You are on page 1of 11

D

I
S
U
S
U
N

OLEH :
KELAS VII. 5
KELOMPOK 1
 MIFTAHUL JANNAH
 RAUZATUL JANNAH
 PUTRI AMANDA
 DINDA AMELIA
 FATHUR RAHMAN
 RIJALUL FAJRI
 ARIF BILAL
 NAJMU SALIM

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN BIREUEN
MTsN 2 BIREUEN
KECAMATAN PEUSANGAN
KABUPATEN BIREUEN
TAHUN 2022
KISAH NABI SULAIMAN AS

Nabi Sulaiman A.S. Beliau putra Nabi Daud A. S, yang merupakan keturunan
Nabi Ibrahim yang ke-13. Setelah Nabi Daud A.S. meninggal, Nabi Sulaiman
A.S. menggantikannya baik sebagai raja yang mewarisi tahtanya dan juga
sebagai Nabi yang menlanjutkan menyiarkan risalah kenabiannya untuk
disampaikan kepada umatnya.

Karunia Allah Swt. yang dianugrahkan kepadanya, yang kemudian dikenal


sebagai mukjizatnya yaitu dapat mengerti bahasa binatang, sebagaimana tertera
dalam kitab suci al-Qur’an sebagai berikut:

“ Hai sekalian semut, masuklah kamu ke dalam sarangmu, agar kalian tidak
terinjak Sulaiman dan balatentaranya, sedangkan mereka tidak
mengetahuinya. mendengar itu Sulaiman tertawa seraya berdo’a kepada
Tuhan: Ya Tuhanku, tetapkanlah hatiku buat bersyukur kepada Engkau, yang
telah memberikan karunia kepadaku dan kepada ibu-bapakku, dan
masukkanlah kami ke dalam hamba-hambaku yang saleh-saleh.” (Q.S. an-
Namel Ayat 18-19).

Sewaktu Nabi Sualaiman kehabisan air di daerah Yaman burung Hud-hud


mendapatkan perintah mencari sumber air, tetapi burung Hud-hud tidak
kembali lagi. Karena itu Nabi Sulaiman marah, dnegan ujarnya:

“kalau Hud -hud pulang panggang sajalah ia hidup-hidup”.

Baru saja Nabi Sulaiman bicara demikian burung Hud-hud datang.

“Kemana saja engkau hai Hud -hud? ” tanya Nabi Sulaiman A.S.

Hud-Hud menjawab; “Maafkanlah ya Rasulullah, aku telah tersesat di daerah


yang sangat jauh dari tempat ini, di tempat tersebut di perintah oleh seorang
putri Balqis ia punya nama, sedang keraj aannya bernama Saba.”

Mendengar laporan Hud-hud itu, hilanglah amarah Nabi Sulaiman, karena


tertarik kisahnya itu. Kemudian Ia membuat sepucuk surat kepada raja
perempuan itu yang berisi seruan untuk menyembah Allah Swt. dengan
menyatakan bahwa Allah yang telah menganugrahi kerajaan yang besar itu,
karena itu Allah wajib disembah dan janganlah menyembah selain-Nya.

Surat itu dihantarkan oleh burung Hud-hud, lalu burung Hud hud
membawanya

dan terbang ke negeri Saba. Dan setelah sampai di negeri tersebut surat yang
dibawanya dijatuhkan dan secara kebetulan putri itu sendiri yang menerimanya.

Kemudian surat dari Nabi Sulaiman itu dibawa dan dibicarakan dalam ruang
rapat oleh Putri Balqis dengan para menterinya, dan hasil dari rapat tersebut
sebagaian dari para anggotanya menyetujui permintaan Nabi Sulaiman dan
sebagian yang lainnya menolaknya serta mendesak sang Putri untuk bertempur
dnegan pasukan Nabi Sulaiman.

Lalu Putri Balqis mengambil kesimpulan, “Perang bisa saja terjadi!


Namun
selagi ada jalan damai, mengapa kita harus berperang, sedangkan
Nabi
Sulaiman itu tidak mengajak perang.”

Pendapat dan kesimpulan Putri Balqis itu diterima, dan kepada burung HUd
Hud diserahkannya surat balasan, dalam surat itu diterangkan, bahwa putri

Balqis akan mengirimkan utusan untuk mneghadap Nabi Sulaiman A.S.


UTUSAN PUTRI BALQIS MENGHADAP NABI SULAIMAN A.S

Setelah surat dibaca Nabi Sulaiman, segera diperintahkannya segala jin untuk
membuat dan mempersiapkan istana yang indah, halaman dipenuhi segala permata
yang berkilau-kilau dari segala warna.

Kemudian datanglah utusan Ratu BAlqis. Alangkah herannya mereka, tidak diduga
sedikitpun semula bahwa Nabi Sulaiman sekaya itu. Utusan ratu Balqis menghadap
Nabi Sulaiman seraya menyerahkan hadiah dari Ratu Balqis kepadanya.

Nabi Sulaiman berkata kepadanya:

“Maaf tuan-tuan, aku tidak memerlukan hadiah, hadiah dan karunia Allah telah
cukup bagiku. Kembalilah tuah-tuan, bawalah kembali hadiah ini. Dan katakan kepada
ratu Balqis, bahwa aku memerlukan ratu Balqis dan rakyatnya menghentikan
menyembah matahari. Sembahlah Allah yang Maha
Esa. Kalau perintahku tidak dilaksanakan aku akan datang
menghancurkannya ratu Balqis dengan seluruh kerajaannya!.”

Kemudian utusan ratu Balqis kembali ke negeri Saba, dan setelah sampai di sana
mereeka menceritakan segala sesuatu yang dialaminya dan menyampaikan pesan
Nabi Sulaiman. Mendengar itu berkata ratu Balqis.

“Kalau begitu aku sendir perlu menghadap Nabi Sulaiman, dan saya
perintahkan kepada seluruh pembantu-pembantuku untuk segera mempersiapkan
segala sesuatunya.”

Ratu Balqis Menemui Nabi Sulaiman A.S

Ketika Ratu Balqis sampai dihadapan Nabi Sualiman, berkatalah Nabi Sualiman
kepadanya: “Samakah seperti ini kursi kerajaanmu?”

Jawab Ratu Balqis: “Memang bentuknya sama seperti singgasanaku.”

Berkata Nabi Sulaima: “Betul ini singgahsanamu, aku bawa kemari dengan mudah,
karena Allah telah memberikan pengetahuan kepada kami dan kami tunduk kepada-
Nya.”

Lalu Ratu Balqis dipersilahkan masuk ke dalam istana yang lainnya lagi, istana
tersebut terbuat dari kaca yang putih bersih dan dibawah istananya ada kolam air
yang airnya mengalir.

Sewaktu Balqis lewat di tempat itu, disingsingkan kainnya hingga nampak


betisnya yang putih bersih, karena ia mengira lantai mahligai itu air, dan ia takut
kalau kainnya menjadi basah. Maka Nabi Sulaiman berkata kepadanya:

“ini bukan air, tetapi mahligai ini terbuat dari kaca yang berkilau”

Berkata ratu Balqis; “Oh Tuanku telah aniaya aku akan diriku, dan sekarang
berimanlah aku kepada Tuhan Sesembahanmu serta aku yakin bahwa engkau adalah
utusan- Nya.”
MUJIZAK NABI SULAIMAN AS

1. Berbicara dengan hewan


Salah satu mukjizat Nabi Sulaiman AS yang paling terkenal adalah berbicara dengan
berbagai bahasa hewan. Bahkan membuat para hewan tersebut patuh pada perintahnya.
Bukti kebenaran mukjizat ini pun telah dijelaskan dalam firman-firmanNya melalui Al
Quran.

Mengutip Doa-doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya karya Aulia Fadli, Nabi Sulaiman
memahami bahasa semut yang sedang berdoa meminta hujan kepada Allah. Kemampuan
beliau dalam memahami bahasa semut tersebut dijelaskan dalam Surat An Naml ayat 18-
19,

‫َح َّت ٰى ِإَذ ا َأَت ْو ا َع َلٰى َو اِد الَّن ْم ِل َقاَلْت َن ْم َلٌة َي ا َأُّيَه ا الَّن ْم ُل اْد ُخ ُلوا َمَس اِك َن ُك ْم اَل َي ْح ِط َم َّنُك ْم ُس َلْي َم اُن َو ُج ُنوُد ُه َو ُه ْم اَل َي ْش ُعُروَن‬
‫َفَت َبَّس َم َض اِحًك ا ِّمْن َقْو ِلَه ا‬

Artinya: "Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, "Wahai
semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh
Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.

Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu..."

Selain itu, Nabi Sulaiman juga dapat berkomunikasi dengan burung. Kala itu saat ayahnya
meninggal dunia, Nabi Sulaiman pernah memanggil burung-burung untuk melindungi
orang-orang yang mengantarkan jenazah Nabi Daud dari sengatan matahari.

Mukjizat ini tercatat dalam Quran Surat An Naml ayat 16 yang berbunyi,

‫َو َو ِر َث ُس َلْي َم اُن َد اُو وَد ۖ َو َقاَل َي ا َأُّيَه ا الَّن اُس ُع ِّلْم َن ا َم ْن ِط َق الَّط ْي ِر َو ُأوِتيَن ا ِمْن ُك ِّل َش ْي ٍءۖ ِإَّن َٰه َذ ا َلُهَو اْلَفْض ُل اْلُم ِبيُن‬

Artinya: "Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia (Sulaiman) berkata, "Wahai
manusia! Kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh,
(semua) ini benar-benar karunia yang nyata."
2. Menghimpun bala tentara dari semua makhluk
Nabi Sulaiman AS lainnya adalah mengumpulkan seluruh pasukannya untuk berkumpul di
aula kerajaan. Beliau memanggil tentara dari berbagai kalangan makhluk, mulai dari
manusia, jin, hingga hewan (burung hud-hud).

Hal ini dijelaskan dalam Surat An-Naml ayat 17. Berikut bacaan dan terjemahannya,

‫َو ُحِش َر ِلُس َلْي َٰم َن ُج ُن وُد ُهۥ ِمَن ٱْلِجِّن َو ٱِإْلنِس َو ٱلَّط ْي ِر َفُهْم ُيوَز ُعوَن‬

Artinya: "Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu
mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan)."

Kemudian, Nabi Sulaiman juga berhasil menundukkan jin untuk bekerja di bawah
perintahnya. Dikutip dari buku Berburu Warisan Nabi Yusuf dan Nabi Sulaiman karya
Muhammad Gufron Hidayat, mereka bahkan bekerja membantu Nabi Sulaiman dalam
membangun gedung.

Selain itu, mereka berhasil membuat bejana besar untuk makanan para tentara dan
pekerja, hingga membuat tempat minum yang besarnya seperti kolam. Mukjizat Nabi
Sulaiman ini diceritakan dalam Surat Saba' ayat 13,

‫َي ْع َم ُلوَن َلُه َم ا َي َش اُء ِمْن َمَح اِر يَب َو َت َم اِثيَل َو ِج َفاٍن َك اْلَج َو اِب َو ُقُد وٍر َر اِس َي اٍتۚ اْع َم ُلوا آَل َد اُو وَد ُشْك ًر اۚ َو َقِليٌل ِمْن ِع َب اِدَي الَّشُك وُر‬

Artinya: "Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang
dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung,
piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas
tungku). Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit
sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur."
3. Menaklukan angin
Mukjizat Nabi Sulaiman yang terakhir adalah menaklukan angin. Artinya, angin dapat
berhembus ke arah mana saja sesuai dengan kehendak dari Nabi Sulaiman. Dikisahkan
dari buku Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi sejak Nabi Adam
Alaihissalam hingga Nabi Isa Alaihissalam karya Ibnu Katsir, Nabi Sulaiman memiliki
permadani yang mampu menampung kebutuhan yang diperlukannya.

Surat An Naml 30-31, Saat Nabi Sulaiman AS Mengingatkan Ratu Balqis


Permadani tersebut kemudian diangkat oleh angin sesuai dengan arah dan kecepatan
yang diperintahkan oleh Nabi Sulaiman. Kisah ini dapat disimak dalam Surat Shad ayat
36,

‫َفَس َّخ ْر َن ا َلُه الِّر يَح َت ْج ِر ي ِبَأْم ِر ِه ُر َخ اًء َح ْي ُث َأَص اَب‬

Artinya: "Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik
menurut perintahnya ke mana saja yang dikehendakinya."
KETELADANAN NABI SULAIMAN AS

Selain karunia besar yang telah Allah SWT berikan, Beliau juga memiliki keteladanan sifat

dan perilaku yang terpuji sehingga patut dicontoh tidak hanya oleh anak-anak tetapi juga

oleh orang dewasa. Beberapa keteladanan yang dimiliki Nabi Sulaiman AS antara lain:

1. Pemimpin yang adil dan bijaksana

Nabi Sulaiman AS. memang seorang raja yang keagungan dan namanya dikenal di

penjuru dunia. Maka itu tidak heran Beliau menjadi seorang raja yang melegenda.

Keagungan ini berakar dari kepandaian Beliau dalam memimpin kerajaannya. Ia juga

sangat terkenal dengan keadilan serta kebijaksanaan dalam menyelesaikan suatu

perkara. Berkat kemampuannya ini, Beliau mampu mengatur pasukannya yang sangat

besar dan kuat yang terdiri dari manusia, jin, dan hewan.

2. Selalu malu kepada Allah SWT

Meskipun memiliki kekuasaan yang begitu besar, hal ini tidak membuat Nabi Sulaiman AS

menjadi orang yang sombong. Beliau tetap rendah hati terhadap makhluk Allah SWT

lainnya. Beliau bahkan tetap merasa malu kepada Allah SWT karena sudah diberikan

begitu melimpahnya karunia, rezeki, dan nikmat. Ia merasa malu ini karena menganggap

dirinya masih belum cukup beribadah kepada Allah SWT.

3. Rendah hati

Selain itu, Nabi Sulaiman AS. juga sangat senang melakukan dialog dengan rakyat-rakyat

kecil, berkomunikasi dengan mereka walaupun hanya dengan beberapa ekor semut.
Meneladani kisah Nabi Sulaiman AS memang tidak ada habisnya, Bun. Tiga keteladanan

tersebut hanyalah sebagian kecil dari banyaknya keteladanan yang bisa Bunda ajarkan

kepada Si Kecil dari kisah para nabi.Semoga bermanfaat ya!


NABI SULAIMAN A.S.
WAFAT

tentang wafatnya Nabi Sulaiman, diceritakan dalam al-Qur’an,


sebagai berikut:

“Ketika sampai ajalnya Nabi Sualiman A.S. tiadalah yang


menunjukkan atas
kematiannya, selain dari pada binatang (anai-anai) yang makan
tongkatnya. Tatkala Ia tertelungkup (roboh), barulah terang bagi jin
itu, bahwa kalau mereka mengetahui barang yang ghaib, niscaya
tidaklah mereka tinggal dalam siksa kehinaanyang selama ini.” (Q.S.
Saba, Ayat 14)

Demikianlah kematian Nabi Sulaiman, yang menurut riwayat


beliau ini,
meninggal sedang mengawasi jin-jin yang selalu bekerja keras. Dan
menurut riwayat yang lain beliau sedang mengawasi mereka yang
membangun masjid al-
Aqsha (Baitul Maqdis), dan setelah masjid itu selasai beliau terjatuh
dari kursinya dan menyebabkan kewafatannya.

Sumber: Drs. Moh. Rifai, Riwayat 25 Nabi & Rasul, hal 94-97,
Toha Putra,
Semarang, 1976 M.

You might also like