You are on page 1of 15

PERAN KEPERCAYAAN MEREK SEBAGAI MEDIASI HUBUNGAN ANTARA

SOCIAL MEDIA MARKETING DAN NIAT BELI


THE ROLE OF BRAND TRUST AS A MEDIATOR IN THE RELATIONSHIP BETWEEN
SOCIAL MEDIA MARKETING AND PURCHASE INTENTION
Assyfa Meilyandra Panca Putri1), Sularsih Anggarawati2)
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu, Jl. WR. Supratman
Kandang Limun Bengkulu
ameilyandra02@gmail.com 1), onesyah2019@gmail.com2)

ABSTRACT
The development of technology in Indonesia, especially in the internet sector continues to increase, influencing
people's attitudes towards purchase intentions, especially in online. With a variety of information available online,
makes it easier for consumers to make purchases of a product. Instagram is one of the social media that can be used
as a marketing and promotion media by business people that can support online purchases. In shopping online,
consumers consider the aspects that need to be considered in generating a purchase intention. The purpose of this
research is basically to find out how do social media marketing affect purchasing intention through brand trust. This
research method is quantitative and the population in this study is the Scarlett Whitening’s Instagram Followers,
The number of samples obtained was 293 respondents. The sampling technique used was purposive sampling, with
path analysis methods. SmartPLS 3.29 For Windows was used to filter and analyse the data. The findings reveal that
social media marketing has positive effects to purchase intention through brand trust. The pratical advice in this
study for Scarlett Whitening should increase the brand trust. A company must continue to create innovations to make
product that are easily accepted by the market. As well as make interesting content marketing to create good social
media marketing. It’s hope it can increase purchase intention on Scarlett Whitening’s product.

Keywords : Social Media Marketing, Purchase Intention, Brand Trust.

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi di Indonesia khususnya di bidang internet saat ini terus mengalami
peningkatan. Dikutip dari Kumparan.com (2022) dari riset yang dilakukan Internet World Stats, Indonesia
berada di urutan ketiga pengguna internet terbanyak di Asia dengan jumlah pengguna mencapai 212,35
juta jiwa pada Maret 2021.
Adanya peningkatan penggunaan internet berdampak cukup besar terhadap perubahan sikap
masyarakat terhadap niat membeli pada suatu barang yang sering terpaparkan di internet, sehingga
mendorong perusahaan kecil maupun besar untuk mengiklankan atau sekedar memberi review terhadap
produk yang akan dijualnya. Peluang untuk memasarkan produk melalui media internet diperkirakan akan
terus tumbuh dengan pesat diringi dengan meningkatnya perusahaan – perusahaan yang mengembangkan
kegiatan usahanya melalui media internet.
Purchase Intention merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengonsumsi. Kotler
& Keller (2002) membagi dua tingkat kepentingan dalam purchase intention, yaitu tingkat pencarian
informasi ringan dan tingkat aktif pencarian informasi. Tahap kedua, konsumen mempelajari produk atau
merek dari pengumpulan informasi yang telah mereka lakukan. Setelah informasi terkumpul, konsumen
akan mengevaluasi informasi tersebut dan kemudian mulai mempertimbangkan untuk membeli.
Dengan adanya perkembangan teknologi, konsumen dapat dengan mudah mengakses berbagai
informasi terkait barang tersebut. Salah satu media yang dapat mengakses informasi tersebut adalah media
sosial. Berdasarkan laporan dari We are Social, ada 170 juta pengguna media sosial aktif di Indonesia
pada tahun 2021. Hal ini dapat membuktikan bahwa yang paling banyak diakses dalam penggunaan
internet di Indonesia adalah media sosial. Jumlah pengguna media sosial yang banyak dan cakupan

1
yang luas seperti data pribadi pelanggan, penawaran dan permintaan serta pendapat pelanggan mewakili
sumber informasi yang berharga untuk melakukan social media marketing (Arrigo, 2018).
Menurut We Are Social, di tahun 2021 media sosial Instagram naik menjadi peringkat ketiga
sebagai media sosial yang paling sering digunakan oleh penduduk Indonesia setelah Youtube dan
WhatsApp, dengan jumlah pengguna sebanyak 86,6% dari jumlah populasi pengguna media sosial di
Indonesia. Instagram menggeser Facebook yang pada tahun sebelumnya berada diperingkat ketiga.
Instagram merupakan sebuah platform yang digunakan untuk berbagi foto dan video yang memiliki fitur-
fitur seperti filter digital, Instagram story, IGTV, serta aktivitas jejaring lainnya. Seiring berjalannya
waktu, Instagram tidak hanya digunakan untuk bersosialisasi dan memberikan informasi, tetapi juga
sebagai media pemasaran dan promosi untuk produk dan jasa yang dilakukan oleh para penyelenggara
bisnis karena didukung oleh berbagai fitur yang ada tersebut.
Sebanyak 80% penjual di Indonesia berjualan melalui media sosial, tiga perempat
diantaranya berjualan pada media sosial Instagram (Paypal, 2018). Salah satu perusahaan yang
memanfaatkan Instagram sebagai media penjualan dan promosi adalah perusahan kecantikan lokal
Indonesia Scarlett Whitening. Berdasarkan data statistik dari InsTrack, salah satu media online yang
menganalisis kualitas pengikut dari suatu akun Instagram, pertumbuhan yang tampak pada followers akun
Instagram Scarlett Whitening pun menunjukkan peningkatan yang signifikan, yaitu mencapai 6,28%
selama 3 bulan terakhir (InsTrack, 2022). Tidak hanya followers, jumlah likes serta komentar, yang
menjadi komponen untuk menilai popularitas suatu brand pada Instagram juga menunjukkan tren
pertumbuhan yang positif. Per 30 Mei 2022, followers Instagram Scarlett Whitening
(@scarlett_whitening) sudah mencapai 5,5 juta akun dengan total konten unggahan sebanyak 3.111
konten yang rata-rata mendapatkan tidak kurang dari 8.000 likes. Dengan jumlah followers terbanyak
disertai dengan adanya tren pertumbuhan yang positif setiap harinya, Scarlett Whitening merupakan
brand kosmetik lokal dengan engagement tertinggi di Instagram dibandingkan dengan brand kosmetik
lokal lainnya.
Penelitian yang dilakukan Aji et al (2020) menyatakan bahwa perusahaan dan pebisnis harus
memahami pentingnya Instagram sebagai alat yang efektif untuk memasarkan produk mereka di
Indonesia. Tetapi hal ini tidak sejalan dengan penelitian Ramadhani (2020) yang menyatakan bahwa
Instagram adalah media sosial dengan kasus penipuan terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak 534 kasus
penipuan terjadi sepanjang tahun. Masalah ini menimbulkan keraguan pada konsumen dalam berbelanja di
Instagram. Dalam survei yang dilakukan oleh DailySocial setidaknya 40,6 persen konsumen memiliki
keraguan dalam berbelanja di Instagram (Dailysocialid, 2016).
Seiring popularitasnya yang meningkat, produk-produk Scarlett pun tak lepas dari aksi penipuan
yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebagai contoh kasus yaitu maraknya online
shop mengatasnamakan reseller Scarlett Whitening yang menjual produk dengan harga dibawah harga
resmi. Kasus ini telah dikonfimarsi pada Instagram resmi Scarlett Whitening bahwa produk yang dijual
jauh dibawah harga resmi merupakan produk palsu atau termasuk kedalam aksi penipuan. Masalah
penipuan yang terjadi dapat mempengaruhi pandangan konsumen terhadap suatu brand. Sebuah brand
dituntut untuk membangun kepercayaan (brand trust) ke konsumen. Kepercayaan pelanggan pada merek
(brand trust) didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan
risiko-risiko yang dihadapi karena ekspetasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positif (Lau
& Lee, 1999). Membangun dan menjaga kepercayaan merek merupakan hal yang sangat penting. Hal ini
sejalan dengan penelitian Sung & Kim (2010) yang menyatakan bahwa brand trust masih dipandang
sebagai variabel yang memiliki pengaruh besar terhadap purchase intention.
Dengan adanya social media marketing yang baik maka akan memfasilitasi interaksi perusahaan
dengan pelanggan potensial serta dengan pelanggan saat ini. Kehadiran merek di jejaring sosial sangat
fungsional dalam hal memberi informasi kepada pelanggan, keakraban, dan kesadaran merek, karena
merekalah yang mengatasi keterbatasan waktu dan ruang (Seo & Park, 2018).
Berdasarkan teori dan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “The Role Of Brand Trust As a Mediator In The Relationship Between Social Media Marketing
and Purchase Intention”

2
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Social Media Marketing berpengaruh
secara langsung terhadap Purchase Intention pada followers Instagram Scarlett Whitening, Apakah Brand
Trust berpengaruh secara langsung terhadap Purchase Intention pada followers Instagram Scarlett
Whitening, Apakah Social Media Marketing berpengaruh secara langsung terhadap Brand Trust pada
followers Instagram Scarlett Whitening, Apakah Social Media Marketing secara tidak langsung
berpengaruh terhadap Purchase Intention melalui Brand Trust pada followers Instagram Scarlett
Whitening.

MATERIALS AND METHOD

Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Social Media Marketing Terhadap Purchase Intention
Social media marketing adalah teknik pemasaran modern yang saat ini dilakukan hampir semua
perusahaan di dunia untuk menjangkau konsumen lebih luas. Kim & Ko (2010) mengungkapkan bahwa
purchase intention dipengaruhi oleh social media marketing. Saat ini social media digunakan konsumen
untuk mencari produk yang diinginkan, dengan akses yang mudah dan fleksibel. Social media bisa di
akses kapanpun dan dimanapun. Hal ini mempermudah konsumen untuk mencari produk yang ingin
dibeli.
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Dahnil et al (2014) bahwa social
media marketing menjadi alat pemasaran penting untuk menjangkau konsumen generasi muda yang baru
muncul. Juga menunjukan bahwa dunia cyber memainkan peran penting dalam pemasaran modern. Hal ini
memungkinkan pemasar menjangkau pelanggan lebih cepat dan lebih banyak secara efisien. Aji et al
(2020) mengaitkan social media marketing activities mempunyai pengaruh terhadap consumers purchase
intention dan disimpulkan bahwa konsumen Indonesia saat ini adalah pengguna berat social media dan
sangat mudah dipengaruhi oleh pesan media sosial dalam proses pembelian mereka. Almohaimmed
(2019) mendapat kesimpulan bahwa social media marketing mempunyai pengaruh terhadap purchase
intention. Dengan melakukan pemasaran di sosial media akan meningkatkan keputusan pembelian
konsumen. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Social media marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention pada
followers Instagram Scarlett Whitening.

Pengaruh Brand Trust terhadap Purchase Intention


Brand trust sangat mempengaruhi konsumen dalam proses pembelian. Coung (2020) berpendapat
bahwa Brand trust digambarkan sebagai kesediaan pembeli untuk bergantung pada merek dalam aspek
ketidakpastian, karena mengaharapkan merek akan memberikan hasil yang positif. Juga kepercayaan
merek sebagai kesiapan konsumen bergantung pada merek.
Tumer et al (2019) mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir pemasaran digital dan
kampanye online lebih efektif daripada pemasaran tradisional untuk meningkatkan brand trust dan
purchase intention konsumen. Brand trust masih dipandang sebagai variabel yang memiliki pengaruh
besar terhadap purchase intention (Sung & Kim, 2010). Menurut Ibáñez et al (2006). Brand trust secara
langsung mempengaruhi purchse intention dan sangat relevan ketika pelanggan memutuskan untuk
berpindah merek karena tingkat risiko dan ketidakjelasan yang dirasakan tinggi. Penelitian Ling et al
(2011) juga mendukung klaim adanya hubungan positif antara brand trust dan purchase intention. Hal ini
dapat diartikan bahwa semakin tinggi kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tertentu, maka akan
meningkatkan niat beli konsumen terhadap suatu merek tertentu. Studi empiris sebelumnya menegaskan
bahwa brand trust memiliki efek positif pada purchase intention (Everard & Galletta, 2006; Aydin et al.,
2014; Sanny et al., 2020).Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2: Brand trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase
intention pada followers Instagram Scarlett Whitening.

3
Pengaruh Social Media Marketing terhadap Brand Trust
Social media saat ini dimanfaatkan perusahaan untuk sarana pemasaran yang dilakukan secara
online. Penggunaan social media yang tepat dan efektif akan meningkatkan citra sebuah perusahaan di
mata konsumen, hal ini mempengaruhi konsumen untuk lebih percaya terhadap suatu brand yang
menggunakan social media dengan tepat. Chahal & Rani (2017) juga menjelaskan hubungan sosial
konsumen yang dikembangkan melalui media sosial secara signifikan mempengaruhi kepercayaan
konsumen. Hasan & Sohail (2020) mengungkapkan bahwa penggunaan social media meningkat cukup
signifikan, dengan penetrasi internet yang tinggi dan meningkatnya pengguna media sosial. Saat ini
pemasar cenderung menggunakan media sosial untuk membangun kepercayaan merek.
Hasil penelitian Amalina (2016) menunjukan bahwa apabila social media marketing dikelola
dengan baik maka brand trust akan semakin meningkat. Hal tersebut karena dengan penyampaikan
informasi yang baik akan menciptakan kesan bahwa merek dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Didukung penelitian oleh Tatar & Irem (2015) bahwa social media experience merupakan pendorong
penting kepercayaan pada suatu merek tertentu. Sehingga dengan adanya social media akan
mempermudah pemasar dalam menjangkau konsumen yang lebih luas. Dari uraian di atas, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3: Social media marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand trust pada followers
Instagram Scarlett Whitening.

Social Media Marketing Terhadap Purchase Intention Melalui Brand Trust


Social media marketing adalah teknik pemasaran modern yang di praktikkan oleh hampir
setiap perusahaan di jaringan virtual untuk menjangkau konsumen lebih luas. Penelitian yang
dilakukan oleh Manzoor et al (2020) menyatakan bahwa customer trust memediasi hubungan
antara social media marketing dan customer’s purchase intention. Artinya terdapat hubungan
yang positif, apabila pemasar melakukan kegiatan social media marketing dengan baik maka
akan meningkatkan trust dari konsumen yang juga akan meningkatkan purchase intention
terhadap suatu produk tertentu.
Didukung oleh penelitian yang dilakukan Abdullah (2019) bahwa brand trust berpengaruh secara
signifikan memediasi hubungan antara social media marketing terhadap purchase intention. Hal
ini menunjukan bahwa brand trust mampu memediasi social media marketing dan niat beli
konsumen secara positif. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H4: Social Media Marketing berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Purchase
intention melalui brand trust pada pada followers Instagram Scarlett Whitening.

Jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian yang digunakan bersifat
survey, dengan teknik penggunaan instrumen kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
auditor di BPKP Perwakilan Provinsi Bengkulu. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu
Purposive Sampling dengan kriteria auditor yang telah bekerja minimal 1 tahun. Sampel dari penelitian ini
adalah auditor yang bekerja pada Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Untuk menganalisis brainstorming, integritas auditor, penerapan kode
etik terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud dilakukan analisis dengan program SPSS
Statistic.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

4
Variabel didalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel
dependen yang digunakan adalah kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud. Variabel independen yang
digunakan adalah brainstorming, integritas, dan penerapan kode etik. Kemampuan auditor diukur dengan
indikator yang diadopsi dari Maharani (2021) meliputi pengetahuan tentang kecurangan dan kesanggupan
dalam tahap pendeteksian. Brainstorming di ukur dengan indikator yang diadopsi dari Brazel et al (2010)
meliputi Kehadiran dan komunikasi, struktur brainstorming dan waktu, dan upaya tim audit. Integritas di
ukur dengan indikator yang di adopsi dari Sukriah et al (2009) meliputi Kejujuran auditor, Keberanian
auditor, Sikap bijaksana auditor, dan Tanggung jawab auditor. Penerapan Kode Etik diukur dengan
indikator yang diadopsi dari Wahyuni (2017) melalui Murtanto dan Martini (2003) meliputi Kepribadian,
Kecakapan, Tanggung Jawab, Pelaksanaan kode etik, Penafsiran dan penyempurnaan kode etik.

Metode Analisis Data


Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan sebagian besar data. Statistik
deskriptif menampilkan nilai rata-rata (mean), ukuran penyebaran (standar deviasi), dan bentuk distribusi
(nilai minimum dan maksimum) data. Statistik deskriptif berkaitan dengan penerapan metode statistik
untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif.
Statistika deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan a -keterangan mengenai suatu data atau
keadaan. Penilaian responden terhadap variabel dalam penelitian ini diukur dengan skor terendah 1 untuk
jawaban sangat rendah dan tertinggi 5 untuk jawaban sangat tinggi (Ghozali & Latan, 2012).

Uji Kualitas Data


a) Uji Validitas
Suatu kuesioner dapat dikatakan valid apabila mengungkap data variabel yang diteliti
secara tepat (Ghozali, 2007:45). Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Uji validitas
dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel untuk tingkat signifikansi 5% dari
degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel

b) Uji Reliabilitas
Reliabel berkaitan dengan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut termasuk kategori baik. Apabila
variabel yang diteliti memiliki cronbach’s alpha (ɑ) > 70% (0,70) maka variabel tersebut
dikatakan reliabel, sebaliknya cronbach’s alpha (ɑ) ≤ 70% maka variabel tersebut dikatakan tidak
reliabel.

Uji Asumsi Klasik


a) Uji Normalitas
nilai tabel Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikan yang digunakan adalah 5%,
dengan kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikansi > 0.05 maka data berdistribusi
normal, sedangkan jika nilai signifikansi ≤ 0.05 maka data tidak berdistribusi normal (Ghozali,
2013).
b) Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang dioperasikan mempunyai lebih dari satu
hubungan linier, dapat dilihat dari nilai tolerance > 0,10 atau VIF < 10 maka dikatakan tidak ada
multikolinieritas (Ghozali, 2013).

Uji Hipotesis

5
Pengujian hipotesis dengan meninjau nilai Understandarized Coefficients. Hipotesis disebut
diterima dengan melihat nilai signifikansi dengan tingkat signifikansi (α 5%=0,05). Hipotesis yang
digunakan dengan kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi (α) 5% yang ditentukan sebagai berikut:
1) Apabila signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima.
2) Apabila signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Data
Proses perizinan, penyebaran dan pengisian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 26 Juli 2022
sampai dengan 22 Agustus 2022. Sebelum membagikan kuesioner, peneliti melakukan observasi terlebih
dahulu untuk memastikan jumlah responden yang akan diberikan kuesioner di Perwakilan BPKP Provinsi
Bengkulu. Jumlah kuesioner yang disebarkan 40 kuesioner. Berikut rincian mengenai tingkat pengisian
kuesioner yang disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar Penyebaran dan Pengisian Kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase (%)
Kuesioner yang disebar 40 100
Kuesioner yang kembali 40 100
Kuesioner yang tidak lengkap 1 2,5
Kuesioner yang lengkap 39 97,5
Sumber : Data Diolah SPSS Statistic 2022
Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu. Gambaran
umum responden dibagi berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, jabatan dan pengalaman
kerja. Adapun profil responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.2
berikut ini :
Tabel 4.1 Statistik Deskripsi Responden
Kriteria Frekuensi Persentase
Umur:
<25 2 5,12%
26 s/d 35 19 48,71%
36 s/d 45 1 2,56%
> 45 17 43,61%
Total 39 100%
Jenis Kelamin:
Laki-laki 28 71,7%
Perempuan 11 28,3%
Total 39 100%
Pendidikan Terakhir:
S1 36 92,3%
S2 3 7,4%
S3 0 0%
Total 49 100%
Jabatan:
Pertama 13 33,33%
Muda 13 33,33%

6
Madya 13 33,33%
Total 49 100%
Lama Bekerja:
< 5 Tahun 4 10,25%
5 - 10 Tahun 17 43,61%
> 10 Tahun 18 46,15%
Total 49 100%
Sumber: Data Diolah SPSS Statistic, 2022

Statistik Deskriptif
Data yang ditabulasi adalah sesuai jawaban responden atas pernyataan yang ada dalam kuesioner.
Untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian maka digunakan statistik deskriptif
untuk menganalisis dan menyajikan sebagian besar data. Statistik deskriptif menampilkan nilai rata-rata
(mean), ukuran penyebaran (standar deviasi), dan bentuk distribusi (nilai minimum dan maksimum) data.
Penilaian responden terhadap variabel dalam penelitian ini diukur dengan skor terendah 1 untuk jawaban
sangat rendah dan tertinggi 5 untuk jawaban sangat tinggi.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Standar
Variabel n
Min Maks Mean Min Maks Mean Deviasi
Pendeteksi Fraud 39 9 45 27 27 45 39,08 4,176
Brainstorming 39 15 75 45 45 75 62,59 7,115
Integritas 39 14 70 42 49 70 65,26 5,118
Kode Etik 39 14 70 42 51 70 60,92 5,298
Sumber : Data diolah SPSS Statistic, 2021

Hasil Uji Analisis Data dan Pengujian Hipotesis


Uji Kualitas Data
a) Uji Validitas

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas

N Variabel Corelasi Keterangan


o Person
Signifikansi
1 Pendeteksian Fraud
PF1 0,000
PF2 0,000
PF3 0,000
PF4 0,000
PF5 0,000 Valid
PF6 0,000
PF7 0,000
PF8 0,000
PF9 0,000
2 Brainstorming
B1 0,000
B2 0,000
B3 0,000
7
N Variabel Corelasi Keterangan
o Person
Signifikansi
B4 0,000
B5 0,000
B6 0,000
B7 0,000
B8 0,000 Valid
B9 0,000
B10 0,000
B11 0,000
B12 0,000
B13 0,000
B14 0,000
B15 0,000
3 Integritas
I1 0,000
I2 0,000
I3 0,000
I4 0,000
I5 0,000
I6 0,000
I7 0,000 Valid
I8 0,000
I9 0,010
I10 0,000
I11 0,000
I12 0,000
I13 0,000
I14 0,000
4 Penerapan Kode Etik
PKE1 0,008
PKE2 0,000
PKE3 0,003
PKE4 0,000
PKE5 0,000
PKE6 0,000
PKE7 0,000 Valid
PKE8 0,000
PKE9 0,006
PKE10 0,000
PKE11 0,007
PKE12 0,001
PKE13 0,000
PKE14 0,027

Sumber : Data diolah SPSS Statistic, 2022


Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan seluruh nilai corelation pearson signifikansi berada dibawah
0,05. Untuk tiap item variabel menunjukkan nilai dibawah 0,05 yang berarti data dikatakan valid.

8
b) Hasil Uji Reliabilitas

Tabel 4.5 Hasil Ujia Reliabilitas


Variabel Nilai Cronbach's Alpha Keterangan
Pendeteksian Fraud 0,898 Reliable
Brainstorming 0,900 Reliable
Integritas 0,898 Reliable
Penerapan Kode Etik 0,734 Reliable
Sumber : Data diolah SPSS Statistic, 2022
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan semua variabel memiliki nilai cronbach's alpha di atas
0,7. Untuk variabel pendeteksian fraud sebesar (0,898), brainstorming sebesar (0,900),
integritas sebesar (0,898), dan penerapan kode etik sebesar (0,734). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik dan memenuhi uji kriteria
reliabilitas.

Uji Asumsi Klasik


a) Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
Asymp Sig (2-tailed) Keterangan
0,200 Normal
Sumber: Data Diolah SPSS Statistic, 2022

Berdasarkan tabel 4.6 Nilai Asymp Sig (2-tailed) memiliki nilai sebesar 0,200 lebih besar dari
0,05 yang data yang digunakan berdistribusi normal.

b) Hasil Uji Multikolinearitas


Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Collenearity Statistic Keterangan


Tolerance VIF
Brainstorming 0,555 1,802 Bebas Multikolinearitas
Integritas 0,327 3,058 Bebas Multikolinearitas
Penerapan Kode etik 0,501 1.995 Bebas Multikolinearitas
Sumber: Data Diolah SPSS Statistic, 2022

Berdasarkan tabel 4.7 nilai tolerance pada variabel brainstorming sebesar 0,555,
integritas sebesar 0,327, dan penerapan kode etik sebesar 0,501 lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF
pada brainstorming sebesar 1,802, integritas sebesar 3,058, dan penerapan kode etik sebesar
1,995 lebih lecil dari 10 yang berarti variabel brainstorming, integritas, dan penerapan kode etik
bebas multikolinearitas.

Hasil Uji Hipotesis


Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis
variabel Understandarized Standarized t Sig. Keterangan
Coefficients Coefficients
Koefisiensi Std. Beta
b Error

9
(Contsants) 3,260 5,711 ,571 ,572
Brainstormin ,292 ,079 ,497 3,711 ,001 Hipotesis Diterima
g
Integritas ,386 ,142 ,473 2,715 ,010 Hipotesis Diterima
Penerapan ,283 ,131 ,467 2,542 ,000 Hipotesis Diterima
Kode etik
Sumber: Data diolah SPSS Statistic, 2022
H1: Berdasarkan uji hipotesis pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa hubungan brainstorming terhadap
kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud memiliki nilai koefisien sebesar 0,497 dan hasil perhitungan
t-statistik 3,711 dengan perhitungan signifikan sebesar 0,001 < 0,05. Maka dapat disimpulkan hipotesis 1
di terima.

H2: Berdasarkan uji hipotesis pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa hubungan integritas terhadap
kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud memiliki nilai koefisien sebesar 0,473 dan hasil perhitungan
t-statistik 2,715 dengan perhitungan signifikan sebesar 0,010 < 0,05. Maka dapat disimpulkan hipotesis 2
di terima.

H3: Berdasarkan uji hipotesis pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa hubungan penerapan kode etik terhadap
kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud memiliki nilai koefisien sebesar 0,467 dan hasil perhitungan
t-statistik 2,542 dengan perhitungan signifikan sebesar 0,001 < 0,05. Maka dapat disimpulkan hipotesis 3
di terima.

Pembahasan
Brainstorming berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud
Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan, didapatkan bahwa brainstorming memiliki
pengaruh terhadap kemampuan aduitor dalam mendeteksi fraud. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
semakin baik kualitas brainstorming maka kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud semakin
meningkat. Hasil ini menunjukkan seorang auditor dapat membangun kinerja yang baik ketika telah
berhasil menerapkan kualitas brainstorming yang baik.

Integritas berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud


Berdasarkan hasil pengujian yang telah di uraikan didapatkan bahwa integritas auditor
berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud pada Perwakilan BPKP Provinsi
Bengkulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa integritas yang dimiliki oleh auditor merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud di Perwakilan BPKP
Provinsi Bengkulu. Hasil ini membuktikan bahwa semakin tinggi integritas yang dimiliki oleh auditor,
maka akan semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan. Seorang auditor dapat membangun kinerja yang
baik ketika telah berhasil menerapkan konsep perilaku berintegritas yang tertulis dalam kode etik
mengenai prinsip moral dan nilai yang mendasari sikap dan tingkah laku mereka selama melaksanakan
tanggungjawab profesi auditnya.

Penerapan Kode Etik berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud
Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan, didapatkan bahwa penerapan kode etik
memiliki pengaruh terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa semakin baik penerapan kode etik maka semakin baik pula kemampuan aduitor
dalam mendeteksi fraud yang dihasilkannya. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan auditor dalam
mendeteksi fraud yang baik akan dicapai jika auditor menerapkan kode etik sesuai aturan yang berlaku.
Dimana auditor harus bekerja lebih keras, atau semakin efisien dalam menggunakan waktu serta menjadi
motivasi bagi seorang auditor dalam menyelesaikan pekerjaannya. keberhasilan dan kinerja dalam suatu
bidang pekerjaan sangat ditentukan oleh tanggungjawab profesional, memanage waktu audit,

10
menyelesaikan tugas audit secara efektif dan efisien tanpa mengurangi prosedur audit meskipun bekerja
dibawah kode etik auditor.

PENUTUP
Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan brainstorming, integritas, dan penerapan kode etik
berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu.
Secara teoritis hasil pengujian yang dilakukan mengkonfirmasi teori atribusi yang mana didalam teori
atribusi dijelaskan bahwa kinerja seseorang dapat di atribusikan dengan integritas auditor dan komitmen
organisasi, mengkonfirmasi teori atribusi bahwa konsep perilaku yang diterapkan oleh auditor akan
memberikan pengaruh terhadap kinerja yang mereka laksanakan karena mengaitkan karakter personal
individu yang berintegritas dan berkomitmen dalam profesi yang mereka lakukan. Selain karakteristik
personal, kinerja seseorang dapat juga di atribusikan melalui tekanan yang diberikan untuk menunjang
kinerja yang lebih baik meliputi tekanan ketaatan dan tekanan waktu.
Secara praktis, hasil penelitian ini menjadi bahan masukan untuk BPKP Perwakilan Provinsi
Bengkulu dalam meningkatkan pelaksanaan brainstorming, integritas, dan penerapan kode etik dalam
melakukan pendeteksian fraud. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa brainstorming berpengaruh
terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud. Dengan adanya brainstorming dapat dijadikan
sebagai wadah untuk menuangkan pokok pikiran masih-masing auditor dalam pendeteksian fraud.
Disamping itu integritas seorang auditor sangat dibutuhkan dalam melakukan pendeteksian fraud.
Integritas dapat menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan pendeteksian fraud. dimana sesuai dengan
hasil penelitian ini yang menunjjukkan bahwa integritas berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam
mendeteksi fraud. Selain itu penerapan kode etik juga dikatakan sebagai bagian sistem pengendalian
internal dalam mencegah kecurangan. seperti hasil dari penelitian ini yang menunjukkan bahwa penerapan
kode etik berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah Masih kurangnya referensi atau penelitian terdahulu
yang meneliti brainstorming, integritas, dan penerapan kode etik terhadap kemampuan auditor dalam
mendeteksi fraud membuat peneliti kesulitan dan terbatas dalam mengembangkan model penelitian.
Penelitian ini menggunakan kuesioner dalam bentuk google form sebagai teknik pengumpulan sampel
data. Hal ini dapat memungkinkan data yang dihasilkan menjadi bias karena adanya perbedaan persepsi
antara peneliti dan responden terhadap pernyataan yang diajukan.
Saran dalam penelitian ini adalah disarankan agar peneliti berikutnya dapat memperbanyak
referensi lain tentang pendeteksian fraud dan dapat mengembangkan model penelitian dengan
penambahan variabel seperti independensi, skeptisme profesional, dan gender. Untuk objek penelitian
selanjutnya sebaiknya di ganti ke objek yang lain seperti BPK, Inspektorat Daerah, atau Inspektorat
Jenderal Departemen (LPND).

11
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, I. B. S. (2018). Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Dan Pelatihan Auditor Terhadap Kinerja
Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Bali. Universitas Udayana.
AICPA. (2002). Statement on Auditing Standards: SAS No. 99. AU Section 316, Consideration of Fraud
in Financial Statement Audit.
Alkotdriyah, P. P (2020). Pengaruh Interpersonal Skill Terhadap Fraud Detection Dengan Audit Team
Brainsrtorming Sebagai Variabel Intervening. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI). (2014). Kode Etik: Auditor Intern Pemerintah.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). (2019). Survei Fraud Indonesia.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). (2019). Proactive Auditing: Instrumen
Pencegahan Fraud.
Brazel, J. F., Carpenter, T. D., & Jenkins, J.G. (2010). Auditors’ use of brainstorming in the consideration
of fraud: Reports from the field. Accounting Review.
Chen, W., Khalifa, A. S., Morgan, K. L., & Trotman, K. T (2018). The effect of brainstorming guidelines
on individual auditors’ identification of potential frauds. Australian Journal of Management.
Dewi, N. W. P., & Ramantha, I. W. (2016). Profesionalisme sebagai Pemoderasi Pengaruh Kemampuan
Investigatif pada Pembuktian Kecurangan oleh Auditor. Universitas Udayana.
Ghozali, I., & Latan, H. (2012). Partial Least square : Konsep, Teknik dan Aplikasi Smartpls 2.0 M3.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS. Edisi &. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gustia, N. (2014). Pengaruh Independensi Auditor, Etika Profesi, Komitmen Organisasi, Dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah. Universitas Negeri Padang.
Hapsari, W., & Fathmaningrum, E. S. (2020). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Internal
Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi Empiris pada Kantor Inspektorat Provinsi
Daerah istimewa Yogyakarta). Jurnal Reviu Akuntansi Dan Bisnis Indonesia, 4(1), 28–36.
https://doi.org/10.18196/rab.040150
Harahap, R. U. (2018). Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Skeptisme Profesional Auditor Terhadap
Pendeteksian Fraud Pada Kantor BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. Universitas
Muhamadiyah Sumatera Utara.
Hasina, A., & Fitri, F. A. (2019). Pengaruh Beban Kerja, Motivasi, Dan Integritas Terhadap Kualitas
Audit (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Aceh Besar, Aceh Barat Daya, Dan Kota Banda Aceh).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 4(4), 694–703.
https://doi.org/10.24815/jimeka.v4i4.15339
Hendrawan, P. R., & Budiartha, I. K. (2018). Pengaruh Integritas, Independensi, dan Gaya Kepemimpinan
Transformasional pada Kinerja Auditor Inspektorat Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 24(2), 1359–1386. https://doi.org/10.24843/eja.2018.v24.i02.p20
Himawati, D., Mulatsih, & Putri, F. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit
Internal pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Forum
Keuangan Dan Bisnis Indonesia, 6, 141–148.
Ikhsan, I. Wahyudin, A. Nurna, A. Muhammad, K. Atma, H. Ayu, O. Sukma, L. (2018). Metodologi
Penelitian. Medan: Madenatera.
Indah Sari, D., & Ruhiyat, E. (2017). Locus Of Control, Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas
Terhadap Audit Judgment. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 9(2), 23–24.
https://doi.org/10.17509/jaset.v9i2.9230
Institut Akuntan Publik Indonesia (2013). Standar Audit 240: Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan
Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan. Jakarta: Salembat Empat.
Integrity Indonesia (2017). Mengukur Risiko Fraud Perusahaan – Integrity Indonesia.
Juliantari, N. L. P. A., Novitasari, N. L. G., & Saitri, P. W. (2020). Pengaruh Profesionalisme, Komitmen

12
Organisasi, Locus Of Control Internal dan Locus of Control Eksternal Terhadap Kinerja Auditor di
kantor Akuntan Publik di Bali. Jurnal Universitas Mahassaraswati Denpasar, 2(1), 181–191.
Katili, M., Nangoi, G., & Gamaliel, H. (2017). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Auditor Pada Inspektorat Provinsi dan Kabupaten Kota Gorontalo. Jurnal EMBA, 5(2), 572–582.
Khairat, H. (2017). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spriritual dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. JOM Fekon, 4(1), 323–337.
https://media.neliti.com/media/publications/134564-ID-pengaruh-kecerdasan-emosional-
kecerdasan.pdf
Kneefel, E. O., Sondakh, J. J., & Mawikere, L. (2017). Pengaruh Kode Etik Apip Terhadap Kinerja
Auditor Pemerintah Pada Inspektorat Provinsi Maluku Utara. Jurnal Riset Akuntansi Going
Concern, 12(2), 636–660. https://doi.org/10.32400/gc.12.2.17999.2017
Laksana, A. C. (2020). Pengaruh Kualitas Fraud Brainstorming Sessions Terhadap Kemampuan Auditor
Dalam Mendeteksi Fraud di Laporan Keuangan (Studi Empiris pada KAP di Semarang). Universitas
Diponegoro.
Latuconsina, D. A. (2021). Pengaruh Brainstorming Dan Fraud Risk Terhadap Deteksi Potensi
Kecurangan Oleh Auditor. Universitas Muslim Indonesia.
Maharani, Z. (2021). Pengaruh Skeptisme Profesional, Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi
Auditor, Budaya Organisasi Dan Gender Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud (Studi
Empiris Kantor Akuntan Publik di Pekanbaru). Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Malon, F. M., & Dewi, N. N. S. R. (2021). Pengaruh Komitmen Organisasi, Struktur Audit dan Konflik
Peran Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di provinsi Bali. Journal Research of
Accounting (JARAC), 2(2), 146–155.
Marinda, L. (2019). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. IAIN jember.
Murtanto & Marini. (2003). Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanita serta
Mahasiswa dan Mahasiswi terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi.
Proceeding Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VI.
Nuarsih, N. L. P., & Mertha, I. M. (2017). Pengaruh Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan Dan
Senioritas Auditor Pada Auditor Judgment. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 20(1), 144–
172.
Nurdianningsih, D., & Arifin, A. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi dan
Motivasi Terhadap Kinerja dengan Kompetensi sebagai Variabel Moderasi Pada Auditor Pemerintah
(Studi empiris Pada Kantor Inspektorat di Wilayah Solo Raya). Jurnal Urecol (University Research
Colloqium), 9(5), 84–91.
Oktavia, M. H. (2018). Pengaruh Integritas, Kerahasiaan, Kompleksitas Tugas, Motivasi Dan
Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor di Inspektorat Provinsi Jawa Tengah. Jurnal
Akuntansi Bisnis, 16(2), 161–179. https://doi.org/10.24167/jab.v16i2.2253
Osborne. A. F. (1953). Applied imagination: principles and procedures of creative problem solving.
Charles Scribeners Sons, New York.
Paneo, Y., Ilato, R., Pakaya, A. R., & Sulila, I. (2020). The Effect of Understanding Fixed Asset
Management and Auditor Integrity towards The Quality of Audit Report at Regional Inspectorate of
Gorontalo Province. Journal of Community Service and Research, 4(2), 86–98.
Parwatha, I. P. A., Sujana, D. E., & Purnamawati, I. G. A. (2017). Pengaruh Tekanan Ketaatan,
Komplesitas Tugas, Pengalaman Kerja Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Di Provinsi Bali). E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Akuntansi Program S1, 8(2).
Praditianingrum, A. S. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Judgement.
Universitas Diponegoro.
Prameswari, D. A., & Nazar, M. R. (2015). Pengaruh Penerapan Integritas, Obyektivitas, Kerahasiaan,
Kompetensi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Internal Auditor (Studi Kasus Pada
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI). E-Proceeding of Management, 2(3), 3229–3236.
Putri, A. W. (2021). Pengaruh Fraud Risk assessment Dan Independensi Terhadap Kemampuan Auditor

13
Mendeteksi Kecurangan dengan Skeptisme Profesional Sebagai Variabel Intervening. Univesitas
Tanjungpura.
Rahmadhanty, D. R. (2020). Pengaruh Gaya Hidup Sehat , Gaya Kepemimpinan , Dan Time Budget
Pressure Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah. Jurnal Keuangan Dan Perbankan Syariah, 1(1), 58–
79.
Reftisyah, I. (2020). Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan, Tekanan Anggaran
Waktu Serta Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57188
Rifai, M. H., & Mardijuwono, A. W. (2020). Relationship Between Auditor Integrity and Organizational
Commitment to Fraud Prevention. Asian Journal of Accounting Research Emerald Publishing
Limited. https://doi.org/10.1108/AJAR-02-2020-0011
Riyanto, Y. M. (2015). Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, pemahaman Good
Governance, Integritas Auditor, dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empriris
Pada KAP Surakarta dan Yogyakarta.
Robbins, S. P., Judge, T. A., & Campbell, T. T. (2017). Organizational Behavior: Second Edition. In
Pearson.
Rosadi, R. A. (2016). Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Tekanan Anggaran Waktu Dan Pengalaman
Audit Terhadap Audit Judgment (Studi Pada BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta). Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Rustiarini, N. W. (2013). Pengaruh Kompleksitas Tugas, Tekanan Waktu, dan Sifat Kepribadian pada
Kinerja. Makara Human Behavior Studies in Asia, 17(2). https://doi.org/10.7454/mssh.v17i2.2961
Sandari, T. E. (2019). Pengaruh Risiko Audit, Teknik-Teknik Audit Investigatif Terhadap Pendeteksian
Kecurangan Dan Profeisonalisme Auditor. Universitas !7 Agustus 1945 Surabaya.
Santoso, D., & Auromiqo, C. (2020). Analisis Teamwork dan Time Pressure Terhadap Affective
Commitment yang Berdampak pada Kinerja Auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah. Jurnal
CAPITAL, 2(1).
Septiaji, B. C. (2021). Gender Self Efficacy, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Pengalaman
Auditor Terhadap Audit Judgment. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 6(1), 55–68.
Soehardi, Sigit. (2003). Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen, Cetakan Ketiga,
Yogyakarta: Penerbit Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Sugiyono (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suraida. (2005). Uji Model Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Resiko
Audit Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor. Jurnal Akuntansi. Th
IX/02/Me.
Surya, L. P. L. S., & Dewi, C. I. R. (2019). Pengaruh Tekanan Ketaatan Pada Audit Judgment Dengan
Religiusitas Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi, 29(2), 673-682o.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v29.i02.p14
Suryani, E. (2012). Pengaruh Pengalaman, Risiko Audit, Dan Keahlian Audit Terhadap Pendeteksian
Kecurangan Oleh Auditor. Universitas Jendral Achmad Yani.
Suryoratri, G. E. (2011). Pengaruh Pertukaran Pendapat dan Faktor Risiko Kecurangan Terhadap
Pendeteksian Kecurangan. Universitas Negeri Jakarta.
Susanti, V., & Kristianto, D. (2014). Pengaruh Tekanan Ketaatan Komplektisitas Tugas dan Pengalaman
Terhadap Kinerja Auditor Dalam Pembuatan Audit Judgment.
Susilo, P. A., & Widyastuti, T. (2015). Integritas, Objektivitas, Profesionalime Auditor dan Kualitas Audit
di Kantor Akuntan Publik Jakarta Selatan. Jurnal Riset Akuntansi & Perpajakan (JRAP), 2(1), 65–
77. https://doi.org/10.35838/jrap.v2i01.97
Tampubolon, D. L. (2018). Pengaruh Tekanan Ketaatan, Pengetahuan, Dan Pengalaman Auditor Terhadap
Audit Judgment. Jurnal InFestasi, 14(2), 169–177. https://doi.org/10.21107/infestasi.v14i2.4870
Wahyuni, A. S. (2017). Pengaruh Independensi, Etika Profesi Dan Integritas Auditor Terhadap Kualitas
Audit Di Kantor Akuntan Publik Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Negeri
Yogyakarta.

14
Wibowo, P. F. A. (2020). Pengaruh Kode Etik Auditor Pemerintah Terhadap Kemampuan Auditor Dalam
Mendeteksi Kecurangan. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Widiani, N. M. N., Sulindawati, N. L. G. E., & Herawati, N. T. (2017). Pengaruh Tekanan Anggaran
Waktu, Tanggung Jawab Profesi, Integritas dan Objektivitas Terhadap Kualitas Audit. E-Journal S1
Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1, 8(2).
Wijaksana, N. M. P. L., & Dewi, L. G. K. (2019). Kecerdasan Emosional Memoderasi Pengaruh Tekanan
Anggaran waktu dan Tekanan Ketaatan Pada Auditor Judgement BPK Pusat. E-Jurnal Akuntansi,
28(3), 1698–1714.
Wijayantini, K. A. Si., Yuniarta, G. A., & Atmadja, A. T. (2014). Pengaruh Tekanan Ketaatan ,
Kompleksitas Tugas dan Self-Efficacy Terhadap Audit Judgement (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Di Bali ). E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi
Program S1, 2(1).
Willy, A., & Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS)-Alternatif Structural Equation Modeling
(SEM) dalam Penelitian Binis. CV. Andi Offset.
Wiratmaja, I. dewa N., & Suardana, K. Al. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Auditor Kantor Akuntan Publik Di Bali. Jurnal Riset Akuntansi JUARA, 8(1).
Yolanda, A. A. (2017). Pengaruh Tekanan Ketaatan, Tekanan Angaran Waktu, Kompleksitas Tugas,
Pengetahuan dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris Pada Auditor
Inspektorat Provinsi Riau). JOm Fekon, 4(1), 2327–2339.
Yulianti, L., Rasuli, M., & Oktari, V. (2020). Pengaruh Integritas, Objektivitas dan Kompetensi Terhadap
Kinerja Auditor : Budaya Organisasi Sebagai Pemoderasi. Jurnal Kajian Akuntansi Dan Bisnis
Terkini (CURRENT), 1(3), 347–362.
.

15

You might also like