You are on page 1of 6

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MIE DAN BISKUIT DARI TEPUNG SAYURAN


PADA KELOMPOK IBU-IBU PETANI DI DESA SINDON NGEMPLAK BOYOLALI

Rusdin Rauf1), Muhtadi2), Kun Harismah3), dan Saifuddin4)

1)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura, Surakarta 57102
Email : rusdin_rauf@ums.ac.id
2)
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : muhtadi@ums.ac.id
3)
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : Kun.Harismah@ums.ac.id
4)
Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : Saifuddin@ums.ac.id

Abstract

The development of a variety of products processed from starchy vegetables needed to be trained and
applied for the farmers of vegetables to help cope with the price of vegetables was very cheap and
increased its economic value. This activity aimed to develop products processed from starchy
vegetables in the village of Sindon-Ngemplak-Boyolali, which was expected to increase economic
value, both in terms of revenues, new business development and the welfare of farmers. The partner of
community development activities were ibu-ibu PKK , pengajian Aisyah and kelompok wanita tani
(KWT) "Mawar" in the Sindon village. The method was used in this activity included the application of
science and technology on the manufacture of starchy vegetables, assisting the production of a variety
of processed starchy vegetables namely wet noodles, instant noodles, and biscuits were made from
vegetable starch. Results and implications that have been obtained from this activity all women group
partners have been able to master the skills to cultivate vegetable flour into wet noodle products,
instant noodles and biscuits. However, the constraints and problems still exist was the ability to
develop the marketing of starchy vegetables products from the group of women partners is still very
low.

Keywords : Products processed starchy vegetables, wet and instant noodles, biscuit, the group of
women partners Sindon Village

1. PENDAHULUAN kabupaten Karanganyar. Kecamatan Ngemplak


Kabupaten Boyolali merupakan salah satu merupakan daerah yang sangat istimewa bagi
daerah sentra pertanian di Jawa Tengah, kabupaten Boyolali karena memiliki fasilitas
dengan komoditi unggulan seperti jagung, yang sangat penting, yaitu adanya bandara
ketela, nanas, pisang, papaya, ubi jalar, ubi internasional Adi Soemarmo dan embarkasi
kayu dan aneka sayuran. Kabupaten Boyolali haji Donohudan, terletak di wilayah kecamatan
memiliki 19 kecamatan, salah satunya adalah Ngemplak.
kecamatan Ngemplak yang terletak di sebelah Kecamatan Ngemplak secara administratif
timur dari wilayah kabupaten Boyolali dan memiliki 12 desa salah satunya adalah desa
lebih dekat dengan wilayah kota Surakarta dan Sindon, yang terletak persis di sebelah utara

277
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

bandara Adi Soemarmo. Sebagian besar Perumusan Masalah


warganya adalah petani sayuran kangkung, Produksi sayuran dari pertanian di desa
bayam dan sawi, disamping sebagian besar Sindon cukup besar untuk wilayah Boyolali,
juga merangkap sebagai petani padi. Jumlah dan pada saat panen melimpah nilai jual
penduduk desa Sindon 6.500 jiwa dimana sayuran sangat rendah, sehingga banyak petani
lebih dari separuhnya berprofresi sebagai yang tidak merawat tanamannya dengan baik.
petani. Sebagian petani menggarap tanah milik Padahal sayuran ini dapat dikembangkan
Bandara Adi Soemarmo/TNI AU dengan menjadi produk olahan yang bernilai ekonomis
system sewa atau bagi hasil. Luas areal lahan dan meningkatkan harga jual sayuran.
milik Bandara Adi Soemarmo yang digunakan Persoalan ini perlu penyadaran, peningkatan
dan dimanfaatkan oleh petani desa Sindon pemahaman dan pendampingan ketrampilan
lebih dari 50 hektar, dengan ditanami padi, dan bagi petani, ibu-ibu jamaah pengajian Aisyah,
sayur-sayuran seperti kangkung, bayam dan kelompok wanita tani, dan ibu-ibu PKK di desa
sawi. Produksi sayuran dari desa Sindon cukup Sindon, sebagai kelompok sasaran antara
melimpah apalagi pada saat musim hujan, tidak dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.
kurang dari 5 ton/hari dihasilkan, sehingga Secara umum, permasalahan yang
harga sayuran seringkali jatuh pada saat dihadapi masyarakat di desa Sindon untuk
produksi yang melimpah ini. Harga normal meningkatkan pemanfaatan dan nilai ekonomi
seikat kangkung dari petani adalah Rp. 400,- dari sayuran adalah:
s.d 500,-/per-ikat , dan menjadi Rp. 200,- 1. Masyarakat belum memiliki keterampilan
disaat produksi melimpah. dalam pembuatan tepung sayuran dengan
Seringkali petani merasa frustasi dan mutu yang baik.
tanaman dibiarkan saja tidak dipanen. 2. Masyarakat belum memahami cara
Pengetahuan petani untuk mengenali perilaku mengolah produk pangan berbahan tepung
pasar sayuran masih sangat terbatas, sehingga sayuran seperti mie basah, mie instan, dan
petani sangat bergantung pada pedagang atau biskuit.
pengepul yang ada di desa Sindon.
Ketrampilan untuk mengembangkan produk 2. METODE PELAKSANAAN
sayuran menjadi produk-produk olahan yang Pelaksanaan kegiatan pengabdian
memiliki masa simpan lebih lama, bernilai masyarakat di desa Sindon kecamatan
ekonomis dan memiliki kualitas serta khasiat Ngemplak kabupaten Boyolali ini, tim
sebagai makanan suplemen belum diketahui pelaksana membagi kegiatan dalam hal
oleh masyarakat petani desa Sindon, padahal pelatihan dan pembimbingan terhadap ibu-ibu
bahan-bahan sayuran merupakan sumber PKK, Aisyah, dan kelompok wanita tani di
protein nabati dan serat yang bermanfaat bagi desa Sindon kecamatan Ngemplak Boyolali
metabolism tubuh. Oleh karena itu pengenalan, menjadi beberapa tahapan, sebagai berikut:
pelatihan dan pendampingan produk olahan Tahap I. Melakukan audensi ke pemerintah
sayuran menjadi keripik, biscuit dan mie dari desa, pimpinan cabang
bahan tepung sayuran sangat menarik untuk Muhammadiyah, pimpinan ranting
diajarkan dan dilatihkan bagi warga desa Muhammadiyah, pimpinan ranting
Sindon. Aisyah, kelompok PKK dan wanita
tani desa Sindon tentang potensi dan

278
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

pemanfaatan sayuran yang banyak tinggi karbohidrat, tinggi garam, dan rendah
dihasilkan oleh warga desa Sindon. serat. Dampak yang terjadi dengan makanan
Tahap II. Persiapan dan koordinasi pelatihan dengan gizi yang tidak seimbang, untuk jangka
pembuatan tepung sayuran. panjang adalah munculnya penyakit
Tahap III. Tahap pelatihan pembuatan tepung degenerative seperti diabetes, penyakit
sayuran, produk olahan tepung kardiovaskuler seperti jantung dan hipertensi,
sayuran yaitu mie basah dan mie serta kanker kolon, usus, dll.
kering, Pola konsumsi pangan masyarakat
Tahap IV. Tahap pelatihan dan pembuatan Indonesia cenderung lebih banyak
produk olahan sayuran berupa mengkonsumsi sumber karbohidrat terutama
biskuit dari tepung sayuran. beras. Disisi lain sumber zat gizi mikro berupa
Tahap V. Tahap pendampingan dan mineral yang dikonsumsi oleh masyarakat
monitoring pengembangan masih sangat rendah. Demikian pula dengan
ketrampilan produksi olahan konsumsi sumber serat pangan yang
sayuran. dikategorikan sebagai pangan fungsional,
Tahap VI. Tahap evaluasi pelaksanaan masih belum mencukupi anjuran untuk hidup
kegiatan pemitra secara keseluruhan sehat. Penelitian yang telah dilakukan oleh
di desa Sindon Ngemplak Boyolali. mahasiswa Gizi UMS pada tahun 2014
terhadap anak remaja sekolah bahwa 100%
3. HASIL DAN PEMBAHASAN responden menunjukkan tingkat konsumsi serat
Pelaksanaan kegiatan pengabdian yang masih kurang dari anjuran. Kondisi ini
masyarakat melalui pengembangan produk sangat ironi karena Indonesia memiliki potensi
olahan tepung sayuran di desa Sindon pangan sumber zat gizi mikro dan serat yang
kecamatan Ngemplak kabupaten Boyolali cukup baik yaitu sayuran. Dengan kondisi
dengan tujuan utama untuk meningkatkan lahan pertanian yang subur serta iklim dengan
kreatitifitas, diversifikasi dan pendapatan sinar matahari yang cukup, upaya budidaya
petani sayuran di desa Sindon. Hasil sayuran di Indonesia dapat berhasil dengan
pelaksanaan kegiatan pemitra di desa Sindon baik (Koswara, 2009; Santosa, 2011; Duncan,
telah dilakukan introduksi pengetahuan dan et. al., 2012).
ketrampilan untuk pembuatan tepung sayuran Padahal sebenarnya masyarakat memiliki
(kangkung, bayam dan sawi) yang banyak dan banyak potensi untuk mencukupi kebutuhan
melimpah di desa Sindon untuk dikembangkan makanan dengan kandungan gizi yang
menjadi produk olahan tepung sayuran seperti seimbang, yang dapat didayagunakan untuk
mie basah, mie instant, dan biskuit. mencegah terjadinya penyakit-penyakit
Pemanfaatan sayuran menjadi tepung degenerative tersebut. Namun karena
sayuran, untuk diolah menjadi produk olahan pengetahuan dan produktivitas masyarakat
tepung sayuran dilatar belakangi kondisi yang masih rendah, maka potensi tersebut
obyektif dan kajian secara teoritis, tentang belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal
fenomena peningkatan kasus penyakit secara teoritis, sayuran merupakan makanan
degeneratif terkait dengan kualitas makanan dengan sumber vitamin dan mineral yang
yang dikonsumsi dengan kandungan gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia.
tidak seimbang, yaitu tinggi lemak/minyak,

279
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

Upaya diversifikasi sayuran secara Sayuran dapat diperpanjang masa


vertikal dengan penganekaragaman hasil simpannya dengan cara diolah menjadi tepung
olahannya, tidak hanya dapat meningkatkan sayuran. Pengolahan tepung sayuran dapat
konsumsi sayuran, tetapi juga dapat menjadi dilakukan dengan menggunakan teknologi
nilai tambah ekonomi masyarakat. Sayuran, sederhana yang dengan mudah dapat dilakukan
oleh masyarakat dijual dalam bentuk segar, oleh masyarakat. Dalam bentuk tepung, selain
namun harga jual maupun volume lebih mudah dalam proses pendistribusian dan
penjualannya terhitung masih cukup kecil. perdagangan, tepung sayuran juga menjadi
Disisi lain sayuran merupakan bahan pangan produk antara yang sangat fleksibel untuk
yang mudah mengalami kerusakan setelah diolah menjadi beragam produk pangan yang
dipanen. Jika tidak segera diolah, maka digemari masyarakat khususnya remaja, seperti
kerusakan sayuran dalam jumlah melimpah mie instant, mie basah, kerupuk, peyek dan
menjadi kerugian yang cukup besar bagi biskuit. Dalam bentuk olahan, produk berbahan
masyarakat (Rusmana dan Saefulhadjar, 2007). sayuran akan digemari oleh berbagai lapisan
Desa Sindon dengan kemampuan produksi masyarakat termasuk anak-anak dan remaja
sayuran tiap harinya yang lebih dari 500 kg karena disamping penampilan dan citarasanya
sayuran, baik berupa sayuran kangkung, bayam yang menarik, produk tersebut juga lebih
dan sawi baik jenis lokal maupun sawi Jepang, menyehatkan dibanding produk lainnya yang
tentunya memiliki potensi ekonomi dan telah beredar di pasaran (Slamet, 2011; Syahza,
kemampuan supply bahan sayuran dengan 2003).
kualitas gizi yang sangat baik. Namun, karena Pada kegiatan pemitra di desa Sindon ini
tingkat pengetahuan yang rendah dan belum telah dilakukan pelatihan dan pendampingan
adanya sosialisasi tentang manfaat dan potensi bagi ibu-ibu PKK, pengajian Aisyah, dan
yang dapat dikembangkan dari hasil panen kelompok wanita tani yang meliputi :
sayuran menjadi produk olahan tepung sayuran 1. Pelatihan pembuatan tepung sayuran dari
optimalisasi produk hasil pertanian sayuran kangkung, bayam dan sawi. Pembuatan
belum berkembang. tepung sayuran bertujuan untuk
Kendala yang seringkali muncul dalam meningkatkan masa simpan sayuran,
pertanian sayuran adalah harga produk panen menjaga kualitas gizi dan meningkatkan
yang relative murah, harga jatuh di saat masa potensi diversifikasinya menjadi produk-
panen raya atau musim hujan, masa simpan produk olahan berbasis tepung sayuran.
produk yang sangat singkat, dan budaya 2. Pelatihan dan pendampingan pembuatan
masyarakat, khususnya anak-anak yang tidak mie basah dan mie kering (instan) dengan
gemar makan sayuran. Ini semua yang memanfaatkan tepung sayuran. Hal ini
menyebabkan harga hasil panen pertanian bertujuan untuk meningkatkan kualitas mie
sayuran kurang ekonomis dan kompetitif. Oleh yang dibuat dan meningkatkan penerimaan
karena itu, pemikiran dan ketrampilan untuk produk mie olahan bagi konsumen anak-
memanfaatkan sayuran menjadi produk-produk anak.
olahan yang bernilai secara ekonomis, higienis 3. Pelatihan dan pendampingan pembuatan
dan kualitas gizi yang tinggi dan berimbang, biskuit. Kelompok ibu-ibu (PKK, Aisyah,
sangat penting untuk dilatihkan kepada dan kelompok wanita tani) menjadi lebih
masyarakat, khususnya petani dan keluarga mengetahui diversifikasi produk olahan
petani sayuran di desa Sindon. tepung sayuran.

280
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

Pemilihan mitra yang lebih difokuskan kepada dari sayuran, dan produk olahan mie
ibu-ibu (PKK, Aisyah, dan kelompok wanita basah dan mie kering instant bagi ibu-
tani) karena kelompok ini yang seringkali ibu PKK, pengajian Aisyah, dan
bergelut dengan hasil panen sayuran, memiliki kelompok wanita tani desa Sindon.
waktu yang relative panjang dan luwes, telaten 2. Peningkatan pengetahuan dan
dan secara umum suka dengan ketrampilan ketrampilan diversifikasi produk olahan
memasak makanan. tepung sayuran melalui kegiatan diklat
Keuntungan yang telah diperoleh oleh dan pendampingan untuk pembuatan
mitra (ibu-ibu PKK, Aisyah dan kelompok kerupuk dan biskuit dari tepung sayur
wanita tani) adalah : kangkung dan sawi Jepang.
1. Peningkatan pengetahuan dan 3. Tumbuhnya semangat kebersamaan dan
ketrampilan mengolah sayuran menjadi keberlanjutan program dengan
tepung sayuran yang dapat melibatkan pemerintah desa, dinas
dikembangkan menjadi produk-produk terkait dan pihak-pihak swasta yang ada
olahan tepung sayuran sesuai dengan di desa Sindon sangat membantu
ketrampilan dan kreatifitas ibu-ibu. pengembangan usaha berbasis produk
2. Peningkatan pengetahuan dan olahan sayuran dan potensi ekonomi
ketrampilan untuk memproduksi mie lokal di desa Sindon.
basah, mie kering, dan biskuit dari Saran
tepung sayuran. Berdasarkan pembahasan dan
Pelaksanaan pemitra di desa Sindon ini kesimpulan di atas, kami mengemukaan
tentunya menemui kendala dan hambatan, beberapa saran, antara lain :
yakni keterbatasan modal usaha dan teknologi 1. Kendala yang berupa semangat untuk
produksi untuk pengembangan usaha produk mengawali wirausaha masih sangat
olahan tepung ini, masih menjadi alasan bagi rendah, sehingga masyarakat perlu diberi
ibu-ibu PKK, Aisyah, kelompok wanita tani motivasi dan contoh sukses untuk
dalam memulai dan mengembangkan usaha pengembangan usaha berbasis produk
berbasis produk olahan tepung sayuran. tepung sayuran.
Catatan evaluasi terhadap kendala dan 2. Perlu ada dukungan untuk program
hambatan ini, tentu menjadi hal yang sangat lanjutan, untuk meningkatkan semangat,
berharga pada tindak lanjut pelaksanaan ketrampilan dan kemampuan pemasaran
kegiatan pengabdian di desa Sindon. dari para ibu-ibu anggota PKK,
pengajian Aisyah dan kelompok wanita
4. SIMPULAN DAN SARAN tani desa Sindon.
Simpulan
Dari kegiatan Pemitra pengembangan
produk olahan sayuran di desa Sindon 5. UCAPAN TERIMAKASIH
kecamatan Ngemplak kabupaten Boyolali telah Ucapan terimakasih disampaikan kepada :
diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian
1. Peningkatan pengetahuan dan kepada Masyarakat (LPPM) Universitas
ketrampilan melalui kegiatan diklat dan Muhammadiyah Surakarta yang telah
pendampingan untuk pembuatan tepung memberikan dukungan moril dan finansiil

281
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

dalam pelaksanaan Pemitra Desa Sindon Muhtadi, Rauf, R., Harismah, K., dan Saifudin,
ini. (2015), Pemitra bagi Pengembangan
2. Bapak Kepala Desa Sindon, kelompok Produk Olahan Sayuran di Desa Sindon
wanita tani Mawar, ibu-ibu PKK dan Kecamatan Ngemplak Kabupaten
Aisyah ranting Desa Sindon. Boyolali, Laporan Pengabdian kepada
Masyarakat, Tidak Dipublikasikan,
6. REFERENSI Universitas Muhammadiyah Surakarta

Duncan, K., Chompoothong, N., dan Burnette, Rusmana, D., Saefulhadjar, D., (2007),
R., (2012), Produksi Sayuran di Pengaruh Pengolahan Limbah Sayuran
Sepanjang Musim Hujan, ECHO Asia Secara Mekanis Terhadap Kecernaan dan
Notes, A Regional Supplement to ECHO Efisiensi Penggunaan Protein pada Ayam
Development Notes Issue 13, April 2012, Kampung Super, Penelitian Peneliti
http://c.ymcdn.com/sites/members.echoc Muda, Tidak Dipublikasikan, Universitas
ommunity.org/resource/collection/2ADC Padjajaran Bandung.
04E9-EE7C-48C0-8DC9-
826B93145277/13_Produksi_Sayuran_di Santoso, A., (2011), Serat Pangan (Dietary
_Sepanjang_Musim_Hujan_FN2_Tyas_ Fiber) Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan,
%281%29.pdf diakses pada 4 Maret Magistra, No. 75 Th. XXIII Maret 2011,
2015 35-40.
Slamet, A., (2011), Fortifikasi Tepung Wortel
Koswara, S., (2009), Teknologi Pengolahan dalam Pembuatan Bubur Instan,
Sayuran dan Buah-Buahan (Teori Dan AGROINTEK Vol 5, No. 1 Maret 2011,
Praktek), 1-8.
eBookPangan.com,http://tekpan.unimus. Syahza, A., (2003), Peluang
ac.id/wp- Pengembangan Agribisnis Sayur-
content/uploads/2013/07/Teknologi- Sayuran di Kabupaten Karimun Riau,
Pengolahan-Sayuran-dan-Buah-buahan- Jurnal SAGU, Vol. 2 No. 3, 27-33.
Teori-dan-Praktek.pdf diakses pada 2
Maret 2015.

282

You might also like