You are on page 1of 4

KUIS KELOMPOK 8

Nama: Hilmi Nazulfi 2020009003

Alfonsus Dimas Djati 2020009010

Arman Gusriansyah 2020009030

Nur Fatimah 2020009041

Matkul: Ilmu Pengendalian Gulma tanaman A

1. OPT jenis Gulma semusimpun dibandingkan hama cenderung akan lebih


berkepanjangan dalam keberadaan dan aktivitas gangguannya terhadap tanaman
semusim. Jelaskan pendapat saudara dengan contoh dan batasan.

Jawaban:

Menurut saya gulma ini lebih berkepanjangan dari pada hama karena benihnya
mudah bertebar degan tingkat kematian yang sangat rendah(tahan lama). Bisa
melalui transportasi, air, angin, tanah dan juga hama itu sendiri/ misalkan sapi.

2. Pengendalian OPT Gulma terpadu (horisontal maupun vertikal) menjadi pilihan


yang terbaik untuk tanaman semusim holtikultura, pangan maupun industri.
Bagaimana penjelasan saudara dengan contoh dan dasar pemikiran hubungan
antar penyusun ekosistem lokasi tertentu.

Jawab: Menurut saya petani kini cenderung menggunakan pemakaian pupuk dan
pestisida kimia secara berlebihan, karena dapat membasmi gulma dengan waktu
singkat, namun hal ini dapat merusakan lingkungan (terutama pada penyusun
tanah). Tantangan pertanian ke depan ini yaitu dengan mengembalikan kesuburan
tanah. Salah satu langkah operasional pertanian ramah lingkungan yang dapat
dilakukan adalah pengendalian organisme pengganggu tanaman (POPT) ramah
lingkungan.

3. Jelaskan kelebihan dan kekurangan POPT Gulma terpadu yang efektif, efisien,
ramah lingkungan dengan cara kimiawi pabrik.

Jawaban:

Kelebihan:

a. Mudah didapat dan harganya terjangkau

b. Sangat cepat membasmi OPT Gulma

Kelemahan :
a. Mengakibatkan keracunan bagi pengguna secara cepat maupun lambat

b. Meningkatkan resistensi (kekebalan) gulma terhadap pestisida yang berbahan


aktif sama dan diaplikasikan secara terus menerus

c. Terjadinya resurgensi (ledakan) gulma generasi berikutnya karena aplikasi


pestisida kimia ikut membunuh musuh alami

d. Merusak atau membunuh makhluk hidup yang berguna seperti serangga


penyerbuk, patogen, parasit, dan predator

e. Mencemari lingkungan karena kandungan racunnya menimbulkan efek residu


yang tidak mudah terurai

f. Dalam jangka panjang, mengkonsumsi hasil pertanian yang diaplikasikan


pestisida dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

4. Jelaskan solusi no. 3 dengan bahan organik tumbuhan dengan memilih bagian
bahan herbisida, aplikasi waktu dan pertimbangan morfologi-anatomi gulma yg
dikelola pada contoh tanaman berhabitat tertentu.

Jawaban:

Pemanfaatan ekstrak daun ketapang (terminalia catappa) sebagai herbisida alami


terhadap pertumbuhan gulma rumput teki (cyperus rotundus).

Ketapang diketahui mengandung senyawa alelokimia seperti flavonoid, alkaloid, tannin,


triterpenoid atau steroid, resin, dan saponin yang mampu menghambat pertumbuhan
tanaman lain.

Beberapa jenis gulma bahkan ada yang memberikan efek racun pada perakaran
tanaman, seperti kandungan metabolit sekunder (cairan) pada akar alang-alang
(Semangun, 1989).

5. Jelaskan pertimbangan musim, fase perkembangan gulma maupun tumbuhan


serta habitat tanaman (pilih contoh tanaman) yang menyebabkan dosis, waktu dan
frekuensi aplikasi herbisida alami ditentukan/dipilih.

Jawaban: Penggunaan herbisida di Indonesia masih terbatas di areal pertanaman


dengan skala luasan yang besar. Pengendalian dengan herbisida harus
dilaksanakan secara hati – hati, karena kesalahan aplikasi atau dosis yang
terlampau tinggi akan mengakibatkan keracunan bahkan kematian pada tanaman
inang yang mana jika dibudidayakan. Herbisida umumnya bersifat selektif, ada
yang khusus untuk golongan berdaun lebar, dan untuk golongan rumput.
Gulma berkembang biak secara vegetatif dengan alat perkembangbiakan
di dalam tanah (rhizome, umbi,tuber dan bagian gulma lain) yang harus
dikendalikan dengan menggunakan herbisida sistemik.

Cara penggunaan herbisida, pemilihan jenis berdasarkan sifat dan


kegunaannya, cara kerja serta waktu aplikasi yang tepat perlu mendapatkan
perhatian agar dapat hasil pengendalian yang efektif. Waktu aplikasi herbisida
sangat bervariasi, sesuai dengan cara kerjanya. Ada tiga penggolongan pestisida
yang berhubungan dengan waktu tanaman, yaitu : 1). Herbisida Pra Tanam,
digunakan sebelum tanaman pokok ditanam, atau benih disebar; 2). Herbisida pra
tumbuh, digunakan setelah tanaman pokok ditanam/ benih disebar/ditabur namun
gulma belum tumbuh; 3). Herbisida pasca tumbuh, digunakan sesudah gulma dan
tanaman pokok tumbuh.

Keuntungan pemakaian herbisida antara lain dapat menghemat waktu dan


tenaga kerja, saat pengendalian dapat disesuaikan dengan waktu yang tersedia,
areal pertanaman dapat diperluas, herbisida yang selektif dapat mematikan gulma
yang tumbuh dekat tanaman, dapat mengurangi gangguan terhadap struktur tanah
dan gulma yang mati dapat berfungsi sebagai mulsa dan sumber bahan organik.
Dalam rangka pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan, maka
penelitian dan uji coba herbisida perlu dilakukan lebih selektif, ditinjau dari
berbagai aspek yang menyangkut penggunaan tepat jenis, tepat dosis, tepat cara,
tepat waktu, tepat mutu, aman terhadap petani, musuh alami dan lingkungan
sekitar pertanaman.

Beberapa tindakan pengendalian gulma yang biasa dilakukan petani,


diantaranya dengan cara manual / mencabut gulma, cara mekanik (menggunakan
alat), pengendalian gulma menggunakan serangga, pengendalian gulma
menggunakan mikroorganisme dan langkah pengendalian terakhir jika diperlukan
yaitu aplikasi herbisida dengan menggunakan prinsip 6 Tepat Pestisida : (1) tepat
sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis
atau konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan.

Fase tumbuh gulma menentukan tingkat kerentanan gulma tersebut


terhadap herbisida. Secara umum, pada fase kecambah gulma rentan terhadap
herbisida. Dengan demikian, herbisida yang diaplikasikan pada gulma yang lebih
muda akan bersifat kurang selektif bila dibandingkan dengan gulma yang sudah
tua dengan dosis yang direkomendasikan (Sjahril dan Syam’un, 2011).

Ada dua tipe herbisida berdasarkan aplikasinya yaitu herbisida pratumbuh


(preemergence herbicide) dan herbisida pascatumbuh (postemergence herbicide).
Pertama disebarkan pada lahan setelah diolah namun sebelum benih ditebar.
Biasanya herbisida jenis ini bersifat nonselektif yang berarti membunuh semua
tumbuhan yang ada dan yang kedua diberikan setelah benih memunculkan daun
pertamanya. Herbisida jenis ini harus selektif, artinya tidak mengganggu
tumbuhan pokoknya.

You might also like