You are on page 1of 8

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JERUK KEPROK DI DESA

BATANGMATA, KECAMATAN BONTOMATENE, KABUPATEN KEPULAUAN


SELAYAR

Nur Afandy1, Mais Ilsan2, Rasmeidah Rasyid3


¹Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2Fakultas Pertanian,3Universitas Muslim Indonesia
082190669333, andybagonk00@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to analyze the level of production and farming income of tangerines in
Batangmata Village, Bontomatene District, Selayar Islands Regency and to analyze the
feasibility of tangerine farming in Batangmata Village, Bontomatene District, Selayar
Islands Regency. The population of this study were all tangerine farmers who located in
Batangmata Village, Bontomatene District, Selayar Islands Regency, totaling 120 citrus
farmer population. The sample is part of the number and characteristics possessed by the
population. Even though the sample is only part of the population, the facts obtained from
the sample must be able to describe the population. In sampling using the simple random
sampling method, namely by using 30% of the total population of tangerine farmers, so that
the number of farmers samples taken is 36 citrus farmers. In this study using data analysis,
namely descriptive analysis, income analysis, financial feasibility analysis and labor use
analysis. The results showed that the level of citrus production in Batangmata Village,
Bontomatene District, Selayar Archipelago District was 2,716 kg / ha and income. citrus
farming is IDR 35,611,991 / ha and tangerine farming in Batangmata village, bontomatene
sub-district, Selayar archipelago district is feasible to run with an r / c-ratio value of 4.92
per farmer and 5.46 per hectare which means it is greater than one.

Key words: analyst, tangerine, feasibility, farming.

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat produksi dan pendapatan usahatani jeruk
keprok di Desa Batangmata, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar dan
menganalisis kelayakan usahatani jeruk keprok di Desa Batangmata, Kecamatan
Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar.. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
petani jeruk keprok yang berada di Desa Batangmata, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten
Kepulauan Selayar, yang berjumlah 120 orang populasi petani jeruk Sampel adalah sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Meskipun sampel hanya
merupakan bagian dari populasi, kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu harus
dapat menggambarkan dalam populasi.Dalam pengambilan sampel menggunakan metode
simple random sampling yaitu dengan menggunakan 30% dari jumlah populasi petani jeruk
keprok, sehingga jumlah sampel petani yang diambil sebanyak 36 orang petani jeruk..
Dalam penelitian ini menggunakan analisis data yaitu analisis deskriptif, analisis pendapatan
analisis kelayakan finansial dan analisis penggunaan tenaga kerja.hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat produksi jeruk di desa batangmata, kecamatan bontomatene,
kabupaten kepulauan selayar adalah 2.716 kg/ha dan pendapatan usahatani jeruk yaitu
Rp35.611.991/ha dan usahatani jeruk keprok di desa batangmata,kecamatan bontomatene,
kabupaten kepulauan selayar layak untuk dijalankan dengan nilai r/c-ratio 4,92 per petani
dan 5,46 per hektar artinya lebih besar dari satu.

Kata kunci : analisis, jeruk keprok,kelayakan, usahatani.


PENDAHULUAN

Kabupaten Selayar adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki
persentase lahan pertanian yang lumayan besar. Kepulauan Selayar adalah sebuah kepulauan
yang  terpisah dari daratan Sulawesi dengan luas sekitar 2.000 km 2 yang membentang dari
utara ke selatan. Bagian pantai barat dan utara dari kepulauan ini berupa bebatuan yang
cadas dan terjal, sementara pantai timur dan sebagian pantai selatan berupa pantai yang
landai dan berupa area hutan produksi serta perkebunan rakyat.

Tabel 1. Data Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Jeruk Keprok
di Kabupaten Selayar, Tahun 2017.
Luas Tanam Luas Panen Produksi Produktivitas
No Kecamatan
(Hektar) (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
1. Bontomatene 731,27 245,44 1.718,08 7
2. Bontomanai 470,00 190,85 808,25 4,23
3. Bontoharu 217,60 1,30 0,62 0,47
4. Bontosikuyu 390,23 4,41 26,02 5,9
5. Pasimarannu 1,47 2,55 0,48 0,19
6. Buki 107,48 4,25 17,00 4
Total 1.918,05 448,8 2.570,45 21.79
Sumber : Dinas Tanaman Pangan, Peternakan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Selayar.
2017
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa luas tanam, luas panen, produksi maupun
produktivitas yang tertinggi adalah Kecamatan Bontomatene yang memiliki luas tanam 731,
27 hektar, luas panen 245,44 hektar, produksi 1.718,08 ton, dan nilai dari produktivitasnya
mencapai 7 ton. Sedangkan kecamatan yang terendah yaitu Kecamatan Pasimarannu dengan
luas tanam 1,47 hektar, luas panen 2,55 hektar, Produksi 0,48 ton, dan produktivitas hanya
0,19 ton.
Adapun data luas tanam, luas panen, dan produksi usahatani jeruk di Kabupaten Selayar
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2. Luas Tanam, Produksi, dan Luas Panen Tanaman Jeruk Keprok di Kabupaten
Selayar.
Luas Tanam Luas Panen Produksi
No Tahun
(Hektar) (Ha) (Ton)
1. 2016 1.944 548,11 4,599.64
2. 2017 1.918 448,80 2,570.45
3. 2018 1.930 262,80 1,792.58
Total 5.792 1.259,71 8.962,67
Sumber : Dinas Tanaman Pangan, Peternakan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Selayar
2018

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa produksi jeruk keprok mengalami penurunan yang
dipengaruhi oleh faktor iklim, karena terjadinya curah hujan yang tidak normal sehinnga
produksi pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan. Kabupaten Selayar bisa
dikatakan sebagai kabupaten yang mempunyai wilayah agraris yang cukup luas namun
untuk produksi sangat kurang dalam usahatani jeruk keprok, hal tersebut perlu adanya
perhatian penuh pemerintah untuk meningkatkan produksi usahatani jeruk keprok.
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah Berapa tingkat produksi dan pendapatan
usahatani jeruk keprok di Desa Batangmata, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten
Kepulauan Selayar kemudian Apakah usahatani jeruk keprok di Desa Batangmata,
Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar layak dan dapat menguntungkan.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2018 sampai dengan bulan Februari 2019 di
Desa Batangmata, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar. Hal ini
didasarkan dengan pertimbangan bahwa sebagian besar penduduk di Desa ini bermata
pencaharian sebagai petani jeruk keprok.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi adalah seluruh petani jeruk
keprok yang berada di Desa Batangmata, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan
Selayar, yang berjumlah 120 orang populasi petani jeruk keprok.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Meskipun
sampel hanya merupakan bagian dari populasi, kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari
sampel itu harus dapat menggambarkan dalam populasi (Sugiyono, 2012). Dalam
pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling yaitu dengan
menggunakan 30% dari jumlah populasi petani jeruk keprok, sehingga jumlah sampel petani
yang diambil sebanyak 36 orang petani jeruk.
Untuk mengetahui besarnya pendapatan usahatani Jeruk dapat dianalisis secara deskriptif
kuantitatif. Adapun rumus biaya dan pendapatan sebagai berikut (Hastuti dan Rahim, 2007):
Rumus Pendapatan:

TR = Q.P
TC = TFC + TVC
Π = TR : TC

Keterangan:
TR : Total Revenue (Total Penerimaan)
Q : Quantitas (Jumlah)
P : Price (Harga)
TC : Total Cost (Total Biaya)
TFC : Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)
TVC : Total Variabel Cost (Total Biaya Variabel)
Π : Pendapatan usahatani jeruk

Nilai R/C-ratio lebih besar dari satu menunjukkan bahwa penambahan biaya satu satuan
mata uang (dalam hal ini rupiah) maka akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih
besar daripada satu satuan mata uang. Sebaliknya, jika nilai rasio lebih kecil dari satu berarti
penambahan biaya satu satuan mata uang maka akan menghasilkan penerimaan kurang dari
satu satuan mata uang. Suatu usahatani dapat dikatakan layak dan menguntungkan apabila
nilai R/C-ratio lebih besar dari satu, begitupun sebaliknya (Ahyari, 2002)
R/C-ratio adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi hingga menghasilkan produk tersebut. Usahatani jeruk akan
menguntungkan apabila nilai R/C > 1. Semakin besar nilai R/C semakin besar pula tingkat
penerimaan yang akan diperoleh dari usaha tersebut.
Rumus:

TR
R/C-ratio =
TC
Dimana:
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TC = Total Cost (Total Biaya)

Nilai R/C Ratio memiliki 3 Kriteria yaitu:


Jika R/C > 1 : Layak, yaitu usaha layak dikembangkan
Jika R/C = 1 : Impas, usaha tidak menguntungkan dan tidak merugikan
Jika R/C < 1 : Tidak layak, usaha tidak layak dikembangkan.

Untuk mengetahui penggunaan tenaga kerja dan curahan kerja pada lahan usahatani
jeruk keprok di Desa Batangmata, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan
Selayar yaitu:
a. Curahan Kerja
Curahan kerja dihitung berdasarkan rumusan 1 kerja setara pria yaitu:
1) 1 hari kerja pria setara dengan 1 HKP ( hari kerja setara pria = 7 jam / hari)
2) 1 hari kerja wanita setara dengan 0,7 HKP
3) 1 hari kerja anak-anak setara dengan 0,5 HKP
4) 1 hari kerja tenak setara dengan 25 HKP
5) 1 hari kerja mesin setara dengan 50 HKP
Ʃ TK × Ʃ Jam × Ʃ Hari
 Curahan kerja=
7
HASIL DAN PEMBAHASAN

Identitas Responden

Identitas responden dapat digunakan untuk menggambarkan latar belakang responden.


Adapun identitas responden bisa dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Identitas Responden Petani jeruk keprok Di Desa di Desa Batangmata,


Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar.
No. Indikator Rat-Rata/Responden
1 Umur (Tahun) 47
2 Tingkat Pendidikan SLTA
3 Pengalaman Usahatani (Tahun) 15
4 Luas Lahan (Ha) 1
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Selayar.2018
Sumber: Selayar dalam angka tahun 2010
Secara umum petani yang dijadikan responden berada pada usia produktif dengan umur rata-
rata 47 tahun, responden yang berumur muda mempunyai kemampuan fisik yang lebih besar
dan inovatif dibandingkan umur yang lebih tua. Rata-rata tingkat pendidikan responden
adalah tamat SLTA, tingkat umur mempengaruhi perilaku petani terhadap pengambilan
keputusan dalam kegiatan usahatani. Petani yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi lebih
cepat menerima inovasi dibandingkan dengan yang mempunyai tingkat pendidikan yang
rendah.
Dalam pengelolaan usahatani jeruk dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu biaya tetap dan
biaya variabel. Dalam hubungannya dengan uraian tersebut diatas akan disajikan secara
deskriptif mengenai biaya yang dikeluarkan dalam usahatani jeruk yaitu sebagai berikut
Biaya variabel yang dikeluarkan untuk usahatani tanaman jeruk seperti biaya pembelian
pupuk dan upah tenaga kerja. Perhitungan rata-rata biaya produksi untuk tanaman jeruk
yaitu dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 4. Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Jeruk Responden di Desa Batangmata,
Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Upah TK/ Rata-rata/ Rata-rata/
Jumlah Biaya
Hari Petani Hektar
Produksi
(Rp) (Rp) (Rp)
A. Biaya Variabel
1. Urea 1.641.667 1.597.297
2. ZA 1.090.556 1.061.081
3. SP36 1.341.667 1.305.405
4. Rumat 122.222 118.919
5. Noxone 146.667 142.703
6.CK Variabel
-Pemupukan 27,8 HKP×50.000 1.390.000 1.090.488
-Pemeliharaan 9,18 HKP×50.000 459.000 361.417
-Penyemprotan 18,08 HKP×50.000 904.000 711.811
-Pemangkasan 11 HKP×50.000 550.000 433.070
Total Biaya Variabel 7.645.779 6.822.191
B. Biaya Tetap
1. Penyusutan Alat 114.510 111.175
2. Pajak Lahan 16.500 16.054
3. CK Tetap
-Panen 26,49 HKP×50.000 1.324.500 1.042.913
Total Biaya Tetap 1.455.510 1.170.142
Total Biaya Produksi 9.101.289 7.992.333
Sumber :Data Primer Lampiran 3, 4, dan Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 4 diatas terlihat bahwa biaya produksi rata-rata sebesar


Rp9.101.289/petani dan rata-rata biaya produksi per hektar yaitu Rp7.992.333/hektar.
Berdasarkan hasil analisis mengenai biaya produksi dalam usahatani jeruk di Desa
Batangmata, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar maka akan dilakukan
analisis pendapatan usahatani jeruk. Namun sebelum itu akan disajikan data pada tabel 5
yaitu sebagai berikut:
Tabel 5. Rata-rata Produksi, Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Jeruk di Desa
Batangmata, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar.
No Uraian Rata-rata/Petani Rata-rata/Hektar
1 Produksi (Kg) 2.791 2.716
2 Harga (Rp/kg) 8.000 8.000
3 - Panen 1 22.328.889 21.725.405
- Panen 2 22.486.667 21.878.919
Penerimaan (Rp) 44.815.556 43.604.324
4 Biaya Produksi (Rp) 9.101.289 7.992.333
5 Pendapatan (Rp) 35.714.267 35.611.991
Sumber : Hasil Data Lampiran 5,6,7, dan 8

Berdasarkan Tabel 5 yakni rata-rata penerimaan usahatani jeruk dengan 36 responden,


dimana rata-rata penerimaan usahatani jeruk per responden sebesar Rp44.815.556/petani,
sedangkan biaya produksi sebesar Rp9.101.289/petani, sehingga pendapatan bersih yang
diterima oleh per petani yaitu Rp35.714.267. kemudian rata-rata biaya produksi sebesar
Rp7.992.333/hektar. Dengan demikian pendapatan yang diterima Rp35.611.991/hektar.

R/C-ratio adalah perbandingan antara penerimaan dan penjualan dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk usahatani jeruk. Usahatani
jeruk akan menguntungkan apabila nilai R/C > 1. Semakin besar nilai R/C semakin besar
pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari usahatani tersebut.

TR 44.815 .556 TR 43 . 604 . 324


R/C-ratio/petani = = R/C-ratio/hektar = =
TC 9.101 .289 TC 7.992 .333
= 5,01 = 5,04

Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa rata-rata kelayakan per petani pada
usahatani jeruk keprok di Desa Batangmata adalah 5,01. Sedangkan rata-rata kelayakan per
hektar yaitu 5,04. Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai R/C-ratio > 1, maka
kesimpulannya usahatani jeruk keprok dalam penelitian ini layak untuk dijalankan, sehingga
hipotesis 2 diterima.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan dari hasil analisis peneltian ini yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat produksi jeruk di Desa Batangmata, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten
Kepulauan Selayar adalah 2.716 kg/ha dan pendapatan usahatani jeruk yaitu
Rp35.611.991/ha
2. Usahatani jeruk keprok di Desa Batangmata, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten
Kepulauan Selayar layak untuk dijalankan dengan nilai R/C-ratio 4,92 per petani dan
5,46 per hektar artinya lebih besar dari satu.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perlunya para pelaku usahatani jeruk di Selayar untuk lebih meningkatkan produksi
sehingga akan meningkatkan pendapatan usahatani jeruknya.
2. Disarankan untuk pemerintah Kabupaten Selayar khusunya instansi yang terkait agar
lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan terhadap para petani jeruk keprok sehingga
hasil dari usahatani jeruknya bisa maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Agrimas Kapitalindo, 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis: Jeruk.
http://www.agrimaskapitalindo.com. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2018.
Ahyari, 2002. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Edisi Empat,
Yogyakarta, BPFE.
Ance, 1986. Teknologi Benih. Rineka Cipta, Jakarta.

Arifuddin, 2012. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.

Assauri, 1995. Manajemen Produksi & Operasi, Edisi Cetakan Kedua, LPFE, Jakarta.

Djakfar, 1990.  Dasar-dasar Agronomi. BKS-B USAID. Palembang.

Hariyati, 2007. Sejarah Agraria Sebuah Pengantar. Jember. Universitas Jember.

Hasan Basri, 1991. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi-3. Jakarta. PT. Gramedia Pusaka Utama.

You might also like