You are on page 1of 10

PKM ARTIKEL ILMIAH

DAMPAK DARI PERKEMBANGAN SOSIAL MEDIA TERHADAP


KESEHATAN MENTAL PENGGUNANYA

DISUSUN OLEH :

- ANDREAS RIKI DANIEL SIHOMBING (4223240028)


- ANISA HADAD SIMBOLON (4221240007)
- CUT MONIKA TARI (4222540004)
- FAJAR FERDIAN TELAUMBANUA (4222640003)
- MITA OKTAVIA SIMANJUNTAK (4223240018)
- NINI SURYANI (4222640002)
- THIESSCA THEOFANI LUMBANTORUAN (4223240025)

DOSEN PENGAMPU :

KHAIRIZA LUBIS S.Si M.Sc Ph.D

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TA 2022-2023
DAMPAK DARI PERKEMBANGAN SOSIAL MEDIA TERHADAP
KESEHATAN MENTAL PENGGUNANYA

Andreas Riki Daniel Sihombing1, Anisa Hadad Simbolon2, Cut Monika Tari3, Fajar Ferdian
Telaumbanua4 Mita Oktavia Simanjuntak5, Nini Suryani6, Thiessca Theofani Lumbantoruan 7
*EMAIL : danielsihombing0711@gmail.com anisahadad13@gmail.com

monikatari712@gmail.com fajartelaumbanua4@gmail.com ninisuryani72@gmail.com

tissca23@gmail.com

Universitas Negeri Medan

Abstract:
Social media is the most widely used media in Indonesia, one of which is Instagram and
TikTok. In today's digital era, the use of the internet is inevitable. However, many studies
have revealed that overuse of the internet is unhealthy, especially social media, which can
interfere with mental health. The mental disorders in question can be anxiety, depression, low
self-esteem, sleep disorders, and body image. In Indonesia itself, teenagers are the highest
users of social media users. Basically, the function of social media itself is to expand social
interaction and create biological communication between many individuals and can do social
branding on oneself. However, if there is no good self-control all these things will become a
boomerang for yourself later. The impact that is received on individuals with the influence of
social media is the disruption of mental health such as depression caused by cyber bullying.
The World Health Organization (WHO, 2017) reports that 10-20% of children and
adolescents worldwide experience mental health problems. In addition, excessive use of
social media can have a direct impact on physical health, such as visual impairment in the
eyes (farsightedness), high blood pressure, low back pain, to obesity.The purpose of this
study was to find out what kind of behavior happened to a social media user Nini suryani (an
18-year-old teenager) who was challenged not to or stop playing social media during a
predetermined day. After being tested to see the impact on Nini Suryani, it turned out that
social media had a big influence on the emotional feelings felt by her. This can be seen on the
first day of monitoring Nini began to feel uncomfortable.
Keywords: Mental Health, Social Media, Use
Abstrak:
Media social merupakan media yang paling banyak digunakan di Indonesia, salah satunya
Instagram dan tiktok. Di era digital seperti sekarang, penggunaan internet menjadi hal yang
tak bisa dihindari. Namun banyak studi yang telah mengungkap bahwa terlalu banyak
menggunakan internet yang tidak sehat khususnya sosial media bisa mengganggu kesehatan
mental. Gangguan mental yang dimaksud bisa berupa kecemasan, depresi, rendahnya self
esteem, gangguan tidur, dan body image. Di Indonesia sendiri, remaja merupakan pengguna
tertinggi pengguna media social. Pada dasarnya fungsi media social sendiri adalah untuk
memperluas interaksi social dan menciptakan komunikasi biologis anatar banyak individu
serta dapat memangun social branding pada diri sendiri. Namun, jika tidak ada control diri
yang baik semua hal tersebut akan menjadi boomerang bagi diri sendiri nantinya. Dampak
yang diterima pada diri individu dengan pengaruh dari media social yaitu terganggunya
kesehatan mental speerti depresi yang disebabkan oleh cyber bullying. Organisasi kesehatan
dunia (WHO, 2017) melaporkan bahwa 10-20% anak-anak dan remaja diseluruh dunia
mengalami masalah kesehatan mental. Selain itu, penggunaan media social berlebihan dapat
berdampak langsung pada kesehatan fisik, seperti gangguan penglihatan pada mata(rabun
jauh), tekanan darah tinggi, nyeri punggung bawah, hingga obesitas. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui Mengatahui perilaku seperti apa yang terjadi kepada seorang
pengguna media social Nini suryani(remaja 20 tahun) yang ditantang untuk tidak ataupun
berhenti bermain media social selama hari yang sudah ditentukan.Setelah di uji untuk melihat
dampak yang terjadi pada nini suryani, ternyata media social berpengaruh besar terhadap
perasaan emosional yang dirasakan olehnya. Hal ini terlihat pada hari pertama pemantauan
Nini mulai merasakan perasaan tidak nyaman.
Kata kunci: Kesehatan Mental, Media social, Pengunaan.

Pendahuluan
Sebagai makhluk sosial, manusia hidup tidak bisa sendirian dan membutuhkan orang lain.
Menurut Rahman (2013, hlm. 2) mengatakan secara ilmiah, individu mempunyai panggilan
untuk selalu hidup bersama orang lain dan berinteraksi. Kebutuhan akan interaksi sosial
merupakan kebutuhan dasar yang melekat pada eksistensi manusia.
Di zaman yang sudah maju, komunikasi tidak hanya dapat dilakukan dengan bertatap
muka. Jarak jauh sudah bukan lagu suatu hambatan bagi manusia untuk dapat berkomunikasi.
(Cahyono, 2016) selain itu juga dengan adanya globalisasi yang memang tidak dapat diindari
lagi, memicu banyak orang dalam membagikan berbagai informasi yang diinginkan, sebut
saja facebook, twitter, tiktok, dan juga Instagram yang memang memiliki fungsi untuk dapat
membagi informasi secara global. (Hamiza, 2019)
Teknologi telah berkembang pesat, hal tersebut dikarenakan teknologi sudah menjadi
kebutuhan primer oleh masyarakat. Perkembangan teknologi tidak dapat dipisahkan
darikehidupan sehari-hari, semua aktivitas keseharian dapat dengan mudah dan cepat dengan
bantuan teknologi. Salah satunya dalam bidang informasi dan komunikasi. Komunikasi
merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain untuk
memberikan informasi atau mengubah sikap, pendapatmaupunperilaku dengan melalui lisan
ataupun melalui media (Soyomukti, 2012, hlm. 11).
Berdasarkan hasil riset we are social hootsuite dalam (Andiarna et al., 2020) yang dirilis
pada januari 2019 menyatakan bahwa pengguna media social di Indonesia mencapai 150 juta
(56% dari total populasi). Hal ini terdapat kenaikan sebesar 20% dari asil survei sebelumnya.
Sedangkan untuk pengguna media social pada gadget sebanyak 130 juta (sekitar 48% dari
populasi).
Di Indonesia sendiri, remaja merupakan pengguna tertinggi pengguna media social.
Menurut santrock(2007), dalam (Aprilia, sriati dan hendrawati, 2020) menyebutkan bahwa
remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa dengan berbagai perubaan
baik secara biologis, kognitif, dan sosioemosional. Pada dasarnya fungsi media social sendiri
adalah untuk memperluas interaksi social dan menciptakan komunikasi biologis anatar
banyak individu serta dapat memangun social branding pada diri sendiri. Namun, jika tidak
ada control diri yang baik semua hal tersebut akan menjadi boomerang bagi diri sendiri
nantinya.
Dampak yang diterima pada diri individu dengan pengaruh dari media social yaitu
terganggunya kesehatan mental speerti depresi yang disebabkan oleh cyber bullying.
Organisasi kesehatan dunia (WHO, 2017) melaporkan bahwa 10-20% anak-anak dan remaja
diseluruh dunia mengalami masalah kesehatan mental.
Kementrian Kesehatan RI, dr Fidianstah, Sp. KJ Menyebutkan bahwa, "Tercatat 5 kasus
bunuh diri setiap harinya pada tahun 2019 yang terjadi pada generasi milenial usia produktif
yaitu 15-29 tahun."Indonesia sendiri termasuk ke dalam salah satu negara dengan kesehatan
mental yang buruk baik dalam pencegahan maupun penanganan tertinggi di Asia Tenggara
karena 1 dari 10 orangnya mengalami gangguan mental. Gangguan mental sendiri merupakan
gangguan yang dialami oleh seseorang yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya : faktor biologis seperti cedera, kelainan pada sistem otak, atau kerusakan sel
saraf otak yang berhubungan dengan tubuh maupun factor internal seperti pengaruh dari
media sosial.
Selain itu, penggunaan media social berlebihan dapat berdampak langsung pada kesehatan
fisik, seperti gangguan penglihatan pada mata(rabun jauh), tekanan darah tinggi, nyeri
punggung bawah, hingga obesitas.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran kesehatan mental pengguna media
sosial pada remaja, mengatahui perilaku seperti apa yang terjadi kepada seorang pengguna
media social setelah berhenti menggunakannya, dan dampak apa saja yang terlihat dari
penggunaan media social ini.
Metode penelitian
Waktu dan tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada hari jum’at pagi sampai hari sabtu malam pada bulan maret
2023. Sampel yang kami gunakan sebagai penguji, ialah Nini suryani seorang remaja
berumur 20 tahun yang saat ini berkuliah di Universitas Negeri Medan. Pengujian di lakukan
dengan kesadaran diri sendiri untuk menghapus aplikasi media social yang paling sering
digunakan yaitu Instagram dan tiktok.
Tahapan penelitian
Melakukan koordinasi dengan pihak Nini suryani seorang remaja sebagai sampel yang akan
di uji nantinya. Nantinya team akan meminta Nini suryani untuk mencoba menghapus
aplikasi media social yang paling sering dimainkan yaitu, instagram dan tiktok yang terdapat
di gadget miliknya.
Pemantauan akan di mulai dengan melihat keaktifan akun kedua media social miliknya.
Team akan memberikan modul pertanyaan melalui aplikasi google form yang nantinya
saudari Nini suryani isi dengan sejujur-jujurnya terhadap apa yang ia rasakan selama
menghindari bermain media social Instagram dan tiktok.
Hasil dan pembahasan
Hasil
Dalam tahap ini, kami team peneliti bertemu langsung dengan Nini Suryani. Disini, kami
meminta izin saudari untuk di wawancarai menganai maksud dan tujuan kami, yang
didalamnya kami menyampaikan kegiatan atau peraturan apa yang harus di ikuti oleh saudari
Nini Suryani. Tidak ada paksaan sama sekali didalmnya. Saudari Nini Suryani dengan
sukarela menerima permintaan kami. Setelah mendapatkan persetujuan, langkah selanjutnya
kami meminta saudari untuk menghapus aplikasi media social yang paling sering
digunakannya, yaitu Instagram dan Tiktok.
Sebelum penghapusan Sesudah Penghapusan

Gambar 1. bukti hapus tiktok dan instagram

Pemantauan keaktifan akun media social media ini dilakukan selama selang 1 hari saja, hal
ini dikarenakan ternyata ada beberapa hal yang mengharuskannya untuk tetap aktif
menggunakan akun Instagramnya. Ternyata, baru setenga hari berlangsung saudari Nini
Suryani mulai merasakan perasaan gelisah, hal ini terlihat pada lampiran foto yang kami
ambil. Saat itu tepat pukul 17.42 Wib pada sabtu malam.
Gambar 2. Bukti chat dari saudari Nini Suryani

Hal ini sudah membuktikan bahwa dampak negative dari penggunaan media social berlebih
telah dirasakan oleh saudari Nini selaku remaja yang sedang diuji. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh young (2010), bawa individu dengan ketergantungan media social adalah
individu yan memiliki kecendrungan yang kuat dalam melakukan aktivitas-aktivitas pada
media social dan membatasi aktivitas sosialnya pada dunia nyata. Perasaan resah ini muncul,
dikarenakan saudari merasa melewatkan susatu hal penting dalam kesehariannya.
Setelah, itu. Langkah selanjutnya, pada hari esoknya atau hari terakhir pengujian. Ternyata,
saudari Nini masih merasakan perasaan yang sama seperti sebelumnya.

Gambar 3. Bukti Chat dari Nini pada hari terakhir pengujian.


Di hari terakhir juga, kami mulai memberikan google form yang harus di isi saudari Nini
Suryani dengan sejujur-jujurnya. Dalam google form tersebut berisi 5 pertanyaan inti yang
akan menyinggung perihal penggunaan media social dari saudari Nini Suryani.
Gambar 3. Kumpulan hasil jawaban dari pertanyaan yang di ajukan.
Pembahasan
Dari hasil penelitian yang di kumpulkan, yang mana menunjukkan bahwa dampak
penggunaan media social berpengaruh terhadap bukti ketergantungan yang menyebabkan
kecemasan social dialami oleh penggunanya. Hal ini bisa jadi terjadi karena ketergantungan
terhadap media social sangat berkaitan denan bagaimana individu itu melakukan mekanisme
pertahanan diri terhadap respon lingkungannya sehingga perilaku kecemasan mereka tersebut
salah satunya termanifestasikan ke dalam perilaku ketergantungan media social. (Halim &
Sabri, 2013) bagi individu yang memiliki ketergantungan pada media socialnya akan
mengalami kesulitan dalam mengontrol penggunaan media social, hal tersebut akan
berpengaruh pada psikologisnya.Nini Suryani yang merupakan bukti nyata seorang remaja,
yang sudah termasuk kecanduan akan media social ini, disebabkan juga karena kurangnya
control dalam penggunaan media sosialnya, juga lamanya waktu yang digunakan untuk
memantau akun media sosialnya. Euphoria yang di dapatkan saat bermain media social pun
ternyata mampu memberikan kesenangan yang selama ini dicari oleh saudari Nini.
Namun, selain dampak negative yang dirasakan. Terdapat pula dampak positif yang masih
menyertai, diantaranya saja terlihat pada gambar 3, dapat dilihat setelah tidak mengunakan
media social ini, Nini merasa perilaku kebiasaannya mulai sedikit berubah. Dimulai dari
mulai merasa lebih produktif dan mau bersosialisasi dengan orang disekitarnya.
Kesimpulan
Who menyatakan bahwa anak-anak serta remaja di seluruh dunia mengalami kerentanan
untuk mengalami gangguan kesehatan mental akibat penggunaan media social. Mayoritas
gangguan mental yang dialami remaja akibat penggunaan media social berlebih yaitu
gangguan kecemasan serta depresi(Anjani et al., 2022). Menurut survey dari Royal Society or
Public Health Inggris(RSPH), salah saru aplikasi media social yang dapat membuat
penggunanya merasa cemas, tertekan, depresi, dan stres adalah Instagram.(Utami, 2018)
Setelah di lakukan penelitian kepada salah satu remaja bernama Nini Suryani yang berumur
20 tahun, dapat terlihat bahwa setelah mencoba untuk tidak menggunakan media social
seperti Instagram dan Tiktok. Ia merasa tertekan, seperti media sosisal ini merupakan salah
satu bagian dalam dirinya dan merasakan kehilangan.
Daftar Pustaka:
Andiarna, F.et al. (2020) ‘Analisis Penggunaan Media Sosial Terhadap Kejadian Insomnia
Pada Mahasiswa’, 17(2), pp. 37–42. doi: https://doi.org/10.26576/profesi.v17i2.26.
anjani, R. R. K. A., Yasin, R. al, Salsabil, S., Rahmayanti, T., & Amalia, R. (2022). Pengaruh
sosial media terhadap kesehatan mental dan fisik remaja. 3.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article
Aprilia, R., Sriati, A. and Hendrawati, S. (2020) ‘Tingkat Kecanduan Media Sosial pada
Remaja’, 3(1), pp. 41–53. Available at:
https://jurnal.unpad.ac.id/jnc/article/view/26928/13424.
Arifin, C. (2019). Pengguna Sosial Media di Indonesia Terbesar Keempat di Dunia.
Tribunnews. https://www.tribunnews.com/techno/2019/06/19/pengguna-sosial-media-di-
indonesia-terbesar-keempat-di-dunia
Cahyono, A. S. (2016) ‘Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat di
Indonesia’, Publiciana, 9(1), pp. 140–157.
Soyomukti, Nurani. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Utami, C. D. (2018). Hubungan antara penggunaan sosial media dengan kestabilan emosi
pada remaja. http://repository.untag-sby.ac.id/1147/9/JURNAL.pdf
WHO (2020) WHO report on health behaviours of 11–15-year-olds in Europe reveals more
adolescents are reporting mental health concerns. Copenhagen, Denmark. Available at:
https://www.euro.who.int/en/media-centre/sections/press-releases/2020/who-report-on-
health-behaviours-of-1115-year-olds-in-europe-reveals-more-adolescents-are-reporting-
mental-health-concerns.

You might also like