Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Ukuran Fisik Dan Jumlah Ummbi Per Lubang Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah
Pengaruh Ukuran Fisik Dan Jumlah Ummbi Per Lubang Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah
ABSTRACT
The objective of this study is to find out the influence of bulb physical size and
the suitable number of the bulb per hole in order to increase the growth and yield of
shallot. The result showed that the bulb size gave no significant differences of the plant
height at 15 days after planting, but it had given the very significant differences at 30 and
45 days. Moreover, the highly significant differences are also shown at the number of
leaves at 45 days after planting, the number of bulb per cluster, the weight of the wet and
dried plant per netto plot and the weight of the dried bulb per netto plot. All parameters
of the growth and yield plant evaluated were significantly affected by the number of bulb
per hole. There were highly significant interaction between the bulb physical size and the
number of bulb per hole on the plant height at 30 days after planting, the number of
leaves at 45 days after planting and the number of bulb per cluster. In general, treatment
U1 gave the growth and yield of plant better than treatment U2 and U3. In addition, three
bulbs per hole (J3) had better effect on the growth and yield of plant than other
treatments.
Keywords: Shallot, bulb physical size, and number of bulb per hole
PENDAHULUAN
Yenny Sufyati, Said Imran AK, dan Fikrinda, Jurusan Budidaya Tanaman, Fakultas Pertanian Unsyiah
* Penulis koresponden
43
Yenny Sufyati et al. (2006) J.Floratek 2 : 43 - 54
44
Yenny Sufyati et al. (2006) J.Floratek 2 : 43 - 54
jarak tanam 10cm x 10cm, akan tetapi yang digunakan adalah alat pengolah
bila menggunakan anakan, maka setiap tanah, sprayer, timbangan elektrik,
lubang ditanam satu anakan yang cukup papan nama, meteran dan alat tulis
besarnya dengan jarak tanam 15cm x menulis.
15cm. Penelitian ini menggunakan
Jumlah bibit per lubang yang Rancangan Petak Terpisah (Split Plot
digunakan petani umumnya tergantung Design) dengan pola Rancangan Acak
kepada besar kecilnya ukuran umbi bibit. Kelompok (RAK), dengan tiga ulangan.
Biasanya bibit yang berukuran besar Ada dua faktor yang diteliti yaitu
ditanam satu bibit per lubang, sedangkan Ukuran Fisik Umbi (U) terdiri atas tiga
yang berukuran kecil ditanam 2 – 3 bibit taraf dan Jumlah Umbi Bibit per Lubang
per lubang. Belum ada informasi berapa (J) juga terdiri atas tiga taraf. Ukuran
jumlah umbi per lubang yang tepat untuk fisik umbi ditempatkan pada petak
berbagai ukuran umbi bibit terhadap utama (main plot), sedangkan jumlah
pertumbuhan dan produksi tanaman umbi bibit per lubang ditempatkan pada
bawang merah. anak petak (sub plot).
Sebagai tambahan informasi Taraf perlakuan ukuran fisik
bahwa pada pertanaman padi, jika bibit umbi adalah :
ditanam dalam jumlah yang banyak akan U1 = ukuran fisik besar (dengan berat
terjadi persaingan dalam rumpun 5.0 – 7.5 g/umbi)
terutama terhadap sinar matahari, akibat U2 = ukuran fisik sedang (dengan berat
pertumbuhan dipacu untuk memanjang. 2.5 – 4.9 g/umbi)
Sebaliknya bibit yang ditanam per U3 = ukuran fisik kecil (dengan berat
lubang dalam jumlah sedikit, tidak dapat 2.5 g/umbi)
mencapai tingkat populasi yang Taraf perlakuan jumlah umbi
optimum sehingga produksi per satuan bibit per lubang adalah :
luas menjadi rendah (Siregar,1981). J1 = satu umbi bibit per lubang
Berdasarkan permasalahan di J2 = dua umbi bibit per lubang
atas, perlu kiranya diteliti pangaruh J3 = tiga umbi bibit per lubang
ukuran fisik dan jumlah umbi bibit per Terdapat sembilan kombinasi
lubang terhadap pertumbuhan dan hasil perlakuan dan setiap unit percobaan
bawang merah. diulang tiga kali, sehingga
keseluruhannya berjumlah 27 unit
METODE PENELITIAN percobaan.
Penelitian ini dilaksanakan di Tahapan pelaksanaan penelitian
kebun percobaan Fakultas Pertanian yang dilakukan adalah : 1) persiapan
Universitas Syiah Kuala Darussalam, tanah yaitu tanah diolah dua kali dengan
Banda Aceh, yang berlangsung dari menggunakan traktor. Rumput-rumput
bulan September sampai dengan yang terdapat pada petak percobaan
November 1994. dibuang sampai bersih. Kemudian
Bahan yang digunakan adalah dibuat plot percobaan dengan ukuran 1m
umbi bibit bawang merah, pupuk x 4m sebanyak 27 plot. Jarak antar blok
kandang sapi, pupuk urea, SP–36 dan 70 cm dan jarak antar main plot 50cm,
KCl, insektisida Azodrin serta fungisida sedangkan jarak antar sub plot 30cm; 2)
Dithane M-45, dan bahan-bahan lain penanaman: sebelum ditanam, umbi
yang menunjang penelitian ini. Alat-alat bibit yang telah diseleksi sesuai
45
Yenny Sufyati et al. (2006) J.Floratek 2 : 43 - 54
46
Yenny Sufyati et al. (2006) J.Floratek 2 : 43 - 54
Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 15, 30, 45 dan Jumlah Daun
Umur 45 Hari Setelah Tanam akibat Perlakuan Ukuran Fisik Umbi
47
Yenny Sufyati et al. (2006) J.Floratek 2 : 43 - 54
Tabel 2. Rata-rata Hasil Bawang Merah akibat Perlakuan Ukuran fisik Umbi Bibit
Ukuran Jumlah Umbi Berat Basah Berat Kering Berat Umbi
Fisik per rumpun Berangkasan Berangkasan Kering
Umbi (umbi) (g/plot netto) (g/plot netto) (g/plot netto)
U1 16.92 c 4500.47 b 3366.81 c 3289.41 b
U2 12.53 b 3440.04 ab 2535.28 b 2481.66 b
U3 7.47 a 2327.67 a 1700.98 a 1645.42 a
BNJ 0,05 3.51 1201.08 794.34 808.72
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada lajur yang sama berbeda
tidak nyata pada peluang 5% (uji BNJ) .
48
Yenny Sufyati et al. (2006) J.Floratek 2 : 43 - 54
Tabel 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 15, 30, 45 dan Jumlah Daun Umur 45 HST
akibat Perlakuan Jumlah Umbi Bibit per Lubang
49
Yenny Sufyati et al. (2006) J.Floratek 2 : 43 - 54
Tabel 4. Rata-rata Hasil Bawang Merah akibat Perlakuan Jumlah Umbi Bibit per Lubang
Jumlah Umbi Jumlah Umbi Berat Basah Berat Kering Berat Umbi
Bibit per per rumpun Berangkasan Berangkasan Kering
Lubang (umbi) (g/plot netto) (g/plot netto) (g/plot netto)
J1 7.22 a 2698.88 a 1964.22 a 1906.01 a
J2 12.21 b 3388.46 b 2561.25 b 2507.95 b
J3 17.49 c 4180.83 c 3077.61 c 3002.54 c
BNJ 0.05 1.19 413.68 319.99 322.02
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada lajur yang sama berbeda
tidak nyata pada peluang 5% (uji BNJ).
50
Yenny Sufyati et al. (2006) J.Floratek 2 : 43 - 54
Tabel 5. Rata-rata Tinggi Tanaman bawang merah Umur 30 HST pada Masing-masing
Ukuran Fisik Umbi Untuk Masing-masing Jumlah Umbi Bibit per Lubang
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa dengan berkurangnya jumlah umbi bibit
tinggi tanaman pada umur 30 hari per lubang kecuali pada ukuran fisik
setelah tanam pada masing-masing umbi bibit sedang (U2). Dari tabel
ukuran fisik umbi bibit tergantung pada tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk
jumlah umbi bibit per lubang yang mendapatkan pertumbuhan tanaman
digunakan. Tinggi tanaman pada yang baik digunakan ukuran fisik umbi
berbagai jumlah umbi bibit per lubang bibit besar dengan jumlah tiga umbi bibit
nyata lebih tinggi bila umbi bibit yang per lubang tanam (U1J3).
digunakan berukuran besar. Tabel
tersebut juga memperlihatkan bahwa Tingginya tanaman pada perlakuan
tinggi tanaman yang berasal dari ukuran fisik umbi besar dan jumlah tiga
berbagai ukuran fisik umbi bibit nyata umbi bibit per lubang, dapat dipahami
lebih tinggi bila digunakan 3 umbi bibit mengingat tinggi tanaman pada masing-
per lubang tanam. Juga dapat dilihat masing pengaruh faktor tunggal
tinggi tanaman dari berbagai ukuran menghasilkan tanaman yang nyata lebih
fisisk umbi nyata lebih rendah sejalan tinggi.
Tabel 6. Rata-rata Jumlah Daun Umur 45 HST pada Masing-masing Ukuran Fisik Umbi
untuk Masing-masing Jumlah Umbi Bibit per Lubang
51
Yenny Sufyati et al. (2006) J.Floratek 2 : 43 - 54
Tabel 7. Rata-rata Jumlah Umbi Bawang Merah per Rumpun pada Masing-masing
Ukuran Fisik Umbi untuk Masing-masing Jumlah Umbi Bibit per Lubang
52
Yenny Sufyati et al. (2006) J.Floratek 2 : 43 - 54
jumlah umbi per rumpun terbanyak kering per plot netto. Hasil yang
didapatkan pada ukuran fisik umbi besar terbaik dijumpai pada perlakuan
dengan jumlah tiga umbi bibit per tiga umbi bibit perlubang tanam.
lubang tanam (U1J3). 3. Terdapat interaksi yang sangat
Banyaknya jumlah umbi per nyata antara perlakuan ukuran
rumpun pada ukuran fisik umbi besar fisik umbi dengan jumlah umbi
dengan jumlah tiga umbi bibit per bibit per lubang terhadap tinggi
lubang, bermakna bahwa ukuran fisik tanaman umur 30 hari setelah
umbi besar dengan jumlah tiga umbi tanam, jumlah daun umur 45
bibit per lubang mampu menghasilkan hari setelah tanam, dan jumlah
jumlah umbi bibit per rumpun terbanyak. umbi per rumpun. Ketiga
Hal ini dapat dipahami apabila dikaitkan peubah tersebut, hasilnya nyata
dengan peubah sebelumnya yaitu pada lebih tinggi apabila yang
peubah pertumbuhan, baik komponen digunakan bibit yang berukuran
tinggi tanaman maupun jumlah daun, besar dengan jumlah tiga umbi
hasil terbaik didapatkan pada paerlakuan bibit per lubang tanam.
yang sama (U1J3).
Saran
SIMPULAN DAN SARAN 1. Berdasarkan hasil penelitian
Simpulan terutama peubah tinggi tanaman
1. Perlakuan ukuran fisik umbi didapatkan bahwa makin banyak
berpengaruh tidak nyata jumlah umbi yang digunakan per
terhadap tinggi tanaman bawang lubang, cenderung meningkatkan
merah umur 15 hari setelah tinggi tanaman. Hal ini diduga
tanam, akan tetapi memberikan ada hubungannya dengan
pengaruh yang sangat nyata kerapatan tanam yang digunakan.
terhadap tinggi tanaman umur Untuk itu perlu dikaji lebih lanjut
30, 45, jumlah daun umur 45 kerapatan tanam yang tepat pada
hari setelah tanam, jumlah umbi ukuran dan jumlah umbi bibit per
per rumpun, berat basah dan lubang tertentu.
kering berangkasan, serta berat 2. Dari penelitian didapatkan
umbi kering per plot netto. ukuran fisik umbi besar dengan
Hasil yang terbaik dijumpai jumlah tiga umbi per lubang
pada perlakuan ukuran fisik diperoleh pertumbuhan dan hasil
besar dengan berat 5,0-7,5 yang baik, namun jika hasil ini
gram/umbi. ingin diterapkan masih perlu
2. Perlakuan jumlah umbi bibit per diteliti lebih mendalam terutama
lubang berpengaruh sangat nyata pada kondisi lapang yang
terhadap semua komponen beragam.
pertumbuhan dan hasil yang
diamati yaitu tinggi tanaman
umur 15, 30, 45, dan jumlah
daun umur 45 hari setelah
tanam, jumlah umbi per rumpun,
berat basah dan kering
berangkasan, serta berat umbi
53
Yenny Sufyati et al. (2006) J.Floratek 2 : 43 - 54
DAFTAR PUSTAKA
54