You are on page 1of 22

Volume 03 (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291

http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

Pengembangan Petani Organik melalui Pendekatan ABCD

Agus Salim Chamidi1, Benny Kurniawan2, Agus Nursoleh3


1,2,3
IAINU Kebumen
agussalimchamidiok@gmail.com

Received: 23 January 2023; Revised: 12 February 2023; Accepted: 27 February 2023


DOI: http://dx.doi.org/10.37905/dikmas.3.1.77-98.2023

Abstract
Organic farming is being promoted to maintain the fertility of paddy fields. Farmers who are
members of the Kadang Tani Sarwo Tulus (KTST) Ambal Kebumen have been implementing it
since 2021. However, their existence pays little attention to its development strategy. This
community service research aims to help the KTST Ambal develop themselves based on their assets
and potential in a participatory manner. The method used is the Asset Based Community
Development (ABCD) approach. As a result, they succeeded in building their own vision, mission,
objectives, programs and activities. They even managed to carry out two activities, namely, making
goat compost and product packaging and promotion training, and making a product promotion
activities and organic rice market development. They succeeded in implementing participatory
strategic management. Their success is supported by their partnership with IAINU Kebumen.
Recommendations, strategic management analysis needs to be one of the analytical tools in
implementing activities based on the ABCD approach. Campus (university) partnerships with the
community need to be a model in strengthening the community.
Keywords: ABCD, organic farmers, strategic management, partnership

Abstrak
Pertanian organic tengah digalakkan untuk menjaga kesuburan lahan tanah sawah. Petani yang
tergabung dalam Kadang Tani Sarwo Tulus (KTST) Ambal Kebumen pun melaksanakannya sejak
2021. Akan tetapi eksistensi mereka kurang memperhatikan strategi pengembangannya. Riset
pengabdian ini bertujuan membantu KTST Ambal mengembangkan diri berbasiskan asset dan
potensi mereka secara partisipatoris. Metode digunakan adalah pendekatan Aset Based Community
Development (ABCD). Hasilnya mereka berhasil membangun visi, misi, tujuan, program, dan
kegiatannya sendiri. Bahkan mereka berhasil melaksanakan dua kegiatan, yaitu, pembuatan pupuk
kompos kambing dan pelatihan pengepakan dan promosi produk, dan kegiatan promosi produk dan
pengembangan pasar beras organic. Mereka berhasil menyelenggarakan manajemen stratejik secara
partisipatoris. Keberhasilan mereka didukung oleh kemitraan mereka dengan IAINU Kebumen.
Rekomendasi, analisis manajemen stratejik perlu menjadi salah satu alat analisis dalam
penyelenggaraan kegiatan berbasis pendekatan ABCD. Kemitraan kampus (universitas) dengan
komunitas perlu menjadi model dalam penguatan komunitas.
Kata kunci: ABCD, petani organic, manajemen stratejik, kemitraan

PENDAHULUAN
Petani, menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, adalah
warga negara Indonensia, baik perseorangan maupun beserta keluarganya yang
melakukan usaha tani di bidang pangan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Kementerian Pertanian (2016:2-6) menjelaskan lebih rinci tentang konsep petani,
kelompok tani, dan pertanian organic. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia
beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani,
minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan,
yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.
Sedangkan kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas

Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian: DIKMAS 77


Volume 03, (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas
dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber
daya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan
usaha anggota. Adapun pertanian organic adalah pertanian yang kembali ke alam, tanpa
menggunakan pupuk kimia ataupun pestisida. Dengan demikian dapat disebutkan disini
bahwa kelompok tani organic adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan untuk mengembalikan pertanian ke alam tanpa menggunakan pupuk kimia
maupun peptisida.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen (2021), wilayah
Kecamatan Ambal berada di sisi tenggara Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Kecamatan
Ambal terdiri dari 32 desa, dengan 7 desa berada di pesisir pantai dan tanpa memiliki
sawah. Jumlah penduduk Ambal sebanyak 61.901 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 31.516
jiwa dan perempuan 30.385 jiwa. Luas wilayah Ambal sebesar 62,41km2 (6,240,7ha) itu
terdiri dari 45,4% lahan sawah (2.837,02ha) dan 55% lahan kering (3.403,68ha). Lahan
kering ini terdiri dari lahan tegalan, ladang, kebun, pemukiman, dan lainnya. Jumlah
penduduk usia produktif yang bekerja di sector pertanian sebesar 26.296 jiwa (62,08%).
Data ini menunjukkan bahwa sektor ekonomi pertanian menjadi andalan penduduk
Ambal. Total rumah tangga penduduk di Ambal sebesar 14.961. Rumah tangga pertanian
sebesar 13.165, rumah tangga pertanian pengguna lahan sebesar 9.881, dan rumah tangga
petani gurem sebesar 6.117.
Dari 25 dari 32 desa yang memiliki sawah itu, total luas lahan sawahnya sebesar
2.837,02ha. Dari total luas lahan sawah tersebut, terdapat 1.972,50ha (70,2%) yang panen
dua kali setahun, dan 864,52ha (29,8%) panen sekali setahun. Tanah sawah ini terdiri dari
jenis irigasi teknis (985,40ha), irigasi setengah teknis (475,57ha), irigasi sederhana PU
(511,53ha), irigasi desa (0ha), dan tadah hujan (864,52ha). Jenis sawah tadah hujan
sendiri 30,47% dari total luas lahan sawah di Ambal. Jenis sawah irigasinya sebesar
69,53%. Produk pertanian Ambal pada Tahun 2021 berupa padi sawah sebesar 29.658
ton lebih, padi ladang 6.904 ton lebih. Produksi palawija berupa jagung lebih dari 8.097
ton, ketela pohon 489 ton, kacang tanah 334 ton, dan kacang hijau 530 ton lebih. Di
Ambal terdapat sapi potong sebanyak 7.375 ekor, kambing 18.662 ekor, dan ayam
kampung 327.264 ekor. Diketahui bahwa 1 ekor sapi akan menghasilkan feses (limbah
kotoran) 15-20 kilogram per hari. Sedangkan kambing sekitar 1,4 kilogram per hari.
Berdasarkan hasil riset awal, di Ambal Kebumen terdapat kumpulan petani
organic yang menyebut dirinya sebagai kadang tani dengan nama Kadang Tani
Sarwotulus (KTST). Mereka terlahir dari rangkaian panjang kegiatan Pendidikan Kader
Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) di wilayah Ambal Kebumen sejak 2017.
Kemudian mereka berafilisasi dengan KTST Lembaga Pengembangan Pertanian PWNU
Jawa Tengah. Anggota pasif mereka mencapai 600 orang lebih, dengan anggota pasif di
sector pertanian organic sebesar 95 orang, dan anggota aktif KTST Ambal sebanyak 21
orang.
Petani organic yang tergabung dalam KTST Ambal ini telah melaksanakan
pertanian organic secara mandiri. Pada panen September 2021, mereka menanam padi
dengan model pertanian organic pada luasan sawah 1,87 hektar. Hasilnya berupa padi
sebanyak 1,68 ton, atau 1,13 ton lebih beras dengan varietas rajalele. Mayoritas hasil
diperuntukkan konsumsi keluarga sendiri, dan sebagian kecil dijual terbatas sesama
anggota/kader PKPNU. Pada masa panen Februari 2022, mereka memperluas lahan
sawah organic menjadi 4,89 hektar. Hasilnya sebanyak 4,89 ton padi atau 3,30 ton beras.

78 DIKMAS: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian


Volume 03 (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

Varietasnya adalah rajalele, dan sebagian kecil adalah mentik wangi susu, padi hitam, dan
padi merah. Pada masa panen September 2022, dengan luasan sawah 4,89 hektar, hasilnya
menurun dengan 2,82 ton padi atau 2,57 ton beras. Varietasnya masih dominan rajalele,
dengan sebagian kecil adalah padi hitam dan padi merah.
Hasil panen banyak dikonsumsi untuk keluarga, dan sebagian dijual terbatas.
Relatif tidak ada pengembangan signifikan dalam upaya pemasaran produk beras sehat
organic mereka. Fruktuasi hasil panen ini nampaknya juga membuat mereka khawatir.
Dengan demikian suatu upaya manajerial bagi pengembangan petani organic yang
tergabung dalam KTST Ambal ini menjadi urgen dilakukan. Riset pengabdian ini
bertujuan untuk membantu mereka mengembangkan diri secara partisipatoris aktif terkait
dengan manajemen KTST mereka.
Metode yang digunakan dalam riset pengabdian ini adalah pendekatan asset
based community development (ABCD). Metode ini sudah cukup banyak dipakai dalam
sejumlah riset berbasis pengabdian kepada masyarakat. Di antaranya riset Fikria Najitama
di Desa Tanggulangin Kebumen (2018), yang menempatkan singkong dan hasil
tangkapan ikan laut sebagai asset ekonomi perempuan eksodan, menjadi tiwul dan bakso
goreng. Lalu riset Iffatus Sholehah di Bantul (2017), yang telah berhasil membantu
komunitas difabel menjadi percaya diri dengan berbasiskan asset mereka sendiri. Riset
Ani Faujiah dkk.(2018), yang berhasil membantu pengembangan UKM Kampung
Krupuk Surabaya berbasiskan asset keluarga melalui penguatan manajemen keuangan.
Ada juga riset Andi Susilawaty, dkk.(2018) di Desa Barugaia Kepulauan Selayar, yang
berhasil membantu peningkatan sarana dasar kesehatan berbasiskan pada asset manusia,
fisik, alam, social, dan finansial di lokasi. Riset Fatmawaty Mallapiang dkk.,(2020) di
Pesisir Bulukumba, yang berhasil membantu pengelolaan sampah dengan berbasis asset
fisik, manusia, social, finansial, dan alam di lokasi. Terakhir riset Casta Casta dkk.(2022)
di Desa Karangasem Plumbon Cirebon, yang membantu mengembangkan role model
Oemah Sinau.
Masih banyak riset dengan pendekatan ABCD. Riset pengabdian ini
menggunakan pendekatan tersebut. Subyek riset adalah petani organic produk PKPNU
yang tergabung dalam KTST Ambal. Fokus pengabdian pada upaya pengembangan
manajemennya.

METODE
Di atas sudah disebutkan bahwa riset pengabdian ini menggunakan metode dan
pendekatan ABCD. Pendekatan ini menempatkan komunitas dan individu di dalamnya
sebagai subyek-subyek pembangunan yang memiliki sumber daya, ketrampilan, dan
pengalaman hidup yang menjadi dasar utama peningkatan kualitas hidup mereka
kedepan. Mereka ibarat gelas berisi setengah air dipandang sebagai gelas yang berisi
setengah air, bukan sebagai gelas yang setengah kosong. Menurut Christopher Dureau
(2013), pendekatan ABCD ini memiliki tiga elemen kunci, yaitu, energi masa lampau,
daya tarik masa depan, dan persuasi masa kini. Pendekatan ini memiliki cara pandang
terhadap realitas sebagai seperti gelas setengah penuh, bahwa komunitas/masyarakat itu
memiliki sesuatu yang menjadi modal/asset. Pendekatan ini mengapresiasi apa yang telah
bekerja dengan baik di masa lalu, dan ini merupakan modal yang dimiliki untuk
mendapatkan apa yang diinginkan komunitas/masyarakat tersebut.

Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian: DIKMAS 79


Volume 03, (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas
Data dan informasi terkait pokok riset ini diperoleh dengan teknik snowball
sampling yang dimulai dari Ketua KTST Ambal sebagai informan kunci, kemudian
dikembangkan sesuai langkah dan proses yang berlangsung. Teknik ini berkembang
dengan teknik wawancara mendalam (indepth interview), observasi partisipasi
(participant observation), FGD (focused group discussion), dan dokumentasi. Pengolahan
data kualitatif dan kuantitatif dilakukan sejalan setujuan, dengan tahapan reduksi data,
penyajian data, verifikasi, dan pengambilan kesimpulan.
Pendekatan ini terkenal dengan rangkaian langkah 5-D, yaitu, discovery, dream,
design, define, destiny. Langkah pertama, discovery, merupakan langkah komunitas
untuk melakukan pengkajian terhadap asset komunitas, baik yang dimiliki komunitas itu
sendiri maupun individu-individu dalam komunitas itu. Appreciative inquiry dan praktek
baik (best practice) termasuk di dalam langkah ini. Adapun asset tersebut dapat berupa
asset alam yang dimiliki, asset ekonomi, asset social, asset fisik, dan asset budaya.
Menurut Michael Sherraden (2006:140), asset dibagi atas asset yang nyata (tangible) dan
yang tidak nyata (intangible). Yang nyata dapat berupa uang/tabungan, surat berharga,
tanah, bangunan, sawah, ternak, dan lainnya. Yang tidak nyata dapat berupa sumberdaya
manusia (SDM), modal budaya, modal social, pengalaman praktek baik, dan lainnya. Di
era modern sekarang ini dengen perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), asset teknologi nampaknya harus masuk dan diperhitungkan juga.
Pada langkah pertama ini, komunitas dan peneliti melakukan komunikasi intensif
dengan porsi peneliti sebagai fasilitator upaya pengembangan komunitas. Subyek
pengembangan adalah komunitas itu sendiri beserta produk pertanian organiknya. Kajian
terhadap asset adalah penggalian asset milik mereka yang dilakukan dari mereka, oleh
mereka, dan pada gilirannya untuk mereka. Pada langkah ini, temuan aset dan potensi
akan kembali diperkaya di dalam pertemuan. Pengecekan data dan informasi dilakukan
kembali secara partisipatoris aktif. Pemetaan pun dilakukan disini, termasuk pemetaaan
berbasiskan pada analisis lingkungan internal maupun eksternal komunitas. Pada langkah
pertama ini apa yang disebut Christopher Dureau sebagai energi masalalu dan masakini
hadir bersama. Masalalu diwakili oleh sejumlah data dan informasi best practice mereka,
dan masakini adalah kenyataan dan kebutuhan masa kini. Keberhasilan proses FGD pada
langkah pertama ini menjadi modal membangun cita-cita dan tujuan masadepan.
Langkah kedua, dream. Ini merupakan langkah lanjutan dari pengkajian pada
langkah pertama di atas. Di sini komunitas membangun identitas berbasis pada asset yang
dimiliki mereka, dan kemudian menciptakan cita-cita dan tujuan yang ingin mereka raih
bersama. Simpulan dan refleksi yang mereka buat mengerucut pada harapan-harapan
yang jelas dan ingin mereka raih dengan penuh semangat. Masih dalam format FGD,
komunitas bergerak membangun visi (vision), misi (mission), dan tujuan (objectives)
milik mereka.
Langkah ketiga, design. Ini merupakan langkah lanjutan untuk membangun
tahapan-tahapan prosedural pencapaian cita-cita dan tujuan. Langkah lanjutan ini akan
membangun program, sasaran, dan kegiatan-kegiatan yang dirancang bersama. Seluruh
kegiatan yang dibuat memperhatikan asset yang mereka miliki. Langkah ini masih
menggunakan format FGD. Pada tahapan ini semua anggota dipersilahkan berpartisipasi
aktif untuk mengusulkan, membuat, dan mendesain program dan kegiatan guna
terwujudnya harapan dan impian mereka bersama.

80 DIKMAS: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian


Volume 03 (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

Langkah keempat, define. Ini merupakan langkah membuat skala prioritas


program dan kegiatan, sekaligus menyusun jadwal pelaksanaan kegiatannya. Jika
diperlukan pendanaan untuk menopang program dan kegiatan yang diprioritaskan, maka
pada langkah ini persoalan tersebut sudah dibicarakan bersama. Penegasan prioritas dan
pelaksanaan program kegiatan menjadi keputusan bersama yang dimiliki bersama
mereka.
Langkah kelima, destiny. Ini merupakan langkah memilih dan mengawali sebuah
program dan kegiatan dari kemungkinan banyaknya program dan kegiatan yang berhasil
mereka susun bersama. Kepastian pengorganisasian program dan pelaksanaan kegiatan
sudah terjadi pada langkah ini yang tentunya diselenggarakan oleh para petani organic
Ambal Kebumen.

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
Aset
Banyak asset dan potensi yang dimiliki KTST Ambal, baik berupa asset manusia,
fisik, teknologi, lingkungan alam, social, maupun ekonomi.

Aset manusia, Tabel 1 menunjukkan ada 95 petani organic nahdiyin di Ambal.


Ini sekitar 15% dari keseluruhan kader tersebut. 30 orang dari 95 petani tersebut
merupakan pegiat aktif KTST Ambal. Mereka semua tersebar di 25 desa dari 32 desa di
Ambal. Lima dari 25 orang ini merupakan kader yang telah mengenyam pendidikan dan
pelatihan pertanian organik di KTST Jawa Tengah di Semarang.
Usia mereka antara 30-60 tahun yang merupakan usia produktif. Mereka sehat-
sehat. Semuanya pernah mengenyam Pendidikan tingkat SLTA. Pengetahuan pertanian,
semuanya sangat paham dunia pertanian sawah, termasuk perhitungan tentang musim

Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian: DIKMAS 81


Volume 03, (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas
(pranata mangsa). Semuanya sudah menikah dan memiliki keluarga yang rukun, kecuali
satu orang yang masih membujang.

Meskipun hanya 95 orang petani dengan 21 aktivis KTST Ambal, sejumlah kader
lain yang dihubungi secara acak mengaku mendukung dan berpartisipasi pasif dalam
kegiatan KTST Ambal. Selain itu, terdapat juga sekitar 50 orang kader aktif dari luar
Ambal, seperti dari Kecamatan Prembun, Buluspesantren, dan Puring, yang menjalin
hubungan dengan KTST Ambal. Dari Gambar 3 terlihat aset manusia KTST Ambal
memiliki jejaring dengan sesama kader Ambal, kader Kebumen, dan kader Jawa Tengah.
Aset fisik. Dari aktivis KTST Ambal, ada tujuh orang merupakan pamong desa di
desa masing-masing. Secara fisik, mereka memiliki asset terkait pemanfaatan balai desa
masing-masing untuk melaksanakan program kegiatan pertanian organic. Sebagian lagi
merupakan pengelola masjid/mushalla yang secara fisik dapat dimanfaatkan untuk
berkumpul melakukan kegiatan keagamaan, keorganisasian NU, dan sekaligus kegiatan
terkait pertanian organic.
Selain itu, tiap anggota juga memiliki rumah dengan pekarangan yang cukup.
Sejumlah tujuh anggota memiliki kandang ternak sapi (10 ekor), dan dua kandang
kambing di dekat rumahnya (32 ekor). Rumah-rumah mereka dilengkapi dengan sumur
dan pembuangan air limbah yang terawat. Sementara jumlah sapi di Ambal 7.375 ekor,
dan kambing 18.662 ekor, dan ayam kampugn 327.264 ekor.
Aset teknologi. Seluruh anggota KTST Ambal memiliki handphone dengan
sejumlah aplikasi komunikasi yang lengkap, seperti Whatsapp, Facebook, Istagram,
camera, dan Youtube. Semua anggota memiliki peralatan pertanian sederhana, seperti
cangkul dan sabit. Satu orang memiliki mesin tractor yang disewakan. Beberapa dapat
membuat video pendek dengan camera handphone, dan hasilnya diunggah di media social

82 DIKMAS: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian


Volume 03 (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

Youtube. WA Group yang diikuti adalah grup KTST Ambal, grup Go Organik Kebumen,
grup PKPPNU Jateng.
Aset lingkungan alam. Fasilitas jalan di wilayah Ambal relative sudah bagus.
Sebagian sudah diaspal, dan sebagian merupakan jalan kampung yang baik. Kondisi alam
yang baik ini sangat mendukung mobilitas petani. Wilayah Kecamatan Ambal merupakan
wilayah pertanian yang subur dan terawat dan produktif. Sarana transportasi ke/dari
sawah sudah baik. Sistem irigasi pengairan sawahnya juga sudah baik.
Aset social budaya. Kehidupan masyarakat Ambal merupakan kehidupan khas
pedesaan yang kental dengan tradisi gotong royong. Di antara anggota KTST juga masih
memiliki hubungan kerabat, yang artinya bahwa mereka juga memiliki asset kerjasama
berbasis kekerabatan. Di atas juga sudah digambarkan tentang jejaring social mereka
dengan sesame kader NU di tingkat kecamatan (MWCNU), Kabupaten (PCNU), dan
provinsi (PWNU). Aset social budaya tercermin dalam eksistensi organisasi KTST milik
mereka. Anggota KTST berkumpul dalam WA Group (WAG). Grup ini aktif dengan
informasi. Saling sapa dan berdiskusi menjadi kegiatan rutin WAG mereka.Di tengah
masyarakat, mereka juga aktif dalam kegiatan social kemasyarakatan, seperti
yasinan/tahlilan malam Jumat, kumpulan RT, kerja bakti, dan lainnya. Beberapa anggota
terlibat dalam struktur pemerintahan desa sebagai pamong desa. Beberapa lagi menjadi
pengelola/pengurus masjid/mushalla.
Aset ekonomi. Secara ekonomi semua petani organic nahdliyin memiliki sawah
sebagai sumber ekonomi mereka. Selain bertani, sebagian juga bekerja yang lain. Ada
yang jadi pamong desa, guru, pekerja swasta, dan pedagang. Mereka juga memelihara
ternak. Ada yang memelihara sapi, kambing, dan unggas di rumah masing-masing.
Semua anggota memiliki rekening dan tabungan di bank, separuhnya memiliki 2-3
rekening bank. Aset ekonomi terkait produk beras organic sudah mereka miliki. Mereka
sudah mencoba menanam padi dengan model organic. Mereka juga sudah memiliki
produksi pupuk organic, meskipun belum maksimal. Pada September 2021 mereka sudah
berhasil memanen padi organic perdana mereka.
Pada Tabel 2 tercatat bahwa pada awalnya mereka sudah menjalankan pertanian
organic. Luasan sawah yang mereka pergunakan sebanyak 1,871 hektar, sekitar 1.330,28
ubin (18.707m2). Luasan ini tersebar pada 25 desa. Mereka semua menanam jenis
varietas padi rajalele – satu jenis kultivar padi lokal unggulan di Indonesia yang berasal
dari Klaten Jawa Tengah. Aset terbesar terkonsentrasi di Desa banjarsari dan Desa
Benerwetan.

Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian: DIKMAS 83


Volume 03, (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

Hasil padi yang diperoleh sebanyak 1.683,5 kilogram (1,68 ton). Hasil berasnya
sekitar 1.136,4 kilogram (1,13 ton). Jenis varietas yang ditanam adalah padi rajalele.
Sebagian besar dikonsumsi sendiri untuk keluarga. Keluarga mereka sudah merasakan
manfaatnya mengkonsumsi nasi organic. Selain enak dan punel, nasinya juga tahan lama.
Keluarga senang. Sebagian kecil dijual terbatas sesama kader dengan harga Rp15000/kg.
Dukungan dan partisipasi keluarga petani organic ini merupakan asset luar biasa. Hal ini
dapat dipahami sebab pada umumnya kepala keluarga petani di Jawa hidupnya untuk
kepentingan kelangsungan hidup keluarga mereka.
Aset pertanian organic mereka tercatat pada Tabel 3, bahwa masa panen kedua
(Februari 2022) mereka berhasil menambah luasan sawah pertanian organic menjadi
sekitar 4,895 hektar (3.480,3 ubin). Ada peningkatan pada asset ekonomi yang sangat
signifan sebesar 260% lebih.

84 DIKMAS: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian


Volume 03 (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

Ini diperoleh produksi padi sekitar 4,894,5 kilogram (4,89 ton). Ada variasi dalam
jenis varietas padi yang ditanam. Petani mencoba menanam varietas rajalele sebagai
unggulan, kemudian varietas mentik (mentik wangi susu), padi merah, dan padi hitam.
Adanya keberanian menambah varietas padi, meski dalam jumlah terbatas dan wilayah
terbatas, ini menunjukkan adanya asset mentalitas dan spiritualitas mereka.

Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian: DIKMAS 85


Volume 03, (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

Sedangkan pada Tabel 4 tercatat bahwa produksi padi dan beras organic
mengalami penurunan. Penurunan ini dikarenakan factor adaptasi tanah sawah, dan petani
tidak mempermasalahkannya. Hal ini terbukti pada musim tanam Nopember 2022 mereka
tetap menggarap sawah dengan model pertanian organic. Jenis varietas padi mentik tidak
ditanam sebab masa tanamnya kurang mendukung menurut perhitungan mereka.
Adanya perhitungan dan keberanian untuk tetap melanjutkan model pertanian
organic ini merupakan asset mentalitas dan spiritualitas yang lain. Mereka sering
menyebutkan, bahwa mereka harus tetap teguh pendirian dalam memperjuangan
pertanian organic. Yang penting bagi mereka adalah mereka memberikan makanan pada
keluarganya dengan nasi yang sehat.
Demikian sejumlah temuan yang berhasil digali di lapangan. Temuan-temuan ini
selanjutnya nantinya akan menjadi materi dalam kegiatan FGD. Temuan di atas tentunya
memiliki potensi dan kekuatan yang dahsyat. Terlihat sudah, bahwa terdapat banyak
‘energi masalalu’ mereka yang potensial dan menjadi asset berharga. Keteguhan dan
kejuangan mereka bertahun-tahun menjadi petani merupakan contoh dari asset yang
mereka miliki. Disamping itu, terdapat juga banyak ‘energi masakini’ mereka yang
persuasif. Rangkaian peristiwa dan pengalaman bersama PKPNU, KTST LPP Jawa
Tengah, kegiatan penanaman padi model pertanian organic sepanjang 2021-2022,
semuanya merupakan energi besar dan dahsyat. Rangkaian itu semua melahirkan ideologi
baru mereka tentang ‘berorganik adalah jihad’. Oleh karenanya kegiatan selanjutnya

86 DIKMAS: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian


Volume 03 (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

seperti focused group discussion (FGD) dan lainnya itu sebenarnya merupakan kegiatan
yang tinggal mendorong energi mereka berkembang untuk membangun masadepan
mereka lebih visioner dan aksional. Kegiatan berikutnya adalah kegiatan membangkitkan
dan mengarahkan ‘energi masadepan’ mereka, agar mereka secara partisipatif aktif lebih
mandiri, berdaulat, maju, makmur, dan sentausa.

FGD
Kegiatan FGD dilaksanakan di rumah M Ansori, pada Ahad 20 Nopember 2022,
dari pagi hingga sore hari. Hadir 30 anggota KTST, 1 orang dari LPP/KTST Jawa Tengah,
3 fasilitator (peneliti), dan juga 4 mahasiswa IAINU Kebumen. Pelibatan mahasiswa
merupakan bagian dari upaya pengembangan pengabdian kolaboratif dosen-mahasiswa
di lingkungan kampus. Jadwal kegiatan diatur, jam 9-10 pengantar dan apersepsi; jam 10-
11 checking asset & best practices, jam 11-12 penyusunan visi, misi, tujuan; jam 13-14
penyusunan program, prioritas, dan rencana pelaksanaan; jam 14-15 refleksi.
Rangkaian acara dipandu oleh mahasiswa sebagai protocol. Setelah pembukaan
dan sambutan selamat datang, fasilitator menyampaikan kegiatan apa saja yang penting
dilakukan bersama pada saat itu. Rangkaian kegiatan ini menggunakan pendekatan asset
based community development (ABCD). Di lapangan pendekatan tersebut dibahasakan
dalam rangkaian kegiatan, yang meliputi:
a. pengecekan data asset KTST dan anggotanya,
b. evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan dan sekaligus pengungkapan praktek-
praktek baik,
c. merangkain harapan, impian, tujuan, dan sasaran,
d. menyusun program kegiatan,
e. membuat prioritas program kegiatan dan jadwalnya, dan
f. menyepakati program kegiatan sekaligus pemantapan.

Discovery. Pada tahap ini semua anggota KTST Ambal diajak untuk kembali
menemukan dan mengecek asset-aset mereka. Apa yang sudah didata sebelumnya
ditinjau dan dicek kembali, utamanya untuk mendapatkan tambahan data asset
kepemilikan mereka. Pada tahap ini data yang sudah diperoleh tidak banyak berubah.
Karena data asset mereka relatif tidak berubah, maka pada tahap ini mereka diajak untuk
mencoba mengevaluasi hasil kerja pertanian organic mereka. Hal ini diarahkan untuk
menemukan sebanyak-banyaknya praktek baik (best practice) milik mereka. Ada
beberapa hal yang menarik perhatian mereka dalam sesi praktek baik, yaitu, pembuatan
kompos dari feses kambing, pengepakan beras, dan pemasaran produk beras. Praktek
anggota KTST Banjarsari dan Benerwetan menjadi diskusi hangat mereka.
Dream. Melalui pembahasan yang santai dan hangat, mereka diajak untuk
membangun impian (dream), harapan, dan cita-cita. Tujuannya tetap untuk
pengembangan mereka sendiri sekaligus produksi padi/beras organic mereka Setelah
memperhatikan arah ketertarikan komunitas pada persoalan bisnis dan pemasaran beras
organik, pada sesi ini fasilitator membantu komunitas untuk belajar tentang Model Bisnis
Kanvas (MBK). Bantuan ini untuk mempertajam langkah mereka dalam merangkai
impian, harapan, tujuan, dan sasaran mereka. Mereka pun diajak berlatih menyusun
MBK. Contohnya antara lain dapat dilihat dalam Gambar 4. Setelah berlatih mereka
semakin semangat mengembangkannya.

Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian: DIKMAS 87


Volume 03, (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

Kegiatan latihan mengisi blanko MBK berlangsung gayeng. Utamanya saat


mereka mencoba mengisi kolom value preposition (VP) . Banyak dari peserta belum
terbiasa menyusun kata-kata promosi yang bernilai. Mereka pun saling ledek dan
mentertawai diri. Tapi mereka menyadari betul betapa pentingnya VP produk. Pada sesi
ini fasilitator juga memberikan kesempatan kepada narasumber dari KTST Jawa Tengah
untuk menambahkan bantuannya. Pada sesi ini muncul dan menguat kembali tentang
pentingnya kemandirian dan kedaulatan pangan. Peserta sangat semangat bicara tentang
kemandirian petani dan kedaulatan pangan. Bertani secara organic adalah jihad.
‘Berorganik adalah jihad’.
Nampak semangat mereka berkobar. Muncul sejumlah impian dan harapan, di
antaranya adalah:
a. Pentingnya memberikan makanan (nasi) sehat bagi keluarga, bukan racun
(nasi anorganik).
b. Pentingnya memperlakukan tanah sawah milik mereka secara ramah dan adil
dengan menggunakan pupuk organic.
c. Pentingnya senantiasa mengamalkan doa-doa dan salawat Nabi untuk
tanaman padi mereka.
d. Pentingnya memasyarakatkan pertanian organic kepada petani lainnya dan
memasarkan hasil beras organic mereka kepada masyarakat luas, agar petani
lain dan masyarakat semakin mementingkan hidup sehat dengan lingkungan
alam yang sehat pula.

Akhirnya mereka sepakat bahwa petani organic yang tergabung dalam KTST
Ambal harus lebih bermanfaat dan maju. Bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan

88 DIKMAS: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian


Volume 03 (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

lingkungan hidup. Maju dalam pengetahuan dan ketrampilan. Karena produk unggulan
KTST Ambal adalah beras sehat “Lohjinawi”, maka kemudian mereka menginginkan
mutu dan penampilan produk semakin baik. Selain itu, mereka juga merasa penting untuk
seluruh anggota semakin menguasai cara pembuatan pupuk yang dapat dimanfaatkan
sendiri dan orang lain.
Visi mereka menjadi semakin jelas, yaitu, ‘petani KTST Ambal yang semakin
bermanfaat dan maju’.
Cita-cita ini kemudian mereka akan lakukan dengan langkah-langkah misi:
a. Memasyarakatkan hasil produk petani KTST Ambal,
b. Meningkatkan mutu produk petani KTST Ambal.
Adapun tujuannya adalah:
a. Agar produk petani KTST Ambal semakin bermutu dan bermanfaat
b. Agar produk petani KTST Ambal semakin dikenal luas oleh masyarakat dan
menjadi pilihan sehat.

Design. Mereka pun kemudian diajak menyusun program kegiatan dalam rangka
mewujudkan harapan dan tujuan. Fasilitator mengajak mereka mengingat kembali visi,
misi, dan tujuan baru mereka. Selanjutnya mereka diajak untuk menyusun program.
Adapun program yang berhasil mereka buat adalah:
a. Program peningkatan pengetahuan dan ketrampilan anggota
b. Program peningkatkan kebermanfaatan produk beras sehat organic bagi
masyarakat luas.

Define. Pada tahapan ini fasilitator mengajak mereka untuk merealisasikan


program dalam bentuk kegiatan, dan sekaligus mematangkan rincian kegiatannya. Pada
tahap ini mereka diberikan keleluasaan untuk menyampaikan pendapat dan kebutuhan
mendesak mereka.
Akhirnya disepakati dua kegiatan untuk merealisasikan program mereka, yaitu:
a. Kegiatan ketrampilan membuat pupuk kompos dari feses kambing
b. Kegiatan ketrampilan mengepak (packing) beras
c. Kegiatan ketrampilan memasarkan produk beras
d. Kegiatan promosi produk dan pengembangan pasar beras organic.

Dari empat kegiatan tersebut, mereka menyepakati untuk disederhanakan menjadi


dua kegiatan, yaitu:
a. Kegiatan pelatihan pembuatan kompos feses kambing, latihan pengepakan, dan
latihan pemasaran produk beras itu dijadikan satu kegiatan. Kegiatan ini cukup
dilakukan di Ambal saja.
b. Kegiatan promosi produk dan pengembangan pasar dilakukan di luar Ambal.
Mereka berharap dilaksanakan di kampus IAINU Kebumen. Tujuannya agar
produk mereka semakin banyak dikenal masyarakat. Selain itu, mereka juga
berharap mendapatkan banyak manfaat pemasaran dan jaringan pasar. Mereka
juga ingin mendapatkan saran dan masukan dari kampus dan lainnya.

Destiny. Dua kegiatan besar yang sudah dirrencanakan itu kemudian digodok
ulang dan dilengkapi agar pada saat pelaksanaannya nanti tidak terjadi kendala. Pada

Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian: DIKMAS 89


Volume 03, (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas
tahap ini fasilitator memberikan kesempatan seluasnya pada KTST untuk menentukan
sendiri tentang kapan kegiatan akan dilaksanakan, dimana dilaksanakan, siapa yang
terlibat, alat/sarana apa saja yang diperlukan, dan lainnya. Fasilitator hanya memberikan
bantuan saran masukan yang diperlukan saja.
Yang pertama dibahas tentang kegiatan pelatihan. Kegiatan ini tetap dilaksanakan
cukup di wilayah Ambal. Ditetapkan dilaksanakan di Banjarsari di kompleks rumah M
Ansori. Waktu pelaksanaan diputuskan pada hari Ahad tanggal 27 November 2022, dari
pagi sampai sore. Anggota KTST wajib ikut, ditambah sejumlah kader yang diundang.
Peserta total 30 orang. Materinya tentang latihan pembuatan kompos feses kambing,
latihan pengepakan beras, dan latihan memasarkan produk beras. Untuk pembuatan
kompos dipandu Priyono dan Rohmat. Untuk pengepakan dan pemasaran dipandu
Priyono dan Ansori. Alat dan bahan yang dibutuhkan dan harus dibeli akan disiapkan
Ansori dan dibantu dosen IAINU Kebumen.
Yang kedua tentang promosi produk dan pengembangan pasar. Kegiatan ini akan
mengundang unsur dosen dan mahasiswa, desa-desa, tamu undangan, dan narasumber
yang kompeten. Kegiatan ditetapkan di kampus IAINU Kebumen. Undangan sekitar 75-
100 orang. Waktu pelaksanaannya hari Sabtu tanggal 3 Desember 2022, pagi sampai
siang. Skema acaranya adalah promosi produk beras sehat organic oleh KTST Ambal,
yang kemudian dilanjutkan dengan penilaian, saran, tanggapan, masukan dari
tokoh/narasumber. Narasumber yang diprioritaskan adalah PCNU, pengusaha, anggota
DPRD, dinas pertanian, dan LPP Jawa Tengah. Untuk suksesnya acara promosi produk,
KTST menyiapkan paket-paket beras dan nasi matang untuk icip-icip. Kegiatan ini akan
dimatangkan lagi setelah acara kegiatan pelatihan. FGD berlangsung lancar sukses.
Peserta semakin bersemangat. Ini tentunya sangat menggembirakan bagi pertanian
organic di Ambal Kebumen selanjutnya.

Pelatihan
Sesuai rencana, kegiatan pelatihan ini dilangsungkan pada hari Ahad 27
November 2022, di kompleks kediaman Ansori di Desa Banjarsari Ambal. Kegiatan
berlangsung dari jam 9 sampai jam 15 sore. Hadir 25 peserta. Kegiatan ini bertujuan untuk
keperluan perbaikan mutu produk, selain juga untuk keperluan mensukseskan promo
produk. Kegiatan ini meliputi kegiatan produksi pupuk kompos berbahan feses kambing,
latihan pengepakan (packing), dan latihan cara memasarkan produk beras sehat organic
(promotion). Jadwal kegiatan diatur, jam 9-10 pengantar dan apersepsi; jam 10-11 latihan
packing, jam 11-12 latihan promosi; jam 13-14 refleksi packing dan promosi; jam 14-15
pembuatan pupuk.

90 DIKMAS: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian


Volume 03 (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

Dalam kegiatan ini peneliti bertindak membantu fasilitasi seraya menjaga


kegiatan agar tetap berlangsung sesuai arah dan tujuannya. Kegiatan dibantu mahasiswa.
Kegiatan dimaksimalkan pada aktivasi dan partisipasi seluruh anggota KTST Ambal.
Kegiatan diatur untuk sesi pagi untuk pelatihan pengepakan dan promo produk, sesi
siang-sore untuk produksi pupuk kompos.
Dari kegiatan pelatihan di atas (aksi 1), mereka diajak untuk melakukan refleksi,
evaluasi, dan sekaligus membuat rencana tindak lanjut. Terkait dengan pengepakan
(packing), mereka sepakat untuk menyiapkan pengepakan beras untuk promosi produk,
dan hasilnya akan dikumpulkan pada Ansori Banjarsari.

Untuk promosi produk beras organic, mereka sepakat untuk Ansori nanti menjadi
pembicaranya dibantu Triyono dan Rohmat. Promosi beras organic nanti juga akan
sekalian promosi kopi bekatul hitam dari beras organic. Rohmat menyiapkan sekalian

Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian: DIKMAS 91


Volume 03, (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas
nasi matang untuk icip-icip peserta. Selanjutnya untuk mendukung kegiatan promo,
seluruh beras yang akan dipromosikan dibeli pihak kampus melalui fasilitator, beras yang
dibeli kemudian dijadikan etalase promosi. Beras tersebut nanti dapat dijadikan
cinderamata dan kenang-kenangan bagi tamu undangan dan lainnya. Terkait surat-
menyurat dibantu LPPM IAINU Kebumen.
Untuk pembuatan pupuk kompos kambing, mereka menjadi lebih mantap untuk
memanfaatkan limbah feses kambing untuk pertanian sawah. Produksinya akan digarap
di Benerwetan..

Promo Produk dan Pengembangan Pasar


Sesuai rencana kegiatan promo produk dan pengembangan pasar dilakasanakan
pada hari Sabtu 3 Desember 2022. Pelaksanaannya di Auditorium IAINU Kebumen.
Jadwal kegaiatn diatur: jam 9-10 pembukaan dan sambutan, jam 10-11 promosi produk,
jam 11-13 tanggapan dan masukan para tokoh. Promosi produk beras sehat organic KTST
Ambal dipajang di hadapan peserta. Terdapat puluhan paket beras, baik jenis putih,
merah, dan hitam. Ada yang beratnya 5 kg, ada juga yang 1 kg.

92 DIKMAS: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian


Volume 03 (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

Sesi promosi diantarkan oleh M Ansori dengan dibantu Priyono dan Rohmat.
Ansori menceritakan proses penanamannya, pemupukan, panen, dan pengepakannya.
Ansori juga menyampaikan kandungan beras dan khasiatnya. Tidak lupa juga
disampaikan harganya Rp15000/kg. Selain itu juga dilakukan demontrasi icip-icip nasi
sehat organic asli Ambal. Yang mencicipi menyatakan berasnya enak dan punel. Tidak
lupa, dipromosikan juga kopi bekatul beras hitam, dan peserta dipersilahkan
mencicipinya. Kegiatan promosi produk berlangsung hangat dan meriah. Sebagian tokoh
langsung pesan.
Saat sesi tanggapan peserta, para tokoh memberikan dukungan pengembangan
pasar beras organic Ambal. Ada lima tokoh yang dihadirkan untuk memberikan penilaian
dan tanggapan. Yang pertama adalah H Agan Suhari SE, Bendahara PCNU Kebumen
yang juga Ketua Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Kebumen dan Komisaris PT
Alfa Berlian. Agan menyatakan mendukung dan siap bekerjasama pemasarannya. Agan
menyarankan agar KTST Ambal dibantu kampus untuk memasarkannya kepada jaringan
pedagang beras di Kebumen, dan dia siap membantunya.
Yang kedua H Yusuf Murtiono Sag Presidium Forum Masyarakat Sipil (Formasi)
Kebumen yang terkenal biasa melakukan pendampingan dan penguatan desa. Yusuf
mengulas dana desa dan pentingnya pemerintahan desa mendukung pertanian organic.
Yusuf menganggap dholim kalua pemeerintah desa tidak menyentuh dan memberikan
anggaran penguatan pertanian organic. Yang ketiga Fuad Wahyudi ST, Wakil Ketua
DPRD Kabupaten Kebumen. Prinsipnya sebagai wakil rakyat dirinya siap membantu apa
yang diperlukan petani organic sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai legislative.
Yang keempat adalah Teguh Yuliono MSI Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kebumen.
Prinsipnya dinas siap membantu pengembangan produksi beras organic di Kebumen.
Produk beras Ambal dapat dipromosikan secara online. Yang kelima K Drs Mustofa
Ketua KTST LPP PWNU Jawa Tengah. Mustofa siap mengawal peningkatan mutu
produk dan siap mengawal pengembangan pasar produk beras organic Ambal. Mustofa
kembali mendengungkan bahwa ‘berorganik adalah jihad’, dan ‘tidak mendukung
pertanian organic adalah tindakan dholim’.
Penilaian yang positif dan dukungan serta tanggapan para tokoh itu dikembalikan
kepada KTST Ambal, apakah KTST Ambal siap menerima tantangan yang diungkapkan
para tokoh. Secara serentak para anggota KTST Ambal yang duduk di sebelah timur
menyatakan siap. Ketika ditanyakan apakah ada desa di Ambal yang siap menjadi desa
organic, dua desa menyatakan siap. Kedua des aitu adalah Desa Banjarsari dan
Benerwetan. Usai makan siang dengan nasi organic, para anggota KTST Ambal kembali
berkumpul di masjid kampus. Mereka melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan. Hasilnya
adalah: (a)mereka mengakui ternyata mereka mampu mempromosikan produk beras
organiknya di kampus dan di hadapan tokoh pengusaha, LSM, DPRD, dan pejabat dinas
terkait, (b)mereka mengakui ternyata mereka sekarang mendapatkan peluang
pengembangan pasar beras organic yang semakin luas, termasuk kerjasama dengan
pengusaha. Bahkan Ansori menyebutkan sudah ada SMS masuk memesan beras organic
Ambal dan minta diantar.

Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian: DIKMAS 93


Volume 03, (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas
PEMBAHASAN
Kemitraan
Upaya pengembangan petani organic nahdliyin di Ambal Kebumen merupakan
kerja kemitraan (partnership) antara universitas yang dalam hal ini IAINU Kebumen,
dengan masyarakat yang dalam hal ini KTST Ambal Kebumen. IAINU Kebumen
diwakili LPPM IAINU Kebumen. Kegiatan ini didukung Kementerian Agama RI melalui
Sub Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Diktis.
Pengertian university (universitas) di sini akan mengacu pada Undang Undang
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi menyebutkan bahwa tata kelola
perguruan tinggi harus mendasarkan pada tridharma perguruan tinggi, yaitu, pendidikan
dan pengajaran (dikjar), penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. University atau
perguruan tinggi dipandang sebagai lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan
model-model kegiatan yang mampu meramu ketiga dharma tersebut. Penyelenggaraan
ini sejalan dengan prinsip dan tanggung jawab perguruan tinggi tentang pembudayaan
dan pemberdayaan bangsa yang berlangsung sepanjang hayat dan keberpihakan kepada
kelompok masyarakat kurang mampu secara ekonomi.
Sedangkan komunitas (community) merupakan kelompok dalam masyarakat
yang berupa kumpulan dari orang-orang yang melakukan sejumlah tindakan bersama.
Kebersamaan ini lazimnya disatukan oleh ikatan komunal mereka, tentang kesadaran
kolektif, pemahaman kolektif, pengalaman kolektif, dan tindakan kolektif. Ikatan ini
menyatukan mereka dalam komunitas yang utuh. Biasanya komunitas dibatasi dengan
ruang dan waktu dimana mereka berada bertempat tinggal bersama secara geografis
dalam suatu kurun waktu. Contohnya adalah komunitas petani dan komunitas nelayan.
Akan tetapi konsep ruang dan waktu ini meluas seiring perkembangan zaman virtual
(dunia maya), sehingga konsep komunitas pun dapat berada dalam kesatuan kolektif
dunia maya. Contohnya adalah komunitas petani hidroponik yang orang-orangnya tidak
tinggal bersama dalam satu lokasi tertentu.
Adapun kemitraan (partnership) merupakan konsep hubungan antara dua/lebih
pihak yang melakukan kerja bersama dalam mencapai suatu tujuan. Perguruan tinggi
merupakan satu pihak, komunitas petani merupakan satu pihak lainnya, dan keduanya
dapat melakukan kemitraan dalam mencapai tujuan. Perguruan tinggi dengan tugas
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, komunitas dengan sejumlah kebutuhan
penguatannya, keduanya bertemu dan bekerja bersama dalam konsep university-
community engagement (UCE). Prinsip-prinsip UCE dalam bekerja bersama, menurut
Moh Ansori dkk. (2021:37), meliputi kejujuran, keadilan, pemberdayaan, partisipasi, dan
penentuan nasib sendiri.
Terkait kemitraan yang berhasil dibangun antara IAINU Kebumen dengan KTST
Ambal rupanya menghadirkan cara pandang baru, khususnya dalam perspektif
komunitas. Upaya keterlibatan kampus dalam pertanian organic yang digarap KTST
Ambal diakui awalnya membuat keterkejutan para petani anggota KTST. Akan tetapi
kehadiran kampus rupanya memberikan energi positif bagi KTST untuk melakukan
pengembangan lebih jauh.
Dalam bagian ini kemitraan yang dilakukan KTST Ambal akan dibahas dengan
paradigma shifting Thomas Kuhn (Nurkholis, 2015:249-276). Paradigma sebagai cara
pandang (point of view) di tengah komunitas petani organic nahdliyin telah terjadi
lompatan paradigmatis terhadap dunia mereka sendiri dan sekitarnya. Keberhasilan

94 DIKMAS: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian


Volume 03 (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

mereka menciptakan melakukan diskusi (FGD), membangun visi, misi, tujuan, program,
dan kegiatan aksi itu semua telah menggeser cara pandang mereka terhadap diri mereka
sendiri, bahwa mereka ternyata dapat berbuat dan bermanfaat bagi sesama, dan mereka
sukses. Mereka bergeser dan berkembang dalam melihat dunia sekitar mereka, bahwa
orang di luar mereka (out-group) sebenarnya tidak selamanya melakukan stigma dan
diskriminasi. Justru lebih dari itu, lompatan yang menakjubkan adalah bahwa mereka
berhasil mengaktualisasikan diri dalam bentuk promosi produk dan sekaligus berhasil
meyakinkan banyak pihak luar. Kemitraan memberikan manfaat luas bagi KTST Ambal.
Mereka kini menjadi lebih berani keluar untuk membangun jejaring untuk
mengembangkan diri.

Manajemen
Pada bagian ini pembahasan akan mengetengahkan konsep-konsep manajemen.
Tujuannya untuk melengkapi pembahasan tentang pengembangan petani organic
nahdliyin di Ambal. Ada dua pendekatan manajemen yang akan dimanfaatkan disini,
yaitu, perencanaan stratejik dan manajemen kaizen Edwards Deming tentang plan, do,
check, act (PDCA).
Proses FGD yang berangkat dari discovery yang memuat pemetaan asset dan
potensi merupakan langkah tepat sebagai bentuk analisis lingkungan internal (ALI) yang
sekaligus analisis lingkungan eksternal (ALE). Aset yang bersumber pada kondisi
internal petani maupun eksternal itu semua membawa kesadaran dan semangat baru untuk
mempertajam kerja-kerja komunitas KTST. Analisis dilakukan secara partisipatoris
dimana semua anggota KTST melakukannya bersama-sama. Dalam tahapan ini juga
diberikan kesempatan kepada anggota untuk menyampaikan praktek-praktek baik
prtanian organic untuk memperkaya analisis, dan nyatanya beberapa anggota dengan baik
menyampaikan praktek-praktek baik mereka. Ini semua berlangsung penuh semangat.
Akhirnya didapati hasil pemetaan atas asset mereka, dan hasilnya diketahui semuanya.
Setelah itu dilakukan langkah berikutnya berupa dream. Pada langkah ini
terbangun sejumlah impian, di antaranya adalah: (a)memberikan makanan (nasi) sehat
bagi keluarga, bukan racun (nasi anorganik), (b)memperlakukan tanah sawah milik
mereka secara ramah dan adil dengan menggunakan pupuk organic, (c)mengamalkan
doa-doa dan salawat Nabi untuk tanaman padi mereka, (d)memasyarakatkan pertanian
organic kepada petani lainnya dan memasarkan hasil beras organic mereka kepada
masyarakat luas, agar petani lain dan masyarakat semakin mementingkan hidup sehat
dengan lingkungan alam yang sehat pula.
Dari impian itu terbangun kemudian visi mereka, yaitu, “petani KTST Ambal
yang semakin bermanfaat dan maju”. Dari cita-cita ini kemudian mereka akan lakukan
dengan langkah-langkah misi, berupa: (a)memasyarakatkan hasil produk petani KTST
Ambal, dan (b)meningkatkan mutu produk petani KTST Ambal,. Adapun tujuannya
adalah: (a)mewujudkan produk petani KTST Ambal yang semakin bermutu dan
bermanfaat, dan (b)mewujudkan produk petani KTST Ambal yang semakin dikenal luas
oleh masyarakat dan menjadi pilihan sehat. Strateginya dengan berlatih bersama,
termasuk bersama dengan mitra.
Dari impian (dream) nampak sudah bahwa KTST Ambal sudah berhasil
membangun apa yang disebut Wheelen-Hunger sebagai ‘strategy formulation’
(perumusan strategi). Para petani berhasil membuat visi, misi, tujuan, dan strategi untuk

Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian: DIKMAS 95


Volume 03, (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas
pengembangan diri. Setelah berhasil membangun perumusan stratejik, mereka
selanjutnya pun berhasil menyusun design berupa program dan rencana pelaksanaannya.
Adapun program yang berhasil disusun adalah: (a)program peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan anggota, dan (b)program peningkatkan kebermanfaatan produk beras sehat
organic bagi masyarakat luas.
Pada langkah define, KTST Ambal menyepakati sejumlah kegiatan untuk
merealisasikan program mereka, yaitu: (a)kegiatan ketrampilan membuat pupuk kompos
dari feses kambing, (b)kegiatan ketrampilan mengepak (packing) beras, (c)kegiatan
ketrampilan memasarkan produk beras, (d)kegiatan promosi produk dan pengembangan
pasar beras organic. Selanjutnya, langkah berikutnya mereka pun berhasil memperjelas
kegiatannya dalam tahapan destiny. Dengan demikian pada pelaksanaan FGD mereka
sudah melakukan proses perencanaan stratejik (strategic planning). FGD dengan
menggunakan pendekatan ABCD sudah menghasilkan proses manajemen berupa
perencanaan stratejik.
Setelah FGD mereka melakukan aksi pelatihan dan aksi promo produk. Kedua
aksi ini menunjukkan tahapan pelaksanaan (actuating, do) berdasarkan hasil FGD
(planning, plan). Dalam pelaksanaan, KTST juga melakukan pengorganisasian
(organizing). Dalam pelaksanaan aksi juga diselenggarakan refleksi dan evaluasi
bersama. Ini artinya KTST Ambal juga berhasil melakukan kegiatan controlling,
evaluating, check. Sampai disini KTST Ambal sebenarnya sudah melakukan apa yang
disebut Wheelen-Hunger sebagai ‘strategy management’, yang terdiri dari proses
pemetaan asset dan potensi (scanning), penyusunan rumusan strategi (strategy
formulation), penerapan (strategy implementation), dan refleksi dan evaluasi (evaluation
and control) sebagaimana terlihat dalam Gambar 10.
Dalam pendekatan manajemen, apa yang sudah dilakukan KTST Ambal
memperlihatkan proses manajemen George Terry, berupa planning, organizing,
actuating, dan controlling. Ternyata mereka juga berhasil melakukan model manajemen
Edwards Deming, berupa plan, do, check, act.

UCAPAN TERIMAKASIH
Kepada Subdirektorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat
Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI, LPPM IAINU Kebumen, KTST LPP PWNU Jawa Tengah, dan KTST Ambal
Kebumen. Penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan, dukungan, dan kerjasamanya.

SIMPULAN
Kesimpulannya adalah bahwa petani organic yang tergabung dalam KTST Ambal
telah mengecek dan memetakan asset dan potensi mereka dengan baik. Melalui
pendekatan ABCD, mereka berhasil membangun visi, misi, tujuan, sasaran, program,
strategi, dan kegiatan pelaksanaan program. Nyatanya mereka berhasil
menyelenggarakan dua buah kegiatan, yaitu, kegiatan pembuatan pupuk kompos
kambing dan pelatihan pengepakan dan pelatihan promosi produk, dan kegiatan promosi
produk dan pengembangan pasar beras organic di pasar yang lebih luas. Keberhasilan
mereka tidak lepas dari model kemitraan yang dibangun mereka bersama LPPM IAINU
Kebumen. Oleh karenanya dalam kesempatan ini layak direkomendasikan dua hal, yaitu,
perlunya penggunaan alat analisis manajemen stratejik dalam pendekatan ABCD, dan

96 DIKMAS: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian


Volume 03 (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas

perlunya dipertahankan dan dikembangkan model kemitraan kampus-komunitas dalam


kegiatan pemberdayaan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Nursoleh, dkk. (2021).“Pendekatan Asset Based Community Development dalam
Pembuatan Pupuk Organik di Ambal”, dalam Bunga Rampai Pengabdian,
Kumpulan Artikel Kolaboratif Dosen dan Mahasiswa, Editor Agus Salim Chamidi
dan Muna Fauziah, Cetakan 1, Yogyakarta, Magnum Pustaka Utama bekerjasama
dengan IAINU Kebumen Press
Agus Salim Chamidi (2018). “Banser NU and Brujul Adventure Park Kebumen”, dalam
Proceeding International Conference on University-Community Engagement
(ICON UCE), Volume 3, Number 1, 2018
Agus Salim Chamidi (2017). “Membedah Identitas Santri”, dalam Jurnal An-Nahdlah,
Volume 11 Nomor 1, Januari 2017.
Andi Susilawaty, dkk. (2018). “Identifikasi Aset Sarana Sanitasi Dasar Dengan
Pendekatan Asset Based Community Development (ABCD) Di Desa Barugaia
Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar”, Jurnal Al-Sihah, Volume
10, Nomor 1
Ani Faujiah, dkk. (2018). “Emproving Existence of Supreior Campaign ‘UKM Kampung
Krupuk’ Surabaya Through Family Financing Management”, Proceeding
International Conference on University-Community Engagement, Volume 3,
Nomor 1
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen (2021). Kecamatan Ambal dalam
Angka 2021, Kebumen, CV.Resmart Grafindo
Casta Casta, dkk. (2022). “Pemberdayaan Oemah Sinau: Strategi Pencegahan Terjadinya
Lose in Education di Desa Karangasem Berbasis Pendekatan ABCD”, Jurnal Etos,
Volume 4, Nomor 1
Christopher Dureau (2013). Pembaharu dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan,
terjemahan Budhita Kismadi, Australian Community Development and Civil
Society.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (2016). Petunjuk Teknis
Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi Tahun 2016
Fatmawaty Mallapiang, dkk. (2020). “Pengelolaan Sampah dengan Pendekatan Asset-
Based Community Development (ABCD) di Wilayah Pesisir Bulukumba Sulawesi
Selatan”, Jurnal Raje, Volume 3, Nomor 2
Fikria Najitama, dkk. (2018). “Asset-Based Economic Empowerment in Exodan Women
in Tanggulangin Kebumen, Proceeding International Conference on University-
Community Engagement, Volume 3, Nomor 1
Iffatus Sholihah (2017). “Pemberdayaan Difabel melalui Asset Based Approach”, Jurnal
Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1, Nomor 1
Inalayatul Ulya dan Nushan Abid (2015). “Pemikiran Thomas Kuhn dan Relevansinya
Terhadap Keilmuan Islam”, Jurnal Fikrah, Volume 3, Nomor 2
Michael Sherraden (2006). Aset untuk Orang Miskin, Perspektif Baru Usaha Pengentasan
Kemiskinan, terjemahan Sirojuddin Abbas, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada
Moh Ansori, dkk. (2021). Pendekatan-Pendekatan dalam University-Community
Engagement, Surabaya, UIN Sunan Ampel Press

Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian: DIKMAS 97


Volume 03, (1), Maret 2023 ISSN 2809-3291
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas
Mohammad Adib (2012). Agen dan Struktur dalam Pandangan Pierre Bourdieu, Jurnal
BioKultur, Volume I, Nomor 2
Nurkhalis (2012). “Konstruksi Teori Paradigma Thomas S Kuhn”, Jurnal Ilmiah Islam
Futura, Volume XI, Nomor 2
Saeful Anwar dan Zumrotul Fauziah (2022). ”Gerakan Pendidikan Kader Penggerak
nahdlatul Ulama (PKPNU) dalam Pencegahan Radikalisme di Bojonegoro”, Al
Ulya, Volume 7, Nomor 1
Undang Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan

https://journal2.unusa.ac.id/index.php/AMJ/article/ view/69
https://lp2m.uma.ac.id/2022/07/06/mengenal-value-proposition-dan-pentingnya-bagi-
perusahaan/.
https://www.kabarnu.id/2021/04/serius-kembangkan-pupuk-organik-kader.html

98 DIKMAS: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian

You might also like