Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
TRAINING ON 3-DIMENSIONAL MEDIA USAGE IN BIOLOGICAL LEARNING FOR
MENTALLY RETARDATION STUDENTS IN TASIKMALAYA. All students have the
right to get knowledge that is beneficial in facing various challenges in a community life,
no matter how many students. Biological learning done for students of disabled sought to
bridge the limitations and barriers that children have and develop the potential of children
in order to carry out opportunities for broader life. Through a 3-dimensional media-based
learning is expected to provide understanding and skills for students who later can have
creative thinking skills. In addition to the 3-dimensional media is also expected to be found
several children who have potential in terms of art especially fine art. Based on the results
of observations and trainings that have been done, the students are happy and have their
own interest in learning to use the 3-dimensional media, but to further develop the
thinking skills of students need Continuous effort. The use of 3-dimensional media can also
be the basis in the training of manufacturing various products such as in the manufacture
of cakes and also some artwork that has its own economic value.
Suggested citation:
Suprapto, P. K., & Chaidir, D. M. (2020). Pelatihan penggunaan media 3 dimensi dalam
pembelajaran biologi bagi siswa tunagrahita di Kota Tasikmalaya. Jurnal Pengabdian Pada
Masyarakat, 5(3), 790-796. https://doi.org/10.30653/002.202053.368
2Corresponding Author: Universitas Siliwangi. Jl. Siliwangi No.24, Kahuripan, Kec. Tawang, Tasikmalaya, Jawa
Barat 46115, Indonesia. Email: dikimc@unsil.ac.id
790
JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT, 5(3), 2020, pp. 790-796 | 791
PENDAHULUAN
Pada dasarnya setiap anak memiliki karakteristik, potensi serta kelebihan yang
berbeda-beda satu sama lain untuk dikembangkan. Anak dengan kebutuhan khusus
merupakan salah satu contoh perbedaan karakteristik pada anak umunya. Perbedaan
tersebut harus tetap diapresiasi dengan baik oleh individu yang berada di lingkungan
anak tersebut. Penerimaan yang baik dari lingkungan merupakan salah satu hak yang
harus diterimanya. Akan tetapi tidak semua pihak-pihak tersebut menyadari bahwa
penerimaan dan dukungan untuk mereka akan berpengaruh terhadap kondisi psikis
dan perkembangan anak tersebut. Dampak lingkungan sosial bagi perkembangan
mental atau psikologi anak harus benar-benar disadari oleh semua pihak terkait.
Sekolah yang notabene sebagai salah satu lingkungan yang bernuansa pendidikan
harus menerapkan prinsip-prinsip kesamaan hak bagi semua siswanya tak terkecuali
bagi siswa ABK yang pada dasarnya memiliki kebutuhan berbeda dengan anak lainya.
Anak berkebutuhan khusus pada umumnya tumbuh dan berkembang dengan
modal fisik yang wajar, karenanya mereka lebih cenderung pemalu, merasa rendah diri,
defensif atau mungkin agresif. Menurut Kauffman & Hallahan (2005) dalam Bendi
Delphie (2006) tipe-tipe kebutuhan khusus yang selama ini menyita perhatian orangtua
dan guru adalah (1) tunagrahita (mental retardation) atau anak dengan hambatan
perkembangan (child with development impairment), (2) kesulitan Belajar (learning
disabilities) atau anak yang berprestasi rendah, (3) hiperaktif (Attention Deficit Disorder
with Hyperactive ), (4) tunalaras (Emotional and behavioral disorder), (5) tunarungu wicara
(communication disorder and deafness), (6) tunanetra atau anak dengan hambatan
penglihatan (Partially seing and legally blind), (7) autistik, (8) tunadaksa (physical
handicapped), dan (9) anak berbakat (giftedness and special talents).
Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus diupayakan dapat menjembatani
keterbatasan dan hambatan yang dimiliki oleh anak dan mengembangkan potensi anak
agar dapat melaksanakan kesempatan hidup yang lebih luas. Hal tersebut perlu
dilalukan dengan melibatkan berbagai aspek diantaranya dengan memberikan layanan
pendidikan, bimbingan serta latihan dari guru maupun orang tua untuk memahami
kebutuhan dan potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal sesuai
kekhususannya (Nugroho, 2017).
Anak berkebutuhan khusus terdapat di berbagai sekolah yang ada di kota
Tasikmalaya, yang paling tua adalah SLB Yayasan Bahagia Kota Tasikmalaya yang
berlokasi di pusat kota sehingga memiliki cukup banyak siswa, bahkan jumlah siswa
yang terdapat di sekolah tersebut merupakan peringkat ke 3 jumlah siswa terbanyak di
Jawa Barat. Setiap kelas pada sekolah tersebut mempunyai jenjang yang berbeda SD,
SMP dan SMA, serta masing-masing terdiri dari SLB-A untuk siswa tunanetra, SLB-B
untuk siswa tunarungu dan SLB-C untuk siswa tunagrahita dan SLB-D untuk siswa
tunadaksa. Untuk setiap kelas biasanya dipegang oleh satu guru yang jumlah siswanya
sekitar 5-7 orang. Selain itu terdapat juga SLB Negeri Tamansari yang berada di Kota
Tasikmalaya, meskipun terbilang masih baru berdiri, sekolah tersebut sudah memiliki
kelas pada jenjang yang sama seperti SLB Yayasan Bahagia, meskipun jumlah siswanya
belum banyak. Meskipun ada beberapa siswa yang berprestasi di kedua sekolah
tersebut, akan tetapi para guru lebih banyak mengeluhkan tentang lulusan yang masih
beberapa diantaranya belum bisa diterima di masyarakat dan bekerja seperti pada
792 | Purwati Kuswarini Suprapto, Diki Muhamad Chaidir
METODE
yang bersifat bantuan, menyalurkan bakat dan minat siswa tentang media 3 dimensi
dan mengamati setiap aktivitas yang dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus.
Gambar 1. Para siswa SLB yang sedang berlatih menggunakan media 3 dimensi
794 | Purwati Kuswarini Suprapto, Diki Muhamad Chaidir
Gambar 2. Pelatihan penggunaan media 3 dimensi yang dikaitkan dengan aspek mata
pelajaran Biologi
Pelatihan penggunaan media 3 dimensi ini diharapkan dapat terus dilakukan oleh
guru kedepannya. Agar dapat merangsang kreativitas para siswa. Selain itu juga
dengan pembelajaran menggunakan media 3 dimensi ini jika terus dilakukan
kedepannya para siswa dapat lebih mendapatkan banyak informasi, pengenalan dan
Pengembangan potensi diri yang dimilikinya. Hingga para siswa dapat menerapkan
kreativitasnya pada aplikasi lainya, misalnya dalam berwirausaha. Dikarenakan tidak
semua materi kewirausahaan cocok dengan semua karakteristik anak berkebutuhan
khusus (Syamsi, 2010). Sehingga dengan kreativitas yang cukup dapat membuka
peluang bagi para anak berkebutuhan khusus dalam menghadapi berbagai tantanga
kehidupan kedepannya. Meskipun banyak peluang diberbagai bidang karir pekerjaan
di sekotor swasta maupun negeri, akan tetapi kecenderungan berwirausaha
JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT, 5(3), 2020, pp. 790-796 | 795
merupakan peluang karir di masa depan yang harus disiapkan sejak dini (Purwanta et
al, 2016).
Tidak hanya di sekolah, dukungan bagi anak berkebutuhan khusus ini juga harus
dilakukan di rumah terutama oleh orang tua. Selain itu dukungan dari masyarakat
sekitar juga dianggap penting agar anak berkebutuhan tersebut dapat berbaur dengan
masyarakat seperti biasa. Sehingga pada akhirnya bagi anak berkebutuhan khusus
terutama anak tunagrahita dapat mencapai target kemandiriannya yang harus
disesuaikan dengan potensi yang dimilikinya, sehingga dapat dikatakan mandiri pada
anak tunagahita sama dengan pencapaian anak normal pada umumnya, dimana
kemampuan yang aktual dengan potensi yang dimiliki olehnya (Astuti, 2018).
SIMPULAN
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada LPPM-PMP (Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Pada Masyarakat – Penjamin Mutu Pendidikan) Universitas Siliwangi,
karena kegiatan pengabdian pada masyarakat ini didanai dengan kegiatan Ipteks bagi
bina masyarakat. Penulis juga memgucapkan terima juga kepada Kepala Sekolah dan
para guru SLB Negeri Kota Tasikmalaya yang telah menginzinkan dan memberi
masukan terhadap kebutuhan anak berkebutuhan khusus. Para mahasiswa dari
program studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya yang ikut
membantu kegiatan ini yaitu Ambar, Aji Riyanto, Irma dan Narendra.
796 | Purwati Kuswarini Suprapto, Diki Muhamad Chaidir
REFERENSI
This is an open access article distributed under the terms of the Creative Commons
Attribution 4.0 International License, which permits unrestricted use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
© 2020 Purwati Kuswarini Suprapto, Diki Muhamad Chaidir.
Published by LP3M of Universitas Mathla’ul Anwar Banten in collaboration with the Asosiasi Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat (AJPKM)