You are on page 1of 17

PENGEMBANGAN MEDIA PARAS

(PADUAN AUDIO RELAKSASI AUTOGENIN SEDERHANA)


SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN BURNOUT STUDY

Rahmawati,Sholih2, Bangun Yoga Wibowo3


1,2,3
Jurusan Bimbingan dan Konseling, FKIP UNTIRTA
rzrahmawati@untirta.ac.id
sholih@untirta.ac.id
bangunyogawibowo@untirta.ac.id

Abstract
This research aims to design and test the feasibility of PARAS media (Simple Autogenic
Relaxation Guide) to be used as a therapy to overcome burnout study. This research uses
research and development approach (Research and Development) which is held at FKIP
University of Sultan Ageng Tirtayasa. The object of this research is the development of PARAS
media to overcome the burnout study. Data collection using measurement scale of prosperity
and professional judgment then analyzed using quantitative descriptive analysis technique.
Media PARAS was developed with PARAS guidebook and audio which was played in the form
of recording (MP4) relaxation guide. The results of the study are PARAS guidebook and audio
that is packaged in the form of guidebook and CD (Compact Disk) recording relaxation
guide. Based on the result of material feasibility test and PARAS media which tested to expert,
its showed data average of material feasibility test equal to 78,2%. and average media
feasibility test of 91,1%. While the test of instrument feasibility tested to the students shows
the result 91,1%. Based on the feasibility test results, it can be concluded that PARAS media
developed according to material experts, learning media experts, and students are very
feasible, and can be used to support as a relaxation therapy overcome the study burnout.

Keywords: burnout study, autogenic relaxation

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menguji kelayakan media PARAS (Panduan
Relaksasi Autogenik Sederhana), digunakan sebagai terapi mengatasi burnout study.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and
Development) yang diselenggarakan di Universitas FKIP Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan
penelitian adalah pengembangan media PARAS untuk mengatasi burnout study.
Pengumpulan data menggunakan skala pengukuran kelayakan dan penilaian profesional
kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Media
PARAS dikembangkan dalam bentuk buku panduan PARAS dan audio yang dimainkan
dalam bentuk panduan relaksasi rekaman (MP4). Hasil penelitian ini adalah buku panduan
PARAS dan audio yang dikemas dalam bentuk panduan relaksasi rekaman buku panduan dan
CD (Compact Disk).Berdasarkan hasil uji kelayakan material dan media PARAS yang diuji
kepada ahli, dari uji kelayakan material menunjukkan nilai sebesar 78,2%, dan uji kelayakan
media 91,1%. Sedangkan uji kelayakan instrumen yang diuji kepada siswa menunjukkan
hasil 91,1%. Berdasarkan hasil uji kelayakan, dapat disimpulkan bahwa media PARAS
dikembangkan menurut pakar material, pakar media pembelajaran, dan siswa yang sangat
layak, dan dapat digunakan untuk mendukung terapi relaksasi mengatasi kelelahan belajar.

Kata Kunci : burnout study, relaksasi autogenik

174
PENDAHULUAN keterikatan, ketika "energi berubah
Pada proses belajar terkadang tidak menjadi kelelahan, keterlibatan berubah
terlepas dari kendala berupa kesulitan menjadi sinisme, dan kemanjuran berubah
belajar atau learning disability. Kesulitan menjadi tidak efektif".
belajar atau learning disability adalah Fith dan Britton 1989) juga
keadaan menyebabkan siswa tidak dapat mengemukakan pengertian burnout
belajar sebagaimana mestinya (Dalyono, sebagai suatu keadaan internal negatif
2009). Sabri (2005) menyampaikan bahwa yang berupa pengalaman psikologis, yang
tentang kesulitan belajar yaitu kesukaran biasanya menunjukkan kelelahan atau
siswa dalam menerima atau menyerap kehabisan tenaga dan motivasi untuk
pelajaran di sekolah.Sedangkan menurut bekerja. Istilah burnout sering dikaitkan
Burton, siswa diduga mengalami kesulitan dengan kejenuhan, kebosanan dalam
belajar, apabila siswa tidak dapat mencapai bekerja. Burnout oleh Fith dan Britton
ukuran tingkat keberhasilan belajar dalam (1989) digambarkan sebagai keadaan
waktu tertentu, siswa tidak dapat internal negatif yang berupa kelelahan atau
mewujudkan tugas-tugas perkembangan kehabisan tenaga dan hilangnya motivasi
dan tidak dapat mencapai tingkat untuk melakukan sesuatu. Burnout belajar
penguasaan materi (Makmun, 2004). merupakan bagian dari jenis masalah
Ada berbagai macam kesulitan belajar (Learning Disabilities) dimana
belajar diantaranya yang sering dialami indikatornya adalah hasil belajar yang
salah satu diantaranya kejenuhan belajar rendah, lambat dalam melakukan tugas-
atau burnoutstudy. tugas kegiatan belajarnya, menunjukkan
Burnout study sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh
Istilah tentang Burnout disampaikan tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta
Freundenberger (1980) bahwa “Burnout is dan sebagainya, menunjukkan perilaku
a state of fatigue or frustation brought yang berkelainan, seperti membolos,
about by a deviation to a cause, a way of datang terlambat, tidak mengerjakan
life, or a relationship that failed to produce pekerjaan rumah, mengganggu di dalam
the expected reward. Sementara Maslach atau pun di luar kelas, tidak mau mencatat
dan Leiter (1997) juga menyampakan pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan
burnout sebagai erosi keadaan pikiran belajar, tidak mau bergabung dengan
yang positif, yang keduanya ada teman-teman, mudah marah, emosi labil,
keterikatan. Menurutnya proses burnout dan merasa tidak percaya diri. Alasan yang
dimulai dengan menarik keluar sering disampaikan adalah sakit, tidak

175
diberi uang saku oleh orangtua, sepatunya perasaan tidak nyaman dalam
kotor, dan masih banyak lagi alasan. siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan.
yang mengalami burnout bersekolah. b. Depersonalisasi, yaitu menjauhnya
Berdasarkan uraian tersebut di atas, individu dari lingkungan sekitar, tidak
maka dapat disimpulkan bahwa burnout peduli dengan lingkungan dan orang-
yaitu suatu kondisi yang dialami individu orang di sekitarnya.
dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang c. Perasaan rendah diri, merupakan
ditandai dengan adanya kelelahan ketidakpuasan terhadap diri sendiri dan
emosional, depersonalisasi , dan perasaan menilai rendah pada dirinya sendiri.
rendah diri. Kaitannya dengan burnout Ada beberapa gejala burnout
study adalah suatu kondisi yang dialami menurut Cunningham dkk (dalam Russell
oleh individu dalam bersekolah yang dan Velsen, 1987) :
ditandai dengan adanya kelelahan a. Kelelahan fisik yang ditandai dengan
emosional, depersonalisasi, dan perasaan adanya sakit kepala dan radang
rendah diri. pencernaan
Indikator Burnout b. Kelelahan psikologis yang ditandai
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dengan adanya stress, depresi dan
munculnya burnout bersekolah, yaitu : sering marah
a. Faktor eksternal yang meliputi c. Keluhan perilaku yangditandai dengan
lingkungan sekolah yang kurang baik, adanya penurunan prestasi dan sering
metode mengajar guruyang monoton, meninggalkan/mengabaikan tugas-
kurangnya dukungan sosial dari tugas yang diberikan.
orangtua maupun guru, tugas-tugas Menurut Pines & Aronson (Brunk,
yang diberikan bersifat monoton. 2006) burnout mempunyai tiga dimensi:
b. Faktor internal meliputi usia, jenis a. Kelelahan fisik yaitu suatu kelelahan
kelamin, kondisi fisik maupun psikis. yang bersifat sakit fisik dan
Maslach (Farhati, 1996) terkurasnya energi fisik. Sakit fisik
mengemukakan bahwa burnout dicirikan dengan antara lain sakit
mempunyai tiga aspek: kepala, demam, sakit punggung (rasa
a. Kelelahan emosional, yang ditunjukkan ngilu), rentan terhadap penyakit,
dengan kejenuhan, sering merasa lelah, tegang pada otot leher dan bahu, sering
frustasi, mudah tersinggung, sedih, terkena flu, susah tidur, mual-mual,
putus asa, tidak berdaya, tertekan dan gelisah, dan perubahan kebiasaan
makan. Energi fisik dicirikan seperti
176
energi yang rendah, rasa letih yang Penelitian Dyrbe (2010) pada mahasiswa
keronis dan lemah. kedokteran di Chicago menyebutkan
b. Kelelahan emosional, yaitu suatu bahwa sekitar 1354 dari 2566 atau 52.8%
kelelahan pada individu yang dari mahasiswa mengalami burnout
berhubungan dengan perasaan pribadi sehingga menghambat proses perkuliahan
yang ditandai dengan rasa tidak dan kegiatan akademiknya. Selain itu data
berdaya, dan depresi. Kelelahan emosi dari Biro Administrasi Akademik dan
dicirikan antara lain bosan, mudah Kemahasiswaan Universitas Gajah Mada
tersinggung, sinisme, perasaan tidak ditemukan 11,31% (atau 2804 mahasiswa)
menolong, ratapan tiada henti, suka dari seluruh mahasiswa UGM yang
marah-marah, gelisah, tidak peduli terdaftar pada semester ganjil tahun
terhadap tujuan, tidak peduli dengan akademik 1994/1995 lebih dari 7 tahun
orang lain, merasa tidak memiliki apa- terdaftar sebagai mahasiswa. Sejumlah
apa untuk diberikan, sia-sia, putus asa, 3,39% (atau 841 mahasiswa) kuliah lebih
sedih, tertekan dan tidak berdaya. dari 10 tahun. Di Fakultas Psikologi UGM
c. Kelelahan mental, yaitu datanya jauh lebih besar, sekitar 38,5%
suatu kondisi kelelahan pada individu telah melewati masa studi lebih dari 7
yang berhubungan dengan rendahnya tahun pada tahun akademik 1995/1996.
pengahrgaan diri dan depersonalisasi. Hasil pemeriksaan Inspektur Jendral
Kelelahan mental dicirikan dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
indikator-indikator sebagai berikut : RI pada Fakultas Pascasarjana UGM pada
merasa tidak berharga, rasa benci, rasa tahun 1991, untuk program S2 terdapat
gagal, tidak peka, kurang bersimpati 20% mahasiswa yang lulus setelah lebih
dengan orang lain, mempunyai rasa dari 7 tahun, dan sebanyak 18% lulus
negatif terhadap orang lain, cenderung dengan masa studi lebih dari 4 tahun.
masa bodoh dengan dirinya, pekerjaan (Rizvi, 1997 dalam Zuhdi, 2010).
dan juga kehidupannya, acuh tak acuh, Pada hasil studi peneliti pada april
selalu menyalahkan, kurang toleran 2016 dari 139 mahasiswa FKIP Universitas
terhadap orang ditolong, ketidakpuasan Sultan Ageng Tirtayasa didapatkan data
terhadap pekerjaan, konsep diri yang kondisi psikologis kadang terdistorsi
rendah, merasa tidak cakap, merasa sebesar 80,6% dan yang mengalami sering
tidak kompeten, dan tidak puas dengan sebesar 19,4%. Pada kondisi tersebut
jalan hidup. 64,7% mengalami kadang-kadang burnout,
23% burnout, dan 7,2% sangat burnout.

177
Artinya pada kondisi burnout juga Relaksasi
berhubungan dengan kondisi mudah Relaksasi adalah metode yang
terdistorsi kognitif anak. Jika kondisi ini digunakan untuk mengurangi ketegangan
dibiarkan akan berdampak pada masalah dan neurofisiologis (Smith, 2007).
lebih lanjut berupa penurunan produktifitas Ketrampilan relaksasi akan membantu
diri dalam mengikuti proses pembelajaran mengurangi dampak buruk stress, melihat
di dalam kelas. Sementara dari hasil studi masalah-masalah serius sebagai sesuatu
tingkat inteligensi dari 139 mahasiswa yanga dapat ditangani serta mengurangi
didapatkan data 6,5% berada pada tingkat dampak jangka pendek dan jangka panjang
high average dan 78,4% berada pada stress terhadap kesehatan fisik dan mental
average, dan 15,1% pada tingkat low (Shapiro & Sprague, 2009).
average. Artinya lebih dari 80% siswa pada Ketrampilan relaksasi membantu
taraf potensi kemampuan inteligensi rata- mengurangi dampak buruk stress melalui
rata mampu mengikuti proses asumsi sederhana bahwa individu tidak
pembelelajaran. Karena penting diberikan dapat rileks dan tegang dalam waktu yang
teknik managemen koping dalam bersamaan. Hal terkait dengan proses
mengatasi masalah burnout yang dihadapi. fisiologis yang terjadi ketika seseorang
Ada 2 macam strategi koping yaitu berada dalam kondisi tegang dan rileks.
strategi yang berorientasi pada masalah Tegang dan rileks merupakan keadaan
(problem focused coping) dan strategi yang tubuh yang melibatkan dua bagian dari
berorientasi emosi (emotional focused sistem syaraf simpatetis dan
coping). Strategi koping yang berorientasi parasimpatetis. Sistem syaraf simpatetik
masalah, seseorang berusaha untuk akan mengendalikan tubuh ketika berada
mengubah sumber stress dan melakukan pada keadaan terancam, takut, dan tegang.
penilaian ulang terhadap situasi yang Ini merupakan sistem darurat yang disebut
terjadi. Di sisi lain strategi koping yang fight-or-flight system.Dalam keadaan ini
berorientasi emosi membantu anak untuk terjadi peningkatan denyut jantung,
meregulasi pikiran dan perasaan mereka tekanan darah, dan aliran darah, pernafasan
tentang sumber stress (Fivush, Marin, menjadi lebih cepat dan pendek,
Crawford, Reynold, Brewin, 2007).Salah peningkatan aktifitas mental dan
satu strategi yang berorientasi pada emosi ketegangan otot secara dramatis.
adalah dengan meregulasi pikiran dan Sebaliknya dalam keadaan tenang atau
perasaan tegang kearah rileks dengan cara rileks, syaraf parasimpatik yang memegang
relaksasi. kendali. Denyut jantung melambat,

178
tekanan darah kembali normal, pernafasan kondisi internal psikofisiologis dalam
lebih ringan dan mudah, ketegangan otot tubuh (dalam Santarpia, dkk, 2009).
menurun, dan individu secara umum Relaksasi autogenik disebut sebagai bentuk
melaporkan keadaan otot yang roleks bentuk relaksasi yang membuat tubuh
(Rice, 1999). Proses kerja syaraf berada dalam kondisi homeostatis (Kanji,
parasimpatetik dan simpatik merlawanan 2000; Murakami,dkk,2006).
dan saling menghambat secara resiprok. Tujuan dari relaksasi autogenik
Jadi melakukan relaksasi, rasa tegang dan adalah untuk mengontrol secara mental
cemas dapat ditekan sehingga timbul fungsi fisiologis tubuh, dengan cara
counter conditioning dan penghilangan menghambat kerja sistem saraf simpatetik
(Jacobs, 2001).McCance dan Heuther sehingga hormon-hormon yang berlebihan
(2010) menyatakan bahwa secara fisiologis akan berkurang lagi ketitik keseimbangan.
pelatihan relaksasi memberikan efek Melalui proses ini reaksi2 fisiologis
positif pada kinerja fisiologis yaitu seseorang yang sedang mengalami
meningkatkan hormon endorphin sebagai ketegangan akan mereda, seperti
analgesik alami tubuh.Endhorphin adalah menurukan kecepatan detak jantung,
neuro-hormones berhubungan dengan menurunkan tekanan darah, melemaskan
sensasi yang menenangkan.Ketika otot2, begitu pula kondisi psikologisnya.
endorphin dilepaskan oleh otak rasa nyeri Tubuh pikiran pun mulai berfungsi pada
dapat menurun dengan mengaktifkan tingkat yang lebih sehat (Sari, 2010).
sistem parasimpatis untuk merilekskan Santoko,dkk (2006). Relaksasi autogenik
tubuh dan menurunkan tekanan darah terbukti secara signifikan dapat menurukan
menstabilkan pernafasan dan denyut aktifitas saraf simpatik pada jantung dan
jantung. meningkatkan aktifitas saraf
Relaksasi Autogenik parasimpatiknya. Relaksasi autogenik tidak
Autogenic training atau relaksasi berupaya untuk mengontrol atau memaksa
autogenik merupakan salah satu bentuk sistem alami tubuh tetapi membantu tubuh
relaksasi yang dikembangkan oleh seorang kita untuk menggunakan potensinya yang
psikiater asal Jerman, Johannes Schultz sudah ada secara alami untuk mengobati
pada tahun 1932. Teknik ini pada dasarnya tubuh (Kanji, 2000).
terdiri dari 6 langkah dimana prosesnya Manfaat dari relaksasi autogenik
menekankan pada imagery dan sugesti diri. terbukti dapat mengurangi sakit kepala
Menurut Schultz and Luthe, autogenics penderita sakit kepala dan mengurangi
berarti mempertahankan keseimbangan menggunaan obat pada orang yang

179
mengalami sakit kepala (Zsombok, dkk. sistem saraf simpatetik sehingga hormon-
2003). Stetter & Kupper (2002) juga hormon yang berlebihan akan berkurang
menyampaikan bahwa relaksasi autogenik lagi ketitik keseimbangan. Tubuh pikiran
memiliki efek yang positif terhadap pun mulai berfungsi pada tingkat yang
penurunan tekanan darah, migrain, lebih sehat (Sari, 2010). Santoko,dkk
gangguan tidur, asma, pengakit jantung. (2006).
Pada penderita hipertensi, relaksasi Dari data 193 responden hasil studi
autogenik terbukti dapat menurunkan peneliti April 2016 di FKIP Untirta
tekanan darah sistolik dan diastolik didapatkan 64,7% mengalami kadang-
(Watanabe, dkk. 2003). Selain itu relasasi kadang burnout, 23% burnout, dan 7,2%
juga dapat menurunkan tingkat stress pada sangat burnout. Artinya kondisi burnout
penderita hipertensi esensial ringan dan sangat burnout didapat pada lebih dari
(Aivazyan, dkk, 1988; Aivazyan, dkk, 30% mahasiswa, asumsinya untuk
1988), stress, kecemasan, depresi penyelesaian permasaham burnout tidak
(Calloway, 2007), mengurangi ketegangan hanya melibatkan peran konselor tetapi
dan neurofisiologis (Smith, 2007). membutuhkan peran kerjasama dosen
Salah satu teknik relaksasi yang bisa pembimbinga atau pengampu kelas untuk
diterapkan didalam kelas dalam kondisi terlibat dalam penyelesaian masalah.
duduk pada saat anak mengalami burnout Keterbatasan pengusaan ketrampilan yang
adalah relaksasi autogenik. Teknik ini pada membantu menyelesaikan masalah burnout
dasarnya terdiri dari 6 langkah dimana dengan teknik relaksasi autogenik menjadi
prosesnya menekankan pada imagery dan kendala. Teknik relaksasi autogenik,
sugesti diri. Menurut Schultz and Luthe, merupakan ketrampilan yang tidak dengan
autogenik berarti mempertahankan mudah dipraktekkan oleh guru
keseimbangan kondisi internal pembimbing di dalam kelas. Agar
psikofisiologis dalam tubuh (dalam memudahkan guru pembimbing maka
Santarpia, dkk, 2009). Relaksasi autogenik penting dalam pemberian panduan berupa
disebut sebagai bentuk bentuk relaksasi audio yang disamakan ritme dan aturan
yang membuat tubuh berada dalam kondisi pemberian tritmen untuk mencapai rileks.
homeostatis (Kanji, 2000; Audio
Murakami,dkk,2006). Karena pada dari Audio merupakan alat peraga yang
relaksasi autogenik mampu untuk bersifat dapat didengar.Daryanto (2010)
mengontrol secara mental fungsi fisiologis audio berasal dari kata audible, yang
tubuh, dengan cara menghambat kerja artinya 8 suaranya dapat diperdengarkan

180
secara wajar oleh telinga manusia.Bahan tidak relevan. e. Merangkum,
ajar audio merupakan salah satu jenis mengemukakan kembali, atau mengingat
bahan ajar noncetak yang di dalamnya kembali informasi. dari pemahaman
mengandung suatu sistem yang tersebut jika pemanfaat media audio
menggunakan sinyal audio secara digunakan dalam panduan audio relaksasi
langsung, yang dapat dimainkan atau autogenik diharapkan kan membantu
diperdengarkan oleh pendidik kepada individu mengikuti pengarahan dan
peserta didiknya guna membantu mereka memusatkan perhatian dalam mengikuti
dalam menguasai kompetensi tertentu tahap demi tahap relaksasi yang diberikan
(Andi Prastowo, 2011). Menurut Arief S. dengan mudah.
Sadiman, dkk. (2009), media audio adalah Berdasar hal tersebut, peneliti
media untuk menyampaikan pesan yang penting melakukan penelitian Research and
akan disampaikan dalam bentuk lambang- Developmen (R & D) dalam membuat

lambang auditif, baik verbal (ke dalam panduan audio relaksasi autogenik
kata-kata atau bahasa lisan) maupun non sederhana untuk memudahkan
verbal. mempraktekkan teknik relaksasi autogenik
Ada beberapa manfaat yang akan oleh konselor dan dosen pembimbing atau
diperoleh jika konselor/ pendidik pendamping kelas.
memanfaatkan audio media pembelajaran.
Tugas pendidik akan lebih ringan jika METODOLOGI PENELITIAN
dibandingkan dengan tanpa menggunakan Metode peneltian
media audio. Nana Sudjana dan Ahmad Metode yang digunakan dalam

Rivai (Azhar Arsyad, 2009), penelitian ini adalah Research and


Developmen (R & D) dari Borg and
mengemukakan fungsi media audio adalah
Gall.Menurut Borg and Gall (1989) bahwa
untuk melatih segala kegiatan
penelitian pengembangan pendidikan adalah
pengembangan keterampilan terutama
sebuah proses yang digunakan untuk
yang berhubungan dengan aspekaspek
mengembangkan dan memvalidasi produk
keterampilan mendengarkan. Keterampilan pendidikan. Penelitian dan pengembangan
yang dapat dicapai dengan penggunaan yang akan dilakukan terdiri dari enam tahap
media audio meliputi : a. Pemusatan yaitu (1) Studi pendahuluan (2) Penyusunan
perhatian dan mempertahankan perhatian. draft(3) mengembangkan produk (menyiapkan
b. Mengikuti pengarahan. c. Melatih daya materi pelatihan, penyusunan skenario, dan
analisis. d. Memilah-milih informasi atau pelengakapan evaluasi), (4) validasi produk (5)

gagasan yang relevan dan informasi yang Implementasi Produk.

181
Tempat dan waktu penelitian mengeksplorasi tiga komponen yaitu:
Penelitian dilakukan di Fakultas kelelahan, depersonalisasi dan prestasi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, pribadi. Ketika alat ini digunakan, tidak
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. harus digunakan sebagai teknik diagnostik
Penelitian dilakukan mulai bulan April ilmiah, terlepas dari hasil. Tujuannya
sampai September 2017. hanya untuk membuat anda menyadari
Objek penelitian bahwa siapa pun bisa berisiko burnout.
Populasi yang diambil dalam Skala ukur ini digunakan untuk mengukur
penelitian adalah mahasiswa FKIP Untirta tingkat burnout studi yang dialami oleh
yang bersedia secara purposive sampling mahasiswa yang akan menjadi responden
terlibat dalam proses penelitian ini. penelitian pada tahap implementasi
Teknik pengumpulan data produk. Buku Panduan dan Audio
Pengumpulan data menggunakan Relaksasi Autogenik Skala ukur kelayakan
skala ukur untuk menilai kesesuaian antara materi
media yang dikembangkan dengan tujuan Skala ukur yang digunakan dalam
yang ditetapkan serta menentukan penelitian ini adalah skala ukur tertutup,
kelayakan media relaksasi dengakebutuhan yaitu skala ukur yang sudah diberikan
terapi. Data yang diperoleh berdasarkan pilihan jawaban. Ada tiga instrumen yang
validator dari psikolog dan terapis ahli digunakan dalam penelitian ini, yaitu
serta responden peneliti yaitu mahasiswa instrumen validasi untuk para akhli dan
FKIP Untirta. terapis serta instrumen uji product ke
Instrumen penelitian mahasiswa FKIP Untirta. Adapun
Lembar persetujuan instrumen ukur yang diberikan sebagai uji
Lembar persetujuan berfungsi memberikan panduan relaksasi autogenik adalah
informasi tentang jalannya proses sebagai berikut :
Tabel 1. instrument uji kelayakan materi
penelitian dan kesediaan responden dalam
No Aspek Indkator Nomor
proses penelitian. Butir
1. Kualitas Ketepatan isi 1, 9
Burnout test tritmen Relevansi tritmen dengan 3, 11
tujuan
Kebenaran tritmen 5, 13
Alat ukur burnout diadaptasi dari Maslach Kelengkapan tritmen 6, 15
Keruntutan tritmen 8, 16
Burnout Inventory (MBI). MBI adalah alat Kemudahan tritmen 9, 17
2. Kemanfaatan Membantu dalam 2, 10
yang paling umum digunakan untuk mengatasi burnout studi
Mempermudah mencapai 4, 12
menilai diri sendiri apakah Anda mungkin rileks
Memberikan panduan yang 5, 14
mudah mencapai rileks
berada pada risiko burnout . Untuk
menentukan risiko burnout, MBI Tabel 2. instrumen uji kelayakan media
No Aspek Indkator Nomor
182
Butir A. Pengembangan Media PARAS
1. Keefektifan Kejelasan penyampaian 1, 6
media Tekanan suara panduan 11, 16
Musik pengiring 21, 25 (Panduan Relaksasi Autogenik
Kualitas suara 2, 7
Kejelasan penyampaian 12, 17 Sederhana)
2. Kemudahan Kemudahan pengoperasian 22, 26
penggunaan Sistematika penyampaian 3, 6 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
prosedur
3. Format Kejelasan suara 13, 18 media PARAS yang dikembangkan
Ritme suara 23, 27
Ritme musik pengiring 4, 9
Alur susunan panduan 14, 19 telah melalui prosedur sesuai dengan
relaksasi
4. Kemanfaata Membantu dalam mengatasi 24, 27 model pengembangan media menurut
n burnout studi
Mempermudah mencapai 5, 10 Borg and Gall yang telah dimodifikasi.
rileks
Memberikan panduan yang 15, 20 Tahapan dalam pengembangan media
mudah mencapai rileks
pembelajaran, meliputi: (1) identifikasi
masalah dan potensi, (2) alternatif
Tabel 3. Instrumen skala ukur dinilai oleh responden burnout
solusi, (3) tahap pemilihan materi, (4)
studi
No Aspek Indkator Nomor tahap pengembangan perangkat lunak,
Butir
1. Kemudahan Kemudahan dalam 1, 4 (5) produk awal, (6) validasi ahli, (7)
penggunaan memanfaatkan media
Kemudahan dalam 7, 9 revisi I, (8) uji coba I, (9) revisi II dan
mempraktekkan
Kemudahan dalam 13, 16 (10) produk akhir. Dalam pemilihan
pengkondisian untuk
pelaksanaan panduan
2. Format Kejelasan suara 2, 5 materi terdapat beberapa tahapan yang
Ritme suara 8, 11
Ritme musik pengiring 14, 17 dilakukan, yaitu identifikasi tujuan,
Alur susunan panduan 15, 19
relaksasi analisis, review instruksional, serta
3. Kemanfaatan Membantu dalam 3, 6
mengatasi burnout studi pembuatan recording panduang
Mempermudah mencapai 10, 12
rileks
Memberikan panduan yang 20, 18 relaksasi autogenik. Dalam
mudah mencapai rileks
pengembangan perangkat lunak juga

1) Angket Observasi terdapat beberapa tahapan yang dilalui,

Angket observasi dilakukan selama proses yaitu analisis, desain aturan tahap

perlakuan. Diukur berdasar keterlibatan relaksasi, dan implementasi program.

responden burnout studi pada tahap Proses validasi kelayakan media melalui

implementasi produk selama jalannya tahap validasi ahli terapis/ psikolog dan

penelitian. Angket ini berisi pertanyaan validasi dari pengguna. Dari tahapan

terbuka kepada responden tentang perasaan tersebut dapat disimpulkan bahwa

responden mengikuti proses relaksasi dan media Panduan Relaksasi Autogenik

apa yang dirasakan responden selama Sederhana telah melalui prosedur

jalannya relaksasi. pengembangan media yang baku.

HASIL DAN PEMBAHASAN B. Kelayakan Media PARAS (Panduan


Relaksasi Autogenik Sederhana)

183
Berdasarkan hasil uji kelayakan
Kemanfaatan
material dan media PARAS yang diuji
kepada ahli, dari uji kelayakan material 0.0% 10.0%
0.0%
menunjukkan nilai sebesar 78,2%, dan
uji kelayakan media 91,1%. Sedangkan 29.4%
uji kelayakan instrumen yang diuji 60.6%

kepada siswa menunjukkan hasil


91,1%.Berdasarkan hasil uji kelayakan,
Sangat tidak baik Kurang baik Cukup baik
dapat disimpulkan bahwa media
PARAS dikembangkan menurut pakar Gambar 2.
material, pakar media pembelajaran,
Uji Kelayakan Materi
dan siswa yang sangat layak, dan dapat
0.0% 8.9%
digunakan untuk mendukung terapi 0.0%

relaksasi mengatasi kelelahan belajar.


Hasil tersebut secara rinci dapat 52.8% 38.3%
diceritakan dalam hasil uji sebagai
berikut :
Sangat tidak baik Kurang baik Cukup baik
1. Hasil uji kelayakan materi
Dari uji kelayakan materi didapatkan data Gambar 3.
hasil aspek kualitatif tritment, dan aspek
kemanfaatan tritment. Serta nilai total b. Total uji skala kelayakan materi
kelayakan materi yang disajikan dalam Dari gambar 1 sd 3, diatas dapat
penilaian sebagai berikut : disimpulkan bahwa hanya 8,9%

Kualitas tritmen menyatakan materi relaksasi yang


0.0% 8.3% diberikan cukup, tetapi 38,3% menyatakan
0.0%
baik dan 52,8% menyatakan sangat baik.
48.9% Artinya dapat disimpulkan dari hasil baik
42.8% dan sangat baik maka didapatkan 91,1%
menyatakan materi panduan relaksasi
Sangat tidak baik Kurang baik Cukup baik sudah memenuhi syarat kelayakan untuk
dapat digunakan.
Hasil aspek kualitas tritment
2. Hasil uji kelayakan media
Gambar 1.
Dari uji kelayakan media, didapatkan hasil
a. Hasil aspek kemanfaatan tritment
penilaian aspek kemudahan penggunaan,
184
aspek format media, dan aspek Gambar 6.
kemanfaatan. Serta nilai total kelayakan d. Hasil total uji kelayakan media
media. Adapun hasil ujinya didapatkan
Uji Kelayakan Media
data hasil sebagai berikut :
0%9%

a. Hasil aspek kemudahan penggunaan


52% 39%
Kemudahan Penggunaan

0%8% Sangat tidak baik Kurang baik Cukup baik

49% Gambar 7.
43%
Dari ganbar 4 sampai dengan 7 diatas
dapat disimpulkan bahwa hanya 9%
menyatakan materi relaksasi yang
Sangat tidak baik Kurang baik Cukup baik
diberikan cukup, tetapi 39% menyatakan
Gambar 4. baik dan 52% menyatakan sangat baik.
b. Hasil aspek format media Artinya dapat disimpulkan dari hasil baik
dan sangat baik maka didapatkan 91%
Format media
menyatakan media yang diberikan sudah
0%9%
memenuhi syarat kelayakan untuk dapat
digunakan.
55% 36%
3. Hasil uji kelayakan instrumen
Dari uji kelayalan instrument
Sangat tidak baik Kurang baik Cukup baik didapatkan data hasil uji aspek
kemudahan penggunaan, aspek
gambar 5.
format media, dan aspek
c. Hasil aspek kemanfaatan
kemanfaatan. Serta nilai total
Kemanfaatan kelayakan instrument yang dapat
0%11% dilihata dalam data sebagai berikut
Kemudahan penggunaan
51%
38%

Sangat tidak baik Kurang baik Cukup baik

185
1.6% 0.0% 0.9%
0.0%

21.0%
23.6% 35.5%
34.6%

42.7%
40.2%
Tidak sesuai Kurang Sesuai Cukup
Tidak sesuai Kurang Sesuai Cukup

Gambar 11.
Gambar 8.
Dari uji kelayakan instrumen pada gambar
a. Format media
8 sampai dengan 11 didapatkan hasil hanya

0.6%
0,9% yang menyatkaan kurang sesuai.
0.0% 14.3%
Sebanyak 21% menyatakan cukup sesuai,
sedangkan 42,7% menyatakan sesuai dan
37.5%
35,5% menyatakan sangat sesuai. Dari
47.6%
jumlah yang menyatakan sesuai dan sangat
sesuia didapatkan sejumlah 78,2%
Tidak sesuai Kurang Sesuai Cukup
diartikan bahwa instrumen memiliki

Gambar 9. kelayakan isntrumen untuk dapat

b. Kemanfaatan digunakan.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
0.0% 0.4%
Pengembangan media relaksasi
autogenik sederhana pada burnout study
33.7% 27.2%
melalui beberapa tahapan, yaitu: (1)
identifikasi masalah dan potensi, (2)
38.6%
alternatif solusi, (3) pemilihan materi, (4)
Tidak sesuai Kurang Sesuai Cukup
pengembangan perangkat lunak, (5)
produk awal, (6) validasi ahli, (7) revisi I,
Gambar 10.
(8) uji coba I, (9) revisi II dan (10) produk
akhir. Pada penilaian kelayakan materi
PARAS didapatkan hasil 8,9% menyatakan
materi relaksasi yang diberikan cukup,
38,3% menyatakan baik dan 52,8%
c. Uji kelayakan instrumen
menyatakan sangat baik. Dapat
disimpulkan dari hasil baik dan sangat baik
maka didapatkan 91,1% menyatakan
186
materi panduan relaksasi sudah memenuhi digunakan oleh konselor ataupun guru/
syarat kelayakan untuk dapat digunakan. dosen kelas dalam membantu peserta didik
Dari hasil uji kelayakan media dalam melatih dan mengatasi burnout
didapatkan hasil 9% menyatakan cukup, studi.
39% menyatakan baik dan 52%
menyatakan sangat baik. Artinya dapat DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan dari hasil baik dan sangat baik
Aivazyan, T.A., Zaitseu, V.P., & Yureneu,
didapatkan 91% menyatakan media yang
A.P. (1988). Autogenik training in
diberikan sudah memenuhi syarat the treatment and secodary
prevention of essential hypertention.
kelayakan untuk dapat digunakan.
Health psychology. 7, 201-208
Sedangkan dari uji kelayakan
Bartl, A. 2008. 101 Pep-up Games for
instrumen didapatkan hasil hanya 0,9%
Children : Refreshing, Recharging,
yang menyatkaan kurang sesuai. Sebanyak Refocusing. Alameda: Hunter House
Inc., Publishers
21% menyatakan cukup sesuai, sedangkan
42,7% menyatakan sesuai dan 35,5% Battegay, E.J., Lip, G.Y.H., & Bakris, G.L.
2005. Hypertention principles and
menyatakan sangat sesuai. Dari jumlah
practice. Boca Raton, F.L. : Taylor
yang menyatakan sesuai dan sangat sesuai & Francis Group
didapatkan sejumlah 78,2% diartikan
Bertini, M., Isola,E., Paolone, G., dan
bahwa instrumen memiliki kelayakan Curcio,G. 2010. Clowns Benefit
Children Hospitalized for
isntrumen untuk dapat digunakan.
Respiratory Pathologies. Evidence-
Maka dari ketiga macam uji, baik uji Based Complementary and
Alternative Medicine. Volume 2011
kelayakan materi, kelayakan media,
(9).
kelayakan instrumen didapatkan mayoritas
Brunk,D. 2006. How to fight burnout.
responden memberikan penilaian baik dan
Journal of College Development.
sangat baik serta sesuai dan sangat sesuia. http. // findarticles.com./p/articles
/mi.
Artinya dari hasil uji tersebut media
PARAS ang dibuat sangat tepat bila Calloway, N.J. 2007. A compatible study of
the effects of photostimulation and
digunakan sebagai cara mengatasi burnout
antogenk training in reducing stress,
study yang dialami mahasiswa. anxiety, and drepression.
Dissertation fairgrove : holos
Hasil penelitian ini merupakan hasil
university graduation seminary.
kelayakan PARAS untuk digunakan
Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan.
sebagai teknik terapi mengatasi burnout
Jakarta : Rineka Cipta
study dengan melakukan relaksasi secara
Ernst, E. 2005. Complementary/ alternative
sederhana. Panduan ini dubuat agar dapat
medicine for hipertention : a mini
187
review. Wiener medizinische respon and the relaxation response.
wochenschrift,155:386 – 391. The journal of alternative and
complementary medicine, 7, 83-92
Fivush, R., Marin, K., Crawford, M.,
Reynold, M., Brewin, C.R. 2007. Kalat, J.W. 2007. Biological psychology
Children’s narratives and well-being. australia : Thomson wadsworth.
Journal of cognition and emotion,
21, 1414-1434 Kanji, N. (1997). Autogenik training,
complementary therapies dan
Gunnar, M.R., Herrara, A., Hostinar, C.E. medicine, 5, 162-167
2009. Stress and early brain
development. Diakses 10 mei 2011. Kanji, N., White, A., & Erns, E. (2006).
Dari http:www.ccl- Autegenik training to reduce anxiety
cca.ca/pdfs/ECLKC/encyclopedia/En in nursing student : randomized
c09_Gunnar-Herrera- controled trials. Journal of advenced
Hostinar_brain_en.pdf nursing, 53, 728-735

Harpine, E.C. 2008. Group Interventions in Kemmis, S. Mc Taggart, R. 1988. The


Schools. New York: Springer. Action Research Planner. Deakin
University.
Hartanti. 2002. Efektivitas terapi kognitif
dan stimulasi humor untuk Kingsnorth, S., Blain, S., dan McKeever,
penurunan gangguan depresi P. 2010. Physiological and
penderita pasca stroke. Anima Emotional Responses of Disabled
Indonesia Psichological Journal. Children to Therapeutic Clowns: A
17(3):207-226 Pilot Study. Evidence-Based
Complementary and Alternative
Hayati, R., Widyana,R., Sholichah, M. Medicine.
2015. Terapi Tawa Untuk
Menurunkan Kecenderungan Latipun. (2006). Psikologi Konseling.
Burnout Pada Guru Pendamping Malang : UMM Press
Anak Berkebutuhan Khusus.
Humanitas. 12(1):60-72 Lazarus, R.S. (1979). Patters of
adjustment. New york : Mc. Grow
Hershkowitz, A. 1997. The essential Hill
ambiguity of and in humor. In
chapman, A.J. and Foot, H.C. (eds). Lip, G.Y.H., & Hell, J.E. (2007).
It’s a funny thing, humour. Oxford, Comprehensive hypertantion.
England : Pergamon Press Philadelphia : Mosby, inc.

Houston, M.C. 2009. Handbook of Lohaus, A., & Klein-Helsing, J. 2000.


hypertention hoboken. N.J. : John Coping in chlidhood : a comparative
wiley & sons publication inc. evaluation of different relation
techiques. Anxiety, stress, and
Jacobs, Ed E., Masson, R.L, & Harvill, coping, 13, 187-211
R.L. (2006). Group Counseling :
Strategies & Skills, Fifth Edition. Lyons, C.A. & Chamberlain, K. 2006.
USA: Thomson Brooks/Cole. Health psychology a critical
introduction . New York. Cambridge
Jacobs, G.D. 2001. The phsysiology of university press.
mind-body interaction : the stress
188
Makmun, Abin S. (2007). Psikologi Nurihsan, A. Juntika. 2005. Strategi
Kependidikan : Perangkat Sistem Layanan Bimbingan dan Konseling.
Pengajaran Modul. Bandung : Bandung: Refika Aditama.
Remaja Rosdakarya.
O’Connell, W.E. & Cowgill, S. 1990.
Makmun, AS. 2004. Psikologi Humor and repression. Journal of
Kependidikan. Bandung : PT. existential psychology.72(4), 309-
Remaja Rosdakarya 316

Maliando, A. 2009. Patofisiologi O’Connell, W.E. 1989. The adaptation


hipertensi. Diunduh dari http://alin- fuction of wit and humor. Journal of
maliando.bbgspot.com. abnormal and social psychology,
61(3), 263-270
Marat, S. & Siregar, J.R. Pengantar
Psikologi Perkembangan. Bandung: Prayitno, & Anti, Erman. 1999. Dasar-
Universitas Padjajaran. dasar Bimbingan dan Konseling.
Maslach, C. , Schaufeli, W.B. , Leiter,M.P. Jakarta : Rineka Cipta.
2001. Job Burnout. Annu. Rev. Purwanti, I.Y. (2009). Efektivitas Program
Psychol. 52:397–422 Layanan Bimbingan Kelompok
Melalui Permainan untuk Mengatasi
Maslach, C. and Leiter, M.P. 1997. The Kesulitan Belajar Siswa Sekolah
Truth about Burnout. Jossey-Bass, Dasar (Studi Eksperimen terhadap
New York, NY Siswa Kelas 4 SDIT Salsabila
Purworejo Jawa Tengah dan SDIT
Maslach, C., Schaufeli, W.B. and Leiter, Salsabila Klaseman Yogyakarta).
M.P. 2001. “Job burnout”. Annual Tesis. Bandung: Universitas
Review of Psychology, 52,397-422 Pendidikan Indonesia.

Mathofani, W. S. & Wahyuni, S. E. 2011. Reiff, M., Schovartz, S., & Northridge, M.
Terapi Tertawa dan Kecemasan 2001. Relationship of depressive
Mahasiswa Program Ekstensi Dalam symptomps to hypertention in
Menghadapi Skripsi Di Fakultas household survey in Harlem.
Keperawatan USU. Jurnal Psychosomatic medicine 63, 711-721
Keperawatan Usu. (diunduh tanggal
29 januari 2014). Rice, L.P. 1999. Stress & Health.
California : Brooks/ Cole Publishing
Mc. Ghee, P.E. 1979. Humor. Its origin Company.
and development. San Fransisco W.
H. Freeman and Company Ringer,M. 2002. Group Action: The
Dynamics of Groups in
Mc.Cance, K.L., & Heuther, S.E. 2010. Therapeutic, Educational and
Pathophysiology : the biologic basic Corporate Settings. London: Jessica
for disease in adults and children Kingsley Publishers Ltd
(6th ed). Missouri : Mosby inc
Rizvi, dkk. 1997. “Pusat Kendali dan
Natawijaya, Rochman. 1987. Pendekatan- Efikasi-Diri Sebagai Prediktor
pendekatan dalam Penyuluhan terhadap Prokrastinasi Akademik
Kelompok I. Bandung : CV. Mahasiswa”. Jurnal Psikologika
Diponegoro. Nomor 3 Tahun II 1997. Yogyakarta:
Fakultas Psikologi UGM.

189
Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan Praktek Thorson, J.A. & Powell, F.C. 1993a.
Bimbingan Kelompok. Malang: Development of amultidimention
Universitas Negeri Malang. sence of humor scale. Journal of
Sabri, A. 2005. Strategi Belajar Mengajar. clinical psychology.46(7): 413-423
Ciputat: Ciputat Press
Thorson, J.A. & Powell, F.C. 1993b.
Sadock, B.J., & Sadock, V.A. 2003. Personality death, anxiety, and
Kaplan & Sadock’s : synopsis of gender. Bulletin of the psychonomic
psychiatry behavioral sciences/ society.27(8):489-590
clinical psychiatry. Philadelphia :
lippincott williams & williams. Watanabe, Y., Cornelissen, G., Watanabe,
M., Watanabe, F., Otsuka, K.,
Santarpia, A., Blanchet, A., Mininni, G., Ohhawa, S., Kikuchi, T., & Halberg,
Kwiatkowski, F., Lindeman, L., F. (2003). Effect of autogenik
Lambert, J.F. 2009. The “weigh” of training and hypertensive agents on
words on the forearms during circardian an circaseptan variation at
relaxation. Applied psychophysiology blood pressure. Clinical and
and biofeedback, vol 34 : 105-111 experimental hypertention, 25, 405-
412
Sari, W.S. (2010). Purelax (prenancy auto-
induced relactation) untuk Wilmar B. Schaufeli, Michael P.
menurunkan tingkat stress kehamilan Leiter, Christina Maslach, (2009)
pada ibu hamil primipara trimester "Burnout: 35 years of research and
III. Thesis. Yogyakarta : Universitas practice",Career Development
Gadjah Mada. International,14(3):204-220.
http://dx.doi.org/10.1108/136204309
Shapiro, L.E., & Sprague, R.K. 2009. The 10966406
relaxation and stress reduction
workbook for kids : help for children Yusuf, Syamsu LN, dan Juntika, A. 2005.
to cope with stress, anxiety, and Landasan Bimbingan dan
transition. Canada : New Konseling. Bandung : Remaja
Hardbinger. Rosdakarya

Stetter, F & Kupper, S. (2002). Autogenik Zsombok, K.T., Juhasz, G., Budavari, A.,
training : A meta analysis of clinical Vitrai, J., & Bragdy, G. (2003).
outcome studies appied Effect of autogenik training on drug
psychophysiology and biofeedback, consumption in patients with primary
27, 45-98 headache : on 8-month follow
upstudy. Headache, 43, 251-257

190

You might also like