Professional Documents
Culture Documents
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
ABSTRACT
Research purposes to determine the income of farmers in rice farming rice
cropping systems that implement legowo and determine the feasibility of cropping
systems on rice farming rice legowo seen the benefits of the approach. The research
was conducted in the District of Gorontalo regency Dungaliyo from March to April
2013. The method used is the method in which the survey data collection based on
interviews and observations. Sampling technique using saturated sampling method, a
population of 20 farmers then the entire population sampled respondents. Secondary
data were obtained from the Institute of Agricultural Extension District Dungaliyo
and BPS Gorontalo regency. Data were analyzed using analysis analasis farm income
and the R/C ratio.
Based on the results of the study showed that the average farm income rice
cropping systems that implement legowo Dungaliyo 4:1 in the District of
Rp.23.835.552 with an average per hectare Rp.21.668.684 and the value of R / C ratio
of 2.16 , while the average farm income in the rice cropping system in sub Dungaliyo
legowo 2:1 for Rp.21.703.201 with an average per hectare Rp.21.703.201 and the
value of R / C Ratio 2.63. Based on the results of the cropping system legowo then
legowo 4:1 greater profits than on legowo 2:1, and of the value of the R / C ratio of
the two systems legowo feasible to be applied on rice farming in District .Dungaliyo.
Keywords: Farming, Legowo, Cost Structure, Profits, R / C ratio
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh petani pada
usahatani padi sawah yang menerapkan sistem tanam legowo dan mengetahui
kelayakan sistem tanam legowo pada usahatani padi sawah dilihat dari pendekatan
keuntungannya. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dungaliyo Kabupaten
Gorontalo sejak bulan Maret sampai dengan bulan April 2013. Metode yang
digunakan yaitu metode survei dimana pengumpulan data berdasarkan wawancara
dan observasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
sampling jenuh, populasi berjumlah 20 orang petani maka keseluruhan populasi
responden dijadikan sampel. Data sekunder diperoleh dari Balai Penyuluhan
Pertanian Kecamatan Dungaliyo dan BPS Kabupaten Gorontalo. Data dianalisis
menggunakan analasis pendapatan usahatani dan analisis R/C ratio.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata pendapatan usahatani
padi sawah yang menerapkan sistem tanam legowo 4:1 di Kecamatan Dungaliyo
sebesar Rp.23.835.552 dengan rata-rata per hektar Rp.21.668.684 dan nilai R/C Ratio
sebesar 2,16, sedangkan rata-rata pendapatan usahatani padi sawah pada sistem tanam
legowo 2:1 di Kecamatan Dungaliyo sebesar Rp.21.703.201 dengan rata-rata per
hektar Rp.21.703.201 dan nilai R/C Ratio 2,63. Berdasarkan hasil tersebut maka
sistem tanam legowo maka legowo 4:1 lebih besar keuntungannya dari pada legowo
2:1, dan dari nilai R/C ratio kedua sistem legowo layak untuk diterapkan pada
usahatani padi sawah di Kecamatan Dungaliyo .
Kata Kunci : Usahatani, Legowo, Struktur Biaya, Keuntungan, R/C ratio
PENDAHULUAN
Padi merupakan sumber pangan utama penduduk Indonesia, yang sebagian
besar dibudidayakan sebagai padi sawah. Pada umumnya, varietas padi sawah pada
kondisi jarak tanam sempit akan mengalami penurunan kualitas pertumbuhan, seperti
jumlah anakan sedikit, panjang malai yang lebih pendek, dan tentunya jumlah gabah
permalai berkurang dibandingkan dengan jarak tanam lebar. Dalam hal ini,
dibutuhkan teknologi cara penanaman padi yang lebih inovatif yang dapat menambah
produktivitas padi sekaligus mengendalikan organisme pengganggu tanaman padi.
Cara tanam padi jajar legowo merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi yang
dikembangkan dari sistem tanam tegal yang telah berkembang di masyarakat
(Abdulrachman et al,. 2012:2).
Salah satu daerah yang memiliki potensi dalam pengembangan usahatani padi
sawah yaitu Provinsi Gorontalo. Provinsi Gorontalo memiliki 5 (lima) Kabupaten
yang juga berpotensi untuk tanaman padi sawah, salah satunya di Kabupaten
Gorontalo. Hal ini bisa dibuktikan dari peningkatan luas tanam dan produksi padi
sawah di Kabupaten Gorontalo. Luas tanam di Kabupaten Gorontalo pada Tahun
2012 mengalami peningkatan sebesar 26.467 Ha dan produksi tanaman padi sawah
yaitu 160.440 Ton dibandingkan pada 5 (lima) tahun yang lalu yaitu pada Tahun
2008 luas tanam di Kabupaten Gorontalo berkisar pada 23.713 Ha dan produksi padi
sawah sebanyak 107.917 Ton. Hal ini membuktikan bahwa di Kabupaten Gorontalo
mengalami peningkatan perluasan areal tanam padi sawah, yang berpeluang besar
baik melalui peningkatan produktivitas maupun pada produksi padi sawah (Dinas
Pertanian Kabupaten Gorontalo, 2012).
Kecamatan Dungaliyo memiliki kawasan wilayah yang menunjang lajunya
perkembangan pembangunan disektor pertanian secara bertahap dan bersama-sama
dengan petani, Kecamatan Dungaliyo merupakan pemekaran dari Kecamatan
Bongomeme yang memiliki sepuluh desa yang lahannya diusahakan untuk tanaman
padi sawah. Luas tanam padi sawah di Kecamatan Dungaliyo yaitu 679 Ha dan
jumlah produksi padi sawah sebanyak 2.716 Ton. Hal ini membuktikan produksi padi
sawah di Kecamatan Dungaliyo perlu ditingkatkan baik melalui produktivitas
maupun pada produksinya (Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Dungaliyo,
2012). Namun untuk mewujudkan upaya tersebut masih terkendala karena jika
diperhatikan masih banyak petani yang belum mau melaksanakan anjuran
sepenuhnya. Sebagai contoh dalam hal sistem tanam, masih banyak petani yang
menanam tanpa jarak tanam yang beraturan. Padahal dengan pengaturan jarak tanam
yang tepat dan teknik yang benar maka hal ini akan memperoleh efisiensi dan
efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya. Dengan upaya ini
untuk meningkatkan produksi tanaman padi sawah yang berkaitan dengan
peningkatan populasi tanaman, oleh karena itu dilakukan penerapan teknologi sistem
tanam baru yaitu sistem tanam legowo. Untuk memecahkan masalah tersebut perlu
diadakan peningkatan pendapatan usahatani padi sawah melalui penerapan sistem
tanam legowo yang mampu meningkatkan pendapatan petani 6-10 Ton/Ha dengan
melihat jumlah pendapatan yang diperoleh petani dalam satu musim tanam.
Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi permasalahan yaitu:
1.
2.
Bagaimana pendapatan yang diperoleh petani pada usahatani padi sawah dalam
menerapkan sistem tanam legowo di Kecamatan Dungaliyo Kabupaten
Gorontalo.
Apakah sistem tanam legowo pada usahatani padi sawah layak dikembangkan
bila dilihat dari pendekatan keuntungannya.
METODE PENELITIAN
X Jumlah Alat
Tabel 15. Biaya Variabel dan Biaya Tetap Pada Usahatani Padi Sawah Pada
Sistem Tanam Legowo 4:1 dan Legowo 2:1 di Kecamatan Dungaliyo
Kabupaten Gorontalo, 2013.
Nilai Rata-rata/Petani
(Rp)
No
Uraian
Nilai/ Ha
Persentase
Legowo
4:1
Legowo
2:1
Legowo
4:1
Legowo
2:1
Legowo
4:1
Legowo
15.994.533
13.206.667
14.540.485
13.206.667
82,57%
93,78%
2:1
Biaya variabel
Biaya tetap
4.564.652
90.132
4.204.961
90.123
17,43%
6,22%
Total biaya
20.559.185
13.296.799.
18.690.168
13.296.790
100%
100%
21.703.201
21.668.684
21.703.201
.
.
.
.
R/CRatio = 2,63
Berdasarkan perhitungan diatas bahwa nilai R/C Ratio dari sistem tanam
legowo 2;1 adalah 2,63. Berdasarkan kriterianya nilai R/C Ratio 1. Nilai tersebut
memberikan arti bahwa setiap pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan
penerimaan sebesar Rp. 2,63, dengan demikian usahatani padi sawah pada sistem
tanam legowo 2:1 di Kecamatan Dungaliyo layak dikembangkan.
Hasil perhitungan R/C Ratio baik sistem tanam legowo 4:1 maupun legowo 2:1
memberikan keuntungan bagi petani dan layak untuk dikembangkan di Kecamatan
Dungaliyo.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pendapatan yang diperoleh petani yang menerapkan sistem tanam legowo 4:1
rata-rata petani sebesar Rp.23.835.552 dengan rata-rata per hektar Rp.
21.668.684. Untuk sistem tanam 2:1 memperoleh pendapatan sebesar Rp. Rp.
21.703.201 dengan rata-rata per hektar sebesar Rp. 21.703.201.
2. Hasil perhitungan R/C Ratio diperoleh untuk usahatani padi sawah pada sistem
tanam legowo 4:1 yaitu 2,16 dan untuk usahatani padi sawah pada sistem
tanam legowo 2:1 yaitu 2,63. Dari kedua sistem tanam legowo tersebut layak
dikembangkan di Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.
Saran
1. Diharapkan kepada pemerintah setempat khususnya Balai Penyuluhan
Pertanian Kecamatan Dungaliyo agar kiranya lebih intensif melakukan
sosialisasi dan penyuluhan kepada petani untuk menerapkan sistem tanam
legowo pada usahatani padi sawah.
2. Untuk para petani agar dapat memperhatikan cara tanam yang digunakan
dengan menggunakan sistem tanam legowo 4:1 maupun legowo 2:1 agar
dapat memperoleh hasil yang optimal sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan bagi petani.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrachman Sarlan, Agustiani Nurwulan, Gunawan Indra, mejaya jana made. 2012.
Sistem Tanam Legowo. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Abdulrachman Sarlan, Karsono Sumarno, Samaullah Mohamad Yamin, Sembiring
Hasil,Effendi Baehaki Suherlan, Dirdjoseputro Atito, Nor Entis sutisna . 2012.
Prosedur Operasional Standar (POS) Budi Daya Padi Sawah. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi.
Azwir. 2006. Sistem Tanam Legowo Dan Pemberian P-Stater Pada Padi
Sawah Dataran Tinggi. Jurnal Akta Agrosia Vol 11. No 2. Tahun 2008:102 107. http.// akta agrosia. Pdf. Diakses 12 februari 2013.
Rahim, A dan D. R. D. Hastuti. 2007. Pengantar Teori, Dan Kasus Ekonomika
Pertanian. Penerbit Swadaya. Jakarta
Saihani Azwar. (2011). Analisis Finansial Usahatani Padi Ciherang Pada Sistem Tanam
Jajar Legowo Di Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara
Propinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Ziraaah, Vol 33. No 1. Tahun 2012: 22-27.
http.// kopertis11.net. Diakses 12 februari 2013.
Shinta. 2011. Ilmu Usahatani. Universitas Brawijaya UB-Press. malang
Soekartawi. 2006. Analisis usahatani . Universitas Indonesia UI-Press jakarta
Soekartawi, dkk. 2011. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan
Petani Kecil. Universitas Indonesia UI-Press Jakarta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeda
Bandung
Suparwoto. 2010. Penerapan sistem tanam legowo pada usahatani untuk meningkatkan
produksi dan pendapatan petani. Jurnal pembangunan manusia, Vo 10. No 1.
Tahun 2010. http://balitbangnovda.sumselprov. go.id. Diakses 12 februar2013.
Supriyanto adi eka, Jazilah Syakiroh, Anggoro Wisnu. 2007. Pengaruh Sistem Tan
amLegowo dan Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Padi. Jurnal Ilmiah Pertanian Biofarm , Vol 13. No 8. Tahun 2010.
http// Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian. Pdf. Diakses 12 februari 2013.
Lalla hajra, Ali. M. Saleh. S, Saadah . 2012. Adopsi Petani Padi Sawah Terhadap
Sistem tanam Jajar Legowo 2:1 di Kecamatan Polongbangkeng Utara,
Kabupaten Takalar. Jurnal Sains & Teknologi, Vol 12. No 3. Tahun 2012 :
255 264. http://pasca.unhas.ac.pdf. Diakses 12 februari 2013.
10