You are on page 1of 21

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/365439765

KETERAMPILAN ABAD 21 DAN IMPLEMENTASINYA DI SEKOLAH DASAR

Article · November 2022

CITATIONS READS

0 1,725

1 author:

Agi Hamdani
Universitas Pendidikan Indonesia
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Agi Hamdani on 16 November 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KETERAMPILAN ABAD 21 DAN IMPLEMENTASINYA
DI SEKOLAH DASAR

Agi Hamdani
NIM : 2208432
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
nughejr@gmail.com

Abstrak

Keterampilan abad 21 diperlukan untuk menghadapi segala tantangan yang ada di


masyarakat global abad ke-21. Keterampilan abad 21 lebih ditekankan kepada
kecakapan di bidang pekerjaan (Life and Career Skill, kecakapan di dalam
pembelajaran yang inovatif (Learning and Innovation Skills), dan kecakapan di
bidang teknologi informasi (Information, Media, and Technology Skills).
Kecakapan di bidang pekerjaan meliputi fleksibilitas dan adaptibilas, inisiatif dan
pengaturan diri, interaksi sosial dan budaya, produktifitas dan akuntabilitas, serta
kepemimpinan dan tanggungjawab. Kecakapan di bidang pembelajaran dan
berinovasi meliputi kemampuan berfikir kritis dan memecahkan masalah,
kemampuan komunikasi, kemampuan kolaborasi, dan kemampuan kratifitas dan
berinovasi. Adapun keterampilan yang ketiga adalah kamampuan dalam bidang
teknologi, media dan informasi yang terdiri dari literasi informasi, literasi media
dan literasi TIK. Keterampilan abad 21 sangat erat kaitannya dengan dunia
pendidikan salah satunya di tingkat sekolah dasar. Implemntasi keterampilan abad
21 di sekolah dasar tercermin dalam pengintegrasian kurikulum dimana nantinya
diharapkan anak muda di Indonesia cukup kompeten di masa yang akan datang,
memiliki kesadaran dan apesiasi terhadap masalah sosial budaya dan lingkungan,
dan meningkatkan kinerja siswa pada kemampuan life skill dan literasi. Selain itu
upaya yang dilakukan adalah dengan menumbuhakan karakter siswa untuk dapat
berfikir kritis, keratif, mampu berkomunikasi, dan berkolaborasi yang nantinya
mampu bersaing di abad 21. Upaya lainnya yaitu dengan menyediakan layanan-
layanan belajar gratis berbasis digital yang dikelola oleh pemerintah ataupun oleh
pihak lainnya yang peduli terhadap pendidikan di Indonesia.

Kata Kunci : Keterampilan Abad 21, 4C, Literasi Informasi, Literasi Media,
Literasi TIK
KETERAMPILAN ABAD 21 DAN IMPLEMENTASINYA
DI SEKOLAH DASAR

A. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi saat ini
berjalan dengan begitu pesat. Informasi dapat diperoleh dengan sangat mudah dan
dapat di akses di mana saja. Teknologi pun kian hari kian berkembang dengan pesat.
Modernisasi dan digitalisasi di berbagai sektor menandai era baru di jaman yang
semakin hari semakin canggih. Era tersebut popular dengan perkembangan abad 21
dengan revolusi industry 4.0 sebagai penandanya.
Sebagai bangsa yang terbuka akan perubahan, tentunya bangsa Indonesia
harus mampu beradaptasi terhadap perubahan zaman. Perkembangan terutama di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi harus dapat dimanfaatkan sebagai ajang
untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang mampu bersaing baik di level
nasional maupun global. Kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan
tentunya berdampak besar sehingga nantinya bangsa Indonesia tidak menjadi
bangsa yang tertinggal dan mampu berbicara banyak di dunia internasional. Adapun
keterampilan yang diperlukan masyarakan untuk dapat beradaptasi dengan
perkembangan di abad 21 berupa keterampilan hidup (life skills), keterampilan
belajar (learning skills), dan keterampilan literasi (literacy skills).
Seiring dengan semakin cepatnya perkembangan di bidang teknologi,
informasi dan komunikasi, berdampak pada dunia pendidikan diantaranya adalah
sekolah. Sebagai salah satu sektor yang berperan dalam menciptakan manusia yang
diharapkan memiliki keterampilan dan siap bersaing di era globalisasi seperti saat
sekarang ini, setiap sekolah dituntut untuk dapat beradaptasi di tengah terpaan arus
perkembangan jaman yang begitu pesat. Sekolah sebisa mungkin dapat
memfasilitasi dan memberikan bekal yang cukup terutama kepada para siswanya
agar mampu bersaing dan juga beradaptasi dengan memberikan bekal berupa
pengetahuan dan juga life skill yang cocok di terapkan berupa keterampilan abad
21.
Sekolah Dasar merupakan bagian dari dunia pendidikan yang merupakan
pondasi awal untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu
besaing di abad 21. Pada tingkatan ini siswa harus sudah mulai dikenalkan dengan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan dan sesuai dengan karakteristik
pembelajaran dan keterampilan di era ini. Keterampilan- keterampilan tersebut
berupa keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan
pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi
(communication), dan berkolaborasi (collaboration) atau yang biasa disebut dengan
4C. Selain itu siswa juga perlu dibekali dengan keterampilan berupa literacy skill,
agar nantinya siswa mampu dan melek terhadap informasi, media, dan teknologi.
Pada kurikulum 2013 maupun kurikulum merdeka terdapat point-point yang
menitik beratkan pada kemampuan yang harus di miliki siswa. Point tersebut
berupa kemampuan dari segi sikap sosial, spiritual, pengetahuan dan juga
keterampilan. Untuk mencapai semua itu tentunya diperlukan keterlibatan semua
pihak terutama pihak sekolah dalam menyiapkan siswanya agar mampu menguasai
keterampilan tersebut yang nantinya diperlukan untuk mengarungi hidup di abad
21 ini.
Menilik pembahasan di atas maka sudah selayaknya bagi para pendidik untuk
dapat mengembangkan keterampilan siswa baik soft skill maupun hard skill di
dalam pembelajaran di sekolah. Pendidik harus menyiapkan segala perangkat
seperti Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media
pembelajaran, model atau strategi pembelajaran yang di integrasikan dengan
kecakapan dan kebutuhan pembelajaran di abad 21. Dengan mengembangkan
Kemampuan dan keterampilan ini diharapkan nantinya siswa mampu terjun ke
dunia pekerjaan dan siap berkompetisi dengan memiliki kompetensi yang baik.
Selain itu dengan memiliki kecakapan dan keterampilan abad 21 diharapkan
nantinya mereka mampu menangkap berbagai peluang dan tantangan yang akan
dihadapinya di era kemajuan teknologi dan informasi. Sebagaimana diungkapkan
oleh beberapa pakar bahwa pentingnya penguasaan berbagai keterampilan di abad
21 ini dapat dijadikan sebagai sarana kesuksesan di abad dimana dunia berkembang
dengan cepat dan dinamis.
Kemampuan siswa berkomunikasi, berbagi, berinovasi dan menggunakan
teknologi serta informasi untuk memecahkan masalah kompleks merupakan
berberapa indikator keberhasilan dalam menguasai keterampilan di abad ke 21.
Kemampuan ini sangatlah penting untuk menyongsong perubahan dalam
menanggapi tuntutan baru dan pengetahuan baru. Ketidakmampuan siswa dalam
mengungkapkan keinginan, ide dan juga perasaaan dalam mengaktualisasikan
dirinya dapat menjadikan masalah yang dihadapi semakin besar. Sehingga disini
peran pendidik sangatlah penting untuk mendorong siswa memiliki semua
keterampilan dan kemampuan itu sedini mungkin.

B. Keterampilan Abad 21 dalam Pendidikan, dan Kemasyarakatan


Abad 21 merupakan abad pengetahuan dimana sumber informasi dapat
dengan mudah tersebar dan teknologi berkembang semakin pesat. Karakteristik
abad 21 ditandai dengan semakin bertautnya dunia ilmu pengetahuan sehingga
menciptakan sinergitas antar cabang ilmu pengetahuan semakin cepat. Karim &
Daryanto (2017:2) mengungkapkan bahwa perkembangan dunia abad 21 ditandai
dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam segala kehidupan.
Dengan semakin majunya teknologi tersebut dapat menghubungkan dunia yang
mana menjadikan batas geografis suatu negara menjadi sangat tipis dan bahkan
tanpa batas.
Dalam kaitannya dengan proses adaptasi terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan teknologi di era abad 21 tentunya diperlukan kecakapan khusus.
kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan di bidang teknologi dan
informasi, kecakapan di bidang pekerjaan dan kecakapan di dalam pembelajaran
yang inovatif. Kecakapan ini dikenal dengan 21st Century Skills atau lebih familiar
dengan keterampilan abad 21. Dengan menguasai keterampilan-keterampilan di
abad 21 tentunya sangat dibutuhkan sebagai sarana untuk bertahan hidup di era
global yang semakin hari semakin maju, sehingga nantinya mampu bersaing dengan
tantangan hidup yang semakin berat.
Keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi segala tantangan yang ada
di masyarakat global abad ke-21 merupakan representasi dari pengertian
keterampilan abad 21. Menurut Triling dan Fadel (2009), keterampilan abad 21
diartikan sebagai keterampilan yang dibutuhkan untuk survive dalam menghadapi
kehidupan global yang teramat kompleks, keterampilan ini berimplikasi pada
proses pendidikan yang tidak hanya memfokuskan diri pada kegiatan pembelajaran
konvensional yang bersifat kognitif seperti membaca, berhitung dan menulis, akan
tetapi pendidikan diarahkan pada isu-isu kontemporer seperti kesadaran global,
ekonomi atau keuangan, kesehatan dan kepedulian terhadap lingkungan. Lebih
lanjut Trilling dan Fadel (2009), menjelaskan bahwa keterampilan abad 21 adalah
keterampilan belajar dan berniovasi. Keterampilan ini berkenaan dengan
kemampuan berfikir kreatif dan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan
berkomunikasi, berkolaborasi dan kemampuan untuk berkreativitas dan berinovasi.
Ketiga keterampilan ini, diyakini merupakan keterampilan utama, yang dapat
menjawab berbagai tantangan hidup baik dari dimensi ekonomi, sosial, politik
maupun dimensi pendidikan.
Berdasarkan paparan di atas, Trillling dan Fadel (dalam Karim & Daryanto,
2017 :1) mengungkapkan bahwa keterampilan abad 21 terdiri dari (1) life and
career skills. Bidang ini merupakan keterampilan hidup dan berkarir, meliputi
fleksibilitas, dan adaptabilitas, inisiatif dan mengatur diri sendiri, interaksi sosial
budaya, produktivitas dan akuntabilitas, serta kepemimpinan dan tanggung jawab;
(2) learning and innovation skills. Merupakan keterampilan belajar dan inovasi
meliputi: berpikir dan mengatasi masalah, komunikasi dan kolaborasi, dan
kreativitas dan inovasi; (3) information media and technology skills. Merupakan
keterampilan teknologi dan media informasi meliputi literasi informasi, literasi
media dan literasi ICT. Lebih lanjut ketiga keterampilan di atas terangkum dalam
sebuah skema yang lebih dikenal dengan 21st Century Knowlede Skill Rainbow atau
pelangi keterampilan abad 21. Adapun skema pelangi keterampilan abad 21
sebagaimana yang telah di jelaskan di atas dapat ditunjukan dalam gambar 1
berikut ini.
Gambar 1. Keterampilan dan Pengetahuan Abad 21
Diadaptasi dari 21st Century Skill Education & Competitiveness; a resource and
Policy Guide, 2008; 13 (Trilling & Fadel, 2009; 47)

1. Life and Career Skills


Menurut Trillling dan Fadel (dalam Karim & Daryanto, 2017 :1)
Keterampilan hidup dan berkarir meliputi Flexibility and Adaptability/fleksibilitas
dan adaptabilitas; Initiative and Self-Direction/inisiatif dan pengaturan diri; Social
and Cross Cultural Interaction/interaksi sosial dan budaya; Productivity and
Accountability/produktivitas dan akuntabilitas; dan Leadership and
Responsibility/kepemimpinan dan tanggung jawab .
Di era saat ini, perubahan sangat sering terjadi dan begitu besar.
Kemampuan beradaptasi dan fleksibel merupakan keterampilan yang penting untuk
belajar, bekerja dan hidup berbangsa dan bernegara. Semakin cepatnya perubahan
teknologi memaksa kita untuk beradaptasi dengan cepat pula terhadap cara
berkomunikasi, belajar, bekerja dan hidup. Kemampuan beradaptasi dan fleksibel
dapat dipelajari dengan cara bekerja dalam suatu kelompok untu mengerjakan
projek yang menantang. Ketika saling terlibat dalam proses pemecahan masalah
dan saling menyampaikan pendapat, maka akan terjadi kolaborasi yang intensif .
Hal tersebut akan membimbing untuk beradaptasi dan bersikap fleksibel dalam
kondisi yang baru.
Saat ini yang harus dipersiapkan dalam menyongsong perkembangan abad
21 adalah perlunya mengembangkan lagi kemampuan inisiatif dan pengaturan diri.
Melalui kemampuan tersebut nantinya diharapkan mampu:
a. Manage goals and time, menentukan tujuan dengan kriteria kebehasilan yang
nyata, mulai dari jangka pendek sampai jangka panjang dan mampu
memanfaatkan waktu secara efisien.
b. Work independently, bekerja secara mandiri tanpa perlu harus diawasi.
c. Be self-directed learners, menanamkan dalam diri bahwa belajar sebagi proses
seumur hidup.
Kemampuan untuk bekerja secara efektif dan kreatif dengan anggota tim
dan tanpa memandang perbedaan dalam budaya dan gaya hidup adalah
keterampilan hidup abad ke 21 yang penting. Memahami dan mengakomodasi
perbedaan budaya dan sosial dan menggunakan perbedaan-perbedaan ini untuk
menghasilkan ide-ide dan solusi yang lebih kreatif untuk masalah merupakan hal
penting di abad 21. Melalui keterampilan sosial dan lintas budaya, kita harus
mampu:
a. Interact effectively with others, menghargai orang yang sedang berbicara atau
menyampaikan pendapat.
b. Work effectively in diverse teams, menghormati perbedaan budaya atau latar
belakang dan bersikap terbuka untuk pemikiran dan ide-ide yang berbeda.
Selanjutnya kemampuan yang harus dimiliki di abad 21 adalah kemampuan
memimpin dan bertanggung jawab. Melalui kemampuan ini diharapkan mampu:
a. Guide and lead others, menggunakan kemampuan interpersonal dan
pemecahan masalah untuk mempengaruhi dan membimbing orang lain
mencapai tujuan, dan memberikan teladan yang baik untuk orang lain.
b. Be responsible to others, bertindak secara tanggung jawab atas tugas yang
diberikan.
Kecakapan hidup dan karier yang diuraikan sangat penting untuk bekerja
dan belajar di abad 21sehingga menjadi fokus perhatian untuk menjalani kehidupan
saat ini bahkan untuk kehidupan yang akan datang.
2. Learning and Innovation Skills
Hal pertama yang menjadi fokus dari keterampilan abad 21 adalah
keterampilan dalam hal belajar dan berinovasi (Learning and Innovation Skills).
Menurut US-based Partnership for 21st Century Skills (P21), keterampilan abad 21
terdiri dari keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking Skills), keterampilan
berpikir kreatif (Creative Thinking Skills), keterampilan komunikasi
(Communication skills), dan keterampilan kolaborasi (Collaboration skills).
a. Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)
Menurut Dede Rosyada (2004:109) berfikir kritis (Critical Thinking Skills)
adalah kemampuan untuk berfikir dan lebih tinggi dari sekedar mengetahui,
mamahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis akan tetapi kemampuan
tersebut bisa dilatih dan dikembangkan, kemudian diintegrasikan dalam berbagai
mata pelajaran yang memungkinkan untuk pengembangan berfikir. Sedangkan
menurut (Elaine B. Johnson, 2009:182) berfikir kritis merupakan kemampuan
untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi selain itu juga merupakan
kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan
pendapat orang lain. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
berfikir kritis merupakan proses aktif dimana seseorang memikirkan berbagai hal
secara mendalam, mengajukan pertanyaan untuk diri sendiri untuk menjamin
sejauh mana pemikiran tersebut valid dan benar. Dengan kata lain kemampuan ini
diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan
mempertimbangkan berbagai aspek sehingga diperoleh kesimpulan atau pemikiran
yang lebih baik.
Melalui keterampilan berfikir kritis dan memecahkan masalah, hal yang
nantinya diharapkan adalah mampu:
1) Reason effectively, menggunakan berbagai jenis penalaran (induktif, deduktif,
dsb) yang sesuai dengan situasi;
2) Use systems thinking, menganalisis bagaimana bagian dari suatu keseluruhan
berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan hasil keseluruhan dalam sistem
yang kompleks;
3) Make judgments and decisions, mampu mensintesis dan membuat koneksi
antar informasi dan argumen, menafsirkan informasi dan menarik kesimpulan
berdasarkan analisis terbaik;
4) Solve problems, menyelesaikan permasalahan pada situasi baru baik secara
konvensional maupun inovatif. (Trilling dan Fadel: 2009)
b. Keterampilan Berpikir Kreatif (Creative Thinking Skills)
Keterampilan yang kedua yang merupakan bagian dari keterampilan abad
21 adalah keterampilan berfikir kreatif (Creative Thingking Skills). Menurut
Lawrence dalam Suratno, (2005: 24) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan
ide atau pikiran manusia yang bersifat inovatif, berdaya guna dan dapat dimengerti.
Lain halnya dengan Lawrence, Chaplin dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati,
2010: 16) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan
bentuk baru dalam bidang seni atau dalam persenian, atau dalam memecahkan
masalah-masalah dengan metode-metode baru. Suratno mengemukakan bahwa
kreativitas adalah suatu ativitas yang imajinatif yang memanifestasikan
(perwujudan) kecerdikan dari pikiran yang berdaya guna menghasilkan suatu
produk atau menyelesaikan suatu persoalan dengan cara tersendiri. (Suratno,
2005:24). Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpukan bahwasannya
keterampilan berfikir kreatif merupakan keterampilan individu dalam
menggunakan proses berfikirnya untuk menghasilkan gagasan baru, konstruktif
berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang rasional maupun persepsi,
dan intuisi pribadi.
Manusia kreatif seringkali memiliki kehidupan sosial yang mengasikan dan
selalu mendorongnya untuk berinteraksi dengan orang lain, dengan demikian
mereka terus menerus belajar dan berbuat dengan ide-ide yang baru. Menurut davis
(Handoko: 2017) jika ditinjau dari pengertian dasar tentang kreatifitas dapat
dijabarkan bahwa ciri-ciri orang yang kreatif meliputi tujan dan nilai dan sejumlah
sifat-sifat pribadi yang secara bersama-sama membekali seseorang untuk berfikir
bebas, luwes dan imajinatif. Dengan kata lain inti dari semua konsep kreatifitas
adalah adanya unsur kebaruan dan hasil dari kreatifitas itu sendiri berwujud cara-
cara berfikir dan melakukan sesuatu yang bersifat baru, orisinil dan bebas.
Melalui keterampilan berpikir kreatif (Creative Thinking Skills) seseorang
nantinya diharapkan mampu:
1) Think creatively, membuat ide-ide baru;
2) Work creatively with others, mampu menyampaikan ide-ide baru kepada orang
lain dengan efektif, bersikap terbuka dan melihat kegagalan sebagai peluang
untuk belajar;
3) Implement innovations, bertindak berdasarkan ide-ide kreatif untuk membuat
kontribusi yang nyata dan berguna. (Trilling dan Fadel: 2009)
c. Keterampilan Komunikasi (Communication Skills)
Keterampilan ketiga yang merupakan bagian dari keterampilan abad 21
adalah kemampuan komunikasi (Comunnication Skills). Menurut Harold D.
Laswell (dalam Nurudin, 2017) komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses
yang menjelaskan siapa mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, efeknya
apa. Senada dengan Collin Cherry (dalam Nurudin, 2017) Komunikasi merupakan
penggunaan lambang untuk mencapai kesamaan makna atau berbagai informasi
tentang satu objek atau kejadian. Sedangkan Claude Shannon dan Warren Weaver
(dalam Nurudin 2017) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi
manusia yang saling pengaruh memengaruhi satu sama lainya, baik itu sengaja atau
tidak disengaja. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwasannya komunikasi adalah keterampilan seseorang dalam menyampaikan
atau menerima suatu pesan untuk saling mengubah pandangan dan tingkah laku
yang dilakukan secara lisan maupun tulisan.
Tujuan utama komunikasi adalah untuk mengirimkan pesan atau informasi
yang dapat dimengerti oleh penerima. Namun faktanya tidak semua orang mampu
melakukan komunikasi dengan baik. Setiap orang memiliki keterampilan yang
berbeda, ada yang mampu menyampaikan informasi secara lisan namun tidak baik
secara tulisan ataupun sebaliknya. Agar nantinya tujuan komunikasi dapat tercapai
diperlukan sebuah sikap dan juga keterampilan berkomunikasi secara efektif.
Komunikasi yang efektif dapat terjalin jika menggunakan teknik komunikasi yang
tepat. Berikut ini beberapa teknik dalam berkomunikasi yang baik, diantaranya
adalah:
1) Ide pesan yang disampaikan utuh, tidak memiliki makna ganda dan diucapkan
dengan jelas, tegas, dan tidak berbelit-belit.
2) Komunikator memahami betul lawan bicara.
3) Informasi disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami penerima, dan
disesuaikan dengan kemampuan serta tingkat kognisi penerima informasi.
4) Pembawa pesan harus mengendalikan noise dan mencari umpan balik untuk
meyakinkan bahwa informasi yang disampaikan dapat diterima oleh lawan
bicara.
Komunikasi dapat mengekspersikan pikiran seseorang dengan jelas,
mengartikulasikan pendapat, dan memotivasi orang lain melalui ucapan yang kuat.
Untuk membangun keterampilan berkomunikasi yang efektif, setidaknya seseorang
harus belajar untuk:
1) Berkomunikasi menggunakan media digtal dan lingkungan untuk mendukung
pribadi dan kelompok belajar;
2) Membagikan informasi secara efisien dan efektif menggunakan media digital
dan lingkungan yang tepat;
3) Mengkomunikasikan pikiran dan ide dengan jelas dan efektif untuk audiens
yang berbeda menggunakan berbagai media dan berbagai format. (Berryessa
Union School District Education services. 21st Century Learning and the 4Cs)
Dari pernyataan-pernyatan di atas tentunya hal yang paling diharapkan
adalah melalui keterampilan komunikasi, seseorang harus mampu mengeluarkan
pikiran dan idenya secara efektif menggunakan keterampilan lisan maupun tulisan
dalam berbagai konteks dan mampu berkomunikasi secara efektif di lingkungan
yang beragam.
d. Keterampilan Kolaborasi (Colaboration Skills)
Kolaborasi adalah keterampilan yang bertujuan untuk mengembangkan
kecerdasan kolektif dalam hal membantu, menyarankan, menerima, dan
bernegosiasi melalui interaksi dengan orang lain yang dimediasi oleh teknologi
(Brown, 2015). Kolaborasi jugai di definisikan sebagai kemampuan untuk bekerja
secara fleksibel, efektif, dan adil dengan orang lain untuk menyelesaikan suatu
tugas kolektif (National Education Association, 2010; Partnership for 21st Century
Learning, 2015). Berdasarkan pernyataan di atas, kolaborasi merupakan
keterampilan bekerjasama yang menuntut kemampuan dalam kerja sama kelompok
dan kepemimpinan, beradaptasi dengan berbagai peran dan tanggung jawab,
bekerja secara produktif dengan orang lain, menempatkan empati pada tempatnya,
menghormati perspektif berbeda. Selain itu juga dengan berkolaborasi harus dapat
menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibilitas secara pribadi, pada tempat
belajar dan hubungan masyarakat, menetapkan dan mencapai standard dan tujuan
yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain.
Tujuan kolaborasi adalah memberi kesempatan kepada orang-orang yang
terlibat untuk bekerja bersama sehingga menghasilkan ide-ide dan pada saat yang
sama mendapatkan umpan balik atas ide-ide tersebut (The Innovation and Business
Industry Skills Council of Australia, 2009). Kolaborasi yang baik, akan terbangun
dari sekumpulan orang mandiri yang menyadari bahwa mereka tidak akan mungkin
hidup tanpa bersinergi. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kolaborasi dapat
terjadi ketika dua atau lebih banyak orang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengasah kemampuan
berkolaborasi diantaranya adalah:
1) Memberi dan menerima umpan balik dari rekan-rekan atau anggota tim lainnya
untuk melakukan tugas yang sama.
2) Berbagi peran dan ide-ide yang baik dengan orang lain.
3) Mengakui keterampilan, pengalaman, kreativitas, dan kontribusi orang lain.
4) Mendengarkan dan mengakui perasaan, kekhawatiran, pendapat, dan gagasan
orang lain.
5) Berkembang pada ide-ide seorang rekan atau anggota tim.
6) Menyatakan pendapat pribadi dan bidang pertentangan dengan bijaksana
7) Mendengarkan orang lain dengan sabar dalam situasi konflik
8) Mendefinisikan masalah dengan cara yang tidak mengancam
9) Mendukung keputusan kelompok (Siti Zubaidah : 2017)
3. Information Media and Technology Skills
Keterampilan selanjutnya yang harus dimiliki pada abad 21 adalah
keterampilan di bidang teknologi, media dan informasi. Pada saat ini, dunia telah
memasuki revolusi industry 4.0 yang mana perkembangan teknologi dan informasi
semakin pesat dan canggih. Ketika perkembangan teknologi berlangsung pesat dan
maju, menyebabkan keterampilan yang dimiliki seseorang akan semakin cepat
usang. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi pergeseran yang sangat
signifikan terhadap tenaga kerja manusia yang perlahan mulai tergantikan oleh
peran komputer dan robot. Oleh sebab itu dampak dari revolusi ini mau tidak mau
menuntut manusia untuk terus mengembangkan keterampilan yang dapat
bermanfaat di masa depan.
Orang-orang di abad ke 21 hidup di dalam lingkungan yang dikeliling oleh
teknologi, media dan informasi. Hal ini ditandai dengan berlimpahnya akses
informasi, perubahan yang cepat dalam alat-alat teknologi, dan kemampuan untuk
berkolaborasi dan memberikan kontribusi secara individu di dalam skala yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Agar efektif, setiap orang harus mampu
menunjukan berbagai keterampilan berfikir fungsional dan kritis yang berkaitan
dengan informasi, media dan teknologi.
Menurut (Trilling dan Fadel: 2009) keterampilan yang harus dimilik dalam
hal menguasai media informasi dan teknologi adalah kemampuan literasi
informasi, literasi media, dan literasi TIK. Kemampuan ini sangat penting dan erat
kaitannya dengan perkembangan di era revolusi industry 4.0 yang semakin modern
dan canggih.
a. Literasi Informasi
Menurut Sulistyo Basuki (2018) literasi infromasi adalah kemampuan untuk
berinteraksi secara tepat guna dengan informasi, seperti merumuskan kebutuhan
informasi, memperoleh akses ke informasi yag dibutuhkan serta evaluasi secara
efektif menggunakan informasi serta mendistribusikannya sesuai dengan ketentuan
etika dan hukum. Literasi informasi membantu pembelajaran sepanjang hayat.
Adapun Menurut ALA, literasi informasi adalah serangkaian kemampuan yang
dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan memiliki
kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang
dibutuhkan secara efektif (Sukaesih, 2013). Berdasarkan beberapa definisi diatas,
Literasi informasi dapat di artikan berbeda beda. Namun memiliki kecenderungan
yang sama yaitu yaitu merupakan kemampuan seseorang dalam mendapatkan,
mengelola dan menggunakan informasi secara tepat, selektif dan efektif.
Terkait dengan keterampilan literasi informasi pada peserta didik (Triling
dan Fadel:2009) mengungkapkan bahwa keterampilan literasi informasi mengacu
pada siswa untuk mampu mengakses informasi secara efektif dan efisien,
mengevaluasi informasi yang akan digunakan secara kritis dan kompeten,
menggunakan dan mengelola informasi secara akurat dan efektif untuk mengatasi
masalah.
b. Literasi Media
Menurut Apriadi Tamburaka (2013) literasi media berasal dari bahasa
Inggris yaitu Media Literacy terdiri dari kata yakni media adalah tempat pertukaran
pesan dan literacy yang berarti melek, kemudian dikenal dalam istilah Literasi
Media yang mana melek dapat diartikan pada kemampuan khalayak terhadap media
dan pesan media massa dalam kontek komunikasi massa. Hal senada juga
disampaikan oleh Baran dan Dennis (2010) yang mengatakan bahwa literasi media
sebagai suatu rangkaian kegiatan melek media yaitu gerakan melek media
dirancang untuk meningkatkan kontrol individu terhadap media yang mereka
gunakan untuk mengirim dan menerima pesan. Kemudian dalam hal ini melek
media dipandang sebagai sebuah keterampilan yang bisa berkembang di dalam
sebuah rangkaian dimana kita tidak selalu melek terhadap media dalam semua
situasi, setiap waktu serta terhadap semua media. Berdasarkan beberapa pemaparan
di atas dapat disimpulkan bahwasannya literasi media merupakan kemampuan
untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan
media. Dari definisi itu dipahami bahwa literasi media bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan seseorang dalam menanggapi media secara kritis
terhadap isi media massa serta mengembangkan pemahaman tentang konsep
keberagaman dalam informasi di masyarakat.
Kaitannya dalam pembelajaran yang harus dimiliki peserta didik terkait
dengan literasi media di abad 21 diperlukan cara yang tepat untuk menerapkan
sumber daya media yang tersedia untuk pembelajaran. Media-media yang dapat
dibuat dengan tujuan untuk menciptakan produk komunikasi yang menarik dan
efektif seper video, podcast audio dan situs web.
Menurut Center For Media Literacy (dalam Triling dan Fadel:2009),
keterampilan literasi media memberikan kerangka kerja untuk mengakses,
menganalisis, mengevaluasi, dan membuat pesan dalam berbagai bentuk,
membangun pemahaman tentang peran media dalam masyarakat, serta
mengembangkan esensi keterampilan penyelidikan dan eksplorasi diri.
Dari pemaparan di atas tentunya kemampuan literasi media sangatlah
penting dimilki di abad 21 ini. Secara garis besarnya kemampuan ini sebagai sarana
untuk memahami bagaiman pesan media dikonstruksi, untuk tujuan apa dan
menggunakan alat apa media disampaikan, serta bagaimana karakteristik dan
konvensi media diklasifikasikan. Selain itu dengan kemampuan literasi media
setiap individu diharapkan dapat meneliti bagaimana suatu media ditafsirkan secara
berbeda, bagaimana suatu media dapat mempengaruhi nilai dan sudut pandang
seseorang sehingga mempengaruhi kayakinan dan prilakunya. Secara umum literasi
media ini nantinya dapat memberikan pemahaman mendasar tentang masalah etika/
hukum dalam mengakses dan menggunakan media tersebut secara bijaksana.
c. Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Salah satu konsep yang baru dalam literasi adalah literasi digital atau
lieterasi TIK. Literasi TIK dapat diartikan sebagai kemampuan dalam
menggunakan dan memanfaatkan media baru seperti internet untuk mengakses,
menyebarkan, dan mengkomunikasikan informasi secara efektif. Literasi TIK dapat
diartikan juga sebagai literasi media yang memposisikan manusia yang memiliki
kemampuan untuk memahami, menguasi, dan memanfaatkan konten-konten di
media massa (Syarifuddin, 2014). Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan
dalam sebuah laporan internasional literasi ICT oleh The Educational Testing
Service (ITS) yang menyebutkan bahwa ICT literacy is using digital technology,
communication tools, and/or networks to acces, manage, integrate, evaluate, and
create information in order to function in a knowledge society. Artinya , literasi
TIK merupakan suatu aktivitas dalam menggunakan teknologi digital, peralatan
komunikasi, dan atau jaringan untuk mengakses, mengatur, mengintegrasikan,
mengevaluasi, dan menciptakan informasi yang bermanfaat dalam suatu kumpulan
sosial. Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bawasannya literasi TIK
merupakan kemampuan di dalam menggunakan teknologi informasi sebagai alat
untuk memperoleh informasi secara baik dan legal dalam rangka membangun
masyarakat yang berpengatahuan dan bijak dalam penggunaannya.
Literasi TIK dalam istilah lain erat kaitannya dengan e-literacy. E-literacy
merupakan kemampuan dalam menggunakan perangkat teknologi dan informasi
sebagai sarana untuk menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Seiring dengan
perkembangannya, istilah inipun meluas kedalam beberapa istilah berbeda seperti
literasi teknologi (technology literacy), literasi computer (computer literacy), dan
linterasi internet (internet literacy) (Juditha, 2011).
Pada dunia pendidikan literasi TIK saat ini sudah mulai di implementasikan
kedalamnya. Upaya ini dilakukan sebagai sarana untuk melakukan pembaharuan
dan inovasi di dunia pendidikan dalam menyongsong abad 21. Banyak aplikasi
pendidakan berbasis TIK yang sudah mulai di implemantasikan mulai dari tingkat
sekolah dasar, menengah, hingga level perguruan tinggi. Selain itu, literasi TIK juga
diberlakukan untuk unsur pendidikan lainya seperti guru, tenaga kependidikan,
serta stacholder lainnya yang berkecimpung di dunia pendidikan.
Melalui program literasi TIK diharapkan semua unsur yang ada di lingkup
pendidikan memiliki keterampilan TIK. Keterampilan ini sangan penting dalam
mencari dan menentukan sumber-sumber informasi yang tidak terbatas,
berkomunikasi melalui komputer, dan memanipulasi informasi dengan tujuan
sebagai media untuk mengerjakan tugas, presetasi dan menganalisis data. Lebih
lanjut, TIK juga sangat berperan vital sebagai kebutuhan sosial peserta didik, seperti
berniteraksi dalam media sosial, menikmati hobi, menciptakan ide-ide kreatif, dan
menemukan informasi yang berkaitan dengan pembelajaran (Ahmad et al.: 2016).

C. Implementasi Keterampilan Abad 21 di Sekolah Dasar


Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar
adalah dengan cara merevisi dan merombak kurikulum sekolah. Pada saat ini di
Indonesia sedang gencar di sosialisasikan penggunaan dan pengimplementasian
kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka belajar yang diterapkan secara berjenjang
baik itu di jenjang pendikan dasar, menengah, hingga ke level perguruan tinggi.
Kurikulum merdeka dan kurikulum 2013 ini di terapkan di abad 21 saat
perkembangan teknologi berkembang dengan begitu pesat dan kemudahan dalam
mengakses informasi. Abad 21 merupakan era dimana semua orang berkompetisi
dan bersaing. Hal ini tentunya menuntut siswa untuk memiliki kemampuan belajar
dan berfikir secara cerdas dan selektif dalam memilih informasi yang valid dan
relevan. Oleh sebab itu, melalui implentasi kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan terutama di sekolah dasar
dalam mempersiapkan anak muda di Indonesia yang kompeten di masa yang akan
datang, memiliki kesadaran dan apesiasi terhadap masalah sosial budaya dan
lingkungan, dan meningkatkan kinerja siswa pada kemampuan life skill dan literasi.
Selain melalui pengimplementasian kurikulum, pemerintah juga
mengimplentasikan pembelajaran abad 21 dari penguatan pendidikan karakter di
sekolah dasar. Hal ini diharapkan dapat menumbuhakan karakter siswa untuk dapat
berfikir kritis, keratif, mampu berkomunikasi, dan berkolaborasi yang nantinya
mampu bersaing di abad 21. Kemampuan ini dikenal dengan intilah 4C, yaitu
Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan menyelesaikan
masalah), Creativity and Inovation (kreatif dan inovatif), Communcation Skils
(kemampuan berkomunikasi), dan Ability to Work Collaboratively (kemampuan
untuk bekerjasama) (Kemdikbud : 2017).
Sejalan dengan hal di atas, usaha lainnya yang dilakukan pemerintah dalam
rangka mengadaptasikan pendidikan dengan kemampuan abad 21 adalah dengan
menyediakan layanan-layanan belajar gratis berbasis digital yang dikelola oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan yang
dinamai Rumah Belajar. Selain itu saat ini banyak dijumpai platform-platform
digital yang bekerjasama dengan pemerintah atau yang secara mandiri
memfasilitasi duni pendidikan Indonesia seperti Google dengan produknya berupa
Google Workspace for Education, Bookcreator, Canva for Education, Kahoot,
Quizziz dan lain-lain. Dengan banyaknya media-media yang dapat diakses
berkenaan dengan kebutuhan pendidikan, tentunya dihapkan dapat meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia terutama di sekolah dasar.
D. Kesimpulan
Keterampilan abad 21 adalah keterampilan yang diperlukan untuk
menghadapi segala tantangan yang ada di masyarakat global abad ke-21.
Keterampilan abad 21 lebih ditekankan kepada kecakapan di bidang pekerjaan (Life
and Career Skill, kecakapan di dalam pembelajaran yang inovatif (Learning and
Innovation Skills), dan kecakapan di bidang teknologi informasi (Information,
Media, and Technology Skills). Kecakapan di bidang pekerjaan meliputi
fleksibilitas dan adaptibilas, inisiatif dan pengaturan diri, interaksi sosial dan
budaya, produktifitas dan akuntabilitas, serta kepemimpinan dan tanggungjawab.
Kecakapan di bidang pembelajaran dan berinovasi meliputi kemampuan berfikir
kritis dan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi, kemampuan kolaborasi,
dan kemampuan kratifitas dan berinovasi. Adapun keterampilan yang ketiga adalah
kamampuan dalam bidang teknologi, media dan informasi yang terdiri dari literasi
informasi, literasi media dan literasi TIK.
Keterampilan abad 21 sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan salah
satunya di tingkat sekolah dasar. Implemntasi keterampilan abad 21 di sekolah
dasar tercermin dalam pengintegrasian kurikulum dimana nantinya diharapkan
anak muda di Indonesia cukup kompeten di masa yang akan datang, memiliki
kesadaran dan apesiasi terhadap masalah sosial budaya dan lingkungan, dan
meningkatkan kinerja siswa pada kemampuan life skill dan literasi. Selain itu upaya
yang dilakukan adalah dengan menumbuhakan karakter siswa untuk dapat berfikir
kritis, keratif, mampu berkomunikasi, dan berkolaborasi yang nantinya mampu
bersaing di abad 21. Upaya lainnya yaitu dengan menyediakan layanan-layanan
belajar gratis berbasis digital yang dikelola oleh pemerintah ataupun oleh pihak
lainnya yang peduli terhadap pendidikan di Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN

Ahmad, M., dkk. (2016). The application of 21st Century ICT Literacy Model
Among Teacher Trainees. Turkish Online Journal of Educational
Technology, 15(3), 151–161.

Baran, Stanley J. (2010). Pengantar Komunikasi Massa: Literasi Media dan


Budaya. Jakarta: Salemba Humanika.

Brown, B. (2015). Twenty First Century Skills: A Bermuda College. Twenty First
Century Skill, 58-64.

Daryanto & Karim, S. (2017). Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Dede Rosyada. (2004). Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana.

Elaine B. Johnson. (2009). Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan


Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: MLC.

Handoko, H. (2017). Pembentukan Keterampilan Berpikir Kreatif Pada


Pembelajaran Matematika Model Savi Berbasis Discovery Strategy
Materi Dimensi Tiga KelasX. Eduma : Mathematics Education
Learning and Teaching.

Juditha, C. (2011). Tingkat Literasi Teknologi Informasi Komunikasi pada


Masyarakat Kota Makassar. Jurnal Penelitian Komunikasi, 14(1), 41–52.

National Education Association. (2010). Preparing 21st century students for a


global society: An educators guide to the “Four Cs”. Retrieved
September 16, 2018, from National Education Association:
http://www.nea.org/assets/docs/A-Guide-to-Four-Cs.pdf

Nurudin. (2017). Ilmu Komunikasi: ilmiah dan populer. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.

P21. 2008. 21st Century Skills, Education & Competitiveness. Washington DC,
Partnership for 21st Century Skills.

Sukaesih. (2012). Literasi informasi dalam bidang akademis.. Makalah seminar


Pelatihan instruktur literasi informasi. Tangerang: UPH Karawaci.

Sulistyo-Basuki. (2013). “Literasi Informasi dan Literasi Digital”. Dalam Bunga


Rampai Literasi Informasi. Jakarta: PDII LIPI.

Suratno. (2005). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas


Syarifuddin. (2014). Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal
Penelitian Komunikasi, 17(2), 153–164.

Tamburaka, Apriadi. (2013). Literasi Media .Jakarta: Raja Grafindo.

Trilling, B. and Fadel, C. (2009). 21st Century Skills: Learning for Life in Our
Times. San Francisco, Calif., Jossey-Bass/John Wiley & Sons, Inc.

Zubaidah, Siti. “Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan yang Diajarkan Melalui


Pembelajaran” Jurnal Biologi, No. 2 (2017).

View publication stats

You might also like