Professional Documents
Culture Documents
KARTA RAHARJA
http://ejurnal.malangkab.go.id/index.php/kr
Abstract
Apples are one of the main agricultural products in Gubugklakah Village, Poncokusumo District. At present, the decline
in productivity of apples is caused by plants that are not productive, control pests and diseases that have not been effective,
and the conversion of apple land to other agricultural land. These problems have pushed the Malang Regency Regional
Research and Development Agency to launch a Regional Innovation System (SIDa) program for apple plant recovery in
an effort to rejuvenate agricultural cultivation. This research is to see the implementation of SIDa of local government in
increasing apple productivity, controlling pests and diseases of apple plants and encouraging farmers to be enthusiastic in
replanting apples. The research method used is a qualitative method by observing, surveying problems in the field and Focus
Group Discussion (FGD). The results showed that the implementation of government SIDa was carried out through training
given to farmers, where farmers had new knowledge and mastered new techniques to deal with the problems of pests and
diseases of apple plants. In addition, farmers became enthusiastic to carry out apple cultivation again and were very active
to ask experts through social media. Pilot land development by providing improved treatment of apple plants also showed
a positive impact. Plants that are treated with fertilizers thrive and bear fruit. As for plants that have cancer with stems
treated, they can also heal well. In conclusion, a program to strengthen and stabilize apple recovery in the future must be
carried out in order to produce quality apples.
Abstrak
Apel merupakan salah satu hasil pertanian utama di Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo. Saat ini, terjadi
penurunan produktivitas apel disebabkan oleh tanaman yang sudah tidak produktif, pengendalian hama dan penyakit
yang belum efektif, serta konversi lahan apel ke lahan pertanian lain. Permasalahan tersebut mendorong Badan Penelitian
dan Pengembangan Daerah Kabupaten Malang meluncurkan program Sistem Inovasi Daerah (SIDa) untuk pemulihan
tanaman apel sebagai upaya untuk menggeliatkan kembali budidaya pertanian. Penelitian ini untuk melihat implementasi
SIDa pemerintah daerah dalam meningkatkan produktivitas apel, mengendalikan hama dan penyakit tanaman apel serta
mendorong petani untuk semangat dalam menanam apel kembali. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif dengan melakukan observasi, survei permasalahan di lapangan dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil
penelitian menunjukkan implementai SIDa pemerintah dilakukan melalui pelatihan yang diberikan kepada petani, di
mana petani memiliki pengetahuan baru dan menguasai teknik baru untuk menghadapi permasalahan hama penyakit
tanaman apel. Selain itu, petani menjadi antusias untuk melaksanakan budidaya apel kembali dan sangat aktif untuk
bertanya kepada ahli melalui media sosial. Pembuatan lahan percontohan dengan memberikan perlakuan perbaikan
tanaman apel juga menunjukkan dampak positif. Tanaman yang diberi perlakukan pupuk tumbuh subur dan berbuah
banyak. Adapun tanaman yang sakit kanker batang dengan diobati, juga dapat sembuh dengan baik. Kesimpulannya,
program penguatan dan pemantapan pemulihan apel di masa yang akan datang harus dilakukan agar produksi apel
berkualitas.
48
untuk industrialisasi pertanian di Kecamatan memiliki 17 Desa yang berdasarkan letak geografis
Poncokusumo adalah ubi kayu dan jagung untuk sebagian desa adalah daratan dan sebagian lagi
sub sektor tanaman pangan dan palawija; apel, terletak di lereng (BPS, 2018). Desa Gubugklakah
belimbing, dan kelengkeng untuk sub sektor merupakan salah satu desa di Kecamatan
tanaman buah-buahan; kentang, tomat, kubis, Poncokusumo yang terletak pada koordinat 7o21’ –
dan cabe besar untuk sub sektor tanaman sayur- 7o31’ Lintang Selatan dan 110o10’ – 111o40’ Bujur
sayuran; kopi arabika dan kelapa untuk sub sektor Timur. Keberadaan desa di daerah pegunungan
tanaman perkebunan rakyat; bunga krisan untuk menjadikan Desa Gubugklakah memiliki hawa
sub sektor tanaman bunga; serta jahe untuk sub sejuk dengan suhu udara berkisar antara 20oC –
sektor tanaman rempah dan obat. Diharapkan 22oC dengan kelembaban nisby 20% dan curah
pemilihan komoditi untuk industrialisasi pertanian hujan 2000 mm/tahun (Gubugklakah.com, 2018).
dapat memaksimalkan potensi dari komoditi- Topografi Desa Gubugklakah berdada di lereng
komoditi pertanian unggulan tersebut. Gunung Semeru dengan kecuraman yang cukup
Berbeda dengan penelitian di atas Penelitian tinggi. Tata guna lahan desa didominasi oleh lahan
ini lebih menekankan kepada implementasi pertanian dengan luas 326 ha, dengan hasil utama
SIDa dalam pemulihan tanaman apel. Sejauh ini adalah Apel (Demografi Desa Gubugklakah).
penelitian tersebut belum pernah dilakukan.
Penelitian terkait SIDa sering kali lebih mengarah A. Kondisi Pertanian Apel di Desa
pada jenis-jenis inovasi daerah yang ada, dan jarang Gubugklakah
kea rah yang lebih spesifik. Terkait hal itu, Penelitian Kondisi pertanian apel di Desa Gubugklakah
ini akan membahas kondisi pertanian apel di mengalami permasalahan yang menyebabkan
Kecamatan Poncokusumo, program SIDa dalam penurunan produktivitas dan konversi lahan apel
upaya pemulihan tanaman apel, serta penguatan menjadi peruntukan lain. Berdasarkan hasil survei
inovasi dalam melestarikan budidaya apel. di lapangan bersama praktisi apel, Rudy Madiyanto,
diketahui bahwa tanaman apel banyak yang sudah
II. Metode tidak produktif. Hal ini disebabkan karena pola
Penelitian ini menggunakan metode deskriptip budidaya petani apel pada masa lalu yang kurang
dengan pendekatan kualitaif. Penelitian ini memperhatikan aspek kelestarian lingkungan
mengaplikasikan beberapa teknik pengambilan seperti penggunaan pupuk kimia dan bahan aktif
keputusan dan metode statistik deskriptif untuk perangsang yang berlebihan. Penggunaan pupuk
menggali dan menemukan faktor-faktor penting kimia yang berlebihan menyebabkan kesuburan
dalam mengidentifikasi produktivitas tanaman tanah menurun karena mengalami kejenuhan.
apel dan aktivitas pertanian, dan potensi apel, dan Penggunaan bahan aktif perangsang tumbuh buah
merumuskan solusi pemecahannya dalam bentuk yang berlebihan lama-kelamaan akan menyebabkan
strategi dan rencana aksi pengembangan produk tanaman tidak mau berproduksi. Penelitian yang
unggulan. Penelitian ini menggunakan rancangan sudah dilakukan oleh Widayanti dan Maghfoer
penelitian survey wawancara dan hasil Focus Group (2018) menyebutkan konsentrasi pemberian zat
Discussion (FGD). untuk menghimpun data dan pengatur tumbuh pada tanaman apel yang efektif
informasi aktual yang dibutuhkan. Kegiatan survey adalah 50 ml/l, sehingga apabila diberikan dengan
dilakukan pada sejumlah unit analisis yang telah konsentrasi yang tinggi maka hasilnya tidak optimal.
ditentukan. Unit analisis adalah Desa Gubugklakah Tanaman apel yang mati karena penyakit
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. juga berpengaruh terhadap produktivitasnya. Di
Lahan tersebut dipilih karena wilayah paling luas lapangan, tanaman apel banyak terserang penyakit
diantara desa lain di Kecamatan Pocokusumo. akar putih, kanker batang, kut sisik dan virus.
Waktu kegiatan pengembangan apel di Dusun Selama ini, petani kurang tepat dalam penanganan
Gubugklakah dilaksanakan dalam 2 periode yaitu hama dan penyakit tersebut. Penggunaan pupuk
tahun 2017 dan 2018. Periode I dilaksanakan pada kimia secara menerus tanpa diimbangi pupuk
bulan Mei 2017 dengan fokus utama pemulihan organik merusak struktur tanah, menjadi asam.
tanaman Apel. Periode II dilaksanakan pada tahun Pohon apel berusia lebih dari 30 tahun, mudah
2018 dengan fokus kegiatan pada bulan Juli dan terserang hama (Arifin Zainul, 2015). Pupuk kimia
November. seperti trichoderma sp, memiliki kemampuan untuk
menekan pertumbuhan penyakit yang kapang
patogen yaitu penyakit yang mampu membunuh
III. Hasil dan Pembahasan organ-organ pada tanaman (Pradana, Ardiyati, &
Kecamatan Poncokusumo merupakan salah Aini, 2013).
satu dari 33 kecamatan di Kabupaten Malang yang Pertanian apel di Desa Gubugklakah juga
memiliki luas 100,43 km2. Kecamatan Pocokusumo dihadapkan pada permasalahan konversi lahan
50
peningkatan unsur nitrogen dalam tanah dengan karena penggunaan input-input (sarana produksi)
penanaman tanaman kacang-kacangan. yang lebih produktif. Peningkatan keuntungan
Luaran dari pelatihan peremajaan bibit merupakan akibat langsung dari peningkatan
meningkatkan pengetahuan petani bawa membuat produksi dan penggunaan input yang lebih efektif
bibit dari stek muda merupakan cara praktis untuk dan efisien.
mendapatkan bibit dalam jumlah yang banyak.
Petani juga baru mengetahui bahwa batang bawah D. Pemantapan Pemulihan Lahan Apel
yang optimal sepanjang 5 cm. Selain itu, baru Hasil input pelatihan kepada petani yang
diketahui oleh petani bahwa batang bawah dari stek baik memerlukan pemantapan agar lebih terlihat
pucuk lebih tahan terhadap pengeroposan batang hasilnya di lapangan. Pemantapan ditindaklanjuti
bawah. Kaitannya dengan pertumbuhan tanaman dengan pembuatan lahan percontohan budidaya
agar lebih optimal, petani baru mengetahui tanaman apel. Lahan percontohan digunakan sebagai
harus tertata arsitekturnya. Penataan ini berguna laboratorium lapangan oleh semua petani apel
untuk memudahkan perawatan tanaman dan di Desa Gubugklakah. Lahan percontohan yang
memperlancar tanaman dalam mendistribusikan digunakan adalah milik petani setempat di mana
makanan untuk pembentukan buah serta untuk tanaman apel terkena penyakit Jamur Akar
optimalisasi masuknya cahaya matahari. Putih dan kanker batang serta tanaman yang
Pelatihan pengendalian hama dan penyakit kurang produktif. Sebagai tambahan, lahan milik
tanaman mampu meningkatkan pengetahuan petani yang dijadikan lahan percontohan ini oleh
di mana sebelumnya petani belum mampu pemiliknya sudah akan dikonversi ke lahan untuk
mengendalikan hama penyakit dengan baik. peruntukan lain pada saat itu.
Petani baru mengetahui bahwa tanaman apel yang Tanaman apel di lahan percontohan diberi
terkena virus tidak bisa diselamatkan dan harus perlakuan pemupukan 10-20 kilogram pupuk
dikarantina. Selanjutnya, petani baru mengetahui organik serta NPK 3 kg per pohon yang diaplikasikan
bahwa cairan kitin (kulit udang) bisa untuk satu bulan sebelum panen. Selanjutnya, pemberian
mengisolasi virus, apabila disemprotkan pada pupuk makro mikro dan hormon untuk
tanaman yang sakit. Petani juga baru mengetahui pembentukan buah dan perbaikan rasa buah. Hasil
bahwa dengan menanam sereh dan kembang sepatu perlakukan tersebut dapat terlihat pada Gambar 1
bisa menghindarkan tanaman apel dari serangan . Gambar (a) adalah tanaman di luar demplot yang
cabuk. Pada pengendaliaan Jamur Akar Putih (JAP) tidak mendapat perlakukan pemupukan sedangkan
bisa dilakukan dengan mengoleskan desinfektan Gambar (b) adalah tanaman yang mendapat
dan daconil pada area yang terserang, serta untuk perlakuan pupuk. Pada Gambar (b) tanaman terlihat
mempercepat pemulihan tanaman sakit, sebaiknya lebih subur dan berbuah lebat dibandingkan dengan
dilakukan susuan atau bantuan makanan dari Gambar (a). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
batang bawah, bisa lebih dari satu batang bawah. pupuk organik dan NPK mampu meningkatkan
Adanya pelatihan-pelatihan yang dilakukan kesuburan dan meningkatkan produksi tanaman
dalam rangka pemulihan lahan apel memberikan apel.
hasil positif bagi petani. Pengetahuan dan teknik- Pada lahan percontohan, tanaman yang terkena
teknik budidaya apel yang baru telah disampaikan penyakit Jamur Akar Putih (JAP) juga dilakukan
kepada petani dengan baik. Hasilnya secara umum perbaikan. Perlakuan perbaikan tanaman yang
petani memiliki pengetahuan yang baru dalam diberikan adalah pengolesan dengan desinfektan
budidaya apel. Selain itu, nampak ada perubahan dan daconyl. Selanjutnya, pembuatan inarching atau
pada sikap dan perilaku petani, di mana gairah susunan dengan batang bawah untuk penambahan
petani sangat terasa, yang ditunjukkan dengan nutrisi dan percepatan penyembuhan bekas sakit.
mempraktikkan hasil pelatihan secara mandiri. Hasil perbaikan tanaman sakit dapat dilihat
Petani selalu menanyakan permasalahan di lahan pada Gambar 2. pada Gambar (a) adalah gambaran
dengan berkomunikasi melalui media WhatsApp tanaman pada saat pertama kali ditemukan dalam
dengan narasumber sangat intensif. keadaan sakit dimana batang masih berwarna
Keberhasilan pelatihan kepada petani ini cokelat dan basah. Gambar (b) adalah kondisi
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh tanaman seminggu setelah pemberian desinfektan
Kuntariningsih dan Mariyono (2013) tentang dan daconyl. Gambar (c) merupakan kondisi
pengaruh pelatihan kepada petani kedelai yang tanaman 3 bulan setelah diberi perlakuan, terlihat
menunjukkan bahwa Pelatihan kepada petani bekas kanker batang mulai memudar. Gambar (d)
tersebut telah berdampak positif terhadap adalah kondisi tanaman sudah sembuh dan dapat
kinerja usaha tani. Peningkatan kinerja usaha tani tumbuh dengan baik.
ditunjukkan oleh adanya peningkatan produksi dan Hasil program pemulihan lahan apel sangat
keuntungan usaha tani Peningkatan produksi terjadi bagus dan efektif terlihat dari peningkatan
52
Tabel 1.
Populasi, produktivitas dan produksi tanaman apel dari tahun ke tahun
• Konversi tanaman apel ke tanaman lain • Mengetahui permasalahan penyebab konversi, Dinas Pertanian, Perkebunan dan
dan memberi dorongan pada petani untuk Hortikulura; Balitjestro
kembali bergairah bertanam apel
• Kegagalan melakukan penanaman bibit • Pengembangan budidaya apel melalui demplot Balitbangda Kab. Malang; Dinas
apel penanaman bibit berkualitas Pertanian, Perkebunan dan Hortikulura;
• Mengembangkan bibit apel yang tepat untuk Balitjestro; FP PTN dan PTS
rehabilitasi tanaman
• Tanaman terserang penyakit yang tidak • Kegiatan studi pemulihan tanaman apel di Balitbangda Kab Malang; Balitbangda
dapat dikendalikan oleh petani Desa Gubugklakah Provinsi Jatim; Kemenristek Dikti; Dinas
• Kegiatan Diseminasi pemulihan tanaman apel Pertanian, Perkebunan dan Hortikultura;
• Pendampingan kelompok tani apel di Balitjestro; Balai Pengkajian Teknologi
Kecamatan Poncokusumo Pertanian (BPTP) Jawa Timur
• Penurunan produksi karena tanaman apel • Kegiatan studi pemulihan tanaman apel di Balitbangda Kab Malang (Rekomendasi
tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup Desa Gubugklakah teknis Tahun 2017); Balitbangda Provinsi
untuk berproduksi secara optimal • Kegiatan Diseminasi pemulihan tanaman apel Jatim (hibah nutrisi tanaman 2017 dan
• Pendampingan kelompok tani apel di RKA 2018); Kemenristek Dikti (Lemtitbang
Kecamatan Poncokusumo dan PUI); Dinas Pertanian, Perkebunan
• Uji tanah untuk mengetahui keadaan dan Hortikultura; Balijestro; BPTP Jatim
kandungan nutrisi tanah
• Penurunan produksi karena sulitnya • Penguatan lembaga petani apel yang dikelola Dinas koperasi dan UMKM; Dinas
mendapat pupuk desa Pemberdayaan Masyarakat; BUMDES
• Perilaku petani apel yang blm memahami • Pelatihan SL GAP dan pendampingan PPL Dinas Pertanian, Hortikulturadan
GAP (Good Agriculture Practices), • Kuliah lapang apel bekerjasama dengan Perkebunan; Perguruan Tinggi (kerjasama
sehingga kualitas (mutu dan besaran) serta perguruan tinggi dengan UB untuk ditindaklanjuti)
produktivitas apel rendah
• Penurunan produksi apel karena • Pergeseran lokasi budidaya ke lahan lebih Kerjasama dengan Perhutani
perubahan temperatur global (sebagian tinggi
lahan)
Tabel 2.
Pendapatan petani apel
Rendahnya harga apel saat panen raya Membentuk Lembaga di bawah BUMDES untuk Dinas Koperasi dan UMKM; Dinas
mengatur permodalan dan penjualan. Pemberdayaan Masyarakat; Dinas
perindustrian dan Perdagangan; BUMDES
Tingginya biaya rehabilitasi dan Bantuan bibit apel berkualitas Dinas Koperasi dan UMKM; Dinas Pertanian,
perawatan budidaya apel Insentif untuk petani apel berupa bantuan saprodi Perkebunan dan Hortikultura; Balitjestro
Peningkatan nilai ekonomis apel yang Pengolahan apel dalam bentuk kekinian, seperti Disperindag; Disnaker; Dinas Koperasi dan
kurang bagus (sortiran) : Keripik apel bolong tengah, untuk peningkatan UMKM; Puslitkoka
Peningkatan nilai tambah apel saat mutu, tanpa mengikutkan badan biji; Coklat isi selai
panen raya apel (dark coklat, isi selai rasa original, pedas, sangat
pedas); Coklat putih rasa apel (diwarna hijau); Pie
apel susu; Selai apel; dan lain-lain
Legalitas produk olahan apel belum Sertifikasi produk dari lembaga perijinan Disperindag; Dinas Kop UMKM; Dinkes
optimal Pendampingan untuk mendapatkan sertifikasi
produk
Pengolahan apel yang sederhana, Modernisasi mekanisasi industri pengolahan dengan Disperindag; Dinas Kop UMKM; CSR (Bank, dll);
produksi tidak besar, kualitas gampang pelatihan dan pendampingan Perguruan Tinggi
menurun.
Pendampingan untuk proses hilirisasi Membangun jejaring/networking antara usaha, PT, Balitbang; Bappeda; Perguruan tinggi; Pemda
dari perguruan tinggi, balai litbang Investor, Balai Litbang dan pemerintah: Asosiasi,
masih kurang FGD, Seminar, dll.
Promosi dan pemasaran yang tidak Pelatihan manajemen pemasaran Disperindag; PHRI; ASITA; Dinas Kop UMKM;
optimal Strategi promosi secara terpadu Perguruan Tinggi
54
maniora.v15i2.5739 Ruminta, R. (2015). Dampak perubahan iklim pada
Pradana, G. S., Ardiyati, T., & Aini, L. Q. (2013). Ek- produksi apel di Batu Malang. Kultivasi, 14(2).
splorasi Kapang Antagonis dan Kapang Pato- https://doi.org/10.24198/kltv.v14i2.12064
gen Tanaman Apel di Lahan Perkebunan Apel Santoso, D. K., & Wikantiyoso, R. (2018). Pengem-
Poncokusumo. Biotropika: Journal of Tropical bangan Agrowisata Apel Berbasis Kearifan Lo-
Biology, 1(1), 14–18. Retrieved from https:// kal Di Poncokusumo. Local Wisdom : Jurnal Il-
biotropika.ub.ac.id/index.php/biotropika/ar- miah Kajian Kearifan Lokal, 10(1). https://doi.
ticle/view/111 org/10.26905/lw.v10i1.2396
R, H. Y., P, B. H., Abdurrahman, A., & P, T. D. (2017). Widayanti, R., & Maghfoer, M. D. (2018). Efektivi-
Strategi Pengembangan Produk Unggulan Lin- tas Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Hidrogen Si-
tas Wilayah untuk Mendukung Sistem Inova- anamida Terhadap Pertumbuhan Tanaman
si Daerah di Kabupaten Magetan, Ponorogo, Apel (Malus sylvestris Mill.) var. Manalagi.
dan Pacitan. CAKRAWALA, 11(1), 113–129. Jurnal Produksi Tanaman, 6(5). https://doi.
https://doi.org/10.32781/CAKRAWALA. org/10.21176/PROTAN.V6I5.719
V11I1.10.G10