You are on page 1of 56

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PENCERNAAN

Ns. Erna Melastuti, S. Kep., M. Kep


Fungsi Saluran Cerna
• Secara umum berfungsi :
– Jalan makanan
– Timbun makanan
– Cerna makanan
– Absorbsi zat makanan
– Ekskresi sisa makan
Pergerakan saluran Cerna
• Anatomi :
– Mulut
– Faring
– Oesofagus
– Lambung
– Usus halus
– Usus besar
– Rektum
– Anus
Pergerakan saluran cerna
• Histologi :
– Lapisan serosa : paling luar
– Lapisan otot memanjang : membantu
perpanjang dan perpendek saluran cerna saat
peristaltik
– Lapisan otot melingkar : perkecil dan perbesar
penampang salurana cerna saat peristaltik
– Lapisan submukosa : kaya akan pembuluh
darah
– Lapisan mukosa : terdiri dari vili dan kripti
untuk perluas permukaan untuk penyerapan
Pengaturan Saluran Cerna
• Pengaturan mekanik saluran cerna
dilakukan oleh : Sistem Saraf
– Sist Saraf terdiri atas:
• Sist Saraf Pusat:
– Volunter : gerakan saluran cerna dapat diperintah
dalam alam sadar, seperti mengunyah, menelan, buang
air besar.
– Involunter : Diluar kendali kesadaran, seperti
peristaltik saluran cerna
• Sist Saraf otonom :
– Simpatis
– Parasimpatis
Pengaturan saluran cerna
• Persarafan di saluran cerna terdiri:
– Pleksus Mientrikus <Auerbach>
• Berada antara lapisan otot
• Fungsi : Pergerakan usus
– Pleksus Submukosa <Meissner>
• Berada di Submukosa
• Fungsi :
– Pengaturan sekresi
– Aliran darah
– Sensorik (reseptor regangan )
Pengaturan saluran cerna
• Pengaturan sekresi saluran cerna
oleh Sistem hormon
– Kolesistokinin  kontraksi kantong
empedu
– Sekretin
– dll
Gerakan Dasar Saluran Cerna
• Campur :
– Kontraksi peristaltik
– Kontraksi konstriktif lokal dari segmen
usus
• Mendorong
– Kontraksi peristaltik  menimbulkan
rangsangan distensi
– Menimbulkan pergerakan massa
makanan sepanjang usus
Mekanisme Pencernaan
makanan
• Mengunyah akan melibatkan :
– Gigi : insisifus, kaninus, geraham
– Lidah : membolak balik dan mencampur
makanan
– Reflek mengunyah
• Jaga keseimbangan sehingga gigi tidak
melukai lidah atau organ lunak lainnya
Mekanisme Pencernaan
makanan
• Menelan :
– Merupakan proses yang kompleks
– Tahap:
• Volunter : dengan bantuan lidah makanan secara
sadar di dorong ke belakang rongga mulut
• Faringeal : otomatis makanan masuk ke esofagus
• Esofageal : gerakan peristaltik, makanan terdorong
ke lambung
– Pengaturan reflek menelan
• Dimulai dengan adanya makan yang terdorong ke
belakang mulut.
MULUT
 T.d bibir & rongga mulut (buccal)
 Bibir mengelilingi permukaan mulut & fungsi wicara.
 Atap rongga mulut dibentuk oleh palatum keras & lunak.
 Rongga mulut t.d gigi & lidah
 Reseptor rasa terdapat pada tepi & ujung lidah
 Lidah juga berperan dalam proses wicara.
 Kelenjar saliva t.d : kel. parotid, kel. submandibularis, &
kel.sublingual
parotitis  peradangan pd kel. parotid
 Kelenjar saliva memproduksi saliva yg t.d air, protein,
mucin, garam inorganik, lisozim dan peroksidase (anti-
bakteri), gamma globulin (IgA) utk pertahanan thd
bakteri & enzim amilase/ptialin
 + 1 liter saliva diproduksi setiap hari
mulut
FARING
 Merup. saluran muskulomembran, t.d nasofaring, orofaring, &
laringofaring.
 Orofaring mensekresi mukus yg membantu proses deglutasi
 Di orofaring tdp tonsila palatina yg merupakan jaringan
limfoid utk pertahanan tbh.
 epiglotis  menutupi laring atas selama proses menelan
ESOFAGUS
 Merup. saluran otot berongga yg mentransport makanan dari
faring sampai lambung melalui kontraksi peristaltik.
 Panjangnya + 23 – 25 cm & Ø + 2 cm.
 Esogafus terdapat dalam rongga thoraks, dimulai dari trakea
bawah sampai lambung.
 Tidak ada digesti/absorbsi dalam esofagus
FARING DAN ESOFAGUS

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah


menelan atau deglutition. Menelan dimulai ketika bolus
didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring.

Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring


yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di
medula.

Pusat menelan kemudian secara refleks mengaktifkan


serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan.
Menelan dimulai secara volunter, tetapi setelah dimulai
proses tersebut tidak dapat dihentikan.
FARING DAN ESOFAGUS
Menelan dibagi menjadi dua tahap yaitu :

a. Tahap Orofaring

Tahap orofaring berlangsung sekitar satu detik dan berupa


perpindahan bolus dari mulut melalui faring dan masuk ke esofagus,
saat menelan ini bolus harus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah
untuk masuk ke saluran lain seperti kembali ke mulut, masuk ke
saluran hidung, atau masuk ke trakea, dengan cara :

•Selama menelan posisi lidah menekan palatum durum untuk


mencegah makanan kembali ke mulut.
•Uvula elevasi atau terangkat di bagian belakang tenggorokan,
sehingga saluran hidung tertutup dari faring dan makanan tidak masuk
hidung.
FARING DAN ESOFAGUS
Menelan dibagi menjadi dua tahap yaitu :

a. Tahap Orofaring

•Makanan dicegah masuk trakea terutama oleh elevasi laring dan


penutupan pita suara melintasi laring atau glotis. Selama menelan pita
suara melaksanakan fungsi yang tidak berkaitan dengan berbicara.
Kontraksi otot-otot laring menyebabkan pita suara merapat erat satu
sama lain, sehingga pintu masuk glotis tertutup. Selain itu bolus
menyebabkan epiglotis tertekan ke belakang menutupi glotis yang
mencegah makanan masuk ke saluran pernapasan.
•Dengan laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk
mendorong bolus ke dalam esofagus.
FARING DAN ESOFAGUS
Menelan dibagi menjadi dua tahap yaitu :

b. Tahap Esofagus

Pusat menelan memulai gelombang peristaltik primer yang mengalir dari


pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus didepannya melewati esopagus
ke lambung. Peristaltik mengacu pada kontraksi berbentuk cincin otot polos
sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan
mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi.

Dengan demikian pendorongan makanan melalui esopagus adalah proses


aktif yang tidak mengandalkan gravitasi. Makanan dapat didorong ke lambung
bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang peristaltik berlangsung
sekitar 5 – 9 detik untuk mencapai ujung bawah esopagus. Kemajuan
gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan melalui persyarafan vagus.
FARING DAN ESOFAGUS
Menelan dibagi menjadi dua tahap yaitu :

b. Tahap Esofagus

Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa


mukus, mukus disekresikan di sepanjang saluran
pencernaan.
Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan,
mukus esofagus memperkecil kemungkinan rusaknya
esofagus oleh bagian-bagian makanan yang tajam, mukus
juga melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim
getah lambung apabila terjadi refluks lambung.
Mekanisme Pencernaan
makanan
• Sfingter gastroesofageal
– Batas esofagus dengan lambung
– Normal selalu berkontraksi
– Peristaltik akan berelaksasi  kalau
gagal relaksasi akan terjadi Akalasia
(pelebaran esofagus)
– Fungsi utama : Cegah refluk
(kembalinya makanan ke arah esofagus)
Mekanisme Pencernaan
makanan
• Lambung :
• Anatomi terdiri dari:
– Fundus
– Korpus
– Antrum
• Fungsi motorik sebagai :
– Tempat penyimpanan makanan
– Tempat pencampuran makanan
Fungi Penyimpanan Lambung
Makanan dalam jumlah besar dapat ditampung pada bagian bawah
saluran cerna

Saat makanan masuk  lambung membentuk lingkaran-lingkaran


konsentris.

Korpus dan fundus relatif sedikit tonus pada dinding ototnya  dapat
menonjol keluar dengan progresif  menampung makanan makin
banyak sampai hampir 1 liter.
 Pada bagian fundus mensekresi pepsinogen yg
berfungsi utk mencerna protein mjd
polipeptida.
 Sel parietalnya mensekresi HCl (asam
hidroklorida) yg membantu dlm proteksi
terhadap mikroorganisme.
 Faktor intrinsiknya  membantu absorbsi
cobalamin dalam usus halus.
 Mukus disekresi oleh kelenjar di dalam area
kardiak & pylorus.
 Lamanya makanan tinggal dlm lambung
tergantung komposisi makanan, tp rata2
makanan tinggal di lambung + 3 – 4 jam,
kemudian secara berangsur dikeluarkan sbg
massa setengah cair (bubur) yg disebut kimus.
Mekanisme Pencernaan
makanan
• Fungsi penyimpanan lambung
– Reflek vagal  tonus berkurang akan
menambah ruang sehingga makanan
lebih banyak bisa masuk
– Penonjolan lambung kearah luar secara
progresif memungkinkan volumenya
jadi bertambah
– Volume : 1 liter
Mekanisme Pencernaan
makanan
• Pencampuran dan propulsi:
– Gelombang campur tiap 20 detik
– Pengaturan gelombang listrik dasar akan
menimbulkan gerakan mendorong isi lambung
kearah antrum.
– Makanan yang sudah bercampur dengan
sekresi lambung disebut CHYME
– Kontraksi lapar : kontraksi ritmit yang terjadi
pada lambung jika lambung dibiarkan kosong
dalam jangka waktu lama
Mekanisme Pencernaan
makanan
• Pengosongan lambung
– Peran pilorus
• Tertutup lemah  air/ciran lewat
• Peran peristaltik antrum
• Pompa pilorus
– Atur pengosongan :
• Sinyal saraf
• Hormon gastrin
Mekanisme Pencernaan
makanan
• Pengosongan lambung
– Faktor lambung yang berpengaruh :
• Volume makanan di lambung
• Hormon gastrin percepat pengosongan lambung
– Faktor duodenum
• Hambat pengosongan lambung
• Reflek enterogastrik :
– Regangangan dudenum yang meningkat
– Iritasi dudenum
– Keasaman-osmolalitas chyme yang berlebihan
– Pemecahan bahan makanan yang tidak sempurna
Pengaturan Sekresi Lambung

Untuk pengaturan sekresi lambung dibagi menjadi tiga


fase :
•Fase Sefalik
Fase ini dimulai saat makanan belum masuk ke lambung,
misalnya saat kita melihat, mencium, memikirkan, atau
mengecap makanan. Fase ini disebabkan oleh pusat nafsu
makan (korteks serebri). Fase ini diperantarai oleh saraf
fagus, dari saraf fagus lalu dihantarkan ke lambung. Fase
ini menyebabkan kelenjar gastrik merangsang 10% dari
sekresi lambung normal (seperti sekresi asam klorida,
pepsinogen, dan menambah mukus)
Pengaturan Sekresi Lambung

• Fase Intestinal
Fase ini dimulai dari gerakan pengosongan
lambung (kimus) ke duodenum. Dalam makanan
ada protein yang sebagian dicerna oleh
duodenum ini melibatkan pelepasan gastrin
usus.
Pengaturan Sekresi Lambung

• Fase Gastrik
Fase ini dimulai saat makanan mencapai antrum pilorus. Distensi
antrum juga menyebabkan terjadinya rangsangan mekanis dari
reseptor reseptor pada dinding lambung . impuls tersebut berjalan
menuju medula melalui eferen vagus dan kembali ke lambung
melalui eferen vagus; impuls ini merangsang pelepasan hormon
gastrin dan juga secara tidak langsung merangsang kelenjar kelenjar
lambung.

Gastrin dilepas dari antrum dirangsang oleh pH alkali, garam ampedu


di atrum, juga oleh protein makanan dan alkohol ke aliran darah
menuju kelenjar lambung dan terjadilah rangsangan sekresi. Fase
gastrik menghasilkan lebih dari dua per tiga dari sekresi lambung
total setelah makan. Total sekresi lambung harian manusia sekitar
2000 ml
Usus halus (usus kecil)
• Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari
saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang
diserap ke hati melalui vena porta.
• Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi
isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil
enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua
belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum),
dan usus penyerapan (ileum).
Usus Halus
 Fungsi utama usus halus  digesti &
absorbsi.
 Panjang usus halus + 7 m & Ø + 2,5 – 2,8 cm
 Usus halus t.d duodenum, yeyenum, & ileum
 Katup ileosekal  memisahkan usus halus &
usus besar yg fungsinya utk mencegah
refluks dari usus besar ke dalam usus halus.
 Unit fungsional dari usus halus  villi.
 Digesti diselesaikan dlm usus halus dimana
karbohidrat dihidrolisis  monosakarida,
lemak  gliserol & asam lemak; & protein 
asam amino
 Absorbsi  transfer hasil terakhir dari digesti
melewati dinding intestinal ke sirkulasi.
1. Duodenum

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas
jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan
berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada
derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum
digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan
makanan.
2. jejenum

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering


ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum)
dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.
Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan
dalam tubuh dengan mesenterium.
2. jejenum

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus


dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan
dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan
usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak
Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan
usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti
“lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal
dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.
Mekanisme Pencernaan
makanan
• Gerak usus halus :
– Kontraksi segmentasi : memungkinkan
terjadinya perpindahan makanan ditengah
lumen ke tepi lumen usus
– Kontraksi pendorong : makan bergerak ke arah
distal
• Peran katup ileosaekal
– Mencegah fekal balik ke usus halus
– Pengaturan umpan balik
Mekanisme Pencernaan
makanan
• Pergerakan kolon :
– Fungsi :
• Tempat pnyerapan air
• Tempat penumpukan feses
– Gerak
• Pencampur – haustral
• pendorong
Mekanisme Pencernaan
makanan
• Rektum
– Defekasi
• Reflek defekasi : dimulai adanya regangan
didinding rektum oleh masa feses
• Dorong masa feses ke rektum
• Bila keadaan telah memungkinkan  spinter
ani akan relaksasi  defekasi
Rektum

 Lapisan mukosa membentuk lipatan2


memanjang yg disebut kolumna rektalis
Morgagni.

 Di daerah ini tdp banyak vena memanjang


dgn dinding tipis yg bila dilatasi & berkelok-
kelok akan menyebabkan mukosa di
atasnya menonjol  hemoroid interna.
Defekasi

 Reflek defekasi
 Serabut sensoris rektum diragsang (regangan)  bagian sakral medula
spinalis  kembali ke kolon desenden, sigmoid rektum dan anus (serabut
parasimpatis dalam nervi erigentes)  peristaltik dari fleksura lienalis ke
anus.

 Reflek lain :
 Bernapas dalam
 Penutupan glotis
 Kontraksi otot-otot abdomen

 Pengaturan lain
 Sebelum timbul defekasi, kesadaran mengambil alih pengaturan vounter sfingter ani eksternus
 Sehingga memungkinkan menghambat kontraksi sfingter ani eksternus  defekasi
 Atau menyebabkan kontraksi sfingter ani eksternus  tidak timbul defekasi

You might also like