Professional Documents
Culture Documents
Jln. Majapahit No. 62 Mataram Nusa Tenggara Barat Kode Pos : 83125
Telp. (0370) 636087; 636126; ext 128 Fax (0370) 636087
ABSTRACT
Energy is a very important requirement for humans being. One of the energy that is often
used is the sun or solar energy. In Indonesia, the utilization of solar energy as a renewable energy
is important due to its abundant availability. One of the efforts made in the utilization of solar
energy is using solar cell technology or solar panel. Solar cell technology is a technology that
converts solar energy into electrical energy.
This research discusses the simulation of a solar cell by using Solar Emulator, a type of
polycrystalline solar cells with an output power up to 10 WP. The research has an objective to get
the influence of the solar panel angle by knowing the voltage and current optimal based on data
of solar irradiance from 17 March until 25 March 2016. Variations used are solar panel angles.
The research method is carried out with turned solar emulator, adjusted the solar incidence angle
and elevation angles. The iradiance of halogen lamp was ajusted with a data set based on that
irradiance. Output voltage and current were obtained by illuminating solar cell by light bulbs.
The results showed that the angle of optimal solar panels based on the data Output
Power/Maximum Power Point (Pmpp) obtained at panel angle of 10° compared than those of the
panel angle of 20° and 30° because of the utilization of the largest solar radiation intensity is
usually effective at a time 10:30 to 14:30 WITA. Value of Pmpp maximum for panel angle 10°
based on this research is 0,60 Watt.
Keywords: Solar cell, Solar Emulator, Polycrystalline, Angle of solar cells, Solar irradiance
1
dihasilkan, maka nilai efisiensinya juga akan METODE PENELITIAN
meningkat.
Dapat disimpulkan bahwa
pemerintah kemungkinan belum bersedia
menerapkan teknologi sel surya sebagai
pembangkit listrik nasional karena efisiensi
yang didapat masih rendah dan biaya yang
dikeluarkan tidak bisa dikatakan sedikit
meskipun mudah dalam pemeliharaan, serta
cara penempatan panel surya yang belum
optimal, maka dari itu penelitian ini dilakukan
untuk mengoptimalkan penggunaan sel
surya dengan cara simulasi dengan Solar
Emulator berdasarkan sudut panel surya
dan sudut elevasi untuk mengetahui daya
keluaran yang optimal.
SEL SURYA
Pada saat sel surya terkena cahaya,
maka sel surya akan menerima energi dari
foton ke elektron yang bergerak bebas pada
lapisan tipe-n, sehingga dengan adanya
pemberian energi dari foton tersebut, maka
elektron bebas pada lapisan tipe-n memiliki
energi tambahan untuk pindah ke lapisan
tipe-p, sehingga pada lapisan tipe-n bersifat
lebih positif dari lapisan tipe-p, karena ada
beberapa jumlah proton yang lebih besar
dari pada jumlah elektron. Lalu elektron
bebas tersebut masuk ke dalam lapisan tipe-
p, elektron akan memasuki hole yang ada
pada lapisan tipe-p sehingga lapisan tipe-p
ini akan bersifat lebih negatif, karena ada Gambar 2. Diagram alir penelitian.
beberapa atom yang memiliki jumlah proton
lebih sedikit dari jumlah elektronnya. Jika
lapisan tipe-p dan tipe-n dihubungkan ALAT DAN BAHAN
dengan beban, maka akan mengalir arus
dari lapisan tipe-n menuju tipe-p. (Sidopekso
& Febtiwiyanti, 2010)
Keterangan :
Gambar 1. Diagram dari potongan sel surya 1. Solar Emulator yang sudah tersedia
(PV sel). panel surya Bp Solar SX-310J tipe
Sumber: (Strong, 1987) Polycrystalline dengan spesifikasi seperti
berikut:
a. Dimensi panel = 42,49 x 27,28 x 5
cm
b. Sel per modul = 36 sel
c. Daya output = 10 WP
2
d. Max Power Voltage (Vmpp)= 16,8 V
e. Max Power Current (Impp) = 0,59 A
f. Open Circuit Voltage (Voc) = 21 V
g. Short Circuit Current (Isc) = 0,65 A
Gambar 5. Dimmer.
Gambar 8. Sudut panel.
3
PROSEDUR PENELITIAN 3. Menaruh luxmeter sejajar dengan
A. Tahap pesiapan panel surya.
1. Mencari nilai intensitas radiasi 4. Menghubungkan kabel jumper pin
matahari menggunakan keluaran panel ke multimeter digital,
phyranometer. untuk kabel jumper negatif langsung
2. Mencari nilai intensitas radiasi dihubungkan ke pin com multimeter,
maksimum rata-rata lampu halogen sedangkan kabel jumper positif
500 Watt dengan menggunakan dihubungkan dulu ke variabel
phyranometer dan luxmeter dengan resistor baru dihubungkan lagi ke
cara mengatur sudut elevasi multimeter digital.
matahari pada 90°, sudut panel
pada 0°, dan sudut matahari atau
sudut datang surya pada 0°, agar
lampu halogen 500 Watt tegak lurus
dengan panel surya lalu
dibandingkan hasilnya dengan
intensitas radiasi matahari
maksimum. Hasil perbandingan Gambar 9. Diagram skematik untuk
ditampilkan pada Tabel 1. sebagai membaca tegangan titik daya
berikut: maksimum (𝑉𝑀𝑃𝑃 ).
4
PEMBAHASAN Perubahan nilai tegangan titik daya
1. Hubungan Sudut Elevasi Terhadap maksimum dan arus titik daya maksimum
Tegangan Titik Daya Maksimum pada setiap sudut elevasi mengalami
(𝑽𝑴𝑷𝑷 ) dan Arus Titik Daya kenaikan sampai nilai tertinggi setelah itu
Maksimum (𝑰𝑴𝑷𝑷 ) mengalami penurunan yang disebabkan
oleh perbedaan nilai intensitas radiasi lampu
16,00 250,00
halogen akibat sudut elevasi yang diterima
oleh panel surya. Nilai-nilai tegangan titik
14,00
200,00 daya maksimum dan arus titik daya
0,04 200,00
0,04 diterima setiap sudut panel pada saat tegak
0,03 150,00 lurus sudut elevasi lebih rendah daripada
Impp (A)
0,03
0,02 100,00
nilai intensitas radiasi tertinggi (sudut elevasi
0,02 90°), namun nilai tegangan titik daya
0,01 50,00 tertinggi dan arus titik daya tertinggi yang
0,01
dihasilkan oleh panel surya akan lebih tinggi.
0,00 0,00
Hal itu dikarenakan semakin besar sudut
panel surya maka luasan yang menerima
cahaya akan lebih banyak sehingga energi
foton yang dimanfaatkan oleh sel surya akan
semakin banyak. Intensitas radiasi
Sudut elevasi (°)
memberikan pengaruh yang penting baik
Sudut panel 10
pada 𝐼𝑀𝑃𝑃 maupun 𝑉𝑀𝑃𝑃 (Putranto, 2016).
Besar kecilnya 𝐼𝑀𝑃𝑃 pada suatu modul surya
Sudut panel 20
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
Sudut panel 30
antara lain tingkat radiasi cahaya matahari,
Intensitas Radiasi Lampu Halogen temperatur sel surya, jumlah foton, sifat
optikal (penyerapan dan pemantulan) dari
Gambar 12. Grafik hubungan sudut elevasi
sel surya dan keadaan cuaca (Adityawan,
terhadap 𝐼𝑀𝑃𝑃 untuk setiap sudut panel.
2010).
(Tanggal : 19 Maret 2016)
Kecilnya nilai tegangan titik daya
Tegangan titik daya maksimum dan
maksimum dan arus titik daya maksimum
arus titik daya maksimum adalah nilai
yang tersebut juga disebabkan oleh
tegangan dan arus yang didapat akibat
penggunaan energi cahaya lampu halogen
intensitas radiasi dengan resistansi 300
yang berbeda dengan energi cahaya
ohm.
5
matahari karena nilai intensitas radiasi akibat sudut elevasi yang naik sampai sudut
cahaya matahari lebih besar daripada tegak lurus elevasi dengan setiap sudut
intensitas radiasi cahaya lampu halogen. panel. Semakin tinggi 𝑉𝑀𝑃𝑃 dan 𝐼𝑀𝑃𝑃 yang
Resistansi sebesar 300 ohm juga dihasilkan oleh suatu modul surya, maka
mempengaruhi besarnya nilai arus dan semakin tinggi pula 𝑃𝑀𝑃𝑃 yang dihasilkan.
tegangan. Rumus dasar tegangan adalah Hal ini juga dijelaskan pada penelitian
𝑉
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 dan arus adalah 𝐼 = . Artinya Putranto (2016) Semakin tinggi 𝑉𝑀𝑃𝑃 dan
𝑅
tegangan berbanding lurus dengan 𝐼𝑀𝑃𝑃 maka 𝑃𝑀𝑃𝑃 akan mengalami kenaikan.
resistansi (hambatan) sedangkan arus Karena nilai daya titik maksimum
berbanding terbalik dengan resistansi. berbanding lurus dengan tegangan titik daya
maksimum dan arus titik daya maksimum.
2. Hubungan Sudut Elevasi Terhadap Penelitian ini memberikan bukti
Daya Titik Maksimum (𝑷𝑴𝑷𝑷 ) perbedaan intensitas radiasi lampu halogen
akibat sudut elevasi menyebabkan daya titik
maksimum yang dihasilkan oleh panel surya
0,80 250,00
berbeda-beda pada setiap sudut panel
0,70 surya. Nilai 𝑃𝑀𝑃𝑃 pada sudut panel 30° lebih
200,00
6
3. Hubungan Sudut Elevasi Terhadap adalah apabila daya keluarannya/titik daya
Efisiensi Panel Surya maksimum turun maka dengan sendirinnya
Pada bagian ini akan dibahas efisiensinya juga akan turun, namun hal
mengenai hubungan sudut elevasi terhadap tersebut hanya terjadi pada sudut panel 10°
efisiensi. Tujuan dari perbandingan ini sedangkan pada sudut panel 20° dan 30°
adalah untuk mencari perbedaan efisiensi tidak terjadi. Hal tersebut dikarenakan posisi
sudut panel 10°, 20°, dan 30° pada sudut panel yang diibaratkan mengadap ke
intensitas radiasi lampu halogen tertentu arah Timur sehingga nilai daya output yang
akibat sudut elevasi. dibangkitkan oleh panel surya akan semakin
besar ketika sudut panel semakin besar.
6,00 250,00
Apabila nilai daya outputnya membesar
akibat perubahan sudut panel sedangkan
5,00 nilai daya inputnya tetap maka efisiensi akan
4,00
naik sehingga pada sudut 20° dan 30°
150,00 memiliki kecenderungan mengalami
ƞ (%)
7
5. Pemanfaatan intensitas radiasi Terhadap Daya Pada Kondisi
matahari efektif yaitu pada waktu 10.30 Eksperimental Dan Daya,
WITA (sudut elevasi 60°) sampai 14.30 Proceeding Seminar Nasional
WITA (sudut elevasi -60°) ketika cuaca Tahunan Teknik Mssin XIV (SNTTM
cerah sehingga daya keluaran (Pmpp) XIV).
yang didapatkan optimal. Dapat Sidopekso, S., & Febtiwiyanti, A. E., (2010),
disimpulkan bahwa penggunaan sudut Studi Peningkatan Output Modul
panel optimum adalah pada sudut Surya Dengan Menggunakan
panel 10° ketika memposisikan ke arah Reflektor, Berkala Fisika Vol. 12,
Timur dengan nilai Pmpp tertinggi No. 3, 101 - 104.
sebesar 0,60 Watt. Sidopekso, S., Nasbey, H., & Wibowo, A.,
(2011), Pengukuran I-V Dengam
SARAN Menggunakan Sun Simulator
Berdasarkan penelitian yang telah Sederhana. Jurnal Ilmiah Elite
dilakukan, maka saran-saran yang dapat Elektro, Vol. 2, No. 2, 79-82.
disampaikan adalah sebagai berikut: Strong, S. J., (1987), The Solar Electric
1. Untuk penelitian selanjutnya bisa House, A Design Manual for Home-
menggunakan pengaruh suhu pada Scale Photovoltaic Power Systems,
panel surya. Pennsylvania: Rodale Press.
2. Untuk pengukuran intensitas radiasi Twidell, J., & Weir, T., (2006), Renewable
lampu halogen, penempatan alat Energy Resources, USA: Taylor &
ukur harus pas agar data yang Francis.
didapatkan lebih akurat.
3. Pada pengambilan data nilai
tegangan dan arus, jangan terlalu
dekat dengan solar emulator karena
bisa membuat nilai yang keluar tidak
stabil
DAFTAR PUSTAKA
Adityawan, E., (2010), Studi Karakteristik
Pencatuan Solar Cell Terhadap
Kapasitas Sistem Penyimpanan
Energi Baterai, Depok: Fakultas
Teknik, Departemen Teknik Elektro,
Universitas Indonesia.
Anonim, (2012), Materi Pelatihan Teknologi
Energi Surya (TES), Mataram:
Fakultas Teknik, Universitas
Mataram.
Asrul, Demak, R. K., & Hatib, R., (2016),
Komparasi Energi Surya Dengan
Lampu Halogen Terhadap Efisiensi
Modul Photovoltaic Tipe
Multicristalline. Jurnal Mekanikal,
Vol.7 No.1, 625-633.
Himran, S., (2005), Energi Surya, Makassar:
CV Bintang Lamumpatue.
PT. PLN (Persero), (2015), Statistik PLN
2014, Jakarta: Sekretariat
Perusahaan PT. PLN (Persero).
Putranto, T., (2016), Analisa Penggunaan
Solar Reflector Dan Variasi
Kecepatan Angin Terhadap Unjuk
Kerja Modul Surya Fotovoltaik (PV)
Polycrystalline, Mataram: Fakultas
Teknik, Universitas Mataram.
Rizali, M., & Irwandy, (2015), Pengaruh
Temperatur Permukaan Sel Surya