You are on page 1of 7

JABB, Vol. 3, No.

1, Juni, 2022 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394


DOI Issue : 10.46306/jabb.v3i1 Doi Artikel : 10.46306/jabb.v3i1.193

PRODUK INOVASI MIE KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAI


UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DESA BABUL MAKMUR,
KECAMATAN SIMEULUE BARAT, KABUPATEN SIMEULUE
Yulia Novita1, Teuku Athaillah2*, Hasanuddin Husin3, Mahmudin Marbun4,
Zulyaden5
12
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar
3
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar
4
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Teuku Umar
5
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Teuku Umar
*Email: athaillah.teuku@utu.ac.id

Abstract
Village Babul Makmur, districts Simeulue Barat, district Simeulue is one of the expansion villages.
The community already has adequate health knowledge, but the villagers Babul Makmur this has not
paid attention to the problem of nutritional intake due to lack of knowledge and economic problems.
Therefore, Moringa leaf as a plant resource that is quite easy and often found in this region can be
one of the raw material for innovative producers in an effort to prevent stunting and fulfill nutrition
for pregnant women and children.Moringa leaves are processed into Moringa noodles which are
made from Moringa leaves which contain high nutrients, especially protein and calcium. The partners
of this activity are the village community Babul Makmur.The processing of Moringa noodle
innovation products is carried out through several methods, namely (1) production training; (2)
assistance in making Moringa Noodles made from Moringa leaves until Moringa leaf Noodles are
produced; (3) distribution of Moringa leaf noodles to the community, especially mothers and
children.In general, this activity is quite good in helping the problems faced by the village community
Babul makmur, namely to fulfill nutritional intake so as to avoid stunting problems. Abstract A
maximum of 150 Indonesian words printed in italics with Cambria 10 point. The abstract should be
clear, descriptive and should provide a brief overview of community service issues undertaken /
researched. Abstracts include reasons for the selection of topics or the importance of research topics
/ community service, methods of research / devotion and outcome summary. The abstract should end
with a comment about the importance of the result or a brief conclusion.
Keywords: Moringa leaves; Moringa noodles; Stunting.

Abstrak
Desa Babul makmur, Kecamatan Simeulue Barat, Kabupaten Simeulue merupakan salah satu desa
pemekaran. Masyarakat sudah memiliki pengetahuan kesehatan yang memadai, namun masyarakat
desa Babul Makmur ini belum memperhatikan masalah asupan gizi karena kurangnya pengetahuan
dan masalah ekonomi. Oleh karena itu daun kelor sebagai salah satu sumberdaya tumbuhan yang
cukup mudah dan banyak dijumpai diwilayah ini dapat menjadi salah satu bahan baku produk inovasi
dalam upaya untuk pencegahan stunting dan pemenuhan gizi ibu hamil serta anak-anak. daun kelor
diolah menjadi Mie kelor yang berbahan dasar daun kelor mengandung zat gizi yang tinggi terutama
protein dan kalsium. Mitra kegiatan ini adalah masyarakat desa Babul Makmur. Pengolahan produk
inovasi Mie kelor dilaksanakan melalui beberapa metode, yaitu (1) pelatihan produksi; (2)
pendampingan pembuatan Mie Kelor berbahan dasar daun kelor sampai dihasilkan produk Mie daun
Kelor; (3) pendistribusian Mie daun kelor kepada masyarakat terutama ibu-ibu dan anak-anak. Secara
umum kegiatan ini cukup baik dalam membantu permasalahan yang dihadapi masyarakat desa Babul
Makmur, yaitu untuk memenuhi asupan gizi sehingga dapat terhindar dari permasalahan stunting.
Kata kunci: Daun kelor; Mie kelor; Stunting

133
JABB, Vol. 3, No. 1, Juni, 2022 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue : 10.46306/jabb.v3i1 Doi Artikel : 10.46306/jabb.v3i1.193

PENDAHULUAN
Kabupaten Simeulue merupakan salah satu Kabupaten yang tinggi angka stunting. Menurut
Riskesdas presentase Kabupaten Simeulue, anak balita stunting pada tahun 2015 yaitu
sebanyak 35,7%, tahun 2016 mengalami penurunan 28,6% dan kembali naik pada tahun 2017
menjadi 35,7% sampai sekarang. Masalah stunting pada anak saat ini menjadi permasalahan
yang sangat serius jika dibiarkan akan berdampak kurang baik bagi semua aspek seperti
pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan pertumbuhan ekonomi.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun akibat dari
kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya (Pem, 2016). Stunting
disebabkan oleh kurang gizi kronis yang terjadi dalam 1000 hari kehidupan. Kualitas manusia
ditentukan sejak masih berupa janin, sehingga ibu hamil harus menjaga asupan gizi agar
pembentukan pertumbuhan dan perkembangan janin optimal (Trisnawati et al., 2016).
Stunting menggambarkan kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah usia lima tahun akibat
dari kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK), sehingga
anak terlalu pendek untuk usianya. Kejadian stunting di Indonesia diperkirakan 37% pada
anak di bawah usia lima tahun. Stunting berdampak jangka pendek dan panjang pada status
kesehatan anak (Hall et al., 2018).
Protein adalah salah satu zat gizi yang memegang peranan penting untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh. (Almatsier, 2010). Fungsi protein untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan, membantu pembentukan ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air,
memelihara netralisasi tubuh, pembentukan antibodi dan sebagai sumber energi (Adriani &
Wirjatmadi, 2012). Selain itu Protein mempunyai beberapa fungsi yaitu ,Membentuk jaringan
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Lebih lanjut, Almatsier et al., (2011)
menjelaskan bahwa fungsi utama protein adalah membentuk jaringan baru dan memperbaiki
jaringan yang rusak. Jadi protein sangat berperan penting dan protein sangat diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan dalam masa pertumbuhan untuk memelihara jaringan tubuh
selama usia dewasa.
Kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan gizi yang
Sangat tinggi, (Kristina & Siti, 2014) mengungkapkan daun kelor kaya akan nutrisi seperti
beta karoten, vitamin C, besi, dan potassium, sehingga daun kelor dapat digunakan sebagai
pemenuhan gizi harian keluarga, karena murah dan mudah dikembangkan.
Daun kelor dapat dijadikan sebaga alternatif sumber protein dan kalsium yang potensial untuk
mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil karena mengandung protein 3 kali lebih tinggi dari susu
bubuk full cream atau 9 kali protein yoghurt dan kalsium, 17 kali lebih tinggi dibandingkan
kalsium pada susu (Kholis dan Hadi, 2010).
Daun kelor sangat baik dan memiliki potensi untuk diolah menjadi Mie kelor yang dapat
digunakan menjadi bahan untuk mencukupi gizi kepada penderita stunting. Karena prevalensi
stunting sangat tinggi maka menjadi prioritas yang harus diselesaikan salah satunya dengan
menggunakan daun kelor, karena daun kelor merupakan sumber pangan lokal yang banyak
dan melimpah serta tinggi akan kandungan gizi.
Daun kelor memiliki kandungan betakaroten 4 kali wortel, 3 kali potassium, pisang, 25 kali
zat besi bayam, 7 kali vitamin C jeruk, 4 kali kalsium susu, 2 kali protein yougurt. Daun kelor
digunakan sebagai pangan untuk mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak-anak dan
upaya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Krisnadi, 2015; Mahmud, et al., 2019).
Daun kelor mudah untuk didapatkan dan memiliki kandungan gizi yang tinggi namun dalam
pemanfaatan beragam daun kelor masih sangat kurang. Kelor (Moringa oleifera) salah satu
134
JABB, Vol. 3, No. 1, Juni, 2022 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue : 10.46306/jabb.v3i1 Doi Artikel : 10.46306/jabb.v3i1.193

tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia. Tumbuhan ini banyak tumbuh didataran rendah
maupun dataran tinggi (Kurniasih, 2013).
Masyarakat umumnya hanya memanfaatkan daun kelor sebagai makanan yang diolah
menjadi sayur bening. Oleh karena itu, diversifikasi pengolahan pangan perlu diterapkan yang
bertujuan untuk meningkatkan kandungan gizi serta nilai tambah dari komoditas pangan agar
lebih berdaya guna bagi kebutuhan manusia (Ariani et al., 2013).
Salah satunya dengan pembuatan Mie Kelor menggunakan penambahan daun kelor. Mie
Kelor merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang, dari mulai kalangan
anak-anak hingga dewasa. Dengan adanya pembuatan Mie Kelor, dapat menambah
kandungan gizi terutama protein dan kalsium. Dalam hal penanggulan stunting bukan hanya
dengan cara meningkatkan asupan kadar protein tetapi harus diimbangi dengan beberapa
mikronutrient (zat gizi mikro) salah satunya di daun kelor karena tinggi dengan kandungan
protein dan mikronutrient. Sehingga daun kelor merupakan salah satu alasan utama digunakan
dalam mengatasi masalah kekurangan gizi pada balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Desa Babul Makmur, Kecamatan Simeulue Barat, Kabupaten Simeulue merupakan salah satu
desa pemekaran. Di desa ini masyarakat sudah memiliki pengetahuan kesehatan yang
memadai, namun masyarakat desa Babul Makmur ini belum memperhatikan masalah asupan
gizi karena kurangnya pengetahuan dan masalah ekonomi. Oleh karena itu daun kelor sebagai
salah satu sumberdaya tumbuhan yang cukup mudah dan banyak dijumpai diwilayah ini dapat
menjadi salah satu bahan baku produk inovasi dalam upaya untuk pencegahan stunting dan
pemenuhan gizi ibu hamil serta anak-anak. daun kelor diolah menjadi Mie kelor yang
berbahan dasar daun kelor mengandung zat gizi yang tinggi terutama protein dan kalsium.
Jadi terkait dengan kebutuhan desa Babul Makmur dalam hal upaya untuk pencegahan
stunting maka perlu dilakukan pengenalan cara pembuatan produk Mie Kelor berbahan dasar
daun kelor. Tujuan penelitian ini adalah (1) agar masyarakat dapat memanfaatkan tumbuhan
kelor di sekitarnya untuk dapat diolah menjadi Mie Kelor, (2) masyarakat mendapatkan
pengetahuan yang positif dalam hal upaya untuk pencegahan stunting, (3) masyarakat dapat
menjual Mie Kelor untuk menambah penghasilan keluarga.

METODE PELAKSANAAN
Pengabdian ini dilakukan di desa Babul Makmur Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten
Simeulue, waktu pelaksanaan dilakukan pada tanggal 3 November 2021. Adapun metode
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) Pelatihan cara pembuatan produk Mie Kelor.
2) Pendampingan pembuatan Mie Kelor berbahan dasar daun kelor
3) Pendistribusian Mie daun kelor kepada masyarakat terutama ibu-ibu dan anak-anak.

Alat dan Bahan yang digunakan dalam pembuatan produk Mie kelor : alat berupa belender,
mesin penggiling, baskom, sendok teh, sendok makan, sendok garpu, kuali, kompor, sendok
goreng, piring, dandang, gelas ukur, pengiris bawang,pisau,telenan, serok mie; bahan-bahan
berupa daun kelor, tepung Cakra kembar, telur, minyak makan; bahan - Bahan untuk kuah
berupa bawah merah, bawang putih, daun sop, garam, air, kaldu jamur.
Cara Pembuatan Mie Kelor pertama belender 2 genggam daun kelor campurkan dengan 1
butir telur lalu belender, setelah halus lalu sisihkan terlebih dahulu. Kemudian siapkan alat
penggiling Mie lalu masukkan 300 gram tepung Cakra kembar, tambahkan 1 sendok makan
minyak goreng, tambahkan garam 1 sendok teh, air 50 ml dan daun kelor yang telah di
135
JABB, Vol. 3, No. 1, Juni, 2022 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue : 10.46306/jabb.v3i1 Doi Artikel : 10.46306/jabb.v3i1.193

belender halus kedalam mesin penggiling. Kemudian aduk semua bahan dengan
menggunakan mesin penggiling setelah semua tercampur rata selanjutnya proses pencetakan
Mie. Setelah Mie sudah tercetak rebus mie tersebut kedalam kuali yg berisi air yang sudah di
panaskan terlebih dahulu, setelah 5 menit angkat dengan menggunakan serok mie , diamkan
beberapa saat hingga dingin.
Cara pembuatan kuah Mie Kelor pertama bawang merah dan putih diiris tipis dengan alat
pengiris bawang, setelah itu tumis dengan 2 sendok minyak goreng, tambahkan kayu manis,
kapu laga secukupnya dan cengkeh 1 butir saja. Tambahkan air secukupnya sampai mendidih
tambahkan garam dan kaldu jamur secukupnya setelah dirasa benar-benar matang terakhir
masukan daun sop yg sudah diiris. Setelah semua bahan sudah siap sajikan Keatas piring,
pertama masukkan Mie daun kelor yg sudah siap, masukkan kuah Mie Kelor tambahkan
bawang goreng,saus dan kecap. Mie daun kelor siap untuk disajikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN


Pelatihan dan Pendampingan cara pembuatan produk Mie kelor
Salah satu alternatif dalam usaha diversifikasi pengolahan yaitu dengan cara pelatihan
produksi Mie Kelor dengan mengolah daun kelor menjadi produk Mie kelor. Pembuatan
produk Mie Kelor ini dibuat untuk salah satu solusi pilihan pangan untuk masyarakat luas,
khususnya bagi penderita stunting yang menjadi faktor utama masalah dalam kesehatan
masyarakat yang perlu untuk diperhatikan karena dapat berdampak bagi sumber daya
manusia dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu penyebab langsung dari stunting yaitu
kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung energi dan protein.
Pelatihan produksi yang disampaikan yaitu Tentang cara membuat Mie Kelor dimulai melalui
pembekalan atau ahli teknologi, sehingga masyarakat desa Babul Makmur menjadi paham
dan sadar bahwa manfaat dan nilai gizi Mie Kelor sangat banyak untuk upaya pencegahan
stunting, serta nilai ekonomi yang berpotensi diperoleh melalui pembuatan Mie Kelor.
Pelatihan dilakukan dengan melakukan tes awal dan tes akhir, dilakukan agar untuk melihat
peningkatan keterampilan dan pengetahuan masyarakat desa Babul Makmur dengan
demikian dapat diamati indikator keberhasilan pelatihan Mie Kelor.
Selanjutnya diberikan penyuluhan tentang masalah gizi stunting makanan yang mengandung
protein tinggi salah satunya dengan pembuatan produk Mie kelor, penyampaian materi
bertujuan untuk memberikan pengetahuan bahwa produk Mie kelor sangat bermanfaat bagi
kesehatan dalam upaya untuk pencegahan stunting. Stunting disebabkan asupan energi dan
protein yang kurang dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Protein juga memegang
peranan penting dalam proses pembentukan feritin, hemosiderin, dan hemoglobin. Sebagian
masyarakat masih kurang pengetahuannya tentang menjaga asupan gizi yang baik (Kurniasih
et al, 2010).
Dalam kegiatan pendampingan pembuatan Mie Kelor berbahan dasar daun kelor sampai
dihasilkan produk Mie daun kelor ini merupakan lanjutan dari pelatihan pembuatan produk
Mie kelor .dalam pelaksanaan kegiatan ini masyarakat diinformasikan tentang alat dan bahan
serta cara pembuatan produk Mie kelor yang bertujuan agar masyarakat dapat memahami dan
mengerti sehingga apa yg diinginkan dapat tercapai dan kegiatan pendampingan ini juga
bertujuan untuk memastikan bahwasanya alih teknologi dan transfer pengetahuan yg
diberikan berjalan sesuai yang diharapkan serta diinginkan, hingga ke tahap menghasilkan
produk Mie kelor dan pemasaran kepada konsumen. Dalam proses kegiatan ini masyarakat
desa Babul Makmur, Kecamatan Simeulue Barat, Kabupaten Simeulue dapat
136
JABB, Vol. 3, No. 1, Juni, 2022 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue : 10.46306/jabb.v3i1 Doi Artikel : 10.46306/jabb.v3i1.193

mengkonfirmasi hal-hal yang berkaitan dengan proses pembuatan sehingga masyarakat dapat
memperoleh manfaat yang optimal dari kegiatan pembuatan produk Mie kelor.

Gambar 1. (a) Masyarakat yang terlibat (b) Pengenalan alat dan bahan

(c) Proses pembuatan mie daun kelor (d) Hasil mie daun kelor

Pendistribusian Mie daun kelor kepada masyarakat terutama ibu-ibu dan anak-anak.
Setelah melalui proses pembuatan dan pendampingan mie daun kelor selanjutnya dilakukan
pendistribusian dengan sasaran utama ibu-ibu hamil dan anak-anak kecil di desa Babul
Makmur, Kecamatan Simeulue Barat, Kabupaten Simeulue. Pembagian Mie Kelor bertujuan
untuk memperkenalkan Mie daun kelor kepada masyarakat Desa Babul Makmur dengan
harapan respon yang baik dari masyarakat desa Babul Makmur terhadap Mie daun kelor.
Dengan adanya pengenalan dan sosialisasi ini, maka masyarakat desa Babul Makmur akan
menyadari bahwasanya Daun Kelor memiliki kandungan gizi yang baik dan dapat
ditingkatkan nilai gunanya dari sekedar masyarakat hanya mengetahui daun kelor sebagai
sayuran saja hingga daun kelor menjadi bahan baku produk yang inovatif, bergizi dan
berpeluang untuk dipasarkan dan menambah pendapatan ekonomi keluarga di desa Babul
Makmur, Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue.

137
JABB, Vol. 3, No. 1, Juni, 2022 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue : 10.46306/jabb.v3i1 Doi Artikel : 10.46306/jabb.v3i1.193

Gambar 2. pendistribusian Mie daun kelor kepada masyarakat

KESIMPULAN
Dalam Kegiatan ini diharapkan dapat membantu permasalahan stunting yang sedang dihadapi
masyarakat terutama didesa Babul Makmur sebagai upaya untuk pencegahan stunting. Target
dan luaran yang diharapkan dari kegiatan yang telah dilakukan telah tercapai, yaitu (1)
masyarakat dapat memanfaatkan tumbuhan kelor di sekitarnya untuk diolah menjadi Mie
kelor yang memiliki kandungan gizi yang tinggi sebagai upaya untuk pencegahan stunting,(2)
masyarakat mendapatkan pengetahuan yang berdampak positif untuk mengelola tumbuhan
kelor menjadi Mie kelor yang berbahan dasar daun kelor sebagai upaya untuk pencegahan
stunting, dan (3) masyarakat dapat menjual Mie daun Kelor dengan harapan untuk menambah
penghasilan keluarga.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Universitas Teuku Umar.

DAFTAR PUSTAKA
Adriani & Wirjatmadi. (2012). Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Kencana, Jakarta.
Ariani, M., Hermanto, Hardono, G.S., Sugiarto, Wahyudi, T. S. (2013). Kajian Strategi
Pengembangan Diversifikasi Pangan Lokal.Bogor: Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. [serial online]. http://pse.litbang.pertanian.go.id(Diakses
tanggal 27 Agustus 2019).
Hall, C., Bennett, C., Crookston, B., Dearden, K., Hasan, M., Linehan, M., … West, J. (2018).
Maternal knowledge of stunting in rural Indonesia. International Journal of Child
Health and Nutrition, 7(4), 139–145. https://doi.org/10.6000/1929-4247.2018.07.04.2.
Kristina, N. N., & Siti, F. S. (2014). Pemanfaatan tanaman kelor (Moringa oleifera) untuk
meningkatkan Produksi Air Susu Ibu. Warta Penelitian Dan Pengembangan Tanaman
Industri, 20(3), 26–29.

138
JABB, Vol. 3, No. 1, Juni, 2022 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue : 10.46306/jabb.v3i1 Doi Artikel : 10.46306/jabb.v3i1.193

Kholis, N. dan Hadi, F. (2010). Penguji Bioassay Biskuit Balita yang Disuplementasi
Konsentrat Protein Daun Kelor (Moringa oleifera) Pada Model Tikus Malnutrisi. Jurnal
Teknologi Pertanian Vol. 11 No.3 hal 144-151.
Krisnadi, A. D. (2015). Kelor Super Nutrisi. Kunduran Blora: Moringa Indonesia.
Mahmud, M.K., Hermana, Nazarina, Marudut, S., Zulfianto, N.A. (2018). Tabel Komposisi
Pangan Indonesia (TKPI) 2017. Jakarta: Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.
Direktorat Gizi Masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kurniasih dan Dedeh. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Kurniasih dan Dedeh. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Pem, D. (2016). Factors affecting early childhood growth and development: Golden 1000 days.
Advanced Practices in Nursing, 01(01), 1–4. https://doi.org/10.4172/2573-
0347.1000101.
Trisnawati, Y., Purwanti, S. dan Retnowati, M. (2016). Studi Deskriptif Pengetahuan dan Sikap
Ibu Hamil tentang Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan di Puskesmas Sokaraja
Kabupaten Banyumas. Jurnal Kebidanan, VIII, (2), 175-182.

139

You might also like