Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The motor vehicle growth rate in Indonesia reached about 7% annually which is significantly higher compared to
the annual new road development in Indonesia which is only 0.25%. These unbalanced growth rates have
worsened the negative impacts generated by road transport such as road congestion, energy crisis, as well as
death number due to road traffic accidents. The motor vehicle growth rate must be controlled to minimize further
damages due to road transport. The road users are encouraged to shift to sustainable and environmentally
friendly public transport service based on their preferences like Trans Padang. This research is aimed at analising
the road user characteristics and behaviours towards virtual Trans Padang service by using Revealed and Stated
Preference surveys. It was found that about 50% of trip makers work from private sectors followed by students
with a percentage of 33%. Majority of road users used private motor vehicles such as motorcycles and passenger
cars for daily trips with percentages 75% and 7% respectively. The averages travel time and trip cost are 19.4
minutes and Rp.5136. The ratio between captive and choice road users is 81%;19%. The trip makers would use
Trans Padang services once the buses are equipped with AC and with less seat number on board, as well as
affordable bus fares and reliable time tables. The WTP is found at Rp.1500-Rp.3500 while the ATP is Rp.2088-
Rp.2663. The student has less tendency to use the Trans Padang services than other road users. Future
research would be directed in simulating these findings into Trans Padang service.
Keywords: Transport negative impacts, Captive user, Choice user, Trans Padang, WTP, ATP
Abstrak
Laju pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia rata-rata hampir mencapai 7% setiap tahunnya, jauh lebih
tinggi dibandingkan persentase pertambahan jalan baru yang hanya sekitar 0.25%. Ketidakseimbangan ini di
anggap memperburuk dampak negatif dari sektor transportasi seperti kemacetan pada ruas jalan utama, krisis
energi, dan kematian akibat kecelakaan di jalan raya dikarenakan semakin bertambahnya pengguna kendaraan
pribadi seperti sepeda motor dan mobil penumpang. Untuk mengantisipasi dampak negatif yang lebih besar lagi,
maka laju pertumbuhan kendaraan bermotor perlu di kontrol. Pengguna kendaraan pribadi di dorong untuk
beralih ke moda transportasi yang sustainable dan ramah lingkungan, sesuai keinginan pengguna jalan seperti
Trans Padang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik perjalanan pengguna jalan dan
perilakunya terhadap layanan Trans Padang virtual dengan fasilitas layanan tertentu menggunakan survei
Revealed Preference dan Stated Preference. Dari hasil analisis diketahui bahwa 50% responden bekerja pada
sektor swasta, dan 33 persen adalah mahasiswa dan pelajar. Mayoritas responden menggunakan kendaraan
pribadi untuk melakukan perjalanannya, dimana sepeda motor berkontribusi 75%, dan mobil penumpang 7%.
Waktu tempuh rata-rata adalah 19.4 menit. Biaya perjalanan rata-rata adalah Rp.5136. Rasio antara captive dan
choice user adalah 81%:19%. Faktor yang dapat medorong pengguna jalan untuk beralih ke layanan Trans
Padang adalah kenyaman berupa fasilitas AC dan jumlah kursi pada moda Trans Padang, tarif dan juga waktu
tempuhnya. WTP adalah berada pada rentang Rp.1500-Rp.3500, dan ATP rata-rata adalah Rp.2088-Rp.2663
tergantung kategori pengguna Trans Padang. Responden kategori umum memiliki kecenderungan untuk
menggunakan layanan Trans Padang virtual yang lebih tinggi dari responden kategori pelajar. Operator layanan
Trans Padang dapat mempertimbangkan hasil penelitian ini, dan mensimulasikannya pada Koridor 3 layanan
Trans Padang, yang merupakan rencana penelitian berikutnya.
Kata kunci: Dampak Negatif Transportasi, Captive User, Choice User, Trans Padang, WTP, ATP
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 13-10-2021 | Selesai Revisi : 16-10-2021 | Diterbitkan Online : 18-10-2021
120
Gusri Yaldi1, Imelda M. Nur2, Apwiddhal1
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol . 18 No. 2 Edisi Oktober 2021
Angka kecelakaan
112000
110000 109215
bus yang merupakan moda transportasi yang lalulintas adalah yang terbesar ke-8, dan untuk
lebih sustainable dan ramah lingkungan Indonesia 73% nya adalah pengendara
jumlahnya jauh di bawah moda transportasi sepeda motor dan kendaraan bermotor roda 3
persentasenya kurang dari 1% seperti tampak Sementara itu, dampak negatif lainnya dari
pada Gambar 1. Di sisi lain, pertumbuhan sektor transportasi darat adalah tingkat
panjang jalan di Indonesia setiap tahunnya kemacetan di ruas-ruas jalan utama
rata-rata adalah sekitar 0.25% [2]. cenderung semakin parah [8]. Indonesia
diprediksi menuju kondisi krisis energi dimana
15592419,
11.67%
produksi BBM dalam negeri tidak mampu lagi
231569, 0.17%
5021888, 3.76% untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Sektor
Mobil Penumpang
transportasi merupakan konsumen lebih dari
Bus
Truk separuh konsumsi BBM tingkat nasional dan
Sepeda Motor
112771136,
84.40%
sepertiganya untuk mobil penumpang [9].
perjalanan dan karakteristik moda transportasi Sebesar 15.66% dari Produk Domestik
yang dianggap penting oleh pengguna jalan Regional Bruto (PDRB) Kota Padang
[12]. Karena itu, penelitian ini dilakukan disumbangkan oleh sektor transportasi, sedikit
dengan tujuan untuk menganalisis karakteristik lebih rendah dari penyumbang PDRB terbesar
pengguna jalan dan perilakunya terhadap yaitu dari sektor Perdagangan besar dan
layanan Trans Padang virtual dengan fasilitas eceran. Total PDRB Kota Padang adalah
tertentu yang diharapkan dapat mendorong Rp.62.222T.
pengguna kendaraan pribadi beralih ke
Masyarakat kota Padang memiliki mobilitas
layanan Trans Padang.
yang relatif tinggi dimana jumlah perjalanan
2. Metode Penelitian per hari untuk setiap rumah tangga adalah
2.1. Profil Kota Padang berada dalam rentang 5-12 kali [14] yang
mengindikasikan tingginya mobilitas
BPS Kota Padang melaporkan jumlah
penggguna jalan di Padang. Jika dikaitkan
kendaraan bermotor melampaui angka 356
dengan distribusi jumlah kendaraan bermotor
ribu unit [13]. Dibandingkan kota dan
di Kota Padang, maka mayoritas perjalanan
kabupaten lainnya yang ada di Provinsi
adalah dengan menggunakan kendaraan
Sumatera Barat, maka jumlah kendaraan
pribadi seperti sepeda motor dan mobil
bermotor di Kota Padang adalah yang
penumpang. Trend ini perlu di kelola agar laju
tertinggi. Dari distribusinya, terlihat relatif sama
pertumbuhan kendaraan bermotor pribadi
dengan tingkat nasional dimana moda
dapat dikontrol dan dampak negatif
transportasi di Kota Padang dimoninasi oleh
transportasi dapat diminimalisir. Kemudian,
sepeda motor dengan persentase mencapai
moda perjalanan dialihkan ke angkutan umum
lebih dari 68% (lihat Gambar 3). Mobil
yang handal seperti Trans Padang, layanan
penumpang berkontribusi sebesar 5.29% dan
angkutan Bus Rapid Transit yang di kelola
Bus hanya berkontribusi 0.04%. Terlihat
oleh Pemerintah Kota Padang.
bahwa terdapat ketergantungan pada
kendaraan pribadi, terutama sepeda motor. Angka kecelakaan lalulintas di Padang adalah
yang tertinggi dibandingkan kota/kabupaten
lainnya di Sumatera Barat dengan persentase
mencapai 23.4% [15]. Kerugian material
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 13-10-2021 | Selesai Revisi : 16-10-2021 | Diterbitkan Online : 18-10-2021
122
Gusri Yaldi1, Imelda M. Nur2, Apwiddhal1
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol . 18 No. 2 Edisi Oktober 2021
tercatat sekitar Rp.2.045 Milyar [13]. Angka ini seperti tampak pada Tabel 1. Survei RP
jauh lebih rendah dari perkiraan kerugian menggunakan Modul 1 dan Modul 2 untuk
akibat kecelakaan lalulintas sebesar 3.1% pengumpulan data sosio ekonomi, sosio
PDRB atau sekitar Rp.1.9 Triliun. demografi, dan karakteristik perjalanan
eksisting dari pengguna jalan. Survei dilakukan
2.2. Layanan Trans Padang
dengan wawancara pada setiap hari kerja dan
Trans Padang sudah beroperasi sejak 2014
juga di akhir pekan dengan melibatkan lebih
yang direncanakan untuk melayani 5 koridor
dari 500 orang responden yang terpilih secara
yaitu (1) Pusat Kota-Batas Kota, (2) Teluk
acak pada kawasan layanan Trans Padang
Bayur-BIM, (3) Pusat Kota-Indarung, (4) Pusat
Koridor 3.
Kota-Pusat Pemerintahan, dan (5) Pusat Kota-
Untuk analisis perilaku pengguna jalan
Bungus seperti tampak pada Gambar 4.
terhadap skema layanan Trans Padang yang
ditawarkan maka dilakukan survei SP untuk
pengumpulan data Modul 3, termasuk untuk
mengetahui Willingness to Pay (WTP) dan
Ability to Pay (ATP) nya terhadap 3 skema
layanan Trans Padang virtual yang ditawarkan.
Survei Revealed Preference (RP) dan Stated ditawarkan layanan Trans Padang virtual yang
Preference (SP) digunakan untuk berbeda dalam dua tahap. Pada setiap tahap,
instrumen yang biasa digunakan untuk studi layanan Trans Padang virtual yang ditawarkan
perilaku pengguna jalan [17]. Data yang atau tetap memilih moda transportasi yang
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 13-10-2021 | Selesai Revisi : 16-10-2021 | Diterbitkan Online : 18-10-2021
123
Gusri Yaldi1, Imelda M. Nur2, Apwiddhal1
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol . 18 No. 2 Edisi Oktober 2021
Pada tahap pertama terdapat 3 jenis layanan Pada penawaran tahap pertama, setiap pilihan
Trans Padang virtual dengan kriteria seperti belum dilengkapi dengan estimasi tarif dan
terlihat pada Gambar 5 dan 6. Pilihan pertama waktu tempuh.
memiliki kriteria yang sama dengan pilihan
Untuk tahap kedua, prinsipnya adalah
kedua, hanya bedanya pada pilihan kedua
pengembangan dari layanan Trans Padang
dilengkapi dengan fasilitas AC. Sementara itu,
virtual pilihan ketiga pada tahap pertama.
pilihan kedua memiliki kriteria yang sama
Terdapat 3 pilihan juga pada tahap ini, yaitu
dengan pilihan ketiga, kecuali jumlah kursi
(1) Alternatif pertama/3a, (2) Alternatif
pilihan ketiga adalah 27 seat sedangkan
kedua/3b, dan (3) Alternatif ketiga/3c.
pilihan kedua memiliki 36 seat.
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 13-10-2021 | Selesai Revisi : 16-10-2021 | Diterbitkan Online : 18-10-2021
124
Gusri Yaldi1, Imelda M. Nur2, Apwiddhal1
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol . 18 No. 2 Edisi Oktober 2021
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 13-10-2021 | Selesai Revisi : 16-10-2021 | Diterbitkan Online : 18-10-2021
125
Gusri Yaldi1, Imelda M. Nur2, Apwiddhal1
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol . 18 No. 2 Edisi Oktober 2021
mengindikasikan bahwa lebih dari 90 persen dan choice user berdasarkan moda
masyarakat memiliki sepeda motor dan hampir eksistingnya dapat di lihat pada Gambar 7.
40% memiliki lebih dari 1 sepeda motor)-
adalah untuk perjalanan dengan jarak 450
400
maksimum ±10 Km. 350
Jumlah responden
300
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa hampir 250
Semua
200
Captive
seluruh responden memiliki sepeda motor, 150
100 Choice
bahkan hampir 40% persen responden 50
0
memiliki lebih dari dua sepeda motor. Yang Mobil Angkot Taksi Trans Sepeda Lainnya
Padang motor
Moda transportassi
memiliki kendaraan bermotor roda empat
hanya 38% responden. Statistik ini akan Gambar 8. Jumlah responden kategori captive dan choice
perjalanan berdasarkan moda utama yang Statistik ini memberi indikasi bahwa responden
digunakan. cenderung nyaman dengan moda yang biasa
digunakan yang merupakan kendaraan pribadi
Berdasarkan moda utamanya, persentase
dengan mayoritasnya sepeda motor. Atau bisa
tertinggi adalah sepeda motor diikuti oleh
juga responden merasa skeptis dengan
angkot dan mobil dengan persentase masing-
kualitas layanan angkutan umum yang ada
masing adalah 75%, 17%, dan 7% berturut-
dan cenderung pesimis layanan angkutan
turut. Terlihat bahwa sepeda motor sangat
umum dapat memenuhi kriteria yang
mendominasi dan berkorelasi dengan
diinginkan.
kepemilikan sepeda motor.
3.3. Moda Alternatif untuk Choice User
Jika di gabung dengan moda mobil, maka
persentase responden yang melakukan Dari survei diperoleh informasi bahwa hanya
perjalanan dengan kendaraan pribadi (sepeda 19% responden yang memiliki alternatif moda
motor dan mobil penumpang) adalah pilihan, atau disebut choice user. Selanjutnya
mencapai 82%. Adapun biaya perjalanan yang adalah kepada responden choice user ini
dikeluarkan untuk satu kali perjalanan adalah ditawarkan moda transportasi alternatif, selain
rata-rata Rp.5136. dari moda yang biasa mereka gunakan. Moda
alternatif tersebut adalah (1)Mobil pribadi;
3.2. Captive User dan Choice User
(2)Travel; (3)Trans Padang; (4)Taksi;
Kepada responden ditanyakan apakah
(5)Sepeda Motor; (6)Kereta api; (7)Sepeda
memiliki moda transportasi alternatif selain dari
motor; dan (8)Lainnya.
moda yang biasa digunakan. Terlihat bahwa
Hasil survei seperti terlihat pada Gambar 8,
81% responden menyatakan tidak memiliki
mengindikasikan bahwa seperda motor masih
moda pilihan lain selain yang biasa digunakan
merupakan moda pilihan utama dan diikuti
(captive user) dan hanya 19% menyatakan
oleh mobil pribadi. Namun persentase terbesar
memiliki moda pilihan lain (choice user).
adalah responden yang masih merahasiakan
Jumlah responden untuk kategori captive user
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 13-10-2021 | Selesai Revisi : 16-10-2021 | Diterbitkan Online : 18-10-2021
126
Gusri Yaldi1, Imelda M. Nur2, Apwiddhal1
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol . 18 No. 2 Edisi Oktober 2021
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 13-10-2021 | Selesai Revisi : 16-10-2021 | Diterbitkan Online : 18-10-2021
127
Gusri Yaldi1, Imelda M. Nur2, Apwiddhal1
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol . 18 No. 2 Edisi Oktober 2021
Persentase responden berdasarkan pilihan alternatif 2 Persentase responden berdasarkan pilihan alternatif 3
9% 8% 1%
6%
22%
25% 42%
24%
43%
20%
3.6. Respons Choice User Untuk Moda Kepada responden ditawarkan moda alternatif
Alternatif 3 Tahap 1 3 dengan variabel tarif yang berbeda sehingga
Untuk alternatif 3, terjadi mode shift yang lebih alternatif 3 dikembangkan menjadi alternatif
besar lagi dimana sebelumnya yang memilih 3a, 3b, dan 3c. Tarif maksimum menggunakan
Trans Padang hanya 34% meningkat menjadi Trans Padang virtual adalah Rp.5000 untuk
85% atau bertambah 51% yang merupakan kategori umum, dan Rp.3000 untuk kategori
peralihan dari moda eksisting dan yang pelajar. Tarif ini lebih rendah dari biaya
menjawab tidak tahu. Mode shift terjadi perjalanan rata-rata responden kategori
dikarenakan jumlah kursi pada alternatif 3 umum dan kategori pelajar sebesar Rp.5706
lebih sedikit dibandingkan alternatif 2 sehingga dan Rp.4561. Tambahan lagi, 63% responden
Trans Padang menjadi lebih baik. Untuk lebih maksimum Rp. 5000. Pada tahap 2 ini juga
detailnya dapat di lihat pada Gambar 11. dilengkapi dengan estimasi waktu tempuh
maksimum 26 menit.
3.7. Pengembangan Trans Padang Alternatif 3
Estimasi waktu tempuh ini adalah berdasarkan
Dari survei moda Trans Padang virtual
survey travel time pada daerah kajian. Jika di
diketahui bahwa terdapat potensi mode shift
lihat dari waktu tempuhnya, 76% responden
yang relatif besar dari moda eksisting ke moda
adalah melakukan perjalanan dengan waktu
Trans Padang virtual. Diharapkan dengan
tempuh kurang dari 26 menit. Hasil dari tahap
pendekatan yang persuasif dari pemerintah
2 ini dapat di lihat pada Gambar 12-14.
dan operator, maka lebih banyak responden
lagi yang dapat beralih ke moda Trans Untuk alternatif 3a, 92% responden memilih
Padang. Untuk itu perlu diketahui potensi untuk menggunakan moda Trans Padang
choice user yang akan beralih ke Trans virtual dan hanya 8% yang memilih moda
Padang, dalam hal ini adalah alternatif 3 eksisting. Terjadi mode shift sebesar 7% lebih
dikarenakan lebih disukai oleh responden. tinggi dibandingkan sebelumnya (85%) seperti
tampak pada Gambar 12. Sepertinya
kejelasan informasi terkait dengan tarif dan
estimasi waktu tempuh menyebabkan
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 13-10-2021 | Selesai Revisi : 16-10-2021 | Diterbitkan Online : 18-10-2021
128
Gusri Yaldi1, Imelda M. Nur2, Apwiddhal1
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol . 18 No. 2 Edisi Oktober 2021
28%
23%
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 13-10-2021 | Selesai Revisi : 16-10-2021 | Diterbitkan Online : 18-10-2021
129
Gusri Yaldi1, Imelda M. Nur2, Apwiddhal1
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol . 18 No. 2 Edisi Oktober 2021
e % -20
Tarif BRT virtual (Rp.)
)
Gambar 15. ATP responden untuk alternatif tahap 2 Faktor yang dapat medorong pengguna jalan
untuk beralih ke layanan Trans Padang adalah
kenyaman berupa fasilitas AC dan jumlah kursi
ATP rata-rata adalah Rp.2340 untuk seluruh
pada moda Trans Padang, tarif dan juga waktu
responden. Berdasarkan kategori
tempuhnya. WTP adalah berada pada rentang
respondennya, maka ATP untuk kategori
Rp.1500-Rp.3500, dan ATP rata-rata adalah
umum dan pelajar adalah Rp.2663 dan
Rp.2088-Rp.2663 tergantung kategori
Rp.2088. Sebanyak 63% responden choice
pengguna Trans Padang. Responden kategori
user hanya memiliki kemampuan untuk
umum memiliki kecenderungan untuk
membayar ongkos perjalanan maksimum
menggunakan layanan Trans Padang virtual
Rp.3000.
yang lebih tinggi dari responden kategori
Terlihat bahwasanya pengguna jalan kategori
pelajar. Operator layanan Trans Padang dapat
umum memiliki kemampuan untuk membayar
mempertimbangkan hasil penelitian ini, dan
(ATP) layanan Trans Padang virtual yang lebih
mensimulasikannya pada Koridor 3 layanan
rendah dari tarif minimum yang direncanakan.
Trans Padang, yang merupakan rencana
Sedangkan untuk kategori pelajar, ATP nya
penelitian berikutnya.
lebih tinggi dari tarif minimum Trans Padang
virtual. Jika dibandingkan kecenderungannya
untuk membayar ongkos layanan Trans Ucapan Terimakasih
Padang (WTP), maka terlihat bahwa untuk Terimakasih kepada Kementerian Pendidikan,
responden kategori umum memiliki WTP lebih Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang telah
tinggi dari ATP nya. Untuk kategori pelajar, membiayaan penelitian ini.
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 13-10-2021 | Selesai Revisi : 16-10-2021 | Diterbitkan Online : 18-10-2021
130
Gusri Yaldi1, Imelda M. Nur2, Apwiddhal1
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol . 18 No. 2 Edisi Oktober 2021
Daftar Rujukan
[9] BPPN, "Effort to minimize the petrol
[1] BPS. (2021). Perkembangan Jumlah
consumption in transportation sector
Kendaraan Bermotor Menurut Jenis.
(in Bahasa)," ed. Jakarta: Bappenas
Available:
(National Planning Body) of
https://www.bps.go.id/linkTableDinami
Indonesian Republic, 2006.
s/view/id/1133
[10] RI, "Rencana Umum Nasional
[2] BPS. (2021). Panjang Jalan Menurut
Keselamatan (RUNK) Jalan 2011-
Tingkat Kewenangan. Available:
2035," ed: Dirjen Hubdat, 2011.
https://www.bps.go.id/linkTableDinami
[11] W. Yan-ling, et al., "Current Situation
s/view/id/808
and Analysis of Parking Problem in
[3] S. Soehodho, "Motorization in
Beijing," Procedia Engineering pp. 777
Indonesia and Its Impact to Traffic
– 785, 29 September – 1 October
Accidents," IATSS Research, vol. 31,
2004 2016.
pp. 27-33, 2007.
[12] R. A. M. Madhuwanthi, et al., "Factors
[4] BPS. Jumlah Kecelakaan, Korban
Influencing to Travel Behavior on
Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan
Transport Mode Choice- A Case of
Kerugian Materi [Online]. Available:
Colombo Metropolitan Area in Sri
https://www.bps.go.id/indicator/17/513/
Lanka," International Journal of
1/jumlah-kecelakaan-korban-mati-
Affective Engineering, vol. advpub,
luka-berat-luka-ringan-dan-kerugian-
2015.
materi.html
[13] BPS, "Kota Padang Dalam Angka,"
[5] Helmi. (2020). Webinar HUT PKTJ,
BPS Padang, Padang2021.
74% Kecelakaan Di Indonesia
[14] Dishub, "Master Plan of Road
Melibatkan Sepeda Motor. Available:
Transport and network," Padang
https://bisnisnews.id/detail/berita/webi
transport Department, Padang2012.
nar-hut-pktj-74-kecelakaan-di-
[15] BPS. (2021, 12 July). Statistik Daerah
indonesia-melibatkan--sepeda-motor
Provinsi Sumatera Barat.
[6] BPS. (2012, 12 July ). Jumlah
[16] Dishub, "Mass Transit Program of
Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat,
Padang City (in bahasa)," Padang
Luka Ringan, dan Kerugian Materi
Transport Department, Padang2012.
yang Diderita Available:
[17] Y. Tsuboi, et al., "Analysis of Parking
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php
Lot Choice Behaviors by Utilizing
?tabel=1&daftar=1&id_subyek=17¬
Accounting Data," Journal of the
ab=14
Eastern Asia Society for
[7] WHO, "Global Status Report on Road
Transportation Studies, vol. 11, pp.
Safety 2018," 2018.
523-536, 2015.
[8] S. Morichi, "Long-term Strategy for
[18] I. M. Nur, et al., "Analisis Karakteristik
Transport System in Asian
Pengguna Jalan di Kota Padang,"
Megacities," Journal of the Eastern
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil, vol. 16,
Asia Society for Transportation
pp. 19-27, 2019.
Studies, vol. 6, pp. 1-22, 2005.
Informasi Artikel
Diterima Redaksi : 13-10-2021 | Selesai Revisi : 16-10-2021 | Diterbitkan Online : 18-10-2021
131