You are on page 1of 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI

KABUPATEN KUPANG
(Analysis of factors that influence corn yield in Kabupaten Kupang)

Ade Darmawan Effendi1, Suprapti Supardi2, Kusnandar3


ademambo0378@gmail.com
1
Jurusan Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
2
Jurusan Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
3
Jurusan Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Agriculture sector is the main sector in Indonesia that can be made as one of economic growth
sources. One of the commodities that can be utilized is corn. Corn (Zea mays) is the staple and
substitutive food sources of the people of Nusa Tenggara Timur (NTT) however, the corn
cultivation in NTT is not optimal because the corns are still planted traditionally. Many kinds of
effort have been done in order to raise the corn yield in NTT. The aim of this research is to see
the influence of the input variable and which input variable is the most dominant toward the corn
yield. This research was held in six villages on three subdistricts in Kupang regency which was
selected purposively, they were Fatuleu subdistrict, Taebenu subdistrict, and North Amfoang
subdistrict. The number of farmers chosen as sample members from each subdistricts was 30.
The data were collected through interview, observation, and questionnaire. In order to know the
factors influencing the corn yield, the researcher used Cobb Douglas production function model.
The result of the regression analysis showed that there were influence of the input variable
toward the corn yield and the most dominant factors were the number of plants, pesticide, and
nitrogen. The Cobb Douglas production function that was obtained was Y = (-576.723) -
301,801 X1 + 77,297 X2 + 0, 036 X3 + 5,437 X4 + 47,170 X5 + 31,095 X6 – 17,760 X7 +
412,998 X8 + e.

Keywords: Corn yield, Kupang regency, Cobb Douglas

ABSTRACT

Agriculture sector is the main sector in Indonesia that can be made as one of economic growth
sources. One of the commodities that can be utilized is corn. Corn (Zea mays) is the staple and
substitutive food sources of the people of Nusa Tenggara Timur (NTT) however, the corn
cultivation in NTT is not optimal because the corns are still planted traditionally. Many kinds of
effort have been done in order to raise the corn yield in NTT. The aim of this research is to see
the influence of the input variable and which input variable is the most dominant toward the corn
yield. This research was held in six villages on three subdistricts in Kupang regency which was
selected purposively, they were Fatuleu subdistrict, Taebenu subdistrict, and North Amfoang
subdistrict. The number of farmers chosen as sample members from each subdistricts was 30.
The data were collected through interview, observation, and questionnaire. In order to know the
factors influencing the corn yield, the researcher used Cobb Douglas production function model.
The result of the regression analysis showed that there were influence of the input variable

14
toward the corn yield and the most dominant factors were the number of plants, pesticide, and
nitrogen. The Cobb Douglas production function that was obtained was Y = (-576.723) -
301,801 X1 + 77,297 X2 + 0, 036 X3 + 5,437 X4 + 47,170 X5 + 31,095 X6 – 17,760 X7 +
412,998 X8 + e.

Keywords: Corn yield, Kupang regency, Cobb Douglas

LATAR BELAKANG dan sebagian kecil di sawah tadah hujan dengan


Sektor pertanian adalah salah satu sektor menggunakan sumur bor.
sandaran hidup bagi sebagian besar penduduk Selain sebagai bahan makanan pokok,
Indonesia, sehingga sektor pertanian diharapkan jagung juga sebagai bahan makanan pengganti
menjadi basis pertumbuhan ekonomi di masa atau suplemen bagi sebagian besar masyarakat
yang akan datang. Hal ini dapat dicapai dengan pedesaan di Nusa Tenggara Timur.Bentuk yang
memanfaatkan potensi sumberdaya manusia dan paling banyak dikonsumsi rumah tangga di
sumberdaya alam yang dimiliki oleh perkotaan adalah jagung basah (di rebus muda),
Indonesia.Salah satu komoditi sumberdaya alam sedang dipedesaan jagung pipilan diolah
yang menjadi andalan di sektor pertanian adalah menjadi jagung bose, jagung titi/jagung
jagung. ketemak, nasi jagung dan emping jagung.
Di Indonesia kebutuhan jagung akan Walaupun demikian budidaya jagung
terus meningkat dari tahun ke tahun karena belumlah optimal namun dari waktu ke waktu
jagung merupakan komoditas pangan kedua akan terus dikembangkan. Upaya peningkatan
setelah padi dan sumber kalori pengganti atau produksi terus dilakukan melalui berbagai
makanan pengganti beras serta sebagai pakan strategi yang dikembangkan yaitu perluasan
ternak maka sejalan dengan peningkatan taraf areal tanam dan penambahan frekuensi tanam
hidup ekonomi masyarakat dan kemajuan (dari 1 kali tanam menjadi 2 kali tanam
industri diperlukan upaya peningkatan produksi pertahun) dan pengolahan pasca panen.
melalui sumber daya alam, ketersediaan lahan Provinsi Nusa Tenggara Timur
maupun potensi hasil dan teknologi, merupakan salah satu daerah sentra produksi
(Soekartawi, 2004). jagung di Indonesia yang didukung dengan
Sola dalam Matanews.com (2009) peran jagung di Nusa Tenggara Timur sebagai
mengemukakan bahwa Indonesia berhasil bahan pangan subtitusi bagi beras sebagai
menjadi negara swasembada jagung tahun 2008 budaya mengkonsumsi jagung
dengan jumlah produksi 16,3 juta ton. Produksi (Suprapto dan Maruki, 2005).
jagung pada tahun 2014 ditaksir mencapai 32 - Secara garis besar terdapat tiga zona
34 juta ton (meningkat 80% dari produksi tahun daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai
2008). Jika target produksi tersebut dapat daerah sentra produksi jagung yaitu Zona Flores,
tercapai, maka potensi ekspor jagung pada tahun Zona Sumba dan Zona Timor. Dan khusus untuk
2014 bisa mencapai 50% dari kebutuhan jagung Zona Timor, Kabupaten Kupang merupakan
dalam negeri yakni 16,3 juta ton. daerah penghasil jagung urutan keempat terbesar
Bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur yang mana untuk tahun 2014 produksi jagung
jagung adalah tanaman pangan utama yang 46.878 ton (Dinas Pertanian dan Perkebunan
selalu diusahakan di ladang atau di kebun Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2015) dan
bersamaan dengan tanaman pangan lain seperti untuk Kabupaten Kupang, Kecamatan Fatuleu
padi ladang, umbi-umbian, dan kacang- merupakan daerah penghasil jagung terbesar,
kacangan dalam pola tanaman campuran namun selama tahun 2010-2014 produksi dan
(mixed-cropping system), bahkan komoditas ini luas lahan jagung di Kabupaten Kupang
diusahakan juga di pekarangan rumah penduduk mengalami trend penurunan.

15
Rendahnya produksi jagung antara lain Kerangka pemikiran ini didasarkan pada
disebabkan karena belum meluasnya teori-teori yang dibahas serta dikaitkan dengan
penggunaan variaetas unggul, adanya beberapa hasil penelitian terdahulu yang di
penyusutan luas lahan tiap tahun, minimnya antara variabelnya dimasukkan dalam model ini.
permodalan petani, pemakaian dan cara Dari uraian kerangka pemikiran
bercocok tanam yang belum memenuhi anjuran teoritis tersebut dapat dibuat dalam diagram
serta sistem pengembangan yang belum berikut :
maksimal. Turunnya produksi jagung di
kabupaten kupang disebabkan juga oleh Luas Lahan
beberapa hal lain diantaranya : curah hujan yang
kurang menentu, benih yang dipakai kurang Tenaga Kerja
berkwalitas, hama penyakit tanaman yang sering
mengganggu, sistem budidaya yang kurang baik Jumlah tanaman
dimana masi banyak petani yang menggunakan Ordinary Least
sistem tradisional dalam budidaya tanaman Square (OLS) :
Produksi Benih 1. Uji F,Uji t, Uji R2
jagung dan beberapa hal lain yang
Jagung 2. Uji Asumsi Klasik
mengakibatkan turunnya produksi jagung. Selain
Pupuk Nitrogen - Uji Normalitas
produksi jagung yang terus menurun luas lahan - Uji Multikolinieritas
juga terus mengalami penurunan areal tiap - Uji Heterokodesitas
tahunnya.Oleh karena Kabupaten Kupang Pupuk Fospat
sebagai salah satu daerah sentra produksi jagung
untuk zona Timor dan untuk memenuhi Pupuk Kalium
kebutuhan yang terus meningkat, maka upaya
peningkatan produksi jagung di Kabupaten Pestisida
Kupang perlu mendapat perhatian yang lebih
besar dari pemerintah sehingga terwujudnya Gambar 2. Kerangka Pemikiran Teoritis
swasembada jagung.
Dalam penelitian ini rumusan
METODE PENELITIAN
masalahnya adalah sebagai berikut : Bagaimana
pengaruh variabel – variabel input yaitu : luas
Metode dasar yang digunakan dalam
lahan, tenaga kerja,jumlah tanaman, benih,
penelitian ini adalah metode analisis
pupuk nitrogen, pupuk fospat, pupuk kalium dan
deskriptif.Dalam penelitian ini faktor-faktor
pestisida terhadap produksi jagung di Kabupaten
yang mempengaruhi produksi jagung dan
Kupang dan apa pengaruh variabel yang paling
penggunaan input produksi jagung pada enam
dominan terhadap produksi jagung di Kabupaten
desa dan satu Kecamatan di Kabupaten Kupang
Kupang. Yang menjadi tujuan dalam peneitian
dapat diasumsikan sebagai berikut : fungsi dari
ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui
luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), jumlah
variabel input mana yang paling berpengaruh
tanaman (X3), benih (X4), pupuk nitrogen(X5),
terhadap produksi jagung. Manfaat dari
pupuk fospat (X6), pupuk kalium (X7) dan
penelitian ini yaitu : Pada aspek manfaat
pestisida (X8) dan produksi jagung (Y).
akademik, hasil penelitian ini dapat
Beberapa variabel yang dapat
berkontribusi terhadap khasanah pengembangan
mempengaruhi produksi dihilangkan yakni
ilmu sosial ekonomi pertanian, pada aspek
curah hujan, kondisi lahan, umur tanaman dan
manfaat praktis, hasil penelitian ini dapat
musim, walaupun berpengaruh terhadap tingkat
menjadi bahan masukan dan informasi bagi
produksi tetapi karena penelitian ini dilakukan di
petani jagung untuk memperbaiki kapasitas
tiga kecamatan dan waktunya semusim maka
petani, teknik pengembangan produksi jagung
diasumsikan bahwa curah hujan, kondisi lahan,
dengan mengetahui faktor-faktor produksi
hama penyakit tanaman dan musim homogen
untuk semua responden.
KERANGKA PEMIKIRAN
16
penelitian ini. Data primer diperoleh dari
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN responden dengan cara observasi langsung dan
Penelitian ini dilakukan di enam (6) wawancara langsung dengan petani melalui
Desa pada tiga (3) Kecamatan yang ada di penggunaan daftar pertanyaan (Questionaire).
Kabupaten Kupang dan dilaksanakan pada bulan
April sampai dengan bulan Juni tahun POPULASI DAN SAMPEL
2016.Alasan dilakukannya penelitian di lokasi Populasi dalam penelitian ini adalah
tersebut oleh karena Kabupaten Kupang sebagai petani jagung di Kabupaten Kupang,
pengambilan sampel dilakukan dengan cara
purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sampel yang dipilih secara khusus/sengaja
berdasarkan tujuan penelitian. Mula-mula dipilih
Ordinary Least Square dari tingkat Kabupaten kemudian dipilih sampel
pada tingkat Kecamatan secara sengaja
(OLS) : (purposive) dengan kriteria bahwa kecamatan
1. Uji F,Uji t, Uji R2 terpilih merupakan sentra produksi jagung
tertinggi, tersedang dan terendah dengan luas
2. Uji Asumsi Klasik : areal yang sesuai dan mewakili Kabupaten
- Uji Normalitas Kupang secara keseluruhan. Dan Kriteria Desa-
desa yang terpilih pun merupakan desa
- Uji Multikolinieritas penghasil produksi jagung tertinggi dan terendah
- Uji Heterokodesitas di tiga kecamatan.
Besarnya anggota sampel yang dipilih
dari tiap-tiap kecamatan adalah 30 petani
berdasarkan pertimbangan kepraktisan, biaya,
waktu, ketepatan dan analisis data. Sampel
petani responden ditentukan secara acak
proporsional sampling, yaitu dengan cara
ditetapkan jumlahnya oleh peneliti sebanyak 30
salah satu daerah sentra produksi jagung untuk petani untuk tiap kecamatan sehingga jumlah
zona Timor. keseluruhan sampel adalah 90 petani untuk tiga
Tiga (3) kecamatan sampel yang dipilih Kecamatan.
mewakili 24 Kecamatan di Kabupaten Kupang, Selanjutnya memilih petani sampel dari
dengan pertimbangan tiga Kecamatan ini tiap desa sampel dengan cara proporsional
memiliki produksi dan luas areal yang tertinggi, sampling, yang menggunakan rumus:
tersedang dan terendah.Kecamatan-kecamatan Nk
tersebut yaitu Kecamatan Fatuleu, Kecamatan Ni = ------- x 30
Taebenu dan Kecamatan Amfoang Utara. N
Ket : Ni = Jumlah responden tiap desa
JENIS DAN SUMBER DATA Nk = Jumlah petani tiap desa
Jenis data yang akan digunakan adalah N =Total jumlah petani pada satu
kuantitatif, dipilih berdasarkan sumbernya kecamatan
dibagi menjadi data primer dan data sekunder. 30 = Jumlah keseluruhan petani yang
Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat diamati pada satu kecamatan.
Statistik Kabupaten Kupang tahun 2015, data
dari Dinas Pertanian Kabupaten Kupang tahun TEKNIK PENGUMPULAN DATA
2015, data dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Dalam penelitian ini metode
Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2015, serta pengumpulan data yang dilakukan ada 3 cara
berbagai terbitan/publiksi lain yang berkaitan yaitu :
dalam menunjang kesempurnaan penulisan
17
a. Wawancara, Teknik wawancara dilakukan tanaman jagung dapat diketahui dengan
melalui wawancarasecara langsung dengan melakukan regresi linier berganda.
responden yaitu parapetani jagung yang
terpilih sebagai sampel dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan daftarpertanyaan yang telah
disiapkan. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
b. Observasi Langsung, Teknik ini dilakukan
Secara astronomis Kabupaten Kupang terletak
dengan mengadakan survey langsung ke
antara -9015’ 11,78” -, -10022 14,25” Lintang
objek penelitian di Kecamatan terpilih di
Selatan dan antara 123016’ 10,66” - 124013’
Kabupaten Kupang untuk mengetahui
42,15” Bujur Timur. Adapun batas-batas
kegiatan usahatani jagung.
kabupaten ini adalah sebagai berikut: Utara
c. Kuesioner, Kuesioner merupakan teknik
dengan laut Sawu dan selat Ombai, Barat
pengumpulan data yang dilakukan dengan
dengan Kota Kupang, Kabupaten Rote Ndao,
cara memberikan seperangkat pertanyaan
Kabupaten Sabu Raijua dan laut Sawu, Selatan
tertulis kepada responden.
dengan Samudera Hindia dan Timur dengan
Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Negara
METODE ANALISIS DATA
Timor Leste.
Untuk mengetahui faktor – faktor yang
mempengaruhi produksi jagung maka digunakan
Keadaan Penduduk Kabupaten Kupang
model fungsi produksi Cobb Douglas. Model ini
digunakan untuk mengetahui faktor – faktor Hasil pendataan penduduk yang dilakukan oleh
yang mempengaruhi produkis jagung di pemerintah di peroleh data jumlah penduduk
Kabupaten Kupang. Fungsiproduksi Cobb- Kabupaten Kupang pada tahun 2015 sebanyak
Douglas. Dalam penelitian ini ditetapkan 334.189 orang dengan rincian laki-laki sebanyak
delapan (8) faktor produksi yang relevan untuk 170.823 orang dan perempuan sebanyak 163.366
diestimasi yaitu luas lahan, tenaga kerja, jumlah orang.
tanaman, benih, pupuk nitrogen, pupuk fospat,
pupuk kalium dan pestisida dengan persamaan Keadaan Pertanian Di Kabupaten Kupang
sebagai berikut: Sektor pertanian merupakan sektor unggulan di
Y1 = aX1b1 X2b2 X3b3 X4b4 X5b5 X6b6 X7b7 X8b8 eµ Kabupaten Kupang dan jenis tanaman yang
Dimana : menjadi salah satu tanaman yang sering
Y1 = Produksi Jagung (kg) dibudidayakan oleh masyarakat Kabupaten
a = Konstanta Kupang adalah tanaman jagung.
b1 – b9 = Koefisien Regresi masing- Bagi masyarakat Kabuapten Kupang jagung
masing variabel adalah tanaman pangan utama yang selalu
diusahakan di ladang atau di kebun bersamaan
X1 = Luas Lahan (Ha) dengan tanaman pangan lain seperti padi ladang,
X2 = Tenaga Kerja (JOK) umbi-umbian, dan kacang-kacangan dalam pola
X3 = Jumlah Tanaman (Btg/Ha) tanaman campuran (mixed-cropping system).
X4 = Benih (kg) Selain itu jagung juga merupakan makanan
X5 = Pupuk Nitrogen (kg) pokok bagi sebagian besar penduduk di Nusa
X6 = Pupuk Fospat (kg) Tenggara Timur.
X7 = Pupuk Kalium (kg)
X8 = Pestisida (Ltr) Estimasi Parameter Fungsi Produksi Cobb-
e = Logaritma natural Douglas
u = Kesalahan (error)
Hubungan antara faktor-faktor produksi Fungsi produksi yang dipakai untuk
berupa luas lahan, tenaga kerja, jumlah tanaman, menjelaskan Y dan X adalah fungsi produksi
benih, pupuk nitrogen, pupuk pospat, pupuk Cobb-Douglas:
kalium dan pestisida yang digunakan pada Y = A X1b1 X2b2….Xn bn
18
Bentuk produksi Cobb-Douglas yang oleh luas sempitnya lahan yang digunakan
ditetapkan sebagai model yang perlu diestimasi (Mubyarto, 1994).
yaitu variabel luas lahan, tenaga kerja, jumlah
tanaman, benih, nitrogen, fosfat, kalium, dan Tenaga Kerja
pestisida diperlakukan sebagai X, dan Y sebagai Dilihat dari data hasil penelitian rata-
produksi adalah sebagai berikut : rata jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh
Y = (-576.723) - 301,801 X1 + 77,297 X2 + 0, pemilik lahan dalam pengelolaan usahatani
036 X3 + 5,437 X4 + 47,170 X5 + 31,095 X6 – jagung di kabupaten kupang sebanyak 4 orang
17,760 X7 + 412,998 X8 + e per hektar, dengan tenaga kerja yang sebagian
besarnya berasal dari dalam rumah tangga petani
responden sendiri. Jumlah tenaga kerja yang
terbanyak digunakan adalah sebanyak 10 orang
Luas Lahan dengan kisaran luas lahan sebesar 5 – 7 hektar
Secara rata-rata luas lahan yang dan tenaga kerja yang paling sedikit digunakan
digunakan oleh petani di kabupaten kupang oleh petani responden adalah sebanyak 2 orang
untuk menanam jagung adalah seluas 1,3 Ha untuk kisaran luas lahan sebesar 0,1 – 0,5 hektar.
dengan luas lahan yang paling kecil hanya seluas Variabel tenaga kerja dalam penelitian
0,1 Ha dan lahan yang paling luas mencapai 7 ini tidak berpengaruh signifikan terhadap
Ha. Kondisi demikian mencerminkan bahwa produksi jagung.Meskipun tidak signifikan,
pemanfaatan lahan untuk pertanian jagung masih namun arah hubungan kedua variabel tersebut
cukup banyak yang memanfaatkan pekarangan bersifat positif.Hal ini sesuai dengan teori dalam
rumah, namun ada pula petani yang memang pengelolaan sumber daya produksi, salah satu
memanfaatkan lahan khusus untuk penanaman aspek yang penting dalam klasifikasi sumber
tanaman jagung. daya pertanian adalah aspek tenaga kerja
Faktor luas lahan dalam penelitian ini (Soekartawi, 1990).Dari hasil penelitian ini
merupakan faktor yang tidak berpengaruh diperoleh data tenaga kerja dapat juga berupa
terhadap produksi jagung.Hasil ini memberikan sebagai pemilik (pertanian tradisional) maupun
gambaran bahwa jumlah luas lahan yang lebih sebagai buruh biasa (pertanian komersial),
luas digunakan untuk menanam jagung belum dalam hal ini, produksi usaha tani jagung tidak
sepenuhnya memberikan produksi jagung yang bergantung pada banyaknya tenaga kerja.
lebih banyak.Hal ini sesuai dengan dugaan
sebelumnya sebagaimana yang selama ini Jumlah tanaman
menjadi permasalahan penelitian.Tidak adanya Jumlah tanaman jagung yang ada atau
pengaruh yang signifikan ini disebabkan oleh ditaman pada lahan yang dimiliki petani
pemanfaatan luas lahan yang masih belum responden menunjukkan jumlah paling sedikit
optimal oleh petani. Beberapa petani masih diperoleh sebanyak 1.000 batang tanaman
terlihat penggunaan lahan untuk menanam jagung dan paling banyak mencapai 101.000
tanaman jagung dengan jarak yang tidak sama batang tanaman jagung. Dari hasil penelitian
antara satu petani dengan petani lainya, sehingga diperoleh data petani responden yang memilki
beberapa petani nampaknya memanfaatkan kisaran jumlah tanaman jagung antara 1.000 –
lahan belum optimal. Meskipun tidak signifikan, 10.000 batang tanaman sebanyak 35 orang
namun secara simultan atau bersama-sama petani sedangkan petani responden yang
variabel luas lahan mempunyai pengaruh memiliki jumlah tanaman di atas 10.000 sampai
terhadap produksi jagung.Hal ini sesuai dengan dengan 101.000 batang tanaman sebanyak 55
teori yaitu lahan sebagai salah satu faktor orang dengan penggunaan jarak tanam 80 cm x
produksi yang merupakan pabriknya hasil 60 cm dan 80 cm x 80 cm.
pertanian yang mempunyai kontribusi yang Variabel jumlah tanaman dalam
cukup besar terhadap usaha tani. Besar kecilnya penelitian ini merupakan faktor yang
produksi dari usaha tani antara lain dipengaruhi berpengaruh signifikan terhadap produksi
jagung dengan arah positif. Hal ini menjelaskan
19
bahwa pada lokasi-lokasi penanaman jagung di Pupuk Nitrogen
wilayah penelitian cenderung memiliki Secara rata-rata jumlah pupuk nitorgen
karakteristik yang hampir sama dalam hal yang digunakan oleh petani responden untuk
kesuburan tanahnya dengan demikian semakin menanam tanaman jagung adalah sebanyak
banyak batang tanaman yang ditanam akan 21,55 kilogram per hektar dengan kisaran harga
meningkatkan jumlah produksi jagung yang Rp 2.000 per kilogram. Pupuk nitrogen
diperoleh. digunakan oleh petani responden karena petani
Dari hasil penelitian, jarak tanam yang berasumsi bahwa penggunaan pupuk nitrogen
digunakan petani responden adalah 80 cm x 60 untuk mempercepat pertumbuhan tanaman
cm dan 80 cm x 80 cm dengan populasi tanaman jagung, menjamin ketersediaan unsur hara
rata-rata 18.739,7 batang tanaman per hektar. secara optimum yang akhirnya dapat
Sedangkan jarak tanam yang dianjurkan meningkatkan hasil panen jagung. Dari data
berdasarkan teori untuk populasi tanaman hasil penelitian diperoleh data penggunaan
66.000 sampai dengan 75.000 tanaman per pupuk nitrogen pada petani responden yang
hektar adalah 75 cm x 20 cm dan 75 cm x 40 cm terendah adalah sebesar 10 kilogram untuk
(Atman, 2015). Sehingga jika petani jagung di kisaran luas lahan 0,1 hektar dan penggunaan
daerah responden ingin lebih meningkatkan pupuk nitrogen yang tertinggi adalah sebesar 80
produksi jagung maka petani disarankan untuk kilogram untuk kisaran luas lahan 7 hektar pada
mengikuti jarak tanam yang dianjurkan. satu kali musim tanam atau selama 3 bulan.
Variabel pupuk nitrogen dalam
Benih penelitian ini juga merupakan variabel yang
Dari hasil penelitian yang dilakukan berpengaruh signifikan terhadap produksi
diperoleh data bahwa benih yang digunakan oleh jagung dengan arah positif.
petani responden adalah jenis BISI 21 dan BISI Hal ini sesuai dengan teori yaitu
22 yang diperoleh dari bantuan pemerintah nitrogen merupakan pupuk utama yang
maupun yang di beli pada Koperasi Unit Desa digunakan untuk pertumbuhan jaringan tanaman
(KUD) dengan rata-rata harga benih Rp. 16.000 jagung (Syukur.M dan Azis R 2014).Pemberian
sampai dengan Rp. 20.000 per kilogram. pupuk harus sesuai dengan tingkat kesuburan
Pengunaan benih oleh petani responden sesuai tanah dan tingkat kebutuhan tanaman, artinya
hasil penelitian yaitu penggunaan jumlah benih pupuk yang diberikan seharusnya spesifik
jagung terendah adalah 10 kilogram sampai 15 lokasi, berbeda antar lokasi, pola tanam, jenis
kilogram benih sebanyak 29 orang sedangkan jagung yang ditanam dan pengelolaan tanaman.
penggunaan benih jagung oleh petani responden Dari hasil penelitian yang dilakukan petani
dengan jumlah tertinggi adalah kisaran 20 responden menggunakan pupuk nitrogen rata-
kilogram sampai dengan 50 kilogram benih rata sebesar 21,55 kilogram per hektar.
sebanyak 61 orang.Berdasarkan hasil penelitian, Sedangkan takaran nitrogen yang sesuai anjuran
benih tidak berpengaruh secara signifikan untuk hasil produksi tanaman jagung yang
terhadap produksi jagung. optimal adalah 150 kg/ha (Atman,
Meskipun tidak signifikan, namun arah 2015).Sehingga untuk lebih meningkatkan
hubungan kedua variabel tersebut bersifat produksi jagung, petani responden diharapkan
positif.Hal ini sesuai dengan teori bahwa dalam mengikuti anjuran penggunaan pupuk nitrogen
pengelolaan sumber daya produksi pertanian yang sesuai melalui peranan tenaga penyuluh
salah satu aspek yang penting dalam pertanian lapangan.
intensifikasi sumber daya pertanian adalah aspek
benih tanaman ( Soekartawi, 1990 ). Pupuk Fospat
Dalam penelitian ini jenis benih jagung yang Secara rata-rata jumlah pupuk fospat
digunakan oleh petani adalah BISI 21 dan BISI yang digunakan oleh petani responden untuk
22.dengan capain produksi rata-rata 2200,44 menanam tanaman jagung adalah sebanyak
kilogram. 17,33 kilogram per hektar dengan kisaran harga
Rp 2.500 per kilogram. Pupuk fospat digunakan
20
oleh petani responden karena petani berasumsi tidak secara langsung meningkatkan produksi
bahwa penggunaan pupuk fospat dapat jagung.
meningkatkan kesuburan tanah, dapat
memberikan hasil nyata terhadap jumlah Pestisida
bonggol pada tanaman jagung dan berat dari Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bonggol jagung, menjamin ketersediaan unsur data jenis pestisida yang digunakan oleh petani
hara secara optimum yang akhirnya dapat responden adalah jenis curacron dan jenis
meningkatkan hasil panen jagung. Dari data dursban yang secara rata-rata jumlah pestisida
hasil penelitian diperoleh data penggunaan yang digunakan adalah sebanyak 2 liter per
pupuk fospat pada petani responden yang hektar. Digunakannya kedua jenis pestisida ini
terendah adalah sebesar 10 kilogram untuk oleh petani responden karena keduanya memiliki
kisaran luas lahan 0,1 hektar dan penggunaan banyak kegunaan dalam menghambat
pupuk fospat yang tertinggi adalah sebesar 70 perkembangan hama tanaman jagung dan
kilogram untuk kisaran luas lahan 7 hektar pada membasmi semua jenis hama yang menyerang
satu kali musim tanam atau selama 3 bulan. tanaman jagung.
Variabel pupuk fospat dalam penelitian Variabel pestisida dalam penelitian ini
ini tidak berpengaruh signifikan terhadap merupakan faktor yang berpengaruh
produksi jagung.Hal ini sesuai dengan teori signifikandan memiliki hubungan positif
bahwa pupuk fospat digunakan untuk terhadap produksi jagung.Hasil ini menjelaskan
pembentukan bunga dan biji, mempercepat bahwa peningkatan penggunaan pestisida yang
pemasakan buah, dan menstimulir digunakan akan searah dengan produksi jagung.
pembentukkan akar pada pertumbuhan awal Namun sesuai dengan Law of Diminishing
tanaman jagung (Syukur.M dan Azis R 2014 ). Return penggunaan sumber produksi yang
berlebihan justru akan kontra produktif terhadap
Pupuk Kalium produksi. Hasil ini menjelaskan bahwa
Berdasarkan data yang diperoleh dari penggunaan pestisida juga merupakan salah satu
kuesioner petani, rata-rata pupuk kalium yang cara untuk meningkatkan kualitas maupun
digunakan oleh petani responden tanaman kuantitas produk jagung yang dapat diperoleh,
jagung adalah 17,05 kilogram per hektar. dengan menggunakan pestisida yang lebih baik
Digunakannya pupuk kalium oleh petani maka hama tanaman akan diminimalkan
responden karena berdasarkan petunjuk dan sehingga akan memberikan hasil produksi
informasi dari para penyuluh pertanian bahwa jagung yang lebih baik.
pupuk kalium dapat mempengaruhi produksi Hasil menunjukkan signifikan, sehingga
tanaman jagung, dapat memperkuat batang dan arah hubungan kedua variabel tersebut bersifat
akar tanaman jagung serta meningkatkan positif.Hal ini sesuai dengan teori yaitu pestisida
ketahanan tanaman jagung terhadap serangan sebagai salah satu faktor produksi yang
hama penyakit. Dari data hasil penelitian mempunyai kontribusi terhadap usaha tani
diperoleh data penggunaan pupuk kalium pada (Subyakto 1991). Pada daerah penelitian, petani
petani responden yang terendah adalah sebesar responden menggunakan pestisida jenis curacron
10 kilogram untuk kisaran luas lahan 0,1 hektar dan dursban sesuai anjuran penyuluh pertanian
dan penggunaan pupuk kalium yang tertinggi karena keduanya memiliki banyak kegunaan
adalah sebesar 60 kilogram untuk kisaran luas dalam menghambat perkembangan hama
lahan 7 hektar pada satu kali musim tanam atau tanaman jagung, membasmi semua jenis hama
selama 3 bulan. yang menyerang tanaman jagung dan bekerja
Variabel pupuk kalium dalam penelitian secara cepat dan efektif.
ini tidak berpengaruh signifikan terhadap
produksi jagung.Hasil ini menjelaskan bahwa Produksi
peningkatan pupuk kalium yang digunakan Produksi jagung untuk masing-masing
dalam suatu proses produksi usaha tani jagung petani responden adalah tidak sama yaitu jumlah
tanaman jagung dengan produksi tertinggi yang
21
dipanen sebanyak 10.000 kilogram dengan luas Amico M.D, Divita G, Chinnici G, Pappalardo
lahan 7 hektar. Namun demikian kemampuan dan Pecorino B. 2014. Short Food Supply
masing masing petani akan berbeda-beda dalam Chain And Locally Produced Wines: Factor
pengelolaan atau budidaya tanaman jagung. Dari Affecting Consumer Behavio, Jurnal
hasil penelitan yang diperoleh pada petani Internasional. Departemen of Agri-food and
responden dengan jumlah produksi jagung rata- Environmental Systems Management,
rata sebanyak 2200,44 kg untuk setiap kali Univrsity of Catania, Italy.
panen. Jumlah produksi terkecil adalah sebanyak Atman. 2015. Produksi Jagung, Strategi
200 kg dengan kisaran luas lahan 0,10 hektar. Meningkatkan Produksi Jagung Plantaxia
Berdasarkan informasi yang diperoleh Yogyakarta.
dari petani responden diketahui bahwa rata-rata Mubyarto.1994. Pengantar Ekonomi Pertanian ,
petani jagung di daerah responden menjual hasil Edisi 3, LP3ES, Jakarta.
panennya menggunakan sistem borongan dan Peter A Ekunwe dan Fiona O Ogbeide. 2014.
lokasi pejualannya adalah langsung di tempat Socio Economic Factor Influencing
atau hasil panen jagung di bawa ke lokasi Broiler Marketing in Benin City
pedagang pengumpul dimana wilayah Metropolis Edo, State Nigeria, Jurnal
pemasaran meliputi Kabupaten Kupang dan Internasional, Departemen of Agriculture
Kota Kupang. Economics and Extension Services,
Faculty of Agriculture and Agricultural
Tecnology, Benson Idahosa University,
KESIMPULAN Benin City, Nigeria.
Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi
Secara keseluruhan di Kabupaten Kupang dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi
variabel faktor produksi yang berpengaruh Cobb- Douglas. Rajawali Press Jakarta.
terhadap produksi jagung adalah jumlah Sola Matanewscom. 2009. Indonesia Eksportir
tanaman (X3), pupuk nitrogen (X5) dan pestisida Jagung Dunia
(X8) sedangkaan variabel yang paling dominan (http://matanews.com/2009/07/30/indones
ialah jumlah tanaman yang paling dominan ia-eksportir-jagung-dunia/,Diakses
berpengaruh terhadap produksi jagung di padatanggal 26 September 2010).
Kabupaten Kupang dan diikuti oleh variable Subyakto, Sudarmo. 1991. Insektisida.
pestisida (X8) serta variabel pupuk nitrogen (X5). Kanisius.Yogyakarta.
Suprapto.H.S dan Marzuki. 2005. Bertanam
DAFTAR PUSTAKA Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Syukur.M dan Azis Rifianto. 2014. Jagung
Manis. Penebar Swadaya. Jakarta.

22

You might also like