You are on page 1of 10

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS

BRACHIAL PLEXUS INJURY DENGAN MODALITAS


ELECTRICAL STIMULATION

(Studi di RSUD dr.Mohammad Zyn Sampang)

NASKAHiPUBLIKASI

DiajukaniDalamiRangkaiUntuk Melengkapi Sebagian Persyaratan


Menjadi Diploma III Fisioterapi

Oleh :

ABDURRAHMAN WAHID
NIM. 18114010002

PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI


STIKes NGUDIA HUSADA MADURA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS


BRACHIAL PLEXUS INJURY DENGAN MODALITAS
ELECTRICAL STIMULATION
(Studi di RSUD dr.Mohammad Zyn Sampang)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

Oleh :
ABDURRAHMAN WAHID
NIM : 18114010002

Telah disetujui pada tanggal :

Pembimbing

Dyah Esti Pranawengrum, S.Ftr,.AIFO


PHYSIOTHERAPY MANAGEMENT IN BRACHIAL PLEXUS
INJURY CASES WITH ELECTRICAL
STIMULATION MODALITY
(Study at dr. Mohammad Zyn Sampang Hospital)

Abdurrahman Wahid, Dyah Esti Pranawengrum, S.Ftr,.AIFO

ABSTRACT
Plexus brachialis injury is an injury to the plexus brachialis that is caused by
trauma. Traumatic injuries are often caused by high-speed motorcycle accidents.
The role of physiotherapy that can be done for brachial plexus cases is to use
electrical stimulation modality interventions. The role of physiotherapy is very
important in the recovery of physical activity and functional ability of patients with
BPI cases with electrical stimulation modalities that aim to maintain sensory
abilities, maintain muscle volume, and increase muscle strength.
This case study was conducted at rsud dr. Mohammad Zyn Sampang to
brachial plexus patients and given physiotherapy intervention using electrical
stimulation modalities with the location of obstacles that patients have based on the
results of assessment. This research has been conducted ethical feasibility test
conducted by KEPK STIKES Ngudia Husada Madura..
Results after being given electrical stimulation modality therapy and exercise
therapy during 3x therapy, it was found that electrical stimulation can maintain the
physiological properties of the muscles of the upper right side of the limbs and
exercise therapy can maintain the motor and sensory abilities of the upper limb
muscles of the right side, prevent the increase in muscle atrophy, and can maintain
the ability of daily functional activities.
Based on the above results, it is recommended that Ppatients must have high spirit
and desire to heal even though in the case of brachial plexus injury takes a long
time for the recovery stage. In addition, patients are also asked to always practice
at home in accordance with the movements that have been taught by the therapist.

Keywords : Brachial plexus, Electrical stimulation, Injury, Physiotherapy

1. Judul Skripsi
2. Mahasiswa DII Fisioterapi STIKes Ngudia Husada Madura
3. Dosen STIKes Ngudia Husada Madura
Latar Belakang Masalah dan ipsilateral C7 nerve. Intraplexual
Plexus brachialis injury adalah neurotization menggunakan bagian dari
suatu cedera pada nervus plexus root yang masih melekat pada spinal
brachialis yang di akibatkan oleh cord sebagai donor untuk saraf yang
trauma. cedera traumatic sering kali di avulsi.(pawana 2009).
sebabka oleh kecelakaan sepeda motor Pada fase rehabilitasi peran
berkecepatan tinggi. terutama pembalap fisioterapi sangatlah penting. Sesuai
sepeda motor. Hantaman langsung dari dengan definisi tentang fisioterapi itu
sisi lateral dari scapula adalah penyebab sendiri menurut PERMENKES No. 80
dari cedera ini. Selain itu juga jatuh Tahun 2013. “Fisioterapi adalah bentuk
dengan leher pada sudut tertentu pelayanan kesehatan yang di tujukan
menyebabkan cedera plexus bagian atas kepada individu dan atau kelompok
yang menyebabkan Erb’s palsy. untuk mengembangkan, memelihara
(Foster,dkk,2011) dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
Penanganan medis untuk kasus sepanjang daur kehidupan dengan
BPI (brachial plexus injury) ini ada menggunakan penanganan secara
yang memerlukan tindakan operasi ada manual, peningkatan gerak, peralatan
juga tidak. Di sesuaikan dengan kondisi (fisik, electroterapeutis dan mekanis)
cideranya. Sesuai perkembangan ilmu pelatihan fungsi, komunikasi.”
teknologi terdapat banyak jenis operasi Impairment pada kasus BPI
pada cedera plexus brachialis, tegantung yang seperti penurunan sensoris,
jenis cedera saraf yang terjadi. penurunan kekuatan otot, gangguan
Pembedahan dalam kasus BPI di bagi koordinasi dan penurunan volume otot.
menjadi dua yaitu pembedahan perimer Peran fisioterapi sangatlah penting
dan sekunder. Pembedahan primer salah dalam pemulihan kemampuan aktifitas
satunya adalah Neurotization plexus fisik dan kemnampuan fungsional
brachialis di gunakan umumnya pada pasien dengan kasus BPI dengan
kasus avulsi pada akar saraf spinal cord. modalitasb Electrical Stimulation yang
Saraf donor yang dapat di gunakan bertujuan untuk mempertahankan
adalah hypoglossal nerve, spinal kemampuan sensoris, mempertahankan
acessory nerve, phrenic nerve, volume otot, dan meningkatkan
intercostal nerve, long thoracic nerve kekuatan otot.
RENCANA PENELITIAN Hasil pemeriksaan nyeri pasien
Studi kasus ini di lakukan pada dengan menggunakan Verbal
pasiaen Brachial Plexus Injury dengan Descriptive Scale (VDS) menunjukkan
cara di berikan modalitas Electrical adanya penurunan nyeri setelah
stimulation (ES) untuk menentukan Terapi Sholder Elbow Wrist

problematika pasien Brachial Plexus T1 3 3 4

Injury di mulai dari anamnesa, T2 4 4 4


pemeriksaan dan di lanjutkan dengan T3 4 4 5
menentukan diagnosa Fisioterapi pada
diberikan terapi.
pasien Brachial plexus injury.
b. Kekuatan Otot
HASIL STUDI KASUS Hasil pemeriksaan kekuatan otot
pasien dengan menggunakan Teori
Hasil studi kasus yang dilakukan
Moneter Modern (MMT) menunjukkan
kepada pasien dengan identitas Ny.
adanya peningkatan kekuatan otot
Aminah umur 65 tahun, jenis kelamin
setelah diberikan terapi.
perempuan. Pemeriksaan dilakukan
c. Kemampuan Fungsional
sebanyak 2 kali selama 2 kali terapi
Jumlah Bentuk
pada tanggal 27 April 2021 di Jl. Terapi
Aktifitas
Mutiara Sampang dengan diagnosa
brachial plexus injury dengan metode T1 45

modalitas electrical stimulation (ES). T2 42

a. Evaluasi Nyeri T3 40

Nyeri Nyeri Nyeri Hasil pemeriksaan kemampuan


Terapi
Diam Tekan Gerak
fungsional dengan SPADI
menunjukkan adanya peningkatan
T1 3 5 6
jumlah aktifitas setelah diberikan terapi.
T2 2 4 5

T3 1 3 4
PEMBAHASAN dorsalis medulla spinalis. Asupan
implus dari serabut berdiameter besar
Pleksus bracialis merupakan
akan menutup gerbang dan akan
serabut saraf yang berasal dari ramus
membloking transmisi dari serabut
anterior radiks saraf C5-T1. C5dan C6
aferen nosiseptor sehingga nyeri
bergabung membentuk trunk superior,
berkurang.
C7 membentuk tunk medial, C8 dan T1
Pasien setelah menjalankan terapi
bergabung membentuk tunk inferior.
sebanyak 3 kali menggunakan
Trunkus berjalan melewati klavikula
elekstrical stimulation (ES) dan terapi
dan disana membentuk percabangan
latihan terjadi peningkatan kekuatan
atau divisi anterior dan posterior. Divisi
otot karena adanya stimulasi pada otot
anterior dari trunkus-trunkus inferior
yang mengalami gangguan. Dalam otot
dan medial membentuk fasikulus
normal, stimulasi listrik
lateral. Divisi anterior dari trunkus
membangkitkan kontraksi dengan
inferior membentuk fasikulus medial.
eksitasi saraf motorik bukan eksitasi
Kemudian fasikulus posterior
otot secara langsung. Serat saraf motoris
membentuk N. radialis dan N. Axilaris.
normal hanya memerlukan durasi pulsa
Fasikulus lateral terbagi dua dimana
pendek untuk bisa mengalami eksitasi
cabang yang satu membentuk N.
atau depolarisasi, sedangkan tanggap
muskulokutanius dan cabang yang
rangsang otot fleksor sholder ekstensor
lainnya bergabung dengan fasikulus
sholder abduksi sholder adduksi sholder
medial untuk membentuk N. medianus.
ekso rotasi endo rotasi fleksi elbow
Fasikulus medial terbagi dua dimana
ekstensi elbow fleksi wrist ekstensi
cabang pertama ikut membentuk N.
wrist ulnar deviasi radial deviasi sholder
medianus dan cabang lainnya menjadi
elbow wrist membutuhkan durasi pulsa
N. Ulnaris.
yang jauh lebih panjang.
Pasien telah menjalankan terapi
Pasien setelah menjalankan terapi
sebanyak 3 kali menggunakan electrical
sebanyak 3 kali menggunakan terapi
stimulation (ES) terjadi penurunan nyeri
latihan terjadi peningkatan aktifitas
karena ES menggunakan mekanisme
fungsional karena nyeri yang sudah
segmental dapat mengaktifkan serabut
berkurang, kekuatan otot yang sudah
A beta yang selanjutnya akan
meningkat setelah di berikan ES karena
menginhibisi neuron nosiseptif di kornu
adanya stimulasi pada otot yang memerlukan LMN utuh
mengalami kelemahan dan juga untuk mempengaruhi kontraksi pada
pemberian terapi latihan yang otot yang dirangsang. Sehingga saat
memberikan efek naiknya adaptasi electrical stimulation mampu
pemulihan kekuatan tendon, ligament meghantarkan impuls ke otak, hal ini
serta dapat menambah kekuatan otot, dapat merangsang sifat fisiologis dari
sehigga menambah luas gerak sendi dan otot yaitu kontraksi dari otot yang
dapat menambah aktifitas fungsional terstimulasi sehingga mampu
pasien. Terapi latihan bertujuan untuk menghasilkan suatu gerakan dan apabila
memperbaiki, menjaga kekuatan otot, dilakukan dengan periode berulang-
daya tahan otot dan mobilitas dan ulang maka kemampuan motoris dan
fleksibilitas sendi, stabilitas sendi, sensoris akan terpelihara.
relaksasi otot. a. Mekanisme ES
Electrical stimulation merupakan Dalam hubungannya dengan
sarana atau modalitas yang modulasi nyeri mekanisme terdiri dari
menghasilkan kontraksi pada otot mekanisme periferal, mekanisme
dengan memasukkan arus listrik melalui segmental, dan mekanisme
pad electroda yang ditempatkan pada ekstrasegmental
kulit, sehingga dapat merangsang saraf (1) Mekanisme periferal
dan serat otot. Saraf yang mengirim Stimulasi listrik yang diaplikasikan
pesan antara otak dan tulang belakang pada serabut saraf akan
disebut Upper Motor Neurons (UMN), menghasilkan impuls saraf yang akan
dan yang menyampaikan pesan dari berjalan dengan dua arah disepanjang
tulang belakang ke otot disebut Lower akson saraf yang bersangkutan,
Motor Neurons (LMN). Neuron-neuron peristiwa ini dikenal dengan aktivasi
ini berkomunikasi melalui sinapsis di antidromik. Adanya impuls antidromik
anterior horn dari sumsum tulang juga mengakibatkan terlepasnya materi
belakang. Kerusakan baik UMN P dari neuron sensoris yang berujung
maupun LMN dapat mengakibatkan terjadinya vodilatasi arteriol dan ini
kelemahan otot (juga dikenal sebagai akan meningkatkan aliran darah
paresis otot) atau kelumpuhan. sehinggga pengangkutan materi yang
Umumnya, electrical stimulation berpengaruh terhadap nyeri meningkat.
(2) Mekanisme segmental sinaps untuk memblokade impuls nyeri.
ES konvensional menghasilkan
efek analgesia terutama melalui KESIMPULAN DAN SARAN
mekanisme segmental yaitu dengan 6.1 Kesimpulan
jalan mengaktifasi serabut A Beta yang Modalitas fisioterapi yang
selanjutnya akan menginhibisi neuron
dapat diberikan pada kondisi plexus
nosiseptif di kornu dorsalis medula
brachialis injury ini adalah dengan
spinalis. Ini mengacu pada teori gerbang
kontrol (Gate Control Theory) yang pemberian electrical stimulation
dikemukakan Melzack dan Wall (1965)
dan terapi latihan selama 3x terapi.
yang menyatakan bahwa gerbang terdiri
Diberikan modalitas electrical
dari sel internunsial yang bersifat
inhibisi yang dikenal sebagai subtansia stimulation dan terapi latihan
gelatinosa dan yang terletak di cornu
selama 3x terapi, didapatkan
posterior dan sel T yang merelai
kesimpulan bahwa electrical
informasi dari pusat yang lebih tinggi.
Tingkat aktifitas sel T ditentukan oleh stimulation dapat memelihara sifat
keseimbangan asupan dari serabut
fisiologis otot anggota gerak atas
berdiameter besar A beta dan A alfa
sisi kanan dan terapi latihan dapat
serta serabut berdiameter kecil A delta
dan serabut C. Asupan dari serabut saraf memelihara kemampuan motoris
berdiameter kecil akan mengaktifasi sel
dan sensoris otot anggota gerak atas
T yang kemudian dirasakan sebagai
sisi kanan, mencegah terjadinya
keluhan nyeri.
3) Mekanisme endorfin peningkatan atrofi otot, dan dapat
Rangsangan sensoris yang
memelihara kemampuan aktivitas
diberikan pada kulit berupa rangsang
fungsional sehari-hari.
listrik dikirimkan ke batang otak
kemudian batang otak melalui PAG a. Keberhasilan yang dicapai dalam
(bagian dari batang otak) memproduksi terapi tidak lepas dari peran serta tim
endorfin yang bersifat analgesik di medis lain. Sehingga diperlukan
penanganan yang dapat saling
mendukung dan mendorong untuk modalitas-modalitas yang tepat
kesembuhan pasien. digunakan pada kasus ini. Selain itu
juga penulis berharap semoga
6.2 Saran Karya Tulis Ilmiah dengan kasus
Pelaksanaan fisioterapi sangat brachial plexus injury dapat
dibutuhkan kerjasama antara membantu rekan-rekan semua
terapis dengan pasien itu sendiri untuk belajar dan mengetahui kasus
agar mencapai keberhasilan. Untuk brachial plexus injury.
tercapai pengobatan yang maximal 3. Bagi pembaca dan masyarakat
juga perlu kerjasama dengan tenaga Sebaiknya masyarakat lebih
medis lainnya. Selain itu hal hal berhati-hati dalam berkendara di
yang harus diperhatikan antera lain: jalan raya karena kecelakaan kecil
1. Bagi pasien saja bisa menyebabkan berbagai
Pasien harus memiliki macam problematika fisioterapi
semangat dan keinginan yang yang muncul kedepannya
tinggi untuk sembuh
walaupun pada kasus brachial DAFTAR PUSTAKA
plexus injury memerlukan waktu Adult, S., Plexus, B., Service, I.,
yang lama untuk tahap Infirmary, T. V., & Road, L.
pemulihannya. Selain itu pasien (n.d.). Scottish Adult Brachial
juga diminta untuk selalu berlatih Plexus Injury Service Information
dirumah sesuai dengan gerakan- for Physiotherapists
gerakan yang sudah diajarkan oleh Allen, K., & Goodman, C. (2014).
terapis.. Using electrical stimulation: A
2. Bagi terapis guideline for allied health
Sebelum melakukan beberapa professionals. Sydney Local
terapi terhadap kasus brachial Health District and Royal
plexus injury sebaiknya terapis Rehabilitation Center.
mengerti atau memahami terlebih American Society for Surgery of the
dahulu dari definisi brachial plexus Hand. 2014. Chicago 822 W.
injury, anatomi, problematika apa Wasington Blvd.
saja yang akan ditimbulkan sampai
Hassan, T. A., Mohey, N., & Yehia, H. http://doi.org/10.4236/ojanes.201
(2017). The Egyptian Journal of 7.711036
Radiology and Nuclear Medicine Mlinac, M. E., & Feng, M. C. (2018).
Brachial plexus traumatic root Assessment of Activities of Daily
injury in adults : Role of different Living , Self-Care , and
non contrast MRI sequences in Independence, 31(June), 506–
pre-operative assessment. The 516.
Egyptian Journal of Radiology https://doi.org/10.1093/arclin/ac
and Nuclear Medicine, 48(4), w049
1009–1017. Park, H. R., Lee, G. S., Kim, I. S., &
https://doi.org/10.1016/j.ejrnm.20 Chang, J.-C. (2017). Brachial
17.04.009 Plexus Injury in Adults, 331(11),
Jackman, R. W., & Kandarian, S. C. 1–11.
(2018). The molecular basis of http://doi.org/10.21129/nerve.201
skeletal muscle atrophy, 834–843. 7.3.1.1
Lew, J. P., Tan, Y. R., & Ong, Y. Y. Surgery, O. (2008). ManageMent of
(2017). Brachial Plexus Brachial Plexus injury in adults,
Neuropraxia after CT-Guided 317–323. Tantigate, D., W.S.,
Radiofrequency Ablation in a Vathana., R.M., Songcharoen, P.
Patient with a Narrow (2015). Neuropatic Pain Brachial
Costoclavicular Space : A Case Plexus Injury. Journal of the Asia-
Report, 357–363. Pasific Federation of Societies for
Surgery of the Hand. Vol 20: 1.

You might also like