You are on page 1of 7

e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773

Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol.11 No.2, November 2021

EFEKTIVITAS CAMPURAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)


DAN SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L) TERHADAP MORTALITAS
LARVA NYAMUK Aedes aegypti

Nurul Hidayah1, Ady Kurnianto1, Angela Bhelo1, Bagus Uda Palgunadi1*


1
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Email : bheloangela@gmail.com

Abstract
This study aimed to determine the effectiveness of a mixture of Moringa leaf
extracts (Moringa oleifera) and citronella (Cymbopogon nardus L)on the mortality of
mosquito larvae Aedes aegypti. Experimental animals used in this study mosquito larvae
Aedes aegypti were 625. The design used was a completely randomized design with 5
treatments and 5 replications. The five treatments were the treatment group consisting of
concentrations of 2%, 4% and 6%, and the control group consisting of positive control,
namely abate, and negative control, namely aquades. Mosquito larvae mortality was
observed every 2 hours for 12 hours. The data obtained were analyzed using one way
ANOVA test and continued with Duncan's test. The results obtained in the mixed treatment
of Moringa leaf extract and lemongrass 4% and 6% had high larvicidal ability and were
the same as positive control themepos (abate). Based on the results of the study, it was
concluded that a mixture of Moringa leaf extracts (Moringa oleifera) and citronella
(Cymbopogon nardus L) had larvicidal ability against mosquito larvae Aedes aegypti.

Keywords: Aedes aegypti larvae, Moringa leaf extract, citronella extract, Larvacide,
mortality.

PENDAHULUAN

Nyamuk Aedes aegypti merupakan peningkatan. Kurangnya kepedulian


vektor penyakit Demam Bedarah masyarakat terhadap kesehatan
Dengue yang merupakan salah satu lingkungan yang dapat menjadi tempat
penyakit menular yang berbahaya dan berkembangbiaknya nyamuk penular
dapat menimbulkan kematian dalam penyakit, sehingga dapat meningkatkan
waktu singkat serta sering menimbulkan jumlah kasus penyakit-penyakit yang
wabah. Aedes aegypti sudah tersebar di ditularkan oleh nyamuk. Populasi
seluruh negara tropis, kira-kira terjadi 50 nyamuk dapat dikendalikan dengan cara
juta infeksi demam berdarah di lebih dari mencegah dan mengurangi penyakit
100 negara setiap tahun. Di Indonesia di yang dapat ditularkan oleh nyamuk (Putri
kenal ada dua vektor, vektor utama dkk., 2018).
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Menurut (Ardiyanto, 2019),
albopictus sebagai vektor potensial, menyatakan bahwa penanggulangan
keduanya tersebar di seluruh pelosok penyakit yang ditularkan melalui vektor
tanah air kecuali wilayah dengan selain dengan pengobatan terhadap
ketinggian 1000 meter di atas penderita, juga dilakukan upaya-upaya
permukaan air laut (Jacob dkk., 2014). pengendalian vektor termasuk upaya
Nyamuk merupakan salah satu jenis mencegah kontak dengan vektor guna
serangga yang dapat berperan sebagai mencegah penularan penyakit. Salah satu
vektror penyakit. Penyakit yang dapat upaya dalam pengendalian vektor adalah
ditularkan oleh nyamuk dapat mengalami dengan menggunakan insektisida.

64
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol.11 No.2, November 2021

Penggunaan insektisida kimiawi tanaman kelor sebagai tanaman yang


mempunyai permasalahan jangka dikonsumsi untuk kebutuhan nutrisi
panjang yang tidak bisa diabaikan sehari-hari, bahan pengobatan dan ada
contohnya abate atau temefos yang sebagian masyarakat yang menggunakan
merupakan larvasida sintetik dan sangat untuk mengusirmakhluk halus.
efektif dalam pemberantasan jentik
(larva) nyamuk, akan tetapi penggunaan Selain tanaman kelor, tanaman yang
yang berulang dapat menimbulkan dampak berpotensi sebagai larvasida alami adalah
negative bagi kesehatan manusia dan serai wangi (Cymbopogon nardus L),
lingkungan, sehingga perlu perkembangan tanaman ini mengandung minyak atsiri
larvasida baru yang tidak berbahaya dan yang terdiri dari 35% senyawa citronella
ramah lingkungan, melalui penggunaan dan geraniol yang bersifat racun dehidrasi
larvasida hayati yang bahan dasarnya dan dapat mengakibatkan kematian
berasal dari tumbuhan. Larvasida dari karena kehilangan cairan terus-menerus
tumbuhan lebih selektif dan aman,karena (Saputra dan Pakkan, 2014). Kandungan
mudah terdegradasi di alam (Lestari dkk., dalam batang dan daun serai wangi
2014). seperti geraniol, terpen-terpen, terpen
alkohol, asam-asam organik terutama
Larvasida alami merupakan contoh sitronelal dapat dimanfaatkan sebagai
pengendalian larva alternatif yang layak penghalau nyamuk (Arcani dkk., 2017).
dikembangkan karena senyawa larvasida Penelitian sebelumnya menyebutkan
dari tumbuhan mudah terurai di bahwa kandungan citronella dan geraniol
lingkungan, tidak meninggalkan residu di dalam serai wangi dimanfaatkan sebagai
udara, air, dan tanah serta relatif lebih biolarvasida karena dapat menimbulkan
aman. Salah satu tanaman yang dapat efek toksik pada larva dengan
dimanfaatkan sebagai larvasida adalah keunggulan lebih mudah terurai di
tanaman kelor. Menurut Putra dkk., lingkungan, tidakmeninggalkan residu di
(2016) menyatakan bahwa bagian udara, air dan tanah serta relatif lebih
tanaman kelor yang sering digunakan aman.
sebagai obat adalah biji, daun, dan kulit
kayu. Penelitian yang dilakukan Yasi dan Sampai saat ini masyarakat awam
Harsanti (2018), menyatakan bahwa hanya memanfaatkan daun kelor dan serai
kandungan kimia yang terdapat dalam wangi sebagai makanan dan obat-obatan
daun kelor adalah alkaloid, flavonoid dan untuk kebutuhan sehari-hari. Padahal
tanin yang dimanfaatkan sebagai banyak penelitian yang meneliti
biolarvasida. kegunaan daun kelor dan serai wangi
lainnya. Penelitian yang sudah pernah
Kelor (Moringa oleifera) adalah dilakukan pada daun kelor dan serai
tanaman dari familia moringaceae dan wangi sebagai biolarvasida adalah sari
merupakan tanaman tropis yang familiar daun kelor dan serai wangi. Kondisi
bagi masayarakat di Indonesia. Kelor inilah yang mendasarkan peneliti untuk
dapat tumbuh pada daerah tropis dan memanfaatkan ekstrak daun kelor dan
subtropis pada semua jenis tanah dan serai wangi sebagai biolarvasida, dengan
tahan terhadap musim kemarau dengan harapan nantinya teknik yang digunakan
toleransi terhadap kekeringan sampai 6 dapat ditirukan oleh masyarakat luas.
bulan (Aracia, et al., 2013). Kelor sudah Selain itu hasil penelitian ini diharapkan
dikenal diseluruh dunia sebagai tanaman mampu memberi kontribusi dalam
bergizi dan sudah diperkenalkan sebagai menemukan solusi permasalahan
salah satu pangan yang alternatif untuk penggunaan pengendalian vektor dengan
mengatasi masalah malnutrisi (Aminah, menggunakan senyawa kimia yang dapat
2015). Masyarakat indonesia mengenal membahayakan kesehatan masyarakat.

65
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol.11 No.2, November 2021

MATERI DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di Pembuatan konsentrasi ini menggunakan


Laboratorium Parasitologi Universitas rumus pengenceran yaitu :
Wijaya Kusuma Surabaya. Penelitian ini M1×V1 = M2×V2
dilaksanakan pada bulan Juni 2021. Alat Dimana : V1 = volume awal (ml)
yang digunakan pada penelitian ini M1= konsentrasi awal
adalah tabung plastik, pipet plastik, V2 = volume akhir
stopwacth, gelas ukur, saringan teh, M2 = konsentrasi akhir
kertas pH, pH meter, alat penguji Dalam penelitian ini direncanakan bahwa
kematian larva (lidi atau jarum), batang satu tabung berisi 20 ml dan dilakukan 5
pengaduk, penyaringan, alat tulis dan kali pengulangan, sehingga larutan yang
kertas label. Bahan yang digunakan diperlukan adalah sebanyak 100 ml.
dalam penelitian ini adalah ekstrak daun Pembuatan larutan ekstrak 2%
kelor (Moringa oleifera), ekstrak serai campuran ektrak daun kelor (Moringa
wangi (Cymbopogon nardus L), larva oleifera) dan serai wangi (Cymbopogon
nyamuk Aedes aegypti sebanyak 625 nardus L). campurkan 10 ml ektrak daun
ekor yang diperoleh dari Balai Penelitian kelor (Moringa oleifera) dan serai wangi
Dan Konsultasi Indsutri (BPKI), (Cymbopogon nardus L) dengan 90 ml
Ketintang, Surabaya, abate atau aquadest aduk hingga homogen. Bagi ke
temephos 1 gram dan aquades. Proses dalam larutan a.3 yang dibagi menjadi 5
pembuatan ekstrak dikerjakan oleh gelas dengan masing-masing berisikan
tenaga ahli di Laboratorium Farmakologi 20 ml.
Fakultas Kedokteran Hewan Unair. Pembuatan 4% campuran ektrak
Sampel penelitian yang digunakan daun kelor (Moringa oleifera) dan serai
sejumlah 625 ekor larva nyamuk Aedes wangi (Cymbopogon nardus L).
aegypti yang diperoleh dari Balai Campuran 20 ml ektrak daun kelor
Penelitian dan Konsultasi Industri (Moringa oleifera) dan serai wangi
(BPKI), Ketintang, Surabaya. (Cymbopogon nardus L) dengan 80 ml
Jenis penelitian yang dugunakan aquadest aduk hingga homogen. Larutan
dalam penelitian ini adalah penelitian b.3 dibagi menjadi kedalam gelas-gelas
eksperimental dan rancangan penelitian yang sudah disiapkan masing-masing 20
yang digunakan adalah rancangan acak ml.
lengkap (RAL). Percobaan penelitian ini Pembuatan larutan 6% campuran
menggunakan bahan perlakuan tunggal ektrak daun kelor (Moringa oleifera) dan
yaitu campuran ekstrak daun kelor serai wangi (Cymbopogon nardus L).
(Moringa oleifera) dan serai wangi Campuran 30 ml ektrak daun kelor
(Cymbopogon nardus L) yang terdiri dari (Moringa oleifera) dan serai wangi
tiga konsentrasi antara lain konsentrasi (Cymbopogon nardus L) dengan 70 ml
2%, 4%, 6% dan juga dua kontrol yaitu aquadest aduk hingga homogen. Larutan
kontrol positif menggunakan c.3 di bagi ke dalam gelas-gelas yang
abate/temephos (obat pembasmi larva) sudah disiapkan masing-masing 20 ml.
dan kontrol negative menggunakan Observasi dan pengamatan
aquades. kematian larva nyamuk dilakukan dua
Pembuatan konsentrasi lautan jam sekali selama 12 jam dan larva yang
campuran ekstrak daun kelor (Moringa mati dipndahkan ke tabung penelitian
oleifera) dan serai wangi (Cymbopogon serta dihitung jumlah kematiannya
nardus L) terdiri dari tiga konsentrasi menggunakan jarum atau lidi (Shalikhah,
yaitu 2%, 4%, dan 6%. Pembuatan 2018). Setelah itu data kematian larva
konsentrasi ini dengan cara nyamuk dimasukan kedalam tabel dan di
mengencerkan campuran ekstrak daun analisis dengan ANOVA, kemudian
kelor (Moringa oleifera) dan serai wangi dilanjutkan uji Duncan dengan
(Cymbopogon nardus L) dengan aquades menggunakan aplikasi IBM SPSS.
steril.

66
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol.11 No.2, November 2021

HASIL

Hasil penelitian ini dilakukan berbeda nyata antara satu dan lainnya.
analisis dengan menggunakan uji One Berikut disajikan tabel hasil uji One Way
Way ANOVA dan uji Duncan. Hasilnya ANOVA dan uji Duncan.
menunjukan bahwa setiap perlakuan
Tabel 4.1 Hasil Statistik Uji One Way ANOVA Perbedaan Waktu Tingkat Kematian
Diantara Perlakuan.
Perlakuan Mean ± std. Deviation

Kontrol negatif (-) aquades 00±000a

Kontrol positif (+) abate (themepos) 25,0±000d

Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dan 9,60±894b


serai wangi (Cymbopogon nardus L ) 2 %

Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dan 17,80±1,095c


serai wangi (Cymbopogon nardus L ) 4 %

Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dan 25,00±000d


serai wangi (Cymbopogon nardus L ) 6%

Uji ANOVA dapat menghasilkan nilai mengetahui urutan keampuhan


yang signifikan 0,000 (p<0,05) maka perlakuan-perlakuan terhadap kematian
disimpulkan terdapat perbedaan yang larva nyamuk Aedes aegypti dilakuakan
siginifikan antara perlakuan, sehingga uji lanjutan dengan menggunakan uji
H0 di tolak dan H1 terima. Untuk Duncan.

PEMBAHASAN

Penelitian tentang pengaruh Hasil pengujian efektivitas campuran


campuran ekstrak daun kelor (Moringa ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dan
oleifera) dan serai wangi (Cymbopogon serai wangi (Cymbopogon nardus L)
nardus L) dalam kematian larva nyamuk sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti.
Aedes aegypti menggunakan larva Selama pengujian berlangsung, suhu air
nyamuk Aedes aegypti sebanyak 625 berkisar antara 24,2 ºC – 26,4 ºC.
ekor yang terbagi dalam 5 perlakuan dan Menurut Ritawati dan Rahmiati, (2019),
5 ulangan yang terdiri dari 25 ekor larva bahwa dalam penelitiannya tentang
pada setiap ulangan dengan rancangan pengaruh suhu dan tingkat kelangsungan
penelitian menggunakan Rancangan hidup nyamuk Aedes aegypti tumbuh
Acak Lengkap (RAL) yang masing- dengan baik pada kisaran 22 ºC - 28ºC.
masing perlakuannya terdiri dari kontrol berdasarkan hal tersebut, suhu air untuk
positif abate (temephos), kontrol negatif uji digunakan pada penelitian ini masih
(aquades), dan konsentrasi campuran berada pada kisaran standar yaitu 24, 2 ºC
ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) – 26, 4 ºC.
dan serai wangi (Cymbopogon nardus L)
2%, 4%, dan 6%. Tiap perlakuan Pengukuran terhadap pH setelah
dilakukan pengamatan setiap 2 jam dicampurkan campurkan ekstrak daun
selama 12 jam. kelor dan serai wangi yang digunakan
pada penelitian ini adalah menggunakan

67
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol.11 No.2, November 2021

pH meter, hasil pengukurannya adalah 6- 2018). Menurut Putra dkk., (2018)


7. Berdasarkan (Ridha, 2013) menyatakan bahwa alkaloid sebagai
menyatakan bahwa untuk kehidupan racun kontak dan perut yang dapat
larva nyamuk Aedes aegypti pH air membunuh serangga secara perlahan
berkisar antara 5,6-8,6, berdasarkan hal yang diikuti dengan aktifitas makan yang
tersebut pH air yang digunakan pada berhenti. Terjadinya perubahan warna
penelitian ini masih berada pada kisaran pada tubuh larva nyamuk Aedes aegypti
standart yaitu 6 – 7. Hasil pengujian menjadi lebih transparan dan gerakan
campuran ekstrak daun kelor dan serai tubuh larva yang melambat bila
wangi berbagai kosentrasi terhadap dirangsang dengan sentuhan serta selalu
larvanyamuk Aedes aegypti menunjukan membengkokkan badannya disebabkan
angka mortalitas yang berbeda. oleh senyawa alkaloid (Cania dan
setyanimngrum, 2013).
Berdasarkan hasil uji campuran
ekstrak daun kelor dan serai wangi Flavonoid memiliki efek sebagai
terhadap larva nyamuk Aedes aegypti inhibitor yang kuat dalam pernapasan,
menunjukan bahwa campuran ekstrak gangguan metabolisme energi terjadi di
daun kelor dan serai wangi mempunyai dalam mitokondria dengan cara
kemampuan sebagai biolarvasida. menghambat sistem transport elektron
Pemberian campuran ekstrak daun kelor atau dengan menghalangi coupling
dan serai wangi menunjukan adanya antara sistem transport dengan produksi
peningkatan kematian larva nyamuk ATP. Adanya hambatan pada sistem
Aedes aegypti diikuti dengan transport menghalangi produksiATP dan
meningkatnya konsentrasi ekstrak. dapat menyebabkan penurunan
Ekstrak daun kelor memiliki kemampuan pemakaian oksigen oleh mitokondria
membunuh larva nyamuk Aedes aegypti (Koraag dkk., 2016). Flavonoid
dalam konsentrasi rendah/kecil merupakan senyawa pertahanan
dibandingkan dengan ekstrak serai tumbuhan yang dapat bersifat
wangi (Yasi dan Harsanti, 2018; menghambat makan serangga dan juga
Arcani, dkk., 2017). bersifat toksik. Cara kerja senyawa-
senyawa tersebut adalah sebagai racun
Mortalitas pada larva nyamuk Aedes perut yang dapat mengakibatkan
aegypti dapat dipengaruhi oleh gangguan sistem pencernaan larva Aedes
kandungan senyawa sekunder yang aegypti sehingga larva gagal tumbuh dan
terdapat didalam daun kelor (Moringa akhirnya mati(Utami dkk., 2016).
oleifera) dan serai wangi (Cymbopogon
nardus L). Berdasarkan dari hasil Tanin bersifat racun pada serangga,
fitokimia ekstrak daun kelor yang paling senyawa ini akan mengikat protein pada
tinggi sampai dengan paling rendah kelenjar ludah dan menurunkan aktivitas
adalah alkaloid, flavonoid dan tanin enzim pencernaan, sehingga akan
sedangkan, hasil fitokimia pada daun menurunkan laju pada pertumbuhan dan
serai wangi adalah citronella dan gangguan nutrisi (Yuliasih dan
geraniol. Widawati, 2017). Juwita (2013),
menyatakan bahwa senyawa tanin dapat
Menurut Juwita dkk., (2016), bahwa menurunkan kemampuan mencerna
senyawa alkaloid dapat menghabisi makanan dengan cara menurunkan
syaraf parasimpatik pada sistem syaraf aktivitas enzim pencernaan(protease dan
pusat serangga. Senyawa alkaloid dapat amilase) serta mengganggu aktivitas
bekerja dengan cara menghambat protein usus dan senyawa tanin berfungsi
aktifitas enzim asetylcholinesterase yang sebagai pertahanan tanaman terhadap
mempengaruhi transimi impuls syaraf serangga dengan cara menghalangi
sehingga dapat menyebabkan enzim serangga dalam mencerna makanan.
tersebut mengalami fosforilasi dan Serangga yang memakan tumbuhan
menjadi tidak aktif (Taha dan Inang, dengan kandungan tanin tinggi akan

68
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol.11 No.2, November 2021

memperoleh sedikit makanan, akibatnya kuinon dan steroid. Hasil penyulingan


akan terjadi penurunan pertumbuhan. serai wangi dapat diperoleh minyak atsiri
Kandungan utama pada serai wangi terutama terdiri atas geraniol dan
(Cymbopogon nardus L) yang digunakan sitronelal yang dapat digunakan untuk
sebagai biolarvasida adalah citronella menghalau nyamuk. Abu dari daun dan
dan geraniol, dimana citronella dalam batang serai mengandung 45% silica
serai wangi bersifat toksin sehingga akan yang merupakan penyebab desikasi/
menyebabkan kematian larva sebab larva keluarnya cairan tubuh secara terus
mengalami dehidrasi terus-menerus menerus pada kulit serangga sehingga
(Arcani dkk, 2017). serangga akan mati kekeringan.
Rahmawati, dkk., (2020) Sitronelal dan geraniol merupakanbahan
menyatakan bahwa ekstrak etanol daun aktif yang tidak disukai dan dihindari
dan batang serai wangi dapat di serangga termasuk nyamuk sehingga
manfaatkan sebagai pestisida nabati penggunaan bahan-bahan ini sangat
untuk mengendalikan nyamuk Aedes bermanfaat sebagai bahan pengusir
aegypti dan mengandung saponin, tanin, nyamuk.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang campuran ekstrak daun kelor


dilakukan dan pembahasan diperoleh (Moringa oleifera) dan serai wangi
kesimpulan bahwa terdapat efektivitas (Cymbopogon nardus L) sebagai
larvasida nyamuk Aedes aegypti.
REFERENSI

Jacob, A., Pijoh, D.V., dan Wahongan, Batang Serai Wangi


P.J.G. 2014. Ketahanan (Cymbopogon nardus L)
Hidup dan Pertumbuhan Terhadap Kematian Jentik
Nyamuk Aedes spp Pada Aedes aegypti di Kelurahan
Berbagai Jenis Air Lapulu Kecamatan Abeli.
Perindukan. Jurnal e- Jurnal MJPH. 1(2): 1-8.
Biomedik. 2(3) : 1-5.
Putra, I. W. D. P., Dharmayudha, A. A.
Putri, D.M., Sarong, M. A. dan G. O dan Sudimartini, L. M.
Suprianto. 2018. Efektivitas 2016. Identifikasi Senyawa
Larvasida Ekstrak Etanol Kimia Ekstrak Etanol Daun
Daun Alpukat Terhadap Kelor (Moringa oleiferaL.) di
Mortalitas Larva Nyamuk Bali. Jurnal Indonesia Medikus
Aedes aegypti Dan Culex Veterinus. 5(5): 464-473.
quinquefasciatus. Jurnal
Edubio Tropika. 6(1) : 1-72). Lestari, M., Mukarlina, dan Yanti, A.
2014. Uji Aktivitas Ekstrak
Aracia, B. M., Sporndly, E., Shancez, Metanol dan n-Heksan Daun
N. R., Miranda, F. S., dan Buas-Buas (Premna
Halling, M. 2013. Biomass serratifolia Linn.) pada Larva
Production And Chemical Nyamuk Demam Berdarah
Composition of Moringa (Aedes aegypti Linn.). Jurnal
Oleifera Under Different Protobiont. 3(2) : 247–251.
Planting Densities and
Levels Of Nitrogen Yasi, R. M. dan Harsanti, R. S. 2018. Uji
Fertilization. Agroforestry Daya Larvasida Ekstrak Daun
system. 87(20) : 81-92. Kelor (Moringa oleifera)
Terhadap Mortalitas Larva
Saputra, E. J., dan Pakkan, R. 2018. Aedes Aegypti. Journal of
Efektivitas Daun Jeruk Nipis Agromedicine and medical
(Citrus aurantifolia) dan sciences. 4(3) : 159-164.

69
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol.11 No.2, November 2021

Aminah, S., Ramdhan, T., dan Yanis, M. Efektivitas Ekstrak Etanol


2015. Kandungan Nutrisi dan Serai Wangi (Cymbopogon
Sifat Fungsional Tanaman Nardus L) Sebagai Larvasida
Kelor (Moringa oleifera). Aedes Aegypti. E-Jurnal
Buletin Pertanian Perkotaan. Medika. 6(1) : 1-4.
5(2) : 35-44.
Juwita, E. R., Mahatma dan Fitmawati.
Cania, E dan Setyanimngrum, E. 2013. 2013. Mortalitas dan
Uji Efektivitas Larvasida Pertumbuhan Larva Nyamuk
Ekstrak Daun Legundi (Vitex Culex sp. Akibat Pemberian
trifolia) Terhadap Larva Aedes Ekstrak Kulit Jengkol
aegypti. Medical Journal. 2(4) : (Archidendron pauciforum
52-60. Benth.). Jurnal Biologi FMIPA.
1(1) : 1-10.
Utami, W. W., Ahmad, A.R. dan Malik,
A. 2016. Uji Aktivitas Yuliasih, Y. dan Widawati, M. 2017.
Larvasida Ekstrak Daun Jarak Aktifitas larvasida berbagai
Kepyar (Ricinus communis L.) pelarut pada ekstrak biji kayu
Terhadap Larva Nyamuk besi pantai (Pongamia
Aedes aegypti. Jurnal pinnata) terhadap mortalitas
Fitofarmaka Indonesia. 3(1) : larva Aedes spp. Balaba. 13(2)
141-145. : 125- 132.
Koraag, M.E., A. Hayani., I Rina dan Rahmawati, U., Gustina, M., dan Mirza,
Octaviani. 2016. Efikasi R. 2020. Efektivitas Anti
Ekstrak Daun dan Bunga Nyamuk Alami Elektrik Mat
Kecombrang (Etlingera Serai Wangi (Cymbopogon
elatior) Terhadap Larva Aedes nardus) dalam mematikan
aegypti. Aspirator Donggala. nyamuk Aedes aegypti. Journal
8(2) : 63- 68. of Nursing and Public Health.
8(2) : 100- 107.
Arcani, N. L. K. S., Sudarmaja, I. M., dan
Swastika, I. K. 2017.

70

You might also like