You are on page 1of 11

Jurnal Lasallian Vol. 13 No.

1 Februari 2016 Meike Sandepa, Wahyuny Langelo

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP DETEKSI


DINI KANKER PAYUDARA DAN PERILAKU SADARI
DESA TUMPAAN BARU MINAHASA SELATAN

Meike Sandepa1, Wahyuny Langelo2


Program Studi Ilmu Keperawatan1,2
Universitas Katolik De La Salle Manado1,2
e-mail: 11061079@unikadelasalle.ac.id1; wlangelo@unikadelasalle.ac.id3

Abstract
Cancer is one of primary causes of death in all around the world. In North Sulawesi, there were an
estimated 346 cases in 2013. One of the early detection program which easy to do is BSE. BSE is a
screening tool that can get the breast cancer in early stage. Breast cancer is common disease affecting
women in age more than 40, but in fact the mothers has not do the BSE regularly. Aim of the study to
determine the knowledge of breast cancer early detection and BSE practice among mothers. This study
was to investigate the relationship between the knowledge of breast cancer early detection and BSE
practice. A cross-sectional study with descriptive analyze. The study comprised 55 mothers of ages 30-
60 years, sampled by purposive sampling. Data was collected by a voluntary self-administrated
questionnaire. Among respondents 63,6% who reported had high educational as the latest education.
The knowledge about breast cancer early detection among the respondents 92,7% were in good category,
74,5% were practice BSE, and 72,7% were in good category of knowledge who practice BSE. These
findings investigate the knowledge of breast cancer early detection has a meaningful relationship with
BSE practice among mothers in Tumpaan Baru.

Keywords: Knowledge, Practice, Breast Cancer Early Detection, Breast-Self Examination, Mother

A. PENDAHULUAN Globocan (Global Burden of Cancer) tahun


2012 diketahui bahwa kanker payudara
Kanker payudara merupakan
merupakan penyakit kanker dengan
pertumbuhan sel payudara yang tidak
persentase kasus baru (setelah dikontrol
terkontrol karena terjadi perubahan
oleh umur) tertinggi, yaitu sebesar 43,3%,
abnormal dari gen yang berperan dalam
dan persentase kematian (setelah dikontrol
pembelahan sel. Penyakit kanker
oleh umur) akibat kanker payudara sebesar
merupakan salah satu penyebab kematian
12,9%. WHO memperkirakan pada tahun
utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012,
2012, 13% kematian yang terjadi di
sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh
Indonesia terjadi diakbitkan oleh kanker.
kanker. Kanker paru, hati, perut, kolorektal,
Kematian akibat kanker payudara sebesar
dan kanker payudara adalah penyebab
21,4% di Indonesia tahun 2014. Pada tahun
terbesar kematian akibat kanker setiap
yang sama angka kejadian kanker payudara
tahunnya. World Health Organization
di Indonesia sebanyak 48,998 kasus (WHO
(WHO) berpendapat bahwa kanker adalah
2014). Menurut pusat data dan informasi
penyebab utama kematian dan
Kementerian Kesehatan RI, pada tahun
mengakibatkan 7,6 juta kematian pada
2013 estimasi jumlah absolut penderita
tahun 2008 di dunia (GHO 2015).
kanker payudara di Provinsi Sulawesi Utara
Berdasarkan data The International
sebanyak 346 orang.
Agency for Research in Cancer melalui

8
Jurnal Lasallian Vol. 13 No. 1 Februari 2016 Meike Sandepa, Wahyuny Langelo

Keluarga merupakan unit sosial telah meninggal. Di antara 5 pasien kanker


penting dalam bangunan masyarakat payudara terdapat 3 pasien yang bertempat
(Lestari 2012). Seseorang melakukan tinggal di Desa Tumpaan Baru. Salah satu
adaptasi dimulai dari keluarga sebelum ia pasien kanker payudara tersebut
masuk ke dalam kelompok sosial yang lebih mengatakan tidak mengetahui tentang tanda
besar. Dalam proses tersebut, dibutuhkan dan gejala kanker payudara bahkan
sosok seorang ibu. Ibu dalam keluarga SADARI hingga ia merasakan payudaranya
memiliki peran yang penting yaitu untuk berubah dan melakukan pemeriksaan. Para
memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikis wanita bahkan para ibu sering tidak
anggota keluarganya, merawat dan melakukan SADARI karena ketidaktahuan
mengurus keluarga dengan sabar, mesra dan mereka tentang deteksi dini kanker
konsisten, sebagai pendidik yang mampu payudara, bahkan pemeriksaan payudara itu
mengatur dan mengendalikan anak, sebagai sendiri. Padahal, melakukan SADARI dapat
contoh dan teladan, sebagai manajer yang memberikan keuntungan bagi ibu itu sendiri
bijaksana, memberi rangsangan dan dan keluarganya. Seperti penelitian yang
pelajaran, dan sebagai istri (Gunarsa 2008). telah dilakukan oleh Wahyuni et al tentang
Namun, ibu dengan segala tugas dan peran hubungan tingkat pengetahuan dan sikap
yang dijalaninya mereka melupakan bahwa terhadap pelaksanaan SADARI pada ibu
mereka adalah seorang wanita yang rumah tangga di Kelurahan Jati
memiliki kemungkinan untuk menderita menyimpulkan bahwa terdapat
kanker payudara sama halnya dengan semua kecenderungan antara tingkat pengetahuan
wanita di dunia. Ditambah lagi 95% dari dan sikap ibu dapat berhubungan dengan
kasus baru dan 97% kematian akibat kanker penatalaksanaan SADARI.
payudara terjadi pada wanita usia 40 tahun Tujuan dari penelitian ini adalah
ke atas (American Cancer Society, 2012). untuk mengetahui hubungan tingkat
Kanker yang diketahui sejak dini pengetahuan ibu terhadap kanker payudara
memiliki kemungkinan untuk mendapatkan dan perilaku pemeriksaan payudara sendiri
penanganan lebih baik (Pusat Data dan di Desa Tumpaan Baru Kecamatan
Informasi Kementerian Kesehatan, 2015). Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan.
Gaya hidup seperti perilaku yang perlu
diubah yaitu membiasakan diri dengan B. KAJIAN TEORI
deteksi dini kanker payudara. Salah satu
Perilaku Kesehatan
cara deteksi dini yang mudah untuk
dilakukan yaitu pemeriksaan payudara Menurut Wawan (2011), Perilaku
sendiri (SADARI). SADARI merupakan kesehatan pada dasarnya adalah suatu
usaha untuk mendapatkan kanker payudara respons seseorang (organisme) terhadap
pada stadium yang lebih dini (Manuaba stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
2010). Ternyata 75-85% keganasan kanker penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
payudara ditemukan pada saat dilakukan makanan, dan lingkungan. Batasan ini
pemeriksaan payudara sendiri (Purwoastuti mempunyai dua unsur pokok, yakni respons
2008). dan stimulus atau perangsangan. Respons
Data yang diperoleh dari puskesmas atau reaksi manusia, baik bersifat pasif
Tumpaan Minahasa Selatan terdapat 20 (pengetahuan, persepsi, dan sikap) maupun
pasien rujukan ke RSUP Malalayang pada bersifat aktif (tindakan yang nyata).
tahun 2014 karena suspect kanker payudara, Sedangkan stimulus atau rangsangan disini
5 pasien yang tercatat positif kanker terdiri dari 4 unsur pokok, yakni sakit dan
payudara, dan 2 pasien kanker payudara penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

9
Jurnal Lasallian Vol. 13 No. 1 Februari 2016 Meike Sandepa, Wahyuny Langelo

makanan, dan lingkungan. Dengan dengan pembersihan sarang nyamuk


demikian secara lebih terperinci perilaku dan sebagainya.
kesehatan itu mencakup:
a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan Kanker Payudara
penyakit yaitu bagaimana manusia Kanker payudara atau disebut juga
berespons, baik secara pasif Breast Cancer/Carcinoma mammae adalah
(mengetahui, bersikap, dan kanker pada jaringan payudara, yaitu
mempersepsi penyakit atau rasa sakit penyakit neoplasma yang ganas yang
yang ada pada dirinya dan di luar berasal dari parenchyma, merupakan kanker
dirinya, maupun aktif (tindakan) yang paling umum yang diderita kaum wanita
dilakukan sehubungan dengan (Zulkoni 2011). Ca mammae adalah suatu
penyakit tersebut. Perilaku terhadap penyakit seluler yang dapat timbul dari
sakit dan penyakit ini dengan jaringan payudara dengan manifestasi yang
sendirinya sesuai dengan tingkat-
mengakibatkan kegagalan untuk
tingkat pencegahan penyakit, yakni: mengontrol proliferasi dan maturasi sel
 Perilaku sehubungan dengan (Brunner dan Suddarth, 2005). Kanker
peningkatan dan pemeliharaan payudara adalah tumor ganas yang
kesehatan menyerang jaringan payudara. Jaringan
 Perilaku pencegahan penyakit payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu
 Perilaku sehubungan dengan (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar
pencarian pengobatan (saluran air susu), dan jaringan penunjang
 Perilaku sehubungan dengan payudara. Kanker payudara menyebabkan
pemulihan kesehatan sel dan jaringan payudara berubah bentuk
b. Perilaku terhadap sistem pelayanan menjadi abnormal dan bertambah banyak
kesehatan adalah respons seseorang secara tidak terkendali (Mardiana 2007).
terhadap sistem pelayanan kesehatan Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel
baik sistem pelayanan kesehatan normal dalam suatu proses rumit yang
modern maupun tradisional. disebut transformasi yang terdiri dari 2
c. Perilaku terhadap makanan (nutrition (dua) tahap, yaitu: fase inisialisasi dan fase
behaviour) yakni respons seseorang promosi (Zulkoni 2011). Pada tahap inisiasi
terhadap makanan sebagai kebutuhan terjadi suatu perubahan dalam bahan genetic
vital baghi kehidupan. Perilaku ini sel yang memancing sel menjadi ganas.
meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, Perubahan dalam bahan genetic sel ini
dan praktek kita terhadap makanan disebabkan oleh suatu agen yang disebut
serta unsur-unsur yang terkandung di karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia,
dalamnya, pengelolaan makanan, dan virus, radiasi (penyinaran) atau sinar
sebagainya sehubungan dengan tubuh matahari. Tidak semua sel memiliki
kita. kepekaan yang sama terhadap suatu
d. Perilaku terhadap lingkungan karsinogen. Kelainan genetic dalam sel atau
kesehatan yang mencakup perilaku bahan lainnya yang disebut promotor,
sehubungan dengan air bersih; menyebabkan sel lebih rentan terhadap
perilaku sehubungan dengan suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik
pembuangan air kotor; perilaku menahun bisa membuat sel menjadi lebih
sehubungan dengan limbah, baik peka untuk mengalami suatu keganasan.
limbah cair maupun limbah padat; Pada tahap promosi, suatu sel yang telah
perilaku sehubungan dengan rumah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
yang sehat; dan perilaku sehubungan

10
Jurnal Lasallian Vol. 13 No. 1 Februari 2016 Meike Sandepa, Wahyuny Langelo

ganas. Sel yang belum melewati tahap mengkerut seperti kulit jeruk), dan benjolan
inisiasi tidak akan berpengaruh oleh di aksila. Menurut Lina Mardiana (2007),
promosi. Karena itu diperlukan beberapa penderita yang terkena kanker payudara
faktor untuk terjadinya keganasan stadium awal atau dini tidak merasakan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu nyeri atau sakit pada payudaranya. Namun
karsinogen). Pada tahap promosi, suatu sel demikian, jika payudara diraba, ada
yang telah mengalami inisiasi akan berubah benjolan yang tumbuh di dalamnya. Besar-
menjadi ganas. Sel yang belum melewati kecilnya benjolan yang tumbuh tersebut
tahap inisiasi tidak akan berpengaruh oleh sangat bervariasi, tergantung seberapa cepat
promosi. Karena itu diperlukan beberapa penderita bisa mendeteksinya. Melalui
faktor untuk terjadinya keganasan mammogram, tipe kanker payudara ini
(gabungan dari sel yang peka dan suatu dapat dikategorikan dalam 2 (dua) bagian
karsinogen). yaitu: Kanker payudara non invasive dan
Menurut Lewis et al. (2000), terdapat kanker payudara invasive (Zulkoni 2011).
beberapa faktor yang diperkirakan menjadi
penyebab kanker payudara, walaupun Sistem TNM
etiologi kanker payudara belum sepenuhnya Sistem TNM dapat dilihat pada Tabel
ditemukan. Hereditas dan genetika 1. Menurut Zulkoni (2011), TNM
dianggap memiliki peran sebagai salah satu merupakan singkatan dari:
penyebab. Regulasi hormone pada payudara a. “T” yaitu Tumor Size (Ukuran Tumor)
behubungan dengan pertumbuhan kanker a) T0 artinya tidak ditemukan tumor
payudara, tetapi mekanisme belum primer
sepenuhnya dimengerti. Hormon seksual b) T1 artinya ukuran tumor diameter
dapat bertindak sebagai pembentuk tumor 2 cm atau kurang
bila agen awal menginduksi perubahan c) T2 artinya ukuran tumor diameter
menjadi lebih ganas. Faktor tambahan yang antara 2-5 cm
telah diteliti yaitu kurangnya aktivitas fisik, d) T3 artinya ukuran tumor diameter
asupan makanan berlemak, obesitas, dan lebih dari 5 cm
konsumsi alkohol. Faktor lingkungan e) T4 artinya ukuran tumor berapa
seperti bahan kimia dan paparan pestisida saja, tetapi sudah ada penyebaran
serta radiasi merupakan salah satu ke kulit atau dinding dada atau
penyebab. Beberapa faktor yang pada keduanya, dapat berupa
menyebabkan wanita memiliki resiko yang borok, edema atau bengkak, kulit
lebih tinggi terhadap kanker payudara telah payudara kemerahan atau ada
diidentifikasi. Wanita memiliki resiko lebih benjolan kecil di kulit luar tumor
tinggi dibandingkan pria karena 99% kanker utama.
payudara terjadi pada wanita. b. “N” yaitu Node (kelenjar getah bening
Bertambahnya usia juga meningkatkan regional):
resiko pertumbuhan kanker payudara. a) N0 artinya tidak terdapat
Kejadian kanker payudara pada wanita metastasis pada kelenjar getah
dibawah usia 25 tahun sangat rendah dan bening regional di ketiak/aksila
meningkat secara bertahap hingga usia 60 b) N1 artinya ada metastasis ke
tahun. kelenjar getah bening aksila yang
Menurut Patrick Davey (2006) masih dapat digerakkan
manifestasi klinis kanker payudara meliputi
bejolan pada payudara, keluar cairan dari
payudara, peau d’orange (kulit payudara

11
Jurnal Lasallian Vol. 13 No. 1 Februari 2016 Meike Sandepa, Wahyuny Langelo

c) N2 artinya ada metastasis ke Pemeriksaan Payudara Sendiri


kelenjar getah bening aksila yang (SADARI)
sulit digerakkan Deteksi dini dilakukan dengan
d) N3 artinya ada metastasis ke melakukan pemeriksaan payudara sendiri
kelenjar getah bening di atas atau yang dikenal dengan istilah SADARI.
tulang selangka (supraclavicular) Ini adalah pemeriksaan yang mudah
atau pada kelenjar getah bening dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari
di mammary interna di dekat benjolan atau kelainan lainnya. Dengan
tulang sternum. posisi tegak menghadap kaca dan berbaring,
c. “M” yaitu Metastase (penyebaran dilakukan pengamatan dan perabaan
jauh) payudara secara sistematis (Purwoastuti
a) Mx artinya metastasis jauh belum 2008). Pemeriksaan payudara sendiri adalah
dapat dinilai pemeriksaan payudara yang dilakukan
b) M0 artinya tidak terdapat
sendiri dengan belajar melihat dan
metastasis jauh memeriksa perubahan payudaranya sendiri
c) M1 artinya terdapat metastasis setiap bulan. Dengan melakukan
jauh pemeriksaan secara teratur akan diketahui
adanya benjolan atau masalah lain sejak dini
Tabel 1. Sistem TNM
Tumor walaupun masih berukuran kecil sehingga
Stadium Nodul Metastasis lebih efektif untuk diobati (Direktorat
size
Stadium 0 T0 N0 M0 Penyakit Tidak Menular, 2009).
Stadium 1 T1 N0 M0 SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
Stadium 2A T0 N1 M0 merupakan usaha untuk mendapatkan
T1 N1 M0
T2 N0 M0 kanker payudara pada stadium yang lebih
Stadium 2B T2 N1 M0 dini (down staging). Diperlukan pelatihan
T3 N0 M0 yang baik dan evaluasi yang reguler.
Stadium 3A T0 N2 M0 SADARI direkomendasikan dilakukan
T1 N2 M0 setiap bulan, 7 hari setelah menstruasi
T2 N2 M0
T3 N1 M0 bersih (Manuaba 2010). Pemeriksaan
T0 N2 M0 payudara sendiri (SADARI) adalah
Stadium 3B T4 N0 M0 pemeriksaan atau perabaan sendiri untuk
T4 N1 M0 menemukan timbulnya benjolan abnormal
T4 N2 M0 pada payudara (Otto 2005).
Stadium 3C Tiap T N3 M0
Stadium 4 Tiap T Tiap N M1
C. METODE PENELITIAN
Menurut Zulkoni (2011), Ada Desain Penelitian
beberapa penatalaksanaan atau pengobatan
Penelitian ini menggunakan desain
kanker payudara yang penerapannya
penelitian deskriptif analitik dengan
banyak tergantung pada stadium klinik
menggunakan pendekatan cross-sectional.
penyakit, yaitu: Mastektomi (Operasi
Dalam penelitian ini peneliti ingin
pengangkatan payudara), Radiasi
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
(penyinaran menggunakan sinar X dan sinar
ibu terhadap deteksi dini kanker payudara
Gamma), dan Kemoterapi (Pemberian obat-
dan perilaku pemeriksaan payudara sendiri
obatan anti kanker dalam bentuk pil cair
di Desa Tumpaan Baru Kecamatan
atau kapsul atau melalui infus).
Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan.

12
Jurnal Lasallian Vol. 13 No. 1 Februari 2016 Meike Sandepa, Wahyuny Langelo

Populasi dan Sampel akan melihat apakah terdapat


hubungan antara tingkat pengetahuan
Populasi yang diambil adalah seluruh
ibu tentang kanker payudara dan
ibu di Desa Tumpaan Baru yaitu sebanyak
perilaku pemeriksaan payudara
65 orang. Penelitian ini menggunakan
sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti
teknik pengambilan sampel purposive
akan menggunakan uji statistic chi
sampling. Berdasarkan rumus Slovin,
square (a = 0,05).
sampel yang digunakan sebanyak 55
responden.
𝑁 D. HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑛=
𝑁 (𝑑 2 ) + 1 Penelitian ini dilakukan di Desa
Dimana: Tumpaan Baru Kecamatan Tumpaan
N : Jumlah Populasi (65) Minahasa Selatan. Dalam penelitian ini
n : Jumlah sampel yang dicari terdapat 55 ibu yang ikut serta menjadi
d : nilai presisi (0.05) responden. Hasil penelitian ini diperoleh
melalui instrument penelitian yaitu
Dengan kriteria inklusi: kuesioner. Tingkat pengetahuan ibu tentang
a. Ibu yang berusia 30-55 tahun deteksi dini kanker payudara diukur
b. Ibu yang tidak menderita kanker menggunakan kuesioner dengan 18
payudara pertanyaan dan perilaku pemeriksaan
c. Ibu yang tinggal di Desa Tumpaan payudara sendiri hasilnya diperoleh dari
Baru kuesioner dengan 12 pernyataan. Setelah
d. Ibu yang bersedia menjadi responden itu, data yang telah terkumpul diolah dan
Kriteria eksklusi: kemudian disajikan menjadi data deskriptif.
a. Ibu yang tinggal diluar Desa Tumpaan
Baru Umur
b. Ibu yang telah menderita kanker Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan umur
payudara responden
c. Ibu yang menderita gangguan Umur Frekuensi Persen
kesehatan seperti cacat mental, 30-40 tahun 22 40.0
gangguan kejiwaan, serta cacat tubuh
atau tidak dapat membaca. 41-50 tahun 18 32.7
51-60 tahun 15 27.3
Analisa Data
Total 55 100.0
1. Analisa univariat
Analisis univariat diperlukan untuk Berdasarkan Tabel 2 diperoleh responden
menjelaskan atau mendeskripsikan terbanyak adalah dengan kelompok umur
data secara sederhana (Budiharto 30-40 tahun dengan jumlah 22 ibu (40%)
2008). Analisa ini digunakan untuk dan responden dengan umur 51-60 tahun
melihat karakteristik distribusi merupakan responden paling sedikit dengan
frekuensi dan variable yang akan jumlah 15 ibu (27.3%).
diteliti.
2. Analisa bivariat Pendidikan Terakhir
Analisis ini diperlukan untuk
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh bahwa
menjelaskan hubungan dua variabel
responden yang memiliki pendidikan
yaitu variabel bebas dengan variabel
terakhir pada tingkat pendidikan rendah
terikat (Budiharto 2008). Analisa ini

13
Jurnal Lasallian Vol. 13 No. 1 Februari 2016 Meike Sandepa, Wahyuny Langelo

sebanyak 20 ibu (36.4%) dan responden Berdasarkan Tabel 5 diperoleh bahwa


yang memiliki pendidikan terakhir pada responden yang melakukan pemeriksaan
tingkat pendidikan tinggi sebanyak 35 ibu payudara sendiri sebanyak 41 ibu (74.5%)
(63.6%). dan responden yang tidak melakukan
pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 14
Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan ibu (25.5%).
pendidikan terakhir responden
Pendidikan
Frekuensi Persen Hubungan Tingkat Pengetahuan Deteksi
Terakhir Dini Kanker Payudara dan Perilaku
Pendidikan SADARI
tinggi 35 63.6 Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat
Pendidikan 20 36.4 bahwa responden dengan tingkat
pengetahuan baik yang tidak melakukan
rendah
SADARI sebanyak 11 ibu dan yang
Total 55 100.0 melakukan SADARI sebanyak 40 ibu.
Sedangkan responden dengan tingkat
Tingkat Pengetahuan pengetahuan kurang yang melakukan
SADARI sebanyak 3 ibu dan yang tidak
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh bahwa melakukan SADARI hanya sebanyak 1 ibu.
responden yang memiliki tingkat Serta berdasarkan uji chi-square di atas
pengetahuan dengan kategori baik sebanyak diperoleh bahwa nilai p (0.047). Hal ini
51 ibu (7.3%) dan responden yang memiliki menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
tingkat pengetahuan dengan kategori memiliki hubungan yang signifikan
kurang sebanyak 4 ibu (92.7%). terhadap perilaku pemeriksaan payudara
Tabel 4. Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat sendiri karena nilai p lebih kecil
pengetahuan responden dibandingkan nilai a yaitu nilai p (0.047) <
Tingkat Frekuensi Persen a (0.05). Tabel 6 juga menunjukkan nilai
Pengetahuan odds ratio sebesar 10.909, hal ini berarti
responden dengan tingkat pengetahuan
Baik 51 92.7 kurang memiliki resiko sepuluh kali tidak
Kurang 4 7.4 melakukan SADARI dibandingkan
responden dengan tingkat pengetahuan
Total 55 100.0
baik.
Tabel 6. Hubungan tingkat pengetahuan ibu
Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri terhadap deteksi dini kanker payudara dan
Tabel 5. Distribusi frekuensi berdasarkan perilaku perilaku pemeriksaan payudara sendiri
pemeriksaan payudara sendiri responden
Perilaku Frekuensi Persen
SADARI
Melakukan 41 74.5
Tidak 14 25.5
Melakukan Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap
Deteksi Dini Kanker Payudara
Total 55 100.0
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah
responden yang memiliki tingkat
14
Jurnal Lasallian Vol. 13 No. 1 Februari 2016 Meike Sandepa, Wahyuny Langelo

pengetahuan dengan kategori baik lebih pendidikan, tingkat pengetahuan seseorang


banyak dibandingkan responden yang dapat dipengaruhi oleh usia.
memiliki tingkat pengetahuan dengan
kategori kurang. Pengetahuan responden Perilaku SADARI
yang menunjukkan bahwa tingkat Tabel 5 menunjukkan bahwa
pengetahuan baik memiliki jumlah SADARI menunjukkan jumlah responden
terbanyak berbanding lurus dengan jumlah yang melakukan pemeriksaan payudara
responden yang memiliki pendidikan sendiri (SADARI) lebih besar dibandingkan
terakhir pada tingkat SMA dan S1. jumlah responden yang tidak melakukan
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh SADARI. Hal ini dapat diketahui karena
pendidikan yang dijalani oleh seseorang jumlah responden yang melakukan
tersebut. Pendidikan formal merupakan SADARI sebanyak 41 responden dan yang
salah satu usaha yang diharapkan dapat tidak melakukan hanya 14 responden. Pada
menambah pengetahuan seseorang.
Tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah
Semakin tinggi tingkat pendidikan responden yang memiliki tingkat
diharapkan semakin luas pula pengetahuan dalam kategori baik dan juga
pengetahuannya, tetapi bukan berarti melakukan SADARI lebih banyak
seseorang dengan tingkat pendidikan yang dibandingkan responden dengan tingkat
rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. pengetahuan dalam kategori baik yang tidak
Pengetahuan seseorang juga dapat melakukan SADARI. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti dibuktikan dengan jumlah responden
informasi yang diperoleh diluar bangku dengan tingkat pengetahuan baik dan
sekolah, misalnya faktor lingkungan. melakukan SADARI sebanyak 40 ibu
Faktor eksternal tersebut dapat dibandingkan jumlah responden yang
mencakup acara iklan layanan masyarakat tingkat pengetahuannya berada pada
maupun acara komersil tentang kesehatan kategori baik dan tidak melakukan SADARI
yang menjadi perhatian masyarakat pada hanya sebanyak 11 responden. Tabel 6 juga
beberapa televisi swasta di Indonesia. menunjukkan bahwa jumlah responden
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Putri yang memiliki tingkat pengetahuan kurang
pada tahun 2012 bahwa iklan masyarakat dan melakukan SADARI lebih sedikit
tentang KB di televisi mempengaruhi dibandingkan jumlah responden yang
perilaku KB pada wanita atau pria usia memiliki tingkat pengetahuan kurang dan
subur. Begitu pula dalam penelitian ini, tidak melakukan SADARI. Ini ditunjukkan
beberapa responden mengatakan oleh jumlah responden dengan tingkat
pengetahuan mereka dipengaruhi oleh pengetahuan kurang dan melakukan
siaran komersil tentang kesehatan yang ada SADARI hanya 1 responden, sedangkan
di televisi swasta Indonesia yang juga sering jumlah responden yang memiliki tingkat
membahas tentang kanker sehingga pengetahuan kurang dan tidak melakukan
walaupun tingkat pendidikan SMA tetapi SADARI sebanyak 3 responden. Perilaku
pengetahuan mereka tentang deteksi dini dipengaruhi oleh faktor endogen dan
kanker payudara cukup tinggi. eksogen, dimana faktor pendidikan
Dalam penelitian ini pada Tabel 2 merupakan salah satu yang termasuk dalam
menunjukkan bahwa responden dengan faktor eksogen. Hal ini berkaitan dengan
kelompok umur 30-40 tahun merupakan hasil analisa pendidikan responden.
responden terbanyak (40%). Data Responden yang memiliki pendidikan
menunjukkan bahwa selain tingkat terakhir pada tingkat pendidikan tinggi

15
Jurnal Lasallian Vol. 13 No. 1 Februari 2016 Meike Sandepa, Wahyuny Langelo

memiliki jumlah lebih banyak dibandingkan Responden yang memiliki tingkat


pada tingkat pendidikan rendah. Sama pengetahuan baik memiliki tingkat
halnya menurut Wawan (2011), bahwa kewaspadaan lebih tinggi. Hal ini
perilaku seseorang juga dapat dipengaruhi dikarenakan responden tersebut lebih
oleh pengetahuan yang dimiliki seseorang banyak mengetahui tentang faktor resiko
tersebut. Pendapat ini sesuai dengan jumlah kanker payudara, tanda dan gejalanya, serta
responden yang memiliki tingkat cara mendeteksi dini kanker payudara. Hal
pengetahuan baik lebih banyak ini menyebabkan responden juga
dibandingkan responden yang memiliki melakukan SADARI dalam kehidupan
tingkat pengetahuan kurang. Sehingga sehari-hari karena mereka memiliki
responden yang memiliki tingkat kekhawatiran bila terlambat mengetahui
pengetahuan baik sebagian besar gejala kanker yang terjadi pada tubuh
melakukan SADARI jumlahnya lebih mereka dan akhirnya kanker tersebut akan
banyak dibandingkan responden yang sulit untuk diobati. Seperti hasil penelitian
memiliki tingkat pengetahuan kurang. yang dilakukan oleh Pengpid et al. (2014)
dimana intensitas responden melakukan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu SADARI meningkat bersama dengan
Terhadap Deteksi Dini Kanker Payudara anggapan mereka bahwa SADARI itu
dan Perilaku SADARI penting. Analisa tentang responden yang
memiliki tingkat pengetahuan baik tetapi
Hubungan tingkat pengetahuan ibu
tidak melakukan SADARI yang berjumlah
terhadap deteksi dini kanker payudara dan
11 orang, penulis peroleh saat melakukan
perilaku SADARI dapat dilihat pada Tabel
observasi serta melalui wawancara bahwa
6. Tabel 6 memperlihatkan nilai p (0.047).
responden memiliki kecemasan ketika
Nilai p tersebut menunjukkan bahwa antara
mendapatkan benjolan saat mereka
tingkat pengetahuan ibu terhadap deteksi
melakukan SADARI. Hal tersebut
dini kanker payudara memiliki hubungan
mengakibatkan responden tidak melakukan
yang signifikan terhadap perilaku SADARI.
SADARI walaupun mereka memiliki
Hal tersebut dikarenakan nilai p lebih kecil
tingkat pengetahuan yang baik tentang
dibandingkan nilai a (0.047<0.05). Pada
kanker payudara maupun deteksi dini
tabel 6 dapat diperoleh Odds Ratio (OR)
kanker payudara. Hal ini didukung oleh
yang menunjukkan responden yang
penelitian yang dilakukan oleh Amier et al.
memiliki tingkat pengetahuan kurang
(2014) yang menyimpulkan bahwa ada
sepuluh kali lebih beresiko tidak melakukan
hubungan yang bermakna antara
perilaku SADARI dibandingkan responden
pengetahuan, kecemasan, ketakutan dengan
yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi.
pemeriksaan payudara sendiri pada siswi
Analisa jumlah responden yang memiliki
PGRI Minasatene Kab. Pangkep. Berbeda
tingkat pengetahuan baik maupun kurang
pada responden dengan tingkat pengetahuan
yang melakukan SADARI dan yang tidak
kurang tetapi melakukan SADARI
melakukan SADARI serta hubungan antara
walaupun hanya berjumlah 1 orang, penulis
tingkat pengetahuan dan perilaku SADARI
dapat menganalisis berdasarkan hasil
dapat mencerminkan bahwa SADARI
wawancara dan observasi bahwa selain
responden lakukan seiring dengan
pendidikan dan usia, lingkungan juga
peningkatan pengetahuan tentang kanker
mempengaruhi perilaku. Di Desa Tumpaan
payudara dan deteksi dini kanker payudara
yang dimiliki oleh responden. Baru terdapat 2 ibu yang telah meninggal
yang disebabkan oleh kanker payudara.
Oleh karena itu, walaupun responden

16
Jurnal Lasallian Vol. 13 No. 1 Februari 2016 Meike Sandepa, Wahyuny Langelo

tersebut tidak memiliki pengetahuan yang pengetahuan dan sikap WUS terhadap
baik tentang kanker payudara dan deteksi perilaku SADARI.
dini kanker payudara, responden tersebut
memiliki kewaspadaan yang membuat E. KESIMPULAN
mereka untuk melakukan SADARI. Berdasarkan hasil yang diperoleh
Responden dengan tingkat pengetahuan maka dapat disimpulkan:
kurang perilaku mereka lebih dipengaruhi 1. Sebagian besar responden memiliki
oleh lingkungan dibandingkan pengetahuan tingkat pengetahuan baik terhadap
yang mereka miliki. deteksi dini kanker payudara.
Hasil penelitian ini bertolak belakang 2. Sebagian besar responden melakukan
dengan penelitian terkait yang telah pemeriksaan payudara sendiri.
dilakukan oleh Sugiharto (2014) dan 3. Ada hubungan yang bermakna antara
Nugrahini et al. (2012). Sugiharto (2014), tingkat pengetahuan ibu terhadap
pada penelitiannya yang berjudul hubungan
deteksi dini kanker payudara dan
antara pengetahuan kanker payudara perilaku pemeriksaan payudara
dengan perilaku SADARI yang sendiri.
dilakukannya pada mahasiswi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Adapun yang menjadi saran dalam
menghasilkan bahwa tidak ada hubungan penelitian selanjutnya adalah sebaiknya
antara tingkat pengetahuan kanker payudara instrument penelitian tentang perilaku
dan perilaku SADARI. Sama halnya dengan pemeriksaan payudara sendiri bisa lebih
penelitian yang telah dilakukan oleh spesifik serta bila memungkinkan dapat
Nugrahini et al. (2012), yang berjudul memberikan pengajaran tentang cara
hubungan tingkat pengetahuan dengan melakukan SADARI pada responden atau
perilaku SADARI pada mahasiswa Fakultas masyarakat yang memiliki tingkat
Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran pengetahuan kurang dan tidak mengetahui
yang menjelaskan bahwa perilaku SADARI cara melakukan SADARI.
mahasiswa tidak berhubungan dengan
pengetahuan mereka. F. DAFTAR PUSTAKA
Penelitian ini memiliki hasil yang
sama seperti penelitian yang dilakukan oleh American Cancer Society. 2012. Breast
Wahyuni et al. (2015), pada penelitiannya Cancer Facts & Figures 2011-2012.
yang berjudul Hubungan Tingkat Atlanta: American Cancer Society Inc.
Pengetahuan Dan Sikap Terhadap
Pelaksanaan SADARI Pada Ibu Rumah Amier, H., Djawarut, H. 2014. Faktor-
Tangga Di Kelurahan Jati yang faktor yang Berhubungan dengan
menunjukkan bahwa terdapat Pemeriksaan Payudara Sendiri
kecenderungan tingkat pengetahuan dan (SADARI) pada Siswi SMK PGRI Kab.
sikap dapat berhubungan dengan Pangkep. Jurnal Ilmiah Kesehatan
penatalaksanaan SADARI. Begitu pula Diagnosis. 5(2) ISSN:2302-1721.
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Ekanita et al. (2013), yang berjudul Budiharto. 2008. Metodologi Penelitian
Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Kesehatan Dengan Contoh Bidang
WUS Terhadap Perilaku Pemeriksaan Ilmu Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.
Payudara Sendiri (SADARI) yang
menyimpulkan bahwa ada hubungan

17
Jurnal Lasallian Vol. 13 No. 1 Februari 2016 Meike Sandepa, Wahyuny Langelo

Brunner., Suddarth. 2005. Keperawatan Pengpid, S., Peltzer, K. 2014. Knowledge,


Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC. Attitude and Practice of Breast Self-
examination Among Female University
Dovey, P. 2006. At a Glance Medicine. Students from 24 Low, Middle Income
Jakarta: Erlangga. and Emerging Economy Countries.
Asian Pacific Journal of Cancer
Ekanita, P., Khosidah, A. 2013. Hubungan Prevention.
Antara Pengetahuan Dan Sikap Wus
Terhadap Perilaku Pemeriksaan Putri, PKD. 2012. Pengaruh Tingkat
Payudara Sendiri (SADARI). Jurnal Pendidikan, Pengetahuan, Sikap dan
Ilmiah Kebidanan. 4(1):167-177. Terpaan Iklan Layanan Masyarakat
KB Versi Shireen Sungkar dan Teuku
Gunarsa, SD., Gunarsa, SDY. 2008. Wisnu di TV terhadap Perilaku KB
Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan pada Wanita atau Pria dalam Usia
Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Subur. Jurnal Interaksi.

Lestari, S. 2012. Psikologi Keluarga Purwoastuti, E. 2008. Kanker Payudara


Penanaman Nilai dan Penanganan Pencegaham Deteksi Dini. Yogyakarta:
Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Kanisius.
Kencana Prenada Media Group.
Lewis, S., Heitkemper, M., Dirksen, S. Sugiharto, S. 2014. Hubungan antara
2000. Medical-Surgical Nursing pengetahuan kanker payudara dengan
Assessment and Management of perilaku SADARI. Thesis Faculty Of
Clinical Problems Fifth Edition. USA: Nursing Widya Mandala Catholic
Mosby Inc. University Surabaya.

Manuaba, I. 2010. Ilmu Kebidanan, Wahyuni, D., Edison., Harahap, WA. 2015.
penyakit Kandungan dan KB untuk Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: Sikap Terhadap Pelaksanaan SADARI
EGC. Pada Ibu Rumah Tangga Di Kelurahan
Jati.
Mardiana, L. 2007. Kanker pada Wanita
Pencegahan dan Pengobatan dengan Wawan, A., Dewi, M. 2011. Teori dan
Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Swadaya. Perilaku Manusia Dilengkapi Dengan
Contoh Kuesioner. Yogyakarta: Nuha
Nugrahini, DS., Anna, A., Emaliyawati, E. Medika.
2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Dengan Perilaku SADARI Pada Global Health Observatory (GHO). 2015.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Cancer Mortality and Morbidity
Keperawatan Universitas Padjajaran. Situation and Trends.
Jurnal Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjajaran. 1(1). World Health Organization. 2014. Cancer
Country Profiles-Indonesia.
Otto, S. 2005. Buku Saku Keperawatan
Onkologi. Jakarta: EGC. Zulkoni, A. 2011. Parasitologi. Yogjakarta:
Nuha Medika.

18

You might also like