You are on page 1of 12

Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 5 Nomor 1 Maret 2023

p-ISSN: 2686-3324
e-ISSN: 2808-4292

PENGARUH RONDE KEPERAWATAN TERHADAP KESEMBUHAN


PASIEN DI RUANG UPF ANAK RSUD LAMADDUKKELLENG

Ery Wardanengsih1*, Khaeriah B1, Anugerah Yanuar Azis2, Nirmawati Darwis1,


Ruslang1
1
Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Puangrimaggalatung, Wajo, Indonesia
2
Program Studi Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Puangrimaggalatung, Wajo, Indonesia
*
Corresponding author: email: erywardanengsih@gmail.com

Abstract
The primary nursing method is a method of providing nursing services where one of its activities is the
implementation of nursing rounds, which is a method that explores and discusses in depth the nursing
problems that occur in patients and the patient's needs for nursing carried out by primary nurses or
implementing nurses, counselors, the head of the room, and the entire nursing team by involving the
patient directly as the focus of this research activity aims to determine the effect of the nursing round
on the recovery of patients in the UPF Children's room at the Lamaddukkelleng Regional General
Hospital, Sengkang, Wajo Regency. researchers used the Analytical Survey research method. Analytical
surveys are surveys or studies that try to explore how and why health phenomena occur. Then analyze
the dynamics of the correlation between phenomena or between risk factors and effect factors. The type
of design that will be used in this study is a cross sectional design. the results of the analysis of the Chi-
Square statistical test, it can be said that carrying out nursing rounds does not guarantee that the patient
will recover.Based on the results of statistical the results obtained were p = 0.272 where the value is
 =  , which means the hypothesis is not accepted and there is no effect of nursing rounds on patient
recovery in the UPF Children's Hospital. Regional Unit of Lamaddukkelleng Sengkang, Wajo Regency.
Keywords: Nursing Methods; Nursing Rounds

Abstrak
Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode pemberian pelayanan keperawatan dimana
salah satu kegiatannya adalah pelaksanaan ronde keperawatan, yaitu suatu metode yang menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer ataupun perawat pelaksana, konselor, kepala ruangan,
dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus
kegiatanpenelitian ini bertujuan untuk diketahuinya pengaruh ronde keperawatan terhadap kesembuhan
pasien di ruang UPF Anak Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng Sengkang Kabupaten Wajo.
peneliti menggunakan Metode penelitian Survei Analitik. Adapun jenis rancangan yang akan digunakan
dalam penelitian ini yaitu rancangan cross sectional. hasil analisis uji statistik Chi-Square tersebut maka
dapat dikatakan bahwa dengan melaksanakan ronde keperawatan tidak menjamin dapat membuat pasien
menjadi sembuhBerdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil p=0,272 dimana nilainya  =  maka
dapat ditarik kesimpulan hipotesis tidak diterima yang berarti tidak ada pengaruh ronde keperawatan
terhadap kesembuhan pasien di ruang UPF anak Rumah Sakit Unit Daerah Lamaddukkelleng Sengkang
Kabupaten Wajo.
Kata Kunci: Metode Keperawatan; Ronde Keperawatan

PENDAHULUAN
Sejalan dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan makin meningkat pula.
Dalam bidang kesehatan, pasien pun di era sekarang ini lebih dapat membandingkan karena
mudah mengerti banyak hal. Pelayanan kesehatan yang prima tentu akan banyak melahirkan

https://ojs.univprima.ac.id/index.php/mappadising 9
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 5 Nomor 1 Maret 2023
p-ISSN: 2686-3324
e-ISSN: 2808-4292

kepercayaan-kepercayaan dari masyarakat. Tidak ada kata tidak bagi segenap pelayanan
kesehatan untuk terus mempelajari mengenai konsep dan implementasi dalam peningkatan
mutu pelayanan kesehatan yang terkini.
Tuntutan masyarakat terhadap kesembuhan pasien dirasakan suatu fenomena yang
harus direspon oleh perawat. Kesembuhan pasien akan menciptakan pelanggan yang
sesungguhnya (true customer) yaitu pelanggan yang puas, bangga memilih organisasi layanan
kesehatan bahkan dengan senang hati menjadi pelanggan layanan organisasi kesehatan tersebut,
setelah mereka merasakan pengalaman mutu layanan kesehatan yang mereka terima (Siska
Anggraeni,2012:14).
Tingkat efisiensi dan efektifitas dalam penyembuhan juga menjadi bahan pertimbangan
yang melatarbelakangi perlunya disusun sebuah sistem penugasan kerja dalam asuhan
keperawatan, demi terpenuhinya kesembuhan klien, keluarga dan masyarakat. Metode yang
baik adalah metode yang dapat menunjang terhadap kesembuhan pasien. Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Lamaddukkelleng Sengkang dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan menggunakan metode pelayanan keperawatan tim yang tentu saja disesuaikan
dengan kualifikasi tenaga keperawatan dan karakteristiknya (Siska Anggraeni,2012:15).
Pada rumah sakit besar khususnya untuk rumah sakit pendidikan seperti Rumah Sakit
Sarjito, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dan Rumah Sakit Umum Pusat
(RSUP) Dr. Karyadi Semarang ronde keperawatan sudah biasa dilakukan oleh petugas ruangan
sebagai kegiatan rutin. Namun di Kabupaten Wajo sendiri khususnya di Rumah Sakit Umum
Daerah Lamaddukkelleng Sengkang ronde keperawatan belum dapat dilaksanakan secara
maksimal. Selama ini ronde keperawatan hanya sering dilakukan oleh mahasiswa yang
praktik di ruangan untuk memenuhi tugas studi mengambil jenjang pendidikan Strata 1
(S1) program keperawatan. Diharapkan dengan menggunakan metode ronde keperawatan
tersebut dapat memberikan pelayanan yang efektif, efisien, bermutu serta memberikan
kesembuhan bagi setiap klien (Siska Anggraeni,2012:16)
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai tuntutan masyarakat dan perkembangan
ilmu pengetahuan maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan
keperawatan profesional yang efektif dan efisien. Metode keperawatan primer merupakan
salah satu metode pemberian pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah
pelaksanaan ronde keperawatan, yaitu suatu metode yang menggali dan membahas secara
mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer ataupun perawat pelaksana, konselor, kepala
ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai
fokus kegiatan.
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam
masalah kesehatan dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat
dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan koognitif, efektif, dan psikomotorik.
Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer
pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori kedalam praktik keperawatan (Nursalam,2012:L-
50). Sembuh dari penyakit merupakan hal yang sangat diharapkan oleh pasien dan keluarga
pasien, kembali melakukan aktivitas fisik berkumpul dengan keluarga yang lain memberikan
kebahagiaan bagi tiap individu.
Sembuh adalah perubahan keadaan fisik, yaitu fisik dalam keadaan baik dan sembuh
dari sakit. Selain perubahan keadaan fisik juga terjadi perubahan keadaan mental yaitu, pikiran
yang jernih dan perasaan yang senang serta timbulnya semangat dalam diri pasien
(Muhammad Ikhwan Tri S,2014:5).

https://ojs.univprima.ac.id/index.php/mappadising 10
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 5 Nomor 1 Maret 2023
p-ISSN: 2686-3324
e-ISSN: 2808-4292

Berdasarkan pengambilan data awal di Ruang UPF (Unit Perawatan Farmasi) Anak
RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Lamaddukelleng Sengkang Kabupaten Wajo,sebanyak
19 orang perawat yang akan dijadikan responden dan di dapatkan data yaitu perawat tidak
menjelaskan keadaan dan masalah pasien secara menyeluruh, Perawat tidak mengadakan
justifikasi (pembenaran) terhadap rencana dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan,
perawat tidak memberikan penjelasan masalah pasien yang belum teratasi, serta alasan
mengapa masalah pasien belum bisa teratasi.
Mengingat betapa pentingnya kesembuhan pasien maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Ronde Keperawatan Terhadap Kesembuhan
Pasien Di Ruang UPF Anak Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng Sengkang
Kabupaten Wajo”.

METODE
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian Survei Analitik, yang
merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau
antara faktor resiko dan faktor efek. Yang dimaksud faktor efek adalah suatu akibat dari adanya
faktor resiko,sedangkan faktor resiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya
efek (pengaruh).
Adapun jenis rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan
cross sectional. Jenis rancangan cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,dengan cara
pendekatan,observasi,atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).
Artinya,tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap
status karakter atau variabel subjek pada saat penelitian. Hal ini tidak berarti bahwa semua
subjek penelitian di amati pada waktu yang sama.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti (Soekidjo
Notoadmojo, 2012:115). Pada penelitian ini populasinya adalah perawat yang bertugas di ruang
Unit Pelayanan Farmasi Anak Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng Sengkang
Kabupaten Wajo.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling jenuh,
yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil atau tidak cukup dari 100 orang populasi
(Hendry.2010). Sampel dalam penelitian ini adalah 19 orang perawat yang bertugas di ruang
UPF Anak RSUD Lamaddukkelleng Sengkang Kabupaten Wajo. Penelitian ini akan
dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2022

HASIL PENELITIAN
Hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui koesioner yang diberikan kepada
petugas kesehatan yang bertugas di ruang perawatan UPF Anak Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelleng Sengkang Kabupaten Wajo sebagai responden pada penelitian ini.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, ditetapkan responden sebanyak 19 orang, dimana
masing-masing responden diberikan satu kuesioner jadi jumlah keseluruhan kuesioner adalah
19 kuesioner yang dibagikan kepada responden, semua kuesioner telah dikembalikan dan
semuanya dapat diolah lebih lanjut. Oleh karena itu akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.

https://ojs.univprima.ac.id/index.php/mappadising 11
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 5 Nomor 1 Maret 2023
p-ISSN: 2686-3324
e-ISSN: 2808-4292

Analisis Univariat
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Perawat Pernah Melakukan Ronde Keperawatan Di Ruangan
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 19 100
2 Tidak 0 0
Total 19 100
Berdasarkan tabel 1 di atas, dari 19 responden terdapat 19 (100%) responden yang
mengatakan bahwa pernah melaksanakan Ronde Keperawatan Di Ruang Unit Pelayanan
Farmasi anak
Tabel 2
Distribusi Perawat Pernah Ikut Dalam Pelaksanaan Ronde Keperawatan
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 19 100
2 Tidak 0 0
Total 19 100
Berdasarkan tabel 2 di atas dari 19 responden terdapat 19 (100%) responden yang
mengatakan Perawat pernah ikut dalam pelaksanaan ronde keperawatan Di Ruang Unit
Pelayanan Farmasi anak.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Ronde Keperawatan Dijalankan Sesuai SOP
(Standar Operasional Prosedur)
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 10 52,6
2 Tidak 9 47,4
Total 19 100
Berdasarkan tabel 3 di atas dari 19 responden, terdapat 10 (52,6%) responden yang
mengatakan perawat yang melakukan ronde keperawatan sesuai SOP (standar operasional
prosedur) yang ada diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak dan yang mengatakan tidak 9
(47,4%) responden.
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Pasien/Keluarga Pasien Diikutsertakan Dalam Pelaksanaan Ronde
Keperawatan
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 19 100
2 Tidak 0 0
Total 19 100
Berdasarkan tabel 4 di atas dari 19 responden, terdapat 19 (100%) responden yang
mengatakan pasien/keluarga pasien diikutsertakan dalam pelaksanaan ronde keperawatan yang
ada diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak.

https://ojs.univprima.ac.id/index.php/mappadising 12
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 5 Nomor 1 Maret 2023
p-ISSN: 2686-3324
e-ISSN: 2808-4292

Tabel 5
Distribusi Frekuensi Perawat Mengetahui Pelaksanaan Ronde Keperawatan yang Sesuai SOP
(Standar Operasional Prosedur)
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 17 89,5
2 Tidak 2 10,5
Total 19 100
Berdasarkan tabel 5 di atas dari 19 responden, 17 responden (89,5%) responden yang
mengatakan perawat mengetahui pelaksanaan ronde keperawatan yang sesuai SOP (Standar
Operasional Prosedur) yang ada diruan.gan Unit Pelayanan Farmasi anak dan yang mengatakan
tidak 2 (10,5%) responden
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Ruangan Mendukung Adanya Kegiatan Ronde Keperawatan
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 12 63,2
2 Tidak 7 36,8
Total 19 100
Berdasarkan tabel 6 di atas dari 19 responden, 12 (63,2%) responden yang mengatakan
ruangan mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan diruangan Unit Pelayanan Farmasi
anak dan yang mengatakan tidak 7 (36,8%) responden.
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Ronde Keperawatan Di Ruangan ini Telah Optimal
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 10 52,5
2 Tidak 9 47,4
Total 19 100
Berdasarkan tabel 7 di atas dari 19 responden,terdapat 10 (52,6%) responden yang
mengatakan pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan ini diruangan Unit Pelayanan Farmasi
anak telah optimal dan yang mengatakan tidak 9 (47,4%) responden.
. Tabel 8
Distribusi Frekuensi Pendokumentasian Setiap Pelaksanaan Ronde Keperawatan Telah
Dilakukan
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 15 79
2 Tidak 4 21
Total 19 100
Berdasarkan tabel 8 di atas dari 19 responden,terdapat 15 (79%) responden yang
mengatakan pendokumentasian setiap pelaksanaan ronde keperawatan telah dilakukan
diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak dan yang mengatakan tidak 4 (21%)
responden.

https://ojs.univprima.ac.id/index.php/mappadising 13
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 5 Nomor 1 Maret 2023
p-ISSN: 2686-3324
e-ISSN: 2808-4292

Tabel 9
Distribusi Frekuensi Sebelum Pelaksanaan Ronde Keperawatan Pasien/Keluarga Pasien
Diberikan Informed Consent
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 19 100
2 Tidak 0 0
Total 19 100
Berdasarkan tabel 9 di atas dari 19 responden,terdapat 19 (100%) responden yang
mengatakan sebelum pelaksanaan ronde keperawatan pasien/keluarga pasien diberikan
informed consent diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak.
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Ada Perubahan Pada Kesehatan Pasien Setelah Dilakukan Ronde
Keperawatan
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 19 100
2 Tidak 0 0
Total 19 100
Berdasarkan tabel 10 di atas dari 19 responden,terdapat 19 (100%) responden yang
mengatakan pendokumentasian setiap pelaksanaan ronde keperawatan telah dilakukan yang ada
diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak.
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Pasien Menurun Setelah Dilakukan Ronde
Keperawatan
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 19 100
2 Tidak 0 0
Total 19 100
Berdasarkan tabel 11 di atas dari 19 responden,terdapat 19 (100%) responden yang
mengatakan pendokumentasian setiap pelaksanaan ronde keperawatan telah dilakukan yang ada
diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak.
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Pasien/Keluarga Pasien Antusias Dalam Pelaksanaan Ronde
Keperawatan
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 13 68,4
2 Tidak 6 31,6
Total 19 100
Berdasarkan tabel 12 di atas dari 19 responden,terdapat 13 (68,4%) responden yang
mengatakan pasien/keluarga pasien antusias dalam pelaksanaan ronde keperawatan. dan yang
mengatakan tidak terdapat 6 (31,6%) responden diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak.

https://ojs.univprima.ac.id/index.php/mappadising 14
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 5 Nomor 1 Maret 2023
p-ISSN: 2686-3324
e-ISSN: 2808-4292

Tabel 13
Distribusi Frekuensi Ada Interaksi Dengan Pasien/Keluarga Pasien Saat Ronde Keperawatan
Berlangsung
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 17 89,5
2 Tidak 2 10,5
Total 19 100
Berdasarkan tabel 13 di atas dari 19 responden,terdapat 17 (89,5%) responden yang
mengatakan ada interaksi dengan pasien/keluarga pasien saat ronde keperawatan berlangsung
dan yang mengatakan tidak 2 (10,5%) responden diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak.
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Perawat Rutin Mengobservasi/Memantau Keadaan Pasien Setelah
Dilakukan Ronde Keperawatan
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 17 89,5
2 Tidak 2 10,5
Total 19 100
Berdasarkan tabel 14 di atas dari 19 responden,terdapat 17 (89,5%) responden yang
mengatakan perawat rutin mengobservasi/memantau keadaan pasien setelah dilakukan ronde
keperawatan dan yang mengatakan tidak 2 (10,5%) responden diruangan Unit Pelayanan
Farmasi anak.
Tabel 15
Distribusi Frekuensi Pendokumentasian Pelaksanaan Ronde Keperawatan Telah Optimal
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 10 52,6
2 Tidak 9 47,4
Total 19 100
Berdasarkan tabel 15 di atas dari 19 responden,terdapat 10 (52,6%) responden yang
mengatakan pendokumentasian pelaksanaan ronde keperawatan telah optimal dan yang
mengatakan tidak 9 (47,4%) responden diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak.
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Pendokumentasian Perkembangan Kesehatan Pasien Telah Optimal
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 13 68,4
2 Tidak 6 31,6
Total 19 100
Berdasarkan tabel 16 di atas dari 19 responden, terdapat 13 (68,4%) responden yang
mengatakan pendokumentasian perkembangan kesehatan pasien telah optimal dan yang
mengatakan tidak 6 (31,6%) responden diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak.

https://ojs.univprima.ac.id/index.php/mappadising 15
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 5 Nomor 1 Maret 2023
p-ISSN: 2686-3324
e-ISSN: 2808-4292

Tabel 17
Distribusi Frekuensi Kondisi Pasien Membaik Setelah Dilakukan Ronde Keperawatan
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 19 100
2 Tidak 0 0
Total 19 100
Berdasarkan tabel 17 di atas dari 19 responden, terdapat 19 (100%) responden yang
mengatakan kondisi pasien membaik setelah dilakukan ronde keperawatan diruangan Unit
Pelayanan Farmasi anak.
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Keluarga Pasien Dilibatkan Dalam Segala Tindakan Perawat
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 15 79
2 Tidak 4 21
Total 19 100
Berdasarkan tabel 18 di atas dari 19 responden, terdapat 15 (79%) responden yang
mengatakan keluarga pasien dilibatkan dalam segala tindakan perawat dan yang mengatakan
tidak 4 (21%) responden diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak.
Tabel 19
Distribusi Frekuensi Pasien/Keluarga Pasien Merasakan Perubahan Kesehatan Setelah
Dilakukan Ronde Keperawatan
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 19 100
2 Tidak 0 0
Total 19 100
Berdasarkan tabel 19 di atas dari 19 responden, terdapat 19 (100%) responden yang
mengatakan pasien/keluarga pasien merasakan perubahan kesehatan setelah dilakukan ronde
keperawatan yang ada diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak.
Tabel 20
Distribusi Frekuensi Perawat Dapat Memberikan Justifikasi (Pembuktian/Pembenaran)
Tentang Masalah Pasien
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 19 100
2 Tidak 0 0
Total 19 100
Berdasarkan tabel 20 di atas dari 19 responden, terdapat 19 (100%) responden yang
mengatakan perawat dapat memberikan justifikasi (pembuktian/pembenaran) tentang masalah
pasien yang ada diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak.

https://ojs.univprima.ac.id/index.php/mappadising 16
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 5 Nomor 1 Maret 2023
p-ISSN: 2686-3324
e-ISSN: 2808-4292

Tabel 21
Distribusi Frekuensi Telah Terlaksana Komunikasi yang Adekuat antara Pasien dan Perawat
Setelah Dilakukan Ronde Keperawatan
No Pilihan Frekuensi (%)
1 Ya 19 100
2 Tidak 0 0
Total 19 100
Berdasarkan tabel 21 di atas dari 19 responden, terdapat 19 (100%) responden yang
mengatakan telah terlaksana komunikasi yang adekuat antara pasien dan perawat setelah
dilakukan ronde keperawatan yang ada diruangan Unit Pelayanan Farmasi anak.

Analisis Bivariat
Analisa bivariat ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui Pengaruh ronde
keperawatan terhadap kesembuhan pasien di ruang Unit Pelayanan Farmasi anak Rumah Sakit
Umum Daerah Lamaddukkelleng Sengkang kabupaten Wajo. Yang dilakukan dengan
menggunakan metode uji statistic Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 0,05 dengan
menggunakan program aplikasi SPSS 20.0 seperti yang tertera dibawah ini.
Tabel 22
Distribusi Frekuensi Pengaruh Ronde Keperawatan Terhadap Kesembuhan Pasien Di
Ruang UPF Anak RSUD Lamaddukkelleng Sengkang Kabupaten Wajo
Kesembuhan Pasien Total
Ronde Keperawatan Sembuh Tidak Sembuh
N % N % N %
Diterapkan 12 63,1 2 10,6 14 73,7
Tidak Diterapkan 3 15,8 2 10,6 5 26,3
Total 15 78,9 4 21,2 19 100
p= 0,272 α=0,05
Berdasarkan tabel 22 diatas dari 19 responden terdapat 12 (63,1%) responden yang
mengatakan ronde keperawatan diterapkan dan pasien sembuh, sedangkan yang mengatakan
ronde keperawatan diterapkan tetapi pasien tidak sembuh ada 2 (10,6%) responden, Kemudian
dari 19 responden terdapat 3 (15,8%) responden yang mengatakan ronde keperawatan tidak
diterapkan tetapi pasien sembuh dan 2 (10,6%) responden yang mengatakan ronde keperawatan
tidak diterapkan dan pasien tidak sembuh, jadi total dari 19 responden terdapat 14 (73,7%)
responden yang mengatakan ronde keperawatan diterapkan sedangkan 5 (26,3%) responden
yang mengatakan ronde keperawatan tidak diterapkan, dan dari 19 responden terdapat 15
(78,9%) responden yang mengatakan pasien sembuh setelah dilakukan ronde keperawatan
sedangkan 4 (21,1%) responden yang mengatakan tidak sembuh setelah dilakukan ronde
keperawatan di ruang Unit Pelayanan Farmasi anak Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukelleng Sengkang Kabupaten Wajo.
Menurut hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan metode uji statistik
Chi-Square didapatkan nilai p=0,272 dimana nilainya >0,05 yang berarti tidak ada pengaruh
ronde keperawatan terhadap kesembuhan pasien di ruang UPF anak Rumah Sakit Umum
Daerah Lamaddukkelleng Sengkang Kabupaten Wajo.

https://ojs.univprima.ac.id/index.php/mappadising 17
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 5 Nomor 1 Maret 2023
p-ISSN: 2686-3324
e-ISSN: 2808-4292

PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 19 responden, terdapat 12 (63,1%)
responden yang mengatakan ronde keperawatan diterapkan dan pasien sembuh. Sembuh adalah
perubahan keadaan fisik, yaitu fisik dalam keadaan baik dan sembuh dari sakit.Selain
perubahan keadaan fisik juga terjadi perubahan keadaan mental yaitu, pikiran yang jernih dan
perasaan yang senang serta timbulnya semangat dalam diri pasien. Dalam proses penyembuhan
sangat diperlukan pengobatan dari seseorang baik itu dokter maupun perawat (Muhammad
Ikhwan Tri S, 2014).
Menurut (Taufik,2005:23) Faktor yang Mempengaruhi Kesembuhan Pasien adalah
Seorang pasien tidak hanya memerlukan bantuan fisik tetapi juga bantuan non fisik yang berupa
bantuan spiritual dan bimbingan keagamaan yang dapat menimbulkan rasa optimis dalam
menghadapi cobaan dari Allah. Oleh karena itu, semakin erat hubungan antara dokter (terutama
dokter jiwa) dengan agama, maka semakin baik pula terapi yang dapat ia berikan sebab kadang-
kadang penyakit itu terjadi disebabkan oleh hal-hal yang berhubungan dengan agama.
World Health Organization (WHO) telah menyempurnakan batasan sehat dengan
menambahkan satu elemen spiritual (agama) sehingga sekarang ini yang dimaksud dengan
sehat adalah tidak hanya sehat dalam arti fisik, psikologik dan sosial, tetapi juga sehat dalam
arti spiritual atau agama (empat dimensi sehat: bio-psiko-sosio-spiritual).
Oleh karena itu untuk menciptakan kesembuhan pasien suatu rumah sakit harus memilih
metode yang tepat dalam memberikan suatu pelayanan. selain dari pemilihan metode palayanan
yang tepat terdapat beberapa faktor yang juga sangat mempengaruhi kesembuhan pasien saat
berada dalam perawatan rumah sakit. Menurut (Sangadji & Sopiah,2013) adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi kesembuhan pasien antara lain karakteristik pasien, sarana fisik, jaminan,
kepedulian, kehandalan, kebersihan ruangan dan keamanan.
Responden yang mengatakan ronde keperawatan diterapkan dan pasien tidak sembuh
ada 2 (10,6%) responden, kemudian 2 (10,5%) responden yang mengatakan ronde keperawatan
tidak diterapkan tetapi pasien tidak sembuh, hai ini disebabkan karena kegiatan ronde
keperawatan dilakukan kurang optimal sehingga hasil dalam kegiatan ronde keperawatan juga
kurang optimal,. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh (Nursalam,2012:50)
bahwa hasil dari kegiatan Ronde Keperawatan adalah Pasien merasa puas dengan hasil
pelayanan,Masalah pasien dapat teratasi atau pasien sembuh,Perawat dapat menumbuhkan cara
berfikir yang kritis, meningkatkan cara berfikir yang sistematis, meningkatkan kemampuan
validitas data pasien, meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan,
menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien,
meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan, meningkatkan
kemampuan justifikasi dan meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja. Kemudian dari 19
responden terdapat 3 (15,8%) responden yang mengatakan ronde keperawatan tidak diterapkan
tetapi pasien sembuh karena disebabkan oleh pengobatan yang dilakukan pasien. Hal ini
sejalan dengan teori yang di ungkapkan (Muin,2010:2) yang mengatakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesembuhan adalah ketepatan obat terhadap penyakit adalah kunci dari
penyembuhan suatu penyakit yaitu kesesuaian antar obat dengan penyakitnya,sensitifitas obat
terhadap penyakit yang diderita,dosis obat yang sesuai dengan berat badan dan umur
pasien,faktor alergi terhadap obat,kepatuhan pasien dalam minum obat, riwayat penyakit pasien
dan lain-lain. Selain itu juga karena pasien bebas menyampaikan keluhannya, petugas
kesehatan memeriksa dengan baik, fasilitas lengkap dan pasien pun merasa nyaman berada di
Rumah Sakit. Hal ini sejalan dengan dengan teori yang diungkapkan (Aditama, 2000) yang
mengatakan fasilitas atau sarana adalah sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai

https://ojs.univprima.ac.id/index.php/mappadising 18
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 5 Nomor 1 Maret 2023
p-ISSN: 2686-3324
e-ISSN: 2808-4292

maksud dan tujuan, dengan adanya sarana yang lengkap, maka tenaga kesehatan akan mudah
untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kesehatan dengan sarana
kesehatan yang memadai juga akan mempengaruhi profesionalisme kerja tenaga kesehatan.
Dan berdasarkan dari tabel 7 terdapat 9 (47,37%) responden yang mengatakan bahwa
pelasanaan ronde keperawatan di ruang Unit Pelayanan Farmasi Anak tidak optimal. Hal ini
sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh (Djoko wijono,2008) menemukan bahwa aspek –
aspek kualitas pelayanan kesehatan untuk mencapai kesembuhan pasien sangat dipengaruhi
oleh sikap petugas kesehatan adalah penerimaan, perhatian, komunikasi, kerja sama, kesopanan
dan tanggung jawab
Menurut Pendapat (Sari et al., 2018) seseorang berperilaku untuk mencapai
kesembuhan yang baik karena ada harapan dalam dirinya dan harapan dari luar. Harapan dari
dalam dirinya sepertii timbulnya rasa percaya diri melakukan suatu aktivitas dikarekan
kemampuan yang dimilikinya, sedangkan harapan dari luar dirinya dapat muncul akibat adanya
pengaruh aspek pengetahuan seperti selalu empati, terbuka dan lainnya, atau dapat juga
motivasi timbul karena kombinasi dua hal tersebut. Oleh karena itu indicator harapan, inisiatif
dan faktor kebutuhan yang terdapat pada motivasi merupakan ukuran untuk pencapaian
keseembuhan penderita yang lebih baik.
Adanya perbedaan pendapat perawat di ruang Unit Pelayanan Farmasi anak Rumah
Sakit Umum Daerah Lamaddukelleng Sengkang Kabupaten Wajo dalam melaksanakan ronde
keperawatan disebabkan oleh pengalaman dan pengetahuan perawat berbeda-beda tentang
pelaksanaan ronde keperawatan.
Dari hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan metode uji statistik Chi-
Square didapatkan nilai p=0,272 dimana nilainya > 0,05 yang berarti tidak ada pengaruh antara
Ronde keperawatan terhadap kesembuhan pasien di ruang Unit Pelayanan Farmasi anak Rumah
Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng Sengkang Kabupaten Wajo.
Berdasarkan hasil analisis uji statistik Chi-Square tersebut maka dapat dikatakan bahwa
dengan melaksanakan ronde keperawatan tidak menjamin dapat membuat pasien menjadi
sembuh hal ini disebabkan karena:
1. Ronde keperawatan yang dilaksanakan belum sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur).
Hal ini berdasarkan pada tabel 6 dari 19 responden,terdapat 9 (47,37%) responden yang
mengatakan ronde keperawatan dilaksanakan tidak sesuai SOP.
2. Pengetahuan perawat dalam pelaksanaan Ronde Keperawatan yang sesuai SOP berbeda.
Hal ini berdasarkan pada tabel 8 dari 19 responden, terdapat 2 (10,52%) responden yang
mengatakan tidak mengetahui pelaksanaan Ronde Keperawatan yang sesuai SOP.
3. Ruangan belum mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan. Berdasarkan tabel 9 dari
19 responden,terdapat 7 (36,84%) yang mengatakan ruangan tidak mendukung adanya
kegiatan ronde keperawatan
4. Pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan belum optimal. Berdasarkan tabel 10 dari 19
responden,terdapat 9 (47,37) responden yang mengatakan pelaksanaan ronde keperawatan
di ruangan belum optimal.
5. Perawat kurang dalam mengobservasi/memantau keadaan pasien setelah dilakukan ronde
keperawatan. Berdasarkan tabel 17 dari 19 responden,terdapat 2 (10,52%) responden yang
mengatakan Perawat kurang dalam mengobservasi/memantau keadaan pasien setelah
dilakukan ronde keperawatan.
Sehingga untuk mencapai kesembuhan pasien masih diperlukan berbagai macam faktor
lain yang harus diusahakan dalam pelaksanaan ronde keperawatan selama pasien berada dalam

https://ojs.univprima.ac.id/index.php/mappadising 19
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 5 Nomor 1 Maret 2023
p-ISSN: 2686-3324
e-ISSN: 2808-4292

perawatan di ruang Unit Pelayanan Farmasi anak Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelleng Sengkang Kabupaten Wajo

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan metode uji Chi-
Square didapatkan hasil p=0,272 dimana nilainya > 0,05 yang berarti hipotesis tidak diterima
dan tidak ada pengaruh ronde keperawatan terhadap kesembuhan pasien di ruang UPF anak
Rumah Sakit Unit Daerah Lamaddukkelleng Sengkang Kabupaten Wajo.

REFERENSI
Aditama. 2000. Fasilitas dan Sarana Penunjang Mencapai kepuasan pasien.
[ Online ] Available : https // www.slideshare. net

Djoko wijono. 2008. aspek – aspek kualitas pelayanan kesehatan untuk mencapai
kepuasan pasien [ Online ] Available : https // Klinis.id. linkedin. com.

Hendry. 2010. Sampel Populasi Penelitian Tehnik Sampling. http// teorionline.wordpress.com.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional.


Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta.

Notoatmodjo Soekidjo.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. PT Rineka Cipta.


Jakarta.
Sangadji & Sopiah.2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Sari, R. P., Azis, A., Stikesyatsi, D., Mahasiswa, T., & Tangerang, S. (2018). Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kesembuhan Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Mauk
Kabupaten Tangerang. 7(2). https://doi.org/10.37048/kesehatan.v6i3.9

Siska,Anggraeni. 2012. Pengaruh Ronde keperawatan terhadap tingkat Kepuasan Klien Rawat
Inap RSUD Kajen kabupaten Pekalongan. Index. [Online]
Available:https://www.google.com/url?q=http://www.e-skripsi.stikesmuh-
pkj.ac.id/eskripsi/index.php%3Fp%3Dfstream%26fid%3D221%26bid%3D269&sa=U&
ved=2ahUKEwirpc0655PYAhwEF5QKHWTkAUsQFjAAegQIFRAA&usg=AOvVaw
2RDJclpSkMR_pCvXUpcXIl. Diakses tanggal 21 Oktober 2017.

Taufik.2015. Bab II Peran Rohaniawan Islam, Kesembuhan Pasien Dan Bimbingan


Penyuluhan Islam. jtptiain-gdl-s1-2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf. [ Online ]
Available :
.https://www.google.com/url?q=http://library.walisongo.ac.id/digilib/download.php%3F
id%3D3410&sa=U&ved=2ahUKEwia366k7pPYAhUJHJQKHTESD10QFjADegQIEh
AA&usg=AOvVawofpgxI_RzV1Rknt7J2sE5. Diakses tanggal 13 Desember 2017

Tri,Muhammad Ikhwan. 2014. Komunikasi Interpersonal Dan Motivasi Kesembuhan. Jurnal


Bujel. [Online] Available :
Http://www.jurnalkommas.com/J23w9iooURNAL%20%bujel.pdf. Diakses tanggal 13
Desember 2017

https://ojs.univprima.ac.id/index.php/mappadising 20

You might also like