You are on page 1of 17

TUGAS KELOMPOK

MANAJEMEN TEKNOLOGI

INTEGRASI TEKNOLOGI INFORMAS KOMUNIKASI


DALAM PENDIDIKAN: POTENSI MANFAAT, MASYARAKAT
BERBASIS PENGETAHUAN, PENDIDIKAN NILAI, STRATEGI
IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Oleh :
Deddy Suhermansyah Haris Fadillah
Agus Setiawan Taufik Hidayat
Harianto Jannati Fadhila
Edo Alfaridzy Ginting

Dosen Pembimbing :
Rizkha Rida ST, MT

Jurusan Teknik Industri


Fakultas Teknik
Universitas Al-Azhar
Medan
INTEGRASI TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI
DALAM PENDIDIKAN: POTENSI MANFAAT, MASYARAKAT BERBASIS
PENGETAHUAN, PENDIDIKAN NILAI, STRATEGI IMPLEMENTASI
DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Dedy Suhermansyah, Agus setiawan, Harianto, Edo Alfaridzy G, Haris Fadilah, Taufik Hidayat, Jannati Fadhila
Universitas Al Azhar
Medan

ABSTRACT
The Integration of ICT in this life, nowadays,has given many changes including in the education field.
The use of ICT offers many opportunities for better learning experience. It becomes a challenge to realize the
integration of technology and learning process. The following conclusions had been reached from this paper: (1)
some potential benefits of ICT for education were to enable the lifelong learning; to change the role of teachers
and the role of students; to provide a public access for material content and interactive information through the
network; to overcome the constraints of time and space in the learning environment; to reinforce the
organization and learning management, and to create collaboration between teachers and students (2) realizing
knowledge- based society, several actions need to be conducted, such as ensuring that everyone had ICT
competencies and developed the other key competencies through ICT to participating in the community; setting
the learning goals for the emancipation and empowerment as well as improving ICT literacy as part of the
continous lifelong learning
(3) the internalization process on ICT learning can be transformed by promoting as cultural activities in the
school environment through the integration of educational values in the learning materials, thus, habituation,
assignment, and role modelling being integral and holistic, which was continuously being part of learning,
understanding, practicing in the daily life (4) implementation strategy and professional development in ICT field
should refer to the teaching and learning activities. The indicators that should be developed were: accessibility
indicator, output indicators and impact indicators. Directed and systematic policy can refer to the level of ICT-
Based School, namely: Precursor, Basic, Intermediate, and Well-established where each level was determined
from the factors of infrastructure, human resources, content, learning, as well as policy and program.

Keywords: ICT integration, implementation strategy

ABSTRAK
Integrasi TIK dalam kehidupan saat ini mengubah hubungan kita dengan informasi dan pengetahuan tak
terkecuali di bidang pendidikan. Penggunaan TIK menawarkan peluang yang begitu banyak jumlahnya, sehingga
dapat mengarah pada pengalaman belajar yang lebih baik dan lebih menarik. Hal ini menjadi tantangan yang
signifikan untuk menguGah apa yang dijanjikan teknologi menjadi kenyataan untuk pemGelajaran. Kesimpulan
dari makalah ini sebagai berikut. 1) Beberapa potensi manfaat TIK untuk pendidikan, yaitu: berfungsi sebagai
enabler untuk pembelajaran seumur hidup; membawa perubahan peran guru dalam mengajar dan peran siswa
dalam belajar; menyediakan akses terbuka terhadap materi dan informasi interaktif melalui jaringan; menghilangkan
kendala waktu dan ruang dalam lingkungan belajar; mendukung organisasi dan manajemen pembelajaran dan
pendidikan; dan membuka peluang kolaborasi antar-guru dan antar-siswa. 2) Untuk mewujudkan masyarakat
berbasis pengetahuan diperlukan upaya-upaya, yaitu: memastikan bahwa setiap orang mampu memperoleh
kompetensi TIK dan mengembangkan kompetensi kunci lain melalui TIK untuk berpartisipasi dalam
masyarakat; menetapkan tujuan pembelajaran bagi emansipasi dan pemberdayaan; dan meningkatkan literasi
TIK sebagai bagian berkelanjutan dari pembelajaran seumur hidup. 3) Proses internalisasi nilai dalam
pembelajaran TIK dapat ditranformasikan dengan melakukan pembudayaan di lingkungan sekolah dengan
mengintegrasikan pendidikan nilai dalam bahan ajar sehingga pembiasaan, penugasan, dan keteladanan menjadi
bagian yang integral, holistik, yang secara terus menerus menjadi bagian yang dipelajari, dipahami, diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. 4) Strategi impelementasi dan pengembangan profesional di bidang TIK harus
mengacu pada kegiatan belajar dan mengajar. Indikator-indikator yang harus dikembangkan adalah: indikator
akses, indikator output, dan indikator dampak. Kebijakan yang terarah dan sistematis dapat mengacu pada level
Sekolah Berbasis TIK, yaitu: Perintis, Dasar, Menengah, dan Mapan, dimana pada masing-masing level ditinjau
dari faktor: infrastruktur, sumber daya manusia, konten, pembelajaran, serta kebijakan dan program.

Kata kunci: integrasi TIK, strategi implementasi


PENDAHULUAN
an nilai sebagai fenomena universal intrinsik
Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk semua pembelajaran dan pendidikan, baik di
(TIK) merupakan topik penting yang berkembang rumah atau di sebuah institusi. Pendidikan nilai
dalam berbagai kebijakan publik, tak terkecuali diyakini dapat mendorong kita untuk
dalam bidang pendidikan. Integrasi TIK dalam menyatakan nilai- nilai kita dengan jelas dan
kehidupan sehari-hari mengubah hubungan kita untuk mengembangkan integritas dan
dengan informasi dan pengetahuan. kepercayaan diri dalam kehidupan dengan
Peluang yang ditawarkan oleh mengenal dan menyatakan nilai-nilai yang
penggunaan TIK dalam pendidikan begitu menentukan tindakan kita. Hal ini membantu
banyak jumlahnya, sehingga dapat mengarah kita menutup kesenjangan antara apa yang kita
pada pengalaman belajar yang lebih baik dan katakan dan apa yang kita lakukan.
lebih menarik. Efek ini tidak hanya terbatas Pemerintah telah mengadopsi mengadopsi
pada ruang kelas, tetapi juga transformasi model TIK dalam bingkai kebijakan pendidikan dan
pendidikan, contohnya seperti model jarak jauh kurikulum nasional. Jenis keterampilan baru
ke model e-learning atau blended learning yang yang dibutuhkan sebagian besar didorong oleh
menawarkan pilihan baru dalam penyampaian, pertumbuhan pesat informasi dalam repo-
serta peluang baru dalam layanan pelatihan guru sitori di seluruh dunia. Akibatnya, siswa perlu
dan dukungan lain. Kapasitas TIK untuk mengembangkan literasi informasi dan keteram-
membangun jaringan tanpa batas merupakan pilan terkait lainnya untuk mencari informasi
kemungkinan pembelajaran inovatif yang setara dari sumber-sumber yang tak terbatas. Pada saat
di seluruh wilayah dan negara. Kemampuan yang sama, kemajuan TIK tumbuh dengan cepat.
siswa untuk memanfaatkan TIK sudah menjadi Jika kemajuan baru dalam TIK ini dimanfaatkan
kebutuhan baru untuk sistem pendidikan yang untuk pendidikan, tentunya siswa maupun guru
efektif. membutuhkan keahlian baru. Untuk itu diperlukan
Banyak negara menghadapi tantangan yang strategi implementasi dan pengembangan profe-
signifikan dalam menguGah apa yang dijanjikan sional yang komprehensif.
teknologi menjadi kenyataan untuk pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas tentang integrasi
Kebanyakan tantangan ini terkait dengan biaya TIK dalam pendidikan, maka masalah yang akan
atau masalah infrastruktur dan teknis, seperti dikaji lebih lanjut dalam makalah ini
kurangnya akses terhadap teknologi atau buruknya dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimanakah
konektivitas. Tantangan lainnya adalah kurangnya potensi man- faat TIK untuk pendidikan?, 2)
konten yang relevan dalam bahasa yang dimengerti Bagaimanakah mewujudkan masyarakat
oleh pengguna dan terbatasnya akses untuk sumber berbasis pengetahuan dengan penggunaan TIK?,
daya pendidikan terbuka. Namun tantangan 3) Bagaimanakah TIK dapat memperkuat
utama, termasuk pada sistem pendidikan yang pendidikan nilai?, dan
paling canggih sekalipun, terletak pada kapasitas 4) Bagaimanakah strategi implementasi dan
guru untuk menggunakan TIK secara efektif di pengembangan profesional di bidang TIK?
dalam kelas. Dengan disadarinya kontribusi TIK
dalam membangun hubungan baru antara Potensi Manfaat TIK untuk Pendidikan
sekolah dan masyarakat, serta menjembatani Dodi Nandika, Gatot H. Priowirjanto dan
kesenjangan antara pendidikan formal, non- Soekartawi (2007: 11) menjelaskan TIK adalah
formal dan infor- mal, maka para pembuat istilah yang digunakan untuk menggambarkan cara
kebijakan dituntut untuk menyiapkan strategi yang menarik dan inovatif untuk menyediakan
untuk menghasilkan keterampilan dan kapasitas pembelajaran seumur hidup dengan akses global
yang diperlukan dalam masyarakat berbasis terhadap informasi, pembelajaran dan dukungan.
pengetahuan (knowledge- based society). Dalam hal ini TIK mencakup perangkat komuni-
Di tengah sorotan terhadap dampak kasi atau aplikasi, meliputi: radio, televisi, telepon
negatif akibat terjadinya penyalahgunaan dalam selular, komputer dan jaringan perangkat keras dan
peng- gunaan TIK, meskipun di sisi lain juga perangkat lunak, sistem satelit dan sebagainya,
tidak terbantahkan dampak berupa nilai-nilai serta berbagai layanan dan aplikasi yang terkait
positif, maka perlu disiapkan benteng untuk dengan mereka, seperti video conference dan
mengawal penggunaan TIK tersebut, diantaranya pembelajaran jarak jauh.
dengan pe- nguatan pada pendidikan nilai Hal senada dikemukakan oleh Anderson
(karakter). Pendidik- (2010: 4) bahwa TIK mencakup banyak teknologi
yang memungkinkan kita untuk menerima infor-
untuk capturing (menangkap), interpreting (me-
masi dan berkomunikasi atau bertukar informasi
nafsirkan), storing (menyimpan), dan transmitting
dengan orang lain, dengan perangkat dan fungsi
(mengirimkan) informasi seperti disajikan pada
Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Cakupan TIK

Pada konsesus UNESCO (2011a: 4) ter-


Yves Punie and Marcelino Cabrera
dapat konsensus tentang manfaat bagi pendi-
(2006: 27) menjelaskan terdapat dua perspektif
dikan melalui penggunaan yang tepat dari per-
utama tentang peran TIK, yaitu: (1) TIK untuk
kembanganTIK. Masalah mendasar adalah apakah
pembelajaran dan (2) belajar dengan menggunakan
guru tahu bagaimana menggunakan TIK secara
TIK. Sementara Anderson (2010: 6) menge-
efektif dalam pengajaran mereka. Bagaimana
mukakan bahwa penggunaan TIK di kelas,
TIK digunakan akan tergantung pada subjek
ruang kuliah dan laboratorium pengajaran
yang diajarkan, tujuan pembelajaran dan sifat dari
diseluruh wilayah AsiaYPasifik telah memGawa
siswa. TIK menawarkan lingkungan belajar
peruGahan dalam cara guru mengajar dan
yang cepat berkembang dan menarik,
bagaimana siswa belajar, mengutip pendapat
mengaburkan batas-batas antara pendidikan
yang dikemukakan oleh Resta dan Patru (2010),
formal dan informal dan mengajak guru untuk
digambarkan bagaimana peran guru berubah
mengembangkan cara- cara mengajar baru dan
sebagai hasil dari penerapan TIK di kelas,
memungkinkan siswa untuk belajar.
seperti disajikan dalam Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Penggunaan TIK Membawa Perubahan pada Peran Guru


Bergeser dari Perubahan dalam Peran Guru Menjadi
Penular pengetahuan, sumber informasi Fasilitator pembelajaran, kolaborator,
primer pelatih, navigator pengetahuan dan
 mitra-pelajar
Guru mengendalikan dan mengarahkan Guru memberikan siswa lebih banyak
semua aspek pembelajaran pilihan dan tanggung jawab untuk
pembelajaran mandiri

Sejalan dengan perubahan peran guru,


penerapan TIK di kelas, seperti disajikan dalam
maka peran siswa juga berubah sebagai hasil
Tabel 2 berikut:
dari
Tabel 2. Penggunaan TIK Membawa Perubahan pada Peran Siswa
Bergeser dariPerubahan dalam Peran Siswa Menjadi
Penerima informasi pasif Berpartisipasi aktif dalam proses
 pembelajaran
Mereproduksi pengetahuan belajar Memproduksi pengetahuan belajar
sebagai kegiatan sendiri bersama-sama dengan siswa lainnya

Menurut UNDP (2005: 121-123) Potensi


dan eksplorasi, dan mempersiapkan individu
peluang dan manfaat terkait dengan penggunaan
terhadap dorongan dunia teknologi. Dari sisi
TIK dalam pendidikan banyak ragamnya.
pengajaran, TIK meningkatkan kualitas karena
Kapasitas TIK untuk mencapai siswa di mana saja
dapat digunakan sebagai alat untuk pelatihan
dan kapan saja membawa perubahan
dan dukungan Gagi guru terlepas dari dispersi
revolusioner dalam paradigma pendidikan
geografis mereka. Bahkan penelitian telah
tradisional dengan menghilangkan premis
menunjukkan bahwa pengenalan TIK untuk
bahwa waktu belajar sama dengan waktu di
tujuan pendidikan memiliki efek positif pada
dalam kelas. Dengan menyediakan gaya
praktek pengajaran. Manfaat lain bagi penyedia
Gelajar fleksiGel dan interY aktif serta akses
pendidikan termasuk manajemen yang efisien
dimana dan kapan saja, TIK memberikan materi
dari sumGer Gelajar dengan biaya lebih rendah
yang siswa butuhkan kapan dan di mana saja
seperti disajikan pada Tabel 3, manfaat hasil dari
mereka menginginkannya. TIK memungkinkan
berbagi sumber daya dan lingkungan belajar,
mereka untuk berinteraksi tanpa batasan ruang
membuka ruang kelas serta mempromosikan
dan waktu dengan para guru dan kelompoknya.
pembelajaran kolaboratif dan langkah umum
Guru dapat mengambil keuntungan dari sistem
terhadap otonomi siswa yang lebih besar.
interaktif yang membantu siswa memahami
Sementara TIK sendiri tidak memiliki
kebutuhan pembelajar dan kinerja yang lebih
sifat khusus atau kekuasaan yang dapat
akurat, serta membuat penilaian yang lebih
merevolusi pendidikan. Para aktor utama dalam
efektif.
proses belajar dan mengajar adalah guru dan
Dengan sistem berbasis TIK akan
siswa, dan jika kedua belah pihak berkomitmen
mening- katkan kualitas pendidikan bagi siswa
untuk menggunakan alat yang ampuh ini,
dalam me- ningkatkan motivasi, memfasilitasi
perbaikan pembelajaran dimungkinkan akan
perolehan keterampilan dasar, mempromosikan
terjadi.
penyelidikan

Tabel 3. Potensi Peluang dan Manfaat Penggunaan TIK dalam Pendidikan


Peluang Manfaat
Akses terhadap materi pembelajaran berkualitas tinggi Materi belajar dikembangkan di mana saja dan dapat dari lokasi terpencildi
Membuka konektivitas antar siswa Arus informasi gratis di dalam dan antar kelompok
siswa
Aktivitas Gelajar fleksiGel yang nyaman untuk siswa Menghilangkan kendala waktu pada pembelajaran
Pembelajaran interaktif melampaui keterbatasan akses Jaringan TIK memungkinkan interaksi antar siswa,
sederhana terhadap informasi memungkinkan tingkat
dengan guru, dan kemajuan yang
pengembangan berbeda
program
Menghilangkan kendala ruang pada lingkungan belajar Mengurangi kendala fisik pada akses untuk
Gelajar,
meminimalkan biaya perjalanan dan hidup, dan
Pengembangan jasa perantara untuk mendukung Penggunaan jaringan guru dan penasihat untuk
pembelajaran menyusun proses dan mendistribusikan ide-ide dan
bahan untuk khalayak yang lebih luas
Pengelolaan pembelajaran dapat menampilkan Sistem interaktif dapat menghasilkan data formatif kekayaan data pada data ten
PeluangManfaat

Penilaian dan sertifikasi dapat diadministrasikan dengan Penilaian dan sertifikasi dapat dilaksanakan secara
menggunakan TIK online dengan kemungkinan untuk mengurangi biaya,
meningkatkan keamanan dan standarisasi tugas
penilaian
Penyedia layanan pendidikan dapat menggunakan TIK Sistem manajemen keuangan, administrasi dan
sumber untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan pelayanan, daya dapat menggunakan data yang dihasilkan
TIK di dan mengurangi biaya berbagai tingkat analisis untuk meningkatkan
Kolaborasi kegiatan belajar antar siswa Siswa dari lokasi yang berbeda dapat belajar dan
berbagi sumber belajar bersama-sama
Kolaborasi kegiatan mengajar antar guru Guru dari tempat yang berbeda dan dengan perspektif yang bervariasi

Mewujudkan Masyarakat Berbasis informasi dan mengambilnya tanpa perlu


Pengetahuan Menurut GesCI (2011: 4) yang mengandalkan memori; Revolusi Kedua yang
mengutip pendapat Evers, terjadi di pertengahan abad ke-15 ditandati
karakteristik masyarakat dengan penemuan mesin cetak, dimana dengan
berbasis pengetahuan antara lain: a) industri revolusi ini informasi dalam buku-buku dan
menghasilkan produk dengan kecerdasan buatan pamflet Gisa diseGarluaskan jauh leGih luas dan
yang terintegrasi; b) organisasi pembelajaran, baik cepat; Revolusi Ketiga yang dibawa oleh TIK
oleh swasta, pemerintah dan masyarakat sipil, adalah mempercepat penyebaran informasi dan
menjadi cerdas; c) adanya peningkatan pengetahuan. Dalam dekade kedua abad ke-
organisasi pengetahuan dalam bentuk keahlian 21 ini internet dan layanan seperti Google dan
digital, disimpan dalam bank data, sistem pakar, email, secara bersamaan dengan berbagai baru-
rencana organisasi, dan media lainnya; d)adanya produk seperti Wikipedia, Skype, Facebook dan
beberapa pusat keahlian dan produksi Twitter akan mengubah lebih lanjut cara kita
pengetahuan, dan; e) adanya budaya epistemik hidup, belajar, bekerja dan bermain. Akankah
yang berbeda dalam hal ini menunjukkan munculnya Revolusi
produksi dan pemanfaatan pengetahuan. Keempat? Realitas di beberapa negara bahwa
Sebuah masyarakat berbasis pengetahuan pembelajaran dilaksanakan di luar kelas, sebuah
bercirikan pertumbuhan, pengembangan, dan ekspresi inovatif dalam pembelajaran, yang
inovasi yang didorong oleh penggunaan optimal dikenal dengan istilah: mobile-learning (m-
dari penggunaan informasi dan produk learning) atau pembelajaran bergerak dan
informasi. Lebih lanjut GesCI (2011: 5-6) ubiquitous-learning (u-learning) atau
mengurai- pembelajaran di mana-mana.
kan empat pilar utama masyarakat berbasis pe-
ngetahuan, yaitu: (1) pendidikan, (2) TIK, (3)
Memperkuat Pendidikan Nilai
sains dan teknologi, dan (4) inovasi. Sebagai
Menurut Dodi Nandika, dkk (2007:16) me-
pilar kedua, TIK dianggap sebagai alat penting
nerangkan pendidikan nilai umumnya membangun
dalam mempersiapkan dan mendidik siswa
kebajikan, karakter yang kuat dan makna hidup.
dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam
Di sekolah, siswa kita dimungkinkan untuk me-
lingkungan kerja global, sehingga mereka dapat
mahami nilai-nilai mereka sendiri dan nilai-nilai
terus beradaptasi dengan inovasi teknologi
orang lain. Kebajikan adalah nilai-nilai universal
berkelanjutan di dunia kerja, dan membuat siswa
yang diterima sebagai kualitas manusia yang
lebih mudah untuk mengakses pengetahuan. Lebih
diinginkan oleh semua agama dan budaya di
jauh TIK dianggap sebagai mesin pertumbuhan
dunia.
dan alat untuk pemberdayaan, dengan implikasi
Pendidikan nilai di Indonesia telah ditam-
yang besar untuk perubahan pendidikan dan
pung dan ditetapkan dalam Rencana Strategis
pembangunan sosial ekonomi.
Pembangunan Pendidikan, dimana pendidikan
Menurut Anderson (2010: 7) penyebaran
nilai dikelompokkan menjadi tiga nilai, yaitu:
pengetahuan tercatat dalam beberapa fase revo-
(1) nilai input, adalah nilai yang diharapkan
lusi, yaitu: Revolusi Pertama, ditandai dengan
yang dapat ditemukan dalam setiap kegiatan
penemuan bahasa tertulis, yang berarti bahwa
yang
untuk pertama kalinya orang bisa menyimpan
berkaitan dengan penyelenggara pendidikan;
output, adalah nilai yang diharapkan yang dapat
(2) nilai proses, adalah nilai yang diharapkan
dimanfaatkan oleh pengguna. Nilai-nilai tersebut
selalu diwujudkan dalam mengelola pendidikan
seperti disajikan pada Gambar 2 berikut.
untuk mencapai tonggak tujuan; dan (3) nilai

Dampak Positif TIK yang Diharapkan terhadap Pendidikan Nilai

Nilai Input Nilai Proses


 Nilai Output
terpercaya visi dan persepsi yang baik efektif dan efisien
profesional model yag baik layanan prima
antusias dan motivasi tinggi memotivasi terpercaya
bertanggung jawab menginspirasi resposif dan aspiratif
kreatif memberdayakan antisipatif dan inovatif
disiplin membentuk budaya demokratis, adil/jujur dan inklusif
penuh perhatian loyal
belajar seumur hidup koordinatif dan sinergi
akuntabel

Gambar 2. Dampak dari Integrasi TIK terhadap Pendidikan Nilai

Ali Muhtadi (2011: 7-8) menjelaskan


ter dalam bahan ajar sehingga pembiasaan, pe-
bahwa alasan mengapa pendidikan karakter (nilai)
nugasan, keteladanan menjadi bagian yang inte-
penting untuk diberikan dalam proses
gral, holistik, yang secara terus menerus menjadi
pendidikan adalah berdasarkan hasil penelitian
bagian yang dipelajari, dipahami, diamalkan
Heckman, James dan Pedro Carneiro yang dikutip
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi
oleh Ratna Megawangi yang menunjukkan bahwa
sangat mungkin dilakukan mengingat
kecerdasan intelektual seseorang hanya
pendidikan karakter merupakan bagian dari tiga
memberikan kontribusi 20% saja dari
aspek pendidikan (kognitif, psikomotor, afektif)
keberhasilan seseorang di masyarakat,
Suwarsih Madya (2011) menjelaskan pe-
sedangkan 80% lebih banyak ditentukan oleh
manfaatan TIK harus dijaga agar tetap mem-
kecerdasan emosi seseorang tersebut. Kecerdasan
Gerikan kontriGusi signifikan terhadap pengemY
emosi merujuk pada karakter atau akhlak mulia.
bangan peserta didik menjadi manusia berkarakter
Penelitian tersebut sesuai dengan hasil
dan berkecerdasan intelektual dan
penelitian George Boggs, yang juga dikutip oleh
pemberdayaan pendidik dan tenaga
Ratna Megawangi yang menunjukkan bahwa dari
kependidikan terkait. Sementara menurut Siti
13 faktor penunjang keberhasilan seseorang di
Irene Astuti D. (2011: 16) menerangkan sekolah
dunia kerja, 10 di antaranya (hampir 80%)
masih memainkan peran penting dalam proses
adalah kualitas karakter seseorang, dan sisanya
pendidikan karakter, pada saat yang sama
(tiga) berkaitan dengan faktor kecerdasan
dengan penggunaan TIK di sekolah tanpa
intelektual.
mengabaikan maknanya dalam proses
Menurut St. Nurbaya (2012: 590) me- pembelajaran, yaitu menumbuhkan nilai- nilai
ngutip pendapat Mulyana bahwa proses karakter yang dibutuhkan dalam kehidupan,
internalisasi karakter dalam pembelajaran dapat dimana penggunaan TIK yang dirancang secara
ditranformasikan dengan melakukan pembudayaan rinci dapat meminimalkan dampak negatifnya.
di lingkungan tingkat satuan pendidikan
Menurut UNESCO (2011b: 17) memberikan
melalui:
arah bahwa selain berdampak terhadap prestasi
(1) penugasan, (2) pembiasaan, (3) pelatihan, (4)
mata pelajaran, sejumlah studi tentang TIK telah
pembelajaran, (5) pengarahan, serta (6)
menemukan bahwa komputer dapat memiliki efek
ketelada- naan. Internalisasi dalam pembelajaran
positif pada motivasi siswa, seperti sikap mereka
dilakukan dengan mengintegrasikan nilai
pendidikan karak-
terhadap teknologi, pengajaran, atau materi
dasar lainnya, belum memulai memperkenalkan
pelajaran.
TIK di sekolah. Di sisi lain, ada sekolah yang
telah mengintegrasi TIK ke dalam kurikulum di
4. Strategi Implementasi dan Pengembangan
semua bidang pelajaran sedemikian rupa sehingga
Profesional
merubah proses belajar mengajar, ruang kelas dan
Menurut Anderson (2010: 30-33) mema-
administrasi sekolah, dan etos seluruh
parkan negaraYnegara di kawasan AsiaYPasifik
organisasi. Untuk mengukur tahap integrasi
sangat berbeda dalam hal berbagai indikator
TIK dicapai oleh negara, kabupaten, sekolah,
demografi dan pendidikan, yang pada gilirannya
atau bahkan kelas dalam sekolah, sebuah model
menyebabkan perbedaan luas dalam mengim-
seperti disajikan pada Gambar 3, yang berfungsi
plementasikan TIK dalam pendidikan. Di satu sisi,
sebagai kerangka representasi dari integrasi
ada sekolah di daerah terpencil, karena sumber
TIK dalam pendidikan dan untuk mengetahui
daya keuangan yang terbatas, tidak teratur atau
pada tingkat/ level apa keberadaan sekolah dalam
tidak pasokan listrik, atau kurangnya infrastruktur
integrasi TIK
pada seluruh kurikulum.

Gambar 3. Tahapan dalam Mengadopsi dan Menggunakan TIK

Model pada Gambar 3 memiliki dua


Fokus di kelas sering pada pembelajaran
dimensi, yaitu: (1) teknologi dan (2) pedagogi.
keterampilan TIK dasar dan mengidentifikasi
Teknologi mengacu pada semua cakupan TIK,
komponen-komponen TIK. Guru sering meng-
dan pedagogi adalah seni dan ilmu mengajar.
gunakan peralatan yang tersedia untuk tujuan
Dimensi teknologi adalah sebuah kontinum
profesionalnya, seperti word processing untuk
yang mewakili meningkatnya jumlah dan variasi
menyiapkan lembar tugas, spreadsheets untuk
penggunaan TIK. Dimensi pedagogi juga sebuah
mengelola daftar kelas, dan jika internet juga
kontinum dan mewakili perubahan praktek-
tersedia digunakan untuk mencari informasi atau
praktek pengajaran yang dihasilkan dari penerapan
berkomunikasi lewat e-mail. Guru mengem-
TIK. Dalam dua dimensi tersebut terdapat empat
bangkan literasi TIK dan belajar bagaimana
tingkat/level yang dilewati kelas atau sekolah
menerapkan TIK untuk tugas pribadi dan pro-
dalam mengintegrasikan TIK. Ada konsensus
fesional, lebih menekankan pada mempelajari
umum bahwa integrasi TIK dalam pendidikan
penggunaan peralatan dan aplikasi, menjadi
berlangsung secara progresif dalam serangkaian
peduli terhadap potensi TIK untuk pengajaran di
tingkatan sebagai berikut.
masa yang akan datang. Praktek pengajaran di
kelas masih sangat berpusat pada guru (teacher-
Emerging (Muncul) centered).
Pada tahap ini sekolah baru saja mulai
memperkenalkan komputer, dimana pada awalnya
Applying (Menerapkan)
mungkin hanya memiliki satu atau dua
Pada tingkat ini sekolah telah mem-
komputer dan printer, baik hasil sumbangan atau
peroleh tambahan peralatan TIK. Administrator
dibeli oleh dinas pendidikan. Pada awal tingkat
sekolah menggunakan TIK untuk tugas-tugas
ini, administrator dan satu atau lebih guru
manajemen yang lebih terorganisir, sementara
perintis mulai menggali potensi TIK untuk
guru mulai mengadaptasi kurikulum dalam
manajemen sekolah dan untuk pengajaran di
rangka meningkatkan penggunaan TIK pada mata
kelas.
pelajaran yang berbeda, menerapkan perangkat
lunak tertentu seperti menggambar, merancang,
Transforming (Transformasi)
pemodelan, dan simulasi dalam pengajaran.
Pada tingkat ini guru biasanya
Guru masih cenderung mendominasi
mempunyai rasa percaya diri akan kemudahan
kegiatan pembelajaran di kelas. Namun, mereka
dengan TIK saat mengubah pedagogi dan
menggunakan TIK untuk tujuan profesional,
pembelajaran siswa mereka. Tantangan utama
fokus pada peningkatan pengajaran mata pelajaran
adalah untuk membawa guru melalui tingkat
untuk memperkaya bagaimana mereka mengajar
menanamkan ke titik di mana TIK adalah alat
dengan berbagai aplikasi TIK. Secara bertahap
yang digunakan secara rutin untuk membantu
mereka memperoleh kepercayaan diri dalam
pembelajaran sedemikian rupa sehingga
menggunakan alat khusus TIK dalam mengajar.
sepenuhnya terintegrasi di semua kelas. Ketika
Kesempatan untuk menerapkan TIK dalam
TIK sepenuhnya terintegrasi dalam semua
semua penajaran mereka sering hanya dibatasi
kegiatan pembelajaran di kelas, ketika TIK
oleh kurangnya kesiapan akses pada fasilitas dan
digunakan untuk memikirkan dan memperbaharui
sumber daya TIK.
kembali organisasi kelembagaan dengan cara
yang kreatif, dan ketika TIK adalah bagian rutin
Infusing (Menanamkan)
dari kehidupan sehari-hari lembaga, maka sekolah
Pada tingkat ini TIK dimasukkan ke
berada pada tingkat transformasi. Fokus dalam
seluruh kurikulum. Hampir semua kelas dileng-
ruang kelas telah pindah sepenuhnya dari berpusat
kapi dengan komputer, sama halnya juga kantor
pada guru menjadi berpusat pada siswa (student-
dan perpustakaan, dan sekolah memiliki koneksi
centered).
internet. Penanaman TIK pada semua aspek ke-
Selanjutnya dapat dikembangkan model
hidupan profesional guru dengan cara seperti untuk
baru berdasarkan pemetaan empat tingkat inte-
meningkatkan pembelajaran siswa dan penge-
grasi TIK terhadap kegiatan belajar dan meng-
lolaan pembelajaran. Pendekatan dari staf senior
ajar seperti disajikan pada Gambar 4, yang me-
adalah untuk mendukung guru yang aktif dan
nunjukkan langkah-langkah yang dilewati siswa
kreatif yang mampu merangsang dan mengelola
saat mereka belajar tentang TIK (menjadi peduli
pembelajaran siswa, dan untuk
terhadap TIK - belajar bagaimana menggunakan
mengintegrasikan berbagai gaya belajar yang
TIK dalam mata pelajaran – memahami bagai-
dalam mencapai tujuan mereka.
mana dan kapan menggunakan TIK - memper-
Guru menggunakan TIK untuk membantu
dalam penggunaan TIK) dan saat guru mengajar
siswa mereka untuk menilai pembelajaran mereka
dengan TIK (menerapkan alat produktivitas
sendiri dalam mencapai tujuan. Pada saat yang
- meningkatkan pengajaran tradisional - mem-
sama, secara alamiah guru berkolaborasi dengan
fasilitasi penggunaan berbagai model pengajaran -
guru lain dalam memecahkan masalah umum
membuat dan mengelola lingkungan pembelajaran
dan berbagi pengalaman mengajar.
inovatif dan terbuka).

Gambar 4. Pemetaan Tingkat TIK terhadap Belajar dan Mengajar


UNDP-APDIP (2004: 157) memberikan
data sesuai tujuan; memastikan bahwa data
arahan bahwa sifat TIK mengharuskan masya-
dapat diakses dan dibagi dengan mudah;
rakat untuk membuat perubahan yang cepat dan
mengem- bangkan peralatan informasi
kompleks, untuk membuat transisi dari: penge-
manajemen secara bertahap; dan mendukung
nalan - adopsi - pemanfaatan TIK. Jika suatu
penggunaan data pada sekolah dan masyarakat.
negara berhasil membuat transisi ini, berikutnya
4) Menyertakan semua biaya jangka pendek dan
adalah harus memprioritaskan pengembangan
jangka panjang dalam perencanaan anggaran,
sumber daya manusia. Terdapat empat alasan
dengan strategi antara lain: anggaran program
mengapa integrasi TIK dilakukan, mengutip
berdasarkan total biaya dari teknologi yang akan
pendapat yang dikemukakan oleh Byron dan
digunakan; menjamin kapasitas untuk
Gagliarki (2002), yaitu alasan: (1) sosial, (2)
melakukan pengadaan yang efektif; dan mencari
kejuruan, (3) pedagogis dan (4) katalis. Alasan
hardware dan software alternatif yang
sosial berkaitan dengan meresapkan penggunaan
mengurangi biaya. 5) Mencari alternatif
TIK dalam kehidupan sehari-hari. Pengenalan
teknologi untuk menemukan solusi yang tepat,
TIK di kelas tidak hanya pembiasaan, tetapi
dengan strategi antara lain: menggunakan
juga mengembangkan keterampilan siswa dalam
teknologi yang sesuai dengan infrastruktur yang
penggunaan TIK sebagai alat yang lazim.
tersedia; menggunakan teknologi yang sesuai
Alasan kejuruan mengacu pada TIK yang
dengan keahlian dan kemampuan guru; me-
berbasis kesempatan kerja dan keterampilan
manfaatkan apa yang sudah familiar dan apa
yang diper- lukan untuk pasar kerja. Alasan
yang sudah digunakan; menggunakan teknologi
pedagogis mencakup dampak positif pada
yang sesuai dengan tujuan pendidikan; dan
keefektifan pengajaran dan pembelajaran terkait
berhati-hati dalam mengandalkan teknologi
integrasi TIK dalam kurikulum. Alasan katalis
baru atau yang belum terbukti. 6) Fokus pada
mengacu pada fakta Gahwa TIK dapat
pengembangan guru, pelatihan, dan dukungan
meningkatkan efisiensi keseluruhan
yang berkelanjutan, dengan strategi antara lain:
penyelenggaraan pendidikan, tidak hanya di
mendesain pengembangan profesional untuk
sekolah tetapi juga di lembaga manajemen
memenuhi kebutuhan guru dan tujuan program;
pendidikan, di tingkat nasional/provinsi dan
menghubungkan pengembangan profesional guru
komunitas, dimana TIK adalah katalis untuk
dengan standar yang diakui untuk penggunaan
reformasi kelembagaan di bidang infrastruktur,
teknologi; melengkapi pengembangan profesi
pengiriman, administrasi dan manajemen.
guru dengan pelatihan bagi para pemimpin
USAID (2011: 7-39) memberikan pe- sekolah; membangun pengembangan profesional
tunjuk dalam merancang program pendidikan teknologi yang berfokus pada metode praktek;
yang efektif dalam menggunakan TIK terdapat pengembangan profesional dilakukan dalam
sepuluh prinsip kunci sebagai berikut. 1) Meng- lingkungan duplikasi kondisi sekolah; sinkronisasi
gunakan TIK untuk mencapai tujuan pen- pengembangan profesional dengan teknologi yang
didikan dan pengembangan, dengan strategi bergulir untuk sekolah; dan menggunakan TIK
antara lain: menangani bidang dengan untuk menyediakan tindak lanjut dan dukungan
kebutuhan tinggi; konsep teknologi sebagai untuk pengembangan profesional. 7) Mencari
infrastruktur pendidikan; dan TIK untuk dan mengkoordinasikan keterlibatan pemangku
mendukung perubahan yang konfrehensif. 2) kepentingan yang berbeda, dengan strategi
Menggunakan TIK untuk meningkatkan antara lain: mencari LSM lokal yang dapat
pengetahuan dan keterampilan siswa, dengan berkontribusi bagi keberhasilan program; mencari
strategi antara lain: membantu siswa perusahaan teknologi swasta lokal yang potensial;
membangun keterampilan membaca dan melibatkan perusahaan swasta nasional dan
keterampilan dasar dalam semua mata pela- internasional; mempertimbangkan manfaat dan
jaran; membantu siswa membangun kehidupan risiko dari kontribusi sektor swasta dari produk
abad ke-21 dan keterampilan belajar; dan mem- dan jasa; dan membangun mekanisme yang tepat
perluas penggunaan komputer dan internet di untuk mengkoordinasikan upaya pemangku
luar “kurikulum IT” dan keterampilan TIK atau kepentingan. 8) Mengembangkan lingkungan
instruksi guru. 3) Menggunakan TIK untuk kebijakan yang mendukung, dengan strategi
men- dukung data pengambilan keputusan, antara lain: memfasilitasi pengembangan kebija-
dengan strategi antara lain: menggunakan kan pendidikan teknologi dan pencapaian
peralatan sederhana pada tingkat sekolah;
mengumpulkan
rencana yang sejalan dengan tujuan nasional;
Indikator-indikator yang harus dikem-
dukungan kebijakan pengembangan terkait
bangkan dalam kaitannya dengan rancangan
tujuan pendidikan; mencari keterlibatan lembaga
program dan tujuan, lingkungan pendidikan
pusat teknologi pendidikan; dan mengarahkan
yang sudah ada sebelumnya, dan faktor lainnya,
pengembangan kebijakan dan perencanaan ke
adalah:
arah tujuan yang lebih luas dan jangka panjang.
1) Indikator Akses Akses ke teknologi di sekolah
9) Mengintegrasikan monitoring dan evaluasi
Gisa menjadi rintangan yang signifikan,
ke dalam perencanaan proyek, dengan strategi
memGatasi dampak proyek dalam kaitannya
antara lain: dukungan evaluasi berbasis hasil
dengan belajar siswa dan hasil penting lainnya.
serta matrik kinerja; menghubungkan indikator ke
Indikator akses tersebut antara lain: -
tujuan proyek dan sasaran kebijakan; melakukan
ketersediaan daya listrik - ketersediaan tenaga
evaluasi proses partisipatif; melakukan penilaian
listrik alternatif - jumlah dan jenis perangkat
formatif; menggunakan hasil evaluasi dalam
TIK, jumlah perangkat yang berfungsi, dan
pengambilan keputusan; dan berbagi temuan
jumlah pengguna per perangkat
secara luas dan transparan. 10) Penguatan sis-
- tipe koneksi internet, bandwidth, dan jumlah
tem mendahului transformasi sistem, dengan
perangkat yang terhubung - prosentase siswa
strategi antara lain: mengadakan peralatan TIK;
menggunakan komputer sekolah per minggu,
menopang pendekatan untuk integrasi teknologi;
dan jumlah jam penggunaan komputer 2)
dan mengembangkan infrastruktur TIK untuk
Indikator Output Indikator output dapat dinilai
meningkatkan kapasitas sistem yang lebih luas.
dari perubahan dalam praktek pengajaran dan
Menurut Harry Firman dan Burhanuddin
perilaku belajar yang mengandalkan teknologi
Tola (2008: 77) ada beberapa kendala dalam
atau yang memenuhi tujuan teknologi dan
implementasi e-learning di tingkat sekolah, antara
didukung pengembangan profesional. Indikator
lain kurangnya peralatan dan infrastruktur TIK
output tersebut antara lain: - siswa menggunakan
(termasuk jaringan telepon dan pasokan listrik
sumber daya perangkat lunak pendidikan - siswa
yang dapat diandalkan) serta tidak tersedianya
terlibat dalam teknologi, didukung oleh kegiatan
tenaga terampil untuk mengelola peralatan TIK
kolaboratif dengan siswa lain di kelasnya,
di banyak sekolah, terutama di daerah pedesaan.
dengan siswa di kelas lain, dan dengan siswa di
Mahalnya biaya akses internet dan keterbatasan
sekolah atau negara lain - siswa melakukan
sumber belajar digitalisasi ditulis dalam bahasa
penelitian independen, menulis laporan, dan
Indonesia adalah masalah lain dalam pemanfaatan
membuat presentasi - guru menampilkan
pendidikan berbasis TIK. Hasil penelitian oleh
kurikulum yang ber- hubungan dengan sumber
Herry Fitriyadi (2012: 231) ditemukan kendala-
daya (misalnya, video, simulasi) untuk kelas -
kendala implementasi TIK dalam pembelajaran
guru mencari, menemukan, dan menggunakan
produktif SMK di Kabupaten Hulu Sungai Utara
rencana pelajaran atau sumber daya lainnya di
berkaitan dengan: (1) kebijakan pemerintah
DVD, server sekolah, atau internet
daerah dalam bidang TIK, (2) pendanaan pro-
- guru menggunakan teknologi (misalnya, email,
gram, (3) pengembangan profesional di bidang
blog, SMS) untuk berkomunikasi dengan guru
TIK, (4) ketersediaan sumber daya TIK, dan (5)
lain. 3) Indikator Dampak; Indikator dampak
penggunaan TIK di sekolah. Sementara menurut
(hasil) di bidang proyek teknologi pendidikan
GesCI (2011: 23) program pengembangan
seringkali sama dengan indikator dampak yang
profe- sional cenderung masih berfokus pada
digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek
upaya untuk mengajar para pendidik untuk
pendidikan yang tidak menggunakan teknologi.
menggunakan teknologi.
Teknologi telah terbukti memiliki dampak
Lebih lanjut USAID (2011: 40-44) me-
positif pada motivasi siswa dan motivasi guru,
ngemukakan adanya tantangan dan keterbatasan
dengan dampak tidak langsung terhadap
pada dampak TIK di sekolah, yaitu: (1)
kehadiran dan penyelesaian sekolah. Dalam
teknologi meningkatkan kompleksitas dalam
konteks Indonesia, langkah strategis yang lebih
sistem pendidikan; (2) proyek teknologi
rinci dikemukakan oleh Kwarta Adimphrana
pendidikan tunduk pada tekanan politik dan pasar;
(2011: 5-22) bahwa kebijakan Kementerian
(3) dampak teknologi dibatasi oleh banyak
Pendidikan dan Kebudayaan berupa Sekolah
faktor; dan (4) peningkatan pendidikan
Berbasis TIK diharapkan dapat menunjang inovasi
membutuhkan waktu.
pembelajaran yang menghasilkan peningkatan
mutu proses pembelajaran dan bermuara pada
peningkatan mutu lulusan. Terdapat empat
level Sekolah
Berbasis TIK, yaitu: (1) Perintis, (2) Dasar, (3)
Konten, (4) Pembelajaran, dan (5) Kebijakan
Menengah, dan (4) Mapan, dimana keempat
dan Program. Konfigurasi level dan faktor
level tersebut ditentukan oleh lima faktor, yaitu:
terseGut seperti pada Tabel 4 sampai dengan
(1) Infrastruktur, (2) sumber daya manusia, (3)
Tabel 8 berikut.

Tabel 4. Level Sekolah Berbasis TIK Ditinjau dari Infrastruktur


Level Sekolah Berbasis TIK
Infrastruktur
Perintis Dasar Menengah Mapan
a. Prasarana • LaG. Komputer • LaG. Komputer
• LAN LaG. Komputer • LaG. Komputer • LaG. Komputer
• Ruang Multimedia • LAN LaG. Komputer • LAN LaG. Komputer
• Ruang Multimedia • Ruang Multimedia
• LAN Sekolah • LAN Sekolah
• Server • Server
• WiFi Sekolah
• Room Server
b. Sarana • Listrik • Listrik • Listrik • Listrik
• Telepon • Telepon • Telepon • Telepon
• Internet • Internet • Internet • Internet
• Televisi • Televisi • Televisi • Televisi
• Radio • Radio • Radio • Radio
• Komputer Desktop/ • Komputer Desktop/ • Komputer Desktop/ • Komputer Desktop/
Laptop Laptop Laptop Laptop
• LCD Projector • LCD Projector • LCD Projector
• Komputer Server • Komputer Server • Komputer Server
• AC • AC • AC
• Interactive white-board • Interactive white-board
• PemGerian 1 IP • Video Conference
PuGlish • PemGerian 2 Y 5 IP
Publish
c. Bandwith, • Internet 512 KGps • Internet 1 MGps • Internet 2 MGps • Internet ≥ 3 MGps
Rasio, dan • 1 PC : 4 Siswa • 1 PC : 3 Siswa • 1 PC : 2 Siswa • 1 PC : 1 Siswa
Sistem • 1 PC : 6 Guru • 1 PC : 4 Guru • 1 PC : 3 Guru • 1 PC : 1 Guru
• 1 LCD Projector : • 1 LCD Projector : • 1 LCD Projector : • 1 LCD Projector :
12 Kelas 6 Kelas 3 Kelas 1 Kelas
• 1 Televisi : 12 Kelas • 1 Televisi : 6 Kelas • 1 Televisi : 3 Kelas • 1 Televisi : 1 Kelas
• Electronic Learning • Mobile Learning • Ubiquitous Learning

Tabel 5. Level Sekolah Berbasis TIK Ditinjau dari SDM


Level Sekolah Berbasis TIK
SDM
Perintis Dasar Menengah Mapan
a. e-Pembelajaran  Minimal 25% guru
 Minimal 50%  75% guru terlatih  100% guru terlatih
dapat mengoperasikan
guru terlatih membuat media membuat dan
& memanfaatkan
mengoperasikan pembelajaran memodifikasi media
media pembelajaran
& memanfaatkan berbasis TIK pembelajaran melalui
berbasis TIK secara
media pembelajaran Portal Rumah Belajar
sukarela atau
berbasis TIK
otodidak
b. e-Administrasi  Minimal 1 pegawai  Minimal 10%  70% pegawai terlatih  100% pegawai terlatih
pegawai terlatih memutakhirkan menyajikan data dan
menguasai aplikasi
mengoperasikan dan pangkalan data informasi sekolah untuk
perkantoran
memanfaatkan SIM pendukung SIM DSS (Decision Support
(office)
Sekolah Sekolah System) Sekolah
c. Sistem  Minimal 1 pegawai/  Minimal 1 pegawai/  Minimal 1 pegawai/  Minimal 1 pegawai/
Pendukun teknisi menguasai teknisi menguasai teknisi menguasai teknisi menguasai teknik
g teknik komputer teknik komputer teknik komputer komputer
 Minimal 1 pegawai/  Minimal 1 pegawai/  Minimal 1 pegawai/teknisi
teknisi menguasai teknisi menguasai menguasai jaringan dan
jaringan dan server jaringan dan server server komputer
komputer komputer  Minimal 1 pegawai/
 Minimal 1 pegawai/ admin menguasai
admin menguasai manajemen CMS (Content
manajemen Management System)
CMS (Content  Minimal 1 pegawai/
Management admin menguasai LMS
System) (Learning Management
System)
Tabel 6. Level Sekolah Berbasis TIK Ditinjau dari Konten
Level Sekolah Berbasis TIK
Konten
Perintis Dasar Menengah Mapan
a. e-learning • Offline
• Online • Online • Online
• CD/DVD Multimedia
Pembelajaran • Audio on • Semua konten • Konten pemGelajaran
Demand (AoD), pembelajaran yang di web pembelajaran
• VCD Video
Video on terintegrasi di web sekolah dapat diakses
Pembelajaran
Demand (VoD), pembelajaran sekolah oleh guru, orangtua,
dan Multimedia dapat diakses dan publik melalui
Interaktif untuk melalui internet smartphone & gadget
pembelajaran • 75% guru lainnya
terintegrasi di dalam memanfaatkan Portal • 100% guru
web intranet sekolah Rumah Belajar memanfaatkan Portal
Rumah Belajar
b. e-Administrasi • Pangkalan Arsip
• Pangkalan Arsip • Pangkalan Arsip
Persuratan
• Pangkalan Arsip Persuratan Persuratan
Persuratan • Pangkalan Data • Pangkalan Data Siswa
• Pangkalan Data Siswa (PDS) (PDS)
Siswa (PDS) • Pangkalan Data • Pangkalan Data Nilai
• Pangkalan Data Nilai Siswa Siswa
Nilai Siswa • Pangkalan Data • Pangkalan Data BP/BK
• Pangkalan Data BP/ BK • Pangkalan Data Guru
BP/ BK • Pangkalan Data dan Pegawai (PDGP)
Guru dan Pegawai • Pangkalan Data
(PDGP) Kurikulum Sekolah
• Pangkalan Data • Pangkalan Data
Kurikulum Sekolah Keuangan Sekolah
• Pangkalan Data • Pangkalan Data Katalog
Keuangan Sekolah Buku Perpustakaan
• Pangkalan Data • Pangkalan Data
Katalog Buku Inventaris Sekolah
Perpustakaan • Pangkalan Data Tamatan
c. Sistem • SIM Persuratan • SIM Persuratan • SIM Persuratan • SIM Persuratan (eYMail)
Pendukung (e-Mail) (e-Mail) (e-Mail) • SIM Penerimaan Peserta
• SIM Penerimaan • SIM Penerimaan Didik Baru (PPDB)
Peserta Didik Peserta Didik • SIM Penilaian Peserta
Baru (PPDB) Baru (PPDB) Didik
• SIM Penilaian • SIM Penilaian Peserta • SIM BP/BK
Peserta Didik Didik • Server Sekolah
• SIM BP/BK • SIM BP/BK • Intranet Sekolah
• Server Sekolah • Server Sekolah • SIM Pendidik dan
• Intranet Sekolah • Intranet Sekolah Tenaga Kependidikan
• SIM Pendidik dan • SIM Kurikulum
Tenaga Kependidikan • SIM Keuangan Sekolah
• SIM Kurikulum • SIM Perpustakaan
• SIM Keuangan Sekolah
Sekolah • WeG Sekolah
• SIM Perpustakaan • SIM Barang Milik
Sekolah Sekolah
• WeG Sekolah • SIM Penelusuran
Tamatan
• SMS Gateway
• Mobile Web Sekolah
Tabel 7. Level Sekolah Berbasis TIK Ditinjau dari Pembelajaran
Level Sekolah Berbasis TIK
Pembelajaran
Perintis Dasar Menengah Mapan
a. e-learning • TIK dimanfaatkan
• Minimal 20% guru • Minimal 50% guru • 100% guru
untuk mencari
memanfaatkan Portal memanfaatkan Portal memanfaatkan Portal
sumber belajar,
Rumah Belajar untuk Rumah Belajar Rumah Belajar
media presentasi,
memodifikasi media untuk inovasi media untuk berragam
data, informasi, dan
pembelajaran berbasis pembelajaran berbasis model pembelajaran
komunikasi melalui
internet internet inovatif: PBL, WBL,
internet, Radio Edukasi,
Telecolaboration,
Televisi Edukasi, dan
Blended Learning,
Portal Rumah Belajar
Virtual Classroom,
dsb.
b. e-Administrasi • TIK dimanfaatkan
• 20% pegawai • 50% pegawai • 100% pegawai
untuk mengelola
memanfaatkan memanfaatkan memanfaatkan
administrasi persuratan
aplikasi SAS/SIMS aplikasi SAS/SIMS aplikasi SAS/SIMS
sekolah melalui aplikasi
untuk layanan untuk layanan untuk layanan
SAS/SIMS
kesiswaan kepegawaian, penulusuran
kurikulum, keuangan, pendidikan/
dan perpustakaan karier tamatan dan
inventaris sekolah
c. Sistem • Komputer dan • Komputer dan • Komputer dan • Komputer dan
Pendukung internet dimanfaatkan internet dimanfaatkan internet dimanfaatkan internet dimanfaatkan
untuk mendukung untuk mendukung untuk mendukung untuk mendukung
pembelajaran di pembelajaran di pembelajaran di pembelajaran di
kelas/labkom dan kelas/labkom dan kelas/labkom dan kelas/labkom dan
administrasi di bagian administrasi di bagian administrasi di bagian administrasi di bagian
tata usaha secara tata usaha secara tata usaha secara tata usaha secara
optimal optimal optimal optimal
• Server dan intranet • Server dan intranet • Server dan intranet
dimanfaatkan untuk dimanfaatkan untuk dimanfaatkan untuk
mendukung layanan mendukung layanan mendukung layanan
aplikasi, konten aplikasi, konten aplikasi, konten dan
dan data dan data data pembelajaran
pembelajaran dan pembelajaran dan dan SAS/SIMS
SAS/SIMS melalui SAS/SIMS melalui melalui intranet
intranet secara intranet secara secara optimal
optimal optimal • CMS dimanfaatkan
• CMS dimanfaatkan oleh guru untuk
oleh guru untuk pembelajaran di
pembelajaran di kelas maupun di
kelas maupun di luar sekolah secara
luar sekolah secara optimal
optimal • LMS dimanfaatkan
oleh siswa untuk
meningkatkan
prestasi dan guru
untuk meningkatkan
performansi secara
optimal

Tabel 8. Level Sekolah Berbasis TIK Ditinjau dari Kebijakan dan


Program
Kebijakan dan Level Sekolah Berbasis TIK
Program
Perintis Dasar Menengah Mapan
a. e-learning • Ada rencana tindakan • Ada program • Ada program • Ada program inovasi
(action plan) pengadaan, pelatihan e-pembelajaran
pendayagunaan TIK pengembangan pengembangan media sekolah
untuk pembelajaran dan pemeliharaan pembelajaran berbasis
aplikasi dan konten TIK untuk guru
pembelajaran
Kebijakan dan
Program Level Sekolah Berbasis TIK
b. e-Administrasi • Ada rencana tindakan
Perintis • Ada program
Dasar • Ada program
Menengah • Ada program
Mapaninovasi
(action plan) pengadaan, pelatihan pengelolaan e-administrasi
pendayagunaan TIK pengembangan dan dan pengendalian sekolah
untuk SAS/SIM pemeliharaan aplikasi SAS/SIMS berbasis
Sekolah SAS/SIMS dan TIK untuk pegawai
pangkalan data
c. Sistem • Ada rencana tindakan • Ada rencana tindakan • Ada rencana tindakan • Ada rencana
Pendukung (action plan) (action plan) (action plan) tindakan (action
pengembangan sarana pengembangan sarana pengembangan sarana plan) pengembangan
dan prasarana TIK dan prasarana TIK dan prasarana TIK sarana dan prasarana
sekolah sekolah. sekolah. TIK sekolah.
• Ada program • Ada program • Ada program
pengadaan, pengadaan, pengadaan,
pengembangan dan pengembangan dan pengembangan dan
pemeliharaan sarana pemeliharaan sarana pemeliharaan sarana
dan prasarana TIK dan prasarana TIK dan prasarana TIK
sekolah sekolah sekolah
• Ada program • Ada program
pelatihan pengelolaan pelatihan pengelolaan
dan pengendalian dan pengendalian
sarana dan prasarana sarana dan prasarana
TIK sekolah untuk TIK sekolah untuk
teknisi/admin teknisi/admin
• Ada program inovasi
sistem pendukung
pembelajaran dan
administrasi sekolah

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dengan demikian dapat diidentifikasi
Keterampilan belajar mengajar abad ke- beberapa potensi manfaat TIK untuk pendidikan,
21 menggarisbawahi kebutuhan untuk beralih yaitu: berfungsi sebagai enabler untuk pem-
dari metode yang berpusat pada guru (teacher- belajaran seumur hidup jika digunakan dengan
centered learning) untuk lebih berpusat pada tepat; membawa perubahan peran guru dalam
siswa (student-centered learning). Lingkungan mengajar dan peran siswa dalam belajar; me-
pembelajaran aktif dan kolaboratif difasilitasi nyediakan akses terbuka terhadap materi dan
oleh TIK berkontribusi pada penciptaan populasi informasi interaktif melalui jaringan; meng-
siswa berbasis pengetahuan. Kepemimpinan, hilangkan kendala waktu dan ruang dalam
manajemen, dan tata kelola juga dapat ditingkatkan lingkungan belajar; mendukung organisasi dan
melalui TIK dengan meningkatkan pengembangan manajemen pembelajaran dan pendidikan; dan
konten pendidikan dan mendukung proses membuka peluang kolaborasi antar-guru dan
administrasi di sekolah-sekolah dan lembaga antar-siswa.
pendidikan lainnya. Dalam bidang sosial, masyarakat berbasis
Dalam pendidikan abad ke-21 meng- pengetahuan membawa lebih banyak akses ke
integrasikan teknologi, siswa dan guru terlibat informasi dan bentuk-bentuk baru interaksi
dalam cara-cara yang sebelumnya tidak sosial dan ekspresi budaya. Individu memiliki
mungkin, memungkinkan penciptaan kegiatan lebih banyak kesempatan untuk berpartisipasi
belajar mengajar baru, meningkatkan prestasi dan mempengaruhi perkembangan masyarakat
dan mem- perluas interaksi dengan masyarakat mereka. Munculnya masyarakat berbasis
lokal dan global. Siswa dan guru hidup di dunia pengetahuan dan penyebaran luas penggunaan
infor- masi dengan perubahan sosial dan TIK menghasilkan kebutuhan akan keterampilan
ekonomi yang signifikan dan cepat. Guru dan digital baru dan kompetensi untuk pekerjaan,
tidak lagi semataY mata Gergantung pada media pendidikan dan pelatihan, pengembangan diri
fisik seperti Guku teks cetak yang sering kali dan partisipasi dalam masyarakat. Meskipun ada
ketinggalan jaman. risiko yang cukup besar bahwa kelompok-
kelompok yang
kurang beruntung dan orang-orang terpinggirkan
sehari-hari.
tidak akan sepenuhnya mampu mengambil
Kebijakan nasional dalam bentuk kerangka
manfaat dari peluang baru yang ditawarkan oleh
kerja untuk implementasi TIK, realitasnya
TIK, pengguna TIK yang kompeten adalah
menunjukkan tren bergerak menuju pendekatan
siswa pada umumnya dan pendidik pada
yang lebih terdesentralisasi sejalan dengan era
khususnya.
otonomi. Upaya inisiatif awal dari pemerintah
Oleh karena itu untuk mewujukan masya-
pusat sering tidak diikuti dengan kesiapan
rakat berbasis pengetahuan diperlukan upaya-
program tindak lanjut oleh setiap pemerintah
upaya, yaitu: memastikan bahwa setiap orang
daerah. Atau sebaliknya pemerintah daerah sama
mampu memperoleh kompetensi TIK yang
sekali tidak mempunyai inisiatif strategi dalam
diperlukan dalam masyarakat informasi dan
hal implementasi dan pengembangan profesional
untuk belajar dan mengembangkan kompetensi
di bidang TIK. Tidak mengherankan jika
kunci lain melalui TIK untuk berpartisipasi dalam
ditemui perbedaan kebijakan yang dibuat oleh
masyarakat; menetapkan tujuan pembelajaran bagi
masing- masing daerah. Hal lain yang juga harus
emansipasi dan pemberdayaan, seperti kompetensi
disadari bahwa perubahan dan inovasi dalam
sosial, berpikir kritis, berbagi pengetahuan dan
teknologi cenderung jauh lebih cepat daripada
teknik kerjasama; dan meningkatkan literasi TIK
perubahan dalam sistem pendidikan.
sebagai bagian berkelanjutan dari pembelajaran
Strategi impelementasi dan
seumur hidup, karena masyarakat berbasis
pengembangan profesional di bidang TIK harus
pengetahuan yang dinamis dan cepat berubah
mengacu pada kegiatan belajar dan mengajar,
membutuhkan keterampilan yang terus-menerus
dengan memper- hatikan bagaimana siswa
harus diperbaharui.
belajar tentang TIK dan bagaimana guru
Dengan mengetahui nilai-nilai yang di-
mengajar dengan TIK. Indikator- indikator yang
anggap penting, baik yang relevan dengan indi-
harus dikembangkan adalah: indikator akses,
vidu (misalnya kebiasaan kerja, disiplin diri,
indikator output, dan indikator dampak. Untuk
kesabaran, kejujuran) ataupun yang relevan se-
menunjang inovasi pembelajaran yang
cara sosial kohesif (misalnya berbagi, kebaikan,
menghasilkan peningkatan mutu proses
kerjasama, toleransi), akan menambah
pembelajaran dan bermuara pada peningkatan
keyakinan bahwa mengintegrasikan nilai dalam
mutu lulusan, maka kebijakan yang terarah dan
kurikulum pendidikan sangatlah penting. Untuk
sistematis dapat mengacu pada level Sekolah
memperkuat pendidikan nilai diperlukan upaya-
Berbasis TIK, yaitu: Perintis, Dasar, Menengah,
upaya untuk senantiasa berkomitmen dan
dan Mapan, dimana pada masing-masing level
konsisten dalam menanam, memupuk, dan
ditinjau dari faktor: infrastruktur, SDM, konten,
merawat nilai-nilai positif melalui penggunaan
pembelajaran, serta kebijakan dan program.
TIK. Beberapa langkah harus diikuti ketika
mencoba menggunakan TIK untuk mengajarkan
SIMPULAN
nilai-nilai, antara lain: membuat pelajaran lebih
menarik, membuat pelajaran lebih beragam, Berdasarkan analisa dan pembahasan,
meningkatkan penyajian bahan untuk pelajaran, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Beberapa
memberikan lebih banyak prestise, memGuat potensi manfaat TIK untuk pendidikan, yaitu:
administrasi leGih efisien, memberikan lebih berfungsi sebagai enabler untuk pembelajaran
banyak percaya diri, dan membuat pelajaran seumur hidup; membawa perubahan peran
lebih menyenangkan. guru dalam mengajar dan peran siswa dalam
Keberhasilan seseorang di masyarakat lebih belajar; menyediakan akses terbuka terhadap
banyak ditentukan oleh kecerdasan emosi yang materi dan informasi interaktif melalui jaringan;
merujuk pada nilai (karakter) atau akhlak mulia. menghilangkan kendala waktu dan ruang dalam
Proses internalisasi nilai dalam pembelajaran lingkungan belajar; mendukung organisasi dan
TIK dapat ditranformasikan dengan melakukan manajemen pembelajaran dan pendidikan; dan
pembudayaan di lingkungan sekolah dengan membuka peluang kolaborasi antar-guru dan
mengintegrasikan pendidikan nilai dalam bahan antar-siswa, 2) Untuk mewujukan masyarakat
ajar sehingga pembiasaan, penugasan, dan berbasis pengetahuan diperlukan upaya-upaya,
keteladanan menjadi bagian yang integral, holistik, yaitu: memastikan bahwa setiap orang mampu
yang secara terus menerus menjadi bagian yang memperoleh kompetensi TIK dan mengem-
dipelajari, dipahami, diamalkan dalam bangkan kompetensi kunci lain melalui TIK untuk
kehidupan
berpartisipasi dalam masyarakat; menetapkan
Vol.11 No.1 pp.71-84, http://home.
tujuan pembelajaran bagi emansipasi dan hiroshima-u.ac.jp/cice/11-1Firman_Tola.
pemberdayaan; dan meningkatkan literasi TIK pdf. (Diakses 25 Maret 2013).
sebagai bagian berkelanjutan dari pembelajaran
seumur hidup, 3) Proses internalisasi nilai dalam Herry Fitriyadi. 2012. Keterampilan TIK Guru
pembelajaran TIK dapat ditranformasikan dengan Produktif SMK di Kabupaten Hulu Sungai
Utara dan Implementasinya dalam
melakukan pembudayaan di lingkungan sekolah
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Vokasi,
dengan mengintegrasikan pendidikan nilai Vol.2 No.2 pp.213-233.
dalam bahan ajar sehingga pembiasaan,
penugasan, dan keteladanan menjadi bagian yang Kwarta Adimphrana, 2011. Kebijakan
integral, holistik, yang secara terus menerus Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan. http://
www. slideshare.net/guruonline/kebijakan-
menjadi bagian yang dipelajari, dipahami,
pemanfaatan-tik-untuk-pendidikan.
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dan 4)
(Diakses 24 Maret 2013).
Strategi impelementasi dan pengembangan
profesional di bidang TIK harus mengacu pada Siti Irene Astuti D. 2011, The Social Impact
kegiatan belajar dan mengajar. Indikator- of ICT and School Barriers in the
indikator yang harus dikembangkan adalah: Character Education. http://staff.uny.
ac.id/sites/default/files/MAKALAH%20
indikator akses, indikator output, dan indikator
SEMINAR%20 ICT-2011.pdf. (Diakses
dampak. Kebijakan yang terarah dan sistematis 22 Maret 2013).
dapat mengacu pada level Sekolah Berbasis
TIK, yaitu: Perintis, Dasar, Menengah, dan St. Nurbaya, 2012. Pengembangan Model
Mapan, dimana pada masing-masing level Pembelajaran Berbasis Nilai (Desain
ditinjau dari faktor: infrastruktur, sumber daya Pengembangan Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia). http://
manusia, konten, pembelajaran, serta kebijakan
rufiismada.files.wordpress.com/2012/10/
dan program. proceeding-seminar-nasional.pdf. (Diakses
22 Maret 2013).
DAFTAR RUJUKAN
UNDP. 2005. Promoting ICT for Human
Ali Muhtadi, 2011. Pemanfaatan Teknologi Development in Asia: Realizing the
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Millennium Development Goals. UNDP
Pendidikan Karakter di Sekolah. http://staff. New Delhi.
uny.ac.id/sites/default/files/132280878/
18.%20Pemanfaatan%20TIK%20 UNDP-APDIP. 2004. ICT Policies and e-
dalam%20Pendidikan%20Karakter%20 di Strategies in the Asia-Pacific: A Critical
%20Sekolah-prosiding.pdf. (Diakses 22 Assessment of The Way Forward. UNDP-
Maret 2013). APDIP New Delhi.

Anderson, J, 2010. ICT Transforming UNESCO. 2011a. UNESCO ICT Competency


Education: A Regional Guide, UNESCO Framework for Teachers. UNESCO and
Bangkok. Microsoft Paris.

Dodi Nandika, Gatot H. Priowirjanto, & UNESCO. 2011b. Transforming Education: The
Soekartawi. 2007. Integrating ICT for Power of ICT Policies. UNESCO Paris.
Better Quality and Values of Education: USAID. 2011. First Principles: Designing
Lesson from Indonesia. http://www.seameo. Effective Education Programs Using
org/vl/library/dlwelcome/publications/ Information and Communication
report/thematic/07forum42.pdf. (Diakses Technology (ICT). USAID Washington.
24 Maret 2013).
Yves Punie & Marcelino Cabrera. 2006. The
GeSCI. 2011. ICT, Education, Development, and Future of ICT and Learning in the
the Knowledge Society. http://www.gesci. Knowledge Society. European Communities
org/assets/files/ICT,%20Education,%20 Luxembourg.
Development,%20and%20te%20
Knowledge%20Society(1).pdf. (Diakses
25 Maret 2013).
Harry Firman & Burhanuddin Tola. 2008. The
Future of Schooling in Indonesia. Journal
of International Cooperation in Education,

You might also like