harga
B. Kamus/Jurnal LPG
Ali Umar Harahap, 2016, “Perlindungan D. Website
Hukum Terhadap Konsumen Atas https://id.m.wikipedia.org/wiki/Indomaret,
Pengguna Gas Elpiji 3 Kilogram diaksestanggal, 20 April 2017.
Ditinjau Dari Undang-Undang http://beritahotkekinian.blogspot.co.id/2016
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang /04/ternyata-perusahaan-yang-
Perlindungan Konsumen” Jurnal menahan-ijazah.html, diakses
Hukum Universitas Sumatra Utara, tanggal 15 April Tahun 2017
Fakultas Hukum. http://id.wikipedia.org/wiki/kota_Pekanbaru
Anthon F. Susanto, 2010, “Keraguan dan , diakses tanggal 27 Juli 2017
Ketidak Adilan Hukum (Sebuah https://id.m. wikipedia.org/wiki/ _ Delima,_
Pembacaan Dekonstruktif)”, Jurnal Tampan _Pekanbaru
Keadilan Sosial, Edisi 1
Erlyn Indarti, 2008, “Demokrasi dan
Kekerasan: Sebuah Tinjauan Filsafat
Hukum”, Aequitas Juris, Jurnal
Fakultas Hukum Universitas Katolik
Widya Mandira Kupang, Vol.2 (1)
Anil Dawan, 2004, “Teori Keadilan Menurut
Jhon Rawls dan Implementasinya
Bagi Perwujudan Keadilan Sosial Di
Indonesia”, Jurnal Keadilan Sosial,

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume V Jilid 2 Juli-Desember 2018 Page 15

You might also like