You are on page 1of 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/353016105

PENTINGNYA LITERASI LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

Conference Paper · March 2021

CITATION READS
1 3,547

3 authors, including:

Afandi Afandi Reni Marlina


Tanjungpura University universitasTanjungpura
122 PUBLICATIONS 407 CITATIONS 48 PUBLICATIONS 72 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Afandi Afandi on 06 July 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENTINGNYA LITERASI LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

Mustika Sari1, Afandi2, Reni Marlina3


1,2,3
Universitas Tanjungpura
Email: afandi@fkip.untan.ac.id

Abstract

In 21st century learning, students must master 21st century themes, one of which is environmental
literacy. Environmental literacy is an individual's knowledge, understanding of the aspects that build the
environment, the principles that occur in the ground, and maintaining the quality of the environment
applied in everyday life. With the ability of environmental literacy, these students can master the skills
that students must have in the 21st century. Environmental literacy skills possessed by students are
expected to solve problems related to the environment. This article examines Indonesia's learning
ecological literacy, ecological literacy in 21st century learning, teaching media in environmental literacy,
and environmental literacy research. This article concludes that environmental literacy is an essential
thing in 21st century learning. Various media and education models can be used by educators to help
improve environmental literacy skills.

Abstrak

Pada pembelajaran abad 21 peserta didik dituntut untuk menguasai tema abad 21, salah satunya adalah
literasi lingkungan. Literasi lingkungan adalah pengetahuan dan pemahaman individu terhadap aspek-
aspek yang membangun lingkungan, prinsip-prinsip yang terjadi di lingkungan, dan mampu bertindak
memelihara kualitas lingkungan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya
kemampuan literasi lingkungan, menandakan peserta didik tersebut dapat menguasai keterampilan yang
harus dimiliki siswa pada abad 21. Kemampuan literasi lingkungan yang dimiliki oleh peserta didik
diharapkan dapat memecahkan masalah yang berhubungan dengan lingkungan. Artikel ini mengkaji
tentang pembelajaran literasi lingkungan di Indonesia, literasi lingkungan dalam pembelajaran abad 21,
media pembelajaran dalam literasi lingkungan dan penliaian dalam literasi lingkungan. Kesimpulan dari
artikel ini yaitu literasi lingkungan merupakan suatu hal yang penting dalam pembelajaran abad 21.
Berbagai media dan model pembelajaran dapat digunakan pendidik untuk membantu meningkatkan
kemampuan literasi lingkungan.

Kata Kunci: Literasi Lingkungan, Pembelajaran Abad 21, Kompetensi, Peserta Didik

685
Pelaksanaan Seminar: 24 Oktober 2020 | Penerbitan Prosiding: 15 Maret 2021
FKIP UNTAN Pontianak-Indonesia
PENDAHULUAN
Partnership for 21th Century Skill (P21) mengklasifikasikan keterampilan abad ke-21 yang harus
dimiliki peserta didik sebagai “Keterampilan Belajar dan Inovasi (Learning and Innovation Skills)”,
Keterampilan Hidup dan Karir (Life and Career Skill)”, dan “Keterampilan Media dan Teknologi
Informasi (Information Media and Technology Skills)” (Partnership for 21st Century Learning, 2015).

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad ke-21, salah satu keterampilan
yang harus dikuasi adalah berpikir kritis dan pemecahan masalah. Pembelajaran abad ke-21 tidak hanya
menuntut siswa sekedar mampu menguasai materi pelajaran, akan tetapi cakap dalam menyelesaikan
masalah yang akan dihadapinya nanti. Kompetensi pendidikan abad 21 di Indonesia pada dasarnya sudah
diadaptasi dalam Kurikulum 2013. Selain konsep keterampilan abad 21, kurikulum 2013 juga mengadopsi
dua konsep utama lainnya, yaitu pendekatan saintifik dan penilaian autentik (Wahyudin, Rusman, &
Rahmawati, 2017). Pembelajaran yang menggunakan konsep pendekatan saintifik adalah pembelajaran
yang membuat peserta didik aktif dalam menemukan dan memecahkan masalah, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan serta menganalisis datan menarik kesimpulan
dan mengkimunikasikan konsep yang ditemukan (Machin, 2014).
Untuk membentuk siswa seperti yang diharapkan, maka dalam proses pembelajaran siswa harus
dilibatkan secara aktif dalam memperoleh pengetahuan. Pendidik lebih berperan sebagai fasilitator untuk
memcapai tujuan tersebut. Pendidik juga harus bisa merangsang rasa ingin tahu dan memotivasi siswa
dalam belajar. Selain itu, sebagai seorang pendidik seharusnya dapat menginternalisasikan pemahaman
dan sikap peduli terhadap lingkungan di dalam setiap aktifitas pembelajaran. Langkah ini diharapkan
mampu menyiapkan peserta didik yang memiliki kepedulian lingkungan, karena aktifitas-aktifitas yang
dilakukan di lingkungan sekolah nantinya diharapkan akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan
tersebut diharapkan pula akan menjadi sebuah karakter yang melekat kuat pada setiap peserta didik.
Dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan lingkungan, maka diperlukan literasi
yang tinggi. Dengan adanya literasi lingkungan diharapakan siswa dapat memecahkan masalah yang
berhubungan dengan lingkungan. Menurut Minnesota Office of Environmental Assistance dalam Maknun
(2011) literasi lingkungan adalah pengetahuan dan pemahaman individu terhadap aspek-aspek yang
membangun lingkungan, prinsip-prinsip yang terjadi di lingkungan, dan mampu bertindak memelihara
kualitas lingkungan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian diatas, literasi lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam
pembelajaran abad 21. Namun, tidak sedikit siswa yang masih belum memahami tentang pentingnya
literasi lingkungan. Untuk itu, artikel ini ditulis bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya
kemampuan literasi lingkungan bagi siswa dalam pembelajaran abad 21.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Literasi Lingkungan dalam Pembelajaran Abad 21
Teknologi selalu mengalami perubahan. Peserta didik harus terlatih dalam penggunaan bahasa
untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan global abad ke-21. Manusia yang mengalami perubahan
tata cara kehidupan dari abad sebelumnya merupakan salah satu contoh yang termasuk dalam Abad ke-21
yaitu abad globalisasi atau abad keterbukaan. (Wijaya, Sudjimat, & Nyoto, 2016)
Dalam pembelajaran abad ke-21 peserta didik dituntut untuk memiliki keterampilan yang
kompleks, seperti higher order thinking skills, skills in the world of work, skills in using information,
media and technology (Muhali, 2019). Pendidikan abad 21 bertujuan agar peserta didik lebih responsif
terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Untuk mencapai tujuan tersebut peserta didik harus
didorong untuk menguasai keterampilan-keterampilan abad 21. Berdasarkan hasil penelitian
pengembangan instrumen yang dilakukan oleh (Arsad, Soh, & Osman, 2010) terdapat 4 keterampilan
yang termasuk abad ke-21, yakni: (1) literasi era digital, (2) pemikiran inventif, (3) komunikasi efektif,
dan (4) produktivitas tinggi, serta nilai-nilai spiritual.
Berdasarkan hasil identifikasi Partnership for 21st Century Skills, untuk mendorong
pembelajaran abad ke-21 diperlukan enam elemen kunci, yaitu: (1) inti dari pelajaran, (2) kreatifitas
belajar, (3) penggunaan media abad ke-21 dalam meningkatkan keterampilan belajar, (4) pembelajaran
dalam konteks abad ke-21 (5) mengajar dan mempelajari isi abad ke-21 dan (6) mengukur keterampilan
dengan menggunakan penilaian abad ke-21 (Beers, 2012).

686
Pelaksanaan Seminar: 24 Oktober 2020 | Penerbitan Prosiding: 15 Maret 2021
FKIP UNTAN Pontianak-Indonesia
Selain keterampilan, pengetahuan dan tingkah laku pada abad 21 juga dapat mempengaruhi
penilaian akhir dalam pembelajaran. Ada beberapa mata pelajaran yang termasuk dalam abad 21,
misalnya matematika, ekonomi, kewarganegaraan, dan sebagainya. Selain penguasaan pengetahuan mata
pelajaran tersebut, peserta didik harus diimbingai dengan tingkah laku yang sesuai dengan abad 21. Salah
satu perilaku yang termasuk dalam abad 21 adalah berliterasi lingkungan.
Literasi lingkungan merupakan persepsi dan kompetensi yang diperlukan untuk
mengembangkan pengetahuan dan kosep tentang lingkungan dalam kehidupan sehari-hari
(Fidan & Ay, 2016). Kompetensi yang dimaksud merupakan tingkat pengetahuan, kesadaran,
dan perilaku yang terkait dengan kondisi lingkungan sekitar. Seseorang yang memiliki literasi
lingkungan yang luas diharapkan mampu untuk memecahkan permasalahan lingkungan yang
ada. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa pada abad 21 adalah literasi
lingkungan. Terdapat empat keterampilan yang harus dimiliki pada abad 21, yaitu kreativitas
dan inovasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, dan kolaborasi (Astuti, dkk.
2019). Literasi lingkungan adalah pemahaman dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terhadap
aktivitas manusia terhadap lingkungan maupun sumber daya alam (Derman, Sahin, &
Hacieminoglu, 2016).
Terdapat enam komponen utama yang ada dalam literasi lingkungan menurut Suhirman
(2020) yaitu pengetahuan ekologis, pemasyarakatan, masalah lingkungan, pengetahuan dan
perilaku yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Sejalan dengan komponen-komponen
diatas, Prasetiyo (2017) menjelaskan bahwa selain pengetahuan dan keterampilan tentang
lingkungan, peserta didik juga mampu menerapkan komponen tersebut dalam kehidupan sehati-
hari.

Pembelajaran Berbasis Literasi Lingkungan di Indonesia


Salah satu faktor yang menyebabkan literasi lingkungan siswa rendah adalah kurangnya
minat siswa untuk peduli dan memahami isu-isu yang ada di lingkungan sekitar. Beberapa
peneliti juga telah melakukan penelitian mengenai profil kemampuan literasi lingkungan siswa
dari berbagai daerah. Untuk kategori SMA berdasarkan penelitian oleh Widianingsih, dkk
(2017) Salah satu SMA Negeri di kota Sukoharjo memilki keterampilan literasi lingkungan
yang masih tergolong rendah jika diukur berdasarkan tiga aspek, yaitu pengetahuan, sikap, dan
kepedulian.
Salah satu peran guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai fasilitator. Nasution
(2016) menjelaskan bahwa seorang guru berperan dalam menumbuhkan sikap kepedulian
terhadap lingkungan agar dapat memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan lingkungan.
Ada beberapat alasan yang menyebabkan literasi lingkungan siswa belum maksimal. Menurut
Fidan & Ay (2016) aktivitas yang dilakukan siswa saat pembelajaran belum mengarah pada
keterampilan literasi lingkungan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan literasi lingkungan
belum maksimal, yaitu 1) pembelajaran yang dilakukan belum berbasis lingkungan, 2)
kurangnya literasi lingkungan yang dimiliki oleh guru, 3) kurangnya keterampilan guru dalam
mengajar, 4) kurangnya pemahaman guru untuk mengikuti perubahan (Loubser, Swanepoel, &
Chacko, 2001).
Pembelajaran dalam literasi lingkungan merupakan pembelajaran yang menekankan
kepada tercapainya pendidikan lingkungan pada siswa dari hasil pembelajaran tersebut. Untuk
meningkatkan literasi lingkungan memerlukan pembelajaran yang bersifat membangun serta
dapat berinteraksi langsung antara siswa dan lingkungan (Istikomayanti, Hadi, & Mimien,
2016). Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan literasi
lingkungan diantaranya: Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan
tujuan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam menemukan masalah serta
memecahkan permasalah tersebut (Siddiq, Supriatno, & Saefudin, 2020). Model GI (Group
Investigation) juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa yang dimana
model ini mengutamakan pemecahan masalah yang dilakukan secara langsung. Siswa harus

687
Pelaksanaan Seminar: 24 Oktober 2020 | Penerbitan Prosiding: 15 Maret 2021
FKIP UNTAN Pontianak-Indonesia
terjun langsung ke lapangan untuk mengidentifikasi serta menganalisis permasalahan
lingkungan yang ada.

Media Pembelajaran dalam Literasi Lingkungan


Media merupakan sarana yang dipergunakan untuk proses informasi (Nurseto, 2011).
Media pembelajaran yang digunakan dapat disesuaikan dengan materi yang akan diberikan.
Artinya, dalam literasi lingkungan media harus dibuat dengan tujuan dapat meningkatkan
kemampuan literasi lingkungan siswa. Media-media pembelajaran dikembangkan oleh beberapa
peneliti di Indonesia dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa. Salah satu contohnya
adalah berdasarkan penelitian oleh Hekmah, Wilujeng, & Suryadana (2019) yang
mengembangkan lembar kerja siswa berbasis website terintegrasi potensi lokal lingkungan lahan
gambut untuk siswa SMP. Dari hasil penelitiannya, media ini dianggap layak dan komponen
yang ada di dalam media ini dapat meningkatkan literasi lingkungan siswa. Arslan, Moseley, &
Cigdemoglu (2011) mengemukakan bahwa media e-learning merupakan salah satu media yang
dapat digunakan untuk meningkatkan literasi lingkungan siswa. Salleh & Zakaria (2012)
mengemukakan bahwa penggunaan modul dengan implementasi yang nyata juga dapat
meningkatkan literasi lingkungan siswa.

Penilaian Literasi Lingkungan


Penilaian pada literasi lingkungan bertujuan untuk mengukur keterampilan literasi
lingkungan siswa. Penilaian dari literasi lingungan merujuk kepada komponen-komponen dalam
literasi lingkungan. Penilaian kemudian dikembangkan dalam bentuk soal tes maupun non tes.
Beberapa penelitian telah mencoba mengembangkan penilaian literasi lingkungan. Salah satu
contohnya adalah pengembangan penilaian literasi lingkungan yang dilakukan oleh Hekmah,
Wilujeng, & Suryadana (2019) yang mengembangkan penilaian literasi lingkungan dengan
indikator mengidentifikasi isu lingkungan, meng-analisis kondisi lingkungan dan merancang
penyelesaian. Pengembangan lain dilakukan oleh Farwati, dkk. (2018) yang mengembangkan
peniliaian literasi lingkungan merujuk kepada mengevaluasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap
terhadap lingkungan.

SIMPULAN DAN SARAN


Literasi lingkungan sangat penting bagi siswa dalam pembelajaran abad 21. Dengan
adanya kemampuan literasi lingkungan pada siswa, dapat membantu dalam pencapaian
kompetensi yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran abad 21 ini yaitu, berpikir kritis dan
pemecahan masalah, kreativitas, keterampilan omunikasi, dan emampuan untuk bekerja secara
kolaboratif. Dalam penerapan untuk membangun kemampuan literasi lingkungan siswa,
pendidik dapat menggunakan model dan media pembelajaran yang dapat memberdayakan
kemampuan literasi lingkungan siswa.

688
Pelaksanaan Seminar: 24 Oktober 2020 | Penerbitan Prosiding: 15 Maret 2021
FKIP UNTAN Pontianak-Indonesia
DAFTAR RUJUKAN
Arsad, M., Soh, T., & Osman, K. (2010). The Relationship of 21st Century Skills on Students’ Attitude
and. Procedia Social and Behavioral Sciences, 7(C), 546-554.
Arslan, H. O., Moseley, C., & Cigdemoglu, C. (2011). Taking Attention On Environmental Issues By an
Attractive. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 28, 801-806.
Astuti, A. P., Aziz, A., Sumarti, S. S., & Bharati, D. A. (2019). Preparing 21st Century Teachers:
Implementation of 4C Character's Pre-Service Teacher through Teaching Practice. Journal of
Physics: Conference Series, 1-8.
Derman, A., Sahin, E., & Hacieminoglu, E. (2016). Does Outdoor Education Make any Difference in
Environmental Literacy of Pre-service Classroom Teachers? International Journal Of
Environmental & Science Education, 11(15), 8491-8506.
Farwati, R., Permanasari, A., Firmah, H., & Suhery, T. (2018). Pengembangan dan Validasi Instrumen
Evaluasi. Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia, 5(1), 38-44.
Fidan, K. N., & Ay, T. S. (2016). Acquisition of Operational Environmental Literacy in Social Studies
Course. International Journal Of Environmental & Science Education, 13, 5951-5968.
Fidan, N. K., & Ay, T. S. (2016). Acquisition of Operational Environmental Literacy in Social Studies
Course. International Journal Of Environmental & Science Education, 11(13), 5951-5968.
Hekmah, N., Wilujeng, I., & Suryadana, I. G. (2019). Web-LKS IPA Terintegrasi Lingkungan Untuk
Meningkatkan Literasi Lingkungan Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 5(2), 129-138.
Istikomayanti, Y., Hadi, S., & Mimien, H. I. (2016). Pembelajaran Eksperiensial Group Investigation (GI)
Sebagai Upaya Mengembangkan Kemampuan Literasi Lingkungan Siswa Kelas IV MI. Jurnal
Pendidikan Biologi Indonesia, 2(1).
Loubser, C. P., Swanepoel, C. H., & Chacko, C. P. (2001). Concept formulation for environmental
literacy. South African Journal of Education, 21(4), 317-323.
Machin, A. (2014). Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi pada
Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(1), 28-35.
Maknun, D. (2011). Praktikum Proyek Ekologi Berbasis Kondisi Ekobiologis Lokal Dalam
Meningkatkan Literasi Lingkungan Dan Tindakan Konservasi Mahasiswa. Holistik, 12(2), 1-40.
Muhali. (2019). Pembelajaran Inovatif Abad Ke-21. Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmu, 3(2), 25-50.
Nasution, R. (2016). Analisis Kemampuan Literasi Lingkungan Siswa SMA Kelas X di Samboja dalam
Pembelajaran Biologi. Proceeding Biology Education Conference, 13(1), 352-358.
Nurseto, T. (2011). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 8(1),
19-35.
Prasetiyo. (2017). Pembelajaran Matapelajaran Biologi Materi Lingkungan di Sekolah Menengah Atas
dan Daya Dukungnya Terhadap Literasi Lingkungan Siswa. Jurnal Florea, 4(2), 55-58.
Salleh, S. W., & Zakaria, E. (2012). Module for Learning Integral Calculus With Maple: Lecturers’
Views. 11(3), 234-245.
Siddiq, M. N., Supriatno, B., & Saefudin. (2020). Pengaruh penerapan problem based learning terhadap
literasi lingkungan siswa SMP pada materi pencemaran lingkungan. Assimilation: Indonesian
Journal of Biology Education, 3(1), 18-24.
Suhirman. (2020). Hubungan Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Keterampilan Berpikir Kritis Dan
Literasi Lingkungan Siswa. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, 4(1), 2656-6753.
Wahyudin, D., Rusman, & Rahmawati, Y. (2017). Penguatan Life Skills dalam Implementasi Kurikulum
2013 pada SMA (Sekolah Menengah Atas) di Jawa Barat. Mimbar Pendidikan: Jurnal Indonesia
untuk Kajian Pendidikan., 2(1), 65-80.
Widianingsih, W. M., Karyanto, P., Prayitno, B. A., & Irawati, M. (2017). Pembelajaran Lingkungan
melalui Pengembangan Subjek Spesifik Pedagogi Berbasis Problem Based Learning untuk
Menguatkan Literasi Lingkungan Siswa Siswa Kelas X MIA SMA. Proceeding Biology
Education Conference, 14(1), 441-448.
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A. (2016). Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai Tuntutan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Era Global. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Matematika, 1, 263-278.

689
Pelaksanaan Seminar: 24 Oktober 2020 | Penerbitan Prosiding: 15 Maret 2021
FKIP UNTAN Pontianak-Indonesia
View publication stats

You might also like