You are on page 1of 10

P-ISSN : 2597 – 7075

E-ISSN : 2541 – 6847

PROFIL PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN BULANGO TIMUR


KABUPATEN BONE BOLANGO

Hendra S. Yubi 1); Asda Rauf 2); Yanti Saleh2)


1)
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo,
Jl. Jend. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo, 96128
2)
Dosen Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Jend. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo, 96128

ABSTRACT
This study aims to determine the profile of lowland rice farmers in the east bulango sub-district, bone
bolango district. This research was conducted in Bulango Timur sub-district, which was held in june until August
2018. The mothod used is the survey mothod used to obtain data that occoured in the past or present. From the
result of this study the profile of lowland rice farmers was obtained, including: 1) From the result of the study
obtained data The average age of farmers above ranged from 15-60 years, 2) The level of education for respondent
farmers in Bulango Timur District wa still dominated by farmers with the level of elementary school education (SD)
of 94 farmers who have elementary school education emounting to 52 pople or with a percentage of 55,3%, 3)
Farmers respondents who 1-2 people dependents amounted to 38 with a percentage value of 40,4% and dependents
3-4 people amounted to 19 people with a percentage value of 20,2% while 5-6 amountedto 37 people with a
percentage value of 20.2% while 5-6 amounted to 37 people with a percentage value of 37 people with a
percentage value of 39,3%, 4) Experince of farming farmer respondents in the District of East Bulango Bone
bolango namely the range of 0-10 years amounting to 58 people or with a percentage value of 61,7% while the
range of 11-20 years amounted to 36 people with a percentage value of 38,2%, 5) Production obtained was very
varied, dim For the village of Bulotalangi, 19 farmers have a production of 13,5 Kg, 15 people have 10,1 Kg, 25
people have a production of 16,5 Kg and specifically for the village of Toluwaya 15 farmers have a production of
9,3 Kg.

Keywords: Profile of lowland rice farmers

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil petani padi sawah di Kecamatan Bulango Timur
Kabupaten Bone bolango, Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bulango Timur, dilaksanakan pada bulan juni
sampai agustus 2018. Metode yang digunakan adalah metode survey yang digunakan untuk mendapatkan data yang
terjadi pada masa lampau atau saat ini. Dari hasil penelitian ini diperoleh profil petani padi sawah, diantaranya: 1)
Dari hasil penelitian diperloh data Rata-rata umur petani di atas berkisar antara 15-60 tahun, 2) Tingkat pendidikan
untuk petani responden yang ada di Kecamatan Bulango Timur masih didominasi oleh petani dengan tingkat
pendidikan Sekolah Dasar (SD) dari 94 petani responden petani yang berpendidikan SD berjumlah 52 orang atau
dengan jumlah persentase 55,3%, 3) Petani responden yang memiliki tanggungan 1-2 orang berjumlah 38 orang
dengan nilai persentase sebesar 40,4% dan tanggungan 3-4 orang berjumlah 19 orang dengan nilai persentase 20,2%
sedangkan 5-6 berjumlah 37 orang dengan nilai persentase 39,3%, 4) Pengalaman berusahatani petani responden di
Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango yaitu kisaran 0-10 tahun berjumlah 58 orang atau dengan nilai
persentase sebesar 61,7% sedangkan kisaran 11-20 tahun berjumlah 36 orang dengan nilai persentase 38,2%, 5)
Produksi yang diperoleh sangat berfariasi, dimana untuk desa Bulotalangi 19 orang petani memiliki produksi
sebesar 54,150 Kg, dan untuk desa Bulotalangi Timur 21 orang memiliki produksi 33,200 Kg, dan khusus untuk
desa toluwaya 15 orang petani memiliki produksi 28,250 Kg.

Kata Kunci: Profil Petani Padi Sawah

PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara Agraris. Di tanaman pangan yang ditanam di Indonesia
Indonesia, tumbuh berbagai jenis tanaman adalah padi.
pangan. Walaupun saat ini banyak sekali Pada dasarnya petani padi sawah
tanaman pangan yang diekspor, tetapi dulunya menghendaki peningkatan dalam usahatani. Hal
Indonesia pernah dikenal sebagai Negara ini dapat dilakukan dengan melakukan
swasembada pangan. Hampir seluruh rakyat peningkatan produksi melalui peningkatan
Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan teknologi dan inovasi baru, yang memungkinkan
pokoknya. Oleh karena itu, sebagian besar bertambahnya biaya produksi usahatani.
Pengembangan suatu usahatani sangat

*Alamat Email:
hendrasyubi@gmail.com
Hendra S. Yubi dkk.: Profil Petani Padi Sawah Di Kecamatan Bulango..................................................

menentukan besar kecilnya tingkat pendapatan Kecamatan Bulango Timur yang berada di
padi sawah. Kabupaten Bone Bolango terdiri dari lima desa
Sesuai dengan perkembangan zaman yaitu Desa Bulotalngi, Bulotalngi Timur,
berbagai permasalahan baru dalam Bulotalangi Bratat, Popodu dan Toluwaya
meningkatkan produksi padi sawah mulai dengan mayoritas penduduk bercocok tanam
muncul di kalangan petani padi sawah di padi sawah untuk memenuhi kebutuhan sehari-
Kecamatan Bulango Timur. Antara lain naiknya hari. Tanaman padi sawah yang di produksi oleh
upah tenaga kerja, penggunaan jenis pupuk, petani sebagian besar telah menghasilkan dan
serta pestisida yang banyak demi menunjang sebagian kecil masih dalam tahap pertumbuhan,
pertumbuhan padi sawah, menyebabkan naiknya namum potensi tanaman padi sawah di
biaya produksi padi sawah itu sendiri, sehingga Kecamatan Bulango Timur harus diimbangi
terjadi pembengkakan biaya produksi. dengan sistem produktivitas yang baik.
Padi merupakan usahatani yang lazim di Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
usahakan petani di Provinsi Gorontalo. Luas profil petani padi sawah di Kecamatan Bulango
lahan sawah Provinsi Gorontalo mencapai 2,54 Timur Kabupaten Bone bolango.
persen dari total luas wilayah Gorontalo, dimana
4,3 persen dari luas sawah tersebut belum TINJAUAN PUSTAKA
dimanfaatkan untuk pengusahaan padi. Usahatani Padi Sawah
Sedangkan untuk produksi padi di Provinsi Usahatani adalah himpunan dari sumber-
Gorontalo pada Tahun 2006 sebanyak 192.584 sumber alam yang terdapat di tempat itu yang
ton dengan luas panen sebesar 43.953 ha dan diperlukan untuk produksi pertanian seperti
produktivitas sebesar 43,82 ku/ha. dan pada tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang
Tahun 2007 produksi padi mencapai 195.901 dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,
ton dengan luas panen 43,763 ha dan bangunan bangunan yang didirikan diatas tanah
produktivitas 44,76 ku/ha. sedangkan pada dan sebagainya. Usahatani dapat berupa usaha
Tahun 2008 produksi padi mencapai 237.873 bercocok tanam atau memelihara ternak. Dalam
ton dengan luas panen 46,942 ha dan ekonomi pertanian dibedakan pengertian
produktivitas 50,67 ku/ha. dan pada tahun 2009 produktivitas dan pengertian produktivitas
produksi padi mencapai 256.934 ton dengan luas ekonomis daripada usahatani. Dalam pengertian
panen 48,042 ha dan produktivitas 53,48 ku/ha. ekonomis maka letak atau jarak usahatani dari
sedangkan untuk tahun 2010 produksi padi pasar penting sekali artinya. Kalau dua buah
mencapai 283.563 ton dengan luas panen usahatani yang lebih dekat dengan pasar penting
sebesar 49.937 ha dan produktivitas sebesar sekali artinya. Kalau dua buah usahatani
55,20 ku/ha. Jadi dapat dilihat untuk lima tahun mempunyai produktivitas fisik yang sama, maka
terakhir dari Tahun 2006 sampai 2010 produksi usahatani lebih dekat dengan pasar mempunyai
padi di Provinsi Gorontalo telah mengalami nilai lebih tinggi Karen aproduktivitas
peningkatan. (BPS Provinsi Gorontalo, 2012). ekonominya lebih besar. (Astuti, 2013: 21)
Kecamatan Bulango Timur merupakan Ada lima unsur pokok usaha tani yang
salah satu Kecamatan penghasil padi yang sering disebut sebagai faktor-faktor produksi,
berada di Kabupaten Bone Bolango. Produksi Menurut Astuti, (2013: 11) yaitu sebagai
padi di Kecamatan Bulango Timur pada tahun berikut:
2015 sebanyak 1.273.10 ton dengan luas panen a. Tanah usaha tani : dapat berupa tanah
219,50 Ha dan Produktivitas sebesar 5,80 pekarangan, tegalan dan sawah. Tanah
Ton/Ha kemudian pada tahun 2016 Produksi tersebut dapat diperoleh dengan cara
padi mencapai 1.338,95 ton dengan luas panen membuka lahan sendiri, membeli, menyewa,
219,50 Ha dan Produktivitas sebesar 6,10 bagi hasil, pemberian negara, warisan atau
Ton/Ha, kemudian pada Tahun 2017 Produksi wakaf. Penggunaan tanah dapat diusahakan
padi mencapai 1.357,80 ton dengan luas panen secara monokultur maupun polikultur atau
219,00 Ha dan Produktivitas sebesar 6,20 tumpangsari. (Astuti, 2013: 32)
Ton/Ha, Sedangkan pada Tahun 2018 Produksi b. Tenaga Kerja : Jenis tenaga kerja dibedakan
padi yang ada di Kecamatan Bulango Timur menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-
Sebesar 1.423,50 ton dengan luas panen 219,00 anak yang dipengaruhi oleh umur,
ha dan Produktivitas sebesar 6,50 Ton/Ha. Jadi pendidikan, keterampilan, pengalaman,
dapat dilihat luas lahan padi sawah yang ada di tingkat kesehatan dan faktor alam seperti
Kecamatan Bulango Timur untuk empat tahun iklim dan kondisi lahan. Tenaga ini dapat
dari Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2018 berasal dari dalam dan luar keluarga
mengalami peningkatan.

109 | AGRINESIA Vol. 4 No. 2 Maret 2020


Hendra S. Yubi dkk.: Profil Petani Padi Sawah Di Kecamatan Bulango..................................................

(biasanya dengan cara upahan). (Astuti, demikian mereka berusaha untuk lebih cepat
2013) melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya
c. Modal : Modal dalam usaha tani digunakan mereka masih belum berpengalaman dalam soal
untuk membeli sarana produksi adopsi inovasi tersebut (Soekartawi, 2008: 20).
sertapengeluaran selama kegiatan usaha tani Pada umunya petani yang berumur tua
berlangsung. Sumber modal diperoleh dari mempunyai kemampuan yang lebih rendah jika
milik sendiri, pinjaman atau kredit (kredit dibandingkan dengan petani yang umurnya yang
bank, pelepas uang/famili/tetangga), hadiah, lebih mudah, petani yang berumur tua akan
warisan, usaha lain ataupun kontrak sewa. sulit untuk menerima ataupun mengadopsi hal-
(Astuti, 2013) hal yang masih baru karena masih berpegangan
d. Pengelolaan usaha tani : kemampuan petani pada kebudayaan nasional. Selain itu juga umur
untuk menentukan, mengorganisir dan petani berpengaruh dalam menerima, mengerti
mengkoordinasikan faktor-faktor produksi dan menerapkan teknologi baru yang
yang dikuasainya dengan sebaik-baiknya dan mengangkut produksi petani (Hasan Sinaga,
mampu memberikan produksi pertanian 2009: 32).
sebagaimana yang diharapkan. Pengenalan Bagi petani yang lebih tua bisa jadi
pemahaman terhadap prinsip teknik dan mempunyai kemampuan berusahatani yang
ekonomis perlu dilakukan untuk dapat konservatif dan lebih mudah lelah. Sedangkan
menjadi pengelola yang berhasil. Prinsip petani mudah mungkin lebih miskin dalam
teknis tersebut meliputi : (a) perilaku cabang pengalaman dan keterampilan tetapi biasanya
usaha yang diputuskan; (b) perkembangan sifatnya lebih progresif terendah inovasi baru
teknologi; (c) tingkat teknologi yang dikuasai dan relatif lebih kuat. Dalam hubungan dengan
dan (d) cara budidaya dan alternatif cara lain perilaku petani terhadap resiko, maka faktor
berdasar pengalaman orang lain. Prinsip sikap yang lebih progresi terhadap inovasi baru
ekonomis antara lain : (a) penentuan inilah yang lebih cenderung membentuk nilai
perkembangan harga; (b) kombinasi cabang perilaku petani usia muda untuk lebih berani
usaha; (c) pemasaran hasil; (d) pembiayaan menanggung resiko (Soekartawi, 2002: 1).
usaha tani; (e) penggolongan modal dan Umur Petani merupakan salah satu faktor
pendapatan serta tercermin dari keputusan yang berkaitan dengan kemampuan petani
yang diambil agar resiko sangat tergantung dalam mengelola usahataninya. Petani yang
kepada : (a) perubahan sosial serta (b) tergolong usia produktif mempunyai semangat
pendidikan dan pengalaman petani. (Astuti, kerja yang tinggi untuk mengelola lahan
2013). usahataninya dan ditunjung oleh pengalaman
e. Produksi : hasil produksi fisik, yang dalam berusahatani yang telah diguluti sejak
diperoleh petani dari hasil usahatani, dalam lama, sehingga masih berpotensi untuk
satu musim tanam dan diukur dalam Kg per mengembangkan usahatani, (Suripatty,2011:
hektar permusim(khusus untuk jenis tanaman 85). Selama masih dalam usia produktif,
yang diusahakan). Produksi tersebut juga semakin tinggi umur seseorang, semakin besar
dapat dinyatakan sebagai perangkat prosedur tanggung jawabnya yang ditanggung, meskipun
dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan pada titik tertentu penawaran akan menurun
komoditas berupa kegiatan usaha tani seiring dengan usia yang makin bertambah
maupun usaha lainnya. (Astuti, 2013: 54). pulsa, (Febriyastuti, dkk, 2013: 2). Ditinjau dari
segi umur, semakin tua akan semakin
Profil Petani berpengalaman sehingga semakin baik dalam
a. Umur mengelola usahataninya, Namun disisi lain
Umur seorang petani yang sudah berumur semakin tua semakin menurun kemampuan
tua akan mempengaruhi tingkat produktivitas fisiknya sehingga sehingga semakin
hasil usahatani karena sangat menyangkut pada memerlukan bantuan tenaga kerja, baik dalam
kesehatan, stamina seorang petani dalam keluarga maupun dari luar keluarga,
melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Semakain (Suratiyah,2006: 67).
tua (diatas 50 tahun), biasanya semakin lamban b. Tingkat pendidikan
mengadopsi inovasi, dan cenderung hanya Tingkat Pendidikan terutama pendidikan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah non formal misalnya kursus kelompok tani,
bisa diterapkan oleh warga masyarakat penyuluhan, demplot, studi bdanding, dan
setempat, makin mudah petani biasanya pertemuan selapanan (35 hari sekali di jawa)
mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang akan membuka cakrawal petani, menanmbah
belum mereka ketahui, sehingga dengan keterampilan dan pengalaman petani dalam

AGRINESIA Vol. 4 No. 2 Maret 2020 | 110


Hendra S. Yubi dkk.: Profil Petani Padi Sawah Di Kecamatan Bulango..................................................

mengelola usahataninya. Hal ini sangat untuk menghasilkan komoditas pertanian, untuk
diperlukan mengingat sebagian besar petani menghasikan suatu produk diperlukan hubungan
berpendidikan formal rendah, (Suratiyah, 2006: antara faktor produksi dan komoditas, hubungan
68) Semakin tinggi pendidikan, akan antara input dan output disebut dengan factor
menjadikan waktu yang dimiliki menjadi relationship (FR). Memperoleh hasil yang
mahal,dan keinginan bekerja semakin tinggi. diinginkan, maka seharusnya
sebaiknya, semakin rendah tingkat pendidikan, mempertimbangkan harga jual dari produksinya,
akses akses pekerjaan pun sangat terbatas. melakukan perhitungan terhadap semua unsur
Terbatasanya akses pendidikan ini menyebabkan biaya selanjutnya menentukan harga pokok hasil
perempuan bekerja pada kegiatan pertanian, usahataninya,(Darmawati, 2005: 32).
(Febriyastuti, dkk. 2013: 2). f. Kepemilikan Lahan
c. Pengalaman berusahatani Kepemilikan Lahan Hubungan tanah dan
Menjadi salah satu faktor penting dalam manusia dapat dibedakan dalam tiga tingkat dari
mendukung keberhasilan usahatani. Pengalaman yang terkuat sampai yang terlemah yaitu hak
berusahatani merupakan proses belajar yang milik, hak sewa dan hak bagi hasil
dapat mempermudah adopsi dan penerapan (sakap). Perbedaan hubungan tersebut akan
teknologi yang dikembangkan secara dinamis, berpengaruh pada kesediaan petani dalam
Namun pengalaman usahatani yang lama tidak meningkatkan produksi, memperbaiki kesuburan
mencerminkan petani responden menerapkan tanah, dan intensifikasi.
teknologi anjuran dan hanya mengendalikan 1) Hak milik merupakan lahan yang dimiliki
pengalaman yang diperoleh secara turun keluarga, pemanfaatannya di lakukan secara
temurun, (Asih,2009:56) Pengalaman bergilir di antara anggota keluarga yang
berusahatani juga merupakan salah satu sarana memiliki hak waris.
tidak langsung untuk meningkatkan tarap hidup 2) Hak sewa adalah lahan yang di sewakan
para petani, semakin lama petani dalam kepsda orang lain dengan persetujuan
berusahatani maka diharapkan petani akan pemiliknya.
mampu mengelola usahataninya dengan baik. 3) Hak bagi hasil (sakap) yaitu pengalihan
Sehingga dengan demikian diharapkan produksi hak garap dari pemilik lahan kepada orang
yang akan dihasilkan semakin meningkat, lain (Ken Suratiyah,2009: 30).
(Thamrin, dkk. 2012 :3) g. Luas lahan
d. Jumlah tanggungan keluarga Luas lahan merupakan faktor alam yang
Jumlah tanggungan keluarga adalah sangat menentukan usahatani, semakin luas
banyaknya orang yang berada di dalam satu atap lahan yang diusahakan pada usahatani maka
(satu manejemen rumah tangga) di luar kepala semakin tinngi produksi dan pendapatan per
rumah tangga, Dengan demikian yang termasuk satuan luasnya. Pada tanah yang ringan untuk
dalam tanggungan keluarga adalah: istri, anak, diolah, tenaga kerja dapat dimanfaatkan secara
adik, ipar, orang tua, mertua dan lain-lainnya. lebih baik. Sebaliknya, pada tanah yang berat,
(Antara dan Effendy, 2009: 5). Tanggungan penggarapanya dapat dilakukan lebih berat
keluarga merupakan salah satu alasan utama pula.(Hermanto,1993:15).
bagi wanita rumah tangga turut serta dalam Tanah merupakan faktor produksi yang
membantu suami untuk memutuskan diri untuk penting karena tanah merupakan tempat
bekerja memperoleh penghasilan. Semakin tumbuhnya tanaman, ternak, usahatani
banyak responden mempunyai anak dan keseluruhannya. Tentu saja, faktor tanah tidak
tanggungan, maka waktu yang disediakan terlepas dari pengaruh alam sekitarnya, yaitu
responden untuk bekerja semakin efektif. sinar matahari,curah hujan dan angin. Lahan
Efektivitas waktu ini adalah berguna untuk pertanian dapat di bedakan dengan tanah
menigkatkan penghasilan responden sendiri, pertanian. Lahan pertanian banyak diartikan
(Febriyastuti, 2013: 56). sebagai tanah yang disiapkan untuk di usahakan
e. Produksi dalam usahatani, minsalnya sawah, tegal dan
Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil pekarangan. Sedangkan tanah pertanian adalah
dari satu proses atau aktivitas ekonomi dengan tanah yang belum tentu diusahakan dengan
memanfaatkan beberapa masukan (input). usaha pertanian. Dengan demikian, luas tanah
Kegiatan produksi tersebut adalah pertanian selalu lebih luas dari pada lahan
mengombinasikan berbagai masukan untuk pertanian (Ken Suratiyah, 2009 :16).
menghasilkan keluaran. Hasil produksi Luas lahan merupakan luas lahan yang
usahatani sering disebut korbanan produksi diusahakan sebagai media pertumbuhan
karena faktor produksi tersebut dikorbankan tanaman. Di pandang dari sudut efisiensi,

111 | AGRINESIA Vol. 4 No. 2 Maret 2020


Hendra S. Yubi dkk.: Profil Petani Padi Sawah Di Kecamatan Bulango..................................................

semakin tinggi produksi dan pendapatan Dimana :


persatuan luasnya. Pengukuran luas lahan n = Jumlah Sampel
usahatani dapat diukur berdasarkan hal-hal N = Jumlah Populasi
sebagaai berikut : 1) luas total lahan adalah e = Tingkat Kesalahan
jumlah seluuh tanaman yang ada dalam
usahatani termaksut sawah, tegal, Berdasarkan rumus di atas, maka
pekarangan,jalur saluran,dan sebagainya.2) luas ditentukan jumlah sampel di Kabupaten Bone
lahan pertanaman adalah jumlah seluruh tanah Bolango dengan tingkat presesi tingkat
yang dapat ditanami atau diusahakan. 3) uas kesalahan 10%, Sehingga sampel diambil
tanaman adalah jumlah luas tanaman yang ada berdasarkan populasi Petani padi sawah yang
pada suatu saat (Suratiyah, 2009: 76). berada di kecamatan Bulango Timur terdapat
lima desa yaitu Desa Bulotalangi 47 KK,
METODE PENELITIAN Bulotalangi Timur 21 KK, Bulotalangi Barat 50
Lokasi dan Waktu Penelitian KK, Popodu 30 KK, Toluwaya 26 KK.
Penelitian ini dilakukan Di Kecamatan
Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango, Di Teknik Analisis Data
Kecamatan Bulango Timur terdapat 5 Desa yaitu Data yang diperoleh selanjutnya dengan
Desa Bulotalangi, Bulotalangi Barat, menggunakan analisis desktiptif. Analisis
Bulotalangi Timur, Popodu dan Toluwaya, deskriptif adalah metode analisis sederhana yang
Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja bertujuan untuk mempermudah penafsiran dan
(Purposive), dengan dasar pertimbangan bahwa penjelasan dengan analisis tabel, grafik atau
dilokasi tersebut merupakan salah satu potensi diagram. Analisis deskriptif ini digunakan
besar pertanaman padi sawah. sebagai pendukung untuk menambah dan
mempertajam analisis yang di lakukan,
Jenis dan Sumber Data membantu memahami masalah yang di teliti
Data yang digunakan dalam penelitian ini serta memberi gambaran umum tentang satu
meliputi data primer dan data sekunder. Data fenomena yang terjadi.
Primer adalah data yang mendukung data
sekunder dan data yang diperoleh langsung dari HASIL DAN PEMBAHASAN
lapangan antara lain dengan menggunakan data Identitas Petani Responden
hasil wawancara dan kuisioner dengan Identitas petani responden meliputi umur,
masyarakat, khususnya petani padi sawah, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,
sedangkan Data Sekunder adalah Sumber data pengalaman berusahatani, produksi, kepemilikan
yang berbentuk dalam rangkaian waktu ini lahan dan luas lahan.
bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan a. Umur Petani
Dinas Pertanian yang terkait mempunyai Umur petani merupakan salah satu faktor
relevansi dengan pokok permasalahan diatas. yang mempengaruhi tingkat kemampuan petani
dalam melakukan usahatani padi sawah. Selain
Populasi dan Sampel itu bila dilihat dari segi fisik, umur merupakan
1. Populasi salah satu faktor yang penting dalam
Menurut Rully Indrawan (2014:93) peningkatan produktifitas.
mengatakan populasi merupakan satuan objek Tabel 1.
yang diamati dalam kajian, bisa merupakan Jumlah Petani Responden Menurut
orang, waktu, benda atau sesuatu yang lain yang Kelompok Umur di Kecamatan Bulango
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan Timur Kabupaten Bone Bolango.
kemudian ditarik kesimpulannya. NO Umur Jumlah Persentase
2. Sampel (orang) (%)
Menurut Sugiyono (2014:149) menyatakan 1 15-60 94 100
sampel merupakan bagian dari jumlah dan Jumlah 94 100
karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sumber : Data Diolah, 2019
tersebut, Untuk menyatakan ukuran besarnya
sampel, peneliti menggunakan rumu slovin. Jumlah petani responden menurut
kelompok umur di Kecamatan Bulango Timur
Kabupaten Bone Bolango, juga dapat di
gambarkan sebagai berikut:

AGRINESIA Vol. 4 No. 2 Maret 2020 | 112


Hendra S. Yubi dkk.: Profil Petani Padi Sawah Di Kecamatan Bulango..................................................

Berdasarkan Tabel 2 diatas, menunjukan


100 bahwa jumlah petani responden menurut
Jumlah Tingkat Pendidikan di Kecamatan Bulango
50 (orang)
Timur Kabupaten Bone Bolango yakni dimana
0 Persentase tingkat SD berjumlah 52 orang atau dengan
0-15 15- >60 (%) jumlah persentase 55,3% dan untuk tingkat SMP
60 berjumlah 31 orang atau dengan jumlah
persentase 32,9% serta tingkat SMA berjumlah
Gambar 1. Jumlah Petani Menurut Kelompok 11 orang atau dengan berjumlah persentase
Umur. 11,7%. Sehingga tingkat pendidikan tertinggi
Berdasarkan tabel 1 diatas, menunjukan pada responden di Kecamatan Bulango Timur
Rata-rata umur petani di atas berkisar antara 15- Kabupaten Bone Bolango yaitu sebanyak 52
60 tahun atau dengan jumlah persentase 100%. orang atau tingkat SD. Hal ini menunjukan
Hal ini menunjukan bahwa umur petani di bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu
Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone faktor yang menentukan keberhasilan dalam
Bolango cenderung masi dalam taraf tingkat berusahatani selain di dukung oleh pengalaman
produktifitas yang baik. berusahatani.
b. Pendidikan Petani c. Jumlah Tanggungan Keluarga
Tingkat Pendidikan adalah suatu jenjang Tanggungan Keluarga adalah orang-orang
pendidikan formal yang pernah dijalani oleh yang biaya hidupnya ditanggung oleh petani
petani responden melalui dari tingkat sekolah responden. Adapun banyaknya tanggungan
dasar sampai perguruan tinggi. Tingkat keluarga petani responden di Kecamatan
pendidikan petani responden menggambarkan Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango dapat
daya fikir dalam mengelola usahataninya. dilihat pada tabel 3.
Sehingga tingkat pendidikan petani responden Tabel 3.
merupakan salah satu variable yang perlu Jumlah Petani Responden Menurut Jumlah
diperhatikan dalam suatu usahatani. Gambaran Tanggungan Keluarga di Kecamatan
tingkat pendidikan petani responden di Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango.
Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone NO Jumlah Jumlah Persentase
Bolango dapat disajikan melalui tabel 2 di Tanggungan (orang) (%)
bawah ini. Keluarga
Tabel 2. (Orang)
Jumlah Petani Responden Menurut Tingkat 1 1-2 38 40,4
Pendidikan di Kecamatan Bulango Timur 2 3-4 19 20,2
Kabupaten Bone Bolango. 3 5-6 37 39,3
NO Pendidik Jumlah Persentase
an (orang) (%) Jumlah 94 100,0
1 SD 52 55,3 Sumber : Data Diolah, 2019
2 SMP 31 32,9
3 SMA 11 11,7 Jumlah Petani Responden Menurut Jumlah
Jumlah 94 100,0 Tanggungan Keluarga di Kecamatan Bulango
Sumber : Data Diolah, 2019 Timur Kabupaten Bone Bolango, juga dapat di
gambarkan sebagai berikut:
Jumlah Petani Responden Menurut
Kelompok Tingkat Pendidikan di Kecamatan 40
Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango, juga
30 Jumlah
dapat di gambarkan sebagai berikut:
20 (orang)
60 Persentase
10
Persentase (%)
40 (%) 0
20 .1-2 .3-4 .5-6
Jumlah
(orang) Gambar 3. Jumlah Petani Menurut Kelompok
0
SD SMP SMA Jumlah Tanggungan Keluarga.

Gambar 2. Jumlah Petani Menurut Kelompok Berdasarkan tabel 3 diatas, menunjukan


Tingkat Pendidikan. bahwa petani responden menurut Jumlah

113 | AGRINESIA Vol. 4 No. 2 Maret 2020


Hendra S. Yubi dkk.: Profil Petani Padi Sawah Di Kecamatan Bulango..................................................

Taggungan Keluarga di Kecamatan Bulango Berdasarkan Tabel 4 diatas, menunjukan


Timur Kabupaten Bone Bolango yang memiliki bahwa pengalaman berusahatani petani
tanggungan 1-2 orang berjumlah 38 orang responden di Kecamatan Bulango Timur
dengan nilai persentase sebesar 40,4% dan Kabupaten Bone Bolango yaitu kisaran 0-10
tanggungan 3-4 orang berjumlah 19 orang tahun berjumlah 58 orang atau dengan nilai
dengan nilai persentase 20,2% sedangkan 5-6 persentase sebesar 61,7% sedangkan kisaran 11-
berjumlah 37 orang dengan nilai persentase 20 tahun berjumlah 36 orang dengan nilai
39,3%. Hal ini menunjukan bahwa jumlah petani persentase 38,2%. Hal ini menunjukan bahwa
responden menurut jumlah Tanggungan jumlah pengalaman petani dalam berusahatani
Keluarga di Kecamatan Bulango Timur yang paling banyak yaitu 0-10 tahun.
Kabupaten Bone Bolango paling banyak e. Produksi
berkisar 1-2 orang. Banyaknya jumlah tanaman berproduksi
d. Pengalaman Berusahatani pada pertanian terutama pada sawah
Pengalaman berusahatani merupakan faktor memberikan hasil yang maksimal pada petani
penentu dalam keberhasilan usahatani. Semakin dalam melakukan usahatani padi sawah. Pada
lama usahatani yang dilakukan maka semakin beberapa daerah yang memiliki mayoritas petani
banyak pengalaman yang diperoleh. Semakain padi sawah dibutuhkan dukungan iklim yang
banyak pengalaman maka petani semakin baik dan perawatan yang memungkinkan
banyak memiliki kemampuan dalam mengelola tanaman padi sawah dapat berproduksi dengan
usahataninya. Pengalaman berusahatani baik.
merupakan proses belajar yang dapat Tabel 5.
mempermudah adopsi dan penerapan teknologi Produksi Petani Responden di Kecamatan
yang dikembangkan secara dinamis. Bulango Timur.
Pengalaman berusahatani petani responden No Desa Jml Petani Produks Persentase
di Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone i (%)
Bolango dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. (Kg)
Tabel 4. 1 Bulotalangi 19 54,150 26,77
Jumlah Petani Responden Menurut 2 Bulotalangi 15 33,200 16,41
Pengalaman Berusahatani di Kecamatan Timur
Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. 3 Bulotalangi 25 47,500 23,48
NO Pengalaman Jumlah Persentase Barat
Berusahatani (orang) (%) 4 Popodu 20 39,150 19,35
(tahun) 5 Toluwaya 15 28,250 13,96
1 0-10 58 61,7 Jumlah 94 202,250 100
2 11-20 36 38,2 Sumber : Data Diolah, 2019
Jumlah 94 100
Sumber : Data Diolah, 2019 Jumlah Petani Responden Menurut
Produksi di Kecamatan Bulango Timur
Jumlah Petani Responden Menurut Kabupaten Bone Bolango, juga dapat di
Pengalaman Berusahatani di Kecamatan gambarkan sebagai berikut:
Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango, juga
60000
dapat di gambarkan sebagai berikut: 50000
40000 Jumlah
60 30000
20000 Petani
50 10000
Jumlah 0 Produksi (Kg)
40
(orang)
30
Persentase Persentase
20
(%) (%)
10
0
0-10 .11-20
Gambar 5. Jumlah Petani Menurut Produksi
Gambar 4. Jumlah Petani Menurut Pengalaman
Berusahatani. Berdasarkan tabel 5 di atas, menunjukan
jumlah petani responden yang berada di Desa

AGRINESIA Vol. 4 No. 2 Maret 2020 | 114


Hendra S. Yubi dkk.: Profil Petani Padi Sawah Di Kecamatan Bulango..................................................

Bulotalangi 19 orang memiliki produksi 54,150 Jumlah Petani Responden Menurut


Kg dan persentase sebesar 26,77% dan untuk Kepemilikan Lahan di Kecamatan Bulango
Desa Bulotalangi Timur jumlah petani Timur Kabupaten Bone Bolango, juga dapat di
responden 15 orang memiliki produksi 33,200 gambarkan sebagai berikut:
Kg dan persentase sebesar 16,41% Desa
Bulotalangi Barat jumlah petani responden 25
25
orang memiliki produksi 47,500 Kg dan Kepemilikan
20
persentase sebesar 23,48% Desa Popodu jumlah Lahan Jumlah
15
petani responden 20 orang memiliki produksi Petani
10
39,150 Kg dan persentase sebesar 19,35%
5
sedangkan untuk Desa Toluwaya jumlah petani Kepemilikan
0
responden 15 orang memiliki produksi 28,250 Lahan Pemilik
Kg dengan persentase 13,96%. Jumlah petani (Orang)
responden 94 orang untuk produksi adalah
sebesar 202,250 Kg dan memiliki persentase
100%. Hal ini menunjukan bahwa jumlah
Gambar 6. Jumlah Petani Menurut Kepemilikan
produksi tertinggi dimiliki oleh Desa
Lahan
Bulotalangi yaitu dengan jumlah produksi
sebesar 54,150 kg dengan persentase 26,77%
Berdasarkan Tabel 6 diatas, menunjukan
sedangkan jumlah produksi terendah yaitu Desa
bahwa kepemilikan lahan pertanian di
Toluwaya dengan jumlah produksi 28,250 kg
Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone
dengan persentase sebesar 13,96%.
Bolango di bedakan dalam tiga tingkat dari yang
f. Kepemilikan Lahan
terkuat sampai yang terlemah yaitu hak milik,
Kepemilikan Lahan Hubungan tanah dan
hak sewa dan bagi hasil. Desa Bulotalangi
manusia dapat dibedakan dalam tiga tingkat dari
memiliki jumlah petani 19 orang dengan
yang terkuat sampai yang terlemah yaitu hak
kepemilikan lahan milik sendiri 13 orang hak
milik, hak sewa dan hak bagi hasil (sakap).
sewa 2 orang dan hak bagi hasil 4 orang dan
Perbedaan hubungan tersebut akan berpengaruh
Desa Bulotalangi Timur memiliki jumlah petani
pada kesediaan petani dalam meningkatkan
15 orang dan lahan hak milik 10 orang hak sewa
produksi, memperbaiki kesuburan tanah.
2 orang dan bagi hasil 3 orang, dan untuk Desa
1) Hak milik merupakan lahan yang dimiliki
Bulotalangi Barat memiliki jumlah petani 25
sendiri dan dikerjakan sendiri juga tidak di
orang dengan kepemilikan lahan hak milik
pekerjakan kepada orang lain.
sebanyak 10 orang hak sewa 2 orang hak bagi
2) Hak sewa adalah lahan yang di sewakan
hasil 5 orang Desa Popodu memiliki jumlah
kepada orang lain dengan persetujuan
petani 20 orang dengan kepemilikan lahan milik
pemiliknya.
sendiri sebanyak 16 orang hak sewa 2 orang hak
3) Hak bagi hasil (sakap) yaitu pengalihan
bagi hasil 2 orang, Desa Toluwaya memiliki
hak garap dari pemilik lahan kepada orang
jumlah petani sebanyak 15 orang dengan
lain, kemudian hasilnya di bagi 3 dengan
kepemilikan lahan hak milik 9 orang hak sewa 3
pemilik lahan.
orang hak bagi hasil 3 orang. Jumlah petani
Tabel 6.
responden 94 orang untuk hak milik 66 orang
Jumlah Petani Responden Menurut
hak sewa 11 orang hak bagi hasil sebanyak 17
Kepemilikan Lahan diKecamatan Bulango
orang. Hal ini menunjukan bahwa berdasarkan
Timur Kabupaten Bone Bolango.
Kepemilikan Lahan
grafik diatas jumlah lahan paling banyak adalah
milik sendiri sedangkan paling sedikit adalah
No Desa Jumlah Pemil Penye Bagi hak sewa lahan.
Petani ik wa Hasil

1 Bulotalangi 19 13 2 4
g. Luas Lahan
2 Bulotalangi 15 10 2 3
Luas lahan pertanian memberikan dampak
Timur positif dalam meningkatkan usahataninya,
3 Bulotalangi 25 18 2 5 semakin besar luas lahan yang dimiliki oleh
Barat
4 Popodu 20 16 2 2
petani maka semakin besar pula kemungkinan
5 Toluwaya 15 9 3 3
hasil panen yang diperoleh petani.
Jumlah 94 66 11 17

Sumber : Data Diolah, 2019

115 | AGRINESIA Vol. 4 No. 2 Maret 2020


Hendra S. Yubi dkk.: Profil Petani Padi Sawah Di Kecamatan Bulango..................................................

Tabel 7. petani terbanyak terdapat di desa Bulotalangi


Luas Lahan Petani Responden di Kecamatan Barat yaitu 25 orang.
Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango.
No Desa Juml Luas Persentase KESIMPULAN
ah Lahan (%) Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Peta (Ha) dilaksanakan maka dapat disimpulkan sebagai
ni berikut:
1 Bulotalangi 19 16,5 27,13 Rata-rata umur petani padi sawah di
2 Bulotalangi 15 10,1 16,61 Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone
Timur Bolango banyak yang sudah berumur lanjut usia
3 Bulotalangi 25 13,3 21,87 berkisar 15-60 tahun, jenis kelamin petani laki-
Barat laki sebesar 94%, rata-rata pendidikan petani
4 Popodu 20 11,6 19,07 padi sawah yang berada di Kecamatan Bulango
5 Toluwaya 15 9,3 15,29 Timur berpendidikan SD 52 orang dengan
memiliki persentase 53,3%, jumlah tanggungan
Jumlah 94 60,8 100
keluarga yang paling banyak berkisar 1-2 orang
Sumber : Data Diolah, 2019 dengan jumlah 38 orang petani memiliki
persentase 40,4%. Pengalaman berusahatani
Jumlah Petani Responden Menurut Luas yang paling banyak berkisar 0-10 tahun
Lahan di Kecamatan Bulango Timur Kabupaten sebanyak 58 orang dengan memiliki persentase
Bone Bolango, juga dapat di gambarkan sebagai sebesar 61,7% dan memiliki Kepemilikan lahan
berikut: dibedakan dalam tiga tingkat dari yang terkuat
sampai yang terlemah, hak milik, hak sewa dan
200 hak bagi hasil, Rata-rata luas lahan 60,8 Ha,
untuk Desa Bulotalangi memiliki luas lahan
Jumlah 16,5 Ha dan memiliki persentase 27,14%, untuk
100
Petani hasil produksinya memiliki jumlah 54,150Kg.
0
DAFTAR PUSTAKA
Bulotal…
Bulotal…
Bulotal…
Desa

Toluwa…

Astuti. 2013. Analisis Pendapatan Usahatani


Popodu

Jumlah

Padi Sawah (Oriza Satival) Di Kecamatan


Kaway Xvi Kabupaten Aceh Barat.
Universitas Teuku Umar: Aceh Barat
Gambar 7. Jumlah Petani Menurut Luas Lahan. Badan Pusat Statistik. 2012. Provinsi
Gorontalo. Badan Pusat Statistik Gorontalo
Berdasarkan tabel 7 di atas, menunjukan Choirutunnisa. 2008. Hubungan Karakteristik
bahwa jumlah petani responden yang berada di Sosial Ekonomi Petani Dengan Tingkat
Desa Bulotalangi 19 orang memiliki luas lahan Penerapan Model Pengelolaan Tanaman
16,5 Ha dan persentase sebesar 27,13% dan Terpadu Padi Sawah Di Desa Joho
untuk Desa Bulotalangi Timur 15 orang Kecamatan Mojolaban Kabupaten
memiliki luas lahan 10,1 Ha dan persentase Sukoharjo. Fakultas Pertanian Jurusan
sebesar 16,61% dan Desa Bulotalangi Barat 25 Penyuluhan Komunikasi Pertanian.
orang memiliki luas lahan 13,3Ha dan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
persentase 21,87%. Desa popodu 20 orang Hermanto. 1993. Ilmu Usahatani. Penebar
memiliki luas lahan 11,6 Ha dan persentase Swadaya. Jakarta
sebesar 19,07% sedangkan untuk Desa Indrawan Rully dan Poppy Yaniawati. 2014.
Toluwaya jumlah petani 15 orang memiliki luas Metode Penelitian. Bandung: Rafika
lahan 9,3 Ha dan persentase sebesar 15,29%. Aditama
Jumlah petani responden 94 orang untuk luas Lestari Wahyu, dkk. 2011. Analisis Pendapatan
lahan 60,8 Ha memiliki persentase sebesar Dan Titik Impas Usahatani Mentimun Desa
100%. Hal ini menunjukan bahwa desa Bangunrejo Kecamatan Tenggerang
bulotalangi memiliki persentase tertinggi Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara,
27,13% dengan luas lahan 16,5 Ha dalam hal Jurnal. Program Studi Agribisnis Fakultas
penggunaan lahan. Sedangkan jumlah persentase Pertanian Universitas Mulawarman,
terkecil dimiliki oleh desa Toluwaya yaitu Samarinda.
15,29% dengan luas lahan 9,3 Ha dan jumlah Suripaty. 2011. Analisis Struktur Biaya Produksi
Dan Kontribusi Pendapatan Komoditi

AGRINESIA Vol. 4 No. 2 Maret 2020 | 116


Hendra S. Yubi dkk.: Profil Petani Padi Sawah Di Kecamatan Bulango..................................................

Kakao (Theobroma Cacao L) Di Desa Latu. Sugiono. 2014. Metode Penelitian Pendekatan
Jurnal Agroforestri VI(2) Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Suratiyah Ken. 2009. Ilmu Usahatani. Jakarta: Alfabeta
Penebar Swadaya Sinaga. Azul Syahrul. 2009. Perbedaan
Soekartawi. 2002. Analisis usahatani. Jakarta: Karakteristik Sosial Ekonomi, Sumber
Universitas Jakarta Informasi, Dan Pendapatan Petani Kopi
Soekartawi, 2008. Hubungan Karakteristik Arabika Dengan Petani Kopi Robusta
Sosial Ekonomi Petani Dengan Tingkat Kelurahan Sidiangkat Dan Kelurahan
Penerapan Modal Pengelolaan Tanaman Bintang Hulu Kecamatan Sidikalang
Terpadu Padi Sawah Di Desa Joho Kabupaten Dairi. Fakultas Pertanian
Kecamatan Mojolaban Kabupaten Universitas Sumatra Utara Medan.
Sukoharjo. Agritexts No. 24 Desember, Thamrin Dkk 2012. Manajemen Pemasaran.
2008 Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

117 | AGRINESIA Vol. 4 No. 2 Maret 2020

You might also like