Professional Documents
Culture Documents
28/E/KPT/2019
Website: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/Teknologi-Pangan Volume 10, No. 2, (2019), Halaman 106-114
Licensed : Creative Commons Attribution 4.0 International License. (CC-BY) p-ISSN: 2087-9679, e-ISSN: 2597-436X
Informasi Artikel:
Dikirim: 10/09/2019; ditinjau: 15/09/2019; disetujui: 30/09/2019
ABSTRACT
The community partnership program (PKM) in the cassava processing effort without
producing waste was carried out together with PKK ladies groups namely PKK RT.4 RW 1
Loring Sukopuro Jabung District Malang Regency. The lack of technological knowledge
causes the processing of cassava is not optimal. Cassava processing still uses simple
technology. Most cassava is sold in raw form and some is sold in processed chips, besides
that there are no handlers related to waste produced from cassava preparations. But on
the other hand, abundant cassava production. This program aims to form an independent
business group in the development of processed cassava to produce nutritious products
without producing waste. The method of approach used in PKM is the Participatory Rural
Appraisal (PRA) approach, which involves partner groups in activities. As for the
implementation of this PKM activities include: counseling, training, hands-on practice,
and assistance. The results of this program are increasing partners 'knowledge in
processing cassava into nutritional products based on waste utilization, knowledge of
partners' skills in processing cassava into nutritional products based on waste utilization,
partners are able to utilize appropriate technology transfer, and improving management
and marketing capabilities.
Key words : diversification, processing, cassava
ABSTRAK
program ini adalah peningkatan pengetahuan mitra dalam mengolah Singkong menjadi
produk bergizi berbasis pemanfaatan limbah, pengetahuan ketrampilan mitra dalam
mengolah Singkong menjadi produk bergizi berbasis pemanfaatan limbah, mitra mampu
memanfaatkan alih teknologi tepat guna, dan peningkatan kemampuan manajemen dan
pemasaran.
Kata kunci : diversifikasi, pengolahan, singkong
amilosa rendah memiliki kadar amilopektin karena gula kompleks dapat dirubah menjadi
tinggi. Amilopektin bersifat merangsang glukosa melalui proses likuifikasi dan
terjadinya proses mekar (puffing), sehingga sakarifikasi dengan enzim alfa amylase dan
produk pangan yang dihasilkan akan bersifat glukoamilase (Putra et al., 2012). Enzim
ringan, porus, garing, dan renyah. Tepung diperlukan dalam proses pengolahan gula cair.
mocaf dengan kadar amilosa rendah cocok Enzim α-amilase diperlukan dalam proses
digunakan sebagai bahan baku pembuatan likuifikasi dan secara optimum dapat bekerja
cookies (Zulaidah, 2011). Tepung mocaf juga selama 1,5 jam untuk menghasilkan gula
dapat disubstitusikan dengan tepung terigu pereduksi sebesar 24,64% dengan DE sebesar
untuk pengolahan mie dengan perbandingan 91,80 (Yunianta et al., 2010). Sakarifikasi
yang direkomendasikan untuk tepung terigu merupakan proses lanjutan dalam pengolahan
90% dan mocaf 10% dapat menghasilkan mie gula cair. Proses ini melibatkan enzim
yang kenyal. Hal tersebut disebabkan glukoamilase yang dapat menginversi
rendahnya amilosa sehingga air dapat terserap konfigurasi dari rantai yang pecah serta
ke dalam molekul pati (Iva et al., 2013). Hal memecah ikatan glikosida (Pratam, 2015).
ini berlaku sebaliknya pada kandungan protein Teknik pengolahan tersebut dapat dijadikan
yang tinggi dapat memicu daya putus mie sebagai percontohan proses pengolahan
mocaf (Riki et al. 2013). Tepung mocaf Singkong yang menghasilkan produk bergizi
memiliki sifat gelatinasi dengan cara sekaligus pemanfaatan limbahnya serta sistem
membentuk gel, hal tersebut disebabkan kadar manajemen dan pengelolaan keauangan yang
amilopektin yang tinggi dan kadar amilosa lebih baik.
yang rendah (Charles et al., 2005). Berdasarkan hasil analisis di atas dan
Selain pemanfaatan pati Singkong kesepakatan dengan kelompok mitra, maka
melalui mocaf, air cucian singkong (endapan beberapa permasalahan yang difokuskan
pati) juga dapat diolah menjadi nata. Nata dalam program ini adalah : 1) Pengetahuan
yang dihasilkan berupa nata de cassava. Nata tentang teknologi pengembangan olahan
de cassava merupakan produk pangan tinggi bahan pangan rendah, 2) Produk yang
serat yang salah satunya dapat dimanfaatkan dihasilkan dalam bentuk mentah, 3)
sebagai hidangan pencuci mulut. Adapun Manajemen usaha pengolahan dan pemasaran
kandungan hasil samping dari Singkong yang rendah, 4) Pengetahuan terkait pengamasan
dapat dimanfaatkan sebagai nata, sebagai rendah, 5) Pengelolaan keuangan lemah, 6)
berikut : glukosa 0,185 mg/L, nitrogen 182 Kualitas SDM rendah.
mg/L, dan pH 5 – 5,5 (Misgiyarta, 2013). Adapun tujuan dari program ini adalah:
Pengolahan Singkong menjadi dua produk (1) Membentuk kelompok usaha yang
tersebut akan menghasilkan limbah berupa memiliki pengetahuan tentang teknologi
kulit Singkong. Lapisan dalam kulit Singkong pengolahan nata de cassava dan gula cair
dapat dimanfaatkan sebagai gula cair. Gula sehingga mereka dapat mengoptimalkan
cair dari kulit Singkong dapat diperoleh potensi sumberdaya lokal. (2) Meningkatkan
melalui proses sakarifikasi dan evaporasi. kemandirian kelompok usaha dalam hal
Gula cair dari kulit Singkong terfermentasi pengembangan produk bergizi berbasis
B.licheniformis diketahui memiliki kadar pemanfaatan limbah menggunakan
kalori yang rendah sebesar 113 kkal/100 gram, sumberdaya lokal yang ada. (3)
jika dibandingkan dengan gula tebu sebesar Menghasilkan kelompok usaha yang mampu
364 kkal/100 gram (Rahmawati et al., 2017). menjadi wirausaha mandiri dalam usaha
Kulit Singkong dapat digunakan sebagai pembuatan mie mocaf, nata de cassava dan
bahan baku pembuatan gula cair dengan gula cair sehingga dapat dijadikan alternatif
dan menambah tali silaturrahim serta memerlukan waktu fermentasi selama tiga
memperluas jaringan hubungan baik, bagi Tim hari. Sedangkan, pembuatan tepung mocaf
PKM maupun institusi Universitas Yudharta dengan penambahan enzim hanya memerlukan
Pasuruan. waktu fermentasi 24 jam. Enzim merupakan
Pelaksanaan program kumpulan dari beberapa spesies mikroba.
Penyuluhan tentang singkong Sobowale et al. (2007) menggunakan strain
Singkong merupakan tanaman yang Lactobacillus plantarum untuk fermentasi ubi
memiliki banyak manfaat kesehatan. Tanaman kayu menjadi tepung mocaf dalam waktu 36
Singkong memiliki tiga bagian utama, yaitu jam. Starter Bimo-CF untuk fermentasi
daun dapat memperbaiki sistem pencernaan, Singkong menjadi tepung mocaf hanya
penambah darah dan diet. Bagian umbi memerlukan waktu 12 jam. Berdasarkan hasil
Singkong memiliki kalori 2x lipat lebih besar penelitian, diketahui bahwa tepung mocaf
dari Kentang, sehingga umbi tanaman tersebut mengandung antioksidan, protein, serta
dapat dijadikan alternatif untuk diet alergi dan memiliki amilopektin yang lebih rendah jika
diet obesitas. Singkong memiliki kadar pati dibandingkan dengan tepung pati (Subagio,
35,93%, randemen pati 18,94%, amilosa 2009; Hersoelistyarini et al., 2015; Maghfiroh,
18,03%, amilopektin 81,97% dan tingkat 2018). Singkong telah banyak diolah menjadi
konversi pati menjadi glukosa secara bahan pangan. Pemanfaatan tidak hanya pada
enzimatis sebesar 64,92%. Selain itu, bagian umbi saja, namun limbahnya juga
limbah dari tanaman Singkong juga dapat dapat meningkatkan nilai ekonomi dari
dimanfaatkan untuk bahan pangan, pakan Singkong. Pengolahan Singkong menjadi
ternak dan bioetanol. Selain berbagai manfaat bahan pangan, selain dapat meningkatkan nilai
tersebut, kulit merupakan bagian dari limbah ekonomi juga dapat meningkatkan zat gizi dan
Singkong yang memiliki kandungan senyawa manfaat kesehatan.
seperti tanin, enzim peroksidase, kalsium Berdasarkan hasil pelatihan, responden
oksalat, dan glikosida. Beberapa kandungan merasa sangat puas dengan kegiatan
lain dari umbi Singkong, di antaranya Vitamin pengolahan Singkong yang dikenalkan oleh
A, Vitamin C, Vitamin B1, Kalsium, fosfor, tim PKM. Hal tersebut tampak dari angket
protein, lemak, hidrat arang danzat besi yang telah disebar, menunjukkan bahwa dari
(Salim, 2012). 30 peserta menyatakan sangat suka sebanyak
Singkong dalam pengolahan bahan 24 peserta (80%), dan suka 6 peserta (20%).
pangan telah banyak dikembangkan menjadi indikator keberhasilan sosialisasi ini juga
tepung. Pengembangkan produk turunan dapat diketahui dengan banyaknya pertanyaan
tepung Singkong yaitu tepung mocaf yang diajukan oleh peserta. Hal ini
(Modified Cassava Fluor). Prinsip pembuatan menunjukkan antusiasme peserta sangat tinggi
tepung mocaf adalah memodifikasi sel terhadap sosialisasi yang diberikan. Kegiatan
Singkong secara fermentasi dengan penyuluhan ini juga dihadiri oleh perwakilan
memanfaatkan mikroba BAL (Bakteri Asam dari pengurus pusat PKK desa Sukopuro.
Laktat) yang mampu menghasilkan enzim Selain itu, ada 2 mahasiswa yang ikut
pektinolitik dan selulolitik serta asam laktat, mendampingi dalam kegiatan penyuluhan ini.
sehingga tepung yang dihasilkan memiliki
karakteristik dan kualitas hampir menyerupai
terigu. Penelitian dengan bahan baku ubi kayu
untuk pembuatan tepung mocaf telah banyak
dilakukan. Pembuatan tepung mocaf dengan
fermentasi alami (tanpa penambahan enzim)
air warga tercemar limbah kotoran ternak Pelatihan manajemen usaha proses
sehingga untuk produk olahan yang pengolahan Singkong, salah satunya yang
diproduksi, sulit mendapatkan izin produksi diberikan dalam bentuk teknik penghitungan
karena berkaitan dengan kandungan mikroba analisis usaha. Kemampuan analisis usaha
yang terdapat pada produk tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi proses produksi hingga
tentunya sangat menghambat mitra dalam pemasaran. Selain itu, juga diberikan pelatihan
menghasilkan berbagai macam produk, berupa contoh perhitungan analisis biaya dari
sehingga Tim PKM memutuskan untuk beberapa produk olahan Singkong seperti, mie
memberikan bantuan alat pendukung produksi. mocaf, nata de cassava, dan gula cair.
Berdasarkan kuisioner yang diberikan,
menunjukkan bahwa 92,85% (26 orang) mitra
menerima pelatihan yang diberikan dan 7,15%
(2 orang) mitra tidak dapat menerima materi
yang diberikan. Berdasarkan jawaban
responden, dapat dijadikan sebagai indikator
kepuasan mitra terhadap pelatihan manajemen
Gambar 4. Serah terima alat yang digunakan dan pemasaran. Selain itu, juga dapat
untuk transfer teknologi diketahui melalui pertanyaan yang diberikan
warga pada saat pelatihan. Program kemitraan
Pelatihan manajemen dan pemasaran masyarakat ini diharapkan secara mandiri
Pelatihan manajemen usaha meliputi mampu medorong masyarakat memiliki
kegiatan perencanaan, teknik penentuan harga, kemampuan analisis usaha, penghitungan
promosi dan pendistribusian produk olahan biaya produksi, serta strategi pemasaran agar
Singkong. Selain itu, juga diberikan pelatihan produk dapat dikenal masyarakat secara lebih
terkait pemasaran yang meliputi daerah luas.
pemasaran produk dan teknik penanganan Berikut merupakan tabel hasil kuisioner
permintaan konsumen, sehingga dengan yang diberikan pada mitra setelah pelaksanaan
berjalannya kedua hal tersebut maka dari hasil program. Selain itu juga disajikan tabel terkait
program ini dalam jangka panjang akan luaran program pengabdian kepada
menjadi daerah percontohan produksi olahan masyarakat.
Singkong menjadi produk bergizi berbasis
pemanfaatan limbah.
Tabel 1. Hasil kuisioner terhadap mitra setelah pelaksanaan program pengabdian
Hersoelistyorini, W., Dewi, S. S., & Kumoro, Riki, D.M.R., Andreas, P., Jos, B., &
A. C. (2015). Sifat fisikokimia dan Sumardiono, S. (2013). Modifikasi ubi
organoleptik tepung mocaf (modified kayu dengan proses fermentasi
cassava flour) dengan fermentasi menggunakan starter Lactobacillus casei
menggunakan ekstrak kubis. untuk produk pangan. Jurnal Teknologi
Maghfiroh, K., & Roisatul, A. (2018). Kimia dan Industri, 2(4), 137-145.
Karakterisasi Beras Analog Berbahan Rosmeri, V. I., Monica, B. N., & Budiyati, C.
baku Mocaf Terfermentasi Ekstrak S. (2013). Pemanfaatan tepung umbi
Kubis Berbeda dengan Fortifikasi gadung (dioscorea hispida dennst) dan
Spirulina. Proceeding SEMNAS ke 3 tepung mocaf (modified cassava flour)
Unmuh Kupang. sebagai bahansubstitusidalam
Misgiyarta .(2013). Produksi nata de cassava pembuatan mie basah, mie kering, dan
dengan substrat limbah cair tapioka. mie instan. Jurnal Teknologi Kimia dan
Balai Besar Penelitian dan Industri, 246-256.
Pengembangan Pascapanen Pertanian. Salim, E. (2012). Sukses bisnis nata de
Pratama, A.J. (2015). Studi produksi gula cair cassava skala rumah tangga.
untuk peninggkatan budidaya dan Yogyakarta : Lily Publisher.
pascapanen sagu (metroxylon spp.) asal Subagio, A. (2009). Mocaf: inovasi dan
Sorong Selatan. Skripsi: Institut peluang baru. Trubus, Agustus 2009/XL
Pertanian Bogor. ISSN-0128-005i.
Putra, H.P., & Ivan, M. (2012). Optimalisasi Yunianta, Y., Sulistyo, T., Apriliastuti, A.,
penggunaan substrat dan penambahan Estiasih, T., & Wulan, S. N. (2012).
enzim alphaamilase dan glukoamilase Synergistic amylase, hydrolysis of
pada proses hidrolisis kulit singkong. arrowroot (marantha arundinaceae l.)
Proceeding The 3 rd International starch by glucoamylase, and pullulanase
Conference on Sustainable: ISBN 978- for glucose syrup production. Jurnal
979-98438-7-6. Universitas Islam Teknologi Pertanian, 11(2).
Indonesia. Zulaidah, A. 2011. Modifikasi ubi kayu secara
Rahmawati, N., Retni S.B., & Harlis. (2017). biologi menggunakan starter bimo-cf
Kajian pembuatan gula cair berbahan menjadi tepung termodifikasi pengganti
dasar kulit singkong (manihot utilisima) gandum. Tesis Magister Teknik Kimia
dengan pemanfaatan bakteri bacillus Universitas Diponegoro.
licheniformis. Pendidikan Biologi
Universitas Jambi.