Professional Documents
Culture Documents
Abstract:
The relathionship between parenting style and difficult eating behavior in preschoolers in Arengkoe Pagal
Kindergarten. The purpose of this study was to determine the relathionship between parenting style and
difficult eating behavior in preschoolers in Arengkoe Pagal Kindergarten. The research method uses a
correlational method with a cross sectional time approach. The sample in this study were 46 parents of
preschoolers at TKK Arengkoe Pagal Who were taken by accidental sampling. Data in this study were
analyzed using Univariate an Bivariate analysis. The results of research based on Univariate analysis
Showed that Parents of preschool children at TKK Arengkoe Pagal applies democratic parenting with
(54.3%). Some children who are cared for by authoritarian parenting are more likely to do difficult eating
behaviors as much as (20%). The results of the correlation test obtained a p-value of 0.000. very important
in the development of this age child Metods of data collection in this study using a questionnaire conclusion:
There is a relationship between parenting parents with difficult eating behavior in preschoolers at Arengkoe
Pagal with a p-value of 0,000.
Abstrak:
Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Sulit Makan pada Anak Usia Prasekolah di Taman
Kanak-Kanak Arengkoe Pagal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang
tua dengan perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah di Taman Kanak-kanak Arengkoe Pagal. Metode
Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan pendekatan waktu cross sectional. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 46 orang tua anak usia prasekolah di TKK Arengkoe Pagal yang diambil secara
accidental sampling. Data dalam penelitian ini di analisa menggunakan analisa Univariat dan Bivariat.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner pola asuh orang Tua dan Perilaku
Sulit Makan. Hasil penelitian berdasarkan analisis Univariat menunjukan bahwa Sebagian besar orang tua
dari anak prasekolah di TKK Arengkoe Pagal menerapkan pola asuh demokratis dengan (54,3%).Sebagian
anak yang di asuh dengan pola asuh Otoriter lebih banyak melakukan perilaku sulit makan sebanyak 20%.
Hasil dari uji korelasi didapatkan nilai p-value 0,00.Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan
perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah di TKK Arengkoe Pagal dengan nilai p-value 0,000.
15
16 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 4, Nomor 1, Juni 2019
emosinya. Bentuk luapan emosi yang biasa Dari hasil wawancara terhadap 6 orang
terjadi adalah menangis atau menjerit saat anak ibu yang memiliki anak usia prasekolah
tidak merasa nyaman. Sifat perkembangan 2 orang ibu mengeluh bahwa anaknya
yang terbentuk ini dapat mempengaruhi pola sulit diajak makan dan hanya ingin makan
makan anak. Hal tersebut menyebabkan anak makanan ringan atau makan makanan dengan
terkadang bersikap terlalu pemilih, misalnya lauk tertentu sehingga jam makan tidak tepat
cenderung menyukai makanan ringan sehingga pada waktunya sehingga mereka seringkali
menjadi kenyang dan menolak makan saat membujuk anak dengan cara membuat
waktu jam makan. Anak juga sering rewel kesepakatan agar anak mau makan, sedangkan
dan memilih bermain saat orangtua menyuapi 1 orang ibu lainnya mengatakan lebih memilih
makanan. Anak akan mengalami kesulitan membiarkan anaknya memilih makanan yang
makan jika tidak segera diatasi (Soetjiningsih, disukai dan menuruti keinginan anaknya dan 3
2004). orang ibu lainnya mengatakan kalau anaknya
akan dipaksa makan agar tidak sakit, tidak
Angka kejadian masalah kesulitan
boleh makan makanan sembarangan dan jika
makan di beberapa negara cukup tinggi.
anaknya tidak mau makan, ibunya yang akan
Sebuah penelitian oleh The Gateshead
menyuapi dengan paksaan atau ancaman.
Millenium Baby Study pada tahun 2006
Berdasarkan latar belakan di atas peneliti
di Inggris menyebutkan 20% orangtua
tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan
mengatakan anaknya mengalami masalah
dengan hubungan Pola Asuh Orang Tua
makan, dengan prevalensi tertinggi anak hanya
dengan Prilaku Sulit Makan Pada Anak Usia
mau makan makanan tertentu. Survei lain di
Prasekolah Di Taman Kanak-kanak Arengkoe
Amerika Serikat tahun 2004menyebutkan
Pagal.
19-50% orang tua mengeluhkan anaknya
sangat pemilih dalam makan sehingga terjadi
METODOLOGI PENELITIAN
defisiensi zat gizi tertentu (Waugh, 2006).
Penelitian di Indonesia di lakukan Penelitian ini menggunakan jenis
oleh Kesuma Aristina dkk,(2015) terhadap penelitian kuantitatif. Dengan pendekatan
anak prasekolah di Jakarta. Didapatkan hasil waktu cross sectional. Pendekatan cross
prevalensi kesulitan makan sebesar 33,6%, sectional yaitu suatu penelitian dimana
44,5% diantaranya menderita malnutrisi variabel-variabel yang termasuk faktor resiko
ringan sampai sedang dan 79,2 % dari subjek dan variabel-variabel yang termasuk efek
penelitian telah mengalami kesulitan makan yang diobservasi sekaligus dalam waktu yang
lebih dari 3 bulan, (Judarwanto, 2011 dalam bersamaan (Notoatmodjo,2012)
Aristina kesuma dkk,2015) Teknik pengambilan sampel
Berdasarkan hasil studi pendahuluan menggunakan teknik acidental sampling.
yang dilakukan peneliti pada tanggal 13-15 Menurut Sugiyono (2008), Accidental
januari 2019 di TKK Arengkoe Pagal terdapat sampling adalah teknik penentuan sampel
52 anak. Yang terdiri dari 28 0rang anak berdasarkan kebetulan, yaitu orang tua yang
perempuan dan 24 orang anak laki-laki. Di secara kebetulan/isidental bertemu dengan
bagi dalam 2 kelas, yakni Kelas A berjumlah peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
25 orang, kelas B berjumlah 27 orang, dan dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
guru yang mengajar sebanyak 3 0rang. cocok sebagai sumber data. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 46 orang.
Nggarang & Bodus, Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Sulit Makan .... 17
dalam mengasuh anaknya, karena orang tua berlama-lama dan memainkan makanan, tidak
tipe ini juga mengenal kompromi, dan dalam mengunyah tetapi langsung menelan makanan
komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang dan kesulitan makan dan lain sebagainya.
tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari
Berdasarkan hasil penelitian yang
anaknya untuk mengerti mengenai anaknya
dilakukan di TKK Arengkoe Pagal anak yang
(Baumrin dalam Ubaedy, 2009).
lebih mengalami kesulitan makan yaitu anak
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dengan orang tua yang menerapkan pola asuh
dilakukan oleh hasil penelitian yang dilakukan Otoriter sebesar (20%), karena orang tua ini
oleh Yusuf (2013), bahwa pola asuh yang tidak mengenal kompromi dengan anak dan
baik diberikan terhadap anak akan berdampak dominan terhadap anaknya serta anak yang
baik terhadap perilaku sikap anak. Pola asuh di asuh dengan pola asuh otoriter cenderung
yang demokratis akan mengarahkan sikap dan melakukan tugasnya diakibatkan rasa takut
perilaku anak dengan menekankan peraturan akan mendapatkan hukuman misalnya kalau
dan menguatkan penyimpangan negatif. tidak makan, maka tidak akan di ajak bicara.
Pola asuh merupakan sikap orang tua Berdasarkan data di atas maka dapat
dalam interaksi dengan anak- anaknya. Sikap disimpulkan bahwa anak yang mendapatkan
tersebut meliputi cara orang tua memberikan pola asuh otoriter mengalami banyak
aturan-aturan, memberikan perhatian. Pola melakukan perilaku sulit makan. Hal ini
asuh sebagai suatu perlakuan orang tua dalam dikarenakan pola asuh otoriter merupakan pola
rangka memenuhi kebutuhan, memberi asuh yang menetapkan standar yang mutlak
perlindungan dan mendidik anak dalam yang harus diikuti, biasanya diikuti dengan
kesehariannya. Sedangkan pengertian pola ancaman, penggunaan kekuasaan diktator ini
asuh orang tua terhadap anak merupakan lebih cenderung untuk dihubungkan dengan
bentuk interaksi antara anak dan orangtua perilaku menentang, sehingga berakibat anak
selama mengadakan pengasuhan yang tidak mau untuk makan.
berarti orangtua mendidik, membimbing dan
Hasil yang telah dilakukan peneliti
melindungi anak (Ainun, 2012).
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Aristiana Kesuma (2015), penelitian
Perilaku sulit makan anak prasekolah di
menunjukan bahwa anak lebih banyak sulit
TKK Arengkoe Pagal
makan karena orang tua tidak melibatkan anak
Berdasarkan tabel 4.6 anak yang dalam penyiapan makanan sehingga anak
mengalami kesulitan makan sebanyak 19 orang memiliki kesulitan makan.
(41,3%). Menurut Karaki (2016) perilaku sulit
Hasil penelitian juga menunjukan
makan adalah perilaku anak yang menolak
pekerjaan responden yang paling banyak
untuk makan, hanya makan makanan tertentu
adalah petani dengan jumlah responden 24
saja, dan menghabiskan porsi makan dengan
(52,2%).
lambat bahkan sering tidak menghabiskan
menghabiskan porsi makan setiap jam makan. Ini sejalan dengan penelitian Hadi
Kesulitan makan merupakan ketidakmampuan Riyanto (2017) bahwa kondisi ekonomi
untuk makan dan menolak makanan tertentu. keluarga kelas menengah kebawah cenderung
Pada kesulitan makan mempunyai gejala lebih keras terhadap anak dan lebih sering
berupa memenuhkan atau menyembur- menggunakan hukuman fisik.
nyemburkan makanan yang sudah masuk
Menurut analisa peneliti orang tua yang
didalam mulut, sama sekali tidak mau
menggunakan pola asuh Otoriter cenderung
memasukkan makan ke dalam mulut, makan
memaksa dan menghukum anak apabila
Nggarang & Bodus, Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Sulit Makan .... 19
tidak menuruti kemauanya dan orang tua tipe mulutnya (sariawan), anak sudah mendapatkan
ini juga tidak mau melibatkan anak dalam cemilan dan susu sebelum jam makan tiba,
penyiapan makanan sehingga anak mengalami anak yang mengalami penurunan nafsu makan
sulit makan.. dikarenakan sedang sakit.
Hasil penelitian juga menunjukan Berdasarkan hasil penelitian orang tua
karakteristik responden berdasarkan pola asuh yang menerapkan pola asuh permisif, terdapat
Orang Tua di TKK Arengkoe Pagal, sebagian 4 anak (9%) yang mengalami sulit makan dan
besar adalah termasuk kategori Demokratis 8 anak (26%) yang tidak sulit makan.
yaitu sebanyak 25 responden (54%).
Berdasarkan data di atas maka dapat
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan disimpulkan bahwa anak yang mendapatkan
bahwa pola asuh yang baik adalah pola pola asuh permisif mengalami perilaku
asuh demokratis, karena pola asuh ini tidak sulit makan . Hal ini dikarenakan pola asuh
mementingkan kepentingan orang tua diatas permisif biasanya memberikan pengawasan
kepentingan anak begitu juga sebaliknya.Orang yang sangat longgar, memberikan kesempatan
tua yang menggunakan pola asuh demokratis pada anaknya untuk melakukan sesuatu
cenderung mendorong anak bebas tetapi tetap tanpa pengawasan yang cukup darinya.
memberikan batasan dan mengendalikan Orang tua cenderung tidak menegur atau
tindakan-tindakan mereka.Orang tua dengan memperingatkan anak apabila anak sedang
pola asuh demokratis/autoritatif memberikan dalam bahaya, sangat sedikit bimbingan yang
pengawasan terhadap setiap kegiatan diberikan oleh orang tua. Namun orang tua
anaknya. Orang tua memberikan kebebasan tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga
disertai dengan rasa penuh tanggung jawab seringkali disukai oleh anak, Baumrind dalam
bahwa anak dapat melakukan kegiatan dan Ubaedy (2009). Hal tersebut didukung dari
bersosialisasi dengan orang lain. Orang tua analisa peneliti yang didapat dilapangan
juga mengarahkan kegiatan anak secara bahwa lebih banyak anak yang mengalami
rasional, menghargai anak serta mendorong perilaku tidak sulit makan yaitu 8 anak (26%).
keputusan anak untuk mandiri.
Anak-anak mempunyai pola makan
Berdasarkan analisa peneliti yang yang unik dari segi jenis, waktu,dan selera.
didapat dari lapangan didapat bahwa dari Apabila orang tua hanya memaksa anaknya
46 orang anak dengan pola asuh demokratis untuk menuruti kemauanya maka anak akan
terdapat 19 orang anak dengan perilaku mengalami sulit makan.
tidak sulit makan. Hal tersebut cukup
Selain itu pada anak usia prasekolah
membuktikan bahwa pola asuh demokratis
mereka sedang dalam fase meniru, seperti
dapat mempengaruhi perilaku makan anak
meniru pola makan orang tua.Sehingga
usia prasekolah sehingga anak mempunyai
anak usia prasekolah dengan orang tua
perilaku makan yang baik dalam arti tidak sulit
yang memiliki pola makan yang baik, akan
pada saat diberikan makan.
memiliki pola makan yang baik pula,(Ainun
Sedangkan dari data yang didapatkan Najib 2016).
pada saat penelitian menunjukkan bahwa
Masa anak adalah masa pertumbuhan
pola asuh demokratis memiliki anak yang
dan perkembangan yang pesat, untuk itu
mengalami sulit makan sebanyak 6 anak, hal
kebutuhan akan zat gizi yang tinggi harus
ini disebabkan oleh beberapa faktor antara
terpenuhi. Masa anak juga merupakan masa
lain anak yang mengalami gangguan pada
yang rentang mengalami masalah gizi manfaat
20 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 4, Nomor 1, Juni 2019
zat gizi bagi anak diantaranya untuk proses Penelitian ini sejalan dengan penelitian
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, Ainun Najib (2016) yang menunjukan ada
memelihara kesehatan dan memulihkan hubungan antara pola asuh dengan kesulitan
kesehatan bila sakit, melaksanakan berbagai makan pada anak prasekolah di TK Leyangan
aktivitas, dan mendidik kebiasaan yang baik Kabupaten Semarang.
dengan menyukai makanan yang mengandung
gizi yang diperlukan oleh tubuh (Mariana KESIMPULAN
Hanna, 2013). Pola asuh orang tua di TKK Arengkoe
Pagal sebagian besar adalah termasuk kategori
Hubungan pola asuh orang tua dengan
demokratis yaitu sebesar
perilaku sulit makan pada anak prasekolah
di TKK Arengkoe Pagal 54% orang tua yang menerapkan pola
asuh otoriter kepada anak, lebih banyak
Berdasarkan hasil uji statistik
melakukan perilaku sulit makan yaitu
menggunakan chi square di atas menunjukan
sebanyak 20%.
bahwa nilai p-value sebesar 0,000. Nilai
p-value 0,000 yang menunjukan bahwa ada Ada hubungan antara pola asuh Orang
hubungan antara pola asuh orang tua dengan tua dengan perilaku sulit makan Pada anak
perilaku sulit makan pada anak prasekolah di usia Prasekolah di TKK Arengkoe Pagal
TKK Arengkoe Pagal. dengan nilai p-value 0.000.
Santrock, J.W. (2011). Masa Perkembangan Waugh RB, Markham L, Kreipe RE, Walsh BT,
Anak. Jakarta : Salemba (2010). Feeding and eating disorders
in childhood. International Journal of
Soetjiningsih. (2013). Tumbuh Kembang
Eating Disorder; 43:98-111.
Anak. Ed. 2. Jakarta: EGC