You are on page 1of 10

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Pada Sistem Tanam Legowo di

Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.

(Rice Farming Income Analysis In Legowo Cropping Systems in Sub Dungaliyo


Gorontalo regency)
Dr. Ir. Asda Rauf, M. Si, Amelia Murtisari, S.P, M.Sc, Angki Rahman

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ABSTRACT
Research purposes to determine the income of farmers in rice farming rice
cropping systems that implement legowo and determine the feasibility of cropping
systems on rice farming rice legowo seen the benefits of the approach. The research
was conducted in the District of Gorontalo regency Dungaliyo from March to April
2013. The method used is the method in which the survey data collection based on
interviews and observations. Sampling technique using saturated sampling method, a
population of 20 farmers then the entire population sampled respondents. Secondary
data were obtained from the Institute of Agricultural Extension District Dungaliyo
and BPS Gorontalo regency. Data were analyzed using analysis analasis farm income
and the R/C ratio.
Based on the results of the study showed that the average farm income rice
cropping systems that implement legowo Dungaliyo 4:1 in the District of
Rp.23.835.552 with an average per hectare Rp.21.668.684 and the value of R / C ratio
of 2.16 , while the average farm income in the rice cropping system in sub Dungaliyo
legowo 2:1 for Rp.21.703.201 with an average per hectare Rp.21.703.201 and the
value of R / C Ratio 2.63. Based on the results of the cropping system legowo then
legowo 4:1 greater profits than on legowo 2:1, and of the value of the R / C ratio of
the two systems legowo feasible to be applied on rice farming in District .Dungaliyo.

Keywords: Farming, Legowo, Cost Structure, Profits, R / C ratio

1
ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh petani pada


usahatani padi sawah yang menerapkan sistem tanam legowo dan mengetahui
kelayakan sistem tanam legowo pada usahatani padi sawah dilihat dari pendekatan
keuntungannya. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dungaliyo Kabupaten
Gorontalo sejak bulan Maret sampai dengan bulan April 2013. Metode yang
digunakan yaitu metode survei dimana pengumpulan data berdasarkan wawancara
dan observasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
sampling jenuh, populasi berjumlah 20 orang petani maka keseluruhan populasi
responden dijadikan sampel. Data sekunder diperoleh dari Balai Penyuluhan
Pertanian Kecamatan Dungaliyo dan BPS Kabupaten Gorontalo. Data dianalisis
menggunakan analasis pendapatan usahatani dan analisis R/C ratio.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata pendapatan usahatani
padi sawah yang menerapkan sistem tanam legowo 4:1 di Kecamatan Dungaliyo
sebesar Rp.23.835.552 dengan rata-rata per hektar Rp.21.668.684 dan nilai R/C Ratio
sebesar 2,16, sedangkan rata-rata pendapatan usahatani padi sawah pada sistem tanam
legowo 2:1 di Kecamatan Dungaliyo sebesar Rp.21.703.201 dengan rata-rata per
hektar Rp.21.703.201 dan nilai R/C Ratio 2,63. Berdasarkan hasil tersebut maka
sistem tanam legowo maka legowo 4:1 lebih besar keuntungannya dari pada legowo
2:1, dan dari nilai R/C ratio kedua sistem legowo layak untuk diterapkan pada
usahatani padi sawah di Kecamatan Dungaliyo .

Kata Kunci : Usahatani, Legowo, Struktur Biaya, Keuntungan, R/C ratio

2
PENDAHULUAN

Padi merupakan sumber pangan utama penduduk Indonesia, yang sebagian


besar dibudidayakan sebagai padi sawah. Pada umumnya, varietas padi sawah pada
kondisi jarak tanam sempit akan mengalami penurunan kualitas pertumbuhan, seperti
jumlah anakan sedikit, panjang malai yang lebih pendek, dan tentunya jumlah gabah
permalai berkurang dibandingkan dengan jarak tanam lebar. Dalam hal ini,
dibutuhkan teknologi cara penanaman padi yang lebih inovatif yang dapat menambah
produktivitas padi sekaligus mengendalikan organisme pengganggu tanaman padi.
Cara tanam padi jajar legowo merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi yang
dikembangkan dari sistem tanam tegal yang telah berkembang di masyarakat
(Abdulrachman et al,. 2012:2).
Salah satu daerah yang memiliki potensi dalam pengembangan usahatani padi
sawah yaitu Provinsi Gorontalo. Provinsi Gorontalo memiliki 5 (lima) Kabupaten
yang juga berpotensi untuk tanaman padi sawah, salah satunya di Kabupaten
Gorontalo. Hal ini bisa dibuktikan dari peningkatan luas tanam dan produksi padi
sawah di Kabupaten Gorontalo. Luas tanam di Kabupaten Gorontalo pada Tahun
2012 mengalami peningkatan sebesar 26.467 Ha dan produksi tanaman padi sawah
yaitu 160.440 Ton dibandingkan pada 5 (lima) tahun yang lalu yaitu pada Tahun
2008 luas tanam di Kabupaten Gorontalo berkisar pada 23.713 Ha dan produksi padi
sawah sebanyak 107.917 Ton. Hal ini membuktikan bahwa di Kabupaten Gorontalo
mengalami peningkatan perluasan areal tanam padi sawah, yang berpeluang besar
baik melalui peningkatan produktivitas maupun pada produksi padi sawah (Dinas
Pertanian Kabupaten Gorontalo, 2012).
Kecamatan Dungaliyo memiliki kawasan wilayah yang menunjang lajunya
perkembangan pembangunan disektor pertanian secara bertahap dan bersama-sama
dengan petani, Kecamatan Dungaliyo merupakan pemekaran dari Kecamatan
Bongomeme yang memiliki sepuluh desa yang lahannya diusahakan untuk tanaman
padi sawah. Luas tanam padi sawah di Kecamatan Dungaliyo yaitu 679 Ha dan
jumlah produksi padi sawah sebanyak 2.716 Ton. Hal ini membuktikan produksi padi
sawah di Kecamatan Dungaliyo perlu ditingkatkan baik melalui produktivitas
maupun pada produksinya (Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Dungaliyo,
2012). Namun untuk mewujudkan upaya tersebut masih terkendala karena jika
diperhatikan masih banyak petani yang belum mau melaksanakan anjuran
sepenuhnya. Sebagai contoh dalam hal sistem tanam, masih banyak petani yang
menanam tanpa jarak tanam yang beraturan. Padahal dengan pengaturan jarak tanam
yang tepat dan teknik yang benar maka hal ini akan memperoleh efisiensi dan
efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya. Dengan upaya ini
untuk meningkatkan produksi tanaman padi sawah yang berkaitan dengan
peningkatan populasi tanaman, oleh karena itu dilakukan penerapan teknologi sistem
tanam baru yaitu sistem tanam legowo. Untuk memecahkan masalah tersebut perlu
diadakan peningkatan pendapatan usahatani padi sawah melalui penerapan sistem

3
tanam legowo yang mampu meningkatkan pendapatan petani 6-10 Ton/Ha dengan
melihat jumlah pendapatan yang diperoleh petani dalam satu musim tanam.
Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi permasalahan yaitu:

1. Bagaimana pendapatan yang diperoleh petani pada usahatani padi sawah dalam
menerapkan sistem tanam legowo di Kecamatan Dungaliyo Kabupaten
Gorontalo.
2. Apakah sistem tanam legowo pada usahatani padi sawah layak dikembangkan
bila dilihat dari pendekatan keuntungannya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo pada


bulan Maret sampai dengan bulan April 2013. Pemilihan tempat penelitian dilakukan
secara sengaja, dengan pertimbangan bahwa di lokasi ini sebagian besar petani
mengusahakan tanaman padi sawah dan sudah menerapkan sistem tanam legowo.
Jenis penelitian ini menggunakan metode survei yang merupakan pengumpulan
data berdasarkan wawancara dan observasi sesuai dengan fakta yang berlangsung.
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan
bantuan pengisian daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan sebelumnya
yang berhubungan dengan penelitian ini. Sedangkan data sekunder yang diperoleh
dari lembaga atau instansi yang berhubungan dengan penelitian ini seperti Dinas
Pertanian, BPP (Balai Penyuluh Pertanian), serta literatur-literatur yang relevan
seperti buku-buku, jurnal penelitian internet dan laporan-laporan yang berhubungan
dengan penelitian ini.
Jumlah petani yang mengusahakan usahatani padi sawah pada sistem tanam
legowo Di kecamatan Dungaliyo berjumlah 20 orang, yang menggunakan sistem
tanam legowo 2:1 berjumlah 1 orang dan legowo 4:1 berjumlah 19 orang. Maka
teknik penarikan sampel dilakukan secara jenuh yaitu semua petani yang
menggunakan sistem tanam legowo pada usahatani padi sawah, karena masih
sebagian kecil petani menggunakan sistem tanam legowo pada usahatani padi sawah
di Kecamatan Dungaliyo. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20
orang. Menurut Sugiono (2012:85), sampel jenuh adalah tehnik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana semua populasi di jadikan sampel.
Analisi data yang telah diperoleh dari hasil penelitian berupa data primer
kemudian menggunakan analisis sebagai berikut:

4
1. Analisis Pendapatan Usahatani
Pd = TR - TC
Keterangan:
Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
2. Pendapatan Penerimaan (TR)
TR = Y x Py
Dimana : TR = Total penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh
Py = Harga Y

3. Biaya Total (TC)


TC = FC + VC
Dimana : TC = Total cost/ Biaya total
TFC = Fixed cost/ Biaya tetap
TVC = Variabel cost/ Biaya variabel

4. Analisis R/C Ratio


TR
/ =
TC
Kriteria keputusan:
R/C >1: Menguntungkan
R/C =1: Impas
R/C <1: Merugikan
5. Biaya Tenaga Kerja
Biaya Tenaga kerja = HKSP x upah minimum petani (
HKSP = orang x hari x jam x Jenis TK
7
Dimana: = Jumlah
HKSP = Hari kerja setara pria

6. Biaya Penyusutan Alat (BPA)


BPA = X Jumlah Alat

Dimana : NB = Nilai baru


NS = Nilai sekarang
LP = Lama pakai

5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Usahatani padi sawah merupakan usahatani yang dilaksanakan atau yang


dikerjakan pada lahan tergenang. Sistem tanam pada usahtani padi sawah di
Kecamatan Dungaliyo dilakukan secara jajar legowo. Penanaman padi sawah di
Kecamatan Dungaliyo dilakukan dua kali setahun. Musim tanam pertama dilakukan
antara bulan November hingga Maret dan musim tanam kedua dilakukan pada bulan
April hingga Juli. Pola tanam yang digunakan yaitu jajar legowo 4:1 dan legowo2:1,
sedangkan varietas benih yang digunakan adalah Ciherang. Status lahan yang dikelola
merupakan lahan milik, dengan rata-rata luas lahan 1,1 ha.
Sistem tanam legowo merupakan suatu sistem tanam pada padi sawah dengan
pola beberapa barisan tanaman yang kemudian diselingi satu barisan kosong. sistem
tanam legowo terdiri dari legowo 2:1 dan 4:1. Legowo 2:1 yaitu suatu tanaman
terdapat dua baris tanaman padi kemudian diselingi oleh barisan kosong.

Struktur Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah Pada Sistem Tanam Legowo
4:1 dan Legowo 2:1 di Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo
Biaya usahatani merupakan biaya yang dikeluarkan petani dalam melakukan
usahataninya atau biaya yang dikeluarkan petani selama proses produksi. Komponen
biaya usahatani padi sawah pada sistem tanam legowo meliputi biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi
oleh produksi yang diperoleh. Biaya variabel meliputi: biaya untuk sarana produksi,
meliputi bibit, pupuk, obat-obatan, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah
tergantung dari besar kecilnya produksi yang diinginkan sedangkan biaya tetap
adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi, yang
meliputi pajak lahan, penyusutan alat dan tenaga kerja dalam keluarga.

Total biaya usahatani merupakan nilai dari seluruh biaya yang dikeluarkan
petani selama kegiatan proses produksi. Total biaya usahatani meliputi biaya variabel
dan biaya tetap. Biaya total merupakan hasil penjumlahan antara biaya variabel dan
biaya tetap. Biaya yang dikeluarkan petani responden pada sistem tanam legowo 4:1
dan legowo 2:1 selama proses produksi pada usahatani padi sawah yaitu terdiri dari
biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel atau biaya-biaya berubah (variabel cost) .
Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi.
Biaya variabel adalah biaya yang penggunaannya sangat tergantung pada skala
produksi dan habis dalam satu masa produksi. Untuk mengetahui total biaya yang
dikeluarkan pada usahatani padi sawah terhadap sistem tanam legowo di Kecamatan
Dungaliyo Kabupaten Gorontalo dapat dilihat dalam Tabel 15.

6
Tabel 15. Biaya Variabel dan Biaya Tetap Pada Usahatani Padi Sawah Pada
Sistem Tanam Legowo 4:1 dan Legowo 2:1 di Kecamatan Dungaliyo
Kabupaten Gorontalo, 2013.
Nilai Rata-rata/Petani
(Rp) Nilai/ Ha Persentase
No Uraian Legowo Legowo Legowo Legowo Legowo Legowo
4:1 2:1 4:1 2:1 4:1 2:1
1 Biaya variabel 15.994.533 13.206.667 14.540.485 13.206.667 82,57% 93,78%

2 Biaya tetap 4.564.652 90.132 4.204.961 90.123 17,43% 6,22%

Total biaya 20.559.185 13.296.799. 18.690.168 13.296.790 100% 100%

Sumber : Hasil Analisis Data, Tahun 2013


Berdasarkan Tabel 15 di atas menggambarkan bahwa biaya variabel yang
dikeluarkan pada sistem tanam legowo 4;1 sebesar Rp. 15.994.533/petani dengan
rata-rata per hektar 14.540.485 dan biaya tetap sebesar Rp. 4.564.652/petani dengan
rata-rata per hektar Rp. 4.204.961. Total biaya yang dikeluarkan pada sistem tanam
legowo 4:1 sebesar Rp. 20.559.185/petani dengan rata-rata per hektar sebesar Rp.
18.690.168. Sedangkan biaya variabel yang dikeluarkan pada sistem tanam legowo
2;1 sebesar Rp. 13.206.667/petani dengan rata-rata per hektar Rp. 13.206.667% dan
biaya tetap sebesar Rp. 90.132/petani dengan rata-rata per hektar RP. 4.204.961.Total
biaya yang dikeluarkan pada sistem tanam legowo 2:1 sebesar Rp. 13.296.799/petani
dengan rata-rata per hektar sebesar Rp. 13.296.799 .
Penerimaan merupakan nilai yang diperoleh dari hasil produksi dikalikan harga
komoditi sawah, sedangkan keuntungan/pendapatan merupakan hasil pengeluaran
antara penerimaan kotor yang diterima oleh petani dengan biaya produksi yang
dikeluarkan selama proses produksi. Penerimaan yang diterima oleh petani padi
sawah pada legowo 4:1 sangat mempengaruhi jumlah produksi dan harga yang
didapatkan oleh petani.Analisis keuntungan digunakan agar dapat mengetahui jumlah
keuntungan/ pendapatan bersih yang diperoleh petani, lebih jelasnya dapat dilihat
dalam Tabel 16 dibawah ini.
Tabel 16. Keuntungan Usahatani Padi Sawah Pada Sistem Tanam Legowo 4:1
dan Legowo 2:1 di Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo,
2013.
Nilai Rata-rata/Petani
(Rp) Nilai/ Ha
No Uraian Legowo Legowo Legowo Legowo
4:1 2:1 4:1 2:1
1 Penerimaan 44.394.737 35.000.000 40.358.852 35.000.000
2 Total Biaya 20.559.185 13.296.799 18.690.168 13.296.799
3 Keuntungan (1-2) 23.835.552 21.703.201 21.668.684 21.703.201
Sumber : Hasil Analisis Data, Tahun 2013

7
Berdasarkan Tabel 16 diatas menggambarkan penerimaan dan pengeluaran
usahatani padi sawah pada sistem tanam legowo 4:1 di Kecamatan Dungaliyo
Kabupaten Gorontalo yang ternyata hasilnya menguntungkan. Pengeluaran yang
dikeluarkan untuk satu kali produksi dalam legowo 4:1 mencapai Rp
20.559.185/petani dengan nilai per hektar Rp. 18.690.168 dan penerimaan sebanyak
Rp 44.394.737/petani dengan rata-rata per hektar Rp 40.358.851. Jadi selisih
keuntungan yang diperoleh petani pada sistem tanam legowo 4:1 sebesar Rp
23.835.552/petani dengan rata-rata per hektar Rp. 21.668.684, dengan total luas lahan
20/ha dengan rata-rata produksi 6,342/kg dengan rata-rata harga jual Rp.7.000/kg.
Sedangkan penerimaan dan pengeluaran usahatani padi sawah pada sistem tanam
legowo 2:1 hasilnya juga menguntungkan. Pengeluaran yang dikeluarkan untuk satu
kali produksi dalam legowo 2:1 sebesar Rp. 13.296.799/petani dengan rata-rata per
hektar Rp. 13.296.799 dan penerimaan sebesar Rp. 35.000.000/petani dengan rata-
rata per hektar 13.296.799. Jadi selisih keuntungan pada legowo 2:1 sebesar Rp.
21.703.201/petani, dengan rata-ratotal luas lahan petani responden 1/Ha.
Berdasarkan hasil perhitungan keuntungan yang diterima oleh petani pada
usahatani padi sawah yang menerapkan sistem tanam legowo di Kecamatan
Dungaliyo pada sistem tanam legowo 4:1 petani dengan memperoleh keuntungan
sebesar Rp. 23.835.552/petani dengan rata-rata per hektar Rp. 21.668.684 dan pada
sistem tanam legowo 2:1 memperoleh keuntungan sebesar Rp. 21.703.201/petani
dengan rata-rata per hektar Rp. 21.703.201, dengan jumlah produksi 6-7 Ton/Ha. Jika
dibandingkan dengan pendapatan petani yang menggunakan sistem tanam tegal di
Kecamatan Dungaliyo hanya memperoleh keuntungan sebesar Rp.13.935.000/Ha.
Dengan jumlah produksi 4 Ton/Ha. Dengan demikian hipotesis satu terbukti, dimana
sistem tanam legowo 4:1 dan 2:1 memberikan keuntungan lebih tinggi.
Keuntungan usahatani dapat dianalisis dengan menggunakan R/C Ratio, untuk
mengetahui apakah usahatani padi sawah pada sistem tanam legowo 4:1 dan legowo
2:1 dapat memberikan keuntungan atau tidak, adapun analisis keuntungan adalah
sebagai berikut.
1. Sistem Tanam Legowo 4:1.

/ =
. .
= . .

R/C Ratio = 2,16


Berdasarkan perhitungan diatas bahwa nilai R/C Ratio dari sistem tanam
legowo 4;1 adalah 2,16. Berdasarkan kriterianya nilai R/C Ratio 1. Nilai tersebut
memberikan arti bahwa setiap pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan
penerimaan sebesar Rp. 2,16 dengan demikian usahatani padi sawah pada sistem
tanam legowo 4:1 di Kecamatan Dungaliyo layak dikembangkan.

8
2. Sistem Tanam Legowo 2:1.

R/C Ratio =
. .
= . .
R/CRatio = 2,63
Berdasarkan perhitungan diatas bahwa nilai R/C Ratio dari sistem tanam
legowo 2;1 adalah 2,63. Berdasarkan kriterianya nilai R/C Ratio 1. Nilai tersebut
memberikan arti bahwa setiap pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan
penerimaan sebesar Rp. 2,63, dengan demikian usahatani padi sawah pada sistem
tanam legowo 2:1 di Kecamatan Dungaliyo layak dikembangkan.
Hasil perhitungan R/C Ratio baik sistem tanam legowo 4:1 maupun legowo 2:1
memberikan keuntungan bagi petani dan layak untuk dikembangkan di Kecamatan
Dungaliyo.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pendapatan yang diperoleh petani yang menerapkan sistem tanam legowo 4:1
rata-rata petani sebesar Rp.23.835.552 dengan rata-rata per hektar Rp.
21.668.684. Untuk sistem tanam 2:1 memperoleh pendapatan sebesar Rp. Rp.
21.703.201 dengan rata-rata per hektar sebesar Rp. 21.703.201.

2. Hasil perhitungan R/C Ratio diperoleh untuk usahatani padi sawah pada sistem
tanam legowo 4:1 yaitu 2,16 dan untuk usahatani padi sawah pada sistem
tanam legowo 2:1 yaitu 2,63. Dari kedua sistem tanam legowo tersebut layak
dikembangkan di Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.

Saran
1. Diharapkan kepada pemerintah setempat khususnya Balai Penyuluhan
Pertanian Kecamatan Dungaliyo agar kiranya lebih intensif melakukan
sosialisasi dan penyuluhan kepada petani untuk menerapkan sistem tanam
legowo pada usahatani padi sawah.
2. Untuk para petani agar dapat memperhatikan cara tanam yang digunakan
dengan menggunakan sistem tanam legowo 4:1 maupun legowo 2:1 agar
dapat memperoleh hasil yang optimal sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan bagi petani.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdulrachman Sarlan, Agustiani Nurwulan, Gunawan Indra, mejaya jana made. 2012.
Sistem Tanam Legowo. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Abdulrachman Sarlan, Karsono Sumarno, Samaullah Mohamad Yamin, Sembiring
Hasil,Effendi Baehaki Suherlan, Dirdjoseputro Atito, Nor Entis sutisna . 2012.
Prosedur Operasional Standar (POS) Budi Daya Padi Sawah. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi.
Azwir. 2006. Sistem Tanam Legowo Dan Pemberian P-Stater Pada Padi
Sawah Dataran Tinggi. Jurnal Akta Agrosia Vol 11. No 2. Tahun 2008:102 -
107. http.// akta agrosia. Pdf. Diakses 12 februari 2013.
Rahim, A dan D. R. D. Hastuti. 2007. Pengantar Teori, Dan Kasus Ekonomika
Pertanian. Penerbit Swadaya. Jakarta
Saihani Azwar. (2011). Analisis Finansial Usahatani Padi Ciherang Pada Sistem Tanam
Jajar Legowo Di Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara
Propinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Ziraaah, Vol 33. No 1. Tahun 2012: 22-27.
http.// kopertis11.net. Diakses 12 februari 2013.
Shinta. 2011. Ilmu Usahatani. Universitas Brawijaya UB-Press. malang
Soekartawi. 2006. Analisis usahatani . Universitas Indonesia UI-Press jakarta
Soekartawi, dkk. 2011. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan
Petani Kecil. Universitas Indonesia UI-Press Jakarta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeda
Bandung
Suparwoto. 2010. Penerapan sistem tanam legowo pada usahatani untuk meningkatkan
produksi dan pendapatan petani. Jurnal pembangunan manusia, Vo 10. No 1.
Tahun 2010. http://balitbangnovda.sumselprov. go.id. Diakses 12 februar2013.
Supriyanto adi eka, Jazilah Syakiroh, Anggoro Wisnu. 2007. Pengaruh Sistem Tan
amLegowo dan Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Padi. Jurnal Ilmiah Pertanian Biofarm , Vol 13. No 8. Tahun 2010.
http// Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian. Pdf. Diakses 12 februari 2013.
Lalla hajra, Ali. M. Saleh. S, Saadah . 2012. Adopsi Petani Padi Sawah Terhadap
Sistem tanam Jajar Legowo 2:1 di Kecamatan Polongbangkeng Utara,
Kabupaten Takalar. Jurnal Sains & Teknologi, Vol 12. No 3. Tahun 2012 :
255 264. http://pasca.unhas.ac.pdf. Diakses 12 februari 2013.

10

You might also like