You are on page 1of 9

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN

INDRAGRI HULU BERDASARKAN PERTUMBUHAN BEBAN


MENGGUNAKAN MODEL DKL 3.2
Sapto Wahyudi*, Firdaus**

*Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293, Indonesia
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Email: Sapto_wahyudi09@yahoo.co.id

ABSTRACT

Projections are estimates of future state using the existing data at the present time.
the higher rates of economic growth in a region, the need for electricity will increase as well,
this condition requires the need to do a projected electricity need. This condition needs to be
done that requires electrical energy demand projections. Projections done using DKL Model
3.2, this model prepared by combining several methods such as econometrics, trends and
analytical sectoral approaches, namely households, businesses, the public and industry. The
data used is the historical data of 8 years before the projection that the number of customers,
the electrical energy consumption and economic growth. Projections made in the region of
PLN Indragiri Hulu district beginning in 2015-2025, results from this study is that the
number of subscribers grew by 16.63% per year, the electricity needs of 234,667.517 MWh in
2015 grew into 863,877.211 MWh in 2025, and peak load in 2015 amounted to 30.07 MW
grow to be 110.68 MW in 2025. the capacity of power plants in the county capable of
Indragiri Hulu 38.35 in 2015 and 48.35 MW in 2016 is only able to serve peak load until the
year 2017 reached 47.85 MW. But in 2018 until 2025 the existing generation capacity is no
longer sufficient to reach the peak load of 59.44 MW in 2018 and 110.68 MW in 2025.
Keywords: Projection, electrical energy requirement, DKL 3.2
PENDAHULUAN energi listrik. Dibutuhkan perencanaan
Energi listrik sebagai salah satu jangka panjang untuk menjamin
infrastruktur yang penting dan keberlangsungan pelayanan energi listrik
menyangkut kepentingan orang banyak baik dari sisi pengembangan pembangkit
maka penyediaan energi listrik harus dapat maupun distribusi, sehingga perlu
menjamin tersedianya dalam jumlah yang dilakukan proyeksi kebutuhan energi
cukup, harga yang wajar dan mutu yang listrik untuk memenuhi kebutuhan energi
baik. Semakin meningkatnya pertumbuhan listrik dikabupaten Indragiri Hulu.
ekonomi semakin tinggi pula kebutuhan Berdasarkan masalah inilah maka
dan permintaan penggunaan energi listrik. dibutuhkan peramalan atau prakiraan
Kabupaten INHU merupakan salah satu pertumbuhan beban energi listrik sepuluh
kabupaten diprovinsi Riau yang memiliki tahun kedepan dengan menggunakan
perkembangan yang pesat. Hal ini model DKL 3.2, yang mana ini bermanfaat
berpengaruh pada perkembangan setiap untuk persiapan fasilitas untuk menjaga
sektor, antara lain sektor rumah tangga, terjaminya pelayanan energi listrik listik
sektor bisnis, sektor publik dan sektor PLN dikabupaten Indragiri Hulu.
industri yang merupakan konsumen dari

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 1


Model DKL 3.2 dipilih dalam 2. Trend Parabola
melakukan proyeksi kebutuhan energi Garis trend pada dasarnya garis
listrik karena model DKL 3.2 merupakan regresi dimana variabel bebas X
model yang disusun secara sederhana merupakan variabel waktu. Baik garis
dengan mempertimbangkan ketersedian regresi maupun trend dapat berupa garis
data yang ada, model ini dibangun dengan lurus (linear regression/trend) maupun
menggabungkan beberapa model bukan lurus (non linear regression/trend).
(ekonometri, kecenderungan dan analitis) Persamaan garis trend parabola adalah
dan menggunakan pendekatan sektoral. sebagai berikut:
Y a bX cX 2 (2)
LANDASAN TEORI Dimana:
2.1 Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik X adalah variabel waktu
3. Trend Eksponensial (Logaritma)
Dalam buku yang ditulis oleh AS
Trend eksponensial adalah trend yang
Pabla, Ir. Abdul Hadi (1994,86) dijelaskan
menggambarkan tingkat pertumbuhan
bahwa perencanaan untuk sistem daya
yang bertambah dengan sangat cepat,
optimum dapat dibagi menjadi tiga macam
bentuk persamaannya sebagai berikut:
yaitu:
1.Prakiraan jangka panjang Y ab x (3)
Pada perencanaan sistem distribusi Ada beberapa jenis trend yang tidak linear
jangka panjang biasanya termasuk (tahun akan tetapi dapat dibuat linear, dengan
horison) dua belas tahun atau lebih cara melakukan trasformasi (perubahan
sebelum saat sekarang. bentuk), seperti dalam membuat ramalan
2.Prakiraan jangka menengah jumlah penduduk, konsumsi energi listrik,
Jangka waktu untuk perencanaan faktor beban dan lain-lain.
jangka menengah ini antara tiga tahun
sampai dua belas tahun, kebanyakan 2.2.1 Root Mean Square Error
metode ekonomi untuk mengembangkan Cara yang cukup sering
jaringan telah termasuk dalam parameter- dipergunaan dalam mengevaluasi hasil
parameter pada jangka panjang yang prakiraan yaitu dengan menggunakan
membahas pengembangan sistem dengan metode Mean Squared Error (MSE) (Alda
cara-cara lebih umum. Raharja).
2
3.Prakiraan jangka pendek 1 N š ( 4)
Prakiraan jangka pendek atau MSE ¦
N t h
( yt yt )
rencana taktis memerlukan periode satu
Dimana:
sampai tiga tahun di muka dan biasanya
MSE = Mean Square Error
hanya merupakan pelaksanaan hasil studi
N = Jumlah sampel
jangka panjang.
yt = Nilai aktual indeks
š
2.2 Analisis Kecendrungan (Trend)
1. Metode Kuadrat Terkecil untuk
yt = Nilai prediksi indeks
Menentukan Trend RMSE merupakan pengakaran dari
Garis trend linear dapat ditulis MSE yang sudah dicari sebelumnya.
sebagai persamaan garis lurus: RMSE digunakan untuk mencari
Y a bx (1) keakuratan hasil peramalan dengan data
Dimana: history dengan menggunakan rumus.
Y = Bata berkala (time series data) Semakin kecil nilai yang dihasilkan
x = Variabel waktu semakin bagus pula hasil prakiraan yang
a dan b = Bilangan konstan dilakukan. (M.bobby, 2015).

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 2


š berespon terhadap perubahan ± perubahan
RMSE
¦ ( yt yt ) 2
(5)
kondisi pasar. Elastisitas permintaan
N merupakan ukuran derajat kepekaan
2.2.2 Mean Absolute Percentage Error permintaan suatu barang terhadap
(MAPE) perubahan factor ±faktor yang
Metode ini melakukan perhitungan mempengaruhinya. Elastisitas permintaan
menggunakan perbedaan antara data asli tenaga listrik yaitu perbandingan
dan data hasil prakiraan. Perbedaan pertumbuhan penjualan energi listrik
tersebut diabsolutkan, kemudian dihitung (kWh) dengan pertumbuhan ekonomi
dalam bentuk persentase terhadap data (PDRB).
asli. Hasil persentase tersebut kemudian
didapatkan nilai mean-nya. Suatu model PertumbuhanEnergilis trik
e (8)
memiliki kinerja sangat bagus jika nilai PertumbuhanPDRB
MAPE berada dibawah 10%, dan berada Faktor pelanggan yaitu perbandingan
diantara 10% dan 20%. antara jumlah pelanggan dengan
Dalam fase prakiraan, menggunakan pertumbuhan ekonomi (PDRB)(Deryanus
MSE sebagai suatu ukuran ketepatan juga Kassa, 2015)
dapat menimbulkan masalah . Ukuran ini
tidak memudahkan perbandingan antar jumlah pelanggan
deret berkala yang berbeda dan untuk CF= l p (9)
pertumbuhan ekonomi (PDRB)
selang waktu yang berlainan, karena MSE Factor beban dapat dituliskan sebagai
merupakan ukuran absolut. Alasan yang berikut (Try lestari, 2013)
telah disebutkan di atas dalam hubungan
dengan MSE sebagaisuatu ukuran Br ( Beban Rata Rata )
ketepatan prakiraan, maka diusulkan Lf
Bp ( Beban Puncak ) (10)
ukuran-ukuran alternatif, yang diantaranya
menyangkut galat persentase (M.bobby
,2015). 2.5 Pemodelan Dengan Metode DKL 3,2
( X t Ft ) Model DKL 3.2 yaitu suatu model
PE t *100 (6)
Xt yang disusun dengan menggabungkan
n PE t beberapa metode seperti ekonometri,
MAPE ¦ n
(7 ) kecenderungan, dan analitis dengan
t 1 pendekatan sektoral. Pendekatan sektoral
2.3 Peramalan Beban Energi Listrik yaitu suatu pendekatan dengan
Peramalan energi listrik sangat mengelompokan pelanggan menjadi 4
diperlukan untuk memperkirakan sektor (rumah tangga, bisnis, umum, dan
kebutuhan energi listrikbeberapa tahun industri). Data kelistrikan yang digunakan
kedepan. Peramalan pada dasarnya merupakan data pemakaian energi listrik
merupakan suatu dugaan atau prakiraan selama 5 tahun terakhir yang dilihat dari
mengenani terjadinya suatu kejadian atau sisi konsumen PLN. Pada model ini
peristiwa dimasa yang akan datang. Data pendekatan yang digunakan dalam
yang mendasari adanya peramalan yakni : menghitung kebutuhan energi listrik
1.Data Jumlah pelanggan dan adalah dengan mengelompokkan
konsumsi energi listrik pelanggan menjadi empat sektor yaitu:
2. PDRB.
a) Sektor rumah tangga
2.4 Elastisitas, Faktor Pelanggan Dan b) Sektor bisnis
faktor beban c) Sektor publik
Elastisitas adalah sebuah ukuran d) Sektor industri
berapa banyak pembeli atau penjual

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 3


Berikut ini adalah rumus-rumus Model gI = Pertumbuhan pdrb
DKL 3.2 industri (%)

1. Sektor Rumah Tangga 3. Sektor bisnis


jumlah pelanggan rumah tangga Jumlah pelanggan bisnis
PRT = PRT(Ft) l1 + CFH @ Ap (11) PB = PB(Ft) l1 + CFB @
gE
Ap (15)
gB
100 100
Dimana : Dimana :
PRT = Jumlah pelanggan PB = Jumlah pelanggan bisnis
rumah tangga tahun t tahun t
PRT:Ft; = Jumlah pelanggan rumah PB:Ft; = Jumlah pelanggan bisnis tahun
tangga tahun sebelumnya sebelumnya
CFH = Faktor pelanggan CFB = Faktor pelanggan bisnis
rumah tangga Konsumsi energi listrik Bisnis
E. B = E. B(Ft) @1 + eB( A
Konsumsi energi listrik rumah tangga gB
100 (16)
E. RT = E. RT(Ft) @1 + eRT( A +
gE
100 Dimana :
¿ Pel. RT × UK (12) E. B = Konsumsi energi listrik bisnis
Dimana : tahun t
E. RT = Konsumsi energi listrik rumah B = Konsumsi energi listrik
tangga bisnis tahun sebelumnya
RT:Ft; = Konsumsi energi listrik eB = Elastisitas bisnis
rumah tangga tahun gB = Pertumbuhan pdrb bisnis (%)
sebelumnya
eRT = Elastisitas rumah tangga 4. Sektor Publik
gE = Pertumbuhan pdrb rumah jumlah pelanggan Publik
PP = PP(Ft) l1 + CFP @ Ap
gP
tangga (17)
100
¿ Pel. RT = Delta pelanggan rumah Dimana :
tangga PP = Jumlah pelanggan umum
UK = unit konsumsi tahun t
PP:Ft; = Jumlah pelanggan umum
2. Sektor industri
tahun sebelumnya
Jumlah pelanggan industri
CFP = Faktor pelanggan umum
PL = PL(Ft) l1 + CFI @ Ap (13)
gI
100
Konsumsi energi listrik Publik
E. P = E. P(Ft) @1 + eP( A (18)
gP
Dimana : 100
PI = Jumlah pelanggan Dimana :
industri tahun t E. P = Konsumsi energi listrik umum
PI:Ft; = Jumlah pelanggan industri tahun t
tahun sebelumnya E. P:Ft; = Konsumsi energi listrik
CFI = Faktor pelanggan industri sosial tahun sebelumnya
Konsumsi energi listrik industri eP = Elastisitas sosial
E. I = E. I(Ft) @1 + eI( A
gl
100 (14) gP = Pertumbuhan pdrb sosial (%)
Dimana : (R. Kakka Dewayana, 2009)
E. I = Konsumsi energi listrik industri
tahun t Proyeksi kebutuhan energi listrik
E. I:Ft; = Konsumsi energi listrik Pt = Et + SEt (19)
industri tahun sebelumnya
eI = Elastisitas industri Dimana :

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 4


Pt = Total kebutuhan energi listrik pada
tahun ke t.
Et = Total konsumsi energi listrik pada
Pengumpulan Data BPS
tahun ke t. Kabupaten INHU Dan PLN
Wilayah Indragiri Hulu
SEt = Susut energi pada tahun ke t.

Et = ERt + EIt + EBt + EP (20) Menghitung Pertumbuhan PDRB 2015-


2025 Dengan Analisis Pendekatan Trend
Dan Menentukan Trend Yang Digunakan
Keterangan, Pada Masing-Masing Sektor Melalui
Ert = Konsumsi energi sektor rumah RMSE Dan MAPE Dengan Nilai Terkecil
tangga pada tahun t
EI = Konsumsi energi sektor industri
Peramalan Beban Berdasarkan Rumus
pada tahun t
Persamaan Model DKL 3.2
EBt = Konsumsi energi sektor bisnis
pada tahun t
EP = Konsumsi energi sektor umum Proses perhitungan Proyeksi Tahun 2015-
2024 dengan menggunakan Microsoft excel
pada tahun t
Beban puncak 1.Jumlah Pelanggan
Et 2. Konsumsi EnergiListrik
(PL) = (21)
(8760 ×FB ) 3. Kebutuhan Energi listrik
4. Beban Puncak
Keterangan ,
BP = Beban puncak
Et = Total kebutuhan energi listrik pada
tahun ke t.
FB = Factor beban pada tahun t Hasil proyeksi kebutuhan
energi listrik, beban
METODE PENELITIAN puncak, dan
3.1 Metode Pengumpulan Data membandingkan daya
Untuk dapat tujuan dari penelitian mampu pembangkit dan
beban puncak tahun 2015-
ini diperlukan data-data yang dapat 2025
menunjang proyeksi kebutuhan energi
listrik wilayah kabupaten Indragiri Hulu :
1. Data primer
Data yang diperoleh langsung
terhadap objek penelitian yang dilakukan Selesai
dengan pengumpulan data dari PLN
rayon rengat kota dan BPS(Badan Pusat
Statistik) kabupaten Indragiri Hulu Gambar 1. Flowchart penelitian

3.2 Flowchart Penelitian HASIL DAN ANALISIS


4.1 Asumsi Dasar
Mulai Asumsi dasar adalah nilai awal
yang digunakan untuk perhitungan model
Studi literatur antara faktor beban, dan losses. Persamaan
digunakan untuk memperoleh nilai faktor
beban dari beban harian pada trafo daya Jl.
M.Boya, Rengat.(21/08/2015).

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 5


Br ( Beban Rata Rata ) pada tahun 2025. Sedangkan Pertumbuhan
Lf jumlah pelanggan sektor industri memiliki
Bp ( Beban Puncak )
pertumbuhan jumlah pelanggan paling
70.6225 KW sedikit dengan rata-rata pertumbuhan
Lf
86.808 KW sebesar 8,03 % pertahun jumlah pelanggan
Lf 0.81 industri tahun 2015 sebanyak 18
pelanggan tumbuh menjadi 42 pelanggan
Besarnya faktor beban sebesar 0,81 tahun 2025.
atau 81 % diasumsikan dapat mewakili
Perhitungan praoyeksi konsumsi
besarnya faktor beban untuk Kabupaten energi listrik Kabupaten Indragiri Hulu
Indragiri hulu, Losses yang ditargetkan dilakukan dengan memprakirakan
oleh PT PLN adalah sebesar 10%. konsumsi energi listrik persektoral baik
sektor rumah tangga, bisnis, publik,
Perhitungan proyeksi jumlah maupun industri.
pelanggan di kabupaten Indragiri Hulu MWh

dilakukan dengan memprakirakan


pertumbuhan jumlah pelanggan
persektoral baik sektor rumah tangga,
sektor bisnis, sektor publik, maupun sektor
industri.

Jumlah
pelanggan
Tahun

Gambar 3. Konsumsi energi listrik


persektoral
Dari gambar 3 dapat dilihat
pertumbuhan konsumsi rumah tangga
tumbuh paling cepat dengan pertumbuhan
rata-rata pertahun sebesar 13,59 % dari
tahun 2015 sebesar 156656,69 Mwh
tahun
tumbuh menjadi 538354,463 Mwh pada
tahun 2025, ini sebanding dengan hasil
proyeksi pertumbuhan pelanggan rumah
tangga yang memiliki persentase
pertumbuhan paling besar. Pertumbuhan
konsumsi energi listrik sektor bisnis
Gambar 2. Jumlah pelanggan persektor tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan
Dari gambar 2 dapat di lihat 18,38% pertahun dengan konsumsi tahun
pertumbuhan jumlah pelanggan 2015 sebesar 34166,52 Mwh tumbuh
pertumbuhan pelanggan rumah tangga menjadi 184673,99 Mwh pada tahun 2025,
tumbuh paling cepat dengan pertumbuhan ini sebanding dengan proyeksi
rata-rata pertahun sebesar 17,04% dari pertumbuhan pelanggan sektor bisnis yang
tahun 2015 dengan jumlah 80370 memeiliki persentase pertumbuhan
pelanggan menjadi 341367 pelanggan terbesar kedua setelah sektor rumah

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 6


tangga. Pertumbuhan konsumsi energi kebutuhan energi listrik di kabupaten
listrik sektor publik memiliki pertumbuhan Indragiri Hulu mengalami kenaikan, ini
konsumsi energi listrik sebesar 11.3 % sama halnya dengan konsumsi energi
pertahun dengan konsumsi energi listrik listrik. Kebutuhan energi listrik tumbuh
sebesar 19355,53 Mwh pada tahun 2015 dengan rata-rata 14.15 % pertahun
tumbuh menjadi 56475,38 Mwh pada dengan kebutuhan energi listrik tahun
tahun 2025. Pertumbuhan konsumsi energi 2015 sebesar 234667,52 MWh tumbuh
listrik sektor industri memiliki menjadi 863877,21 Mwh pada tahun 2025.
pertumbuhan energi paling kecil dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar 6.35 % MW
pertahun dengan konsumsi energi listrik 120
wM
100
sebesar 3255,36 Mwh pada tahun 2015 80
tumbuh menjadi 5839,08 Mwh pada tahun 60
2025. 40
20
Konsumsi energi listrik total 0
Tahun

2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
kabupaten Indragiri Hulu didapat dengan
cara menjumlahkan konsumsi energi listrik
persektoral. Pertumbuhan konsumsi energi
listrik kabupaten Indragiri Hulutahun 2015 Gambar 5. Beban puncak
sampai tahun 2025 dapat dilihat pada
gambar 4. Dengan asumsi losses sebesar Dari gambar 5 dapat dilihat besar
10% dari konsumsi energi listrik maka beban puncak di kabupaten Indragiri Hulu
proyeksi pertumbuhan kebutuhan energi berdasarkan konsumsi energi listrik total,
listrik dapat ditentukan. Besarnya factor beban dan jam oprasional selama
pertumbuhan kebutuhan energi listrik satu tahun. Dari hasil perhitungan beban
dapat dilihat pada gambar 4. puncak dapat diketahui bahwa beban
puncak di kabupaten Indragiri Hulusebesar
30,06 MW pada tahun 2015 dan tumbuh
pada tahun 2025 sebesar 110,68 MW .
Untuk kapasitas pembangkit ini
energi listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik yang ada dikabupaten
Indragiri Hulu dikondisikan hanya
tahun digunakan untuk pemakaian sendiri,tidak
dijual ke wilayah kabupaten lain.
Tabel 1. Kapasitas pembangkit dan daya
Gambar 4. Konsumsi enegi listrik dan mampu di Indragiri Hulu
kebutuhan energi listrik
Dari gambar 4 dapat dilihat konsumsi
listrik di kabupaten Indragiri Huludari
tahun ke tahun meningkat dengan rata-rata
pertumbuhan 14.15 % pertahun dengan
konsumsi energi listrik tahun 2015 sebesar
213334,106 Mwh tumbuh menjadi
785342,919 Mwh pada tahun 2025. Untuk
pertumbuhan kebutuhan energi listrik Sumber : PLN Rayon Rengat
dapat dilihat dari gambar 4 terlihat bahwa

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 7


Sesuai hasil proyeksi kebutuhan energi kabupaten Indragiri hulu dapat
listrik dikabupaten Indragiri Hulu tahun disimpulkan sebagai berikut:
2015 sampai tahun 2025, kapasitas daya 1. Persentase rata-rata pertumbuhan
mampu pembangkit listrik dikabupaten jumlah pelanggan dikabupaten
Indragiri pada tahun 2015 sebesar 38,35 Indragiri Hulu dari tahun 2015
masih mampu melayani pertumbuhan sampai tahun 2025 tumbuh sebesar
beban yang mencapai 30,07 pada 2015, 16,63% pertahun.
sedangkan untuk tahun 2016 kapasitas 2. Pertumbuhan kebutuhan energi
pembangkit di PLTMG lirik akan listrik dengan asumsi losses 10%
ditambah sebesar 10 MW menjadi 48,35 adalah 14,15% pertahun dengan
Mw seperti tabel diatas masih mampu besar kebutuhan energi tahun 2015
melayani kebutuhan sampai tahun 2017 sebesar 234667,5171 MWh tumbuh
yang mencapai 47,85 MW. Tetapi pada menjadi 863877,2114 MWh tahun
tahun 2018 sampai tahun kapasitas 2025.
pembangkit yang ada tidak lagi mencukupi 3. Pertumbuhan beban puncak untuk
kebutuhan energi listrik konsumen yang kabupaten Indragiri Hulu sebesar
mencapai 59,44 MW. 30,07 MW tahun 2015 dan tumbuh
MW menjadi 110,68 MW tahun 2025.
wM 4. Kapasitas pembangkit listrik
dikabupaten Indragiri Hulu sebesar
38,35 pada tahun 2015 dan 48,35
MW pada tahun 2016 masih mampu
melayani beban listrik sampai tahun
2017 yang mencapai 47,85 MW.
Tetapi pada tahun 2018 sampai
tahun 2025 kapasitas pembangkit
Tahun yang ada tidak lagi mencukupi
pertumbuhan beban listrik yang
mencapai 59,44 MW pada tahun
2018 dan 110,68 MW pada tahun
Gambar 6. Kurva batas tahun PLN 2025.
wilayah Indragiri Hulu mampu melayani
pertumbuhan beban (Pembangkit 5.2 Saran
dikondisikan bekerja hanya melayani
kebutuhan energi listrik wilayah Indragiri 1.Berdasarkan hasil proyeksi pada tahun
Hulu) 2018 PLN wilayah kabupaten Inhu
mengalami difisit daya sebesar 11,09
Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa MW dan mengalami difisit daya sebesar
pada tahun 2018 PLN wilayah kabupaten 62,08 MW pada tahun 2025, untuk itu
Inhu mengalami difisit daya sebesar 11,09 perlu dilakukan perencanaan penyedian
MW dan mengalami difisit daya sebesar energi listrik dengan menyiapkan
62,08 MW pada tahun 2025. alternatif pembangkit atau menyediakan
infrastruktur untuk jalur interkoneksi
KESIMPULAN DAN SARAN dari sumber-sumber pembangkit yang
mempunyai surplus daya listrik.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dan
analisis dari proyeksi kebutuhan energi UCAPAN TERIMA KASIH
listrik tahun 2015-2025 pada wilayah Pada kesempatan ini tidak lupa
Penulis sampaikan ucapan terima kasih

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 8


kepada berbagai pihak yang telah banyak R. Kakka Dewayana, Proyeksi Kebutuhan
memberikan bantuan dalam penyelesaian Dan Penyediaan Energi Listrik Di
jurnal ini. Terima kasih kepada : Jawa Tengah Menggunakan
1. Bapak Firdaus, ST., MT sebagai Perangkat Lunak LEAP. Jurnal
Pembimbing yang telah memberikan Skripsi, Teknik Elektro
arahan dan bimbingan kepada Penulis Universitas Diponegoro, 2009.
selama penyusunan jurnal ini. Deryanus Kassa, Ketersediaan Energi
2. Dosen Penguji, Bapak Ir. Edy Listrik Sulawesi Utara Sampai
Ervianto, MT dan Ibu Feranita, ST., Tahun 2020. E-journal Teknik
MT yang telah memberikan saran Elektro Dan Komputer,Jurusan
perbaikan. Teknik Elektro-FT. UNSRAT,
3. PLN rayon rengat kota dan BPS 2015.
kabupaten Indragiri Hulu, yang telah Muhammad Bobby Fadillah, Analisis
membatu penulis dalam penyediaan Prakiraan Kebutuhan Energi Listik
dan pengarahan data. Tahun 2015-2024 Wilayah PLN
4. Rekan-rekan Teknik Elektro terkhusus Kota Pekanbaru Dengan Metode
Angkatan 2009,2010 dan 2011 yang Gabungan.Jurnal Skripsi , Teknik
telah banyak membantu penulis. Elektro Universitas Riau, 2015
Suswanto, Daman. Sistem Distribusi
Tenaga Listrik. Padang:
DAFTAR PUSTAKA Universitas Negeri Padang.2009
BPS INHU, INHU Dalam Angka Tahun Raharja, Alda. Penerapan Metode
2012-2015. INHU 2015 : BPS Exponential Smoothing Untuk
INHU Peramalan Penggunaan Waktu
BPS INHU, Pendapatan Regional Telepon di PT.Telkomsel Divre3
Kabupaten INHU Menurut Surabaya. Fakultas Teknologi
Lapangan Usaha Tahun 2012- Informasi Universitas Sepuluh
2014. INHU 2015 : BPS INHU November
Try Lestari. Evaluasi Pembebanan
As.Pabla, 1994. Sistem Distribusi Daya Transformator III 60 Mva 150/20
Listrik, Ahli Bahasa Abdul Hadi, Kv Gardu Induk Bogor Baru.
Jakarta : Erlangga Jurnal skripsi, Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Dhimas Mahardhika, Simulasi Universitas Pakuan.2013
Pengembangan Trafo Distribusi
Berdasarkan Pertumbuhan Beban
Menggunakan Model Dkl 3,2 Dan
Software Etap 7.0.0 Tahun 2012 ±
2016 Di Upj Batang. Jurnal Sripsi,
Teknik Elektro Universitas
Diponegoro, 2012
I Putu Surya Atmaja, Analisis Kebutuhan
Listrik Berkaitan Dengan
Penyusunan Tarif Listrik Regional
Di Daerah Provinsi Bali Guna
Memenuhi Pasokan Energi Listrik
10 Tahun Mendatang, Jurnal
Skripsi, 2009.

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 9

You might also like