You are on page 1of 9

TEKNOLOGI PANGAN : Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian Terakreditasi No.

28/E/KPT/2019
Website: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/Teknologi-Pangan Volume 10, No. 2, (2019), Halaman 106-114
Licensed : Creative Commons Attribution 4.0 International License. (CC-BY) p-ISSN: 2087-9679, e-ISSN: 2597-436X

Diversifikasi pengolahan singkong untuk peningkatan kesejahteraan


masyarakat
Diversification of Cassava Processing for Improving Community Welfare

Khoirin Maghfiroh1), R.R. Sri Karuniari Nuswardhani1)


1
Fakultas Pertanian, Universitas Yudharta Pasuruan
Email : ri2nkhoir@gmail.com

Informasi Artikel:
Dikirim: 10/09/2019; ditinjau: 15/09/2019; disetujui: 30/09/2019

ABSTRACT

The community partnership program (PKM) in the cassava processing effort without
producing waste was carried out together with PKK ladies groups namely PKK RT.4 RW 1
Loring Sukopuro Jabung District Malang Regency. The lack of technological knowledge
causes the processing of cassava is not optimal. Cassava processing still uses simple
technology. Most cassava is sold in raw form and some is sold in processed chips, besides
that there are no handlers related to waste produced from cassava preparations. But on
the other hand, abundant cassava production. This program aims to form an independent
business group in the development of processed cassava to produce nutritious products
without producing waste. The method of approach used in PKM is the Participatory Rural
Appraisal (PRA) approach, which involves partner groups in activities. As for the
implementation of this PKM activities include: counseling, training, hands-on practice,
and assistance. The results of this program are increasing partners 'knowledge in
processing cassava into nutritional products based on waste utilization, knowledge of
partners' skills in processing cassava into nutritional products based on waste utilization,
partners are able to utilize appropriate technology transfer, and improving management
and marketing capabilities.
Key words : diversification, processing, cassava

ABSTRAK

Program kemitraan masyarakat (PKM) dalam upaya pengolahan Singkong tanpa


menghasilkan limbah ini dilaksanakan bersama kelompok ibu-ibu PKK yaitu PKK RT.4
RW 1 Loring Sukopuro Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Rendahnya pengetahuan
teknologi menyebabkan pengolahan Singkong belum optimal. Pengolahan Singkong
masih menggunakan teknologi yang sederhana. Sebagian besar Singkong dijual dalam
bentuk mentah dan sebagian lain dijual dalam bentuk olahan keripik, selain itu belum
terdapat penangan terkait limbah yang dihasilkan dari olahan Singkong. Namun di sisi lain
produksi Singkong melimpah. Program ini bertujuan membentuk kelompok usaha
mandiri dalam pengembangan olahan Singkong menghasilkan produk bergizi tanpa
menghasilkan limbah. Metode pendekatan yang dipakai dalam PKM adalah metode
pendekatan partisipasi kelompok atau Partisipatory Rural Apprasial (PRA), yaitu
melibatkan kelompok mitra dalam kegiatan. Adapun dalam pelaksanaannya kegiatan PKM
ini meliputi: penyuluhan, pelatihan, praktek langsung, dan pendampingan. Hasil dari

106 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v10i2.1647


Maghfiroh dan Nuswardhani/ Teknologi Pangan Volume 10, No. 2, (2019), Halaman 106-114

program ini adalah peningkatan pengetahuan mitra dalam mengolah Singkong menjadi
produk bergizi berbasis pemanfaatan limbah, pengetahuan ketrampilan mitra dalam
mengolah Singkong menjadi produk bergizi berbasis pemanfaatan limbah, mitra mampu
memanfaatkan alih teknologi tepat guna, dan peningkatan kemampuan manajemen dan
pemasaran.
Kata kunci : diversifikasi, pengolahan, singkong

PENDAHULUAN Transfer teknologi yang akan


diberikan pengusul akan memudahkan
Desa Sukopuro merupakan salah satu kelompok usaha dalam proses produksi,
dari 15 desa yang terdapat di kecamatan membuat kelompok usaha ini lebih
Jabung kabupaten Malang. Secara geografis berkembang dan lebih kreatif. Disamping
luas wilayah desa Sukopuro adalah 630.935 itu diversifikasi produk berupa pelatihan
ha. Batas wilayah desa Sukopuro adalah pembuatan mie mocaf, nata de cassava dan
sebelah utara desa Sidomulyo, sebelah timur gula cair yang memanfaatkan Singkong
desa Ngadirejo, sebelah selatan Kenongo, dan sekaligus limbahnya membuat produk yang
sebelah barat Sidomulyo. Pekerjaan sebagian dihasilkan memiliki nilai gizi tinggi, lebih
besar penduduk bekerja pada sektor informal. bervariatif serta harga jual tinggi.
Hal ini disebabkan karena sekitar 1011 Mocaf (modified cassava flour) merupakan
penduduk tamatan SLTP dan sekitar 600 produk hasil pengolahan singkong yang
penduduk tamatan SD. Rendahnya kualitas diproses menggunakan prinsip memodifikasi
pendidikan formal menyebakan inovasi dan sel ubi kayu dengan cara fermentasi. Mikroba
pengolahan produk bergizi serta teknik yang tumbuh menyebabkan perubahan
pengelolaan keuangan rendah. Pertumbuhan karakteristik pada tepung yang dihasilkan,
Singkong di desa Sukopuro relative mudah yaitu berupa naiknya viskositas, kemampuan
sehingga ketersediaan Singkong di desa gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan
tersebut melimpah. Singkong dapat tumbuh di melarut. Mikroba juga menghasilkan asam-
pekarangan warga dan tegal / lading. Lahan asam organik, terutama asam laktat yang akan
penanaman Singkong seluas 9 ha. terimbibisi dalam tepung, dan ketika tepung
Program swasembada tersebut dapat tersebut diolah akan dapat menghasilkan
mendorong berbagai sektor lokal untuk aroma dan citra rasa khas, yang dapat
melakukan berbagai pengembangan menutupi aroma dan citra rasa singkong yang
pengolahan bahan pangan. Pengembangan cenderung tidak menyenangkan konsumen
sektor lokal merupakan langkah awal (Hersoelistyorini dkk. 2015). Subagio (2009)
pembentukan kemandirian dalam hal menyampaikan bahwa semua jenis singkong
pemenuhan kebutuhan pangan. Pembentukan dapat diolah menjadi tepung mocaf. Yang
kemadirian terhadap kebutuhan bahan pangan terbaik singkong berasam sianida rendah,
dapat mengurangi ketidak merataan distribusi maksimal 1%. Sianida-penyebab rasa pahit
bahan pangan utamanya bahan pangan serat dan aroma langu mudah terbuang saat
tinggi. Salah satu bahan serat tinggi yang fermentasi sehingga cita rasa pahit pada
merupakan komoditi lokal Indonesia adalah tepung pun hilang. Singkong ideal yang
singkong. Pertumbuhan Singkong relatif sebaiknya digunakan adalah varietas singkong
mudah, tidak membutuhkan banyak pengairan. yang bisa dimakan, berumur sekitar 8-12
Terkadang Singkong dapat tumbuh sendiri bulan, Masih segar, tidak busuk, dan tidak
tanpa diberi pengairan (Dep.Kes. RI. 1972). bercak-bercak hitam, dan lama penyimpanan
maksimal 2 hari. Tepung mocaf dengan kadar

107 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v10i2.1647


Maghfiroh dan Nuswardhani/ Teknologi Pangan Volume 10, No. 2, (2019), Halaman 106-114

amilosa rendah memiliki kadar amilopektin karena gula kompleks dapat dirubah menjadi
tinggi. Amilopektin bersifat merangsang glukosa melalui proses likuifikasi dan
terjadinya proses mekar (puffing), sehingga sakarifikasi dengan enzim alfa amylase dan
produk pangan yang dihasilkan akan bersifat glukoamilase (Putra et al., 2012). Enzim
ringan, porus, garing, dan renyah. Tepung diperlukan dalam proses pengolahan gula cair.
mocaf dengan kadar amilosa rendah cocok Enzim α-amilase diperlukan dalam proses
digunakan sebagai bahan baku pembuatan likuifikasi dan secara optimum dapat bekerja
cookies (Zulaidah, 2011). Tepung mocaf juga selama 1,5 jam untuk menghasilkan gula
dapat disubstitusikan dengan tepung terigu pereduksi sebesar 24,64% dengan DE sebesar
untuk pengolahan mie dengan perbandingan 91,80 (Yunianta et al., 2010). Sakarifikasi
yang direkomendasikan untuk tepung terigu merupakan proses lanjutan dalam pengolahan
90% dan mocaf 10% dapat menghasilkan mie gula cair. Proses ini melibatkan enzim
yang kenyal. Hal tersebut disebabkan glukoamilase yang dapat menginversi
rendahnya amilosa sehingga air dapat terserap konfigurasi dari rantai yang pecah serta
ke dalam molekul pati (Iva et al., 2013). Hal memecah ikatan glikosida (Pratam, 2015).
ini berlaku sebaliknya pada kandungan protein Teknik pengolahan tersebut dapat dijadikan
yang tinggi dapat memicu daya putus mie sebagai percontohan proses pengolahan
mocaf (Riki et al. 2013). Tepung mocaf Singkong yang menghasilkan produk bergizi
memiliki sifat gelatinasi dengan cara sekaligus pemanfaatan limbahnya serta sistem
membentuk gel, hal tersebut disebabkan kadar manajemen dan pengelolaan keauangan yang
amilopektin yang tinggi dan kadar amilosa lebih baik.
yang rendah (Charles et al., 2005). Berdasarkan hasil analisis di atas dan
Selain pemanfaatan pati Singkong kesepakatan dengan kelompok mitra, maka
melalui mocaf, air cucian singkong (endapan beberapa permasalahan yang difokuskan
pati) juga dapat diolah menjadi nata. Nata dalam program ini adalah : 1) Pengetahuan
yang dihasilkan berupa nata de cassava. Nata tentang teknologi pengembangan olahan
de cassava merupakan produk pangan tinggi bahan pangan rendah, 2) Produk yang
serat yang salah satunya dapat dimanfaatkan dihasilkan dalam bentuk mentah, 3)
sebagai hidangan pencuci mulut. Adapun Manajemen usaha pengolahan dan pemasaran
kandungan hasil samping dari Singkong yang rendah, 4) Pengetahuan terkait pengamasan
dapat dimanfaatkan sebagai nata, sebagai rendah, 5) Pengelolaan keuangan lemah, 6)
berikut : glukosa 0,185 mg/L, nitrogen 182 Kualitas SDM rendah.
mg/L, dan pH 5 – 5,5 (Misgiyarta, 2013). Adapun tujuan dari program ini adalah:
Pengolahan Singkong menjadi dua produk (1) Membentuk kelompok usaha yang
tersebut akan menghasilkan limbah berupa memiliki pengetahuan tentang teknologi
kulit Singkong. Lapisan dalam kulit Singkong pengolahan nata de cassava dan gula cair
dapat dimanfaatkan sebagai gula cair. Gula sehingga mereka dapat mengoptimalkan
cair dari kulit Singkong dapat diperoleh potensi sumberdaya lokal. (2) Meningkatkan
melalui proses sakarifikasi dan evaporasi. kemandirian kelompok usaha dalam hal
Gula cair dari kulit Singkong terfermentasi pengembangan produk bergizi berbasis
B.licheniformis diketahui memiliki kadar pemanfaatan limbah menggunakan
kalori yang rendah sebesar 113 kkal/100 gram, sumberdaya lokal yang ada. (3)
jika dibandingkan dengan gula tebu sebesar Menghasilkan kelompok usaha yang mampu
364 kkal/100 gram (Rahmawati et al., 2017). menjadi wirausaha mandiri dalam usaha
Kulit Singkong dapat digunakan sebagai pembuatan mie mocaf, nata de cassava dan
bahan baku pembuatan gula cair dengan gula cair sehingga dapat dijadikan alternatif

108 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v10i2.1647


Maghfiroh dan Nuswardhani/ Teknologi Pangan Volume 10, No. 2, (2019), Halaman 106-114

khususnya dalam menambah penghasilan manajemen disertai dengan praktek langsung,


keluarga. (4) Meningkatkan kemampuan 3) Praktik langsung melalui kegiatan
manajemen dan pengelolaan keuangan demontrasi yaitu pembuatan mie cassava,
sehingga dapat mengatur usaha mandirinya. nata de cassava dan gula cair, cara
(5) Membuat kawasan percontohan usaha pengemasannya serta praktik pembukuan
mikro untuk pengembangan produk bergizi keuangan, 4) Pendampingan dalam kegiatan
berbasis pemanfaatan limbah di Kecamatan praktik dan pendampingan dalam penerapan
Jabung (6) Target luaran secara akademis iptek yang sudah diberikan dalam usaha
untuk pendidikan yaitu publikasi artikel ilmiah
dan buku Petunjuk Praktis Pengolahan bahan HASIL DAN PEMBAHASAN
pangan dari Singkong disertai pemanfaatan
Survey
limbahnya.
Sebelum kegiatan PKM dilaksanakan,
terlebih dahulu dilakukan kegiatan survey
METODE PELAKSANAAN lokasi dan kunjungan kepada mitra maupun
anggota. Hal tersebut untuk membahasa
Bahan langkah - langkah yang perlu dilakukan agar
Bahan untuk pembuatan mie mocaf,
program berjalan dengan lancar. Setelah itu
nata de cassava dan gula cair adalah Singkong,
dibuat rumusan permasalahn beserta
telor, tepung terigu tinggi protein, air, bawang
solusinya. Selain itu juga dilakukan survey
putih, garam, asam sitrat, enzim alfa amilase,
terkait alat dan bahan yang diperlukan untuk
enzim betamilase, enzim glukoamilase, starter
pengolahan Singkong, kemudian dilakukan
mocaf, gula pasir, dan arang.
pendataan alat dan bahan.
Alat
Alat – alat yang digunakan terdiri dari
baskom, nampan, oven, pisau, timbangan,
spatula, pH meter, gelas ukur, pasta maker,
mesin mixer gula cair, refraktometer,
termometer, pipet tetes, press sealer, parut
Singkong, dan pemotong chips.
Teknik pelaksanaan Gambar 1. Bersama mitra PKM
Untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi mitra diperlukan metode
Koordinasi dengan mitra
pendekatan yang sesuai dengan yang
Kegiatan koordinasi sebagai tindak
dibutuhkan. Metode pendekatan yang
lanjut hasil survey lokasi. Hal ini untuk
dipakai dalam PKM adalah metode
mensinergikan kegiatan yang telah
pendekatan partisipasi kelompok atau
dicanangkan oleh kelompok PKK, khususnya
Partisipatory Rural Apprasial (PRA), yaitu
berkaitan dengan permasalahan pengolahan
melibatkan kelompok mitra dalam kegiatan.
Singkong yang memiliki nili jual yang rendah
Adapun dalam pelaksanaannya kegiatan PKM
namun di sisi lain panen Singkong melimpah,
ini meliputi: penyuluhan, pelatihan, praktek
selain itu juga koordinasi terkait kebutuhan
langsung, dan pendampingan. Tahapan-
alat dan bahan yang diperlukan dalam rangka
tahapan pelaksanaan PKM ini dijelaskan
penerapan teknologi tepat guna melalui
sebagai berikut:1) Penyuluhan yaitu dengan
pengolahan Singkong berbasis pemanfaatan
cara mengumpulkan mitra yang terdiri
limbah. Berdasarkan hasil koordinasi ternyata
kelompok ibu-ibu PKK, 2) Pelatihan yaitu
sangat bermanfaat dan memudahkan tim untuk
pelatihan terhadap penerapan teknologi dan
melakukan penyuluhan program ke masyrakat

109 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v10i2.1647


Maghfiroh dan Nuswardhani/ Teknologi Pangan Volume 10, No. 2, (2019), Halaman 106-114

dan menambah tali silaturrahim serta memerlukan waktu fermentasi selama tiga
memperluas jaringan hubungan baik, bagi Tim hari. Sedangkan, pembuatan tepung mocaf
PKM maupun institusi Universitas Yudharta dengan penambahan enzim hanya memerlukan
Pasuruan. waktu fermentasi 24 jam. Enzim merupakan
Pelaksanaan program kumpulan dari beberapa spesies mikroba.
Penyuluhan tentang singkong Sobowale et al. (2007) menggunakan strain
Singkong merupakan tanaman yang Lactobacillus plantarum untuk fermentasi ubi
memiliki banyak manfaat kesehatan. Tanaman kayu menjadi tepung mocaf dalam waktu 36
Singkong memiliki tiga bagian utama, yaitu jam. Starter Bimo-CF untuk fermentasi
daun dapat memperbaiki sistem pencernaan, Singkong menjadi tepung mocaf hanya
penambah darah dan diet. Bagian umbi memerlukan waktu 12 jam. Berdasarkan hasil
Singkong memiliki kalori 2x lipat lebih besar penelitian, diketahui bahwa tepung mocaf
dari Kentang, sehingga umbi tanaman tersebut mengandung antioksidan, protein, serta
dapat dijadikan alternatif untuk diet alergi dan memiliki amilopektin yang lebih rendah jika
diet obesitas. Singkong memiliki kadar pati  dibandingkan dengan tepung pati (Subagio,
35,93%, randemen pati  18,94%, amilosa  2009; Hersoelistyarini et al., 2015; Maghfiroh,
18,03%, amilopektin  81,97% dan tingkat 2018). Singkong telah banyak diolah menjadi
konversi pati menjadi glukosa secara bahan pangan. Pemanfaatan tidak hanya pada
enzimatis sebesar  64,92%. Selain itu, bagian umbi saja, namun limbahnya juga
limbah dari tanaman Singkong juga dapat dapat meningkatkan nilai ekonomi dari
dimanfaatkan untuk bahan pangan, pakan Singkong. Pengolahan Singkong menjadi
ternak dan bioetanol. Selain berbagai manfaat bahan pangan, selain dapat meningkatkan nilai
tersebut, kulit merupakan bagian dari limbah ekonomi juga dapat meningkatkan zat gizi dan
Singkong yang memiliki kandungan senyawa manfaat kesehatan.
seperti tanin, enzim peroksidase, kalsium Berdasarkan hasil pelatihan, responden
oksalat, dan glikosida. Beberapa kandungan merasa sangat puas dengan kegiatan
lain dari umbi Singkong, di antaranya Vitamin pengolahan Singkong yang dikenalkan oleh
A, Vitamin C, Vitamin B1, Kalsium, fosfor, tim PKM. Hal tersebut tampak dari angket
protein, lemak, hidrat arang danzat besi yang telah disebar, menunjukkan bahwa dari
(Salim, 2012). 30 peserta menyatakan sangat suka sebanyak
Singkong dalam pengolahan bahan 24 peserta (80%), dan suka 6 peserta (20%).
pangan telah banyak dikembangkan menjadi indikator keberhasilan sosialisasi ini juga
tepung. Pengembangkan produk turunan dapat diketahui dengan banyaknya pertanyaan
tepung Singkong yaitu tepung mocaf yang diajukan oleh peserta. Hal ini
(Modified Cassava Fluor). Prinsip pembuatan menunjukkan antusiasme peserta sangat tinggi
tepung mocaf adalah memodifikasi sel terhadap sosialisasi yang diberikan. Kegiatan
Singkong secara fermentasi dengan penyuluhan ini juga dihadiri oleh perwakilan
memanfaatkan mikroba BAL (Bakteri Asam dari pengurus pusat PKK desa Sukopuro.
Laktat) yang mampu menghasilkan enzim Selain itu, ada 2 mahasiswa yang ikut
pektinolitik dan selulolitik serta asam laktat, mendampingi dalam kegiatan penyuluhan ini.
sehingga tepung yang dihasilkan memiliki
karakteristik dan kualitas hampir menyerupai
terigu. Penelitian dengan bahan baku ubi kayu
untuk pembuatan tepung mocaf telah banyak
dilakukan. Pembuatan tepung mocaf dengan
fermentasi alami (tanpa penambahan enzim)

110 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v10i2.1647


Maghfiroh dan Nuswardhani/ Teknologi Pangan Volume 10, No. 2, (2019), Halaman 106-114

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari


kuisioner pelatihan pengolahan Singkong
menjadi produk bergizi berbasis pemanfaatan
limbah, didapatkan hasil bahwa dari data 28
peserta, diperoleh jawaban responden
menyatakan bahwa sebanyak 92,85%
(26 peserta) menyatakan terampil dan 7,15%
(2 peserta) menyatakan tidak terampil. Hasil di
atas menunjukkan bahwa mitra dapat
Gambar 2. Kegiatan penyuluhan menerima pelatihan yang diberikan karena
Pelatihan pengolahan singkong menjadi dapat menambah pengetahuan pengolahan
produk bergizi berbasis pemanfaatan Singkong yang sebelumnya belum diketahui.
limbah
Proses pengolahan dan diversifikasi
produk Singkong menjadi produk olahan
adalah untuk meningkatkan nilai jual
Singkong. Lahan warga secara geografis
mampu menghasilkan Singkong yang
melimpah tanpa kenal musim, namun hal
tersebut tidak sebanding dengan pendaoatan
warga sekitar. Hal ini disebabkan oleh
rendahnya nilai jual SIngkong. Selama ini Gambar 3. Praktik pembuatan olahan
Singkong dijual dalam bentuk mentah dan singkong
olahan setengah jadi dalam bentuk chips
kering. Namun penjualan tersebut belum dapat Alih teknologi peralatan tepat guna
meningkatkan harga jual Singkong. Selain itu Pengolahan Singkong menjadi produk
pengolahan Singkong menjadi produk bergizi berbasis pemanfaatan limbah
setengah jadi juga menghasilkan banyak memerlukan alih teknologi peralatan tepat
limbah yang tidak diolah oleh warga. Hanya guna untuk membantu kelancaran warga
sebagian kecil warga yang mengolah limbah dalam mengolah Singkong menjadi produk
Singkong menjadi pupuk. bergizi berbasis pemanfaatan limbah. Proses
Program kemitraan masyarakat ini dapat pengolahan yang baik dapat mempengaruhi
membantu warga khususnya ibu - ibu PKK RT kualitas produk yang dihasilkan dan produk
4 RW 1 Loring Sukopuro dalam mengolah yang baik juga dipengaruhi oleh penggunaan
Singkong mnejadi produk bergizi tanpa teknologi yang tepat. Tim PKM memberikan
menghasilkan limbah serta memiliki beberapa jenis alat yang terbagi menjadi 2
kandungan gizi yang lebih baik jika kategori, yang pertama alat tersebut berfungsi
dibandingkan dengan Singkong yang secara langsung untuk pengolahan produk,
dikonsumsi secara langsung. Beberapa olahan beberapa alat yang diberikan kepada mitra di
Singkong yang disosialisasikan dalam antaranya : Oven, Pasta maker, Mixer gula
kegiatan ini adalah, olahan Singkong menjadi cair, Pengepres, Refraktometer, Termometer,
Mie mocaf, Nata de cassava dan gula cair. pemotong Singkong, dan Parut. Kategori
Pembuatan ketiga produk tersebut disajikan kedua merupakan alat pendukung, beberapa di
dalam lampiran. antaranya: Filter air + media dan tandon air +
perangkat pipa. Pemberian alat kategori kedua
berdasarkan hasil survey Tim, bahwa sumber

111 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v10i2.1647


Maghfiroh dan Nuswardhani/ Teknologi Pangan Volume 10, No. 2, (2019), Halaman 106-114

air warga tercemar limbah kotoran ternak Pelatihan manajemen usaha proses
sehingga untuk produk olahan yang pengolahan Singkong, salah satunya yang
diproduksi, sulit mendapatkan izin produksi diberikan dalam bentuk teknik penghitungan
karena berkaitan dengan kandungan mikroba analisis usaha. Kemampuan analisis usaha
yang terdapat pada produk tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi proses produksi hingga
tentunya sangat menghambat mitra dalam pemasaran. Selain itu, juga diberikan pelatihan
menghasilkan berbagai macam produk, berupa contoh perhitungan analisis biaya dari
sehingga Tim PKM memutuskan untuk beberapa produk olahan Singkong seperti, mie
memberikan bantuan alat pendukung produksi. mocaf, nata de cassava, dan gula cair.
Berdasarkan kuisioner yang diberikan,
menunjukkan bahwa 92,85% (26 orang) mitra
menerima pelatihan yang diberikan dan 7,15%
(2 orang) mitra tidak dapat menerima materi
yang diberikan. Berdasarkan jawaban
responden, dapat dijadikan sebagai indikator
kepuasan mitra terhadap pelatihan manajemen
Gambar 4. Serah terima alat yang digunakan dan pemasaran. Selain itu, juga dapat
untuk transfer teknologi diketahui melalui pertanyaan yang diberikan
warga pada saat pelatihan. Program kemitraan
Pelatihan manajemen dan pemasaran masyarakat ini diharapkan secara mandiri
Pelatihan manajemen usaha meliputi mampu medorong masyarakat memiliki
kegiatan perencanaan, teknik penentuan harga, kemampuan analisis usaha, penghitungan
promosi dan pendistribusian produk olahan biaya produksi, serta strategi pemasaran agar
Singkong. Selain itu, juga diberikan pelatihan produk dapat dikenal masyarakat secara lebih
terkait pemasaran yang meliputi daerah luas.
pemasaran produk dan teknik penanganan Berikut merupakan tabel hasil kuisioner
permintaan konsumen, sehingga dengan yang diberikan pada mitra setelah pelaksanaan
berjalannya kedua hal tersebut maka dari hasil program. Selain itu juga disajikan tabel terkait
program ini dalam jangka panjang akan luaran program pengabdian kepada
menjadi daerah percontohan produksi olahan masyarakat.
Singkong menjadi produk bergizi berbasis
pemanfaatan limbah.
Tabel 1. Hasil kuisioner terhadap mitra setelah pelaksanaan program pengabdian

No Program / materi Keterangan Peserta Peserta Presentase


1 Penyuluhan tentang Singkong dan Tahu 24 80%
manfaatnya Tidak tahu 6 20%
2 Pelatihan pengolahan Singkong menjadi Terampil 26 92.85%
produk bergizi berbasis pemanfaatan Tidak terampil 2 7,15%
limbah
3 Alih teknologi peralatan tepat guna Menerima 28 100%
Tidak menerima 0 0%
4 Pelatihan manajemen dan pemasaran Menerima 26 92.85%
Tidak menerima 2 7,15%
5 Ketertarikan mitra membuat produk Minat 26 92.85%
olahan Singkong Tidak minat 2 7,15%

112 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v10i2.1647


Maghfiroh dan Nuswardhani/ Teknologi Pangan Volume 10, No. 2, (2019), Halaman 106-114

Tabel 2. Luaran program pengabdian kepada masyarakat


No Kegiatan Indikator Kerja Luaran
1 Penyuluhan tentang Singkong Peningkatan pengetahuan mitra terhadap
dan manfaatnya serta proses manfaat Singkong dan kemampuan
pengolahan mie mocaf dan mitra tentang pengolahan Singkong
olahan Singkong
2 Praktik pengolahan mie mocaf, Peningkatan keterampilan mitra dalam Produk
nata de cassava, dan gula cair mengolah Singkong menjadi mie mocaf,
nata de cassava, dan gula cair
3 Alih teknologi peralatan tepat Menerima peralatan produksi yang tepat Alat produksi mie
guna guna mocaf, nata de
cassava dan gula
cair
4 Pelatihan manajemen dan Peningkatan kemampuan manajemen
pemasaran dan pemasaran mitra
5 Ketertarikan mitra membuat Ketertarikan mitra membuat olahan Produksi mie
produk olahan Singkong Singkong mocaf, nata de
cassava, dan gula
cair

Tabel 1 menjelaskan tentang indicator 4. Peningkatan pemahaman mengenai


keberhasilan program berdasarkan skor yang pengolahan produk, manajemen keuangan
diperoleh dari pengisian kuisioner setelah serta pemasaran yang telah diberikan.
kegiatan pelatihan. Tabel tersebut juga dapat Saran
menjelaskan sejauh mana kegiatan pada 1. Perlunya pendampingan berkelanjutan agar
program kemitraan masyarkat dapat diterima program dapat berjalan sesuai rencana
oleh mitra. Kemudian tabel 2 menjelaskan 2. Perlunya pendampingan izin usaha agar
luaran yag dihasilkan dari kegiatan program produk yang dihasilkan dapat dipercaya
kemitraan masyarakat, berupa transfer oleh konsumen.
teknologi pengolahan Singkongn untuk
meningkatkan nilai ekonomi dan gizi DAFTAR PUSTAKA
Singkong.
Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., &
KESIMPULAN DAN SARAN Wootton, M.(2009). Ilmu pangan.
Penerjemah H. Purnomo dan Adiono.
Kesimpulan
Jakarta:UI-Press
Berdasarkan program yang telah
Charles, A.L., Chang, Y.H, Ko, W.C., Sriroth,
dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai
K., & Huang, T.C. (2005). Influence of
berikut:
amylopectin structure and amylose
1. Secara umum mitra dapat menerima
content on gelling properties of five
transfer teknologi dengan baik
cultivars of cassava starches. Journal of
2. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan
Agriculture and Food
pembuatan produk dapat diterima oleh
Chemistry,53,2717-2725.
mitra dan masyarakat berdasarkan hasil
Departemen Kesehatan R.I. (1972). Pati
survey kepuasan
singkong. Bhratara Karya Aksara:
3. Mitra dan masyarakat mampu
Jakarta
memanfaatkan alat teknologi tepat guna
yang diberikan oleh tim

113 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v10i2.1647


Maghfiroh dan Nuswardhani/ Teknologi Pangan Volume 10, No. 2, (2019), Halaman 106-114

Hersoelistyorini, W., Dewi, S. S., & Kumoro, Riki, D.M.R., Andreas, P., Jos, B., &
A. C. (2015). Sifat fisikokimia dan Sumardiono, S. (2013). Modifikasi ubi
organoleptik tepung mocaf (modified kayu dengan proses fermentasi
cassava flour) dengan fermentasi menggunakan starter Lactobacillus casei
menggunakan ekstrak kubis. untuk produk pangan. Jurnal Teknologi
Maghfiroh, K., & Roisatul, A. (2018). Kimia dan Industri, 2(4), 137-145.
Karakterisasi Beras Analog Berbahan Rosmeri, V. I., Monica, B. N., & Budiyati, C.
baku Mocaf Terfermentasi Ekstrak S. (2013). Pemanfaatan tepung umbi
Kubis Berbeda dengan Fortifikasi gadung (dioscorea hispida dennst) dan
Spirulina. Proceeding SEMNAS ke 3 tepung mocaf (modified cassava flour)
Unmuh Kupang. sebagai bahansubstitusidalam
Misgiyarta .(2013). Produksi nata de cassava pembuatan mie basah, mie kering, dan
dengan substrat limbah cair tapioka. mie instan. Jurnal Teknologi Kimia dan
Balai Besar Penelitian dan Industri, 246-256.
Pengembangan Pascapanen Pertanian. Salim, E. (2012). Sukses bisnis nata de
Pratama, A.J. (2015). Studi produksi gula cair cassava skala rumah tangga.
untuk peninggkatan budidaya dan Yogyakarta : Lily Publisher.
pascapanen sagu (metroxylon spp.) asal Subagio, A. (2009). Mocaf: inovasi dan
Sorong Selatan. Skripsi: Institut peluang baru. Trubus, Agustus 2009/XL
Pertanian Bogor. ISSN-0128-005i.
Putra, H.P., & Ivan, M. (2012). Optimalisasi Yunianta, Y., Sulistyo, T., Apriliastuti, A.,
penggunaan substrat dan penambahan Estiasih, T., & Wulan, S. N. (2012).
enzim alphaamilase dan glukoamilase Synergistic amylase, hydrolysis of
pada proses hidrolisis kulit singkong. arrowroot (marantha arundinaceae l.)
Proceeding The 3 rd International starch by glucoamylase, and pullulanase
Conference on Sustainable: ISBN 978- for glucose syrup production. Jurnal
979-98438-7-6. Universitas Islam Teknologi Pertanian, 11(2).
Indonesia. Zulaidah, A. 2011. Modifikasi ubi kayu secara
Rahmawati, N., Retni S.B., & Harlis. (2017). biologi menggunakan starter bimo-cf
Kajian pembuatan gula cair berbahan menjadi tepung termodifikasi pengganti
dasar kulit singkong (manihot utilisima) gandum. Tesis Magister Teknik Kimia
dengan pemanfaatan bakteri bacillus Universitas Diponegoro.
licheniformis. Pendidikan Biologi
Universitas Jambi.

114 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v10i2.1647

You might also like