You are on page 1of 10

“Assessing Halal Awareness Through Construction

of Moderate Antipathy To The Availability


of Products and Sharia Services Performance”
Moch Mahsun – Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

ASSESSING HALAL AWARENESS THROUGH CONSTRUCTION


OF MODERATE ANTIPATHY TO THE AVAILABILITY OF
PRODUCTS AND SHARIA SERVICES PERFORMANCE

Moch. Mahsun
Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia
mahsunmohammad@gmail.com
Narto
Universitas Qomaruddin Gresik, Indonesia
nartonazriel@gmail.com

Abstract: This misunderstanding regarding the meaning of


moderation in religion has implications for the emergence of an
antipathetic attitude among people who tend to focus only on Islamic
communities regarding halal products. This has an impact on the
phenomenon of the 'baikot foreign products' movement, which in fact
is non-Muslim, as if it has become a scourge of 'custom' towards the
sacredness of the quality of certified halal products in Indonesia. This
bias impacts the performance of retail stores that are committed to
providing products that are halal-certified. Even though the
construction of a halal guarantee is a 'final thing' and moderated for
all groups (including non-Muslims) through concern for halal
products as a guarantee that the shop is committed to the halal
industrial movement, This urgency requires an assessment and
strategy for store performance so that it does not impact the
availability of halal products and ensures a competitive advantage for
all Muslim and non-Muslim communities in the future. This research
was designed with a halal value approach through SOAR analysis to
realize awareness of halal value status and as a competitive advantage
for store performance that has the principle of moderation. This
research hopes to create halal awareness, provide full guarantees, be
able to adapt well, and provide input to stakeholders.

Keywords: Halal Awareness, Moderate Antipathy, Halal Industry,


Sharia Services Performance,

Abstrak: Kesalahpahaman terkait makna moderat dalam beragama


ini berimplikasi pada munculnya sikap antipati masyarakat yang
cenderung kepedulian produk halal hanya terpaku pada Masyarakat
Islam. Ini berdampak terhadap fenomena gerakan ‘baikot produk-
praduk asing’ yang notabene non-Muslim, seakan mejadi momok
‘kebiasan’ terhadap kesakralan kualitas dari tersertifikasinya produk
halal di Indonesia. Bias ini berdampak dari performa dari toko-toko

20-21 November 2023


UIN Sunan Ampel Surabaya Hotel Santika Premiere Gubeng
Jl. A. Yani 117 Surabaya Jl. Raya Gubeng No.54, Surabaya, Halaman 447
“Local Cultural Values and Religious Moderation”
Moch Mahsun – Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

ritel yang berkomitmen untuk menyediakan produk yang sudah


tersertifikasi halal. Padahal konstruksi jaminan halal merupakan ‘hal
final’ dan termoderat terhadap semua golongan (termasuk non-
Muslim) melalui kepedulian produk halal sebagai jaminan bahwa toko
tersebut memiliki komitmen untuk gerakan Industri halal. Urgensitas
ini membutuhkan penilaian dan strategi terhadap performa toko agar
tidak berdampak terhadap ketersediaan produk-produk halal serta
mejamin keunggulan kompetitif terhadap semua Masyarakat Muslim
dan non-Muslim kedepan. Penelitian ini, dirancang dengan
pendekatan halal value melalui SOAR Analisis untuk mewujudkan
kepedulian status halal value dan sebagai keunggulan kompetitif bagi
performa toko yang memiliki prinsip moderasi. Penelitian ini berharap
dapat mewujudkan halal awareness, memberi jaminan penuh dan
dapat beradaptasi dengan baik serta memberikan masukan kepada
pemangku kepentingan.

Keywords: Kepedulian halal, Antipati Moderasi, Industri halal,


Performa layanan Syariah.

INTRODUCTION
Aksi boikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel dan Amerika Serikat
(AS) terus gencar di Indonesia terutama di media sosial. Hal tersebut dilakukan sebagai
bentuk dukungan terhadap Palestina yang saat ini tengah menghadapi serangan bertubi-
tubi dari tentara Israel. Aksi ini, berdapak terhadap kinerja perusahaan dari sisi
pendapatan. Memang selama ini tidak terlalu signifikat penurunan ekonomi di sektor
domestik(Wulandhari & Noor, 2023). Hanya saja, aksi ini juga akan menimbulkan
kekhawatiran terhadap Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan, karena aksi
boikot dengan jangka panjang berpotensi kerugian yang sangat besar(Halim & Aulia,
2023). Ketua umum Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, juga
berpendapat apabila ada seruan negatif terhadap suatu produk, juga akan berdampak
langsung pada bisnis ritel.
Boikot tersebut bermula dengan adanya Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia
yang tertuang dalam Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap
perjuangan Palestina dari agresi Israel. Di dalam fatwa tersebut juga menginstruksikan
untuk boikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel dan Amerika Serikat (AS)
(Puspa Sari & Djumena, 2023). Padahal, produk-produk tersebut tergolong rata-rata
resmi dan bersertifikasi halal yang juga melalui peran MUI melalui Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Secara administratif, dampak sosial
terhadap beredarnya aksi boikot produk-produk khususnya makanan dan minuman.
Menjadi hal yang bertolak belakang bahwa fatwa MUI seakan menganulir terhadap
istilah ‘haram’ membeli produk tersebut. Ini, seakan mejadi momok ‘kebiasan’ terhadap
kesakralan kualitas dari tersertifikasinya produk halal di Indonesia. Bias ini berdampak
dari performa dari toko-toko modern (ritel) yang berkomitmen untuk menyediakan
produk yang sudah tersertifikasi halal.
Terbentuknya Fatwa MUI yang mengarah statement ‘haram’ terhadap beberapa
produk, namun sejatinya itu sebatas implikasi atas hukum bahwa kita sebagai umat

20-21 November 2023


UIN Sunan Ampel Surabaya Hotel Santika Premiere Gubeng
Halaman 448 Jl. A. Yani 117 Surabaya Jl. Raya Gubeng No.54, Surabaya,
“Assessing Halal Awareness Through Construction
of Moderate Antipathy To The Availability
of Products and Sharia Services Performance”
Moch Mahsun – Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

muslim wajib untuk mendukung saudara sesama (Palestina) yang mengalami


penindasan (baca Fatwa MUI). Istilah boikot itu sebatas ‘anjuran untuk boikot’ bukan
sebuah bentukan hukum Islam. Secara sosial persepsi ini berdampak terhadap faktor
antipati masyarakat yang bergejolak untuk berbondong-bondong (ikut-ikutan) sehingga
berdampak terhadap perekonomiman bahkan cara kita bermedia-sosial. Kecenderungan
ini, menciderai terhadap prinsip-prinsip moderasi beragama (selanjutnya disebut
moderasi). Karena sejatinya di dalam agama tidak terpaku terhadap istlilah Bahasa
semata. Pemahaman dan pengamalan keagamaan setidaknya memperhatikan tiga hal:
Pertama, nilai kemanusiaan; Kedua, kesepakatan bersama; dan Ketiga, ketertiban
umum(M. Ali Ramdhani, Rohmat Mulyana Sapdi, Muhammad Zain & Wahid, Abdul
Rochman, Ishfah Abidal Azis, 2021). Moderasi tidak hanya membahasa tentang
toleransi, kemanusiaan, tolong-menolong semata tapi juga mengajarkan bagaimana
kejujuran/transparansi dalam beriteraksi (bermuamalah) secara efektif dan bermanfaat
pada sesama dan berpengaruh di lingkungan sosial dari sisi ekonomi (Kosim, 2021).
Moderasi beragama merupakan perwujudan cara berpikir, bersikap, dan
berperilaku yang cenderung mengambil jalan tengah atau moderat. Penetapan tolak ukur
moderasi perlu diambil dari sumber hukum yang tepercaya seperti teks-teks agama,
konstitusi, kearifan lokal, dan kesepakatan bersama yang berlaku di masyarakat dan
negara (Hafizd, 2022). Sebagai produsen dan konsumen harusnya bersikap antipati
terhadap kebijakan-kebijakan secara moderat, hanya saja kita dibenturkan dengan
fenomena kebijakan bias yang terbentur di dua sisi yang bertolak belakang.
Selain itu, dari dampak ini berpotensi dari merosotnya integritas sertifikasi halal
juga disebabkan terjadinya dari bentuk pemalsuan data dan pemanfatan logo sertifikasi
halal yang tidak resmi dikeluarkan oleh BPJPH. WHO (World Health Organization)
melaporkan bahwa pemalsuan produk juga terus meningkat khususnya kaitannya
dengan makanan dan minuman. Ini menyebabkan kerugian besar dari sisi ekonomi, baik
bagi perusahaan/produsen dan berdampak pada perekonomian negara serta mengkikis
terhadap kepercayaan konsumen ritel (toko-toko)(Galvez et al., 2018). Selain itu, Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengindikasikan bahwa pemalsuan makanan
terjadi produk pangan mulai beredar (pre market) dan setelah produk pangan
terdistribusi (post market). pre market perlu dievaluasi guna memeriksa sarana
produksi. Sementara post market untuk melihat konsistensi (kesesuaian informasi) dari
apa yang sudah diklaim dari awal proses pendaftaran produk(Krisda Tiofani, 2021),
proses ini akan menjadikan sebuah bagian jaminan produk khsusunya dari sisi kehalalan
(halal value).
Sementara kajian dari sisi halal telah banyak dilakukan, bahwa halal
merupakan sebuah penetapan kegiatan pengendalian halal dan kegiatan jaminan di
bidang proses bisnis halal produk (infrastruktur, gudang halal khusus, dan transportasi)
(Ab Talib & Hamid, 2014; Kwag & Ko, 2019; Mabkhot, 2023; Mahsun et al., 2023;
Usman et al., 2018). Sistem ini sudah menjadi jaminan halal yang dapat menjadi
instrumen penting dalam mengatur logistik rantai makanan halal di negara-negara
Muslim dan non-Muslim. Hanya saja kontrol dari informasi dari masing-masing
tahapan masih perlu diperhatikan guna menyakinkan integritas halal produk pada
konsumen dan produsen. Sistem keterlacakan halal akan meningkatkan transparansi
halal dalam rantai pasokan. Hal ini dapat digunakan untuk melacak bahan yang
berpotensi non-Halal serta memvalidasi dan mengotentikasi bahwa produk tersebut
memang halal dan berfungsi sebagai control bagi semua pemangku kepentingan(Dini

20-21 November 2023


UIN Sunan Ampel Surabaya Hotel Santika Premiere Gubeng
Jl. A. Yani 117 Surabaya Jl. Raya Gubeng No.54, Surabaya, Halaman 449
“Local Cultural Values and Religious Moderation”
Moch Mahsun – Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

Wahyuni & Nurul Arfidhila, 2019; Hendayani & Fernando, 2022; Sapry & Yusof,
2019; Triasih et al., 2017; Zulfakar et al., 2018).
Integritas dalam penanganan halal tersebut juga masih belum maksimal di
Indonesia. State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2022 yang dirilis Dinar
Standard, Indonesia masih kalah secara penanganan makanan dan minuman halal dari
Malaysia, Indonesia masih di posisi kedua dunia dalam tolak ukur kepemerintahan
dunia. Indonesia masih dikategorikan lemah dari sisi kepedulian (awareness) dan sektor
keuanganya jika dibanging dengan Malaysia(Dinar Standard & Salam Gateway, 2022).
Namun sejak percepatan dalam penyesuaian regulasi Jaminan Produk Halal,
penyederhanaan aturan dan memperjelas proses, mempercepat waktu pemrosesan, dan
memfasilitasi sertifikasi halal. Indonesia semakin memiliki prospek sangat baik dan
menjanjikan untuk investor makanan halal dengan tagline “Industri Halal untuk
Ekonomi Berkelanjutan” melalui master plan Industri halal sebagai pusat halal Brand
Dunia di tahun 2029(KNEKS, 2023).
Ini juga dirasakan dari dampak terintegrasinya sistem informasi (teknologi)
produk halal antara Dirjen Bea Cukai, Lembaga National Single Window (LNSW)
Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah
(KNEKS) dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dalam pendataan
aktivitas ekspor dan impor produk halal(Kemenag, 2022). Indonesia masih berstatus
negara konsumen makanan import makanan terbanyak di tahun 2021 dengan angka
$146.7 billion selanjut menyusul Bangladesh, Egypt, Pakistan dan Nigeria. Rata-rata
makanan tersebut di import dari China, Brazil dan Amerika. Kepedulian tentang
makanan halal masih relatif jauh jika dibanding dengan Malaysia. Selain itu faktor
financial juga jauh sehingga berdampak terhadap dalam berinovasi terhadap halal
produk(Dinar Standard & Salam Gateway, 2022). Termasuk potensi penurunan dari
gejolak aksi boikot yang berkelanjutan sementara produk di dalam negeri sediri belum
sepenuhnya menguasai pasar secara kompetitif.
Penelitian ini menawarkan sebuah framwork kesadaran antipasti moderasi
dalam memberikan jaminan terhadap intergrasi sertifikasi halal dalam memberikan nilai
lebih terhadap dari kesadaran antipati kualitas produk halal dan layanan syariah di toko
Basmalah PT. Sidogiri Mitra Utama. Hal ini, dirancang melalui pendekatan SOAR
Analysis(Fadhlan et al., 2023; Mahsun et al., 2022; Purwanggono & Pratiwi, 2022;
Shetti & Kumari, 2022; Zulfikar, 2021) untuk mewujudkan respon performa toko
modern Basmalah, kepedulian halal industri terhadap tersedianya produk dan layanan
halal dan layanan syari’ah di toko modern. Penelitian berharap dapat mewujudkan halal
awareness dan antipasti moderat terhadap performa toko melalui layanan syariah yang
dapat beradaptasi dengan baik dan bisa menjaga stabilitas perekonomian dan
pendapatan(Eisenreich et al., 2022; Sapry & Yusof, 2019; Tieman & Ghazali, 2014)
khususnya bagi toko Basmalah Sendiri selaku toko yang memiliki komitmen dengan
konsep secara Islami melalui pengembangan strategi dari master plan industri halal
Indonesia tahun 2029, serta memberikan masukan kepada pemangku kepentingan
khususnya pemerintah, shareholder, perusahaan/produsen dan konsumen sendiri.
METHOD
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang mengacu berdasarkan waktu
pelaksanaan secara cross-sectional(Shetti & Kumari, 2022). Semetara analisis data
menggunakan teknik analisis SOAR untuk mengetahui performa dari kualitas

20-21 November 2023


UIN Sunan Ampel Surabaya Hotel Santika Premiere Gubeng
Halaman 450 Jl. A. Yani 117 Surabaya Jl. Raya Gubeng No.54, Surabaya,
“Assessing Halal Awareness Through Construction
of Moderate Antipathy To The Availability
of Products and Sharia Services Performance”
Moch Mahsun – Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

ketersediaan produk dan layanan syariah. SOAR berfokus terhadap tujuan dan misi
awal, dengan cara melihat dari 4 sudut pandanng baik dari kekuatan (strengths),
Peluang (opportunities), Aspirasi (aspirations) dan Hasil (results)(Zulfikar, 2021).
Penelitian ini menggunakan sumber utama melalui hasil observasi, wawancara dengan
supervisor, karyawan, pelanggan, dan dokumentasi online/ofline(Darmalaksana, 2020;
Hardani et al., 2020). SOAR membantu dalam mengidentifkasi dari konstruksi dari
antipati moderat bahwa sejatinya produk halal ini untuk disajikan secara general dan
seimbang. Serta mengatasi terhadap kelemahan-kelemahan dari dampak ancaman
terhadap kemerosotan pertumbuhan ekonomi khususnya di toko-toko ritel di Indonesia.
RESULTS
Hasil analisis matriks SOAR diperoleh melalui observasi di 5 toko Basmalah PT
Sidogiri Mitra Utama, wawancara terhadap direktur, manajer penyediaan barang,
manajer marketing dan manajer distribusi, sementara dokumentasi diambil dari data
ofline dan online dalam membangun dan menjaga kepedulian halal dan antipati moderat
dalam menjamin dari performa dari persediaan produk dan layanan syariah.
Analisisnya sebagai berikut:
Tabel 1. Analisis Matriks SOAR di PT Sidogiri Mitra Utama – Toko Basmalah
Strengths (S) - Internal Opportunities (O) - Internal
1. Komitmen untuk 1. Menguasai pasar dengan
mengembangkan toko ritel branding Halal awareness dan
yang berbasis syariah melalui syariah performance.
prinsip barakah, syariah dan 2. Menjadi percontohan dengan
maslahah. konsep ritel halal yang
2. Terbentuknya membership moderat.
melalui alumni pondok 3. Berpengaruh terhadap
pesantren Sidogiri, simpatisan kepedulian halal dan antipati
dan Sidogirian dengan jiwa moderasi, bahwa ritel halal
moderat dan rahmatal lil bisa untuk masyarakat
alamiin. muslim dan non-muslim
3. Memiliki lembaga LPH dengan fokus Kemitraan
(lembaga Penjamin Halal) dengan UMKM.
SOAR melalui lembaga yang 4. Menjadi rantai bisnis melalui
Analysis Matric berafiliasi dengan Ikatan mitra internal sidogiri baik
Alumni Santri Sidogiri dalam rangka menambah
(IASS). serta SDM (Sumber cabang toko atau penambahan
Daya Manusia) 96% alumni saham/anggota.
Pesantren. 5. Kemanfaatan melalui jasa
4. Dukungan sidogiri pendampingan dari sisi TI
networking, seperti BMT terhadap mitra.
Maslahah, BMT Nusantara,
PT. Sidogiri Mandiri Utama,
PT Sidogiri Pandu Utama,
dan lain-lain.
5. Tersedianya Lembaga khusus
yang fokus terhadap
pemanfaatan teknologi
informasi melalui PT. Pandu
Utama.
Aspirations (A) - External S-A O-A

20-21 November 2023


UIN Sunan Ampel Surabaya Hotel Santika Premiere Gubeng
Jl. A. Yani 117 Surabaya Jl. Raya Gubeng No.54, Surabaya, Halaman 451
“Local Cultural Values and Religious Moderation”
Moch Mahsun – Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

1.Master plan Indonesia 2029 1. Memperkuat sinergitas 1. Mengandeng beberapa


melalui tagline “Industri industri halal melalui semua pemangku kepetingan dengan
Halal untuk Ekonomi mitra dan member Basmalah. cara memperluas pasar,
Berkelanjutan”. 2. Standarisasi Islam moderat promosi, dan event Islami.
2.Moderasi beragama semakin secara sinergi dari semua 2. Mengadakan serap aspirasi
gencar dan konsep halal yang berkepentingan melalui terutama pihak pemerintah,
semakin konprehenship. konsep ritel halal berkualitas akademisi dan dari pesantren
3.Tuntutan standarisasi mutu yang moderat. sidogiri sendiri, untuk serius
yang tinggi (ISO, BPJPH), 3. Melakukan komunikasi mewujudkan Halal lifestyle
baik dari sisi kompetensi baik secara intensif dengan BJH melalui moderasi beragama.
formal dan profesional. internal dan mitra. Serta 3. Mengklasifikasi dan audit
Khususnya kompetensi SDM meningkatkan standarisasi terkait halal produk dan halal
yang diakui oleh standar mutu mutu yang tinggi, baik dari performa syariah agar bisa
seperti BNSP, atau lainnya. sisi kompetensi dan melayani diberbagai
4. Keterbukaan dalam peningkatan kinerja golongan.
penjaringan mitra bisnis, karyawan. 4. Memperluas mitra dan
anggota atau investor. 4. Sharing dan serap aspirasi Kerjasama terkait pembukaan
5. Kebutuhan layanan TI yang serta berkomunikasi intensif cabang dan penjaringan
semakin komplek. dengan tujuan saling investor.
mengutungkan. 5. Sosialisasi layanan produk
5. Pengembangan baik dari sisi yang dimiliki PT. Sidogiri
karya dan kompetensi dari Mitra Utama.
bidang TI.
Results (R) - External S-R O-R
1. Toko Basmalah yang 1. Membangun pusat lembaga 1. Menjadi lead-sector industri
memiliki komitmen dalam pengembangan produk halal ritel halal berbasis service
mengembangkan industri berbasis pesantren digital
halal melalui toko ritel yang 2. Menciptakan model bisnis 2. Membangun ekosistem rantai
memiliki jiwa antipasti halal yang terintegrasi pasok halal untuk memenuhi
moderasi melalui misi terhadap moderenisasi kebutuhan pasar dengan
barakah, syariah dan lifestyle jaminan produk halal
maslahah. 3. Melakukan inovasi layanan 3. Membangun lembaga pusat
2. Sebagai role model dalam konsumen berbasis pengembangan dan
menjalankan prinsip-prinsip digitalisasi secara realtime pendampingan TI untuk para
moderasi agama melalui untuk penguatan networking mitra
performa layanan syariah para stakeholder.
dan halal lifestyle yang
berjiwa rahmatal lil alamiin
dan memperhatikan al-
wasatiyah (keseimbangan).
3. Terstandarisasi ISO
(Internasional Lisensi)
dengan tetap
memperhatikan prinsip-
prinsip Islam dan tatakelola
Islami.
4. Mitra UMKM menjadi
prioritas utama sebagai
mitra penyedia produk
(supplier) dari berbagai
jenis produk halal dan
toyyib.
5. Digitalisasi melalui
traceability halal industry

20-21 November 2023


UIN Sunan Ampel Surabaya Hotel Santika Premiere Gubeng
Halaman 452 Jl. A. Yani 117 Surabaya Jl. Raya Gubeng No.54, Surabaya,
“Assessing Halal Awareness Through Construction
of Moderate Antipathy To The Availability
of Products and Sharia Services Performance”
Moch Mahsun – Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

sebagai bentuk jaminan


bahwa produk dan layanan
terpantau secara realtime.
Hasil pemetaan menggunakan SOAR diperoleh bahwa strategi yang dapat
digunakan yaitu strategi (S-A) 1) memperkuat sinergitas industri halal melalui semua
mitra dan member Basmalah, 2) standarisasi Islam moderat secara sinergi dari semua
berkepentingan melalui konsep ritel halal berkualitas yang moderat, 3) Melakukan
komunikasi secara intensif dengan BJH internal dan mitra. Serta meningkatkan
standarisasi mutu yang tinggi, baik dari sisi kompetensi dan peningkatan kinerja
karyawan, 4) sharing dan serap aspirasi serta berkomunikasi intensif dengan tujuan
saling mengutungkan, 5) pengembangan baik dari sisi karya dan kompetensi dari bidang
TI. Strategi (O-A) 1) mengandeng beberapa pemangku kepetingan dengan cara
memperluas pasar, promosi, dan event Islami, 2) mengadakan serap aspirasi terutama
pihak pemerintah, akademisi dan dari pesantren sidogiri sendiri, untuk serius
mewujudkan Halal lifestyle melalui moderasi beragama. 3) mengklasifikasi dan audit
terkait halal produk dan halal performa syariah agar bisa melayani diberbagai golongan,
4) memperluas mitra dan Kerjasama terkait pembukaan cabang dan penjaringan
investor, 5) Sosialisasi layanan produk yang dimiliki PT. Sidogiri Mitra Utama. Strategi
(S-R) membangun pusat lembaga pengembangan produk halal berbasis pesantren, 2)
menciptakan model bisnis halal yang terintegrasi terhadap moderenisasi lifestyle, 3)
melakukan inovasi layanan konsumen berbasis digitalisasi secara realtime untuk
penguatan networking para stakeholder. Strategi (O-R) 1) menjadi lead-sector industri
ritel halal berbasis service digital, 2) membangun ekosistem rantai pasok halal untuk
memenuhi kebutuhan pasar dengan jaminan produk halal, 3) membangun lembaga pusat
pengembangan dan pendampingan TI untuk para mitra.
CONCLUSION
Berdasarkan pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan
industri Halal harus didukung dengan sistem teknologi yang terintegrasi melalui
lembaga-lembaga pemerintah dan lainnya, hal ini untuk mewujudkan sistem pelayanan
yang tangguh untuk menciptakan keberlangsungan sistem rantai pasok produk Halal
yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Melalui role model bisnis halal diharapkan
mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemenuhan konsumen
terhadap produk halal yang sejalan dengan perkembangan lifestyle di masyarakat.
Jaminan internasional terhadap tata kelola dan kesiapan sistem rantai pasok hijau
menjadi inovasi yang harus diwujudkan dalam pencapaian kesadaran untuk menilai
produk halal.

DAFTAR PUSTAKA
Ab Talib, M. S., & Hamid, A. B. A. (2014). Halal logistics in Malaysia: A SWOT
analysis. Journal of Islamic Marketing, 5(3), 322–343.
https://doi.org/10.1108/JIMA-03-2013-0018
Darmalaksana, W. (2020). Metode penelitian kualitatif studi pustaka dan studi lapangan.
Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dinar Standard, & Salam Gateway. (2022). State of the Global Islamic Economy
Report: Unlocking Opportunity. In State of the Global Islamic Economy Report

20-21 November 2023


UIN Sunan Ampel Surabaya Hotel Santika Premiere Gubeng
Jl. A. Yani 117 Surabaya Jl. Raya Gubeng No.54, Surabaya, Halaman 453
“Local Cultural Values and Religious Moderation”
Moch Mahsun – Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

2020/21.
Dini Wahyuni, & Nurul Arfidhila. (2019). Traceability pada Rantai Pasok Pangan
Halal: Review Literatur. Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE),
2(4). https://doi.org/10.32734/ee.v2i4.649
Eisenreich, A., Füller, J., Stuchtey, M., & Gimenez-Jimenez, D. (2022). Toward a
circular value chain: Impact of the circular economy on a company’s value chain
processes. Journal of Cleaner Production, 378(October 2021), 134375.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2022.134375
Fadhlan, F., Lubis, F. S., Kusumanto, I., Suherman, S., & Nur, M. (2023). Business
Development Strategy for Buk Dar Ground Spice Business Using SOAR and
QSPM Method. Jurnal Ekonomi, 12(04), 725–733.
Galvez, J. F., Mejuto, J. C., & Simal-Gandara, J. (2018). Future challenges on the use of
blockchain for food traceability analysis. TrAC Trends in Analytical Chemistry,
107, 222–232. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.trac.2018.08.011
Hafizd, J. Z. (2022). The Importance of Religious Moderation-Based Islamic Economic
Education to the Community for the Realization of Economic Justice in Indonesia.
Jurnal Studi Sosial Keagamaan Syekh Nurjati, 2(1), 86–106.
Halim, F., & Aulia, A. (2023). Boikot Produk Israel Dikhawatirkan Berdampak PHK,
Menaker Bilang Gini Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Selasa, 14
November 2023 - 15:31 WIB Judul Artikel : Boikot Produk Israel Dikhawatirkan
Berdampak PHK, Menaker Bilang Gini Link Artikel . Viva.Co.Id.
https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1657360-boikot-produk-israel-dikhawatirkan-
berdampak-phk-menaker-bilang-gini
Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F.,
Sukmana, D. J., & Istiqomah, R. R. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif. Pustaka Ilmu, Yogyakarta.
Hendayani, R., & Fernando, Y. (2022). Adoption of blockchain technology to improve
Halal supply chain performance and competitiveness. Journal of Islamic
Marketing, ahead-of-p(ahead-of-print). https://doi.org/10.1108/JIMA-02-2022-
0050
Kemenag. (2022). Makanan Halal Indonesia Ranking Dua Dunia, Kemenag: Kita
Menuju Nomor Satu. Halal.Go.Id.
KNEKS. (2023). Master Plan Industri Halal Indonesia 2023-2029. Komite Nasional
Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Kosim, M. M. (2021). Moderasi Islam Di Indonesia. LKIS PELANGI AKSARA.
Krisda Tiofani, S. A. (2021). Penyebab Kasus Pemalsuan Produk Pangan dan Cara
BPOM Mengatasinya. Kompas.Com.
Kwag, S. Il, & Ko, Y. D. (2019). Optimal design for the Halal food logistics network.
Transportation Research Part E: Logistics and Transportation Review, 128, 212–
228. https://doi.org/10.1016/j.tre.2019.06.005
M. Ali Ramdhani, Rohmat Mulyana Sapdi, Muhammad Zain, A., & Wahid, Abdul
Rochman, Ishfah Abidal Azis, B. H. (2021). Moderasi Beragama Berlandaskan
Nilai-nilai Islam. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

20-21 November 2023


UIN Sunan Ampel Surabaya Hotel Santika Premiere Gubeng
Halaman 454 Jl. A. Yani 117 Surabaya Jl. Raya Gubeng No.54, Surabaya,
“Assessing Halal Awareness Through Construction
of Moderate Antipathy To The Availability
of Products and Sharia Services Performance”
Moch Mahsun – Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

Mabkhot, H. (2023). Factors Affecting the Sustainability of Halal Product Performance:


Malaysian Evidence. Sustainability (Switzerland), 15(3).
https://doi.org/10.3390/su15031850
Mahsun, M., Hidayah Suyoso Putra, Y., Asnawi, N., Djalaluddin, A., & Hasib, N.
(2023). Blockchain as a Reinforcement for Traceability of Indonesian Halal Food
Information through the Value Chain Analysis Framework. AL-Muqayyad, 6(1),
49–66. https://doi.org/https://doi.org/10.46963/jam.v6i1.1031
Mahsun, M., Rofiq, A., & Ismail, M. (2022). Strategi Pengembangan Industri Kreatif
Pariwisata Ramah Muslim Melalui SOAR Analysis dan Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM). OECONOMICUS Journal of Economics, 6(2), 140–151.
https://doi.org/10.15642/oje.2022.6.2.140-151
Purwanggono, C. J., & Pratiwi, R. (2022). SOAR-based msme competitiveness in
purworejo regency. Enrichment: Journal of Management, 12(3), 2330–2338.
Puspa Sari, H., & Djumena, E. (2023). Soal Seruan Boikot Produk Pro Israel, Ini
Respons Pengusaha Peritel. Kompas.Com.
https://money.kompas.com/read/2023/11/14/061000026/soal-seruan-boikot-
produk-pro-israel-ini-respons-pengusaha-peritel.
Sapry, H. R. M., & Yusof, S. N. A. M. (2019). The performance of challenges faced by
sme in managing real-time information in the inventory management process.
International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering, 8(12),
5614–5618. https://doi.org/10.35940/ijitee.L4021.1081219
Shetti, K., & Kumari, M. (2022). Development Strategies for Latar Svarga Based on
Soar Analysis. India–Journal of Global Economy, Business and Finance (JGEBF).
Tieman, M., & Ghazali, M. C. (2014). Halal Control Activities and Assurance Activities
in Halal Food Logistics. Procedia - Social and Behavioral Sciences,
121(September 2012), 44–57. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1107
Triasih, D., Heryanti, B. R., & Kridasaksana, D. (2017). Kajian Tentang Perlindungan
Hukumbagi Konsumen Terhadap Produk Makanan Bersertifikat Halal. Jurnal
Dinamika Sosial Budaya, 18(2), 214. https://doi.org/10.26623/jdsb.v18i2.571
Usman, Y. V., Fauzi, A. M., Irawadi, T. T., & Djatna, T. (2018). Augmented halal food
traceability system: Analysis and design using UML. In IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering (Vol. 337, Issue 1).
https://doi.org/10.1088/1757-899X/337/1/012050
Wulandhari, R., & Noor, A. F. (2023). Ajakan Boikot Produk Israel, Dampak ke Pasar
Saham Indonesia Minim. REPUBLIKA.CO.ID.
https://ekonomi.republika.co.id/berita/s3ec73490/ajakan-boikot-produk-israel-
dampak-ke-pasar-saham-indonesia-minim
Zulfakar, M. H., Chan, C., & Jie, F. (2018). Institutional forces on Australian halal meat
supply chain (AHMSC) operations. Journal of Islamic Marketing, 9(1), 80–98.
https://doi.org/10.1108/JIMA-01-2016-0005
Zulfikar, Z. (2021). Appreciative Inquiry Analysis Through SOAR Approach In The
Lens Of Shariah In Facing Industry 4.0 On Indonesia’s Islamic Banking.
IQTISHADIA Jurnal Ekonomi & Perbankan Syariah, 8(1), 110–124.

20-21 November 2023


UIN Sunan Ampel Surabaya Hotel Santika Premiere Gubeng
Jl. A. Yani 117 Surabaya Jl. Raya Gubeng No.54, Surabaya, Halaman 455
“Local Cultural Values and Religious Moderation”
Moch Mahsun – Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

20-21 November 2023


UIN Sunan Ampel Surabaya Hotel Santika Premiere Gubeng
Halaman 456 Jl. A. Yani 117 Surabaya Jl. Raya Gubeng No.54, Surabaya,

You might also like