Professional Documents
Culture Documents
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 123-130
Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/refrensi/index
ISSN 2548-6152 (online)
ISSN 2089-0532 (cetak)
Yuni Setyawati
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
E-mail: setyaloka@yahoo.co.id
ABSTRACT
This research illustrates the importance of providing fair and appropriate compensation and analyzes
the relationship between compensation and the performance of the employees of PO Bis Akas II NNR
Medaeng Sidoarjo. This qualitative descriptive research selects sources or informants by purposive.
Data were collected based on observations, in-depth interviews, documentation collection and
literature review. This study seeks to describe and interpret research data by comparing research data
with related theories. The application of compensation in PO Bis Akas II NNR Medaeng included
financial compensation (salary / wages, benefits, incentives) and non -financial (work environment,
responsibility and promotion). The payment system and the size of the a mount of compensation paid to
employees is adjusted to the level of work. The existence of fair and proper compensation is trying to
be applied by PO Bis Akas II NNR Medaeng and must be felt and in accordance with employee
expectations. If this can be fulfilled, then the employee will feel satisfied and encourage to work harder
and be responsible for doing work and certainly will have better performance that is getting better in
quality, quantity side and work completed on time.
Keywords: financial compensation; non-financial compensation; fair compensation; employees work.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran pentingnya pelaksanaan pemberian kompensasi yang
adil dan layak serta menganalisa keterkaitan kompensasi dengan kinerja karyawan PO Bis Akas II
NNR Medaeng Sidoarjo. Penelitian deskriptif kualitatif ini memilih narasumber atau informan dengan
cara purposive. Data dikumpulkan berdasar pengamatan, wawancara mendalam, pengumpulan
dokumentasi serta studi pustaka. Perbandingan antara hasil penelitian dengan teori terkait dijelaskan
dan diinterpretasikan dalam penelitian yang berjenis kualitatif ini. Penerapan kompensasi di PO Bis
Akas II NNR Medaeng meliputi kompensasi dalam bentuk finansial yakni Gaji atau upah, jenis
tunjangan, insentif, dan bentuk non finansial berupa suasana lingkungan di tempat kerja, rasa tanggung
jawab serta promosi. Tingkatan dalam pekerjaan digunakan sebagai patokan Sistem pembayaran serta
besar kecilnya jumlah kompensasi yang hendak diberikan ke karyawan. PO Bis Akas II NNR Medaeng
berusaha menerapkan sistem kompensasi serta pemberiannya diupayakan secara adil serta layak, dan
harus dapat dirasakan serta sesuai dengan harapan karyawan. Jika keadaan ini terpenuhi, kepuasan
karyawan akan meningkat dan mendorong untuk bekerja lebih giat, bertanggung jawab dalam
melakukan pekerjaan serta pastinya akan memiliki kinerja yang semakin membaik dilihat dari sisi mutu,
sisi jumlah dan pekerjaan terselesaikan tepat waktu.
Kata Kunci: kompensasi finansial; kompensasi non-finansial; kompensasi adil; kinerja karyawan.
Cara mengutip: Setyawati, Y. 2020. Pentingnya Sistem Kompensasi yang Bersifat Adil serta Layak dalam Upaya Peningkatan
Kinerja pada Karyawan. Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi, 8(2), 123-130
Gambaran dan analisa pelaksanaan sistem tunjangan dan kompensasi jenis non
kompensasi secara adil serta layak/sesuai finansial mencakup suasana lingkungan
dengan kinerja pada pegawai PO AKAS II kerja, tanggung jawab serta promosi.
NNR merupakan tujuan penelitian yang Pemberian gaji /upah pada dasarnya
dilakukan oleh penulis. berbeda untuk para karyawan.
Perbedaannya terletak pada sistem
METODE PENELITIAN pembayaran, dimana untuk bagian staf dan
Jenis penelitian merupakan deskriptif bengkel dibayar dengan sistem gaji tetap
kualitatif, yang berupaya menggambarkan perbulan, sedangkan bagian kru bis berlaku
serta memberikan interpretasi hasil dari sistem upah harian. Adapun besar kecilnya
penelitian melalui perbandingan data dari upah yang diterima tergantung pada hasil
hasil penelitian dengan sejumlah teori yang kerja para kru bis. Dalam hal ini pemberian
terkait. Data berupa kualitatif , bersumber upah dilakukan setelah besarnya jumlah
dari data yang bersifat primer dan sekunder. setoran uang dari kru bis dipotong beberapa
Data dikumpulkan berdasar hasil persen oleh perusahaan. Seperti yang
pengamatan, dokumentasi, studi literatur disampaikan oleh pekerja bagian bengkel
serta wawancara yang mendalam. Terkait dan Kru Bis. Pemberian kompensasi
dengan keabsahan data, digunakan finansial yang lain berupa insentif, perlu
triangulasi data dengan mensinkronkan diketahui bahwa sistem insentif di
antara data otentik dilapangan baik dengan perusahaan PO Akas NNR Medaeng
wawancara secara mendalam, pengamatan diberikan dalam bentuk premi yang
serta pengumpulan dokumen. Metode diberikan secara bertahap sebanyak 3 kali
purposive dipilih untuk menentukan sampel dalam sebulannya. Sedang tunjangan
berdasar pertimbangan kriteria tertentu dari biasanya diberikan pada momen-momen
peneliti (Sugiyono, 2010). Sampelnya tertentu saja, yang berupa THR (Tunjangan
dalam hal ini Informan Kunci atau Hari Raya) setahun sekali.
narasumber, dengan kriteria karyawan yang
Kompensasi Non Finansial
masih aktif yang benar-benar mengetahui
Pemberian promosi yang akan
informasi terkait kompensasi serta kinerja
dilaksanakan di perusahaan PO Akas NNR
para karyawan di PO Akas II NNR Medaeng didasarkan pada hasil kerja dalam
Medaeng. Jumlah Informan kunci yang kurun waktu yang sudah ditentukan.
diperoleh berjumlah 6 orang yakni 2 Adapun promosinya dapat berupa
perwakilan dari bagian staf, 2 bengkel dan peningkatan status karyawan tidak tetap
2 kru bis Akas II-NNR Medaeng Sidoarjo. menjadi karyawan tetap, kenaikkan jabatan
HASIL DAN PEMBAHASAN serta peningkatan rasa bertanggung jawab
pada pekerjaannya. Perihal tanggung jawab
Hasil dari penelitian berdasarkan meliputi tentang prosedur tanggung jawab,
wawancara dengan bagian staf HRD dan kesesuaian tanggung jawab dengan
bagian Keuangan, mereka menyatakan harapan, keahlian maupun pendidikan
bahwa kompensasi yang diterapkan pada karyawan.
PO Bis Akas II NNR Medaeng Sidoarjo Kompensasi non finansial yang lain,
berupa kompensasi yang bersifat finansial yakni lingkungan kerja yang ada di
berupa gaji atau upah, jumlah insentif,
126
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 123-130
kompensasi ditentukan oleh banyak penuh dan sebaliknya; (10) berbagai Jenis
sedikitnya jumlah Angkatan kerja serta sifat dari pekerjaan dalam
(penawaran) serta lowongan kerja menyelesaikannya sulit atau mudah serta
(permintaan) yang tersedia; (2) semakin berisiko tinggi/ rendah baik dari sisi
tingginya kemampuan serta kesediaan keselamatan dan finansialnya, menentukan
perusahaan dalam membayar, tingkat juga tingkat kompensasinya.
kompensasi akan semakin meningkat. Perancangan sistem kompensasi di
Namun akan berbeda jika kemampuan serta setiap perusahaan, tentunya memiliki
kesediaan perusahaan dalam membayar tujuan yakni memberi motivasi karyawan
rendah, jumlah kompensasi semakin agar kinerjanya meningkat dan tetap
berkurang; (3) kuat lemahnya dan mempertahankan individu-individu yang
berpengaruh tidaknya suatu serikat buruh memiliki kompetensi baik. Dengan
akan menentukan banyak sedikitnya mendesain sistem kompensasi secara baik
jumlah kompensasi. Semakin kuat serta tentunya berdampak untuk perusahaan
berpengaruhnya suatu serikat buruh, maka yakni pada bagian biaya operasional, serta
kompensasi akan semakin meningkat, perilaku dan sikap kerja dari karyawan
tetapi jika serikat buruh tidak memiliki yang sesuai kriteria dari perusahaan, supaya
kekuatan serta pengaruh yang lemah, kinerja karyawan bisa meningkat. Hal ini
kompensasi menjadi kecil; (4) apabila dapatlah dimengerti, karena tujuan
kinerja pegawai secara kuantitas dan seseorang bekerja, salah satunya
kualitas bernilai baik, dimungkinkan menginginkan kompensasi yang berasal
tingkat kompensasi meningkat. Tetapi jika dari perusahaan tempat dia kerja, di sisi lain
kinerja bernilai jelek, pastinya jumlah perusahaan berharap karyawan mampu
kompensasi yang diterima sedikit; (5) melakukan kinerja terbaik. Namun apabila
upaya pemerintah mengeluarkan, membuat kompensasi yang telah dibayarkan ke
dan menetapkan undang-undang maupun karyawan tidak sesuai serta belum sesuai
keppres yang bersifat krusial tentang sasaran, tentunya akan percuma saja.
tingkat batas upah minimal yang harus Teori Victor Vroom dalam Robbins
dibayarkan; (6) tinggi rendahnya biaya (2007) menyatakan kinerja dan kompensasi
hidup menentukan juga besar kecilnya karyawan dipersepsikan memiliki
kompensasi, dimana hubungan keduanya hubungan, bila motivasi mereka
berbanding lurus; (7) semakin tinggi diupayakan optimal. Contoh buktinya
jabatan seorang pegawai tentunya yakni adanya salah satu studi dari penelitian
mendapat gaji atau kompensasi lebih dimana perusahaan manufaktur berjumlah
banyak karena terkait dengan beban tugas 400 khususnya karyawan dibidang
serta resiko yang diemban; (8) tinggi operasional, menyatakan bahwa
rendahnya pendidikan dan lama sedikitnya perusahaan dengan program insentif upah
pengalaman kerja akan menentukan besar yang diterapkan perusahaan-peruahaan
kecilnya kompensasi yang diterima seorang tersebut, mampu meningkatkan
pegawai; (9) semakin majunya keadaan produktivitas sebanyak 43%-64% lebih
perekonomian secara nasional, tentunya tinggi dari perusahaan yang tidak
tingkat kompensasi menjadi semakin menerapkan program kompensasi tersebut.
tinggi, dikarenakan mendekati kondisi kerja Begitu pula keterkaitan kompensasi dengan
128
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 123-130
memotivasi karyawan agar belajar secara Hal ini berarti peningkatan jumlah
kontinu, mengembangkan tingkat keahlian, kompensasi didasarkan pada waktu,
serta kooperatif antar sesama anggota sehingga jika kompensasi dinaikkan,
organisasi. Dengan memiliki keterampilan karyawan akan termotivasi yang sifatnya
atau keahlian yang semakin berkembang, sesaat dan akhirnya kinerjanya balik seperti
tentunya akan memperoleh kompensasi awal. Akibatnya organisasi akan menemui
yang semakin tinggi. hambatan terkait produktivitasnya serta
Adanya sistem pembayaran sejumlah mutu dari produk yang dihasilkan. Supaya
kompensasi menurut keterampilan atau karyawan mempunyai motivasi agar
keahlian, sesuai pula jika dihubungkan kinerjanya meningkat, alangkah baiknya
dengan teori keadilan (equity theory), suatu organisasi memakai keterampilan
dimana teori ini membandingkan antara atau keahlian untuk menghitung besarnya
prestasi yang diraih dan kompensasi atau kompensasi. Penjelasan terkait pemberian
pemberian penghargaan dari suatu kompensasi tentunya perlu diberitahukan
organisasi. Jika prestasi dari karyawan juga ke karyawan. Sebagai contoh jika
berbanding lurus dengan penghargaan yang karyawan bagian staf operasional ( Sopir
diberikan organisasi/perusahaan, tentunya dan kenek) mampu bekerja secara baik,
dapat menimbulkan motivasi karyawan yang diwujudkan dalam bentuk
secara optimal untuk meningkatkan memberikan setoran hasil menjalankan
kinerjanya secara baik. Hal ini bisa kendaraan Bus diatas target setoran
dikatakan, jika kompensasi yang perusahaan maka perlu dibayar lebih tinggi
dibayarkan sesuai serta berkeadilan dan daripada karyawan yang memberikan
keinginan karyawan, individu tersebut setoran dibawah target perusahaan.
(karyawan) tentunya akan memiliki
kepuasan serta termotivasi untuk tetap terus KESIMPULAN
menaikkan tingkat kinerjanya. Kompensasi baik finansial maupun
Namun faktanya, banyak organisasi non finansil tentunya sangat penting bagi
atau perusahaan didalam menghargai para karyawan, dikarenakan secara
keterampilan/keahlian serta kemampuan keseluruhan kompensasi adalah suatu nilai
seseorang masih rendah, akibatnya atau karya terukur dari para karyawan,
seringkali pemberian sejumlah kompensasi lingkungan keluarga serta lingkungan
berdasar senioritas, tidak berdasar keahlian masyarakat. Organisasi perlu mengingat
seseorang tersebut guna meningkatkan bahwa kompensasi yang dibayarkan harus
keterampilan atau keahliannya. Keadaan bisa dirasakan secara adil dan layak bagi
tersebut bisa menyebabkan karyawan karyawan serta jumlah kompensasi tidak
memiliki rasa kecewa serta tak termotivasi berbeda jauh dengan keinginan karyawan.
guna menjadikan kinerjanya meningkat, Jika bisa terpenuhi, tentunya karyawan
karena semakin baiknya tingkat memiliki perasaan puas. Rasa puas tersebut
ketrampilannya tidak sebanding dengan tentunya mendorong seorang karyawan
jumlah kompensasinya. Namun akan untuk bekerja lebih giat serta bertanggung
berbeda ketika kompensasi dapat jawab dalam melakukan pekerjaan dan
meningkat secara sendirinya tanpa pastinya akan memiliki kinerja yang
memerlukan peningkatan keterampilan. semakin baik. Kondisi ini akan menjadikan
130
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 123-130