You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/353016532

LITERASI LINGKUNGAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN: POTENSI DAN


TANTANGAN DALAM PENDIDIKAN ABAD 21

Conference Paper · March 2021

CITATION READS

1 5,283

3 authors, including:

Afandi Afandi
Tanjungpura University
128 PUBLICATIONS 441 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Afandi Afandi on 06 July 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


LITERASI LINGKUNGAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN: POTENSI DAN
TANTANGAN DALAM PENDIDIKAN ABAD 21
1
Syavira Indriyani, 2Afandi, 3Eko Sri Wahyuni
1
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura (syavira.492@gmail.com)
2
FKIP, Universitas Tanjungpura (afandi@fkip.untan.ac.id)

Abstract: The 21st century can be said to be a century of change and progress in
various fields. These changes include demands in the world of education. This article
aims to examine the potentials and challenges of environmental literacy and
environmental awareness in 21st century education. The article's writing is done
through a literature review on environmental literacy. And environmental awareness
from various literature read. Environmental literacy is the ability and knowledge to
address environmental issues and actions to solve environmental problems.
Environmental awareness is the awareness that a person has in protecting the
environment. Environmental awareness is reflected through attitudes and
responsibilities in protecting the environment. Both environmental literacy and
environmental awareness have potential in the 21st century. Their implementation
cannot be separated from various challenges such as environmental literacy values
and environmental awareness, which are still below average. To answer this
challenge, the government implements an environmental education program. In detail,
the conceptions of environmental literacy and environmental awareness: potentials
and challenges in 21st century education will be discussed in detail in the following
paper.

Abstrak: Abad 21 dapat dikatakan sebagai abad perubahan dan kemajuan dalam
berbagai bidang. Perubahan ini meliputi tuntutan dalam dunia pendidikan. Artikel ini
bertujuan untuk mengkaji potensi serta tantangan literasi lingkungan dan kesadaran
lingkungan dalam pendidikan abad 21. Penulisan artikel dilakukan melalui kajian
pustaka mengenai literasi lingkungan dan kesadaran lingkungan dari berbagai pustaka
yang dibaca. Literasi lingkungan adalah kemampuan dan pengetahuan dalam
menyikapi isu-isu lingkungan serta tindakan pemecahan masalah lingkungan.
Kesadaran lingkungan adalah kesadaran yang dimiliki seseorang dalam menjaga
lingkungan hidup. Kesadaran lingkungan ini tercermin melalui sikap dan tanggung
jawab dalam menjaga lingkungan. Baik literasi lingkungan maupun kesadaran
lingkungan memiliki potensi di abad 21. Dalam penerapannya tidak terlepas dari
berbagai tantangan seperti nilai literasi lingkungan dan kesadaran lingkungan yang
masih di bawah rata-rata. Untuk menjawab tantangan tersebut pemerintah menerapkan
program pendidikan lingkungan hidup. Secara detail, konsepsi mengenai literasi
lingkungan dan kesadaran lingkungan: potensi dan tantangan dalam pendidikan abad
21 akan dibahas secara detail dalam paper berikut ini.

Kata kunci: Literasi Lingkungan, Kesadaran Lingkungan, Pendidikan Abad 21

PENDAHULUAN
Saat ini kita sudah memasuki abad 21 yaitu abad dengan kemajuan teknologi dan informasi
yang berkembang cepat. Berbagai perbincangan mengenai abad 21 mulai menjadi topik utama.
Pasalnya perubahan abad 21 ini berpengaruh terhadap berbagai kebutuhan hidup dan lebih
lanjut pada kebutuhan peningkatan kualitas diri seseorang. Berbagai perkembangan pada abad

239
ini menuntut perubahan dan peningkatan kualitas. Perubahan tersebut mencakup kemampuan
dan keterampilan hidup (life skills). Hal ini tentu sejalan dengan tuntutan dunia kerja pada masa
mendatang. Dunia kerja abad 21 akan didominasi oleh penggunaan teknologi dan kebutuhan
sumber daya manusia yang berbeda dengan sebelumnya. Bahkan dunia kerja abad 21 dapat
dikatakan mengarah pada standar internasional. Sehingga perubahan masa menuntut perubahan
pula sebagai bentuk penyesuaian.
Tuntutan akan perubahan ini bertujuan untuk menciptakan seseorang yang memiliki
kualitas dan kemampuan dalam menghadapi abad 21 ini. Abad 21 dapat disebut juga sebagai
abad dengan (1) berlimpahnya informasi dan kemudahan dalam mengakses informasi
dimanapun dan kapanpun (2) kemampuan komputasi yang terus berkembang (3) alih fungsi
pekerjaan menjadi lebih otomatis (4) akses komunikasi yang tak terbatas ruang dan waktu
Litbang Kemdikbud tahun 2013 dalam (Wijaya 2016). Tuntutan peningkatan kualitas dan
persaingan dalam abad 21 menjadi poin penting yang perlu diperhatikan. Salah satunya yaitu
tuntutan memiliki kemampuan dan kecakapan dalam keterampilan abad 21. Tuntutan abad 21
mengarah kepada terbentuknya pribadi yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan
zaman. Penyesuaian diri terhadap kebutuhan zaman sangat dibutuhkan dalam upaya
menghindari ketertinggalan serta mempertahankan eksistensi diri.
Pentingnya untuk memiliki keterampilan abad 21 tertuang di dalam Badan Nasional
Standar Pendidikan tahun 2010. Dalam dokumennya dikatakan bahwa Pendidikan Nasional
Abad 21 bertujuan untuk tercapainya cita-cita bangsa meliputi kehidupan masyarakat sejahtera
dan kedudukan yang sama dan terhormat dengan bangsa lainnya dalam aspek global,
berdasarkan dibentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sosok mandiri, dan
berkeinginan dalam mewujudkan cita-cita bangsanya. Sehingga dapat dikatakan tuntutan
perubahan ini bertujuan dalam mempersiapkan pribadi yang berkualitas dan dapat beradaptasi
dengan perkembangan abad yang ada.
Hal ini sejalan dengan Buchori dalam (Diptoadi 1999) yang mengatakan dalam menghadapi
kehidupan abad 21 diperlukan penguasaan dalam 3 pemahaman, diantaranya yaitu pemahaman
akan kultural (cultural literacy), pemahaman akan ilmu (scientific literacy) serta pemahaman
akan lingkungan (environmental literacy). Literasi lingkungan sudah menjadi pemahaman atau
kemampuan penting yang perlu dikuasai dalam abad 21. Hal ini juga dinyatakan dalam p21
framework for 21st century learning yang menjadikan literasi lingkungan sebagai salah satu
tema dalam pembelajaran abad 21. Literasi lingkungan terdiri atas 5 komponen antara lain yaitu;
perilaku, pengetahuan, keterlibatan, sikap dan kesadaran terhadap lingkungan. Kesadaran
lingkungan menjadi salah satu komponen yang terdapat dalam literasi lingkungan (Amran,
2019; Negev, et al, 2008).
Kesadaran lingkungan seseorang dikatakan bersumber pada pengetahuan lingkungan yang
dimilikinya. Seseorang yang memiliki literasi lingkungan yang baik dinilai memiliki kesadaran
lingkungan yang baik pula. Hal ini penting untuk dimiliki pada abad ini selain sebagai tuntutan
kemajuan dan perubahan paradigma. Tetapi juga dalam pemecahan masalah yang ada serta
menanamkan sikap disiplin dan bijak terhadap lingkungan. Dalam penerapannya baik literasi
lingkungan maupun kesadaran lingkungan tentu menghadapi tantangan. Namun kedua
kemampuan ini juga memiliki potensi yang besar dalam penerapannya di abad 21. Tujuan dari
penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji potensi serta tantangan literasi lingkungan dan
kesadaran lingkungan dalam pendidikan abad 21.

PEMBAHASAN
Pendidikan Abad 21
Perkembangan dunia di abad 21 mengalami perubahan begitu pesat. Perubahan ini
menggerus kebiasaan lama di abad sebelumnya. Sehingga banyak tuntutan yang perlu dikuasai
dalam menghadapi era baru ini. Penguasaan keterampilan abad 21 menjadi keharusan untuk

240
dimiliki dalam upaya menghadapi tantangan dan tuntutan di abad 21 (Redhana, 2019). Berbeda
dengan abad sebelumnya, di abad 21 ini perkembangan teknologi dan informasi sudah begitu
maju. Sehingga terdapat perbedaan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bidang pekerjaan,
pendidikan dan kehidupan bermasyarakat. Perkembangan pada bidang teknologi juga mulai
menggantikan peran manusia secara nyata (Wijaya, 2016).
Menurut Triling (2009) di abad 21 terjadi berbagai perubahan yakni: (1) kemudahan akses
teknologi dan transportasi menjadikan dunia semakin kecil; (2) perubahan dalam bidang
pekerjaan dan penghasilan karena adanya pertumbuhan ekonomi global; (3) layanan media
informasi dan telekomunikasi yang semakin mudah diakses; (4) perubahan dalam pemanfaatan
pengelolaan sumber daya alam; (5) perubahan dalam kerjasama pengelolaan lingkungan,
berdasarkan kondisi nyata lingkungan; (6) adanya peningkatan sistem keamanan dalam hal
keamanan serta privasi; dan (7) peningkatan kebutuhan dalam bidang ekonomi terlebih dalam
persaingan dunia
Sejalan dengan hal itu, maka penting untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan sesuai
dengan kebutuhan zaman. Di abad 21 ini teknologi berkembang dengan pesatnya, sehingga abad
21 dikenal sebagai abad dengan pesatnya kemajuan teknologi. Selain pesatnya kemajuan
teknologi, abad 21 juga dikenal sebagai masa pengetahuan (knowledge age). Di abad ini upaya
pemenuhan kebutuhan hidup dalam berbagai aspek lebih berbasis pengetahuan. Diantaranya
upaya pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan berbasis pengetahuan (knowledge based
education), pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economic),
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based social
empowering), dan pengembangan dalam bidang industry berbasis pengetahuan (knowledge
based industry) (Mukhadis, 2013). Hal ini menunjukkan perubahan dalam bidang pemenuhan
kebutuhan hidup yang berbasis pengetahuan, maka tentu berbeda pula kemampuan dan kualitas
yang dibutuhkan.
Wagner dalam Zubaidah (2016) mengidentifikasi keterampilan dan kompetensi yang
diperlukan siswa dalam menghadapi dunia kerja serta kehidupan di abad 21. Keterampilan
tersebut terdiri dari: (1) kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis; (2) Kerjasama dan
sikap kepemimpinan; (3) kecekatan dan kemampuan adaptasi dengan situasi dan kondisi yang
sedang terjadi; (4) memiliki daya usaha dan jiwa kewirausahaan; (5) komunikatif baik secara
lisan maupun tulisan; (6) memiliki keterampilan akses informasi serta; (7) memiliki rasa
keingintahuan yang besar

Potensi Literasi Lingkungan dan Kesadaran Lingkungan di Abad 21


Memasuki abad 21 saat ini istilah literasi sudah mulai digaungkan. Literasi sudah bukan
mengenai kemampuan membaca dan menulis saja tapi memiliki konteks yang lebih luas.
Literasi adalah kemampuan dan pengetahuan yang perlu dimiliki setiap orang dalam
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kebutuhan zaman (Nugraha, 2020). Kemampuan
literasi penting untuk dimiliki siswa dalam menghadapi abad 21. Sebab kemampuan ini akan
menunjang keberhasilan dalam pembelajaran di sekolah. Tidak hanya itu literasi juga
berpengaruh terhadap kesuksesan serta peningkatan kualitas sumber daya mereka dalam
menghadapi kehidupan di abad yang penuh tantangan ini (Rahmah, dkk, 2019).
Literasi saat ini terdiri atas berbagai jenis, salah satunya yaitu literasi lingkungan.
Kusumaningrum (2018) mendefinisikan literasi lingkungan sebagai sikap sadar menjaga
keseimbangan lingkungan serta turut menghadapi isu lingkungan. Pengertian literasi lingkungan
menurut Minnesota Office of Environmental Assistance dalam Rahmah dkk (2019) yaitu
pemahaman seseorang mengenai aspek yang mendukung lingkungan, prinsip lingkungan, serta
sikap menjaga kondisi lingkungan yang diterapkan dalam aktivitas sehari-hari
Literasi lingkungan juga bermakna sebagai pemahaman terhadap lingkungan serta
kesadaran untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan. Melalui pemahaman tersebut

241
diharapkan dapat diaplikasikan dalam bentuk nyata berupa partisipasi dalam mengatasi
permasalahan lingkungan baik secara pribadi maupun secara berkelompok. Sehingga lebih
lanjut literasi lingkungan akan membangun kesadaran akan pentingnya kontribusi dalam
pemecahan masalah lingkungan yang ada.
Pentingnya literasi lingkungan telah dimuat dalam P21 framework sebagai tema dalam
pendidikan abad 21. Hal ini menunjukkan bahwa literasi lingkungan memiliki potensi besar
dalam kaitannya dengan kebutuhan abad 21. Melalui literasi lingkungan kita dapat menanamkan
kesadaran dan membentuk pribadi yang cinta lingkungan. Selain itu dengan dimilikinya literasi
lingkungan berpotensi besar dalam mengubah tatanan dan pola pikir terhadap lingkungan dan
sebagai upaya pemecahan masalah lingkungan yang ada. Hal ini sejalan dengan kondisi
lingkungan saat ini yang mengalami degradasi atau penurunan kualitas. Berbagai aktivitas
terhadap lingkungan tidak memperhatikan etika terhadap lingkungan yang menyebabkan
berbagai kerusakan lingkungan.
Berbagai aktivitas yang berdampak buruk terhadap lingkungan ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan mengenai lingkungan, kesadaran pentingnya lingkungan, serta tidak
adanya pemikiran tindak lanjut kondisi lingkungan. Melihat hal ini maka literasi lingkungan
dinilai penting untuk dikuasai. Selain literasi lingkungan, dalam upaya menghadapi tunututan
abad 21 serta menjaga kualitas lingkungan dibutuhkan pula kesadaran lingkungan
(environmental awareness). Dalam mengembangkan kesadaran lingkungan perlu dilakukan
bahkan sejak dini.
Istilah kesadaran lingkungan dimaknai sebagai sikap dan keterampilan dalam pemecahan
masalah lingkungan berdasarkan pengetahuan mengenai lingkungan yang dimiliki. Kesadaran
lingkungan akan membangun sikap tanggung jawab terhadap lingkungan (Sengupta, 2010).
Kesadaran lingkungan juga didefinisikan sebagai rasa ingin tahu yang dalam mengenai
lingkungan serta kesadaran yang tercermin dalam setiap tindakan Neolaka dalam (Munawar,
2019). Dengan adanya kesadaran lingkungan yang dimiliki seseorang diharapkan dapat
membangun sikap positif dalam setiap tindakan dan interaksinya dengan lingkungan.
Menurut Environmental Awareness Ability Measure (EAAM) dalam (Munawar, 2019)
kesadaran lingkungan memiliki 5 dimensi diantaranya yaitu; (1) penyebab polusi; (2) konservasi
udara, tanah, air, dan hutan; (3) konservasi terhadap energi; (4) konservasi terhadap kesehatan
manusia; dan yang terakhir (5) konservasi peternakan dan kehidupan di alam liar.
Kesadaran lingkungan seseorang dapat dilihat berdasarkan indikator berikut: Indikator
kesadaran lingkungan meliputi: (1) kesadaran mengenai masalah lingkungan: meliputi ukuran
informasi mengenai permasalahan lingkungan yang dimiliki (2) pandangan terhadap
permasalahan lingkungan: ukuran tingkat kepedulian berkaitan dengan isu lingkungan yang ada
(3) Optimisme Lingkungan: meliputi ukuran keyakinan akan tindakan dalam meningkatkan
kualitas lingkungan OECD dalam (Amran et al, 2019)
Kesadaran lingkungan memiliki peranan penting dalam membangun aspek kesadaran
terhadap lingkungan dan tindakan nyata dalam memperhatikan permasalahan lingkungan serta
bertindak tepat dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Selain berpotensi membangun
tindakan nyata peduli lingkungan, kesadaran lingkungan juga berpotensi dalam menjaga
keberlanjutan kehidupan selanjutnya (Dasrita, 2015). Jadi baik literasi lingkungan maupun
kesadaran lingkungan berpotensi dalam membangun pribadi yang peduli akan lingkungan serta
meningkatkan kualitas seseorang dalam aspek lingkungan. Lebih lanjut kemampuan ini menjadi
peluang dalam mengubah pola pikir masyarakat sehingga memiliki kesadaran pribadi dalam
menjaga lingkungan. Sehingga kedepannya tingkat kerusakan lingkungan oleh manusia dapat
berkurang.

242
Tantangan Literasi Lingkungan dan Kesadaran Lingkungan di Abad 21
Perkembangan dunia abad 21 saat ini diwarnai dengan urgensi permasalahan lingkungan.
Semakin maraknya berbagai kegiatan atau aktivitas masyarakat yang tidak memperhatikan
dampak terhadap lingkungan. Akibatnya lingkungan hidup kita saat ini mengalami degradasi/
penurunan kualitas. Tidak hanya itu, nilai literasi lingkungan dan kesadaran lingkungan siswa
masih dinyatakan kurang. Dalam penelitian Nasution (2016); Rohweder (2014) diperoleh nilai
literasi lingkungan siswa dalam kategori rendah. Literasi lingkungan yang masih dalam kategori
rendah salah satunya dipengaruhi oleh rasa ingin tahu dalam mempelajari dan menganalisis
permasalahan lingkungan yang masih kurang. Selanjutnya kesadaran lingkungan siswa juga
masih dalam level rendah. Hal ini tentu sekaligus menjadi tantangan bagi literasi lingkungan
dan kesadaran lingkungan dalam mengubah pola pikir dan sikap terhadap lingkungan (Jati,
2007).
Menurut Schaffirin dalam (Armanda, 2019) seseorang yang memiliki kepedulian terhadap
lingkungan dapat dilihat berdasarkan 3 kriteria, antara lain yaitu: (1) mengganggap bahwa
masalah lingkungan yang ada sebagai permasalahan yang serius dan membutuhkan solusi dalam
penyelesaiannya; (2) mendukung setiap kebijakan atau ketetapan lingkungan; (3) menunjukkan
sikap ikut serta dalam penyelesaian dan dalam upaya mengurangi kerusakan lingkungan yang
ada. Berbagai kriteria di atas, jika seseorang memiliki kiriteria tersebut maka dipastikan bahwa
sesorang tersebut memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan, serta akan selalu berupaya
dalam menjaga lingkungan. karena seseorang yang memiliki rasa peduli serta cinta lingkungan
sangat memahami pentingnya nilai lingkungan bagi kehidupan kita.
Kesadaran lingkungan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya yaitu: faktor
ketidaktahuan, faktor kemiskinan, faktor kemanusiaan, dan faktor gaya hidup seseorang
Neolaka dalam (Munawar, 2019). Rendahnya literasi lingkungan dan kesadaran lingkungan
perlu mendapatkan perhatian penuh karena kedua kemampuan ini akan berdampak langsung
terhadap pola pikir dan sikap seseorang terhadap lingkungannya. Untuk dapat menciptakan
kesadaran lingkungan dibutuhkan adanya pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan.
Pengetahuan serta pemahaman ini dapat diperoleh melalui pemahaman pribadi serta melalui
pembelajaran yang ada di sekolah berdasarkan program pendidikan lingkungan hidup yang
dicanangkan oleh pemerintah.
Selain itu pemahaman mengenai lingkungan juga dapat diperoleh melalui media internet.
Seperti yang kita ketahui perkembangan zaman saat ini diiringi dengan pesatnya perkembangan
dalam bidang teknologi. Setiap orang dapat mendapatkan banyak informasi mengenai
lingkungan, permasalahan lingkungan saat ini, serta mencari upaya yang memungkinkan
mengatasi masalah tersebut. Pengetahuan mengenai lingkungan ini diharapkan dapat
membangun sikap peduli terhadap lingkungan. Berdasarkan konvensi UNESCO pada Tahun
1997 diperoleh definisi Pendidikan Lingkungan Hidup yakni sebagai suatu proses yang
mengarah pada pembentukan masyarakat dalam lingkup dunia yang mempunyai sikap peduli
terhadap permasalahan lingkungan dan kepedulian akan lingkungan serta ikut mencari solusi
permasalahan lingkungan berdasarkan pengetahuan serta keterampilan dalam memecahkan
masalah baik secara pribadi maupun perorangan terhadap permasalahan lingkungan (Desfandi,
2015)
Dalam pelaksanaan pembelajaran melalui Pendidikan Lingkungan Hidup diharapkan
berfokus pada nilai dan konsep hubungan manusia dan lingkungan serta peran manusia dalam
lingkungan.berdasarkan hal ini diharapkan akan membentuk pribadi yang mampu menghargai
lingkungan dan memahami bagaimana bersikap dengan lingkungannya. Tidak hanya itu,
pengetahuan yang diperoleh melalui Program Pendidikan Lingkungan Hidup diharpkan mampu
meningkatkan kesadaran akan pentingnya berperan dalam menjaga kualitas lingkungan.
Sehingga melalui program pemerintah yakni Program Pendidikan Lingkungan Hidup menjadi
sarana untuk meningkatkan kemampuan literasi dan kesadaran lingkungan. Sejak kurikulum

243
2006 (KTSP) pendidikan lingkungan tidak hanya terintegrasi dalam mata pelajaran, akan tetapi
juga dapat menjadi pelajaran tersendiri melalui muatan lokal. Selanjutnya pemerintah juga
mengembangkan program Adiwiyata pada tahun 2006 sebagai program sekolah peduli
lingkungan. Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup sejak awal dibentuk hingga tahun
2013 tercatat sebanyak 4.132 sekolah dari 33 propinsi telah mengikuti program Adiwiyata.
Program Adiwiyata dikatakan mampu membangun siswa yang melek lingkungan (Azhar,
2015).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan dunia abad
21 dengan segala kemajuan pada berbagai bidang menuntut akan perubahan dan peningkatan
kualitas diri. Literasi lingkungan dan kesadaran lingkungan menjadi kemampuan yang perlu
untuk dikembangkan di era ini. Karena baik literasi lingkungan maupun kesadaran lingkungan
memiliki potensi dalam mengembangkan pemahaman akan lingkungan, peka terhadap isu
lingkungan serta memiliki kesadaran dalam berkontribusi menjaga lingkungan. Tidak hanya itu
dengan dimilikinya pemahaman dan kesadaran akan lingkungan, maka selanjutnya terarah pada
pemecahan masalah lingkungan.
Dalam penerapan literasi lingkungan dan kesadaran lingkungan tentu tidak dapat terlepas
dari sebuah tantangan. Berbagai tantangan tersebut yakni sikap acuh dan ketidakpedulian
masyaraakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Ketidakpedulian ini terlihat dari berbagai
aktivitas dan interaksinya dengan alam. Selaras dengan hal ini kemampuan literasi lingkungan
siswa serta kesadarannya akan lingkungan masih dinyatakan kurang. Langkah selanjutnya ialah
melalui Program Pendidikan Lingkungan Hidup. Program ini meliputi pendidikan lingkungan
yang terintegrasi melalui mata pelajaran atau muatan lokal serta melalui program adiwiyata.

DAFTAR RUJUKAN
Amran, A., et al. 2019. Assessing Student 21st Century Attitude and Environmental Awareness:
Promoting Education for Sustainable Development Through Science Education.
Journal of Physics: Conferences series. Vol 1157 (2).
Armanda, F., & Saputri, W. 2019. Analisis Sikap Peduli Lingkungan dan Minat Berwirausaha
Mahasiswa pada Perkuliahan Pengetahuan Lingkungan. Bioilmi: Jurnal Pendidikan.
Vol. 5 (1): 54-58
Azhar, M. Djahir Basyir, Alfitri. 2015. Hubungan Pengetahuan dan Etika Lingkungan dengan
Sikap dan Perilaku Menjaga Kelestarian Lingkungan. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol.
13. No 1: 36-4.
Badan Nasional Standar Pendidikan. (2010). Paradigma pendidikan nasional abad XXI. Badan
Standar Nasional Pendidikan Versi 1.0. Diakses pada 9 September 2020.
http://www.bsnpindonesia.org/id/wpcontent/Laporan BNSP2010.pdf.
Dasrita, dkk. 2015. Kesadaran Lingkungan Siswa Sekolah Adiwiyata. Jurnal Dinamika
Lingkungan Indonesia. Vol 2 (1): 61-64.
Desfandi, M. 2015. Mewujudkan Masyarakat Berkarakter Peduli Lingkungan Melalui Program
Adiwiyata. Sosio didaktika: Social Science Education Journal. Vol 2 (1): 31-37
Diptoadi, Veronika, L. 1999. Reformasi Pendidikan di Indonesia menghadapi Tantangan Abad
21. Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol 6 (3).
Jati, Wijaya. 2007. Peningkatan Kesadaran Lingkungan Siswa terhadap Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Berita dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas. Tesis.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kusumaningrum, D. 2018. Literasi Lingkungan dalam Kurikulum 2013 dan Pembelajaran IPA
di SD. Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE). Vol 1 (2): 57-64.

244
Mukhadis, Amat. 2013. Sosok Manusia Indonesia Unggul dan Berkarakter dalam Bidang
Teknologi Sebagai Tuntutan Hidup di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Karakter.
Vol 2 (2): Hal 115-136.
Munawar, S., Heryanti, E., dan Miarsyah, M. 2019. Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup
dengan Kesadaran Lingkungan pada Siswa Sekolah Adiwiyata. LENSA (Lentera
Sains): Jurnal Pendidikan IPA. Vol 9 (1): 22-29.
Nasution, R. 2016. Analisis Kemampuan Literasi Lingkungan Siswa SMA Kelas X di Samboja
dalam Pembelajaran Biologi. In Proceeding Biology Education Conference. Vol 13
(1): 352-358.
Negev, M, et al. 2008. Evaluating the environmental literacy of Israel elementary and high
school students. The journal of environmental education. Vol. 39. (2): 3-20.
Nugraha, D., & Octavianah, D. 2020. Diskursus Literasi Abad 21 di Indonesia. Jurnal
Pendidikan Edutama. Vol. 7 (1): 107-126
Partnership for 21st Century Skill (P21). 2009. Framework for 21st Century Learning. Diakses
pada 8 September 2020. http://www.p21.org/our-work/p21-framework.
Rahmah, Siti, dkk. 2019. Analisis Buku Ajar IPA Kelas VII Berdasarkan pada literasi
lingkungan. Journal Pillar of Physics Education Vol 12. No 3 (601-608).
Redhana, Wayan I. 2019. Menggembangkan Keterampilan Abad 21 dalan Pembelajaran Kimia.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol 13, No. 1.
Rohweder, L. 2004. Integrating Enviromental Education Into Business Schools’ Educational
Plans in Finland. GeoJurnal (Vol 60).
Sengupta, M, Das, J dan Maji Kumar, P. 2010. Environmental Awareness and Environment
Related Behaviour of Twelfth Grade Students in Kolkata: Effects of Stream and
Gender. Jurnal Anwesa, Vol. 5: 1 – 8.
Triling, B. dan Fadel, C. 2009. 21st Century Skills Learning For Life In Our Times. USA: HB
Printing
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., Nyoto, A. 2016. Transformasi Pendidikan Abad 21 sebagai
tuntutan pengembangan sumber daya manusia di era global. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Matematika. Vol. 1. No. 26: 263-278
Zubaidah, S. 2016. Keterampilan Abad ke-21: Keterampilan yang diajarkan melalui
Pembelajaran. Seminar Nasional Pendidikan dengan Tema “Isu-isu strategis
pembelajaran MIPA Abad. Vol. 21 (10): 1-7

245

View publication stats

You might also like