You are on page 1of 11

. Jurnal EKSEKUTIF Volume 18 No.

2 Desember 2021

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DALAM


BENTUK PENJUMLAHAN BERULANG
MELALUI METODE DEMONSTRASI
Endah Rahmawati, Maya Andria Wulan
Universitas WR Supratman Surabaya

ABSTRACT
This study aims to determine the increase in understanding and student learning outcomes
of the basic concept of multiplication in the form of repeated addition by applying the
demonstration method through learning videos using picture cards, number cards and video
power point slide shows in the form of animation for grade 2B students. This research design
uses a demonstration method. In first cycle, it was implemented by applying the learning
video demonstration method, picture cards and number cards. In the second, it was
implemented by applying the demonstration method using picture cards and number cards
in the learning video PowerPoint slide show in the form of animation. The results of the
Classroom Action Research (CAR) show that students' understanding and learning
outcomes of mathematics material about multiplication by applying the teaching video
demonstration method, picture cards, number cards and applying the demonstration method
using picture cards and number cards in the learning video PowerPoint slide show in the
form of animation. There was an increase in the first classical completeness of students was
60% with an average value of 72.4 and classical completeness in Cycle II was 96% with an
average value of 93.2. The use of the demonstration method by using a power point slide
show learning video in the form of animation can improve student understanding and
learning outcomes in mathematics learning basic multiplication material in repeated
addition.

Keywords: Demonstration Method, Card Media, Multiplication

PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan sejak duduk
dibangku sekolah dasar bahkan sampai diperguruan tinggi, keberadaan matematika menjadi
satu mata pelajaran yang dianggap sangat sulit, membosankan dan tak jarang dianggap
sebagai mata pelajaran yang menakutkan. Bahkan matematika pun dianggap memberi andil
dalam ujian nasional. Mungkin disebabkan pada pengajaran yang lebih menekankan pada
hafalan dan kecepatan menghitung. (Hidayati, 2011:2).
Berdasarkan kenyataan ketika siswa kelas II SD Angkasa Surabaya mengerjakan soal
materi perkalian operasi hitung dalam bentuk penjumlahan berulang siswa masih merasa
bingung sehingga kurang adanya pemahaman dalam menyelesaikan materi perkalian. untuk
itu peneliti ingin memberikan pemahaman konsep perkalian dalam menyelesaikan perkalian

168
. Jurnal EKSEKUTIF Volume 18 No. 2 Desember 2021

dalam bentuk penjumlahan berulang dengan memanfaatkan media yang konkret sebagai
alternatif pemecahan masalah agar lebih mudah dipahami oleh semua siswa dalam
pembelajaran matematika, salah satunya dengan menggunakan media atau alat peraga yang
terbuat dari bahan manipulatif.
Media pembelajaran dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu
pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan, menyajikan, atau
menjelaskan bahan pelajaran kepada peserta didik yang mana alat – alat itu sendiri bukan
merupakan bagian dari pelajaran yang diberikan.
Pada pembelajaran Matematika terutama, Pemahaman dan konsep harus lebih
ditekankan lagi. Dalam penerapan pemahaman dan konsep pada pembelajaran matematika
sangat penting karena ketika siswa paham akan sesuatu konsep, maka siswa akan mampu
mengingat pembelajaran matematika yang telah dipelajarinya dalam jangka waktu yang
panjang. Melalui pemahaman konsep matematika siswa yang baik, maka akan memunculkan
pola pikir siswa yang kritis dan mampu memecahkan masalah di kehidupan sehari – hari.
Berdasarkan latar belakang dalam masalah tersebut peneliti ingin memberikan
pemahaman konsep dasar pekalian dan meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas II SD
Angkasa Surabaya dengan menggunakan metode demonstrasi.

LANDASAN TEORI
Pengertian Pemahaman Konsep Pembelajaran
Pemahaman konsep merupakan landasan yang sangat penting untuk melatih siswa
dalam berpikir dan dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan suatu permasalahan berkaitan
dengan konsep yang dimiliki (Hamdani, Kurniati & Sakti, 2012). Rendahnya pemahaman
konsep siswa sebagian besar terjadi disebabkan siswa kurang paham dengan konsep –
konsep yang dipelajari sebelumnya sehingga untuk memahami konsep yang baru, siswa
merasa kesulitan.
Faktor lain yang turut mempengaruhi, yaitu model pembelajaran yang diterapkan
masih kurang efektif sehingga selama ini tidak mampu mewadahi permasalahan yang terjadi,
akibat ketidakpahaman siswa terhadap suatu konsep akan menyebabkan sulitnya untuk
memahami konsep selanjutnya sehingga menghubungkannya.
Oleh karena itu, aspek pengajaran, konteks pembelajaran, bahan pembelajaran serta
pendekatan pembelajaran sangat memengaruhi peningkatan pemahaman konsep siswa
169
. Jurnal EKSEKUTIF Volume 18 No. 2 Desember 2021

(Joyce & Weil, 2016) sehingga perlu diusahakan perbaikan dan persiapan yang optimal.
Mengatasi permasalahan tersebut, perlu adanya pembelajaran secara klasikal maupun
individu karena usaha pembaharuan pendidikan khususnya dalam model pembelajaran yang
dapat menunjang kegiatan belajar mengajar agar membantu siswa lebih aktif dalam
pembelajaran disekolah.

Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sebagian hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami
proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang
dilakukan. Hasil belajar sering digunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk
bermacam – macam aturan terdapat apa yang telas dicapai oleh siswa, misalnya ulangan
harian, tugas – tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran
berlangsung (Arikuto, 2013).

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas
terlepas dari faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Purwanto (2014:
107) menyatakan yang dapat mempengaruhi hasil terdiri dari faktor dari dalam diri peserta
didik (intern) dan faktor dari luar diri peserta didik (ekstern).
Faktor dari dalam yakni fisiologi dan psikologi sedangkan faktor dari luar yakni
lingkungan dan instrumental.
Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu:

a. Faktor Intern
1) Faktor Fisiologis, terdiri dari kondisi fisiologis, kondisi panca indra.
2) Faktor Psikologis, terdiri dari minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan
kognitif.
b. Faktor Ekstern
a) Faktor Lingkungan, terdiri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya.
b) Faktor Instrumental, terdiri dari kurikulum, program, sarana dan fasilitas, guru.

170
. Jurnal EKSEKUTIF Volume 18 No. 2 Desember 2021

Perkalian
Pada operasi perkalian bilangan cacah, telah diketahui bahwa “3 x 4”.(yang dibaca
tiga kali empatan) diartikan sebagai “4 + 4 + 4” sedangkan “4 x 3” (yang dibaca empat kali
tigaan) diartikan “3 + 3 + 3 + 3”. Perkalian pada suatu bilangan dapat diartikan sebagai
penjumlahan berulang. Berarti, untuk mencari hasil a x b sama halnya dengan cara
menunjukkan penjumlahan b + b + b + … sebanyak a kali.
Penjumlahan berulang juga merupakan bagian dari situasi yang nyata untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga dengan cara penjumlahan
berulang dapat memudahkan siswa untuk melakukan operasi hitung perkalian. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa operasi perkalian merupakan penjumlahan
berulang. Pada prinsipnya perkalian sama dengan penjumlahan yang dilakukan secara
berulang yang dilakukan dengan cara menambahkan sekelompok bilangan atau lebih.

Media Pembelajaran
Kata “media” berasal dari Bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari
“medium”, secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Nurseto, 2011: 20). Assaociation
for Education and Communication Technology (AECT) (dalam Nurseto, 2011: 20),
mengartikan kata “media” sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk
proses informasi. Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut “media”
yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk
berfikir (Gagne, dalam Budi 2011). Briggs (dalam Tryanto, 2013:299) menyatakan media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Menurut Antero (2016) media merupakan perantara penyalur pesan/informasi yang
dapat merangsang siswa agar mendapati rasa ingin belajar.Media merupakan alat bantu
yang digunakan oleh guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. (Musfiqon, 2012: 28).
Berdasarkan pengertian – pengertian yang telah diberikan, maka media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang berfungsi
sebagai penyalur pesan atau informasi yang dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan
perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat
langsung secara tepat guna dan berdayaguna.

171
. Jurnal EKSEKUTIF Volume 18 No. 2 Desember 2021

Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah merupakan salah satu metode yang sering digunakan guru
dalam menyampaikan materi secara langsung didalam proses pembelajaran sehingga siswa
dapat mengalaminya sendiri dalam proses tertentu dengan tujuan pembelajaran dapat
tercapai sesuai dengan yang diinginkan.
Menurut Winataputra dalam (Nasution, 2017: 153) mengatakan metode demonstrasi
adalah metode mengajar yang menyajikan pelajaran dengan mempertunjukkan secara
langsung objek atau caranya melakukan sesuatu untuk menunjukkan proses tertentu.

Video
Video merupakan suatu medium yang sangat efektif dalam membantu proses
pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual, maupun berkelompok. Video juga
merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai
kehadapan siswa secara langsung. Video juga menambah suatu dimensi baru terhadap
pembelajaran. Hal ini karena mempunyai karakteristik teknologi video yang dapat
menyajikan suatu gambar bergerak kepada siswa, disertai suara yang menyertainya. Video
menurut (Daryanto, 2011:80) adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat
dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Di mana bekerja berdasarkan
urutan waktu atau jalur umpan balik (feedback).

METODE PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II Sekolah Dasar Angkasa Surabaya
yang berjumlah 25 siswa. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian
tindakan kelas.
Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
menggunakan penelitian tindakan dengan bagan yang secara garis besar menurut Suharsimi
Arikunto, dkk (2010:16) sebagai berikut:
1.Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Segala
keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang

172
. Jurnal EKSEKUTIF Volume 18 No. 2 Desember 2021

mencangkup metode/teknik mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/evaluasi,


dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini.
2.Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah
dibuat. Tahap ini merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang
telah disiapkan sebelumnya.
3.Pengamatan Tindakan
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan
dilakukan terhadap siswa kelas II Sekolah Dasar Angkasa Surabaya menggunakan
instrumen keterlaksanaan RPP dan aktifitas siswa yang dikembangkan oleh peneliti.

4.Refleksi terhadap Tindakan


Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan
pengamatan. Data yang didapat kemudian dianalisis dan dicari penyebabnya kemudian
direvisi untuk selanjutnya digunakan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri yaitu Observasi,
Tes, dan Dokumentasi:
1.Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi ini dilakukan dengan bantuan teman
sejawat dalam mengamati kegiatan video pembelajaran. Alat pengambilan data yang
digunakan untuk observasi adalah lembar observasi aktivitas guru,lembar aktivitas siswa
dan lembar hasil belajar siswa .
2.Tes
Teknik pengambilan data dalam tes pemahaman ini digunakan untuk sebagai
memperoleh data mengenai hasil belajar siswa. Tes ini dilakukan pada setiap akhir siklus.
Tes pemahaman ini terdiri dari 10 pertanyaan yang sesuai dengan indikator pemahaman
konsep perkalian dasar pada materi matematika.
3.Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dalam dokumentasi ini akan dilakukan dengan
mendokumentasikan perangkat pembelajaran melalui link pembelajaran yang telah

173
. Jurnal EKSEKUTIF Volume 18 No. 2 Desember 2021

dibagikan kepada siswa, instrumen penilaian siswa, serta foto – foto dalam kegiatan
pembelajaran menyelesaikan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD).

Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan yaitu Analisis data pengamatan yang akan diambil dari
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring.
Analisis data yang dapat diperoleh berbentuk dalam bilangan atau kualitatif dianalisis
dengan analisis deskriptif komparatif yaitu “membandingkan data kualitatif dan refleksi dari
kondisi awal “Siklus I” dan “Siklus II”.
Kriteria ketuntasan tindakan penelitian dikatakan berhasil apabila Presentase
ketuntasan belajar siswa yang mendapatkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Jika
siswa mendapatkan nilai ≤ 75, maka dapat dinyatakan bahwa siswa tersebut dikatakan
“Belum Tuntas”, akan tetapi jika siswa mendapatkan nilai ≥75, maka dapat dinyatakan
bahwa siswa tersebut dikatakan “Tuntas”.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Siklus I
Pada kegiatan penelitian tindakan kelas Siklus I aktivitas guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran melalui video pembelajaran memperoleh nilai presentase melalui
lembar observasi aktivitas guru yaitu 70%, Aktivitas siswa dalam melaksanakan kegiatan
pembajaran memperoleh nilai presentase melalui lembar observasi aktivitas siswa yaitu
70%. Presentase ketuntasan belajar siswa sebanyak 60% siswa nilainya sudah mencapai
Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM). Tes pemahaman dan hasil belajar mendapatkan nilai
rata – rata yaitu 72,4.

Siklus II
Pada kegiatan penelitian tindakan kelas siklus II aktivitas guru telah memperbaiki
kekurangan ketika menyampaikan materi matematika tentang perkalian dalam video
pembelajaran memperoleh nilai presentase melalui lembar observasi aktivitas guru yaitu
95%, Lembar observasi aktivitas siswa yaitu 95%, Presentase ketuntasan belajar siswa

174
. Jurnal EKSEKUTIF Volume 18 No. 2 Desember 2021

sebanyak 96% siswa nilainya sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM). Tes
pemahaman dan hasil belajar mendapatkan nilai rata – rata yaitu 93,2.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada Siklus I dan Siklus II telah berhasil
mencapai indikator keberhasilan tindakan yaitu di buktikan dengan adanya peningkatan
mulai dari aktivitas guru, aktivitas siswa, presentase ketuntasan belajar siswa beserta tes
pemahaman dan hasil belajar siswa. Pada Siklus I dan Siklus II aktivitas guru dan aktivitas
siswa yaitu 70% meningkat menjadi 95%. Presentase ketuntasan belajar siswa yaitu 60%
meningkat menjadi 96%. Tes pemahaman dan hasil belajar yaitu 72,4 meningkat menjadi
93,2.

Pembahasan
Hasil data yang telah diperoleh pada Siklus I dan Siklus II digambarkan dalam grafik
1 sampai dengan 4.

Gambar 1. Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Guru

Gambar 2. Grafik Aktivitas Siswa

175
. Jurnal EKSEKUTIF Volume 18 No. 2 Desember 2021

Gambar 3. Grafik Hasil Presentase Ketuntasan Belajar Siswa

Gambar 4. Grafik Pemahaman dan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan grafik-grafik hasil penelitian di atas, diketahui bahwa penerapan metode


demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar perkalian secara signifikan pada
siswa kelas 2. Hal ini menunjukkan bahwa metode demonstrasi memiliki kontribusi yang
positif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Metode demonstrasi dapat mengatasi
kekurangan guru dalam menjelaskan konsep, mampu menyampaikan meteri secara jelas dan
mudah di pahami siswa. penerapan metode demonstrasi dapat menyalurkan pesan yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Penggunaan


metode demonstrasi dengan menggunakan video pembelajaran power point dapat
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi
perkalian dasar dalam bentuk penjumlahan berulang pada siswa kelas 2B di SD Angkasa
Surabaya tahun pelajaran 2020/2021. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa
176
. Jurnal EKSEKUTIF Volume 18 No. 2 Desember 2021

meningkat dari Siklus I dan Siklus II. Pada Siklus I Nilai Rata – rata 72,4 dengan Ketuntasan
Klasikal 60% dan Siklus II Nilai Rata – rata meningkat mencapai 93,2 dengan Ketuntasan
Klasikal 96%.

DAFTAR PUSTAKA

Antero, G. & Haryudo, S. I. 2016. Pengembangan media pembelajaran berbasis


macromedia flash 8 pada mata pelajaran instalasi penerbangan listrik. Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro, 5 (2): 601 – 607
Arikunto, S. 2013. Dasar – dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aziz, Emi, dkk. 2020. ROAR: Solusi Peningkatan Pemahaman Konsep Pembelajaran. Jawa
Barat: Cv Jejak (Jejak Publisher).
Bahri, S & Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung : PT Sarana Tutorial
Hamdani, D. E. & Sakti, I. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Generatif dengan
Menggunakan Alat Peraga Terhadap Pemahaman Konsep Cahay Kelas VII di SMP
Negeri 7 Kota Bengkulu. Jurnal Exacta. 10 (1): 79-88.
Haruman. 2014. Langkah – langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Dalam
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214121720767.pdf 28 Desember
Hidayati, Tsalis. 2011. Pengertian Matematika. Dalam http://ejurnal.stkip-
ktb.ac.id/index.php/jurnal/article/view/173. 28 Desember
http://eprints.umm.ac.id/43311/3/BAB%20II.pdf. 2020. Pengertian Operasi Hitung
Perkalian. 30 Desember
Joyce, Weil. 2016. Models of teching Model Pembelajaran Edisi 9. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Komara, E & Mauludin, A. 2016. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru. Bandung: Refrika Aditama
Mashuri, Sufri. 2019. Media Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Deepublish
Mirdanda, Arsyi. 2018. Motivasi Berprestasi dan Disiplin Peserta Didik serta hubungannya
dengan hasil belajar. Kalimatan Barat: Yudha English Gallery
Muhsetyo, Gatot, dkk. 2013. Pembelajaran Matematika SD. Tanggerang Selatan: Universita
Terbuka
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media

177
. Jurnal EKSEKUTIF Volume 18 No. 2 Desember 2021

Norhayati. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Perkalian
Dan Pembagian Dengan Strategi Index Card Match Pada Siswa Kelas III Sdn
Tanjung Batu Kec. Kelumpang Tengah Kab. Kotabaru. Vol 8 No 2 (2020):
CENDEKIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 192-200.
Purwanto, Ngalim. 2014. Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rahmawati, Endah. & Jaenal Abidin. 2019. Penerapan Metode Demonstrasi dengan
Menggunakan Media Sedotan Warna dan Gelas Plastik Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Pada Konsep Perkalian dan Pembagian Siswa Kelas II SD Angkasa
Surabaya. Vol 9 No 1 (2019): Jurnal Wahana Pendidikan Dasar, 1-13.
Rosmala, Amelia, dkk. 2021. Model – model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta

178

You might also like