You are on page 1of 10

Tersedia daring pada: http://ejurnal.undana.ac.

id/jvn

HISTOMORFOLOGI DAN HISTOMORFOMETRI OTOT


AYAM HUTAN HIJAU (Gallus varius) ASAL PULAU ALOR

Meica A.L.P Bengkiuk1, Filphin A. Amalo2, Inggrid T. Maha2, Heny Nitbani2


1
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana
2
Laboratotium Anatomi, Fisiologi, Farmakologi dan Biokimia
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana

Abstract
Green jungle fowl is one of the endemic animals in
Keywords: Indonesia. One of the distribution areas of green jungle fowl in
Green jungle fowl, East Nusa Tenggara is the island of Alor. Until now there has
histomorphoogy, been no research conducted to determine the histological
histomorphometry. structure of the green jungle fowl so that this study was
Korespondensi:
conducted with the aim of knowing the histological structure
Meicabengkiuk@gmail.com
and muscle histomorphometry of the green jungle fowl. The
research samples were pectoralis and bicep femoris muscles
taken from three green jungle fowl in Kalabahi, Alor Regency.
Muscle tissue was fixed using 10% formalin, histological
preparations were made and stained with hematoxylin and eosin
(HE). The results showed that the muscle histomorphology in
the transverse section showed that the skeletal muscle of the
green jungle fowl was composed of muscle fibers in a
polygonal shape with many nuclei at the edges and connective
tissue. No intramuscular fat cells were found. In the
longitudinal section, it consists of muscle fibers with a light
dark line pattern, the cell nucleus is elongated at the edges and
connective tissue. The results of muscle histomorphometry,
namely the diameter of the muscle fibers, the diameter of the
fasciculus and the thickness of the connective tissue in the
bicep femoris muscle area were higher than the pectoralis
muscle area. The number of muscle fibers in each fasciculus in
the bicep pectoralis muscle area is more than in the bicep
femoris muscle area. Muscle histomorphometry is influenced
by species, breed/race, age, diet, activity level and anatomical
location.

Vol. 5 No. 16
1
Bengkiuk et al. 2022

PENDAHULUAN berfungsi menggerakkan bagian-bagian

Ayam hutan hijau (gallus varius) skeleton.

termasuk salah satu spesies ayam dari Genus Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu

Gallus yang memiliki nama lain ayam alas, untuk mengetahui histomorfologi jaringan otot

ajem alas, canghegar, dan tarattah (Dinas skelet ayam hijau (gallus varius) dan juga

Peternakan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Ayam histomorfometri yang meliputi diameter

hutan hijau merupakan hewan endemik fasikulus, diameter serabut otot, jumlah serabut

Indonesia dan salah satu wilayah persebarannya otot dalam setiap fasikulus, dan ketebalan

terdapat di pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. jaringan ikat. Penelitian ini diharapkan dapat

Ayam hutan hijau hidup pada habitat terbuka memberikan informasi bagi masyarakat dan

dan sering juga ditemui di daerah perkebunan sebagai data referensi bagi penelitian

maupun pemukiman penduduk. Mufarid 1991, selanjutnya.

menyatakan bahwa makanan ayam hutan hijau METODOLOGI

berupa biji-bijian, rumput-rumputan, serangga, Bahan yang digunakan dalam penelitian

binatang kecil lainnya; seperti jangkrik dan ini terdiri atas 6 sampel otot yang diambil dari 3

belalang. ekor ayam hutan hijau (area otot pectoralis dan

Otot merupakan bagian utama yang otot biceps femoris) yang berasal dari pulau

penting pada tubuh yang berfungsi sebagai alat Alor, Kota Kalabahi. Sampel Ayam hutan hijau

gerak aktif, termoregulasi, dan membentuk yang disembelih berumur sekitar 1 sampai 2

tubuh. Ayam hutan hijau memiliki tingkat tahun dengan kisaran berat badan 600-800

aktivitas yang tinggi meliputi aktivitas mencari gram. Sampel jaringan otot dikoleksi lalu

makan, minum, bergerak dan terbang. Aktivitas direndam dalam larutan fiksatif yaitu formalin

pergerakan dari ayam hutan hijau dibantu oleh 10% untuk pembuatan sediaan histologi dengan

otot skelet yang melekat pada tulang dan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE).

Vol. 5 No. 16
2
Bengkiuk et al. 2022

HASIL DAN PEMBAHASAN tersusun atas serabut-serabut otot yang

Histomorfologi Otot Ayam Hutan Hijau berbentuk poligonal dan terdapat banyak inti sel

Hasil pengamatan secara mikroskopis yang tersebar pada bagian tepi. Serabut-serabut

pada otot skelet ayam hutan dengan potongan otot tersebut bergabung membentuk suatu

transversal menunjukkan bahwa jaringan otot fasikulus dan dipisahkan oleh jaringan ikat,

skelet pada ayam hutan hijau memiliki selain itu terdapat juga pembuluh darah pada

kemiripan dengan otot skelet unggas pada beberapa bagian yang terletak di antara

umumnya. Otot skelet ayam hutan hijau fasikulus.

Gambar 1. Struktur histologi otot bicep femoris ayam hutan hijau. a. fasikulus; b. serabut otot;
c. endomisium; d. perimisium; e. pembuluh darah; f. inti sel yang terletak di tepi
serabut otot;. Pewarnaan HE

Jaringan ikat pada otot skelet dibagi serabut otot dan merupakan jaringan ikat

menjadi endomisium yang mengelilingi setiap longgar yang paling banyak di temukan pada

serabut otot dan merupakan jaringan ikat tipis, otot, dan epimisium yang mengelilingi otot

perimisium yang mengelilingi kumpulan secara keseluruhan merupakan jaringan ikat

padat yang membungkus seluruh otot (Astruc,

2014).

Vol. 5 No. 16
3
Bengkiuk et al. 2022

Berdasarkan pengamatan secara hutan hijau mungkin juga disebabkan oleh

mikroskopis pada otot ayam hutan hijau hampir aktivitas dari ayam hutan hijau yang cukup

tidak terlihat keberadaan sel lemak, hal ini tinggi sehingga tidak menghasilkan kelebihan

mungkin diakibatkan karena pakan dan aktivitas energi. Menurut Gaman (1992), aktivitas yang

dari ayam hutan hijau. Pakan yang diberikan tinggi menyebabkan energi hasil metabolisme

pada ayam berupa pakan alami yaitu biji-bijan digunakan seluruhnya dan tidak menghasilkan

dan buah-buahan yang memiliki kandungan kelebihan energi yang dapat disimpan sebagai

lemak dan karbohidrat yang cukup rendah cadangan berupa lemak intramuskular.

sehingga menyebabkan tidak terdapat deposisi Hasil pengamatan mikroskopis pada

lemak intramuskular. Lemak yang terkandung penampang longitudinal otot ayam hutan hijau

dalam bahan pakan berfungsi sebagai sumber terlihat serabut-serabut otot yang memanjang

energi untuk aktivitas ayam hutan hijau. dan berbentuk seperti serat, lalu terdapat pula

Konsumsi pakan yang mengandung lemak dan inti sel yang berbentuk gepeng dan menyebar

karbohidrat yang tinggi akan menyebabkan pada bagian tepi. Hasil pengamatan mikroskopis

kelebihan energi dan kemudian akan dideposisi pada serabut ini juga terlihat adanya garis gelap

pada jaringan otot sebagai lemak intramuskular terang yang bergantian dengan arah transversal

(Hidayati et al., 2016). Selain itu, tidak (Gambar 2).

ditemukan lemak intramuskular pada otot ayam

Vol. 5 No. 16
4
Bengkiuk et al. 2022

Gambar 2. Mikrofotografi otot ayam hutan hijau pada potongan longitudinal.


a. serabut otot dengan garis gelap terang; b. inti sel serabut otot;
c. jaringan ikat;. Pewarnaan HE

Histomorfometri Otot Ayam Hutan Hijau disajikan pada Gambar 3. Hasil pengukuran

Data histomorfometri jaringan otot ayam parameter histomorfometri otot ayam hutan

hutan hijau meliputi pengukuran diameter hijau menunjukkan perbedaan, di mana diameter

fasikulus otot, diameter serabut otot, jumlah fasikulus, diameter serabut otot, dan ketebalan

serabut otot pada setiap fasikulus otot, dan jarak jaringan ikat pada otot bicep femoris lebih besar

antar fasikulus otot untuk menentukan ketebalan dibandingkan dengan otot pectoralis.

jaringan ikat perimisium. Sedangkan jumlah serabut otot per fasikulus

Gambaran histomorfometri otot ayam pada area pectoralis lebih besar dibandingkan

pada area otot pectoralis dan bicep femoris bicep femoris (Tabel 1).

Vol. 5 No. 16
5
Bengkiuk et al. 2022

Gambar 3. Histomorfometri otot ayam hutan hijau otot bicep femoris,


garis biru: jaringan ikat, garis hitam: fasikulus, garis kuning:
serabut otot. Pewarnaan HE

Tabel 1. Nilai parameter histomorfometri otot ayam hutan hijau.


Sampel otot Sampel otot
Rerata Rerata
Parameter pectoralis Bicep femoris
± SB ± SB
1 2 3 1 2 3
267,25 315,81
DF 313,44 205,97 251,98 ± 343,8 336,33 ±
297,66
(µm) 57,30 15,87

DSO 28,11 29,72


27,05 30,22 27,07 30,82 27,62 30,73
(µm) ± 1,48 ± 1,48

118,6
97 ±
JSOF 90,20 112,2 153,4 ± 88,20 94,4 108,4
8,44
26,20

KJI 33,37 39,13


36,87 36,92 26,34 41,3 42,85 33,26
(µm) ± 4,97 ± 4.20

Keterangan : DF = diameter fasikulus; DSO = diameter serabut otot; JSOF = jumlah serabut
otot per fasikulus; KJI = ketebalan jaringan ikat; SB = simpangan baku.

Vol. 5 No. 16
6
Bengkiuk et al. 2022

Diameter Fasikulus pectoralis. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Nuraini et al., (2018) menyatakan bahwa dari Hena et al., (2017) yaitu pertambahan

diameter suatu fasikulus otot dapat dipengaruhi ketebalan jaringan ikat perimisium sebanding

oleh diameter serabut otot, jumlah serabut otot dengan pertambahan diameter fasikulus.

dan ketebalan jaringan ikat. Ukuran diameter Diameter Serabut Otot

fasikulus pada bicep femoris lebih besar Diameter serabut otot pada bicep femoris

dibandingkan area otot pectoralis, hal ini lebih besar dibandingkan otot pectoralis. Hal ini

disebabkan oleh ukuran serabut otot dari kedua dikarenakan adanya stimulasi gerakan yang

otot tersebut. Hasil pengukuran diameter serabut lebih tinggi pada otot daerah kaki dibandingkan

otot menunjukkan bahwa serabut otot pada otot otot di daerah dada yang aktivitasnya tidak

bicep femoris lebih besar dibandingkan pada setinggi otot pada daerah kaki. Akibat dari

otot pectoralis. Jumlah serabut otot juga dapat stimulasi yang tinggi pada otot menyebabkan

berpengaruh terhadap diameter fasikulus, terjadinya peningkatan jumlah miofibril,

apabila jumlah serabut otot banyak disertai sehingga diameter serabut otot pun akan

dengan aktivitas otot tersebut secara berlebihan semakin besar (Nuraini et al., 2013).

maka akan mengakibatkan kepadatan fasikulus Aktivitas juga berpengaruh terhadap

yang akan berdampak pada diameter fasikulus diameter serabut otot. Hewan yang masih muda

yang semaki besar (Astruc, 2014). Ukuran memiliki aktivitas yang tinggi, sehingga

diameter fasikulus pada otot bicep femoris juga mengakibatkan adanya stimulasi pada otot

lebih besar karena diakibatkan oleh ketebalan tersebut yang berpengaruh terhadap diameter

jaringan ikat. Pada hasil pengukuran jaringan serabut otot. Hal ini berbanding terbalik pada

ikat, didapatkan ketebalan jaringan ikat pada hewan yang tua, apabila hewan semakin tua

otot bicep femoris lebih besar dibandingkan otot maka aktivitas atau pergerakan dari hewan

Vol. 5 No. 16
7
Bengkiuk et al. 2022

tersebut akan menurun atau berkurang, Selain itu jumlah serabut otot juga dapat

sedangkan serabut otot yang tidak digunakan dipengaruhi oleh pemberian pakan, hal ini

akan mengalami atrofi fisiologis dan secara sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

histologis berpengaruh pada diameter serabut Ridhana (2017), bahwa pemberian pakan

otot (Suwiti et al., 2015). fermentasi hingga 30% dengan penambahan

Selain aktivitas, pakan juga berpengaruh probiotik dan enzim pencernaan dapat

terhadap diameter serabut otot. Hal ini sejalan meningkatkan jumlah serabut otot ayam lokal

dengan pendapat Amalo (2017), ayam broiler pedaging unggul yaitu dengan rata-rata 127,60

yang diberi pakan dengan kandungan nutrisi µm. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi

yang tinggi akan mengalami peningkatan jumlah serabut otot yaitu spesies, ras, maupun

ukuran diameter serabut otot. Selain itu, pakan genetik dari hewan ternak (Mendrofa et al.,

yang memiliki kualitas yang baik dan tidak 2016).

terdapat cemaran yang berbahaya akan Ketebalan Jaringan Ikat

mempengaruhi pembentukan otot. Pakan Peningkatan ketebalan jaringan ikat dapat

berkualitas buruk dan memiliki cemaran akan diakibatkan oleh aktivitas otot dari hewan

menyebabkan pertumbuhan otot terganggu. tersebut. Otot pada area bicep femoris tingkat

Jumlah Serabut Otot aktivitasnya lebih tinggi dibandingkan area otot

Jumlah serabut otot pada area otot pectoralis pectoralis sehingga berpengaruh terhadap

lebih banyak daripada area otot bicep femoris ketebalan jaringan ikatnya lebih tebal. Astruc

dikarenakan area otot pectoralis secara anatomi (2014), menyatakan bahwa protein yang paling

merupakan otot yang cukup besar. Hal ini melimpah dalam jaringan ikat adalah kolagen,

berhubungan dengan jumlah serabut otot yang sehingga apabila adanya aktivitas yang tinggi

banyak pada area otot pectoralis. pada hewan maka fibroblast akan meningkatkan

Vol. 5 No. 16
8
Bengkiuk et al. 2022

produksi kolagen untuk memperkuat jaringan tersusun atas banyak faikulus, inti sel dan

otot. jaringan ikat. Hampir tidak ditemukan sel lemak

Selain itu, apabila kebutuhan nutrisi yang intramuskular, hal ini dipengaruhi oleh pakan

dibutuhkan oleh hewan tidak terpenuhi atau ayam hutan hijau yang memiliki kandungan

kurang optimal, maka jumlah jaringan ikat lemak dan karbohidrat yang cukup rendah dan

intramuskuler akan meningkat (Suwiti 2008). aktivitas ayam yang cukup tinggi. Histologi otot

Sampel ayam hutan hijau yang diambil pada potongan longitudinal terdiri atas serabut

merupakan ayam yang baru di pelihara sehingga otot dengan corak garis gelap terang, inti sel dan

pakan yang diberikan masih disesuaikan dengan jaringan ikat.

pakan alami dari habitatnya yaitu pakan dengan Hasil pengukuran histomorfometri otot

kandungan serat kasar tinggi, seperti biji-bijan ayam hutan hijau menunjukkan perbedaan

dan buah-buahan yang dicincang. Hal ini antara area otot pectoralis dengan area otot

memungkinkan ketebalan jaringan ikat pada bicep femoris. Area otot pectoralis memiliki

ayam hutan hijau cukup besar. Berbeda dengan jumlah serabut otot per fasikulus yang lebih

ayam broiler yaitu pakan yang diberikan banyak dibandingkan area otot bicep femoris.

merangsang pertumbuhan ayam, sesuai dengan Seabaliknya, area otot bicep femoris memiliki

penelitian yang dilakukan oleh Amalo (2017), diameter serabut otot, diameter fasikulus dan

jaringan ikat otot ayam broiler yang diamati ketebalan jaringan ikat yang lebih tinggi

pada umumnya sedikit ditemukan per lapang daripada area otot pectoralis. Histomorfometri

pandang. otot dipengaruhi oleh spesies, jenis/ras, umur,

SIMPULAN pakan, tingkat aktivitas dan juga lokasi anatomi


Mikromorfologi jaringan otot ayam hutan
otot.
hijau pada penampang transversal

memperlihatkan otot skelet ayam hutan hijau

Vol. 5 No. 16
9
Bengkiuk et al. 2022

DAFTAR PUSTAKA at Different Sex and Age’. Media


Peternakan, 36(1): 6-13.
Amalo, F. A. 2017. Identifikasi daging ayam
broiler dengan pengamatan struktur Ridhana, F. 2018. Tinjauan histologi otot dada
histologis. Jurnal Kajian Veteriner, (musculus pectoralis) ayam lokal
5(1): 11-20. pedaging unggul (Alpu) dengan
pemberian pakan fermentasi, probiotik
Astruc, T. 2014. ‘Connective Tissue: Structure, dan multi enzim pencernaan.
Function, and Influence on Meat BIOnatural, 5(1):
Quality’. Encyclopedia of Meat
Sciences, 1: 321-328. Elsevier Ltd. Suwiti, N.K. (2008). Identifikasi Daging Sapi
<doi:10.1016/B978-0-12-384731- Bali dengan Metode Histologis. Majalah
7.00186-0>. Ilmiah Peternakan, 11(1): 31-35.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah. 2009.


Ayam Hutan Hijau. Diakses pada 24
April 2019.

Gaman, P.M dan K.B. Sherrington. 1992. Ilmu


Pangan (Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi
dan Mikrobiologi Edisi Kedua.
Yogyakarta: UGM Press.

Hena SA, Sonfada ML, Shehu SA, Jibir M.


2017. Determination of perimysial and
fascicular diameters of triceps brachii,
biceps brachii and deltoid muscles in
Zebu cattle and one-humped camels.
Sokoto J Vet Sci 15: 74-79.

Hidayati NN, Yuniwarti EYW, Isdadiyanto S.


2016. Perbandingan Kualitas Daging Itik
Magelang, Itik Pengging Dan Itik Tegal.
Vol. 18, No. 1, Hal. 56-63.

Mendrofa, V. A., R. Priyanto, dan Komariah.


2016. ‘Sifat Fisik dan Mikroanatomi
Daging Kerbau dan Sapi pada Umur
yang Berbeda’. Jurnal Ilmu Produksi
dan Teknologi Hasil Peternakan, 4(2):
325-331.

Mufarid, H. 1991. Beternak Ayam Hutan.


Swadaya: Jakarta.

Nuraini, H., Mahmudah, A. Winarto, dan C.


Sumantri. 2013. ‘Histomorphology and
Physical Characteristics of Buffalo Meat

Vol. 5 No. 16
10

You might also like