You are on page 1of 6

e-J.

Agrotekbis 4 (3) : 350 - 355, Juni 2016 ISSN : 2338 -3011

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI


SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA
KABUPATEN MOROWALI

The Analysis of Income and Eligibility of Rice Field Farming in Village


of Laantula Jaya, Subistrict of Wita Ponda, District of Morowali
Ninis Widya Ningrum(1), Effendy(2)
(1)
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu, E-mail: Ninies.widya@yahoo.com
(2)
Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu, E-mail: effendi_surente@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the income feasibility of paddy rice farming in village of
Laantula Jaya, subdistrict of Wita Ponda, Morowali district. Determination of Respondents done
using simple random method (Simple Random Sampling). The number of samples taken as many as
31 people from the population of 110 people. The analytical tool used was income analysis and
feasibility analysis. Anailisis results showed that the average revenue of the paddy rice farmers in
the village in Laantula Jaya subdistrict Wita Ponda Morowali district of Rp.11.922.586,20/1.19 ha/Planting
Season or Rp. 10.018.980 million/ha/Planting Season, the average total cost of Rp. 7.029.852,00/
1.19 ha/Planting Season or Rp. 5.907.439,00/ha/Planting Season, while the average total revenue of
Rp. 4.892.729,00 /1.19 ha/Planting Season or Rp. 4.111.537,00/ha/Planting Season. The results of
the analysis of R / C showed that paddy rice farming in the village of Laantula Jaya, subdistrict
Wita Ponda, Morowali district deserves can be pursued. This is evidenced by the value of R / C
obtained by 1.69. This means that any expenditure of Rp. 1 will generate revenue by 1.69.

Key Words : Eligibility, farming, income and rice paddy.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan usahatani padi sawah
di Desa Laantula Jaya KecamatanWita Ponda Kabupaten Morowali. Penentuan Responden
dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Jumlah
sampel yang diambil sebanyak 31 orang dari populasi yang berjumlah 110 orang. Alat analisis yang
digunakan analisis pendapatan dan analisis kelayakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata
penerimaan yang diperoleh petani padi sawah di Desa Laantula Jaya kecamatan Wita Ponda
Kabupaten Morowali sebesar Rp.11.922.586,20/1,19 ha/MT atau Rp. 10.018.980/ha/MT, rata-rata
biaya sebesar Rp.7.029.852/1,19 ha/MT atau Rp. 5.907.439/ha/MT, sehingga rata-rata pendapatan
sebesar Rp.4.892.729,00/1,19 ha/MT atau Rp. 4.111.537,00/ha/MT. Hasil analisis R/C
menunjukkan bahwa usahatani padi sawah di Desa Laantula Jaya Kecamatan Wita Ponda
Kabupaten Morowali layak untuk diusahakan. Hal ini dibuktikan dengan nilai R/C yang
diperoleh sebesar 1,69. Artinya bahwa setiap pengeluaran sebesar Rp. 1 akan menghasilkan
penerimaan sebesar Rp1,69.

Kata Kunci : Kelayakan, pendapatan, petani, dan padi sawah.

PENDAHULUAN sektor kehutanan. Hingga saat ini,


sektor pertanian masih dominan dalam
Sektor pertanian meliputi sub memberikan kontribusi terhadap pendapatan
sektor tanaman bahan pangan, sub sektor suatu daerah. Pembangunan pertanian,
hortikultura, sub sektor peternakan dan sub khususnya tanaman pangan bertujuan untuk

350
meningkatkan produksi dan memperluas mendukung usaha petani sering diabaikan.
penganekaragaman hasil pertanian. Oleh Kebijakan pengurangan bahkan penghapusan
sebab itu, pemerintah mempunyai kewajiban subsidi pupuk dan pestisida mengakibatkan
untuk selalu mengupayakan ketersediaan usahatani padi sering menjadi usahatani yang
tanaman pangan melalui berbagai langkah kurang menarik karena tingkat keuntungan
kebijakanbaik dalam bidang pertanian usahanya yang rendah (Rahendra, 2013).
maupun non pertanian (Sutedjo, 2001). Penerapan kebijakan harga pangan
Pertanian Indonesia adalah Pertanian menghadapi pro dan kontrak.Pengalaman
tropika karena sebagian besar daerahnya negara berkembang yang mengurangi bantuan
berada di daerah tropis yang langsung terhadap petani menyebabkan tingkat
dipengaruhi oleh garis khatulistiwa, yang kemiskinan tidak membaik dan mengancam
memotong Indonesia hampir menjadi dua. ketahanan pangan. Di sisi lain, negara-
Indonesia masih merupakan negara yang negara maju masih cukup besar member
memegang peranan penting dari keseluruhan dukungan pada industri pertaniannya.
perekonomian nasional. Salah satu komoditas Untuk mengefektifkan kebijakan harga
tanaman pangan di Indonesia adalah padi pangan perlu didukung oleh kebijakan lain
yang hasil produksinya masih menjadi terutama kebijakan insfratruktur, peningkatan
bahan makanan pokok. Padi merupakan pendapatn masyarakat, dan membenahi
tanaman pertanian dan merupakan tananaman kebocopran-kebocoran dana yang berkaitan
utama dunia (Fatma, 2013). dengan program pangan (Ilham dkk, 2006).
Sasaran utama pembangunan pertanian Peningkatan taraf hidup masyarakat
ini adalah peningkatan produksi pertanian tani dapat dicapai melalui pembangunan
dan pendapatan petani, sehingga kegiatan di pertanian yang berkesinambungan. Pembangunan
sektor petanian dapat diusahakan agar pertanian yang berkesinambungan ditandai
berjalan lancar dengan peningkatan produk dengan adanya kelangsungan produksi yang
pangan. Pangan merupakan kebutuhan memberikan keuntungan dan kebebasan
pokok terpenting bagi manusia yang harus bagi petani untuk menentukan pilihan
dipenuhi agar bisa bertahan hidup dan terbaik dalam berusahatani (Siti, 2011).
menunjang berbagai aktivitas industri yang Sulawesi Tengah merupakan salah
ditujukan untuk melengkapi kebutuhan satu daerah yang sebagian besar masyarakat
manusia. Pangan dapat memperbaiki taraf berprofesi sebagai petani yang mengolah
hidup petani, memperluas lapangan lahan untuk keperluan konsumsi bahan
pekerjaan bagi golongan masyarakat yang pangan dan memproduksi hasil pertanian
masih tergantung pada sektor pertanian guna mendukung pendapatan petani dan
(Suyastiri, 2008). memenuhi kebutuhan hidupnya. Badan
Paparan di atas mengindikasikan Pusat Statistik, sektor pertanian perkembangan
bahwa sektor pertanian perlu diperhatikan. tanaman padi sawah di Provinsi Sulawesi
Yantu (2007) menyatakan bahwa sektor Tengah dari Tahun 2010-2014 mengalami
pertanian di Sulawesi Tengah merupakan fluktuasi, hal ini disebabkan adanya perubahan
sektor basis. Subsektor tanaman pangan luas panen tiap tahunnya. Produksi tertinggi
merupakan subsektor pendukung kedua terjadi pada Tahun 2011 sebesar 1.023.248
setelah subsektor perkebunan dalam ton dengan luas panen sebesar 215.328 ha,
perekonomian Sulawesi Tengah. dan produksi terendah terjadi pada Tahun
Kebijakan pemerintah untuk 2010 sebesar 935.536 ton dengan luas
mempertahankan swasembada beras tidak panen 200.938ha.
selalu menguntungkan bagi para petani. Hal Sektor pertanian memegag peran
ini disebabkan oleh di satu pihak mereka penting di Kabupaten Morowali karena
diharuskan mendukung kebijakan pemerintah merupakan salah satu kabupaten penghasil
tersebut, namun di pihak lain kondisi yang padi sawah di Provinsi Sulawesi Tengah.

351
Faktor iklim yang mendukung dan potensi keberhasilan dari usahatani yang bersangkutan,
yang dimiliki daerah ini, maka masyarakat namun tingginya produksi suatu komoditas
berusaha memanfaatkan potensi yang ada yang diperoleh dalam persatuan luas lahan
sebaik mungkin. Kabupaten Morowali belum menjamin tingginya pendapatan
memiliki sumberdaya lahan yang potensial usahatani padi sawah. Pendapatan usahatani
bagi pengembangan tanaman pangan dan dipengaruhi oleh harga yang diterima petani
hortikultura. Kabupaten Morowali menjadi dan biaya-biaya penggunaan input usahatani.
urutan ketujuh dari dua belas kabupaten Penjelasan diatas bahwa petani di Desa
yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah Laantula Jaya memiliki lahan pertanian
dengan luas lahan 8.494 ha, memperoleh yang luas, namun petani masih kurangnya
produksi sebesar 37.470 ton dengan pemahaman dalam pemanfaatan lahan,
produktifitas sebesar 4,41 ton/ha. penuntasan hama serta kurangnya penyuluh
Kondisi pengusahaan padi sawah dan bantuan, sehingga dalam penggunaan
di Kabupaten Morowali didukung oleh pupuk dan pestisida belum sesuai dengan
beberapa kecamatan yang merupakan aturan yang dianjurkan oleh pemerintah,
penghasil padi sawah, salah satunya adalah hanya berdasarkan pengalaman yang
Kecamatan Wita Ponda. Badan Pusat diperoleh petani selama berusahatani,
Statistik menunjukan bahwa Kecamatan sehingga mengakibatkan hasil produksi
Wita Ponda merupakan salah satu penghasil yang diperoleh petani di Desa Laantula
padi sawah dari delapan kecamatan yang Jaya menurun dibandingkan petani desa-
ada di Kabupaten Morowali, adapun luas
desa lainnya, sehingga perlu diadakan
panen di kecamatan ini sebesar 3.280 ha
penelitian mengenai analisis pendapatan
dengan hasil produksi 14.504,68 ton pada
dan kelayakan usahatani padi sawah di
tingkat produktivitas 4,42 ton/ha. Potensi
Desa Laantula Jaya Kecamatan Wita Ponda
yang ada untuk mengembangkan usahatani
Kabupaten Morowali.
padi sawah masih cukup menjanjikan
mengingat masih tersedia lahan untuk Rumusan Masalah. Berapakah besar
mengembangkan usahatani padi sawah di pendapatan usahatani padi sawah di Desa
Kecamatan Wita Ponda. Desa Laantula Jaya Laantula Jaya Kecamatan Wita Ponda
merupakan salah satu dari sembilan desa Kabupaten Morowali? dan Berapakah
penghasil padi sawah di Kecamatan Wita Ponda. tingkat kelayakan usahatani padi sawah di
Hal yang menjadi kendala bagi Desa Laantula Jaya Kecamatan Wita Ponda
petani padi sawah di Desa Laantula Jaya Kabupaten Morowali.
yaitu luasnya lahan pertanian dan masih Tujuan. Mengetahui pendapatan usahatani
kurangnya pemahaman dalam penuntasan padi sawah di Desa Laantula Jaya
hamaserta kurangnya penyuluh dan Kecamatan WitaPonda Kabupaten Morowali
bantuan, sehingga petani dalam penggunaan dan tingkat kelayakan usahatani padi sawah
pupuk dan pestisida belum sesuai dengan diDesa Laantula Jaya Kecamatan
aturan yang dianjurkan oleh pemerintah, WitaPonda Kabupaten Morowali.
hanya berdasarkan pengalaman yang
diperoleh petani, sehingga mengakibatkan METODE PENELITIAN
hasil produksi yang diperoleh menurun.
Pendapatan petani didukung oleh tingkat Penelitian ini dilaksanakan di Desa
kelayakan usahatani yang baik melalui Laantula Jaya Kecamatan Wita Ponda
besarnya rasio penerimaan terhadap biaya Kabupaten Morowali. Penentuan lokasi ini
usahatani. Nilai kelayakan yang tinggi, dilakukan secara sengaja (purposive), dengan
berarti dapat menaikan tingkat pendapatan pertimbangan bahwa Desa Laantula Jaya
petani padi sawah di suatu daerah. memiliki lahan pertanian yang luas, namun
Secara umum peningkatan produksi petani masih kurangnya pemahaman dalam
suatu usahatani merupakan indikator pemanfaatan lahan, penuntasan hama serta
352
kurangnya penyuluh dan bantuan, sehingga analisis Revenue Cost Ratio (R/C-ratio).
dalam penggunaan pupuk dan pestisida R/C-ratio adalah singkatan dari Revenue
belum sesuai dengan aturan yang dianjurkan Cost Ratio atau dikenal dengan perbandingan
oleh pemerintah, hanya berdasarkan pengalaman (nisbah) antara Total Revenue (TR) dan
yang diperoleh petani selama berusahatani, Total Cost (TC), yang dirumuskan sebagai
sehingga mengakibatkan hasil produksi berikut :
yang diperoleh petani di Desa Laantula TR
Jaya menurun dibandingkan petani desa- R/C =
TC
desa lainnya di Kecamatan Wita Ponda.
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Keterangan :
Oktober sampai Bulan Desember 2015. TR = Total Penerimaan (Rp)
Hasil dari perhitungan penentuan TC = Total Biaya (Rp)
responden menggunakan rumus slovin. R/C = Perbandingan antara total revenue
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 31 dengan total cost
orang dari populasi yang berjumlah 110 Apabila R/C = 1, berarti usahatani
orang dengan tingkat kesalahan sebesar 15%.
tidak untung dan tidak rugi atau impas,
Data yang dikumpulkan dalam
selanjutnya bila R/C < 1, menunjukkan
penelitian ini meliputi data primer dan data
bahwa usaha tersebut tidak layak diusahakan,
sekunder. Data primer diperoleh melalui
wawancara langsung dengan bantuan dan jika R/C >1, maka usahatani tersebut
pengisian daftar pertanyaan (questionare) layak untuk diusahakan
yang telah disediakan sebelumnya oleh
HASIL DAN PEMBAHASAN
peneliti. Data sekunder yang dibutuhkan
diperoleh dari literatur-literatur yang relevan
Karakteristik Responden.
seperti buku-buku, jurnal penelitian, internet
dan laporan-laporan yang berhubungan dengan Umur Petani. Mayoritas umur responden
penelitian ini. usahatani padi sawah berada pada tingkat
Analisis data yang digunakan dalam usia kerja produktif yaitu klasifikasi umur
penelitian ada dua yaitu : 29-39 tahun sebanyak 14 orang (45,16%),
umur 40-50tahun sebanyak 10 orang
a. Analisis Pendapatan
(32,26%) dan 51-59 tahun sebanyak 7 orang
Rumus :
(22,58%). Hal ini menunjukkan bahwa
Œ = TR ±TC usahatani di Desa Laantula Jaya masih
TR =PxQ dapat diusahakan dengan baik, mengingat
TC = FC + VC umur responden tergolong dalam usia kerja
Keterangan : produkif. Hasil penelitian menunjukan
Π= Pendapatan Usahatani rata-rata umur responden di Desa Laantula
TR = Total Penerimaan (Total Revenue) Jaya Kecamatan Wita Ponda Kabupaten
Morowali adalah 42 tahun.
TC = Total Biaya (Total Cost)
FC = Biaya Tetap (Fixed Cost) Tingkat Pendidikan. Tingkat pendidikan
VC = Biaya Variabel (Variabel Cost) petani padi sawah sebagian besar hanya
berpendidikan SD yaitu sebanyak 14 orang
Q = Produk yang di Peroleh dalam Suatu
(45,16%), selebihnya berpendidikan SMP
Usahatani yaitu sebanyak 12 orang (38,71%) dan
P = Harga Produksi SMA yaitu sebanyak 5 orang (16,13%).
b. Analisis Kelayakan Selain itu petani di Desa Laantula Jaya
Soekartawi (2002) menyatakan memiliki pengalaman berusahatani dan
bahwa untuk mengetahui kelayakan suatu adanya penyuluhan yang berhubungan
usaha dapat dihitung dengan menggunakan dengan usahatani padi sawah.

353
Jumlah Tanggungan Keluarga. Hasil dan terus dikeluarkan walaupun produksi
penelitian menunjukkan bahwa 10 orang yang diperoleh banyak atau sedikit. Besarnya
(32,26%) memiliki tanggungan keluarga biaya tetap ini tidak tergantung pada besar
sebanyak 3 ± 5 orang, 20 orang (64,52%) kecil produksi yang diperoleh. Biaya tetap
memiliki tanggungan keluarga sebanyak meliputi biaya pajak lahan, sewa lahan dan
6 - 8 orang dan 1 orang (3,22%) memiliki biaya penyusutan peralatan. Rata-rata biaya
tanggungan keluarga sebanyak 9 orang. tetap yang dikeluarkan oleh petani dalam
Semakin sedikit jumlah tanggungan keluarga kegiatan berusahatani padi sawah di Desa
biaya hidup juga semakin sedikit, sehingga Laantula Jaya sebesar Rp.1.330.860,16
sebagian pendapatan yang diperoleh petani /1,19ha/MT atau Rp. 1.118.369,88/ha/MT.
dapat digunakan sebagai tambahan modal
usahataninya. Sebaliknya semakin banyak Biaya Variabel. Biaya tidak tetap
jumlah tanggungan keluarga maka pendapatan didefinisikan sebagai biaya yang besar
yang diperoleh hanya cukup untuk memenuhi kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang
kebutuhan hidup keluarga petani. Rata-rata diperoleh. Biaya ini meliputi biaya pupuk,
jumlah tanggungan keluarga di Desa Lantula pestisida, sewa traktor dan biaya tenaga kerja.
Jaya sebanyak 6 orang. Rata-rata biaya variabel yang
dikeluarkan oleh petani dalam kegiatan
Pengalaman Berusahatani. menunjukkan usahatani padi sawah di Desa Laantula Jaya
bahwa petani di Desa Laantula Jaya dalam sebesar Rp. 5.699.016,00/1,19ha/MT atau
mengelolah usaha tani padi sawah dengan Rp. 4.789.089,00./ha/MT.
pengalaman berusahatani 6-16 tahun berjumlah
Total biaya ialah hasil dari biaya
15 orang (48,39%), sedangkan untuk
tetap ditambah dengan biaya variabel, Sehingga
pengalaman usahatani 17-27 tahun berjumlah
rata-rata total biaya yang dikeluarkan oleh
9 orang (429,03%) dan untuk pengalaman
petani dalam kegiatan usahatani padi sawah
berusahatani 28-36 tahun berjumlah 7 orang
sebesar Rp. 7.029.852,00/1,19ha/MT atau
(22,58%). Hal ini menunjukkan bahwa petani
di Desa Laantula Jaya dalam mengusahakan Rp. 5.907.439,00/ha/MT.
usahataninya sudah termasuk petani yang Pendapatan. Pendapatan dalam penelitian
memiliki banyak pengalaman yang sangat ini ialah pendapatan yang diterima oleh
bermanfaat dalam menetukan proses petani dari selisih antara total penerimaan
pengelolaan usahataninya kedepanya. Rata- dengan total biaya yang dikelurkan selama
rata pengalaman berusahatani responden di satu kali musim tanam. Rata-rata pendapatan
Desa Laantula Jaya selama 18 tahun. usahatani padi sawah di Desa Laantula Jaya
Analisis Pendapatan dan Kelayakan sebesar Rp. 4.892.729,00 /1,19ha/MT atau
Usahatani Padi Sawah. Rp. 4.111.537,00 /ha/MT.

Penerimaan. Penerimaan yang dimaksud Kelayakan.


dalam penelitian ini adalah hasil dari TR
produksi yang diperoleh usahatani dikalikan R/C =
TC
dengan harga jual gabah. Rata-rata produksi 11.922.586,00
di Desa Laantula Jaya adalah 3.974,19 R/C = = 1,69
7.029.852
kg/1,19ha/MT atau 3.339,66 kg/ha/MT
dikalikan harga jual gabah Rp. 3000,00/kg, Hasil analisis R/C menunjukkan
sehingga rata-rata penerimaan yang diperoleh bahwa usahatani padi sawah di Desa
petani padi sawah di Desa Laantula Jaya Laantul Jaya Kecamatan WitaPonda
adalah sebesar Rp. 11.922.586,20/1,19 ha/MT Kabupaten Morowali layak diusahakan.
atau Rp. 10.018.980 /ha/MT. Hal ini dibuktikan dengan nilai R/C sebesar
1,69. Artinya bahwa setiap biaya yang
Biaya Tetap. Biaya tetap didefinisikan dikeluaran sebesar Rp. 1 akan menghasilkan
sebagai biaya yang relatif tetap jumlanya, penerimaan sebesarRp. 1,69.
354
KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan Fatma, 2013., Analisis Pendapatan Petani Padi Di


Desa Teep Kecamatan Langowan Timur.
Hasil analisis pendapatan EMBA : Vol.1 No.3 September 2013,
menunjukkan bahwa pendapatan usahatani Hal. 991-998.
padi sawah untuk satu kali musim tanam Ilham dkk., 2006. Efektifitas Kebijakan Harga
(MT) di Desa Laantula Jaya Kecamatan Pangan Terhadap Ketahanan Pangan.
Witaponda Kabupaten Morowali Provinsi J. Agro Ekonomi. Vol 24. No 2.
Sulawesi Tengah sebesar Rp.4.892.729,00 Rahendra, F. 2013. Masalah dan Kebijakan
/1,19ha/MT atau Rp. 4.111.537,00 /ha/MT. Pembangunan
Hasil analisis R/C menunjukkan bahwa Pertanian.http://blogspot.co.id.Mutiaraelsa
usahatani padi sawah di Desa Laantul Jaya .Wordpre.Com. Di Akses pada Tanggal 28
Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Oktober 2015
Morowali layak untuk diusahakan. Hal ini Soekartawi, 2002. Teori Ekonomi Produksi.
dibuktikan dengan nilai R/C yang PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
diperoleh sebesar Rp. 1,69. Artinya bahwa Sutedjo, 2001. Analisis Pendapatan Usahatani
setiap pengeluaran sebesar Rp. 1 akan Padi Di Desa Pasiang. Proposal
menghasilkan penerimaan sebesar 1,69. Penelitian.http://azmawati.Blogspot.com
/2009/06/bab-i pendahuluan. Diakses
Saran pada Tanggal 20 Agustus 2015
Dari hasil penelitian yang telah Suyastiri, 2008. Ketahanan Pangan Nasional.e-
dianalisis bahwa usahatani padi sawah di journal.uajy.ac.id/1589/3/2EP12752
Desa Laantula Jaya sudah layak untuk
Siti, Y. 2011.,Analisis Komparatif Pendapatan
diusahakan, sehingga para petani harus
Usahatani Padi Sawah Sistem Tabela
melanjutkan usahataninya dan
dan Sistem Tapin Di Desa Dolago
memperbaiki cara pengelolaan lahan, Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten
penanaman, pemeliharaan, pemberian Parigi Moutong. e-J.Agrotekbis 1 (3) :
pupuk dan pestisida sesuai dengan anjuran. 244-249
Dengan demikian para petani dapat
meningkatkan produksi dan pendapatan Yantu, M. R. 2007. Peranan Sektor Pertanian
padi sawahnya. dalam Perekonomian Wilayah Sulawesi
Tengah. J. Ilmu-ilmu Pertanian Agroland
Vol14 No. 1 :31-3

355

You might also like