You are on page 1of 9

ISSN: 2775-7145 (Online) JIPPM (Jurnal Ilmiah Penyuluhan dan

Pengembangan Masyarakat)
2023: 3(2): 50 – 58
https://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPPM
doi: http://dx.doi.org/10.56189/jippm.v3i2.

PERAN KELOMPOK TANI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHATANI


PADI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA KEISIO KECAMATAN LALOLAE
KABUPATEN KOLAKA TIMUR

Isra Febriana1, Usman Rianse1*, Rosmawaty1


1Jurusan Penyuluhan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari, SulawesiTenggara

* Corresponding Author : usman.rianse_faperta@uho.ac.id

ABSTRACT

This study aims to determine the role of farmer groups and the level of productivity of rainfed wetland rice
farming in Keisio Village and to determine the relationship between the role of farmer groups in efforts to increase
the productivity of rainfed wetland rice farming in Keisio Village, Lalolae District, East Kolaka Regency.
Determination of the location is done intentionally (Purposive) with several considerations, namely Keisio Village
is one of the villages with the majority of people working as rainfed wetland rice farmers, and is also the one that
has rice fields with an area of approximately 300 hectares. The population in this study were all farmers who were
members of farmer groups, namely 225 people, with a research sample of 34 people. The results showed that the
role of farmer groups in increasing the productivity of paddy rice farming in Keisio Village, Lalolae Subdistrict, East
Kolaka Regency went well as seen from the role of farmer groups as a learning class in the high category (67.64%),
as a vehicle for cooperation in the high category (70.58%), and only as a production unit in the medium category
(70.58%). The productivity of wet-rice farmers in Keisio Village in 2022 can be said to be high, namely 4.73 tons/ha.
The role of farmer groups on the productivity of paddy rice farming has a close relationship with a correlation
coefficient value of 0.780 with a significant level of 0.000. So that the better the role of farmer groups, the better
the productivity level of paddy rice farming.

Keywords: Farmer Group Role, Productivity, Rice Paddy Farming.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris yang bergerak di bidang pertanian dan kebanyakan masyarakatnya
bekerja sebagai petani. Hal ini dilatar belakangi dari letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis
sehingga memiliki iklim yang sesuai untuk mengembangkan potensi pertanian. Penyalahgunaan sumber daya
pertanian menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian sehingga sumber daya yang terbatas itu
harus dialokasikan seefisien mungkin. Sumber daya pertanian yang terdiri dari lahan, tenaga kerja, air dan unsur-
unsur lainnya yang terkandung didalamnya merupakan sumber daya yang utama untuk kelangsungan hidup
manusia. Pengelolaan yang tidak bijaksana akan berakibat menurunnya kualitas sumber daya itu sendiri yang
akhirnya berpengaruh terhadap produktivitas pertanian (Listiani, et al, 2019).
Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran penting dalam perekonomian di sebagian besar
negara-negara yang sedang berkembang. Hal tersebut terlihat dari pransektor pertanian dalam menampung
penduduk serta memberikan lapangan pekerjaan kepada penduduk. Pembangunan pertanian perlu mendapat
perhatian yang lebih baik, sekalipun prioritas pada kebijaksanaan Industrialisasi sudah dijatuhkan, namun sektor
pertanian masih dapat memilki kemampuan untuk menghasilkan surplus.
Padi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah guna menambah pendapatan para
petani. Hal tersebut dapat memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan
produksinya dengan harapan agar pada saat panen usaha memperoleh hasil penjualan tinggi guna memenuhi
kebutuhannya. Peningkatan produksi tanaman pangan lebih diarahkan pada tanaman padi. Padi telah menjadi
komoditas strategis dalam kehidupan di Indonesia, peran padi selain sebagai sumber pangan pokok juga menjadi
sumber penghasilan bagi petani dan sebagai kebutuhan hidup sehari hari jutaan pendudukdi Indonesia. Oleh
karena itu ketersediaan padi harus selalu terjaga, berkelanjutan bahkan harus ditingkatkan (Hanisah et al, 2021).

CONTACT Usman Rianse usman.rianse_faperta@uho.ac.id


Vol 3. No 2. Mei 2023
Jurnal Ilmiah Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat 51

Padi merupakan salah satu komoditi pangan utama bagi Indonesia, karena hasil olahannya berupa beras
merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Bukan hanya Indonesia, beras
yang dihasilkan dari tanaman padi juga merupakan makanan pokok lebih dari sebagian besarpenduduk Asia.
Sekitar 1.750 jutajiwa dari sekitar tiga miliar penduduk Asia, termasuk 200 juta penduduk Indonesia,
menggantungkan kebutuhan kalorinya dari besar, sementara di Afrika dan Amerika Latin yang berpenduduk
sekitar 1,2 milyar 100juta diantaranya pun hidup dari beras (Andoko, 2002).
Secara filososfis kelompok tani dibentuk untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi petani yang
tidak bisa diatasi secara individu. Mawarni (2017) mengungkapkan bahwa pembentukan kelompok tani merupakan
proses perwujudan pertanian yang terkonsalidasi (consolidated agriculture). Sehingga bisa berproduksi secara
optimal dan efisien. Pembinaan usahatani melalui kelompok tani tidak lain adalah sebagai upaya percepatan
sasaran. Petani yang banyak jumlahnya dan tersebar di peDesaan yang luas, sehingga dalam pembinaan
kelompok diharapkan timbulnya cakrawala dan wawasan kebersamaan memecahkan dan merubah citra
usahatani sekarang menjadi usahatani masa depan yng cerah dan tetap tegar.
Adapun tujuan dibentuknya kelompok tani untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
petani dan keluarganya sebagai subjek pembangunan pertanian melalui pendekatan kelompok agar lebih
berperan dalam pembangunan. Kelompok tani merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang berfungsi
sebagai media penyuluhan yang diharapkan lebih terarah dalam perubahan aktivitas usahatani yang lebih baik
dapat dilihat dari adanya peningkatan-peningkatan dalam produktivitas usahatani yang pada gilirannya akan
meningkatkan pendapatan petani sehingga akan mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih baik bagi
petani dan keluarganya (Asmini et al, 2020).
Kabupaten Kolaka Timur merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi pertanian yang besar
dalam hal ini komoditas padi sawah. Kabupaten Kolaka Timur juga menjadi salah satu daerah produksi beras di
Sulawesi Tenggara setelah Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kolaka dan Bombana.Pada Tahun 2015 lalu,
produksi padi Kolaka Timur mencapai 77.289 Ton. Kemudian pada tahun 2020 produksi padi sawah di Kabupaten
Kolaka Timur mengalami peningkatan yaitu sebesar 89.392,70 Ton (produksi padi), 19.971,49 Ha (luas panen)
dan menjadi produksi beras terbesar kedua setelah Kabupaten Konawe di tahun 2020 yaitu sebesar 51.071,92
Ton (BPS Sulawesi Tenggara, 2022).
Desa Keisio merupakan Desa yang termasuk luas lahan pertaniannya berkisar 300 Ha, mayoritas
masyarakat disana berprofesi sebagai petani padi sawah yang mengandalkan hujan. Petani di Desa Keisio
Kecamatan Lalolae Kabupaten Kolaka Timur aktif dalam setiap kegiatan kelompok tani, akan tetapi dari hasil
survei awal dilokasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa ada beberapa masalah yang telah dihadapi
oleh kelompok tani mulai dari kurangnya air dan saluran irigasi sehingga saat memasuki musim kemarau padi
yang telah ditanam dapat menyebabkan berkurangnya produksi sehingga produktivitas petani dapat menurun.
Pemerintah juga kurang peduli terhadap permasalahan yang dihadapi petani hal ini dibuktikan dengan adanya
beberapa proposal yang telah diajukan oleh kelompok tani namun belum ada hasil yang telah diperoleh dari
proposal tersebut sehingga sarana dan produksi tidak dapat dipenuhi oleh kelompok tani.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
kelompok tani yang ada di Desa Keisio Kecamatan Lalolae Kabupaten Kolaka Timur dan mengangkat judul skripsi
yaitu peran kelompok tani dalam upaya meningkatkan produktivitas usahatani padi sawah tadah hujan di Desa
Keisio Kecamatan Lalolae Kabupaten Kolaka Timur.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Desa Keisio Kecamatan Lalolae Kabupaten Kolaka Timur pada bulan Oktober
sampai Desember 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani padi sawah tadah hujan yang berada
di Desa Keisio yang tergabung dalam kelompok tani yang berjumlah 225 orang. Sampel pada penelitian ini
berjumlah lebih dari 100 orang petani padi sawah, maka penentuan sampel menurut Arikunto (2009) menjelaskan
bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
sensus. Tetapi jika subyeknya besar (lebih dari 100 orang) dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Sehingga sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 34 orang petani padi sawah yang diambil dari 15% jumlah
populasi (225 orang). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan simple random sampling (sampel
acak sederhana) yaitu cara pengambilan sampel secara acak (random) dengan benar-benar memberikan peluang
yang sama. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara yaitu observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus interval kelas

Isra Febrianti jet jal. j e-ISSN: j2809-9850


Jurnal Ilmiah Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat 52

(mengetahui peran kelompok tani), rumus produktivitas (mencari tingkat produktivitas), dan korelasi rank
spearman (mencari hubungan antara peran kelompok tani dan produktivitas) dengan bantuan SPSS 26.
Rumus Interval Kelas, yaitu :
J
I= (Sugiyono, 2012)
K

Keterangan:
I = Interval kelas
J = Jarak sebaran (skor tinggi - skor rendah)
K= Banyaknya Kelas

Rumus Produktivitas, yaitu:


Output Jumlah Produksi
Produktivitas = =
Input Luas Lahan
Keterangan :
Output = Jumlah Produksi yang Dihasilkan (Ton)
Input = Luas Lahan (Ha)
Rumus Rank Spearman, yaitu :
6 ∑ 𝑏𝑖 2
𝑝 =1− (Sugiyono, 2015)
𝑛(𝑛2 −1)

Keterangan :
P = Koefisien korelasi spearman rank
bi2 = Selisih setiap pasangan rank
n = Jumlah responden /sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Responden


Gambaran umum responden merupakan penjelasan tentang karakteristik responden yang berkaitan
dengan penelitian ini. Adapun yang akan dibahas adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, dan
luas lahan.

Tabel 1. Karakteristik Petani Responden


No. Kategori Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Umur
0-14 Tahun (Belum Produktif) - -
15-54 Tahun (Produktif) 30 88,23
> 54 Tahun (Non Produktif) 4 11,77
2 Tingkat Pendidikan
Pendidikan Dasar (SD) 23 67,64
Pendidikan Menengah (SMP dan SMA) 11 32,36
Pendidikan Tinggi (Diploma/Sarjana) - -
3 Pengalaman Berusahatani
< 5 Tahun (Kurang Berpengalaman) 2 5,88
5 – 10 Tahun (Cukup Berpengalaman) 11 32,35
> 10 Tahun (Berpengalaman) 21 61,76
4 Luas Lahan (Ha)
Skala Kecil (< 0,5) - -
Skala Menengah (0,5 – 1) 16 47,06
Skala Luas (> 1) 18 52,94
Jumlah 34 100
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2023.

Isra Febrianti jet jal. j e-ISSN: j2809-9850


Jurnal Ilmiah Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat 53

Tabel 1 menunjukkan bahwa 30 (88,23%) responden yang tergolong dalam usia produktif, sedangkan
yang tergolong dalam usia non produktif sebanyak 4 (11,76%) responden. Artinya bahwa petani yang ada di Desa
Keisio Kecamatan Lalolae Kabupaten Kolaka Timur didominasi oleh penduduk usia produktif. Berdasarkan hal
tersebut, akan menjadi suatu potensi yang baik bagi pengembangan dan kemajuan usahatani padi sawah di Desa
Keisio Kecamatan Lalolae Kabupaten Kolaka Timur. Petani responden masih produktif dan lebih kuat secara fisik
untuk melakukan usahataninya agar menjadi lebih baik. Mubyarto (1992) & Arum (2019) yang menyatakan usia
produktif yaitu usia 15-54 tahun, dimana pada usia ini petani akan memberikanhasil yang maksimal jika
dibandingkan pada masa usia di bawah dan di atas usia produktif. Jadi tingkat umur individu mempengaruhi
kemampuan individu dalam melakukan aktivitas maupun konsep berpikir individu. Adapun hubungan terkait
dengan kapasitas petani yaitu seseorang yang berumur muda atau sedang lebih produktif kemungkinan akan
memiliki pengaruh pada pengetahuan sikap dan keterampilan dalam melakukan usahataninya. Adapun hubungan
terkait dengan kapasitas petani, umur yang semakin tinggi kemungkinan akan memiliki pengaruh pada
keterampilan yang menyangkut kecepatan, kecekatan, kekuatan, kordinasi menurun dan kurangnya rangsangan
intelektual, semua akan berkontribusi terhadap menurunnya produktivitas, khususnya produktivitas dalam
kegiatan usaha.
Tabel 1 menujukkan bahwa semua responden pernah mengikuti pendidikan formal. Responden tamat
SD (pendidikan dasar) sebanyak 23 (67,64%), responden yang memiliki pendidikan menengah (SMP sampai
SMA) yaitu sebanyak 11 (32,36%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan petani pada umumnya
hanya tamatan SD atau hanya pendidikan dasar saja. Tingkat pendidikan seluruh petani responden di Desa Keisio
Kecamatan Lalolae Kabupaten Kolaka Timur dapat dikatakan relatif rendah karena pada umumnya petani hanya
dapat menempuh pendidikan sampai jenjang SD, dengan demikian guna meningkatkan pengetahuan dalam
pertanian diperlukan bimbingan, pelatihan dan penyuluhan dari instansi yang terkait guna meningkatkan
pengetahuan petani dari segi kualitas maupun kuantitas.
Tabel 1 menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani responden pada kategori kurang berpengalaman
yaitu sebanyak 2 (5,88%) jiwa, kategori cukup berpengalaman sebanyak 11 (32,35) jia dan kategori
berpengalaman sebanyak 21 (62,76%) jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa petani responden di Desa Keisio
Kecamatan Lalolae Kabupaten Kolaka Timur telah berpengalaman dalam kegiatan usahatani padi sawah.
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki kategori lahan skala menengah sebanyak
16 (47,05%), dan kategori responden dengan lahan skala luas sebanyak 18 (52,94%). Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden yang berusahatani padi sawah tergolong ke dalam luas lahan skala luas yaitu lebih dari 1
Ha. Hal ini tentu memiliki hubungan dengan produktivitas, yaitu semakin luas lahan garapan maka semakin besar
pula produksi dan produktivitas yang didapatkan. Menurut Phahlevi (2013) bahwa luas lahan akan mempengaruhi
skala usaha yang pada akhirnya akan mempengaruhi besar atau kecilnya jumlah produksi suatu usaha pertanian.

Peran Kelompok Tani


Wuysang (2014) menjelaskan bahwa peran kelompok tani merupakan wadah organisasi dalam bekerja
sama antar anggota yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan
dan permasalahan dalam berusahatani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Dengan adanya
kelompok tani, para petani dapat bersama-sama memecahkan permasalahan yang mereka hadapi.
Peran Kelompok Tani sebagai Kelas Belajar
Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani, sehingga
produktivitas meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera. Adapun kategori peran
kelompok tani sebagai kelas belajar dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Peran Kelompok Tani sebagai Kelas Belajar


No. Kategori Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. 19-25 (Tinggi) 23 67,64
2. 12-18 (Sedang) 11 32,35
3. 5-11 (Rendah) 0 0
Total 34 100
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2023.

Isra Febrianti jet jal. j e-ISSN: j2809-9850


Jurnal Ilmiah Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat 54

Tabel 2 Menunjukkan bahwa peran kelompok tani sebagai kelas belajar dalam kategori tinggi sebanyak
23 responden (67,64%), peran kelompok tani sebagai kelas belajar dalam kategori sedang sebanyak 11
responden (32,35%). Dapat disimpulkan bahwa peran kelompok tani sebagai kelas belajar dalam kategori tinggi.
Artinya kelompok tani di Desa Keisio sudah menerapkan indikator-indikator dari peran kelompok tani sebagai kelas
belajar dengan sangat baik.
Peran kelompok tani sebagai kelas belajar terdapat responden kategori tinggi sebanyak 23 responden
(67,64%). Berdasarkan hasil penelitian dilapangan hal ini disebabkan peran kelompok tani tinggi dalam hal
membagikan informasi terkait usahatani padi sawah bagi anggota kelompoknya seperti penyampaian mengenai
adanya Bantuan benih padi untuk anggota yang tergabung dalam kelompok tani mereka, mampu mengemukakan
pendapat atau memberi ruang saling tukar pikiran, menyelenggarakan atau merumuskan kebutuhan belajar bagi
anggota kelompoknya, menumbuhkan motivasi belajar kepada anggota kelompok taninya, serta
menyelenggarakan pelatihan bagi anggotanya. Hasi ini sesuai dengan pendapat Hasan et al (2021) bahwa peran
kelompok tani yang yang paling dirasakan oleh anggota kelompok tani adalah wadah belajar bagi anggotanya
guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam
berusaha tani dan perannya sebagai kelas/ wahana belajar dan wahana kerjasama.
Peran kelompok tani sebagai kelas belajar kategori sedang yaitu sebanyak 11 responden (32,35%).
Artinya bahwa kelompok tani menyelenggarakan atau merumuskan kebutuhan belajar bagianggota kelompoknya,
dan kelompok tani membagikan informasi kepada anggotanya bila ada informasi yang baru terkait dengan
usahataninya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukino (2016) yang menyatakan bahwa belajar adalah hasil
kerjasama antara dua manusia atau lebih yang saling memberi dan menerima pembelajaran karena diperlukan
pengalaman, pertukaran pengetahuan, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapan mengenai suatu masalah
tertentu.
Peran Kelompok Tani sebagai Wahana Kerjasama
Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerja sama diantara sesama petani dalam
kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usahataninya
akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Adapun kategori
peran kelompok tani sebagai Wahana Kerjasama dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Peran Kelompok Tani ebagai Wahana Kerjasama


No. Kategori Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. 19-25 (Tinggi) 24 70,58
2. 12-18 (Sedang) 10 29,41
3. 5-11 (Rendah) 0 0
Total 34 100
Sumber: Data Primer yang diolah, 2023

Tabel 3 menunjukkan bahwa peran kelompok tani dalam kategori tinggi sebanyak 24 responden
(70,58%), peran kelompok tani dalam kategori sedang sebanyak 10 responden (29,41%). Dapat disimpulkan
bahwa peran kelompok tani dalam kategori tinggi. Artinya kelompok tani di Desa Keisio sudah menerapkan
indikator-indikator dari peran kelompok tani dengan sangat tinggi.
Peran kelompok tani sebagai wahana kerjasama terdapat responden dengan kategori tinggi yaitu
sebanyak 24 responden (70,58%) dari 34 responden. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan hal ini disebabkan
peran kelompok tani tinggi dalam hal melakukan kerjasama sesama anggota kelompok tani dalam
mengembangkan usahataninya seperti saling membantu dalam hal pemodalan untuk keperluan membeli pupuk
dan pestisida, mampu menyebarluaskan informasi terkait dengan kegiatan usahataninya, mampu
mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab yang telah di diskusikan dalam kelompok tani, sesama
anggota kelompok tani gotong royong dalam mengatasi hama dan penyakit, serta sesama anggota kelompok tani
melaksanakan penerapam teknologi secara bersama. Hasil ini sejalan dengan penelitian Handayani et al (2019)
bahwa peran kelompok tani sebagai wahana kerjasama berada pada kategori berperan bentuk kerjasama yang
dirasakan oleh petani adalah kerjasama dalam hal penyediaan saprotan dan penyediaan informasi pertanian.
Peran kelompok tani sebagai wahana kerjasama kategori sedang yaitu 10 responden (29,41%). Artinya
bahwa kelompok tani di Desa Keisio saling bekerjasama dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang mereka
hadapi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukino (2016) yang menyatakan bahwa partisipasi adalah hasil kerjasama

Isra Febrianti jet jal. j e-ISSN: j2809-9850


Jurnal Ilmiah Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat 55

antara dua manusia atau lebih yang salaing memberi dan menerima pembelajaran karena diperlukan pengalaman,
pertukaran pengetahuan, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapan mengenai suatu masalah tertentu.
Peran Kelompok Tani sebagai Unit Produksi
Usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompok tani secara keseluruhan harus
dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik
dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas. Adapun kategori peran kelompok tani sebagai Unit
Produksi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Peran Kelompok Tani sebagai Unit Produksi


No. Kategori Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. 19-25 (Tinggi) 10 29,41
2. 12-18 (Sedang) 24 70,58
3. 5-11 (Rendah) 0 0
Total 34 100
Sumber: Data Prime yang diolah, 2023

Tabel 4 menunjukkan bahwa peran kelompok tani sebagai unit produksi dalam kategori sedang sebanyak
24 responden (70,58%), peran kelompok tani sebagai unit produksi dalam kategori tinggi sebanyak 10 responden
(29,41). Dapat disimpulkan bahwa peran kelompok tani dalam kategori sedang. Artinya kelompok tani di Desa
Keisio Sebagian sudah menerapkan indikator-indikator dari peran kelompok tani dengan cukup baik.
Peran kelompok tani sebagai unit produksi terdapat kategori sedang sebanyak 24 responden (70,58%)
dari 34 responden. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan hal ini disebabkan peran kelompok tani sedang dalam
memfasilitasi kerjasama anggota kelompok tani dalam setiap kegiatan produksi usahatani, memfasilitasi
penerapan inovasi baru untuk meningkatkan produksi usahatani bagi anggotanya, dan membantu kesinambungan
produktivitas anggota kelompok taninya. Lestari & Idris (2019) menambahkan bahwa peran Kelompok tani sebagai
unit produksi, yaitu kelompok tani berperan sebagai penyedia sarana dan prasarana dalam kegiatan usahatani
anggotanya seperti penyediaan pupuk dan benih tanaman.
Peran kelompok tani sebagai unit produksi kategori tinggi yaitu sebanyak 10 responden (29,41%). Artinya
kelompok tani mendorong anggotanya untuk meningkatkan produksi usahataninya seperti pemberian alat dan
mesin pertanian tujuannnya agar petani dapat meningkatkan semangat kerjadan menurunkan biaya produksi
selain itu mesin juga dapat bermanfaat untuk menghemat tenaga para petani, dan juga mereka saling membantu
dalam hal pemasaran hasil bagi anggotanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakam (2014) yang menyatakan
bahwa peran kelompok tani sebagai unit produksi meliputi penyediaan sarana pertanian murah dan
pengembangan produk-produk pertanian dari hasil usahatani yang dilakukan.

Produktivitas Padi Sawah

Produktivitas padi sawah yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu banyaknya produksi padi sawah/gabah
yang dihasilkan petani dibagi dengan luas lahan yang dimiliki yang berada di Desa Keisio Kecamatan Lalolae
Kabupaten Kolaka Timur. Adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah pengolahan
lahan, air/irigasi, bibit, pupuk serta pemeliharaan, jika faktor-faktor tersebut dilakukan maka produktivitas akan
meningkat, ada juga yang lebih mempengaruhi produktivitas, yaitu Produksi dan luas lahan.
Produksi
Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah banyaknya produksi padi sawah yang dihasilkan
dalam satuan (ton) dari masing-masing responden. Setiap responden memiliki jumlah produksi yang beragam. Hal
tersebut dipengaruhi oleh luas lahan, kesuburan tanah, irigasi (pengairan), serta benih yang ditanam. Pada
umumnya jenis benih/ bibit yang dianam oleh petani di Desa Keisio Kecamatan Lalolae Kabupaten Kolaka Timur
bermacam-macam seperti mekongga, tailan, ciherang dan adidas yang diperoleh dari bibit sendiri yang dihasilkan.
Kemudian ada dua metode yang digunakan dalam proses penanaman padi sawah yaitu dengan cara menghambur
dan tanam pindah.
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata produksi yang dihasilkan lahan responden petani padi sawah di
Desa Keisio Kecamatan Lalolae Kabupaten Kolaka Timur yaitu sekitar 6 ton/orang. Dari hasil tersebut dapat

Isra Febrianti jet jal. j e-ISSN: j2809-9850


Jurnal Ilmiah Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat 56

dikatakan bahwa masing-masing petani menghasilkan produksi yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya
sehari-hari.
Luas Lahan
Luas lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas tanah yang dimiliki oleh responden/petani
dan ditanami padi sawah. Demikian halnya dengan produksi, luas lahan dari masing-masing responden beragam.
Hal tersebut dipengaruhi oleh status kepemilikan lahan yang mana lahan tersebut diperoleh dari berbagai cara
dantaranya adalah warisan keluarga, jual beli, pemberian atau diwakafkan oleh orang lain dan melalui peminjaman
lahan sehingga masih ada yang namanyasistem bagi hasil. Jika lahan tersebut sudah berproduksi atau
mengahasilkan gabah, maka dari hasil tersebut dibagi berdasarkan kesepakatan si petani peminjam dan orang
yang meminjamkan lahan. Sistem ini sering digunakan karena adanya rasa saling menguntungkan.
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata luas lahan yang dimiliki responden petani padi sawah di Desa
Keisio Kecamatan Lalolae Kabupaten Kolaka Timur yaitu sekitar 1,4 ha/orang. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa masing-masing petani memiliki lahan yang cukup luas untuk bertani.
Tingkat Produktivitas Padi Sawah di Desa Keisio
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata produktivitas padi sawah di Desa Keisio Kecamatan Lalolae
Kabupaten Kolaka Timur pada tahun 2022 yaitu 4,73 ton/ha. Sehingga dapat dikatakan bahwa produktivitas
ditahun 2022 menurut petani tergolong tinggi, karena pada tahun 2021 terjadi gagal panen dikarenakan kemarau
dan mereka disana hanya mengandalkan hujan sebagai pengairan karena disana salura irigasi yang tidak
memadai dan sumber air yang susah.

Hubungan Peran Kelompok Tani Terhadap Produktivitas


Uji korelasi rank spearman digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan
peran kelompok tani dengan produktivitas usahatani padi sawah di Desa Keisio Kecamatan Lalolae Kabupaten
Kolaka Timur. Untuk menguji menguji penelitian, apakah Ho diterima atau ditolak dapat menggunakan tabel Rho
Spearman atau dengan membandingkan nilai Sig. (2-tailed) dengan α (0,05). Apabila nilai probilitasnya ≥ α (0,05),
maka Ho diterima dan jika probilitasnya ≤ α (0,05) maka Ho ditolak. Perhitungan korelasi Rank Spearman
menggunakan software SPSS 26 yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hubungan Peran Kelompok Tani terhadap Produktivitas di Desa Keisio


No. Variabel Nilai Koefisien Nilai Signifikan Hubungan
1. Peran Kelompok Tani 0.780 0,000 Signifikan
2. Produktivitas 0.780 0,000 Signifikan
Sumber: Analisis Data Primer yang Diolah, 2023.

Tabel 5 menunjukkan hasil uji menggunakan software SPSS 26 rank spearman didapatkan bahwa
hubungan peran kelompok tani dengan produktivitas usahatani padi sawah di Desa Keisio Kecamatan Lalolae
Kabupaten Kolaka Timur memperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.780 dengan tingkat signifikan sebesar
0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan peran kelompok tani dengan produktivitas usahatani padi
sawah memiliki tingkat hubungan cukup erat berdasarkan nilai koefisien 0.780 yang dilihat berdasarkan pedoman
derajat hubungan. Juga dapat dilihat nilai signifikan atau Sig. (2-tailed) 0,000 ≤ 0,05 maka dapat dikatakan
signifikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2015) tentang pedoman interprestasi koefisien korelasi yaitu
0,00-0,199 sangat tidak erat, 0,20-0,399 tidak erat, 0,40-0,599 cukup erat, 0,60-0,799 erat, 0,80-1,000 sangat erat.
Sehingga semakin baik peran kelompok tani maka produktivitas juga semakin baik. Sebaliknya bila produktivitas
semakin baik maka kegiatan peran kelompok tani juga semakin baik. Pentingnya pembinaan petani dalam
pendekatan kelompok tani juga dikemukakan oleh Mosher (1968) bahwa salah satu syarat pelancar pembangunan
pertanian adalah adanya kegiatan petani yang tergabung dalam kelompok tani. Hal ini menunjukkan bahwa peran
kelompok tani berhubungan dengan produktivitas usahatani padi sawah, semakin baik peran kelompok tani maka
akan semakin baik pula produktivitas usahatani padi sawah.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Isma et al (2018) & Mantalia et al (2021) yang menemukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara peran kelompok tani terhadap produktivitas usahatani padi sawah.
Sebagian besar petani menyatakan bahwa peran kelompok tani itu sangat penting dalam berusahatani padi
sawah. Selain itu, kelompok tani juga membantu dalam pemberian bantuan seperti bibit padi dimana sangat
Isra Febrianti jet jal. j e-ISSN: j2809-9850
Jurnal Ilmiah Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat 57

dibutuhkan petani dalam berusahatani padi sawah. Hal ini menandakan bahwa peran kelompok tani yang
dilakukan sangatlah dibutuhkan oleh para petani. Dalam hal ini sebagai kelas belajar, sebagai wahana kerjasama
dan unit produksi. Oleh karena itu peran kelompok tani sangatlah penting bagi petani untuk meningkatkan
produktivitas usahatani padi sawah (Mosher, 1968).

KESIMPULAN

Peran kelompok tani dalam meningkatkan produktivitas usahatani padi sawah di Desa Keisio Kecamatan
Lalolae Kabupaten Kolaka Timur berjalan dengan baik, dimana peran kelompok tani sebagai kelas belajar berada
dalam kategori tinggi (67,64%), sebagai wahana kerjasama berada dalam kategori tinggi (70,58%), dan sebagai
unit produksi berada pada kategori sedang (70,58%). Produktivitas petani padi sawah di Desa Keisio pada tahun
2022 dapat dikatakan tinggi, yaitu 4,73 ton/ha. Peran kelompok tani terhadap produktivitas usahatani padi sawah
memiliki hubungan yang erat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,780 dengan tingkat signifikan sebesar
0,000. Sehingga semakin baik peran kelompok tani maka akan semakin baik pula tingkat produktivitas usahatani
padi sawah.

DAFTAR PUSTAKA

Andoko, A. (2002). Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.


Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Arum, Y. T. G. (2019). Hipertensi pada Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun). HIGEIA (Journal of Public Health
Research and Development), 3(3), 345-356.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/30235
Asmini, A., Haryadi, W., & Jamta, M. (2020). Peran Kelompok Tani dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Tani
Padi Sawah (Studi di Desa Baru Tahan Kecamatan Moyo Utara). Jurnal Ekonomi & Bisnis, 8(1), 38-46.
https://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/jeb/article/view/555
Bada Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara. (2022). Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Angka 2022. BPS
Sulawesi Tenggara.
Hakam, A. (2014). Peran Kelompok Tani Terhadap Peningkatan Pendapatan Anggota Melalui Program Kemitraan
Usahatani (Studi Kasus Usaha Ternak Cacing Kelompok Tani “Sri Mulyo”, Kecamatan Sukun, Kota
Malang) (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Handayani, W. A., Tedjaningsih, T., & Rofatin, B. (2019). Peran kelompok tani dalam meningkatkan produktivitas
usahatani padi. Jurnal Agristan, 1(2), 80 – 88.
https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/agristan/article/view/1375
Hanisah, H., Arifin, A., & Azisah, A. (2021). Risiko Pendapatan dan Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Usahatani Padi Sawah Tadah Hujan (Studi Kasus di Kelurahan Sibatua Kecamatan Pangkajene
Kabupaten Pangkep). Jurnal Agribis, 9(2), 173-184.
https://ejournals.umma.ac.id/index.php/agribis/article/view/1084
Hasan, H., Usman, U., Sadapotto, A., & Elihami, E. (2021). Peran Kelompok Tani dalam Meningkatkan
Produktivitas Usaha Tani pada Sawah. Maspul Journal of Community Empowerment, 3(1), 1-5. Retrieved
from https://ummaspul.e-journal.id/pengabdian/article/view/1118
Isma, I., Nuraeni, N., & Salim, M. (2018). Hubungan Peran Kelompok Tani Dengan Produktivitas Usahatani Padi
(Studi Kasus di Desa Bonto Manai, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba). Wiratani: Jurnal Ilmiah
Agribisnis, 1(1), 17 – 25. https://doi.org/10.33096/wiratani.v1i1.2
Lestari, U., & Idris, M. (2019). Peran Kelompok Tani Dalam Kegiatan Usahatani Kakao di Desa Ketulungan
Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian
Agribusiness), 7(2), 92-101. https://doi.org/10.29244/jai.2019.7.2.92-101
Listiani, R., Setiadi, A., & Santoso, S. I. (2019). Analisis pendapatan usahatani pada petani padi di Kecamatan
Mlonggo Kabupaten Jepara. Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 3(1), 50-58.
https://doi.org/10.14710/agrisocionomics.v3i1.4018
Isra Febrianti jet jal. j e-ISSN: j2809-9850
Jurnal Ilmiah Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat 58

Mantali, M. A., Rauf, A., & Saleh, Y. (2021). Peran Kelompok Tani dalam Meningkatkan Produktivitas Usahatani
Padi Sawah (Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Bongopini Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone
Bolango). AGRINESIA: Jurnal Ilmiah Agribisnis, 5(2), 81-90.
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/AGR/article/view/11942
Mawarni, E., Baruwadi, M., & Bempah, I. (2017). Peran kelompok tani dalam peningkatan pendapatan petani padi
sawah di desa iloheluma kecamatan tilongkabila kabupaten bone bolango. AGRINESIA: Jurnal Ilmiah
Agribisnis, 2(1), 65-73. https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/AGR/article/view/2440
Mosher. (1987). Menggerakkan dan Mengembangkan Pertanian. Jakarta: Yusaguna.
Mubyarto, D. (1992). Tanah dan Tenaga Kerja: (Kajian Sosial Ekonomi). Yogyakarta: Aditya Media.
Phahlevi, R. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani padi sawah di Kota Padang
Panjang. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 1(2).
Sugiyono. (2015). Statistik Nonparametrik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukino. (2016). Membangun Pertanian dengan Pemberdayaan Masyarakat Tani Pustaka Baru Pess, Yogyakarta.
Wuysang, R. (2014). Modal sosial kelompok tani dalam meningkatkan pendapatan keluarga suatu studi dalam
pengembangan usaha kelompok tani di Desa Tincep Kecamatan Sonder. Acta Diurna Komunikasi, 3(3).
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/5637

Isra Febrianti jet jal. j e-ISSN: j2809-9850

You might also like