You are on page 1of 110

Jurnal Administrasi Bisnis

Center for Business Studies (CEBIS)

Parahyangan Catholic University

Jurnal Administrasi Bisnis [JAB] is a periodically published journal in the business science field. It
is published twice a year, which falls on May-July and October-December. JAB is managed and
published by the Center for Business Studies (CEBIS) of Business Administration Department in
the Faculty of Social and Political Sciences, Parahyangan Catholic University.
Editor in Chief : Angela Caroline
Editorial Board : A.Y. Agung Nugroho (Unika Atma Jaya)
Tri Wulida Afrianty (Universitas Brawijaya)
Gandhi Pawitan
Maria Widyarini
Theresia Gunawan
Section Editor : Yosefa
Yoke Pribadi Kornarius
Adrianus Tirta
Shelvi
Administration & Distribution : Emily Yubilina
Open Journal Systems (OJS) : Emily Yubilina
Layout Printing : Zentech
Cover : Zentech

JAB is open for manuscripts with the total words ranging from 5000-10000 words, and which never
been published or considered to be published both in national or international publishing entity. The
manuscript must be in a form of opinion or scientific analysis, and is presented in essay or research
on functional and sectoral business area. JAB permits reduplication of articles for either teaching or
researching, provided that the source is clearly cited. However, if it is neither for teaching nor
researching, then the permission must be obtained from the publisher.

Center for Business Studies


Business Administration Department, Faculty of Social and Political Sciences,
Parahyangan Catholic University – Building 3
Jl. Ciumbuleuit No. 94, Bandung 40114, West Java – Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
VOLUME 16 NOMOR 1 2020

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... i


CATATAN EDITOR....................................................................................................................................... ii
ANALISIS STRATEGI BERSAING TOKO ROTI X BERDASARKAN IE-MATRIKS .................. 1-21
Ade Putra Halomoan Siregar
MEMBANGUN TALENT MANAGEMENT UNTUK RETAIL X..................................................... 22-40
Abel Tedjamulya
RANCANGAN DECISION SUPPORT SYSTEMS UNTUK DIVISI PEMBELIAN PT S............... 41-55
Willy Lautan
GREEN STRATEGY PERUSAHAAN PLASTIK DALAM MENGHADAPI REGULASI
PEMERINTAH......................................................................................................................................... 57-68
Theresia Gunawan, Michael Alexander Ferdhian
RANCANGAN SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT BERBASIS REMINDER
SYSTEM PADA SALON STRAWBERRY ........................................................................................... 70-85
Bernadetha Kristaliani
RANCANGAN SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA KOORDINATOR PROYEK PT
ATRIUM PROPUGNATORUM TEKNIKA ....................................................................................... 86-102
Zee Zee Aprillia
UCAPAN TERIMA KASIH MITRA BESTARI .......................................................................................103
AUTHOR GUIDLINE .................................................................................................................................104

i
CATATAN EDITOR

Penerbitan Jurnal Administrasi Bisnis [JAB] Volume 16 Nomor 1 Tahun 2020 oleh Center for Business
Studies melalui proses yang lebih panjang dan berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya. Proses penerbitan
JAB Vol. 16 No. 1 Tahun 2020 hampir seluruhnya melalui OJS Jurnal Administrasi Bisnis yang dapat
diakses pada link berikut ini : http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis. Kami juga
menerapkan proses double-blind peer review yang mana melibatkan berbagai reviewer yang ahli di
bidangnya dan berasal dari berbagai universitas yang berbeda. Oleh karena satu artikel akan dikaji oleh 2
reviewer yang berbeda menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk publikasi artikel memerlukan waktu
yang lebih panjang. Di samping itu, proses copyediting dan proofreading telah dilalui dengan baik oleh para
penulis dan tim editor JAB Vol 16 No. 1 Tahun 2020.

JAB Vol. 16 No. 1 Tahun 2020 terdiri dari 6 artikel yang berasal dari berbagai penulis dengan berbagai latar
yang berbeda. Artikel yang diterbitkan membahas berbagai fungsional dan sektoral bisnis yang berbeda
antara lain : toko roti, toko ritel, salon, strategi bersaing, sistem informasi, dan sumber daya manusia. Kami
harap JAB dapat memberikan wawasan yang memadai bagi perkembangan bisnis fungsional dan sektoral
dan menjadi sumber acuan bagi penelitian selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
atas kesediaan anda untuk membaca dan mendiskusikan artikel-artikel JAB. Kami juga menunggu masukkan
anda berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan JAB ke depannya sehingga dapat terakreditasi dalam
waktu dekat.

Salam,

Editor in Chief

ii
DOI :

ANALISIS STRATEGI BERSAING TOKO ROTI X BERDASARKAN IE-


MATRIKS
Ade Putra Halomoan Siregar

Kantor Bahasa Maluku


halomoan.ade@gmail.com

ABSTRAK

Industri roti adalah salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi di sektor industri makanan dan
minuman. Pertumbuhan industri roti dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup perkotaan di mana orang
sekarang terbiasa mengonsumsi produk roti untuk sarapan, makan dengan kopi, dan sebagainya. Toko Roti X
adalah perusahaan roti yang didirikan pada tahun 2004 dan terletak di Kota Bandung. Meningkatnya
permintaan akan produk roti telah memengaruhi perusahaan ini untuk lebih memahami posisi perusahaan
sehingga dapat menentukan strategi yang tepat untuk bersaing dengan pesaing.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Teknik analisis data menggunakan analisis
PESTEL, Porter's 5 Forces, Internal Environment Analysis yang kemudian akan dihitung oleh Matriks IFE &
EFE untuk menentukan posisi perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini TOKO ROTI X berada di kuadran I di IE Matrix. Ini
menunjukkan bahwa pengaruh kekuatan dan kelemahan memiliki pengaruh yang lebih besar pada aktivitas
bisnis dan produksi. Oleh karena itu, strategi yang paling tepat untuk digunakan adalah strategi intensif atau
strategi integrasi.
Keywords: Strategi Kompetitif, Analisis SWOT, Industri Bakery

ABSTRACT

The bakery industry is one of the contributors to economic growth in the food and beverage industry
sector. The growth of the bakery industry is influenced by changes in urban lifestyles where people are now
accustomed to consuming bakery products for breakfast, to eat with coffee and so forth. TOKO ROTI X is a
bakery company that was founded in 2004 and is located in Bandung City. The increase in demand for
bakery products has influenced this company to better understand its company's position so that it can
determine the right strategy going forward to compete with competitors.
This research uses a case study method. The data analysis technique uses PESTEL analysis, Porter's
5 Forces, Internal Environmental Analysis which will then be calculated by IFE & EFE Matrix to determine
the company's position.
The results showed that at this time TOKO ROTI X is in quadrant I in IE Matrix. This shows that the
influence of strengths and weaknesses has a greater influence on business activities and production.
Therefore, the most appropriate strategy to use is an intensive strategy or integration strategy.
Keywords: Competitive Business Strategy, SWOT Analysis, Bakery Industry

PENDAHULUAN mencapai 6,77% berada diatas angka


pertumbuhan nasional yaitu 5,07 %. Meskipun
Menteri Perindustrian Indonesia, terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi
Airlangga Hartarto mengatakan bahwa sektor Indonesia sepanjang tahun 2019, terbukti bahwa
industri makanan dan minuman mempunyai peran industri makanan dan minuman tetap mampu
yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di bertahan dan mengalami pertumbuhan penjualan.
Indonesia (Rihanto, 2019). PDB di industri ini Industri bakery merupakan salah satu
bagian di dalam industri makanan dan minuman.

1
DOI :

Produk bakery merupakan olahan makanan yang sudah ada, belum lagi ditambah dengan semakin
sangat dikenal masyarakat yang mana produknya banyaknya pemain baru yang berkecimpung di
terbuat dari bahan dasar tepung terigu, yeast usaha bakery membuat Toko Roti X perlu kian
(ragi), garam, margarine, tepung, air, dan bahan keras berusaha agar usahanya dapat tetap bertahan
lainnya, baik dalam bentuk adonan beragi (yeast dan mengalami pertumbuhan usaha di tengah
raised dough) maupun dalam bentuk adonan pasta ketatnya persaingan yang ada. Beberapa cara yang
(butter) dan melalui proses pengovenan. telah digunakan oleh Toko Roti X untuk dapat
Kesaaman dan keterkaitan produk-produk yang bersaing antara lain (1) menjaga kualitas produk
masuk dalam kategori produk bakery disebabkan dan pelayanan untuk menciptakan keunggulan
sebagian besar produk bakery berbahan baku bersaing dibandingkan kompetitornya, dan (2)
dasar tepung terigu, serta melalui proses perluasan pemasaran dengan membuka beberapa
pembakaran (pengovenan) sehingga dikenal outlet dan bekerja sama dengan beberapa
istilah baked product atau bakery product perusahaan retail di kota Bandung pun telah
(Syarbini, 2013). dilakukan untuk dapat menaikkan penjualan Toko
Roti merupakan produk bakery yang Roti X Akan tetapi hal tersebut dinilai masih
paling dikenal oleh masyarakat saat ini sehingga kurang oleh pemilik Toko Roti X saat ini. Pemilik
salah satu kebiasaan baru yang muncul di menginginkan agar Toko Roti X dapat
masyarakat adalah mengkonsumsi roti sebagai memenangkan persaingan dan mengungguli
alternatif menu sarapan yang praktis dan sehat, pesaingnya melihat besarnya potensi industri
serta dapat menggantikan fungsi nasi yang selama bakery yang ada di kota Bandung. Oleh sebab itu,
ini lebih dikenal sebagai sumber karbohidrat Toko Roti X dirasa perlu untuk mengetahui posisi
utama (PT Nestlé Indonesia, 2020; Prastowo, strategisnya di industri bakery sehingga dapat
2019). Kebiasaan baru ini berdampak pada menentukan strategi yang tepat agar dapat
kenaikan konsumsi roti yang mana berdasarkan bersaing dengan kompetitiornya sehingga
data statistik yang dikeluarkan oleh kementerian penelitian ini berjudul “Analisis Strategis
perindustrian diketahui bahwa tingkat konsumsi Bersaing Toko Roti X berdasarkan IE Matriks”.
roti meningkat sebesar 500% selama 5 tahun
terakhir (2013-2017) (Ayu, 2019). Diketahui pula, KAJIAN TEORI
proyeksi pertumbuhan rata-rata periode (2014-
Manajemen strategi merupakan upaya
2020) bisnis roti & kue sebesar 10%. Di samping
memutuskan persoalan strategi dan perencanaan,
itu, bisnis yang bergerak di industri roti
dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan
didominasi oleh UMKM sebesar 60% (Kontan,
dalam prakteknya untuk mencapai tujuan sebuah
2017).
organisasi atau perusahaan. Manajemen strategi
Toko Roti X adalah salah satu toko roti
merupakan suatu proses yang dinamis karena
yang berbentuk badan usaha perorangan yang
berlangsung secara terus menerus dalam suatu
bergerak di bidang industri bakery berdomisili di
organisasi. Setiap strategi memerlukan peninjauan
kota Bandung sejak tahun 2004. Bermula dari
ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa
hobi membuat kue, pemilik merintis usahanya
depan. Salah satu alasan utama yang
hingga kini memiliki pabrik pembuatan bakery
menyebabkan hal tersebut adalah adanya
dan 6 outlet penjualan di kota Bandung. Produk
perubahan kondisi yang dihadapi oleh sebuah
bakery yang dihasilkan oleh Toko Roti X meliputi
organisasi atau perusahaan, baik yang sifatnya
berbagai macam olahan roti, seperti roti tawar
internal maupun eksternal.
bulat dan egg roll yang menjadi andalan Toko
Manajemen strategi adalah sebuah seni
Roti X.
dalam mengambil keputusan sebagai suatu cara
Memasuki perjalanan yang kini berumur
bagi sebuah perusahaan atau organisasi untuk
kurang lebih sebelas tahun Toko Roti X
mencapai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
mengalami pasang surut dalam usahanya.
(Pearce, Robinson, & Subramanian, 2000).
Persaingan ketat terjadi antar kompetitor yang

2
DOI :

Fred R. David (2011) mengemukakan merupakan sebuat alat yang digunakan untuk
bahwa dengan menerapkan manajemen strategi mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang
sebuah organisasi dapat menjadi lebih pro-aktif dapat memengaruhi sebuah organisasi atau
dalam menentukan kebijakan masa depannya perusahaan. Faktor PESTLE memiliki peran
daripada hanya menjadi reaktif terhadap situasi penting dalam menciptakan nilai lebih bagi
tertentu. Adapun manfaat penerapan manajemen sebuah strategi. Analisis PESTLE harus dilakukan
strategi antara lain : (1) Manfaat Finansial seperti dengan menganalisis kondisi regional di mana
peningkatan yang lebih dalam penjualan, perusahaan berada karena setiap regional bahkan
keuntungan, dan produktifitas, (2) Manfaat Non- setiap negara memiliki kondisi PESTLE yang
Finansial seperti perusahaan bisa lebih waspada berbeda-beda. Hal ini juga memicu kesadaran
terhadap ancaman-ancaman eksternal, masyarakat maupun pemerintah untuk peduli akan
meningkatkan pemahaman terhadap strategi lingkungan, sehingga aspek ini menjadi masalah
kompetitor, meningkatkan produktifitas yang penting untuk dipertimbangkan.
karyawan, mengurangi resistansi terhadap Lingkungan kerja terdiri dari elemen-
perubahan, dan pemahaman yang jelas mengenai elemen atau kelompok yang secara langsung
hubungan antara performa dan penghargaan, (3) berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi
Mendorong pemikiran ke masa depan (4) utama organisasi. Elemen-elemen tersebut adalah
Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi, pemegang saham, pemerintah, pemasok,
dan antusias untuk menghadapi masalah dan komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur,
peluang. (5) Mendorong terciptanya sikap positif serikat buruh, kelompok kepentingan khusus, dan
akan perubahan. (6) Memberikan tingkat asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja
kedisiplinan dan formalitas kepada manajemen perusahaan sering disebut industri. Analisis
suatu bisnis. lingkungan kerja/industri dapat dilakukan dengan
Menurut Wheelen dan Hunger (2010), hal menggunakan kerangka kerja Porter 5‟s Forces.
pertama dalam proses manajemen strategis adalah Kekuatan persaingan di dalam Porter 5‟s Forces
Pengamatan Lingkungan. Pengamatan ini terdiri adalah sebagai berikut :
dari dua analisis yang digunakan untuk 1) Persaingan di Antara Perusahaan yang Telah
mengamati lingkungan di sekitar perusahaan, Ada
yaitu analisis eksternal dan analisis internal. Dalam sebagian besar industri, perusahaan
Analisis lingkungan eksternal terdiri dari saling tergantung. Persaingan yang digerakkan
variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang oleh satu perusahaan dapat dipastikan
berada di luar organisasi dan tidak secara khusus mempengaruhi para pesaingnya, dan mungkin
ada dalam pengendalian jangka pendek dari menyebabkan pembalasan atau usaha-usaha
manajemen puncak. Lingkungan eksternal perlawanan. Menurut Porter, intensitas
memiliki dua bagian : lingkungan sosial dan persaingan berhubungan dengan Jumlah
lingkungan kerja (lingkungan industri). pesaing, Tingkat pertumbuhan industri ,
Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum Karakteristik produk atau jasa, Jumlah biaya
yang tidak berhubungan langsung dengan tetap, Kapasitas, Tingginya penghalang untuk
aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi keluar, Diversitas pesaing.
dapat dan sering memperngarui keputusan- 2) Ancaman Pendatang Baru
keputusan jangka panjang. Lingkungan sosial Pendatang baru dalam industri biasaya
terdiri dari kekuatan-kekuatan ekonomi, membawa kapasitas baru, sebagai usaha untuk
sosiokultural, teknologi dan politik-hukum. mendapatkan keuntungan dari pasar saham,
Analisis lingkungan social dapat dilakukan dan sumber daya penting. Mereka akan
dengan menggunakan analisis PESTEL (Politic menjadi ancaman untuk membangun
Economy Social Technology Legal and perusahaan. Ancaman pendatang ini
Environment) (Thompson, Gamble, Peteraf, & tergantung adanya penghalang masuk dan
Strickland III, 2018). Analisis PESTLE reaksi-reaksi yang dapat diharapkan dari

3
DOI :

pesaing-pesaing yang sudah ada. Beberapa meliputi struktur, budaya, dan sumber daya
penghalang masuk (barriers to entry) adalah : organisasi. Sumber daya organisasi terdiri atas
Skala ekonomi , Diferensiasi produk , aset yang berwujud dan tidak berwujud seperti
Kebutuhan modal, Biaya untuk berpindah peralatan produksi, tanah dan bangunan, lokasi
(switching cost), Akses ke saluran distribusi, yang strategis, modal, karyawan, produk/barang,
Independensi ukuran kerugian biaya, budaya perusahaan atau reputasi dari perusahaan
Kebijakan pemerintah. tersebut. Menurut (David), terdapat beberapa
3) Ancaman Produk atau Jasa Pengganti faktor yang diidentifikasi dalam lingkungan
Sebenarnya, semua perusahaan dalam suatu internal perusahaan, yaitu: Manajemen,
industri bersaing dalam industri lain yang Pemasaran, Keuangan, Operasi / Produksi,
memproduksi produk pengganti. Produk Sumber Daya Manusia, Penelitian dan
pengganti muncul dalam bentuk berbeda, Pengembangan
tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama
dari produk lain. Menurut Porter, “Penggantian IE Matriks
membatasi pendapatan potensial dari suatu Matriks internal-eksternal dapat digunakan oleh
industri karena batas atas pada harga-harga perusahaan untuk menentukan posisi strategisnya.
perusahaan dalam suatu industri berpengaruh Terdapat 9 sel di dalam IE Matriks yang
secara signifikan laba.” Jika tingkat switching berdasarkan pada skor total dari EFAS (sumbu Y)
cost rendah, barang pengganti kemungkinan dan skor total dari IFAS (sumbu Y) (David,
berpengaruh kuat terhadap industri. Kadang- 2011). Hasil perhitungan tabel EFAS dan IFAS
kadang mengidentifikasi kemungkinan produk perusahaan akan menentukan posisi strategis
atau jasa pengganti berarti mencari produk perusahaan di antara 9 sel tersebut. Adapun posisi
atau jasa yang dapat melakukan fungsi yang perusahaan dari 9 sel tersebut antara lain (David,
sama, walaupun tampaknya tidak mudah untuk 2011):
dapat digantikan.
1. Grow and Build (Sel I, II, IV): Posisi ini
4) Kekuatan Penawaran Pembeli menunjukkan bahwa perusahaan sedang dalam
Pembeli mempengaruhi industri melalui posisi berkembang. Bila perusahaan berada
kemampuan mereka untuk menekan turunnya pada sel I, II, atau IV, perusahaan dapat
harga, permintaan terhadap kualitas atau jasa
menerapkan strategi intensif seperti penetrasi
yang lebih baik, dan memainkan peran untuk pasar, pengembangan pasar dan
melawan satu pesaing dengan lainnya. pengembangan produk. Di samping itu,
5) Kekuatan Penawaran Pemasok perusahaan yang berada pada posisi ini, dapat
Pemasok dapat mempengaruhi industri dengan juga menggunakan strategi integrasi yang
kemampuan mereka untuk menaikkan harga terdiri antara lain dari forward integration,
atau menurunkan kualitas barang atau jasa horizontal integration, dan backward
yang dibeli. integration.
Analisis Lingkungan Internal terdiri dari 2. Hold and Maintain (Sel III, V, atau VII):
variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang Posisi ini menunjukkan bahwa perusahaan
ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak sedang dalam posisi mempertahankan dan
dalam pengendalian jangka pendek dari menjaga keberlangsungan eksistensinya. Bila
manajemen puncak. Penentuan variabel perusahaan berada posisi ini, perusahaan dapat
lingkungan internal perusahaan sering diartikan menerapkan strategi penetrasi pasar dan
sebagai proses analisa kekuatan (strength) dan pengembangan produk.
kelemahan (weakness) dari organisasi di dalam 3. Harvest or Divest (Sel VI, VIII atau IX) : pada
mengidentifikasi dan membangun sumber daya posisi ini, perusahaan sebaiknya mengurangi
dan kompetensi dari perusahaan. Variabel- usaha yang dimiliki oleh perusahaan.
variabel tersebut membentuk suasana di mana
pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu

4
DOI :

METODELOGI Jenis Data


Jenis data yang digunakan dalam
Metode Penelitian penelitian terdiri dari data primer dan data
Metode penelitian yang digunakan adalah sekunder. Sumber data primer pada penelitian ini
studi kasus (case study). Menurut (Yin, 2011), diperoleh dari wawancara kepada pemilik Toko
studi kasus adalah penyelidikan empiris yang Roti X dan pihak manajemen Toko Roti X. Data
menyelidiki fenomena kontemporer dalam primer yang diambil antara lain tentang visi, misi,
konteks kehidupan nyata, di mana banyak data dan tujuan perusahaan, keadaan lingkungan
dari berbagai sumber digunakan untuk internal dan eksternal perusahaan, serta aspek
menyelidiki fenomena tersebut lalu memanfaatkan teknis pada perusahaan. Data sekunder dalam
pengembangan dari preposisi teoritis untuk penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan
mengumpulkan dan menganalisis data. Penelitian terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang
studi kasus menggunakan teori yang sudah ada sudah dipublikasikan baik di jurnal nasional
sebagai acuan untuk menentukan posisi hasil maupun internasional.
penelitian terhadap teori yang ada tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk penelitian Operasionalisasi Variabel
tentang Toko Roti X mengacu pada penelitian- Operasionalisasi variabel yang terdapat pada
penelitian sebelumnya dan juga teori-teori yang penelitian ini akan dijelaskan dalam tabel sebagai
sudah ada dijelaskan pada landasan teori. Yang berikut :
kemudian akan dianalisis dan disesuaikan dengan
teori yang ada untuk dapat memberikan usulan
bisnis kepada Toko Roti X.

Tabel 1 Operasionalisasi Variabel


Lingkungan Eksternal
Variabel Sub Variabel Indikator Sumber
Politik Stabilitas politik dalam negeri
Ekonomi Stabilitas ekonomi di dalam negeri
Sosial Gaya hidup
Dokumentasi dan
PESTLE Teknologi Tingkat perkembangan teknologi Perusahaan
Hukum Peraturan Pemerintah
Keadaan lingkungan di sekitar
Lingkungan
perusahaan
Jumlah pesaing
Tingkat pertumbuhan industri
Karakteristik produk atau jasa
Persaingan di Antara Perusahaan yang Dokumentasi dan
Jumlah biaya tetap
Telah ada Perusahaan
Kapasitas
Tingginya penghalang untuk keluar

Porter's Five Diversitas pesaing


Force Skala ekonomi
Diferensiasi produk
Dokumentasi dan
Ancaman Pendatang Baru Kebutuhan modal
Perusahaan
Biaya untuk berpindah (switching cost)
Independensi ukuran kerugian biaya
Jenis produk pengganti Dokumentasi dan
Potensi pengembangan produk pengganti
Harga Perusahaan

5
DOI :

Kualitas produk
Kontribusi produk bagi pembeli
Dokumentasi dan
Kekuatan penawaran pembeli
Kekuatan penawaran karena kuantitas Perusahaan
Sensitivitas harga
Variasi bahan baku
Jumlah pemasok Dokumentasi dan
Kekuatan penawaran pemasok
Ketersediaan bahan baku di pasar Perusahaan

Biaya alih pemasok


Sumber : Analisis Data (Pengolahan Data Peneliti)

Tabel 2 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)


Lingkungan Internal

Variabel Sub Variabel

Perencanaan
Pemberian motivasi
Kapabilitas manajemen
Pengelolaan staf
Pengendalian
Produk
Harga
Pemasaran dan Penjualan
Tempat
Promosi
Struktur modal
Keuangan Struktur hutang
Profit
Proses produksi
Operasional
dan Produksi Fasilitas operasional
Pemasok bahan baku
Jumlah SDM
Sumber Daya Manusia
Reward and punishment system
Penelitian dan Pengembangan Adanya bagian penelitian dan pengembangan
Sumber : Analisis Data (Pengolahan Data Peneliti)
Pengolahan Data dan Metode Analisa 1. Tuliskan peluang-peluang dan ancaman (5
Teknik analisis data menggunakan 3 alat sampai 10) dalam Kolom 1.
yaitu EFAS, IFAS untuk mengetahui posisi Toko 2. Beri bobot dari setiap faktor dari 1,0 (paling
Roti X di indutri bakery, adapun penjabaran dari penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting)
ketiga alat tersebut dijabarkan seperti di bawah ini dalam Kolom 2 berdasarkan kemungkinan
: pengaruh suatu faktor terhadap posisi strategis
perusahaan. Bobot total harus berjumlah 1,00.
Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) Bobot dalam penelitian ini dilakukan oleh
EFAS adalah salah satu cara untuk penulis sebagai pengamat toko roti X.
mengukur faktor-faktor eksternal perusahaan ke 3. Beri nilai setiap faktor dari 5 (Sangat baik)
dalam kategori-kategori umum dari peluang dan sampai dengan 1 (sangat buruk) berdasarkan
ancaman serta untuk menganalisa seberapa baik respon Toko Roti X terhadap faktor-faktor
manajemen perusahaan menanggapi faktor-faktor tersebut (dilakukan oleh pemilik Toko Roti X).
tersebut (David, 2011). Berikut adalah langkah-
langkah dalam pembuatan tabel EFAS :

6
DOI :

4. Kalikan setiap bobot faktor dengan ratingnya Faktor-faktor yang terdapat di table
untuk memperoleh setiap skor yang telah pengukuran IFAS berasal dari analisis lingkungan
dibobotkan bagi setiap faktor di Kolom 4. internal perusahaan yang terdiri dari analisis
5. Gunakan Kolom 5 (keterangan) untuk manajemen, Pemasaran, Keuangan, Operasi /
menjelaskan kegunaan setiap faktor. Produksi, Sumber Daya Manusia, Penelitian dan
6. Tambahkan skor yang telah dibobotkan untuk Pengembangan tersebut.
memperoleh total skor yang telah dibobotkan Selanjutnya Hasil perhitungan dari IFAS dan
bagi perusahaan pada Kolom 4. Hal ini EFAS akan digunakan untuk menentukan posisi
menunjukkan seberapa baik perusahaan TOKO ROTI X berdasarkan matrix IE
menanggapi faktor-faktor stratetgis dalam
lingkungan eksternalnya. Internal-External (IE) Matrix
Faktor-faktor yang terdapat di table Matriks internal – eksteranl adalah sebuah alat
pengukuran EFAS berasal dari hasil analisis untuk menentukan posisi perusahaan di mana
kerangka berpikir PESTEL dan Porter 5‟s Forces. posisi tersebut terbagi ke dalam beberapa sel yaitu
(1) grow and build yang menunjukkan perusahaan
Internal Factors Analysis Summary (IFAS) sedang bertumbuh, (2) hold and maintain di mana
IFAS adalah salah satu cara untuk perusahaan sedang mempertahankan posisi dan
mengatur faktor-faktor internal di dalam kategori eksistensinya, (3) harvest or divest di mana
dari kekuatan dan kelemahan serta menganalisa perusahaan perlu mengurangi sejumlah usahanya
seberapa baik manajemen perusahaan menanggapi (David, 2011).
pentingnya faktor-faktor tersebut (David, 2011).
Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
tabel IFAS:
Analisis Lingkungan Eksternal
⬜ Daftarkan kekuatan dan kelemahan perusahaan
Analisis PESTLE
(masing-masih 5 sampai 10) pada Kolom 1.
Analisis keadaan lingkungan eksternal
⬜ Bobot masing-masing faktor dari 1,0 (paling
merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar
penting) sampai 0,0 (tidak penting) pada
perusahaan yang secara langsung atau tidak
Kolom 2 berdasarkan pengaruh yang mungkin
langsung dapat memengaruhi kinerja perusahaan.
dari faktor tersebut terhadap posisi strategis
Faktor-faktor utama yang dianalisis menggunakan
perusahaan. Bobot total harus berjumlah 1,0.
analisis PESTLE (political economy social
Bobot ini diberikan oleh peneliti berdasarkan
technology legal environment). Faktor PESTLE
hasil observasi di Toko Roti X.
yang terdapat pada usaha TOKO ROTI X yaitu :
⬜ Rating masing-masing faktor dari 5 (sangat 1) Aspek Politik (Politic)
baik) sampai 1 (sangat buruk) pada Kolom 3 Setelah pengumunan presiden dan wakil
berdasarkan respon perusahaan terhadap faktor presiden Indonesia yang terpilih pada tahun
tersebut. Rating ini diberikan oleh pemilik 2019, kondisi perpolitikan di Indonesia
Toko Roti X. semakin tidak kondusif terlihat dari maraknya
⬜ Kalikan bobot masing-masing faktor dengan aksi demonstrasi dan isu nasional yang cukup
ratingnya untuk mendapatkan skor terbobot besar. Keamanan dan ketertiban menjadi
dari masing-masing faktor pada Kolom 4. ancaman tersendiri bagi masyarakat juga
⬜ Gunakan Kolom 5 (keterangan) untuk investor asing.
pemakaian yang masuk akal terhadap setiap Kondisi perpolitikan ini berdampak pada
faktor. Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana terjadi
⬜ Tambahkan skor terbobot untuk mendapatkan penurunah IHSG turun (CNN Indonesia,
skor terbobot total untuk perusahaan pada 2019). Di samping itu, terjadi pelemahan nilai
Kolom 4. Hal ini menginformasikan tukar rupiah selevel Rp14.525 per dolar AS
bagaimana perusahaan merespon faktor-faktor (Ulfah, 2019) yang menyebabkan banyaknya
strategis di dalam lingkungan internalnya.

7
DOI :

investor asing yang meninggalkan pasar tepung terigu dan telur ayam ras. Sepanjang
Indonesia. tahun 2018 harga rata-rata tepung terigu
Bila melihat hal tersebut, kondisi politik ini secara nasional cenderung mengalami
dapat mengakibatkan toko roti X kesulitan kenaikan. Adapun perkembangan harga
untuk membeli mesin produksi yang umumnya tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3
merupakan produk dari luar negeri. Di
samping itu, kondisi politik berdampak baik
bagi toko roti X karena adanya pemilu di
Indonesia mengakibatkan jumlah hari libur
pada tahun 2019 menjadi lebih banyak
sehingga permintaan akan roti-pun meningkat.
Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Plt.
Direktur Jendral Industri Agro Kemenperin,
Achmad Sigit Dwiwahjono yang mengatakan
bahwa industri makanan dan minuman akan
meraih peluang yang besar pada tahun politik Gambar 1 Perkembangan Harga Tepung Terigu di Indonesia
ini (Putra, 2019). (2016)
Sumber: BPS (Kemendag RI, 2016)

2) Aspek Ekonomi (Economy) Kenaikan harga ini dapat menjadi


Pada umumnya kondisi ekonomi memiliki sebuah ancaman bagi industri yang
pengaruh baik secara langsung maupun tidak menggunakan tepung terigu sebagai bahan
langsung terhadap perkembangan suatu usaha baku utamanya, dikarenakan dapat
yang terdapat di daerah tertentu. Jika kondisi meningkatkan biaya produksi. Selain
ekonomi cenderung stabil bahkan tepung terigu bahan baku utama yang
menunjukkan pertumbuhan ke arah positif, digunakan dalam proses pembuatan produk
maka kondisi tersebut dapat mendukung bakery adalah telor ayam ras. Sepanjang
kelancaran usaha yang berkembang, begitu tahun 2018 harga rata-rata telor ayam ras
pula sebaliknya. secara nasional cenderung mengalami
 Pertumbuhan ekonomi kenaikan. Adapun perkembangan harga
Di tengah berbagai tantangan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.4.
perekonomian global dan domestik, Kenaikan harga ini dapat menjadi sebuah
perekonomian Indonesia 2018 masih bisa ancaman bagi industri yang menggunakan
mencatatkan kinerja yang cukup baik. tepung terigu dan telor ayam ras sebagai
Lebih lanjut Kementrian Perindustrian bahan baku utamanya, dikarenakan dapat
(Kemenperin) memproyeksikan meningkatkan biaya produksi.
pertumbuhan industri makanan dan
minuman mencapai 7, 91 % pada tahun
2018 (Siaran Pers, 2019). Meskipun terjadi
perlambatan pertumbuhan ekonomi
Indonesia sepanjang tahun 2015, terbukti
bahwa industri makanan dan minuman tetap
mampu bertahan dan mengalami
pertumbuhan penjualan.
 Perkembangan Harga
Terdapat beberapa hal yang akan dianalisis
terkait dengan perkembangan harga yang
Gambar 2 Perkembangan Harga Telor Ayam Ras di
memiliki pengaruh besar terhadap biaya Indonesia (2018)
produksi pembuatan roti, yaitu harga Sumber : Badan Pusat Statistik (Kemendag, 2018)

8
DOI :

mengkonsumsi makanan yang sehat menjadi


 Dukungan pemerintah untuk usaha kecil trend bagi masyarakat perkotaan. Perubahan
menengah (UKM) gaya hidup dalam hal peningkatan konsumsi
Dukungan pemerintah untuk pertumbuhan roti sebagai pengganti nasi juga menjadi
ukm (usaha kecil menengah) tertuang sebuah fenomena yang memberikan peluang
dalam paket kebijakan ekonomi yang bagi perusahaan produsen bakery untuk
dikeluarkan oleh pemerintah sepanjang mengembangkan usahanya. Data GAPMMI
tahun 2016. Khususnya dalam paket menunjukkan bahwa industri roti di Indonesia
kebijakan ekonomi ke-12, dimana tumbuh 10 % pada periode 2014-2020. Selama
dilakukan beberapa deregulasi sejumlah ini kota Bandung dikenal sebagai kota wisata
peraturan yang selama ini dinilai kuliner. Hal ini semakin dipertegas oleh Mentri
menghambat bisnis ukm. Di antaranya soal Pariwasata Arief Yahya pada tahun 2018 yang
memulai usaha, perizinan pembangunan menetapkan Bandung dan Bali sebagai salah
bangunan, dan pembayaran pajak yang satu destinasi wisata kuliner di Indonesia.
mengalami deregulasi dalam rangka Bandung dipilih karena dianggap memiliki
memberikan rangsangan bagi ukm untuk potensi kuliner yang besar, bahkan sering
dapat bertumbuh. Toko Roti X berada dianggap sebagai surge kuliner (Susanti,
dalam kategori usaha kecil menengah 2019).
tersebut dapat menyambut kebijakan
tersebut sebagai peluang untuk dapat 4) Aspek Teknologi (Technology)
mengembangkan usahanya. Perkembangan teknologi yang semakin cepat
dan canggih saat ini sangat membantu bagi
3) Aspek Sosial (Social) perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan
Salah satu faktor sosial yang berpotensi usahanya. Baik dalam aspek produksi maupun
terhadap penciptaan pangsa pasar bagi setiap operasionalnya
bidang usaha di suatu wilayah adalah  Aspek Produksi
pengingkatan jumlah penduduk. Indonesia Perkembangan teknologi dalam hal
merupakan salah satu negara yang memiliki produksi roti telah menciptakan beberapa
jumlah penduduk terbanyak di dunia. Sampai alat yang dapat membantu produksi
saat ini jumlah penduduk Indonesia adalah pembuatan bakery menjadi lebih cepat dan
269.000.000 ribu jiwa (Jayani, Dwi Hadya, mudah. Perkembangan ini dapat dilihat dari
2019)), sedangkan untuk Kota Bandung sendiri mesin dan peralatan yang digunakan seperti
jumlah penduduknya mencapai 2.500.000 jiwa penggunaan mixer dan penggiling otomatis
berdasarkan proyeksi penduduk yang yang dapat mencampur dan mengaduk
dilakukan BPS (Kusnandar, 2019). Bahkan adonan dalam skala yang lebih besar.
kota Bandung menempati urutan ke empat  Aspek Operasional
dalam kota yang memiliki penduduk terbanyak Perkembangan teknologi dalam aspek
di Indonesia. Salah satu kebutuhan yang operasional Toko Roti X terlihat dari
meningkat seiring dengan banyaknya jumlah penggunaan alat komunikasi seperti
penduduk yang ada adalah kebutuhan pangan. handphone untuk berkomunikasi antara
Bakery merupakan salah satu produk makanan pemilik usaha dan karyawannya maupun
jadi yang cukup diminati. Menurut penelitian pemilik usaha terhadap suppliernya.
yang dilakukan Sun Life Asia Health Index Penggunaan computer dan aplikasi
2015, seperti yang dikutip dalam situs manajemen perusahaan juga telah
marketers.com menunjukkan adanya digunakan dalam rangka mempermudah
peningkatan signifikan menjadi 73% jumlah pemilik usaha dalam melakukan
penduduk di Indonesia yang menyadari pengendalian dan pengambilan keputusan.
pentingnya kesehatan. Gaya hidup sehat dan Dari segi transportasi juga Toko Roti X

9
DOI :

memiliki beberapa mobil box yang mempekerjakan beberapa penduduk lokal


digunakan untuk membawa bakery yang sebagai tenaga kerja di perusahaan terutama di
telah diproduksi ke outlet-outlet Toko Roti bagian keamanan demi mencegah hal-hal yang
X maupun ke perusahaan retail yang telah tidak diinginkan.
menjalin kerjasama. Analisis Porter’s Five Forces
Menurut Porter (2008), hakikat
5) Aspek Hukum (Legal) persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai
Aspek hukum yang berkaitan dengan kombinasi atas lima kekuatan, yaitu persaingan di
perusahaan dan produksi Toko Roti X adalah: antara perusahaan yang telah ada, ancaman
 Telah mendapat Sertifikasi Dinkes P-IRT pendatang baru, ancaman produk atau jasa
(Pangan Industri Rumah Tangga), yaitu pengganti, kekuatan penawaran pembeli, kekuatan
sertifikasi yang dipergunakan untuk penawaran pemasok.
makanan dan minuman yang memiliki daya 1) Persaingan di antara perusahaan yang telah ada
tahan atau keawetan di atas 7 hari. Untuk - Jumlah pesaing
nomor Dinkes P-IRT TOKO ROTI X Kondisi ini dapat dilihat dari data Dinas
adalah 2063273011041. Perindustrian dan Perdagangan yang
 Telah terdaftar dan mendapatkan sertifikasi menunjukkan bahwa jumlah pelaku usaha
halal oleh MUI dengan nomor halal: roti yang tercatat di kota Bandung
01101006751004. Sertifikasi halal MUI sebanyak 66 unit usaha. Jumlah ini belum
adalah sertifikasi yang dikeluarkan oleh ditambah lagi dengan jumlah perusahaan
Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, roti yang belum tercatat di Kemenperin.
dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Banyaknya jumlah produsen roti baik
yang bertugas untuk meneliti, mengkaji, yang berskala lokal maupun nasional
menganalisa dan memutuskan apakah menunjukkan ketatnya persaingan yang
produk-produk baik pangan dan ada di dalam industri ini.
turunannya, obat-obatan dan produk - Kualitas Produk
kosmetika apakah aman dikonsumsi baik Untuk kualitas produk, Toko Roti X
dari sisi kesehatan dan dari sisi pengajaran selalu mengedepankan kualitas produk
agama Islam yakni halal atau boleh dan baik dari proses pemilihan bahan baku,
baik untuk dikonsumsi bagi umat muslim, pembuatan, packing serta delivery
khususnya di wilayah Indonesia. sehingga kualitas produk dari Toko Roti
Dengan adanya beberapa sertifikasi terkait X bisa menjadi kekuatan dalam
dengan hasil produksi dari Toko Roti X, bila melakukan persaingan dibandingkan
dilihat dari aspek hukum telah dapat dengan pesaing lain yang sekarang ini
memenuhi kelayakan baik proses dan hasil banyak menggunakan bahan pengawet
produksi Toko Roti X untuk dapat dikonsumsi serta pengharum ruangan beraroma roti
oleh masyarakat Indonesia. pada tiap outlet mereka. Produk Toko
Roti X yang cukup digemari pelanggan di
6) Aspek Lingkungan (Environment) antaranya adalah roti tawar dan beberapa
Sampai saat ini tidak ada isu-isu yang berarti variasi roti manis.
terkait dengan lingkungan sekitar perusahaan, - Diversitas Pesaing
terutama lingkungan tempat berdirinya Di samping harga yang murah dan
perusahaan. Perusahaan didirikan di sebuah kualitas produk, banyak dari para pesaing
lingkungan yang letaknya tidak terlalu dekat mulai memperbaiki strategi promosi dari
dengan pusat kota atau permukiman penduduk. produknya dengan menginformasikan
Perusahaan juga membina hubungan baik value yang lebih dari produk yang akan
dengan masyarakat sekitar lingkungan dijualnya. Para pesaing besar seperti
perusahaan berdiri dengan cara Bread Talk menerapkan strategi

10
DOI :

penempatan outlet mereka di pusat tersebut dalam merespon hambatan masuk


keramaian sehingga secara tidak langsung yang ada. Terdapat beberapa faktor hambatan
orang yang melintas di depan outlet masuk bagi pendatang baru ke dalam suatu
mereka akan tertarik untuk datang industri:
membeli produk mereka. Pesaing di - Skala ekonomis
tingkat lokal seperti Bread.Co Untuk mendirikan usaha roti tidak harus
menerapkan strategi open kitchen di beroperasi pada skala usaha yang besar.
beberapa outlet mereka yang berada di Hal ini karena siapa saja dapat memulai
retail Yogya dan Griya di kota Bandung. usaha bakery dari skala usaha yang kecil
Dengan adanya konsep open kitchen ini yang disesuaikan dengan kemampuan
menyampaikan pesan bahwa produk yang kapasitas produksi yang dimiliki tanpa
mereka hasilkan selalu segar dari harus mengikuti skala usaha perusahaan
pemanggangan (fresh from the oven) roti yang ada.
kepada konsumennya. Untuk produk roti - Diferensiasi produk
tawar Sari Roti menjadi pesaing skala Pada umumnya produk yang dihasilkan
nasional yang memiliki pangsa pasar roti oleh perusahaan bakery hampir sama
kemasan terbesar di Indonesia yang secara fisik. Perbedaan yang sering terjadi
mencapai 90%. Kapasitas produksi roti antara perusahaan roti dapat dilihat dari
dengan skala besar (empat juta potong roti mutu produk yang dihasilkan, baik
per hari), harga yang terjangkau, saluran kualitas roti, rasa, variasi bentuk atau
distribusi yang kuat, dan brand image ukuran, harga jual produk, serta
yang kuat membuat Sari Roti menjadi labelisaasi produk seperti pencantuman
pesaing terkuat di industri bakery yang merek produk, komposisi bahan baku,
memproduksi roti tawar dan roti manis. nomor ijin Dinas Kesehatan (No. PIRT),
Perkembangan teknologi saat ini, para dan label halal dari MUI.
pesaing mulai menggunakan media - Kebutuhan Modal
internet sebagai media promosi mereka Untuk memulai sebuah usaha produksi
seperti penggunaan media sosial. Toko bakery skala kecil atau industri rumah
Roti X sendiri pada saat ini masih tangga tidak membutuhkan kebutuhan
menggunakan strategi promosi yang modal yang cukup besar, yang
mengandalkan SPG (sales promotion girl) mengakibatkan banyak bermunculan
yang terdapat di stand Toko Roti X yang pesaing-pesaing kecil. Akan tetapi, bila
berada pada perusahaan retail dan outlet ingin membuka peluang usaha yang besar
Toko Roti X yang terdapat di kota membutuhkan biaya investasi yang cukup
Bandung. Penggunaan media sosial besar, seperti pembukaan outlet, mesin
sebagai media promosi pun masih belum produksi yang besar, sarana dan prasarana
dilakukan dengan maksimal. untuk pabrik, dan jaringan ke distribusi
retail.
2) Ancaman Pendatang Baru - Akses ke Saluran Distribusi
Keberadaan suatu industri tidak akan lepas Pada industri tertentu, perusahaan yang
dari ancaman masuknya pendatang baru, telah mapan biasanya telah memiliki
sehingga masuknya perusahaan pendatang saluran distribusi sendiri untuk pemasaran
baru dapat berimplikasi terhadap perusahaan produknya sehingga perusahaan
yang telah ada, misalnya perebutan pasar pendatang baru mungkin sulit memasuki
atau perebutan sumber daya produksi. Akan saluran yang ada dan harus mengeluarkan
tetapi, ancaman masuknya perusahaan biaya yang besar untuk membangun
pendatang baru tergantung dari hambatan saluran sendiri. Meskipun demikian,
masuk dan kemampuan pendatang baru kondisi tersebut bisa saja tidak terjadi

11
DOI :

pada industri bakery. Hal ini karena para atau besar jumlahnya, konsumen membeli
pendatang baru pun dapat berpeluang dalam jumlah yang banyak, produk yang
memasuki saluran distribusi yang telah dibeli standar atau tidak terdiferensiasi, dan
dikuasai dengan perusahaan roti yang pembeli menghadapi biaya peralihan yang
telah ada, asalkan mampu memproduksi kecil. Untuk konsumen Toko Roti X dapat
roti dengan mutu produk yang sama atau dikatakan memiliki kekuatan tawar menawar
lebih baik namun dengan harga yang yang kuat karena produk yang dihasilkan
relatif lebih murah. tidak memiliki banyak perbedaan dengan
- Independensi Ukuran Kerugian Biaya produk sejenis yang beredar di pasar dan
Perusahan yang telah mapan mungkin biaya beralih yang rendah yang dikeluarkan
memiliki keunggulan biaya yang tidak oleh konsumen apabila ingin beralih ke
mudah ditiru oleh pendatang baru. produk lain. Selain itu sensitivitas harga juga
Keunggulan itu mungkin berupa kekayaan menjadi hal yang penting dalam
pengetahuan produk yang dilindungi mempengaruhi keputusan pembelian
dengan paten, akses untuk bahan mentah konsumen. Konsumen baru cenderung
yang lebih baik, atau lokasi yang membeli produk yang lebih murah, akan
menguntungkan. Meskipun demikian tetapi bagi konsumen yang lebih
pendatang baru masih berpotensi untuk berpengalaman cenderung membeli produk
dapat masuk ke dalam industri bakery berdasarkan kualitas yang pertama baru
dikarenakan baik bahan baku maupun mempertimbangkan sisi harga produk. Hal
peralatan yang digunakan untuk ini dapat memberikan ancaman bagi Toko
pembuatan bakery cukup banyak tersedia. Roti X dalam berkompetisi di industri roti.

3) Ancaman Produk Pengganti 5) Kekuatan Penawaran Pemasok


Keberadaan produk substitusi dapat menjadi Kekuatan penawaran pemasok dapat
ancaman bagi sebuah perusahaan jika produk mempengaruhi intensitas persaingan dalam
substitusi tersebut menawarkan harga yang suatu industri ketika terdapat sejumlah
lebih rendah namun memiliki kualitas yang pemasok tetapi hanya terdapat sedikit barang
sama dengan produk yang ditawarkan oleh substitusi yang cukup bagus dan biaya untuk
perusahaan. Oleh karena itu untuk mengganti bahan baku sangat tinggi.
menghadapi keberadaaan produk substitusi Keberadaan pemasok bahan baku seperti
para pelaku usaha memperhatikan faktor telur, gula, dan tepung terigu memiliki
harga jual dan mutu produk agar tetap dipilih peranan yang sangat penting terhadap
oleh konsumennya. Pada industri bakery dan, keberlangsungan proses produksi. Oleh
produk yang dapat digolongkan menjadi karena itu, guna menjaga kontinuitas
produk substitusi adalah jajanan pasar, persediaan bahan baku, Toko Roti X
biskuit, sereal, wafer, mie instan,, dan lain- memiliki beberapa pemasok untuk masing-
lain. Banyaknya keberadaan produk masing bahan baku. Pada umumnya bahan
substitusi roti dengan berbagai merek, harga baku Toko Roti X diperoleh dari pemasok
jual, dan mutu produk dapat memberikan yang berada di Kota Bandung. Tetapi
ancaman bagi Toko Roti X sebagai salah satu terdapat beberapa bahan baku seperti coklat
produsen roti. Meskipun demikian, keputusan dan susu yang diperoleh dari importir. Untuk
dalam pembelian tetap berada di tangan bahan baku utama, Toko Roti X dapat
konsumen. dikatakan tidak menghadapi biaya peralihan
yang tinggi, karena dapat diperoleh dari
4) Kekuatan Penawaran Pembeli pemasok lain yang ada di kota Bandung.
Kekuatan penawaran pembeli dapat Biaya peralihan cukup tinggi terjadi pada
dikatakan kuat jika konsumen terkonsentrasi bahan baku penunjang seperti coklat

12
DOI :

dikarenakan bergantung pada satu pemasok yang dimiliki Toko Roti X Faktor-faktor internal
saja. Berdasarkan penjelasan di atas, yang dianalisis meliputi aspek manajemen,
kekuatan penawaran pemasok terhadap Toko pemasaran, keuangan, operasi/produksi, sumber
Roti X dapat dikatakan tidak terlalu kuat, daya manusia, serta penelitian dan
karena Toko Roti X tidak terlalu sulit untuk pengembangan.
berganti dari satu pemasok ke pemasok
lainnya. 1) Manajemen
Untuk menganalisis fungsi manajemen
Dari lima faktor kekuatan yang telah usaha Toko Roti X, terdapat beberapa aspek
dijabarkan di atas, dapat dikatakan bahwa pada yang perlu dikaji, antara lain aspek
saat ini industri roti (bakery) mengalami perencanaan, pengorganisasian, pemberian
persaingan yang ketat. Hal ini terlihat dari motivasi, pengelolaan staf, dan aspek
banyaknya jumlah pesaing yang ada di industri ini pengendalian.
dan adanya pesaing kuat yang menguasai sebagian a. Perencanaan
besar pangsa pasar roti tawar dan roti manis di Saat ini usaha Toko Roti X belum
Indonesia, yaitu Sari Roti. Akan tetapi industri ini memiliki perencanaan tertulis baik untuk
masih menarik bagi pelaku usaha yang berskala jangka pendek, menengah, maupun
kecil dan menengah. Halangan masuk (barriers to jangka panjang. Hal ini terlihat dari belum
entry) yang tidak terlalu besar juga menunjukkan adanya pernyataan visi, misi, dan tujuan
bahwa untuk memulai memasuki industri ini, para perusahaan yang dirumuskan secara
pendatang baru tidak terlalu memiliki hambatan. tertulis, jelas, dan spesifik. Walaupun
Produk pengganti (substitusi) yang beragam demikian, kondisi ini tidak mempengaruhi
menjadi salah satu faktor yang menjadi ancaman pemilik Toko Roti X untuk
bagi industri ini dikarenakan biaya beralih yang mengembangkan usahanya. Hal ini
rendah yang dihadapi oleh pembeli apabila ingin terlihat dari keputusan yang diambil oleh
beralih mengkonsumsi produk yang lain. pemilik Toko Roti X pada saat akan
Selain itu kekuatan penawaran pembeli meningkatkan produksi rotinya,
juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan bagi memperhatikan permintaan pasar
pelaku usaha di industri ini. Pelaku usaha harus terhadap produk Toko Roti X Biasanya
dapat menawarkan produk yang memiliki kualitas ketika Toko Roti X membuka cabang
baik, rasa yang enak, variasi produk yang baru, ataupun membuka kerjasama
beragam, dan harga yang terjangkau agar dapat konsinyasi dengan perusahaan retail yang
menarik minat konsumen untuk membeli. Hal ini baru, maka dilakukan peningkatan
dikarenakan banyaknya produk sejenis yang produksi roti.
beredar di pasar sehingga membuat pembeli b. Pengorganisasian
memiliki banyak alternatif. Struktur organisasi Toko Roti X
Kekuatan penawaran dari pemasok dapat menunjukkan bahwa posisi manajemen
dikatakan tidak terlalu menjadi ancaman bagi puncak dipegang langsung oleh pemilik,
pelaku usaha di industri ini dikarenakan di mana pada posisi ini pemilik
banyaknya pemasok bahan baku yang ada di kota bertanggung jawab langsung terhadap
Bandung. Akan tetapi untuk bahan baku tertentu pengambilan keputusan strategis yang
yang didatangkan dari luar negeri hal ini dapat terkait dengan kelancaran usahanya dan
menjadi pertimbangan apakah mengganti bahan juga mengevaluasi bagian-bagian di
baku tersebut ataukah menggunakan bahan baku bawahnya, seperti bagian pemasaran dan
yang sama. penjualan, produksi, keuangan, dan
Analisis Lingkungan Internal bagian umum. Dalam menjalankan
Analisis lingkungan internal dilakukan operasionalisasi perusahaan, pemilik
untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan Toko Roti X menerapkan pendekatan top

13
DOI :

down, dimana seluruh komando dilakukan karyawannya tidak bersifat kaku sehingga
langsung oleh pemilik usaha kemudian kondisi ini memudahkan pemilik dalam
unit-unit di bawahnya hanya memberikan tugas kepada karyawan atau
melaksanakan hal-hal yang telah sebaliknya, jika para karyawan ingin
direncanakan. Meskipun demikian, tidak menyampaikan sesuatu kepada pemilik
jarang pemilik Toko Roti X turun yang terkait dengan masalah pekerjaan.
langsung untuk meninjau dan mengambil e. Pengendalian
keputusan di tiap-tiap bagian organisasi. Secara umum, pemilik Toko Roti X
c. Pemberian Motivasi melakukan pengendalian pada bidang
Meskipun pendekatan yang dilakukan produksi, khususnya dalam hal pengadaan
oleh pemilik Toko Roti X lebih bersifat bahan baku dan pengolahan.
top down dalam operasionalisasi Pengendalian dalam hal pengadaan bahan
perusahaan, akan tetapi pemilik tidak baku penting dilakukan karena terkait
menganggap bahwa karyawan sebagai dengan proses pembuatan roti sehingga
bawahan melainkan sebagai rekan kerja kontinuitas pembuatan roti tetap terjaga.
dan keluarga. Hal ini karena peran serta Sama halnya dengan pengadaan bahan
karyawan juga terlibat dalam keberhasilan baku, pengendalian dalam pengolahan
suatu usaha. Salah satu tindakan yang juga penting dilakukan karena terkait
dilakukan oleh pemilik untuk dengan kualitas atau mutu roti yang
meningkatkan motivasi karyawan adalah dihasilkan. Pengendalian terhadap
dengan cara melibatkan diri untuk ikut keuangan dilakukan oleh pemilik dengan
serta dalam proses produksi. Selain itu, melakukan evaluasi bulanan terhadap
pemilik memberikan motivasi dan arahan laporan keuangan yang dibuat oleh bagian
kepada para tenaga penjualnya setiap keuangan.
minggu. Pemberian motivasi terhadap
karyawan penting dilakukan karena 2) Pemasaran dan Penjualan
terkait dengan loyalitas para karyawan Menurut Kotler (2012), pemasaran adalah
terhadap perusahaan sehingga para suatu proses sosial dan manajerial di mana
karyawan tersebut tetap merasa nyaman masing-masing individu dan kelompok
selama bekerja dan diharapkan dapat mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
memberikan dampak positif terhadap inginkan melalui penciptaan, penawaran dan
kinerja karyawan. Hal ini terbukti dengan pertukaran produk yang bernilai bagi pihak
banyaknya karyawan yang telah bekerja lain. Pemasaran terkait dengan bauran
lebih dari 5 tahun di Toko Roti X pemasaran, yaitu aspek produk, harga,
d. Pengelolaan Staf distribusi, dan aspek promosi. Berikut ini
Pengelolaan staf dalam sebuah merupakan penjelasan dari masing-masing
perusahaan terkait dengan budaya atau bauran pemasaran pada Toko Roti X :
iklim kerja yang diterapkan oleh a. Produk (Product)
perusahaan. Budaya atau iklim kerja Jenis produk bakery yang diproduksi
adalah sekumpulan keyakinan, harapan, Toko Roti X termasuk dalam roti manis,
dan nilai yang dipelajari dan dibagikan yaitu cita rasa manis yang menonjol pada
oleh anggota-anggota organisasi dan sebuah roti, bertekstur empuk dan diberi
disampaikan dari satu generasi ke bermacam isi atau topping. Produk bakery
generasi berikutnya. Dalam Toko Roti X, yang dihasilkan oleh Toko Roti X ada
budaya atau iklim kerja yang terjadi lebih beberapa varian lain seperti roti tawar,
cenderung ke arah kekeluargaan. Oleh roti gandum, brownies, berbagai macam
karena itu, komunikasi yang terjalin cakes, dan kue bolu. Toko Roti X juga
antara pemilik Toko Roti X kepada para mencoba sebuah varian baru dalam

14
DOI :

produknya yaitu donat. Sementara itu saat persaingan. Di mana Toko Roti X setelah
ini juga sedang dilakukan pengembangan menentukan biaya dasar yang hendak
sebuah varian roti sehat yang apabila ditawarkan ke konsumen membandingkan
ditemukan komposisi yang tepat akan lebih dulu dengan harga produk bakery
segera diperkenalkan ke konsumennya. yang berkembang, sehingga Toko Roti X
Toko Roti X selalu mengutamakan menetapkan harga akhir yang tidak terlalu
kualitas rasa dan pemilihan bahan baku jauh berbeda di bawah harga pasar.
yang terbaik kepada konsumennya. c. Tempat (Place)
Segmentasi pasar untuk produk Toko Roti Menurut Kotler (2012), saluran distribusi
X adalah kelas menengah ke bawah adalah suatu perangkat organisasi yang
dengan target utamanya adalah kaum tergantung yang tercakup dalam proses
muda, anak-anak sekolah, dan ibu rumah yang membuat produk atau jasa menjadi
tangga yang menginginkan produk bakery untuk digunakan atau dikonsumsi oleh
yang berkualitas baik namun dengan konsumen atau pengguna bisnis. Secara
harga terjangkau. Kemasan yang umum Toko Roti X mendistribusikan
digunakan oleh Toko Roti X untuk produknya melalui 2 pola saluran yang
membungkus produk bakery sebagian dapat dilihat lewat gambar berikut:
besar menggunakan wadah plastik. Untuk
labelisasi kemasan Toko Roti X sudah
cukup baik karena telah dilengkapi
dengan nomor PIRT dari Dinas Kesehatan
Kota Bandung, komposisi bahan baku,
nama merek Toko Roti X, lokasi produksi Gambar 3 Saluran Distribusi pada Toko Roti X
Toko Roti X, tanggal kadaluarsa, dan Sumber : Toko Roti X yang diolah oleh penulis
yang tidak kalah penting adalah adanya
label halal yang dikeluarkan oleh MUI. Semua produk bakery Toko Roti X
b. Harga (Price) diproduksi di pabriknya yang terdapat di
Menurut Kotler (2012), harga adalah Jalan Cibaduyut Lama no 25, Bandung,
sejumlah uang yang dibebankan atas yang kemudian disalurkan kepada para
suatu produk atau jasa, atau jumlah dari konsumennya melalui :
nilai tukar konsumen atas manfaat- Pola saluran pertama adalah Toko Roti X
manfaat karena memiliki atau menyalurkannya lewat konsinyasi
menggunakan produk atau jasa tesebut. (consignment). Penerimaan titipan barang
Penetapan harga adalah suatu proses tersebut selanjutnya bertanggung jawab
untuk menentukan seberapa besar terhadap penanganan barang sesuai
pendapatan yang akan diperoleh atau kesepakatan. Toko Roti X bekerja sama
diterima oleh perusahaan dari produk atau dengan perusahaan retail di kota
jasa yang dihasilkan. Penetapan harga Bandung, seperti Borma, Griya dan
memiliki peranan dalam program Yogya untuk menyalurkan produknya.
pemasaran. Menetapkan harga berarti Dalam kerjasamanya dengan pihak retail,
bagaimana mempertautkan produk kita Toko Roti X disediakan sebuah stand
dengan aspirasi sasaran pasaran, yang untuk menjajakan produknya, karena itu
berarti pula harus mempelajari kebutuhan, Toko Roti X menyertakan SPG (Sales
keinginan, dan harapan konsumen. Promotion Girl) untuk membantu
Berdasarkan hasil wawancara yang mengelola dan menawarkan produknya
dilakukan dengan pemilik Toko Roti X, kepada para konsumen.
maka penetapan harga pada produk Toko Pola saluran kedua adalah Toko Roti X
Roti X didasarkan atas pendekatan menyalurkan produknya lewat outlet-

15
DOI :

outletnya yang tersebar di beberapa Modal yang digunakan dapat berasal dari
wilayah di kota Bandung, seperti di modal sendiri (pemilik) atau modal
daerah Cikutra, Ujungberung, Padalarang pinjaman dari pihak lain. Pada Toko Roti
dan Cijerah. Para konsumen langsung X, modal awal yang digunakan
datang ke outlet Toko Roti X untuk sepenuhnya berasal dari pemilik Toko
membeli produknya yang kemudian dapat Roti X, yaitu Ibu Iing Tanzil. Sampai saat
dibawa pulang. ini pun sumber modal dari Toko Roti X
Selain keduapola saluran distribusi di masih menggunakan dana yang dimiliki
atas, Toko Roti X juga menerima pesanan oleh pemilik dan tidak memiliki hutang
untuk pembuatan birthday cake, wedding kepada pihak lain untuk operasional
cake, cake khitanan, roti buaya, dan snack maupun aset yang dimiliki Toko Roti X
box yang dapat dikustomisasi sesuai Pengelolaan keuangan pada Toko Roti X
dengan selera konsumen. Sistem juga masih menggunakan sistem
pembayaran yang diterapkan oleh Toko keuangan sederhana yang menggunakan
Roti X adalah pembayaran secara tunai aplikasi Microsoft Office dalam
untuk outlet-outletnya. Sedangkan untuk pelaksanaannya. Pembukuan dilakukan
konsinyasi dengan pihak retail, oleh staf keuangan yang bertanggung
pembayaran oleh konsumen dilakukan jawab langsung dalam pelaporannya
kepada pihak retail yang dicatat melalui kepada pemilik Toko Roti X Keuntungan
nota pembelian. Kemudian dari pihak dari hasil penjualan Toko Roti X
retail akan menyetorkan kepada Toko seutuhnya menjadi milik Ibu Iing Tanzil
Roti X sebagai pemilik karena Toko Roti X
d. Promosi (Promotion) merupakan usaha milik pribadi dan tidak
Merupakan kegiatan komunikasi kepada ada pemegang saham di dalamnya. Dari
target market, agar dapat mengenal hasil penjualan tersebut yang digunakan
produk yang ditawarkan oleh perusahaan. kembali sebagai biaya operasional dan
Dalam memasarkan produknya, kegiatan sebagai modal Toko Roti X ke depannya.
yang telah dilakukan oleh Toko Roti X
adalah melakukan promosi melalui Sales 4) Operasional / Produksi
Promotion Girl (SPG) dalam kerjasama Untuk menghasilkan produk yang
konsinyasinya dengan beberapa memiliki kualitas baik, maka diperlukan
perusahaan retail di kota Bandung. proses produksi yang baik juga.
Pemberian potongan harga untuk produk Pengendalian kualitas dilakukan di
yang akan kadaluarsa juga digunakan sepanjang produksi pembuatan produk
guna menarik minat konsumennya. Akan Toko Roti X oleh pemilik Toko Roti X
tetapi, salah satu hal terpenting yang agar dapat menjamin produk yang
dilakukan Toko Roti X untuk membina dihasilkan berkualitas baik sesuai dengan
loyalitas pelanggan adalah dengan standar yang dimiliki pemilik dan juga
membangun citra baik perusahaan melalui standar kesehatan pengelolaan makanan
pengutamaan kualitas rasa dengan harga yang baik. Dalam proses produksi
yang terjangkau. pembuatan roti, bahan-bahan yang
dibutuhkan terdiri dari :
3) Keuangan I. Bahan Baku
Modal diperlukan untuk mendirikan Bahan baku utama dalam pembuatan roti
sebuah perusahaan, baik yang dalam adalah tepung terigu. Tepung terigu yang
bentuk uang maupun dalam bentuk yang baik untuk membuat roti adalah tepung
lain termasuk lahan, bangunan, dan alat- terigu yang memilki kandungan protein
alat produksi yang dimiliki perusahaan. yang tinggi. Maka daripada itu Toko Roti

16
DOI :

X menggunakan tepung terigu merek daripada itu Toko Roti X telah memiliki
Cakra Kembar, karena selain memiliki beberapa pemasok yang berbeda untuk
kandungan protein yang tinggi yang baik menjaga ketersediaan bahan baku
untuk pembuatan roti, tepung terigu produksinya. Bahan baku yang diperoleh
merek Cakra Kembar mudah untuk tersebut kemudian disimpan dalam ruang
didapatkan. Sedangkan untuk membuat persediaan yang terdapat di pabrik Toko
produk cake, Toko Roti X menggunakan Roti X.
tepung terigu yang memiliki kandungan
protein rendah, yaitu tepung terigu merek 5) Sumber Daya Manusia
Kunci Biru. Untuk membuat bolu, Kualitas sumber daya manusia yang
brownies, dan sponge cake, Toko Roti X dimiliki sebuah perusahaan menunjang
menggunakan tepung terigu merek keberhasilan sebuah perusahaan dalam
Segitiga Biru yang memiliki kandungan menjalankan usahanya. Sumber daya manusia
protein sedang. yang baik dapat melakukan tugasnya dengan
II. Bahan Penunjang baik sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Bahan penunjang dalam pembuatan roti Pada saat ini Toko Roti X memiliki karyawan
adalah telur, gula, susu, mentega, yang berjumlah 80 orang, yang terdiri dari 3
emulsified shortening, garam, dan air. orang bagian keuangan dan 1 orang supervisor
Selain itu beberapa bahan lain yang keuangan; 52 orang sebagai Sales Promotion
digunakan untuk topping atau taburan Girl (SPG) dan 1 orang sebagai supervisor
untuk roti ataupun cake adalah cokelat, pemasaran dan penjualan; 20 orang di bagian
abon sapi, messes, selai, dan lain-lain. operasional dan produksi dan 1 orang sebagai
III. Bahan Bakar supervisor operasional; dan 2 orang sebagai
Bahan bakar yang digunakan untuk staf bagian umum yang bertanggung jawab
melakukan proses baking adalah terhadap bagian sistem informasi dan sumber
menggunakan gas elpiji. daya manusia dalam perusahaan.
Fasilitas yang mendukung produksi Secara umum, perekrutan tenaga kerja
bakery juga dipersiapkan oleh pemilik pada Toko Roti X tidak melalui prosedur yang
dengan baik, yang meliputi gedung pabrik formal dan terstruktur. Tidak ada persyaratan
pembuatan produk bakery yang baik dan atau kualifikasi khusus dalam penerimaan
higienis, peralatan, dan perlengkapan karyawan, yang terpenting adalah calon
modern yang menggunakan mesin, alat karyawan harus memiliki semangat kerja yang
teknologi dan informasi, dan alat tinggi dan kejujuran. Tenaga kerja yang
transportasi yang mendukung distribusi dibutuhkan tidak dituntut untuk memiliki
produk Toko Roti X ke outlet-outlet pendidikan yang tinggi, hal ini terlihat dari
penjualannya. sebagian besar karyawannya hanya lulusan
IV. Pengemasan SMA. Khusus untuk bagian pembuatan roti,
Jenis kemasan yang digunakan sebagai calon karyawan akan diberikan pelatihan oleh
pembungkus roti menggunakan kemasan pemilik bagaimana cara membuat roti dan
berbahan dasar plastik. Pada kemasan menggunakan alat produksi dengan baik dan
tersebut tercantum nama merek Toko Roti benar. Pada umumnya sebagian besar
X, alamat lokasi pembuatan Toko Roti X, karyawan Toko Roti X berasal dari sekitar
komposisi bahan baku, nomor PIRT dari lokasi pabrik produksi roti. Setiap minggunya
Dinas Kesehatan, dan label halal dari bagian pemasaran dan penjualan berkumpul di
MUI. pabrik untuk mendapatkan arahan dan
Untuk menjaga keberlangsungan proses memberikan laporan bagaimana penjualan
produksinya akses bahan baku sangat mereka di lapangan. Komunikasi yang baik
penting dijaga kontinuitasnya. Maka selalu dibangun oleh pemilik dan karyawannya

17
DOI :

agar apa yang diinginkan oleh pemilik dapat merupakan salah satu bagian perusahaan yang
dilaksanakan dengan baik oleh para karyawan memiliki fungsi terkait dengan pengembangan
Toko Roti X Untuk jam kerja pada Toko Roti produk baru atau riset pasar. Hal ini dapat
X adalah selama enam hari, yaitu mulai dari menjadi sebuah kelemahan yang dimiliki oleh
hari Senin sampai dengan Sabtu, mulai dari Toko Roti X
jam 08.00 sampai 17.00 WIB. Kecuali untuk External Factors Analysis Summary (EFAS)
bagian pemasaran yang berada di outlet-outlet Tabel External Factors Analysis Summary
penjualan dan perusahaan retail yang bekerja (EFAS) digunakan untuk menganalisis dan
sama dengan Toko Roti X, bekerja setiap hari, mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang relevan
akan tetapi dibagi dalam 2 shift kerja sesuai di mana suatu perusahaan berada berdasarkan data
dengan jam operasional outlet atau perusahaan yang diperoleh melalui analisis PESTLE dan
retail tersebut. analisis Porter’s Five Forces. Adapun faktor
Sistem pembayaran dilakukan strategis eksternal ditunjukkan oleh table berikut
sebanyak satu kali dalam sebulan, yaitu pada ini:
saat bulan. Khusus untuk bagian pemasaran
Tabel 2 Tabel External Factors Analysis Summary(EFAS)
dan penjualan (SPG) akan mendapatkan bonus Toko Roti X
insentif berdasarkan besarnya jumlah Faktor Strategis Eksternal bobot rating nilai keterangan
Peluang
penjualan yang mereka raih selama satu bulan. Pertumbuhan industri makanan dan minuman 0.09 3 0.27
Dapat bertumbuh meski terjadi
perlambatan ekonomi sepanjang tahun

Jadi semakin besar jumlah penjualan yang 2015


Perubahan gaya hidup khususnya
Peralihan konsumsi nasi ke roti 0.09 4 0.36
mereka raih semakin besar pula insentif yang masyarakat perkotaan

Trend gaya hidup masyarakat perkotaan


dapat mereka terima dalam bulan tersebut. Hal Gaya hidup sehat dan konsumsi makanan sehat 0.08 4 0.32
yang mengkonsumsi makanan sehat

ini merupakan aplikasi dari sistem reward and Bandung dikenal sebagai kota kuliner 0.06 3 0.18 Bakery sebagai salah satu produk kuliner

punishment yang diterapkan oleh pemilik Toko Penggunaan media sosial sebagai alat marketing 0.12 5 0.6
Saat ini media sosial lebih populer sebagai
media promosi

Roti X untuk memotivasi karyawannya. Akan Dukungan pemerintah untuk ukm 0.06 3 0.18
Peket kebijakan ekonomi ke-12 yang
mendukung pertumbuhan ukm

tetapi apabila ada karyawannya yang Ancaman


Banyaknya produsen menjadi ancaman
melakukan kesalahan dalam bekerja, pemilik Banyaknya produsen roti di Bandung 0.07 4 0.28 meningkatnya pesaing yang ada di kota
Bandung
tidak segan-segan untuk menegur dan Produk pengganti yang semakin beragam 0.08 3 0.24
Pengganti roti, seperti nasi, biskuit, wafer,
mie instan, dll
menghukumnya. Kenaikan harga bahan baku utama seperti
Meningkatnya harga bahan baku pokok seperti terigu dan telur
0.09 3 0.27 tepung terigu dan telur dapat
meningkatkan biaya produksi
Khususnya produk roti tawar dan roti
6) Penelitian dan Pengembangan Varian produk dari kompetitor yang sama 0.09 4 0.36
manis
Pembeli memiliki kendali penuh untuk
Pada umumnya Usaha Kecil Pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan 0.08 5 0.4
menentukan membeli produk roti di antara
pilihan yang sangat banyak sesuai

Menengah (UKM) tidak memiliki bagian seleranya

Pembeli cenderung membeli harga yang


Sensitivitas harga 0.09 3 0.27
penelitian dan pengembangan karena adanya lebih murah untuk produk yang sama

Total 1 3.73
keterbatasan tenaga ahli dalam mengelola
Sumber : Analisis Data Penulis
manajemen perusahaan. Di samping itu faktor
keterbatasan modal juga menjadi penyebab
Tabel Internal Factors Analysis Summary
sebuah perusahaan tidak memiliki bagian ini.
(IFAS)
Orientasi perusahaan masih sebatas pada
Faktor internal yang mempengaruhi Toko
bagaimana modal yang telah dikeluarkan
Roti X dibagi ke dalam 2 kategori yaitu kekuatan
dalam menjalankan usaha dapat kembali dan
dan kelemahan. Adapun kekuatan dan kelemahan
memperoleh keuntungan dari penjualan
Toko Roti X diuraikan seperti yang ditunjukkan
produknya. Hal ini juga terjadi pada Toko Roti
oleh table berikut ini :
X, bagian penelitian dan pengembangan dinilai
oleh pemilik masih belum perlu diadakan
karena sang pemilik masih mampu untuk
mengembangkan potensi pasar yang ada dan
juga produksi bakery dari Toko Roti X Di sisi
lain bagian penelitian dan pengembangan

18
DOI :

Tabel 3. Tabel Internal Factors Analysis Summary (EFAS) KESIMPULAN


Toko Roti X
Faktor Strategis Internal bobot rating nilai keterangan
Kekuatan Berdasarkan hasil analisis yang telah
Ketersediaan produk BreadPoint di pasar 0.08 4 0.32
Saat ini produk BreadPoint cukup
mudah di kota Bandung
dilakukan pada Toko Roti X, maka diperoleh
Komunikasi yang baik antara pemilik dan Suasana kerja bersifat kekeluargaan
beberapa kesimpulan. Pertama, bila melihat hasil
0.06 3 0.18
karyawan yang membuat karyawan nyaman
perhitungan EFAS dan IFAS diketahui bahwa
Pegawai yang telah lama bekerja pada Sebagian besar karyawan memiliki
BreadPoint
0.06 2 0.12
loyalitas terhadap BreadPoint faktor eksternal lebih besar pengaruhnya terhadap
Sarana dan prasarana produksi yang memadai 0.07 3 0.21 Penggunaan peralatan modern Toko Roti X dibandingkan faktor internalnya. Hal
Menjaga kualitas mulai dari pemilihan ini dapat dilihat dari nilai EFAS Toko Roti X
Mempertahankan kualitas rasa yang baik 0.09 4 0.36 bahan, produksi, sampai pengemasan
produk lebih besar dibandingkan dengan nila IFAS-nya.
Memiliki sertifikat dari Dinkes dan label halal
0.11 5 0.55
Salah satu hal penting bagi mayoritas Kedua, dilihat dari posisi Toko Roti X
MUI penduduk yang beragama muslim

Kelemahan
yang berada di kuadran I IE Matriks, dapat
Keterbatasan sistem informasi dan
0.08 3 0.24
Belum menggunakan sistem disimpulkan perusahaan dapat menggunakan
pengelolaan yang sederhana informasi terpadu
Masih sebatas penjualan di outlet dan strategi insentif ataupun strategi integrasi untuk
Promosi produk yang kurang maksimal 0.11 5 0.55
promosi melalui SPG
Penampilan produk roti yang kurang
mengembangkan perusahaannya sesuai dengan IE
Tampilan produk yang sederhana 0.09 3 0.27
menarik bagi konsumen Matriks yang dikembangkan oleh Fred R. David
Arah perusahaan belum tertuang
Belum ada visi dan misi perusahaan secara
tertulis
0.07 3 0.21 secara tulisan yang dapat dipahami (2011). Bila melihat table IFAS, Toko Roti X
oleh karyawan
Apabila terjadi kendala dalam memiliki kendala dalam mempromosikan produk
pendanaan operasional perusahaan
Ketergantungan terhadap modal pemilik 0.07 2 0.14
masih tergantung kepada modal dan juga tidak adanya bagian penelitian dan
pemilik
pengembangan (skor 0,55 yang menunjukkan
Belum memiliki bagian penelitian dan Terhambat dalam menciptakan
0.11 5 0.55
pengembangan inovasi baik produk maupun promosi kelemahan perusahaan cukup tinggi). Mengacu
Total 1 3.70 pada hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Toko
Sumber : Analisa Data (Penulis) Roti X perlu untuk membuat strategi intensif
IE Matriks berupa market development dan market
Berdasarkan 2 nilai dari EFAS DAN penetration agar mampu melakukan promosi yang
IFAS Matriks, di mana total EFAS = 3,73 tepat sesuai dengan target pasarnya.
sedangkan IFAS sebesar 3,70, posisi Toko Roti X Di samping itu, Toko Roti X juga dapat
di dalam IE MAtriks berada di kuadran1. dapat melakukan horizontal integration seperti
disimpulkan bahwa strategi yang dapat dilakukan membentuk divisi pengembangan dan penelitian
oleh Toko Roti X agar dapat bersaing di dalam Toko Roti X. Divisi pengembangan dan penelitian
industrinya adalah strategi integrasi atau strategi in juga berguna untuk menghadapi ancaman yang
intensif. dihadapi oleh Toko Roti X dimana Toko Roti X
sebaiknya membuat varian roti baru yang berbeda
dengan pesaing (berdasarkan hasil di tabel EFAS).

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, R. P. (2019, September 21). industry bakery


terus berkembang peluang bisnis terbuka
lebar. Retrieved from kompasiana:
https://www.kompasiana.com/ranipuspaa/
5d849380097f3664901b9723/industri-
bakery-terus-berkembang-peluang-bisnis-
terbuka-lebar
CNN Indonesia. (2019, Mei 20). BEI Akui Kondisi
Politik Timbulkan Kekhawatiran Pasar
Gambar 4 IE Matriks TOKO ROTI X
Saham. Retrieved from CNN Indonesia:
https://cnnindonesia.com/ekonomi/20190

19
DOI :

520123710-92-396439/bei-akui-kondisi- Pearce, J. A., Robinson, R. B., & Subramanian, R.


politik-timbulkan-kekhawatiran-pasar- (2000). Strategic management:
saham Formulation, implementation, and
David, F. R. (2011). Strategic management: control. Columbus: McGraw-Hill.
Concepts and Cases Thirteenth Edition. Porter, M. E. (2008). The five competitive forces
Florence, South Carolina: Pearson. that shape strategy. Harvard business
Jayani, Dwi Hadya. (2019, April 24). Jumlah review, 86(1), 25-40.
Penduduk Indonesia 269 Juta Jiwa, Prastowo, A. A. (2019, November 25). Legenda
Terbesar Keempat di Dunia. Retrieved Roti Jakarta. Retrieved from akurat.co:
from https://akurat.co/fotoesai/id-874153-read-
https://databoks.katadata.co.id/datapublis legenda-roti-jakarta
h/2019/04/29/jumlah-penduduk- PT Nestlé Indonesia. (2020). Manfaat Nutrisi dari
indonesia-269-juta-jiwa-terbesar- Roti. Retrieved from sahabatnestle:
keempat-dunia https://www.sahabatnestle.co.id/content/g
kemendag. (2016). Profil Komoditas Barang aya-hidup-sehat/manfaat-nutrisi-dari-
Kebutuhan Pokok dan Barang Penting. roti.html
Retrieved from ews.kemendag.: Putra, I. R. (2019, Januari 6). Kemenperin:
https://ews.kemendag.go.id/download.asp Industri Makanan dan Minuman Raih
x?file=BK_TERIGU_16-03-2018- Peluang di Tahun Pemilu . Retrieved
SP2KP.pdf&type=publication from Merdeka:
Kemendag. (2018, Juli). Analisis Perkembangan https://www.merdeka.com/uang/kemenpe
Harga Bahan Pangan Pokok di Pasar rin-industri-makanan-dan-minuman-raih-
Domestik dan Internasional. Retrieved peluang-di-tahun-pemilu.html
from Kemendag: Rihanto, D. (2019, Agustus 1). Pertumbuhan
http://bppp.kemendag.go.id/media_conten Industri Makanan dan Minuman Sumbang
t/2018/08/BAPOK_BULAN_JULI_as_of 6,35% terhadap PDB Nasional. Retrieved
_210881.pdf from Pikiran Rakyat:
Kemendag RI. (2016). Profil Komoditas Barang https://www.pikiran-
Kebutuhan Pokok dan Barang Penting. rakyat.com/ekonomi/pr-
Retrieved from kemendag: 01316389/pertumbuhan-industri-
https://ews.kemendag.go.id/download.asp makanan-dan-minuman-sumbang-635-
x?file=BK_TERIGU_16-03-2018- terhadap-pdb-nasional
SP2KP.pdf&type=publication Siaran Pers, K. (2019, Februari 18). Industri
Kontan. (2017, Oktober 30). Bisnis Roti dan Kue Makanan dan Minuman Jadi Sektor
Indonesia bertumbuh 10%. Retrieved Kampiun. Retrieved from
from Kontan: https://kemenperin.go.id/artikel/20298/Ind
https://industri.kontan.co.id/news/bisnis- ustri-Makanan-dan-Minuman-Jadi-
roti-dan-kue-indonesia-bertumbuh-10 Sektor-Kampiun-
Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing Susanti, R. (2019, Mei 24). Bali dan Bandung
Management 13. New Jersey : Pearson Jadi Destinasi Wisata Kuliner Unggulan
Prentice Hall, Inc. Indonesia. Retrieved from
Kusnandar, V. (2019, September 17). Berapa https://bandung.kompas.com/read/2019/0
Jumlah Penduduk Kota Bandung. 5/24/11293611/bali-dan-bandung-jadi-
Retrieved from destinasi-wisata-kuliner-unggulan-
https://databoks.katadata.co.id/datapublis indonesia
h/2019/09/17/berapa-jumlah-penduduk- Syarbini, M. H. (2013). A-Z Bakery. Semarang :
kota-bandung PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

20
DOI :

Thompson, A. A., Gamble, J. E., Peteraf, M. A.,


& Strickland III, A. (2018). Crafting and
Executing Strategy : The Quest for
Competitive Advantages Twenty-First
Edition. New York: McGraw Hill
Education.
Ulfah, F. U. (2019, Mei 22). Tertekan Kondisi
Politik Dalam Negeri, Rupiah Ditutup
Melemah 45 Poin. Retrieved from
Bisnis.com:
https://market.bisnis.com/read/20190522/
93/926015/tertekan-kondisi-politik-
dalam-negeri-rupiah-ditutup-melemah-45-
poin
Wheelen, T. L., & Hunger, J. D. (2010). Concepts
in strategic management and business
policy. Upper Saddle River: Pearson
Education India.
Yin, R. (2011). Qualitative Research from Start to
Finish. New York: The Guilford Press.

21
DOI:

MEMBANGUN TALENT MANAGEMENT UNTUK RETAIL X


Abel Tedjamulja

Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung


abel@sbm-itb.ac.id

ABSTRAK

Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi tantangan bagi banyak perusahaan dewasa ini. Hal ini
dikarenakan jumlah individu yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan terbatas dan diperebutkan antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Untuk menemukan individu yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
diperlukan suatu pengelolaan SDM yang tepat salah satunya melalui proses talent management. Talent management
merupakan rangkaian aktivitas terintegrasi yang terdiri dari: mengidentifikasi, menemukan, mempertahankan, dan
mengembangkan pegawai yang kompeten untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menanggulangi
masalah pengelolaan talenta di Retail X. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, survey, dan
mencatat data perusahaan secara langsung. Tahapan penelitian dimulai dari identifikasi talenta, proses dan cara
perekrutannya, mengembangkannya, dan mempertahankan pegawai.
Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi pengelolaan talenta di Retail X, individu bertalenta (kompetensi)
yang diperlukan retai X berdasarkan hasil penurunan dari visi perusahaan, cara rekrutmen dan seleksi yang sebaiknya
diterapkan, alternatif pelatihan di berbagai jalur karir dan dan cara untuk mempertahankan pegawai bertalenta.
Kata kunci: manajemen talenta, sumber daya manusia, identifikasi talenta, pengembangan pegawai

ABSTRACT

Human resources management (HRM) is a challenge for many companies nowadays because the number of
individuals who fit with the company needs is limited and contested among companies. To find the right talent,
company should use talent management to manage their human resources. Talent management is an integrated
activities consists of identifying, finding, developing and maintaining a right talent to improve business performance.
This research is a descriptive study that aims to describe and solves the problem of talent management in
Retail X. Data collection techniques through observation, interviews, surveys, and record company data. The research
stage starts from identifying, recruiting, developing and maintaining talented employees.
The results showed the current conditions of talent management in Retail X , the right talent (competency) for
retail X based on organization vision, recruitment and selection methods that should be used, alternative training
program in various career paths and ways to retain talented employees.
Keywords: talent management, human resourcesmanagement, talent identification, talent development

PENDAHULUAN & Kumar, 2014).


Talent Management adalah proses dari
Perkembangan dunia di era digitalisasi ujung ke ujung mulai dari perencanaan, merekrut,
membawa perubahan signifikan terhadap berbagai mengembangkan, mengelola dan kompensasi
perusahaan. Saat ini, perusahaan dituntut untuk karyawan di seluruh organisasi. Pengelolaan
dapat berinovasi sehingga mampu memenangkan sumber daya manusia, melalui proses talent
pasar. (Talenta, 2020) Kebutuhan akan inovasi ini management merupakan aspek penting yang perlu
menjadi tantangan bagi divisi SDM (Sumber Daya diperhatikan perusahaan untuk mencapai
Manusia) di berbagai perusahaan. Fokus utama efektifitas dan meningkatkan efisiensi
tantangan ini adalah bagaimana perusahaan dapat kemampuan perusahaan lewat sumber daya
memeroleh pegawai bertalenta yang sesuai manusia sebagai penggerak roda perusahaan.
dengan kebutuhan. Pengelolaan talenta pegawai Bukan suatu hal yang asing lagi, jika pengelolaan
merupakan bagian dalam talent management yang sumber daya manusia ini menjadi hal yang
bertujuan untuk membantu manager di bidang diperebutkan oleh para pelaku usaha atau
Human Resource atau Human Capital atau Talent perusahaan untuk mendorong perusahaan agar
Manager dalam mengelola karyawan – karyawan terus maju dan berkembang.
berbakat atau bertalenta. Menurut (Rani, Kavita, Proses Talent Management juga dirasa

22
DOI:

penting oleh Retail X. Retail X merancang sistem pembuatan atau penetapan kompetensi bagi para
Talent Management dengan tujuan untuk mencari pegawai dan khususnya para talent di
dan mengelola karyawan agar tujuan dari perusahaan. Talent Management juga merupakan
perusahaan dapat berjalan dengan baik. bagian dari strategi perusahaan dalam
Perencanaan ini bertujuan untuk menfokuskan menambahkan atau bahkan menciptakan nilai dan
fungsi pada perekrutan, penyeleksian pagawai, meningkatkan performa perusahaan.
penyusunan jalur karir, dan juga penilaian untuk Para talent di dalam perusahaan
pelatihan pegawai. Dimulainya perancangan ini diharapkan dapat menjadi kontributor yang
juga mendukung Retail X agar memiliki konstruktif untuk kemajuan perusahaan dengan
manajemen sumber daya manusia yang dapat memberikan added value atau bahkan
terintegrasi dengan baik dan mengefisienkan creating value bagi perusahaan (University of
fungsi manajemen di Retail X. Lucerne, Georg Fischer AG, and Ernst and
Dari proses wawancara yang dilakukan Young, 2018) atau bahkan dapat diproyeksikan
kepada Retail X, muncul masalah penanganan menjadi calon pemimpin perusahaan berikutnya.
karyawan mulai dari proses perekrutan, seleksi,
jalur karier, dan pelatihan dikarenakan belum ada Definisi dan Identifikasi Talent
sistem Talent Management yang tersusun dengan Talent dalam konteks karyawan berbakat
baik sehingga menyebabkan adanya didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang
ketidaktepatan dan tidak terkontrolnya sistem meliputi kelebihan fundamental, keterampilan,
pengelolaan sumber daya manusia seperti pengetahuan, pengalaman, kecerdasan,
kurangnya efisiensi kemampuan talent untuk pengambilan keputusan, sikap, karakter,
memaksimalkan suatu fungsi di perusahaan. dorongan, serta kemampuan untuk belajar dan
Selain itu, belum adanya Talent Management berkembang
yang baik dan benar juga menyulitkan perusahaan Talent merupakan asset (pegawai yang
dalam mengembangkan kemampuan pegawai sudah atau akan berada di dalam perusahaan)
yang sudah ada sehingga perusahaan menjadi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
kurang efisien dan efektif. Talent Management di mencapai tujuan perusahaan atau mencapai visi
Retail X juga diperlukan untuk dapat dan misi perusahaan. Menurut Berger & Dorothy
memudahkan para high level perusahaan mencari (2008) ada tiga unsur pembentuk Talent
successor untuk perusahan Retail X. Management, salah satunya yakni kompetensi.
Keperluan membangun Talent Menurut Edison et. al (2016) dalam
Management di Retail X juga didorong untuk Jamaludin et. al (2017) , kompetensi adalah
keperluan pengintegrasian informasi berupa kemampuan individu untuk melaksanakan suatu
roadmap jalur karier, atau hal lainnya bagi para pekerjaan dengan benar dan memiliki keunggulan
talent agar dapat terinformasikan dengan baik, yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut
sehingga tujuan daripada setiap talent dapat pengetahuan (knowledge), keahlian (skill) dan
terpaparkan dengan benar. sikap (attitude). Penelitian ini berfokus pada
identifikasi talent mengunakan kerangka
KAJIAN TEORI
pemikiran Competency Based on Human
Talent Management Resource Management (CBHRM). Tahapan
Talent Management merupakan membuat CBHRM melalui delapan proses, yakni:
rangkaian kegiatan terintegrasi yang dimulai 1. Review organisasi. Meliputi keterangan atau
dengan mengidentifikasi, memperoleh informasi mengenai visi dan misi perusahaan
(rekrutemen), mengembangkan dan dan juga value perusahaan. Selain itu juga
mempertahankan talenta, untuk meningkatkan diinformasikan juga soal struktur organisasi
kinerja perusahaan (Collings, Scullion, & perusahaan.
Vaiman, 2011; Smilansky, 2008). Visi, misi, dan 2. Arsitektur kompetensi. Gambaran mengenai
nilai perusahaan akan digunakan sebagai dasar kompetensi apa saja yang menunjang pada

23
DOI:

setiap jabatan tertentu. pegawai dalam 2 bagian yaitu yang akan diterima
3. Rancangan kamus kompetensi. Digunakan dan yang ditolak (Marjuni, 2015).
perusahaan dalam menentukan kompetensi Dalam hal ini, seleksi talent dapat
seperti apa saja yang diperlukan oleh dilakukan secara berbeda atau lebih terfokus
perusahaan untuk mencari kualitas terbaik daripada seorang
4. Leveling kompetensi jabatan. Menerangkan pegawai dalam perusahaan.
secara detail mengenai uraian jabatan tertentu
mulai dari kompetensi, peranan serta tugas Pelatihan dan Pengembangan Para Talent
jabatan terkait. Menurut Departemen Pendidikan
5. Rancangan formulir penilaian. Kompetensi Nasional (2002), pelatihan adalah proses
Tahapan dalam menilai kompetensi para talent pembelajaran yang memungkinkan pegawai
dengan menggunakan parameter berdasarkan melaksanakan pekerjaan yang sekarang sesuai
pada kompetensi jabatan talent tersebut. dengan standar. Pentingnya pelatihan untuk
6. Penilaian kompetensi individu. Proses meningkatkan kompetensi dan dipertahankannya
penilaian oleh penilai kepada talent. SDM yang berkompeten. Di sisi lain,
7. Analisis gap kompetensi. Diperlukan untuk pengembangan menurut Rivai dan Sagala (2011),
menghitung berapa angka kekurangan pengembangan SDM, jangka panjang sebagai
kompetensi yang diperlukan untuk standar pembeda dari kegiatan pelatihan untuk pekerjaan
posisi atau jabatan tertentu. tertentu telah menjadi perhatian dari
8. Tindak lanjut. Pada tahap ini, perusahaan perlu pengembangan SDM. Dengan melalui kegiatan
mengkaji ulang analisis gap kompetensi yang pengembangan pegawai yang ada,
terjadi di perusahaanya. Gap ini bisa pengembangan SDM berusaha mengurangi
disebabkan oleh kesalahan sewaktu perumusan ketergantungan organisasi terhadap pengangkatan
kompetensi, ketidaksesuain rumusan pegawai baru.
kompetensi dengan karakter internal individu Sebelum melaksanakan program
ataupun karakter eksternal individu. pelatihan dan pengembangan perusahaan perlu
melakukan penilaian kinerja. Proses penilaian
Menarik dan Mencari Para Talent kinerja harus dilakukan untuk menghasikan
Rekrutmen merupakan hal pertama yang informasi yang akurat dan sahih tentang perilaku
dilakukan oleh perusahaan dalam menjaring dan kinerja anggota – anggota organisasi
pegawai. Rekrutmen harus dilakukan secara (Sinambela, 2016). Tujuan ini juga dapat
terstruktur, karena akan berpengaruh pada proses diklasifikasikan sebagai proses untuk melakukan
selanjutnya yaitu seleksi. Ahli menambahkan evaluasi dan pengembangan. Penilaian kinerja
perekrutan diartikan sebagai proses penarikan bukan merupakan suatu aspek yang muda, maka
sejumlah calon yang berpotensi untuk diseleksi dari itu dalam pelaksanaanya haruslah sangat
menjadi pegawai (Hariandja, 2009:96). Cara berhati-hati dalam mengaplikasikannya.
rekrutmen yang konvensional mungkin kurang Menurut Veithzal Rivai, Ahmad F.M.
tepat jika diterapkan pada rekrutmen untuk talent. Basri (2005) dalam buku (Sinambela, 2016), ada
Perekrutan talent haruslah berbeda, dengan cara 3 hal yang harus diperhatikan dalam penilaian
yang unik. yaitu:
Menurut Hariandja dalam Cupian, 1. Input
Muhammad Zaky, Kadar Nurjaman, dan Esa Proses ini bermaksud untuk menyesuaikan
Kurnia (2020) setelah melakukan proses persepsi, maka harus disampaikan dan
rekrutmen, maka pegawai akan di seleksi sesuai diinformasikan secara jelas mulai dari, siapa
penilian yang sudah dilakukan perusahaan. yang melakukan penilaian, aspek apa yang
Proses seleksi ini memastikan, pegawai yang dinilai, mengapa diperlukan penilaian, kapan
diterima telah memenuhi berbagai persyaratan diadakannya, dimana diadakannya, dan
dan sudah sesuai dengan yang diperlukan oleh bagaimana proses penilaian itu akan
perusahaan sehingga proses seleksi membagi 2 dilakukan. Hal tersebut harus ditanyakan

24
DOI:

sebagai sebuah masukan dalam melakukan merupakan tanggung jawab individu karena
penilaian agar tidak menimbulkan persepsi individu pegawailah yang lebih mengetahui
ataupun bias. mengenai berbagai kebutuhannya, tetapi perlu
2. Process diingat organisasi memiliki kepentingan sendiri,
Proses yang dimaksud adalah tahap dalam maka organisasi perlu terlibat di dalamnya agar
penyusunan dalam melakukan penilaian. dapat dicapai secara efektif baik dilihat dari sudut
Proses ini melibatkan seluruh pihak baik pandang pegawai maupun organisasi.
pegawai dengan penilai, untuk meninjau
apakah proses ini sudah atau belum sesuai. METODOLOGI
3. Output
Jenis Penelitian
Output yang dimaksudkan adalah hasil dari
Menurut Sekaran & Bougie (2013)
melakukan penilaian, hal dimaksudkan seperti
penelitian deskriptif adalah penelitian yang
manfaat penilaian, dampak, resiko, dll. Selain
dilakukan dalam rangka memberi keyakinan dan
itu juga perlu diketahui apakah proses
memungkinkan untuk mendeskripsikan suatu
penilaian kinerja ini akan berhasil
karakteristik dari variabel yang diteliti pada
meingkatkan kualitas kinerja, motivasi pekerja
situasi tertentu.
ataupun kepuasan kerja para pegawai atau
Penelitian ini merupakan penelitian
tidak.
deskriptif yang memaparkan manajemen talenta
Mempertahankan Para Talent yang sudah dilaksanakan di Retail X. Selain itu,
Mempertahankan talent dalam penelitian ini juga memberikan usulan
perusahaan bukan merupakan pekerjaan yang manajemen talenta berdasarkan kondisi dan
mudah untuk dilakukan. Melakukan maintain dan karakteristik Retail X termasuk karakteristik
retain untuk para talent haruslah menarik dna pegawai yang ada.
berbeda, dapat mengikuti keperluan dan
perkembangan jaman yang mungkin akan Teknik Pengumpulan Data
berbeda caranya pada setiap generasi. Teknik pengumpulan data dilakukan
Pentingnya mengelola jalur karier untuk melaui proses wawancara, observasi langsung
para karyawan atau talent diperlukan untuk dapat dan studi dokumen. Proses wwawancara
memotivasi karyawan dalam menunjang dilakukan kepada kepala bagian atau chief
aktivitasnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan bagian human resource atau penaggungjawab
atau target dan juga rencana perusahaan. Menurut bidang dalam perusahaan. Peneliti juga
Guttridge (1976) dalam Hengky Pangestu (2012- melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang
2013), manajemen karir adalah proses dimana terkait pembangunan Talent Management.
organisasi mencoba untuk menyesuaikan minat Observasi dilakukan dengan mengamati
karir individual dan kemampuan organisasi untuk langsung lokasi usaha yang dijadikan objek
merekrut karyawan (Gutteridge, 1976). penelitian dan melakukan observasi pada
Pengelolaan karier menjadi suatu yang aktivitas divisi sumber daya manusia.
penting, sebagai usaha pengembangan pegawai Studi dokumen dilakukan dengan
dan peningkatan kemampuan organisasi, serta mengumpulkan data dari berbagai kegiatan
sebagai peningkatan kepuasan kerja yang Talent Management di Retail X.
dibutuhkan untuk memenangkan persaingan,
serta guna mempertahankan para talent. Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini dimaksudkan akan
Pengelolaan karier adalah kegiatan dan
penelitian lebih spesifik dan terarah pada suatu
kesempatan yang diberikan organisasi dalam
tujuan. Pembatasan yang dimaksud yaitu,
upaya membantu pegawai untuk mencapai tujuan
penelitian dilakukan hanya untuk satu divisi saja,
kariernya, yang sekali lagi penting untuk
yaitu divisi Human Resouce dan Human Capital
meningkatkan kemampuan organisasi.
di suatu Kantor Pusat Retail X di Bandung.
Perencanaan karier pada umunya

25
DOI:

Tahapan Penelitian diterapkan dalam perusahaan. Dari data


Tahapan Penelitian merupakan langkah- penelitian di atas, dapat dibuat menjadi suatu
langkah yang akan dilakukan dalam penelitian tahapan dalam membangun Talent Management,
hingga menjawab pertanyaan penelitian. Industri yang secara lebih jelas digambarkan model
retail selain mementingkan kualitas pelayanan sebagai berikut :
jasa kepada konsumen, memerhatikan
ketersediaan serta kelayakan produk, juga
memerhatikan proses dinamika Talent
Management dalam lingkup Sumber Daya Gambar 5 Talent Management untuk Retail X
Manusia dalam perusahaan . Proses Talent
Gambar di atas terdiri dari identification,
Management harus diperhatikan untuk
recruitment and selection, development, dan
memastikan kemampuan talent sesuai dengan
maintain and retain. Identification dimaksudkan,
kompetensi yang diharapkan oleh perusahaan
bagaimana perusahaan dapat mengidetifikasi para
dalam suatu posisi atau jabatan tertentu dengan
talent baik sebagai calon pegawai, atau yang
tujuan mencapai tujuan serta efektifitas serta
sudah berada dalam perusahaan agar dapat
efisiensi perusahaan. Penelitian ini mengacu pada
dikenali dan difungsikan secara optimal.
proses Talent Management. Tahapan penelitian
Recruitment and selection dimaksudkan agar
yang dilakukan peneliti:
perusahaan dapat merekrut dan menyeleksi para
1) Perumusan pertanyaan saat melakukan
talent yang sesuai dalam rangka menjalankan
wawancara dengan pihak Retail X.
Talent Management. Ketiga, yaitu development,
Peneliti mendata daftar-daftar pertanyaan
dimaksudkan agar proses Talent Management
yang diajukan kepada pihak perusahaan yang
dapat membantu perusahaan dalam
menyangkut operasionalisasi karyawan di
mengembangkan kemampuan para talent di
perusahaan. Pertanyaan dilakukan kepada
dalam perusahaan agar kebutuhan talent dan
manajer HRD maupun staff terkait.
kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi dengan
2) Pengumpulan data informasi yang akan
baik. Terakhir, yaitu retain and maintain,
digunakan untuk membantu penelitian.
dimaksudkan agar proses Talent Management
Peneliti mengumpulkan data mengenai visi
dapat membantu perusahaan dalam
dan misi perusahaan, kompetensi perusahaan
mempertahankan talent yang baik yang sudah ada
dalam setiap posisi atau jabatan yang
di perusahaan, agar tetap berada di dalam
ditujukan untuk para talent, profil kompetensi
perusahaan melalui penanganan yang tepat dari
pegawai yang bekerja, proses dan penilaian,
perusahaan.
tahapan pelatihan dan pengembangan, serta
data-data pendukung lainnya.
Variabel dalam Membangun Talent
3) Pengumpulan data dari para manajer atau
Management
petinggi perusahaan mengenai kompetensi
Definisi operasional adalah hal yang
yang diharapkan atau ditargetkan oleh
dimaksud oleh variabel-variabel dalam
perusahaan.
permasalahan yang diteliti. Adapun variable yang
4) Peneliti menganalisis data-data yang diperoleh diteliti dalam penelitian ini yaitu:
dan menentukan faktor-faktor apa saja yang Tabel 4. Operasionalisasi Variabel Talent Management
diperlukan dalam membangun Talent No Variabel Keterangan
Management.
5) Peneliti mengambil kesimpulan atas analisis 1 Identification  Competency based on human
data yang dilakukan dan diberikan saran resource
kepada pihak perusahaan. Management :

Setelah penganalisisan menggunakan alat  Identifikasi dan menurunkan


visi dan misi
bantu seperti flowchart maka bisa ditentukan
proses dan model seperti apa yang dapat  Arsitektur kompetensi

26
DOI:

Kamus kompetensi didapatkan peneliti saat proses wawancara dan


pencatatan data (dapat dilihat pada table 2).
Arsitektur kompetensi yang didapatkan
2 Recruitment  profil kompetensi per talent
and Selection pada Retail X, digambarkan berdasarkan visi dan
 cara rekrutmen
misi, kompetensi manajerial, sub-divisi pada
 cara menyeleksi
bagian SDM, business value, corporate value, dan
3 Development  nama program kompetensi inti yang dimiliki Retail X. Visi dan
 tujuan dari pelatihan misi perusahaan ditempatkan pada bagian atas
 output dari pelatihan arsitektur, lalu diikuti oleh kompetensi manajerial
 materi pelatihan sebagai driver untuk mencapai visi dan misi,
 proses atau metode pelatihan diikuti oleh pendukung atau pelaksana yaitu sub-
 penugasan sub divisi yang ada pada divisi SDM, serta
 durasi pelatihan business value dari perusahaan sebagai perangkat
4 Maintain and  pelatihan dari para ahli pendukungnya, dan didasari oleh corporate value
Retain
 insentif dan kompetensi inti yang ada di perusahaan.
Dalam penelitian ini, setelah diperoleh
gambaran arsitektur kompetensi yang telah
HASIL DAN PEMBAHASAN dimiliki perusahaan, maka selanjutnya dilakukan
kajian secara mendalam khususnya dalam
Penelitian dilakukan di divisi Human
mengidentifikasi kompetensi yang perlu dimiliki
Resource dan Human Capital Development di
para talent, hasilnya diusulkan sebagai bentuk
Kantor Pusat Retail X. Dari hasil penelitian yang
arsitektur kompetensi yang baru.
dilakukan di divisi perusahaan tersebut,
didapatkan data diantaranya; Key Result Area,
Key Performance Indicator, Soft Competency &
Hard Competency pada setiap jabatan,
Competency List,
Job Specification, dan Training List
Requirement. Dalam mendukung output daripada
hasil penelitian, maka salah satu faktor utama
yang menjadi acuan ialah kompetensi yang ada di
perusahaan. Terdapat 27 kompetensi yang
Tabel 5. Daftar Kompetensi divisi HR dan HCD Retail X (Hasil Pengolahan Data)
No Nama Kompetensi No Nama Kompetensi

1 analisis 16 menindaklanjuti
2 daya tahan 17 menyusun strategi

3 delegasi 18 negosiasi
4 Inisiat.if 19 orientasi pada kualitas

5 inovasi 20 orientasi pada pelanggan

6 integritas 21 pengambilan keputusan


7 kepemimpinan visioner 22 pengelolaan kinerja

8 keuletan 23 pengembangan bisnis


9 komunikasi 24 penyesuaian diri

10 kontribusi dalam kerja tim 25 perencanaan dan pengorganisasian

11 membangun kerja sama 26 persuasi


12 memimpin perubahan 27 standar kerja

27
DOI:

13 memperoleh komitmen

14 mengelola konflik
15 mengembangkan orang lain
sumber: (hasil dari wawancara dengan narasumber perusahaan)
3. Tahap III : Pada tahap ini, peneliti menyaring
kompetensi-kompetensi yang ada dalam
perusahaan dan kompetensi yang dirumuskan
peneliti menjadi suatu kompetensi baru.
4. Tahap IV : Dari kompetensi baru tersebut,
peneliti membuat arsitektur kompetensi dalam
rangka menggambarkan atau mengilustrasikan
bagian-bagian penting dalam menunjang
keberhasilan Talent Management untuk divisi
human resource di dalam perusahaan.
Peneliti berusaha menggambarkan
arsitektur kompetensi yang berbeda dengan yang
dimiliki oleh perusahaan untuk memperoleh
gambaran baru mengenai aspek kompetensi
managerial dan kompetensi inti yang berbeda.
Arsitektur kompetensi ini dibuat berdasarkan
rumusan kompetensi yang sudah dibuat oleh
peneliti dan menyesuaikannya pada gambaran
Gambar 6 Arsitektur Kompetensi Retail X arsitektur kompetensi agar dapat lebih mudah
dimengerti.
Talent Management Terdapat dua bagian perbedaan arsitektur
Pada bagian ini peneliti akan kompetensi pada rumusan perusahaan dan
menjabarkan tahapan dalam membangun Talent rumusan peneliti. Perbedaan itu terletak pada
Management untuk Retail X. Peneliti akan bagian kompetensi managerial dan kompetensi
membagi dalam empat tahapan dan pada masing- inti perusahaan. Jika pada arsitektur kompetensi
masing tahapan akan dijelaskan mengenai detail perusahaan bagian kompetensi inti terdapat tiga
setiap tahapan yang dilakukan dalam membangun kompetensi yaitu communication, customer
Talent Management. oriented, dan visioning and strategic thinking.
Sementara pada rumusan arsitektur kompetensi
Identification
Pada tahapan identifikasi talent, peneliti peneliti, hanya terdapat empat kompetensi inti,
menganalisis data dan informasi yang diperoleh yaitu, adaptability, creative thinking,
dari perusahaan. Identifikasi talent dibagi professionalism, dan quality orientation.
menjadi beberapa tahapan. Sementara itu, pada arsitektur
1. Tahap I: Analisis visi dan misi serta value kompetensi perusahaan bagian kompetensi
perusahaan. Pada tahapan ini, peneliti managerial terdapat lima kompetensi yaitu
mempelajari visi dan misi perusahaan, lalu leadership, planning and organizing, decision
menurunkannya ke dalam kolom-kolom untuk making, dan visioning and strategic thinking.
breakdown kompetensi apa saja yang Sementara pada rumusan arsitektur kompetensi
diperlukan, dan memisahkannya menurut peneliti, hanya terdapat tiga kompetensi
knowledge, skill, dan behavior (detail dapat managerial, yaitu, change leadership, decision
dilihat pada tabel 3 dan 4 ). making, dan visioning and strategic thinking.
2. Tahap II : Tahap berikutnya, peneliti
membandingkan dengan daftar kompetensi
yang sudah ada di dalam perusahaan.
28
DOI:

Tabel 6 Analisis Kompetensi dari Visi Retail X (Hasil Analisis Peneliti)


Keyword Knowledge Skill Behavior Kompetensi Kompetensi Inti Definisi Kompetensi
Produk  mengetahui produk  mencari informasi detail  disiplin  disiplin  orientasi kualitas Memerhatikan setiap
detail yang ada, memastikan
berkualitas per produk  tanggung jawab  empati semua aspek pekerjaan per
 supplier unggul dan  komunikasi  aktif  procedural bidang terlibat penuh,
terpercaya  networking  mengikuti prosedur  rajin sesuai dengan standarisasi
 professional  proaktif dari prosedur serta aturan
perusahaan.
 komitmen dan integritas
kepada perusahaan

Inovasi  berpikir futuristik  mampu menciptakan hal  up to date  inovatif  menginisiasi perubahan Dorongan untuk
mencari kesempatan pada
 thinking out of the box. yang baru  mengembangkan kualitas  informasi (facilitating change)
perbedaan yang ada dan
 pengetahuan 
akan mengeksplorasi yang layanan  dinamis mampu berpikir inovatif
penggunaan teknologi atau dibutuhkan konsumen  fokus pada kesempatan  perhatian terhadap dalam menghadapi masalah
aspek lain untuk kejelasan tugas
kualitas dan

Tabel 7 Analisis Kompetensi dari Misi Retail X (Hasil Analisis Peneliti)


Keyword Knowledge Skill Behavior Kompetensi Kompetensi Inti Definisi
Kompetensi
Proaktif  mengetahui kebutuhan  melayani pelanggan  independen  komunikasi  proaktif Mengambil tindakan
yang bertujuan memenuhi
pelanggan  mencari informasi tentang  berusaha maju dan  pengetahuan akan
objektifitas pekerjaan
 mengetahui detail produk- lokasi setiap produk berbeda produk
produk  cepat tanggap  sopan  kualitas kerja
 ramah
Informasi  mengetahui kebutuhan  cepat dan tanggap  mengembangkan kualitas  kreatif  mencari informasi Besarnya usaha
tambahan yang dikeluarkan
pelanggan  mengeksplorasi yang pelayanan  informasi untuk mengumpulkan
 mengetahui produk yang dibutuhkan konsumen  mencari informasi  dinamis
informasi lebih banyak
banyak dibeli oleh tambahan lainnya
sehubungan dengan
pelanggan
pelaksanaan pekerjaan dan
 mengetahui lokasi produk pengambilan keputusan.
 mengetahui detail produk
 mengetahui
Pelayanan  mengetahui need  komunikasi  sopan  disiplin  fokus kepada Keinginan untuk
membantu atau melayani
dan want pelanggan  kemampuan  disiplin  dinamis pelanggan
pelanggan atau orang lain.
mengetahui cara
menghadapi/mel ayani
 mengobservasi  aktif  perhatian

29
DOI:

pelanggan kepada
pelangan
 komunikasi
 proaktif
 empati
Persuasi  mengetahui  mencari informasi produk  sopan dan ramah  komunikasi  persuasif Dapat berkomunikasi
dengan pelanggan secara
kebutuhan  sopan dan ramah  komunikasi dengan baik  informatif pantas, sopan, dengan
pelanggan
 berbahasa yang baik  proaktif menginformasikan produk
 mengetahui cara dan benar  empati kepada pelanggan, untuk
menghadapi pelanggan
 memberikan pelayanan menambah posibilitas atensi
 mengetahui cara prima pelanggan terhadap produk.
berkomunikasi dengan
baik
 mengkomunikasik an
produk dengan baik dan
 mengetahui detail produk benar
dan lokasi produk

Tabel 8 Kamus Kompetensi Umum Retail X (Hasil Analisis Peneliti)

No Jenis Kompetensi Nama Kompetensi Penjelasan Sumber

menyesuaikan perilaku untuk bekerja secara efisien dan efektif di dalam menghadapi suatu informasi baru, perubahan situasi
1 adaptability
dan lingkungan yang berbeda guelph
mempertanyakan hal yang biasa terjadi, mampu mencari alternatif, serta mampu merespon terhadap tantangan yang menuntut
guelph
2 creative thinking inovasi solutif atau jasa, dengan menggunakan intuisi, percobaan, dan sudut pandang yang terbuka
Core
3 professionalism menjaga persistensi profesionalisme dalam bekerja, dan memegang teguh standar etika yang ada aubmc
Mencapai tugas dengan mempertimbangkan semua area yang terlibat, tidak peduli seberapa kecilnya;
4 quality orientation menunjukkan kepedulian terhadap semua aspek pekerjaan; memeriksa proses dan tugas secara akurat; menjadi harvard
waspada selama periode waktu tertentu.
5 communication Mendengarkan orang lain dan berkomunikasi dengan cara yang efektif yang mendorong komunikasi terbuka guelph
6 conflict management Mencegah, mengelola dan / atau menyelesaikan konflik guelph
7 influence Mendapatkan dukungan dari dan meyakinkan orang lain untuk memajukan tujuan organisasi guelph
Secara efektif mengeksplorasi alternatif dan posisi untuk mencapai hasil yang mendapatkan dukungan dan penerimaan semua
8 Technical negotiation harvard
pihak.
9 teamwork Bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan hasil positif guelph
Mengelola, memimpin, dan memungkinkan proses perubahan dan transisi, sambil membantu orang lain untuk
10 Managerial change leadership
mengatasi dampaknya guelph

30
DOI:

Gambar 9 Profil Kompetensi per Jabatan

Gambar 10 Rentang Kompetensi per Jabatan

7. Tahap VII : Setelah menyusun profil


kompetensi jabatan, peneliti merumuskan talent
profile, dalam bentuk sebuah matriks talent.
Gambar 7 Arsitektur Kompetensi Rumusan Peneliti
Matriks talent ini merupakan gambaran akan
5. Tahap V : Setelah mendapat rumusan performa dan kompetensi yang disyaratkan
kompetensi baru dan menggambarkannya ke sebagai talent, yang nantinya dapat
dalam arsitektur kompetensi, peneliti dipergunakan untuk memutuskan pegawai mana
menyusun kamus kompetensi yang berisi yang termasuk talent dan mana yang bukan
nama-nama kompetensi yang terdapat dalam talent.
arsitektur kompetensi (detil dapat dilihat pada
tabel 5).

Gambar 11 Talent matrix

Gambar 8 Cara Membaca Kamus Kompetensi Umum Secara rinci per tahapan, peneliti mencoba
6. Tahap VI : Berdasarkan kamus membaca dan memahami visi dan misi, value, dan
kompetensi yang telah disusun, dan kamus kompetensi yang sudah dimiliki
mempertimbangkan ruang lingkup tugas dan perusahaan. Peneliti menemukan ada beberapa
tanggung jawab dari setiap jabatan di divisi rumusan kompetensi perusahaan yang sama atau
human resource dan human capital, peneliti serupa sehingga peneliti merumuskan kompetensi
merumuskan profil kompetensi jabatan. yang baru, yang lebih efisien dan ringkas,
berdasarkan hasil wawancara, visi dan misi, value,
dan kompetensi yang sudah dimiliki perusahaan.
Kompetensi berarti individu memiliki
knowledge, skill, dan value yang diperlukan untuk

31
DOI:

keperluan hari ini dan ke depannya, jika Star talent diartikan sebagai kualitas
kompetensi tidak tepat, maka akan berujung pada utama dari seorang talent. Star talent memiliki
ketidaktepatan pengambilan keputusan (Ulrich, tingkat performa yang tinggi, seimbang dengan
Dave, Allen, Brockbank, Younger, & Nyman, tingkat potensi yang tinggi pula. Star talent inilah
2009). yang sangat diperlukan oleh perusahaan dalam
Terdapat dua kelompok besar kompetensi memajukan atau mengeksekusi pencapaian visi
yang dirumuskan peneliti, yang pertama dan misi perusahaan.
merupakan kompetensi yang bersifat general atau
umum terdiri dari core competency, managerial Recruitment and Selection
competency, dan technical competency, terdapat Retail X dapat dikatakan menemui
level-level yang berisi penjabaran aktivitas kunci kesulitan dalam mencari para talent, mengingat
dan detail pada setiap kompetensi. Kedua, perusahaan memerlukan ratusan pegawai baru
merupakan kamus kompetensi yang bersifat yang bertalenta, hal ini disampaikan dari hasil
khusus atau spesifik untuk divisi Human Resource wawancara peneliti dengan manager bidang
dalam perusahaan. Peneliti menggabungkannya ke human resource dan manager bidang human
dalam satu peta besar dan merumuskannya capital development. Pentingnya melakukan
sebagai Peta Besar Kompetensi Human Resource rekrutmen baik secara internal maupun eksternal
sebagai Profil Kompetensi per Jabatan. untuk menempati posisi penting dalam
Gambar 6 menerangkan bahwa rentang perusahaan menjadi suatu hal penting untuk
kompetensi pada setiap jabatan, memiliki menunjang aktivitas dan rencana strategis
kompetensi yang berbeda, terutama pada perusahaan untuk menghadapi perubahan yang
kompetensi managerial. Dapat dilihat pada cepat dan dinamis. Dalam hal ini, mengingat
gambar di atas, kompetensi managerial terus peluang rekrutmen eksternal lebih besar dalam
membesar cakupannya pada rentang jabatan yang memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan sudah
semakin tinggi atau berada pada top-level melakukan rekrutmen eksternal untuk mencari
management. Hal ini sesuai dengan keinginan talent. Contohnya, perusahaan telah melakukan
perusahaan, dimana pegawai-pegawai yang rekrutmen eksternal untuk mencari manager
berada pada posisi kunci, memiliki tingkat talent, yang berfungsi untuk membantu
kepemimpinan yang unggul. perusahaan dalam mengoptimalkan fungsi human
Gambar 7 di atas menerangkan bahwa resource perusahaan.
talent terdapat pada garis merah pada matrix di Adanya keperluan generasi milenial yang
atas. Menerangkan bahwa selain berpotensial, berwawasan baru dalam dunia professional juga
talent juga memiliki tingkat kinerja mid-top. Hal menjadi alasan mengapa pentingnya rekrutmen
ini diimbangi dengan tingkat kompetensi yang eksternal dengan merekrut pegawai muda yang
juga harus memiliki kelebihan atau keunggulan di berpotensi atau bertalenta dalam melakukan
atas rata-rata kompetensi yang harus dimiliki oleh rencana strategis perusahaan. Dalam jurnal
pegawai pada rentang jabatan tertentu. Interdiciplinary Journal of Contemporary
Talent yang berada pada posisi Research in Business, jika organisasi terlalu
development harus mengikuti pelatihan intensif sedikit melakukan rekrutmen eksternal akan
dalam upaya meningkatkan talent tersebut ke berdampak pada stagnannya proses organisasi
dalam posisi future talent atau bahkan langsung dan para staf (Shafique, 2012).
menjadi star talent. Maka dari itu, untuk menunjang
Future talent diartikan sebagai para keperluan organisasi dalam hal ini perusahaan,
pegawai yang berada pada tingkat performa atau perusahaan perlu untuk melakukan rekrutmen
potensi yang cukup tinggi yang memungkinkan eksternal yang berguna untuk kemajuan
pegawai tersebut ditempatkan pada porsi perusahaan.
pelatihan dan pengembangan yang tepat agar bisa Rekrutmen secara eksternal untuk
menjadi star talent. memenuhi keperluan talent dalam perusahaan
juga kurang tepat jika dilakukan secara
32
DOI:

konvensional. Haruslah terdapat promosi Seleksi menjadi hal yang juga harus
menarik, baik dari sisi kemudahan akses diperhatikan dalam mengelola talent. Penilaian
pengumuman rekrutmen, penggunaan media atau untuk talent juga tidak dapat dilakukan secara
teknologi, atau tawaran menarik melalui job fair biasa. Penilaian talent dapat dilakukan dengan
pada acara-acara yang diadakan di kampus atau cara yang berberda. Misal, dari kesuksesan
tempat strategis lainnya. pencapaian penugasan pada program pelatihan
Melakukan rekrutmen eksternal memiliki untuk talent, atau pada kesuksesan dalam
keunggulan dalam menciptakan warna baru atau menjalankan proyek tertentu yang sudah
bahkan metode baru dalam mengelola perusahaan ditentukan oleh perusahaan. Contoh pelatihan
yang mungkin dapat lebih sesuai dengan misal difokuskan pada pengembangan
keperluan pegawai. Namun di lain sisi, kompetensi kepemimpinan (dapat dilihat pada
melakukan rekrutmen eksternal berpotensi dapat program pengembangan pada point berikutnya).
berdampak pada cost yang harus dikeluarkan Penilaian talent haruslah berdasarkan kompetensi
lebih banyak oleh perusahaan dalam mencari yang dimiliki oleh individu yang memenuhi
talent, serta memerlukan waktu khusus atau standar kompetensi perusahaan atau bahkan di
intensif dalam mengelola talent agar dapat sesuai atas kompetensi standar yang ditetapkan pada
dengan proses bisnis daripada perusahaan. posisi jabatan tertentu yang dapat diidentifikasi
Rekrutmen internal juga sebenarnya sebagai talent, untuk menempati key position
dapat dilakukan oleh perusahaan. Rekrutmen perusahaan.
internal dalam perusahaan, memudahkan
perusahaan dalam mengenal profil daripada calon Development
pegawai untuk menempati posisi tertentu dan Program pengembangan pada bagian ini
hampir dapat dipastikan, sudah memahami proses difokuskan pada pengembangan kemampuan
bisnis dalam perusahaan. managerial untuk para pegawai. Pentingnya
Namun kekurangannya, rekrutmen kompetensi managerial menjadi perhatian
internal haruslah memiliki sistem suksesi yang tersendiri yang difokuskan oleh para tataran
baik jika terjadi rotasi, maka pegawai yang managerial atau direksi. Kebiasaan sang
dipindahkan perlu diganti oleh pegawai lain yang pemimpin besar pengaruhnya
juga berpotensi.

Gambar 12 Gambar Model Tahapan Seleksi

dalam pembentukan tata nilai dan budaya kerja khususnya para pemimpinan di bidang human
organisasi (Kasali, 2015). Selain itu, pemimpin resource, yang penting untuk kepentingan
tersebut juga perlu memiliki kecocokan dengan organisasi.
strategi perusahaan sehingga pemimpin tersebut Pada tahap pengembangan kompetensi
mampu menghadirkan sumber daya yang sesuai managerial ini, terbagi ke dalam lima tahapan
(Ulrich & Grochowski, 2018). Maka dari itu pelatihan, untuk lima posisi jabatan managerial
peneliti terlebih dahulu merumuskan program yang berbeda pula.
untuk mengembangkan kompetensi managerial

33
DOI:

Gambar 13 Konsep Leadership Development Program

Pada tahap pengembangan kompetensi Output 1. Mengenal potensi diri


managerial ini, dijabarkan bagaimana suatu 2. Menguasai modal dasar kepemimpinan
program dapat dilaksanakan untuk para talent. Materi 1. Melatih kemampuan berkomunikasi yang efektif
Program ini terdiri dari paket lengkap dan rinci 2. Dinamika kelompok (teamwork)
berisi detail program pelatihan, tujuan, peserta, 3. Tes DISC untuk pengenalan potensi diri
PIC, waktu, output, materi, proses/metode, 4. Penguasaan visi dan misi perusahaan
penugasan, penilaian/indikator. 5. Penguasaan peraturan perusahaan
Proses/Meto
1. Leaderless Group Discussion (LGD)
Self-Leadership Development Program de
2. Mencari solusi dari permasalahan HR yang
Self-Leadership Development Program dihadapi perusahaan
(S-LDP) merupakan program pelatihan 3. Presentasi dari solusi yang dihasilkan
kepemimpinan yang diterapkan pada talent atau 4. Mengikuti pematerian di kelas kepemimpinan
para pegawai yang berpotensi untuk menempati Penugasan -
key position atau jabatan tertentu.  Solusi yang visible
Penilaian/In
dikator
SLDP mendorong talent untuk melakukan  Menggunakan peraturan perusahaan/kebijakan
self-reflection pada diri masing-masing guna yang berlaku
mengenali strength dan weakness dari pribadi  Presentasi jelas, rinci, logis dan terstruktur
masing-masing talent. Hal ini diperlukan untuk
menunjang kepemimpinan yang efektif dan Basic Leadership Development Program
efisien. Basic Leadership Development Program
(BLDP) merupakan tahapan berikutnya dari
Konsep Pelatihan: program pelatihan kepemimpinan yang
Mengikuti leadership class selama 1 diterapkan pada pegawai yang berada pada
minggu. Pelatihan mencakup modal dasar dalam tingkatan first-line dari key position (Regional).
menunjang kepemimpinan yang efektif, seperti, Pelatihan pada tahap ini dilakukan dengan
komunikasi, hubungan interpersonal, influencing. mendorong kemampuan yang dimiliki oleh
pegawai dalam hal managerial untuk
Tabel 9 Program Pengembangan Kepemimpinan; Self-
Leadership Development Program diimplementasikan dalam tugas sehari-hari. Bisa
Program Self-Leadership Development Program melalui tim-tim kecil atau menjalin relasi dengan
Tujuan Mengenal potensi kepemimpinan dalam diri pihak atau divisi lain.
Peserta Pegawai yang dinilai berpotensi pada saat Konsep Pelatihan:
perekrutan Mengikuti leadership class selama 2
(talent)
minggu. Diberi study case yang dihadapi dalam
PIC Human Capital Development (HCD)
divisi, atau diberi study case dari permasalahan
Waktu 1 minggu
yang pernah dihadapi divisi. Didorong pula untuk
menjalin komunikasi dengan pihak lain apabila

34
DOI:

diperlukan. fungsi dari sub-divisinya.


Pada tahap ini juga, individu juga dilatih Konsep Pelatihan:
untuk menerapkan peraturan-peraturan yang ada Mengikuti leadership class selama 2
dalam menghadapi masalah- masalah yang minggu dan diberi short-term proyek untuk
berkaitan dengan divisi HR. mendukung pengoptimalisasian kompetensi
managerial yang harus dipenuhi oleh para chief.
Tabel 10 Program Pengembangan Kepemimpinan; Basic Pelatihan juga meliputi bimbingan atau pelatihan
Leadership Development Program
Program Basic Leadership Development Program intensif dengan para ahli untuk mencapai output
Tujuan Menguasai kompetensi managerial: decision yang tepat dan sesuai fungsi.
making
Peserta Regional Personalia/jabatan setingkat Tabel 11 Program Pengembangan Kepemimpinan; Middle
Leadership Development Program
PIC Human Capital Development (HCD)
Program Middle Leadership Development Program
Waktu 2 minggu
Tujuan Menguasai kompetensi managerial: decision
Output 1. Menyadari pentingnya pengambilan keputusan making
yang tepat Peserta Chief Rekrutmen, Chief HCD, Chief Personalia
2. Dapat secara tepat menggunakan peraturan PIC Human Capital Development (HCD)
Tenaga Ahli bidang Human Resource/Human
perusahaan
Capital
3. Mengetahui lingkup permasalahan HR di Manager HR dan HCD
perusahaan Waktu 2 minggu
4. Bertindak secara professional, menyesuaikan Output 1. Menyadari pentingnya pengambilan keputusan
dengan peraturan perusahaan yang tepat
5. Berkomunikasi secara efektif 2. Dapat menggunakan secara tepat peraturan
Materi perusahaan
1. Issue/kasus yang sedang dihadapi perusahaan
3. Dapat menggunakan peraturan pendukung
2. Penguasaan materi planning, organizing, staffing, (undang- undang) dalam ketenagakerjaan.
controlling, dan directing dalam HR
4. Mengetahui lingkup permasalahan HR di
Proses/Meto
1. Leaderless Group Discussion (LGD) perusahaan
de 5.
2. Focus Group Discussion (FGD) Bertindak secara professional, menyesuaikan
dengan peraturan perusahaan
3. Mencari solusi dari permasalahan HR yang
dihadapi perusahaan
6. Berkomunikasi secara efektif
7. Dapat menangani projek besar dengan mengambil
4. Presentasi dari solusi yang dihasilkan keputusan yang cepat dan tepat
5. Mengikuti pematerian di kelas Materi Isu/kasus yang sedang dihadapi perusahaan
Penugasan Problem Based Learning (PBL);Menangani kasus Penguasaan materi planning, organizing, staffing,
secara langsung controlling, leading dan directing dalam HR
Pengembangan kemampuan decision making oleh
contoh: adanya karyawan yang menempati posisi
para ahli dari luar perusahaan
tertentu keluar perusahaan; dicarikan Penguasaan perundang-undangan mengenai
penggantinya ketenagakerjaan oleh Dinas Ketenagakerjaan
 Solusi yang visible
Penilaian/In Proses/Meto
1. Leaderless Group Discussion (LGD)
dikator de
 Menggunakan peraturan perusahaan/kebijakan 2. Focus Group Discussion (FGD)
yang berlaku 3. Mencari solusi dari permasalahan HR yang
dihadapi perusahaan
 Presentasi jelas, rinci, logis dan terstruktur
4. Presentasi dari solusi yang dihasilkan
 Keberhasilan penugasan 5. Materi kelas oleh para ahli/tenaga pendukung lain
di luar perusahaan.
Penugasan Problem Based Learning (PBL);Menangani
Middle Leadership Development Program proyek secara langsung
Middle Leadership Development Program contoh: mengimplementasikan dan
(MLDP) ditujukan untuk para chief per sub- mengoptimalkan fungsi HR di suatu cabang yang
baru dibuka.
divisi. Pelatihan ini merupakan sarana untuk para
chief mulai eksplorasi berbagai aspek pendukung
dalam menjalankan sub-divisinya dengan
menggunakan pengetahuan, skill teknis, dan
keahlian managerial untuk mengoptimalkan

35
DOI:

 Solusi yang visible


Penilaian/In Output 1. Menguasai knowledge dalam melakukan tindakan
dikator
 Menggunakan peraturan perusahaan/kebijakan kepemimpinan
yang berlaku 2. Handal menggunakan skill kepemimpinan dalam
 Presentasi jelas, rinci, logis dan terstruktur urusannya di perusahaan
 Keberhasilan penugasan 3. Mampu mendelegasikan pekerjaan secara tepat
 Kemampuan untuk mengevaluasi dari dan tepat
implementasi HR yang sudah ada (saran dan 4. Mampu merumuskan keperluan jangka mid-long
kritik) untuk perusahaan
5. Mampu menjaring networking dengan para
Senior Leadership Development Program stakeholders
Senior Leadership Development Program 6. Mampu menggunakan teknologi untuk
(SLDP) ditujukan untuk para manager dan para menunjang keperluan HR
senior manager dalam HR perusahaan. Pada 7. Handal dalam melakukan pelaksanaan hubungan
program ini, para manager ini diarahkan untuk industrial
eksplorasi ke luar perusahaan, menjalin Materi 1. Penguasaan materi planning, organizing, staffing,
networking dengan para stakeholders dalam dan controlling, leading dan directing dalam HR

luar perusahaan, mencari gagasan baru yang 2. Pengembangan kemampuan kepemimpinan oleh
para ahli
mengikuti perkembangan jaman dan selalu
3. Pola komunikasi yang efektif dan efisien
visioner namun selaras dengan keperluan
4. Brainstorming bersama para ahli atau
perusahaan.
professional lainnya terkait keperluan HR
Konsep Pelatihan: beberapa tahun ke depan
Mengikuti leadership class selama 2 5. Pelatihan digital; penggunanaan sarana prasarana
minggu dan diberi middle-term proyek untuk teknologi dalam menunjang kerberhasilan HR di
mendukung pengomptimalisasian kompetensi perusahaan
managerial yang harus dipernuhi oleh para 6. Pelatihan mengenai pemenuhan aspek-aspek yang
manager. Pelatihan ini bekerjasama dengan para harus dilakukan dalam menunjang keberhasilan
hubungan industrial
pejabat setingkat dalam perusahaan untuk saling Proses/Meto
1. Leaderless Group Discussion (LGD)
cross check keadaan perusahaan yang sekarang de
2. Focus Group Discussion (FGD)
dan keperluan perusahaan di beberapa waktu
3. Mencari solusi dari permasalahan HR yang
yang akan datang. Lalu mencoba merancang
dihadapi perusahaan
proyek untuk para pemangku jabatan di
4. Presentasi dari solusi yang dihasilkan
bawahnya yang bertujuan mengembangkan
5. Materi kelas oleh para ahli/tenaga pendukung lain
kemampuan para rekan ataupun staff lainnya. di luar perusahaan.
6. Pelatihan IT bersama para ahli dan
Tabel 12 Program Pengembangan Kepemimpinan; Senior
mengintegrasikan dengan keperluan HR
Leadership Development Program
Program Senior Leadership Development Program Penugasan1. Problem Based Learning (PBL);Menangani
Tujuan Menguasai kompetensi managerial: change proyek secara langsung
leadership, 2. Membuat projek terkait divisi HR untuk para
decision making, visioning and strategic jabatan di bawahnya, yang bertujuan untuk
thingking kemajuan perusahaan
Peserta HR dan HCD Manager, Senior Manager HR  Solusi yang visible, creative innovative, different,
Penilaian/In
PIC Direktur HR, dan/atau direktur setingkat lainnya dikator strategic dan mengisinisasi perubahan
Tenaga Ahli bidang Human Resouce/Human
 Menggunakan peraturan perusahaan/kebijakan
Capital Tenaga ahli bidang Information
yang berlaku
Technology
Tenaga ahli bidang Hubungan Industrial  Presentasi jelas, rinci, logis dan terstruktur
Waktu 2 minggu  Keberhasilan penugasan
 Kemampuan untuk mengevaluasi dari
implementasi HR yang sudah ada (saran dan
kritik)
 Dapat memanfaatkan networking dengan para

36
DOI:

stakeholders perusahaan 5. Mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk


kepentingan perusahaan secara menyeluruh

Materi 1. Pengembangan kemampuan kepemimpinan oleh


Executive Leadership Development Program
para ahli
Executive Leadership Development
Program (ELDP) merupakan program yang 2. Pengembangan kemampuan menggunanakan
teknologi oleh para ahli untuk proses HR, atau
ditujukan untuk direktur divisi HR. Pelatihan ini proses pengambilan keputusan
dimaksudkan untuk memastikan segala aspek 3. Pelatihan mengenai pemenuhan aspek-aspek yang
managerial yang harus dipenuhi oleh direktur harus dilakukan dalam menunjang keberhasilan
sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan hubungan industrial
keperluan perusahaan. Melakukan juga observasi Proses/Meto
1. Melakukan tindakan preventif terkait
de permasalahan HR yang mungkin akan dihadapi
secara meluas dan cermat melihat keperluan-
oleh perusahaan
keperluan masa depan perusahaan, lalu mencari
solusi atau alternative untuk perusahaan. 2. Presentasi tindakan preventif yang akan
dilakukan dan hasil study abroad yang dapat
Merancang lingkungan dan program menyeluruh digunakan untuk kepentingan perusahaan
untuk para pemangku jabatan di bawahnya untuk 3. Materi kelas oleh para ahli/tenaga pendukung lain
optimalisasi fungsi divisi perusahaan. di luar perusahaan.
4. Study Abroad untuk meningkatkan kemampuan
Konsep Pelatihan: leadership
Mengikuti intensive leadership class Penugasan1. Membuat projek terkait divisi HR untuk para
selama 1 minggu dengan para ahli serta pejabat jabatan di bawahnya, yang bertujuan untuk
kemajuan perusahaan
lainnya. Melakukan abroad cross check, mencari
issue-issue yang akan terjadi ke depan, mencari
2. Menciptakan lingkungan HR yang kondusif dan
konstruktif
pemecahan masalahnya. Menyusun konsep Penilaian/In  Solusi yang visible, creative innovative,
rencana kerja yang terintegrasi dengan seluruh dikator different, strategic, visioning, dan
fungsi dalam perusahaan. berdampak luas pada seluruh bagian HR
 Menggunakan peraturan
Tabel 13 Program Pengembangan Kepemimpinan; Executive perusahaan/kebijakan yang berlaku
Leadership Development Program
Program Executive Leadership Development Program  Presentasi jelas, rinci, logis dan terstruktur
Tujuan Menguasai kompetensi managerial: change  Keberhasilan penugasan
leadership,  Kemampuan untuk mengevaluasi,
decision making, visioning and strategic merancang, membangun ulang, atau
thingking mengembangkan HR yang ada dalam
Peserta Direktur HR perusahaan
PIC Tenaga Ahli bidang Human Resource/Human  Dapat memanfaatkan networking dengan
Capital para
Tenaga Ahli bidang Information Technology stakeholders perusahaan
Tenaga ahli bidang Hubungan Industrial
Waktu 2 minggu Maintain and Retain
Output 1. Mampu menganalisa dan merumuskan keperluan Mempertahankan talent maupun pegawai
jangka panjang untuk perusahaan biasa bukanlah perkara yang mudah dalam
2. Mampu menjaring networking dengan para prakteknya. Terjadinya shifting dari baby
stakeholders boomers ke generasi milenial menjadi perhatian
3. Mampu menciptakan lingkungan (HR) yang khusus bagi para pengelola SDM di perusahaan.
kondusif dan efektif untuk terciptanya hubungan
Generasi milenial sekarang ini sangat „menjamur‟
industrial yang harmonis
di perusahaan-perusahaan.
4. Mampu menciptakan, mengkoordinasi dan
mengimplementasikan strategi HR berjangka Generasi milenial pada umunya ditandai
panjang kepada jabatan di bawah, dan/atau dengan peningkatan pengunaan dan kelekatan
setingkat berbasis teknologi dengan teknologi komunikasi, media sosial, dan

37
DOI:

dunia digital (Farozi & Achmad, Sep-Okt 2017). signifikan, sebagai upaya untuk memotivasi
Fahrozi seorang HR Consultant PPM Manajemen talent.
memaparkan, ada lima faktor penting yang Di sisi lain, mengingat pentingnya
membuat karyawan milenial bertahan dalam lingkungan kerja yang mendorong produktivitas
sebuah organisasi, yaitu lingkungan kerja lima dan loyalitas dari para pegawai, perusahaan juga
puluh satu persen (51%), kompensasi finansial perlu meninjau apakah lingkungan kerja yang ada
empat puluh delapan persen (48%), sekarang sesuai dengan kondisi yang diharapkan
keseimbangan hidup dan kerja tiga puluh oleh para talent milenial ini.
sembilan (39%), manajemen dan kepemimpinan Para pimpinan dinilai harus dapat
tiga puluh satu (31%), dan sifat pekerjaan dua memahami bagaimana para talent millennial ini
puluh tiga persen (23%). bergerak mencapai objektif perusahaan. Ada
Dari pemaparan tersebut, penting bagi baiknya pimpinan juga dilatih bagaimana caranya
para pengelola SDM di perusahaan untuk mengintegrasikan para talent millennial dengan
memperhatikan pola kerja para generasi kebutuhan sekarang dan ke depannya untuk
milenial ini dan bagaimana mereka akan kepentingan perusahaan.
bersimpati pada organisasi. Kemungkinan besar
bahwa generasi milenial ini akan menduduki Tabel 14 Rekap Maintain dan Retain untuk para talent
No Perlakuan Maintain/Retain
porsi besar sebagai karyawan dalam perusahaan
(Calk & Angel, 2017). 1 Penataan lingkungan kerja yang tidak membosankan

Maka dari itu, dalam mempertahankan 2 pengelolaan management dan kepemimpinan di dalam
pegawai, khususnya pegawai milenial yang perusahaan
3 kompensasi bagi para talent yang sesuai
berada pada posisi talent haruslah ditawarkan
program-program seperti yang dipaparkan.. 4 pembagian job desc secara tepat dan sesuai
Perusahaan dapat memberikan bonus 5 workshop untuk para talent untuk mengembangkan
khusus berupa pelatihan khusus SDM oleh para kompetensi
konsultan dan trainer ternama seperti dari Society 6 insentif berupa pendidikan untuk sertifikasi
for Human Resource Management atau pelatihan 7 jalur karier yang 'spesial' untuk para talent
bergengsi taraf lokal yang diadakan oleh
komunitas SDM.
Perusahaan juga dapat memberikan
Pemimpin perusahaan harus secara
bonus atau insentif berupa pendidikan sertifikasi handal menangani setiap permasalahan pada
untuk para talent untuk meningkatkan talent millennial ini yang mungkin akan
kemampuan daripada talent. Misal seperti berbeda cara penanganannya dengan para
sertifikasi Chartered Professional Human generasi pendahulunya. Hal ini tidak lain
Resource, Chartered Human Capital bertujuan agar para talent millennial
Management, dari sertifikasi tersebut, yang tentu diharapkan bekerja dengan nyaman,
sesuai dengan keperluan peningkatan kondusif, efektif, efisien, konstruktif, solutif,
kemampuan daripada talent yang sangat berguna inovatif, kreatif, dan siap menjadi andalan
dalam menjalankan fungsi talent tersebut dalam
perusahaan dalam era perubahan yang cepat
perusahaan agar efisien, optimal, dan efektif.
dan dinamis ini.
Selain itu, perusahaan perlu meninjau
apakah talent dalam perusahaan sudah memiliki KESIMPULAN
porsi yang berimbang dengan pegawai lain,
memantau bagaimana aktivitasnya dalam Proses Talent Management diperlukan
perusahaan sesuai dengan yang diharapkan dalam Retail X sebagai modal untuk mengelola
perusahaan. Selain itu, pentingnya perusahaan para talent dalam upaya memajukan perusahaan
dalam memfokuskan kenaikan jabatan atau jalur dan mencapai efektifitas dan efisiensi pekerjaan.
karir bagi talent juga diperhatikan secara Proses persiapan Talent Management Retail X

38
DOI:

belum lengkap. Kompetensi yang pada setiap assessment kepada calon talent untuk
jabatan di dalam divisi human resource dan memastikan kebutuhan pengembangannya.
human capital belum terpapar secara baik dan Di samping itu, perusahaan juga perlu
benar, mengakibatkan sulitnya pengembangan membuat job desc dan job spec yang jelas dan
perusahaan melalui pengembangan karyawan, lengkap agar Talent Management dapat berjalan
karena tidak dapat teridentifikasi dengan jelas. lebih maksimal di periode mendatang.
Selain itu, dikarenakan belum adanya job
description dan job specification dalam setiap DAFTAR PUSTAKA
jabatan human resource dalam perusahaan juga
menjadi kendala dalam pendelegasian dan
kejelasan tugas dalam perusahaaan Perusahaan Berger, L. A., & Dorothy, R. B. (2008). Best
belum memiliki Talent Management yang Practice on Talent Management. Jakarta:
menyebabkan sulitnya mengkoordinasikan Penerbit PPM.
aktivitas human resource dalam perusahaan. Calk, R., & Angel, P. (2017). Millenials Through
Tidak hanya itu saja, belum adanya The Looking Glass : Workplace
program pengembangan, dalam hal ini Motivating Factors. The Journal of
pengembangan kompetensi managerial, juga Business Inquiry.
menghambat para pimpinan untuk berkembang, Collings, D., Scullion, H., & Vaiman, V. (2011).
yang berujung pada kurang berkembangnya European perspectives on talent
perusahaan dalam menghadapi persaingan. Maka management. European J. International
dari itu, perusahaan belum memiliki Talent Management, 5(5), 453-462.
Management yang menyebabkan sulitnya Cupian, Zaky, M., Nurjaman, K., & Kurnia, E.
mengkoordinasikan aktivitas human resource (2020, April). Analisis Pelaksanaan
dalam perusahaan. Rekrutmen, Seleksi, dan Penempatan
Pentingnya peranan Talent Management Berdasarkan Perspektif Islamic Human
dari pengidentifikasi berupa kamus kompetensi, Capital. KOMITMEN : Jurnal Ilmiah
arsitektur kompetensi, lalu rekrutmen dan seleksi, Manajemen, 1(1), 50-63.
diikuti oleh developing para talent, dan Farozi, & Achmad. (Sep-Okt 2017).
bagaimana cara melakukan retain dan maintain Mempertahankan Karyawan Millenial.
bagi para pegawai, dalam mengelola para Majalah Manajemen, 14.
pegawai, khususnya para talent agar dapat Gutteridge, T. G. (1976). Commentary : A
bermanfaat bagi pengembangan perusahaan comparison of perspectives. Careers in
Tersedianya program-program organizations : Individual planning and
pengembangan kompetensi managerial dapat organizational development, 37-46.
membantu para pemimpin untuk memajukan Jamaludin , & Pawirosumarto, S. (2017).
perusahaan ke arah yang signifikan. Selain itu Pengaruh Kompetensi, Motivasi Kerja,
pelatihan dan pengembangan lain dalam rangka dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru.
melakukan retain dan maintain pegawai, Jurnal SWOT, VII(2), 239-256.
terutama para talent, merupakan aspek penting Kasali, R. (2015). Change Leadership. Jakarta:
untuk diperhatikan dalam mempertahankan talent Penerbit Mizan.
millennial untuk kemajuan perusahaan dalam Marjuni, S. (2015). Manajemen Sumber Daya
menghadapi persaingan dan juga kedinamisan Manusia. Makassar: CV. Sah Media.
dunia bisnis. Nasional, D. P. (2002). KBBI. Jakarta: Balai
Dalam upaya menindaklanjuti usulan Pustaka.
Talent Management ini, langkah pertama yang Pangestu, H. (2012-2013). Pengaruh Manajemen
perlu dilakukan adalah memberikan sosialisasi Karir terhadap Kepuasan Karir melalui
model dan bentuk Talent Management Retail X. Kompetensi Pegawai. Jurnal Manajemen
Langkah selanjutnya, adalah melakukan dan Pemasaran Jasa, 5&6.

39
DOI:

Rani, Kavita, & Kumar, S. (2014). Factors


Affecting Talent Management Practises-A
Review. Indian Journal of Research.
Rivai, V., & Sagala, E. (2011). Manajemen
Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan
dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2013). Research
Methods for Business. United Kingdom:
John Wiley & Sons Ltd.
Shafique, O. (2012). Recruitment in 21st Century.
Interdiciplinary Journal od
Contemporary Research in Business.
Sinambela, L. P. (2016). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Penerbit PPM.
Smilansky, J. (2008). Developing Executive
Talent. Jakarta: Penerbit PPM.
Talenta. (2020). Atasi Tantangan Transformasi.
Retrieved from Talenta:
https://www.talenta.co/blog/insight-
talenta/atasi-tantangan-transformasi-hr/
Ulrich, D., & Grochowski, J. (2018). Building a
world class HR department. STRATEGIC
HR REVIEW, 181-185.
Ulrich, Dave, Allen, J., Brockbank, W., Younger,
J., & Nyman, M. (2009). HR
Transformation Building Human
Resources from the Outside In. Amerika:
The RBL Institute.
University of Lucerne, Georg Fischer AG, and
Ernst and Young. (2018). Talent
Management Framework Evidence-based
Guidelines for Swiss Companies
Operating in China.

40
DOI :

RANCANGAN DECISION SUPPORT SYSTEMS UNTUK DIVISI


PEMBELIAN PT S
Willy Lautan

Bina Motor, Bandung


lautanwilly@gmail.com

ABSTRAK

Masyarakat Indonesia memiliki hobi dan kegiatan yang cukup beragam. Dewasa ini, salah satu hobi yang
sedang banyak digeluti adalah hobi yang berkaitan dengan kegiatan outdoor. Dalam menjalankan hobi ini, dibutuhkan
perlengkapan penunjang untuk melakukan aktifitas tersebut. Oleh karena hal tersebut menciptakan peluang bisnis
perlengkapan outdoor salah satunya bisnis perlengkapan taktikal. PT S merupakan salah satu perusahaan yang menjual
perlengkapan taktikal. PT S mempunyai masalah dalam prosedur pengelolaan pembelian khususnya pengambilan
keputusan pembelian barang. Maka dari itu PT S membutuhkan sistem informasi yaitu management control system.
Proses pengembangan sistem yang dilakukan meliputi sistem analis dan sistem desain.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Teknik analisa data
menggunakan diagram Laudon, Porter‟s five forces, analisis SWOT untuk menganalsis permasalahan eksternal dan
internal. Business Challenge Bundle digunakan untuk memetakan analisa kebutuhan yang berhubungan dengan
perancangan sistem yang dibutuhkan oleh PT S.
Setelah menentukan sistem analis, sistem desain yang dipakai peneliti yaitu Business Process Modelling and
Notation (BPMN), tampilan pengguna, dan decision tree. BPMN digunakan untuk menggambarkan proses bisnis aktual
dan usulan perusahaan. Tampilan pengguna digunakan untuk membantu pengguna dalam mengakses sistem informasi.
Decision tree digunakan untuk menjelaskan logika berpikir. Untuk dapat mempermudah meningkatkan pengambilan
keputusan pembelian, peneliti membuat usulan tampilan pengguna berupa DSS Dashboard.
Kata Kunci: Management control system, decision support system, Porter’s five forces, analisis SWOT, BPMN

ABSTRACT

Indonesian people have a variety of hobbies and activities. Today, a hobby that is being cultivated is one of the
hobbies related to outdoor activities In carrying out hobbies and outdoor activities, supporting equipment is needed to
carry out these activities. Because of this it creates an outdoor business opportunity, one of them is a tactical equipment
business. PT S is one company that sells tactical equipment. PT S has problems in purchasing procedures, especially in
making purchasing decisions. Therefore PT S requires an information system that is a management control system. The
system development process carried out publishes system analysis and system design.
The research method used in this study is descriPT.ive analytical. Data analysis techniques use Laudon
diagrams, five strength porters, SWOT analysis to analyze external and internal considerations. The Business
Challenge Bundle is used to map needs related to the system design needed by PT S.
After determining the system analysis, the system design used by researcher is Business Process Modeling and Notation
(BPMN), User Interface, and Decision Tree. Business Process Modeling and Notation (BPMN) to evaluate actual
business processes and proposed business process. User interface to help users access information systems. Decision
tree to explain the logic of thinking.
To be able to make it easier to improve decision making, researcher create user interface findings to form the
DSS Dashboard.
Keywords: Management control system, Decision support system, Porter’s Five Forces, SWOT analysis, BPMN

41
DOI :

PENDAHULUAN penelitian ini menggunakan alat system informasi


yang disebut management control system.
Saat ini masyarakat Indonesia memiliki
hobi dan kegiatan yang cukup beragam, salah KAJIAN TEORI
satunya yaitu melakukan kegiatan outdoor.
Kegiatan outdoor meliputi kegiatan seperti Bisnis Ritel
outbound, mendaki gunung, berburu, berkemah, Bisnis ritel adalah perusahaan yang
bermain paintball, bermain airsoft gun, dan menjalankan aktivitas bisnis dengan cara
lainnya. Setiap hobi dan kegiatan outdoor menambahkan nilai ke dalam suatu produk atau
tentunya membutuhkan alat-alat penunjang untuk pelayanan yang dijualnya (Berman & Evan, 2007;
melakukan aktifitas tersebut. Levy & Weitz, 2012).
Dengan minat masyarakat yang cukup Menurut Levy & Weitz (2012), strategi
banyak terhadap kegiatan-kegiatan outdoor, ritel adalah sebuah pernyataan yang
kebutuhan akan perlengkapan outdoor pun mengidentifikasi target pasar, format yang
bertambah sehingga semakin banyaknya bisnis direncanakan untuk memuaskan kebutuhan target
perlengkapan outdoor atau perlengkapan taktikal. pasar, dasar yang direncanakan ritel untuk
Dimana bisnis itu menyediakan perlengkapan membangun keunggulan kompetitif. Target pasar
militer, yang biasanya digunakan oleh instansi adalah segmen pasar yang menjadi tujuan ritel
TNI/POLRI dan masyarakat umum untuk memasarkan produk dan jasa. Format ritel
menunjang hobi mereka. mendeskripsikan operasional ritel dan retail mix
Salah satu perusahaan bisnis (jenis produk dan jasa yang ditawarkan, kebijakan
perlengkapan taktikal yang ada di Indonesia yaitu harga, iklan dan promosi, desain toko dan visual
PT S, yang berlokasi di Cimahi. Perusahaan ini produk, lokasi, dan customer service) yang
menjual berbagai perlengkapan taktikal seperti digunakan untuk memenuhi kebutuhan target
kacamata outdoor, sepatu outdoor, body armor, pasarnya. Sustainable competitive advantage
militer, sarung tangan militer, dan lainnya. adalah keunggulan ritel dari pesaing lain yang
Barang-barang yang dijual di PT S ini rata-rata tidak mudah ditiru dan bisa dipertahankan untuk
merupakan barang dengan segmentasi pasar jangka waktu yang lama.
menengah ke atas yang memiliki kualitas barang 1. Target Market dan Format Ritel, konsep ritel
tinggi. Hal ini juga membuat cakupan pasar yang adalah orientasi manajemen sebuah ritel yang
dimiliki perusahaan ini tergolong kecil. fokus pada penentuan kebutuhan target pasar
Banyak permasalahan yang ada di PT S dan memenuhi kebutuhan tersebut secara
ini, salah satunya yaitu pengambilan keputusan efisien dan efektif dibandingkan kompetitor
pembelian yang membuat adanya beberapa lain. Pasar ritel adalah kelompok konsumen
produk barang yang tidak terjual dalam jangka yang memiliki kebutuhan hampir sama
waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena (segmen pasar) dan kelompok ritel yang dapat
perusahaan dalam mengambil keputusan memenuhi kebutuhan tersebut dengan format
pembeliannya masih belum bisa menggunakan ritel yang mirip. Segmen pasar dapat
data yang tersedia, dan hanya menggunakan ditentukan berdasarkan lokasi geografis
intuisi dan pertimbangan pemilik. konsumen, demografis, gaya hidup, situasi
Permasalahan lainnya yaitu kurang pembelian, atau manfaat yang dicari.
maksimalnya kontrol kualitas barang yang dibeli, 2. Membangun sustainable competitive
sehingga barang yang masuk di perusahaan tidak advantage, Elemen terakhir dalam strategi ritel
memiliki kualitas yang maksimal. Hal ini adalah pendekatan ritel dalam membangun
menyebabkan produk yang terjual ke konsumen sustainable competitive advantage. Tiga
juga tidak maksimal atau sesuai standar kualitas. pendekatan untuk mengembangkan sustainable
Untuk menyelesaikan maasalah tersebut, competitive advantage adalah menjalin
hubungan yang erat dengan konsumen,

42
DOI :

menjalin hubungan yang erat dengan supplier, data pada media penyimpanan fisik. Jaringan
dan efisiensi operasional internal. dan teknologi telekomunikasi, yang terdiri dari
perangkat fisik dan perangkat lunak,
Pengertian Sistem Informasi Manajemen menghubungkan berbagai potongan perangkat
Sistem informasi merupakan suatu keras dan transfer data dari satu lokasi fisik ke
susunan komponen-komponen yang terintegrasi yang lain. Komputer dan peralatan komunikasi
dan bekerja secara bersama-sama untuk dapat dihubungkan dalam jaringan untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan berbagi suara, data, gambar, suara, dan video.
menyebarkan informasi untuk mendukung Jaringan dua komputer atau lebih untuk
pengambilan keputusan. Menurut Laudon, berbagi data atau sumber daya, seperti printer.
dimensi sistem manajemen terdiri dari organisasi,
manajemen, dan teknologi (Laudon & Laudon, Jenis Sistem Informasi
2018)
1. Organisasi Transaction Processing Systems
Organisasi memiliki struktur yang terdiri dari Transaction processing system adalah
beberapa tingkatan dan spesialisasi, untuk sistem komputerisasi yang melakukan pemrosesan
menjabarkan pembagian kerja yang jelas. data dari transaksi bisnis rutin, pembaruan
Otoritas dan tanggung jawab dalam sebuah database operasional, dan produksi dokumen
perusahaan bisnis diatur dalam hierarki, atau secara real-time pada sebuah bisnis (Laudon &
struktur piramida. Tingkat hierarki terdiri dari Laudon, 2018; Obrien, 2010).
manajerial, profesional, dan karyawan teknis,
sedangkan tingkat yang lebih rendah terdiri Management Information System
dari karyawan operasional. Management information system (MIS)
2. Manajemen yaitu sistem informasi yang digunakan oleh
Manajer mendapatkan berbagai tantangan manajemen tingkat menengah yang ditampilkan
bisnis di lingkungannya, maka dari itu dalam bentuk laporan untuk mengawasi,
diharapkan manajer dapat memberikan strategi mengendalikan bisnis, memprediksi kinerja di
organisasi yang tepat untuk menyelesaikan masa depan, dan mendukung pengambilan
tantangan tersebut serta memanfaatkan SDM keputusan. Laporan dari MIS membutuhkan data
dan keuangan agar tercapainya kesuksesan. – data yang berasal dari transaction processing
Namun selain mengelola apa yang sudah ada system (Laudon & Laudon, 2018; Obrien, 2010).
dan menyelesaikan masalah, manajer
diharapkan dapat mengembangkan hal-hal Decision Support System
yang sudah ada agar lebih bermanfaat dan Decision support system yaitu sistem
mengikuti jaman. Hal-hal tersebut dibantu oleh pendukung interaktif yang bersifat sementara
adanya teknologi dan informasi. yang mendukung pembuatan keputusan yang
3. Teknologi informasi tidak rutin, sesuatu yang prosesnya rutin dan
Teknologi informasi merupakan salah satu alat detail yang digunakan oleh manajer. Data yang
yang digunakan manajer untuk mengatasi dibutuhkan berasal dari TPS, MIS, dan informasi
perubahan. Perangkat keras komputer adalah dari sumber eksternal (Laudon & Laudon, 2018;
peralatan fisik yang digunakan untuk kegiatan Obrien, 2010).
input, proses, dan output dalam suatu sistem
informasi. Perangkat lunak komputer terdiri Management Control System (Sistem
dari, petunjuk rinci yang terprogram yang Pengendalian Manajemen)
mengontrol dan mengkoordinasikan komponen Management control system merupakan
perangkat keras komputer dalam sistem teknik untuk menggabungkan dan
informasi. Teknologi manajemen data terdiri menggunakan informasi dalam rangka
dari perangkat lunak yang mengatur organisasi pengambilan keputusan perencanaan dan kontrol
serta untuk memotivasi pegawai, mengatur
43
DOI :

perilaku dan evaluasi kinerja manajer serta (pengamatan), collecting (pengumpulan), dan
karyawan lainnya (Horngern, Sundem, & Stratton, examining (uji coba) atau gabungan ketiganya.
2011; Horngern, Datar, Foster, Raian, & Ittner, Dalam penelitian ini, peneliti hanya
2009; Suadi, 2001). mewawancarai Bapak Asep Purnawan sebagai
sebagai narasumber sekaligus pemilik perusahaan
METODELOGI da melakukan observasi pada proses bisnis
perusahaan.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Uji Validitas
deskriptif analisis, metode yang bertujuan untuk Sebuah penelitian dapat dikatakan sebagai
mendeskripsikan atau mendalami gambaran penelitian yang valid apabila penelitian tersebut
terhadap suatu objek penelitian yang diteliti telah mengumpulkan dan menafsirkan data
melalui sampel atau data yang telah terkumpul dengan tepat sehingga dapat menghasilkan sebuah
dan membuat kesimpulan yang berlaku umum kesimpulan yang akurat (Yin, 2011). Menurut Yin
(Sugiyono, 2014). (2011), ada tujuh strategi untuk menguji validitas
Peneliti menggunakan metode deskriptif data dalam penelitian kualitatif, yakni Intensive
analisis untuk menjabarkan permasalahan yang Long- Term (field) Involvement, Rich Data,
ada menggunakan alat-alat seperti Porter’s Five Respondent Validatio, Search for Discrepant
Forces, Analisis SWOT, Business Challenge Evidence and Negative Case, Triangulation,
Bundle , dan diagram Laudon; serta menjelaskan Quasi-statistic, Comparison
proses bisnis saat ini dan proses bisnis yang Dalam penelitian ini, peneliti
diusulkan dengan bantuan BPMN (Business menggunakan strategi Intensive Long-Term (field)
Process Modelling and Notation) dan menjelaskan Involvement dan Triangulation. Peneliti
persiapan yang dibutuhkan PT S dalam menggunakan strategi Intensive Long-Term (field)
menerapkan sistem usulan dengan bantuan Involvement karena untuk menghasilkan
diagram laudon. pemahaman yang lengkap dan mendalam tentang
apa yang terjadi di lapangan, termasuk
Metode Penelitian kesempatan untuk melakukan pengamatan dan
Dalam penelitian ini menggunakan wawancara berulang. Peneliti juga menggunakan
metode studi kasus untuk memahami secara strategi Triangulation karena peneliti
mendalam tentang situasi permasalahan yang ada menghimpun fakta-fakta yang terjadi dari
dalam objek penelitian. Setelah mengetahui secara berbagai sumber data (observasi, wawancara dan
rinci situasi permasalahan yang ada, peneliti dapat studi dokumen).
menganalisis apa saja kebutuhan yang harus
dipenuhi dalam mendukung terciptanya Uji Reliabilitas
pengambilan keputusan yang baik dengan Menurut Sugiyono (2014), teknik
menggunakan alat management control system pengumpulan data triangulasi terdiri dari tiga cara
(Sugiyono, 2014; Yin, 2011). yaitu triangulasi teknik, sumber data, dan waktu.
Penelitian ini menggunakan strategi triangulasi
Metode Pengumpulan Data teknik untuk menguji kredibilitas data. Hal ini
Penelitian ini menggunakan data primer dikarenakan peneliti menggunakan teknik
dan sekunder. Data primer merupakan data yang mengumpulkan data dengan cara interview
langsung diperoleh langsung dari pengumpul data. (wawancara), observasi (pengamatan), dan studi
Data sekunder merupakan sumber tidak langsung dokumen. Tujuannya agar peneliti dapat
diperoleh langsung dari pengumpul data, mengetahui berbagai sudut pandang mengenai
contohnya melalui orang lain atau dokumen. masalah yang terjadi di PT S. Alasan lain peneliti
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan strategi ini karena untuk
cara interviewing (wawancara), observing mengetahui pandangan yang berbeda mengenai

44
DOI :

fenomena yang diteliti agar memperoleh System Design


kebenaran yang handal. Perancangan sistem informasi adalah
keseluruhan rencana atau model untuk sistem itu
Teknik triangulasi teknik (Laudon & Laudon, 2018). Perancang sistem
Teknik triangulasi teknik merupakan merinci spesifikasi sistem yang akan memberikan
teknik untuk menguji kredibilitas data yang fungsi yang diidentifikasi selama analisis sistem.
dilakukan dengan cara mengecek data kepada Spesifikasi ini harus mengatasi semua komponen
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. manajerial, organisasi, dan teknologi dari solusi
Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu sistem.
data tersebut diperiksa dan diyakinkan kembali Perancang sistem menjelaskan secara rinci
dengan cara melakukan observasi, dokumentasi, spesifikasi sistem yang mengantarkan fungsi yang
atau kuesioner. Apabila dari ketiga teknik ini telah diidentifikasi dari analisis sistem. Spesifikasi
menghasilkan data yang berbeda-beda, maka ini harus menunjukkan semua komponen
peneliti harus memastikan data mana yang manajerial, organisasional, dan teknologikal dari
dianggap paling benar. solusi sistem.

Proses Pengembangan Sistem Diagram Sistem Informasi Laudon & Laudon


Proses pengembangan sistem terdiri dari Diagram sistem informasi Laudon &
system analysis, system design, programming, Laudon (2018) merupakan sistem informasi
testing, production and maintenance (Laudon & terintegrasi dan solusi bisnis yang mereka
Laudon, 2018). Pada penelitian ini hanya tawarkan sebagai tanggapan terhadap tantangan
digunakan dua tahapan awal yaitu system analysis yang dihadapi bisnis. Diagram ini
dan system design. menggambarkan bagaimana elemen manajemen,
organisasi, dan teknologi bekerja sama untuk
System Analysis menciptakan solusi sistem informasi untuk
System analysis adalah analisis sebuah tantangan bisnis yang dibahas dalam kasus ini.
masalah yang perusahaan coba untuk pecahkan
dengan sistem informasi (Laudon & Laudon, Porter’s Five Forces
2018). Sistem analisis terdiri dari mendefinisikan Porter’s Five Forces merupakan suatu
masalah, mengidentifikasi penyebabnya, kerangka untuk menganalisis industri serta
menentukan solusi, dan mengidentifikasi pengembangan strategi bisnis (Laudon & Laudon,
persyaratan informasi yang harus dipenuhi oleh 2018) Menurut Porter (Porter, 1980), ada lima
system untuk menghasilkan solusi. System kekuatan yang menentukan intensitas persaingan
analysis membuat peta jalan dari organisasi dan dalam suatu industri yaitu, Ancaman Produk
sistem yang ada, mengidentifikasi pemilik utama Pengganti, Ancaman Pesaing, Ancaman
dan pengguna data bersama dengan perangkat pendatang baru, Daya tawar pemasok dan Daya
keras dan perangkat lunak yang ada. Sistem tawar konsumen.
analisis kemudian merinci masalah sistem yang
ada. Dengan memeriksa dokumen, kertas kerja, Analisis SWOT
dan prosedur, mengamati operasi sistem, dan Analisis SWOT merupakan salah satu alat
mewawancarai pengguna kunci dari sistem, analis untuk menganalisis kekuatan (strength) dan
dapat mengidentifikasi area masalah dan sasaran kelemahan (weakness), peluang pasar (market
yang akan dicapai solusi. Seringkali, solusinya opportunities), dan ancaman eksternal (external
membutuhkan membangun sistem informasi baru threats) yang akan mempengaruhi
atau improvingan yang sudah ada. keberlangsungan perusahaan (Thompson, Petraf,
Gamble, & Strickland III, 2016). Analisis SWOT
yang baik memberikan dasar untuk membuat
strategi yang mengkapitalisasi kekuatan sumber

45
DOI :

daya perusahaan, mengatasi kelemahan sumber Tampilan Pengguna


daya, mengambil peluang terbaik yang bisa diraih Setiap teknologi informasi memiliki
perusahaan, dan melawan ancaman yang dapat interface atau antarmuka yang berfungsi untuk
menghancurkan masa depan perusahaan. menjembatani antara pengguna dengan teknologi
itu sendiri. Teknologi informasi yang satu dengan
BCB (Business Challenge Bundle) yang lain memiliki desain interface yang berbeda-
Business Challenge Bundle yang dibuat beda sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
oleh Gunawan (2012) merupakan framework penggunanya. Misalnya, teknologi yang
untuk menganalis sebab-akibat secara sistematis digunakan oleh seorang dokter dengan
untuk mendapatkan gambaran besar. Setelah kebutuhannya untuk memberikan diagnosa kepada
menentukan menganalisis sebab-akibat, kemudian pasien akan berbeda dengan teknologi informasi
dilakukan proses pemilihan fenomena akar yang yang digunakan oleh seorang manajer dalam
dapat menjadi topik penelitian. Terdapat empat menentukan strategi pada perusahaannya. User
aturan dalam pemilihan fenomena akar, yaitu interface dapat mengubah hidup banyak orang,
memilih fenomena yang mendekati akar dari misalnya user interface yang efektif untuk para
akibat, dan lebih baik jika fenomena akar itu profesional artinya bahwa seorang dokter dapat
sendiri, memilih fenomena yang dapat diubah, melakukan diagnosis lebih akurat dan pilot dapat
memilih fenomena yang membutuhkan penelitian menerbangkan pesawat lebih aman (Shneiderman
aktual, dan memilih jumlah yang masuk akal dari & Plasant, 2005).
fenomena (Gunawan, 2012).
Dalam penelitian ini, peneliti memakai Decision Tree
Business Challenge Bundle untuk mengetahui Pohon Keputusan atau dikenal dengan
faktor penyebab dan akibat dari tujuan perusahaan Decision Tree adalah salah satu metode klasifikasi
yaitu membuat bisnis perusahaan dapat bertahan. yang menggunkan representasi suatu struktur
pohon yang yang berisi alternatif-alternatif untuk
BPMN (Business Process Modelling Notation) pemecahan suatu masalah (Tsang, Ben, Kevin,
BPMN (Business Process Modelling Wai, & Sau, 2009). Pohon ini juga menunjukkan
Notation) merupakan sebuah alat untuk faktor-faktor yang mempengaruhi hasil alternatif
mendukung suatu bisnis untuk dapat dari keputusan tersebut disertai dengan estimasi
menggambarkan keseluruhan proses bisnis yang hasil akhir bila kita mengambil keputusan
mencakup fungsi-fungsi dalam bisnis, sistem tersebut. Peranan pohon keputusan ini adalah
perusahaan, dan batasan-batasan dalam organisasi. sebagai Decision Support Tool untuk membantu
Dalam penelitian ini, pengguna memakai manusia dalam mengambil suatu keputusan.
BPMN sebagai salah satu cara untuk memahami Manfaat dari decision tree adalah melakukan
dan menjelaskan proses bisnis yang saat ini break down proses pengambilan keputusan yang
sedang berjalan di PT S. Dalam BPMN ini terbagi kompleks menjadi lebih simpel sehingga orang
menjadi empat proses utama yaitu proses yang mengambil keputusan akan lebih
pengkategorian supplier, proses pengkategorian menginterpretasikan solusi dari permasalahan.
barang, proses pembelian barang, dan proses Konsep yang digunakan oleh decision tree adalah
pengajuan barang pre-order. Di dalam proses mengubah data menjadi suatu keputusan pohon
utama tersebut akan dijabarkan lagi lebih rinci dan aturan- aturan keputusan (rule) (Tsang, Ben,
mengenai proses apa saja yang terjadi dalam Kevin, Wai, & Sau, 2009)
empat proses utama tersebut. Pohon keputusan memiliki peran sebagai
Selain menjelaskan proses bisnis yang Decision support Tool untuk membantu manusia
terjadi, dalam BPMN juga menjabarkan dalam mengambil keputusan, karena pohon
kebutuhan-kebutuhan akan penggunaan dokumen keputusan ini menunjukan factor-faktor yang
atau data sebagai pendukung untuk menjalankan mempengaruhi tiap hasil dari keputusan yang
berbagai fungsi perusahaan. akan kita ambil. Manfaat dari decision tree ini

46
DOI :

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Industri

Gambar 14. Diagram Sistem Informasi Laudon & Laudon


Sumber : (Laudon & Laudon, 2018)

Gambar 1 menampilkan penjelasan


Gambar 15. Porter’s Five Forces
diagram Laudon. Tantangan bisnis yang dihadapi Sumber : (Porter, 1980)
oleh PT S dianalisis dengan menggunakan analisis
industri Porter’s Five Forces dan analisis SWOT. Analisis dalam industri dijelaskan dengan
Dari analisis Porter’s Five Forces ini diperoleh alat Porter’s Five Forces.
permasalahan yang berasal dari eksternal 1. New Market Entrance (Ancaman Pendatang
perusahaan. Permasalahan tantangan bisnis Baru)
tersebut yaitu pangsa pasar rendah dan harga Berdasarkan wawancara dengan pemilik PT S,
barang yang tinggi. Permasalahan tersebut dibagi saat ini tingkat ancaman pendatang baru PT S
menjadi tiga bagian yaitu bagian manajemen, tergolong sulit untuk masuk ke dalam industri
organisasi dan teknologi. ini karena modal yang dibutuhkan besar dan
Permasalahan bagian manajemen, pengetahuan akan produk-produk tactical gear
permasalahan yang dialami perusahaan yaitu harus tinggi. Hal ini disebabkan karena
belum melakukan pengambilan keputusan dengan kualitas produk yang ditawarkan PT S
baik. Pengambilan keputusan masih berdasarkan tergolong tinggi yang membuat harga
intuisi, peramalan, dan keberuntungan. Pada produknya juga tinggi.
bagian organisasi, perusahaan belum mempunyai 2. Subtitute Products (Ancaman Produk
divisi pembelian dan penerimaan untuk Subtitusi)
mendukung proses bisnis. Pada bagian teknologi, PT S menawarkan perlengkapan taktikal.
perusahaan belum menggunakan teknologi seperti Produk yang dapat menjadi subtitusi dari
software sistem informasi, sistem barcode dan produk-produk taktikal yaitu perlengkapan
lain-lain. outdoor yang memiliki fungsi yang mirip
Oleh karena permasalahan tersebut maka dengan produk tactical seperti sepatu gunung,
PT S membutuhkan sistem informasi yaitu kacamata olahraga, dll. Namun terdapat
management control system untuk menghasilkan perbedaan kualitas antara perlengkapan tactical
solusi bisnis yang terdiri dari pengkategorian dengan perlengkapan outdoor. Perlengkapan
barang, pengkategorian pemasok, pengontrol tactical memiliki kualitas, desain dan fitur
kualitas, dan merancang sistem pre-order. yang lebih baik daripada perlengkapan outdoor
karena perlengkapan taktikal banyak
digunakan untuk instansi militer sebagai sarana
penunjang profesi mereka. Sehingga produk
tactical harus memiliki tingkat daya tahan,

47
DOI :

kenyamanan, fitur yang tinggi. Akan tetapi ada Dari perbedaan tersebut maka peneliti dapat
beberapa konsumen yang lebih memperhatikan menyimpulkan bahwa ancaman dari pesaing
harga produk sehingga lebih memilih untuk dalam industri ini terhadap PT S bisa dikatakan
menggunakan produk subtitusi yaitu rendah.
perlengkapan outdoor.
3. Customer (Konsumen) Analisis Strategi
Jumlah konsumen PT S tergolong sedikit
karena produk yang ditawarkan merupakan
produk untuk menunjang hobi tertentu. Selain
itu harga yang ditawarkan perusahaan
tergolong mahal. Namun dengan keterbatasan
tersebut, konsumen yang dimiliki PT S,
memiliki loyalitas yang cukup tinggi dan tidak
mempermasalahkan hargabarang asalkan
perusahaan tetap menyediakan produk secara
lengkap karena konsumen akan mencari cara
untuk mendapatkan produk dengan kualitas
yang tinggi, desain yang menarik, dan fitur
yang lengkap berapapun harganya di penjual
lain.
4. Supplier (Pemasok)
Gambar 16. Analisis SWOT
Jumlah pemasok pada bisnis taktikal tergolong Sumber : Hasil pengolahan data
sedikit, terutama pemasok yang ada di dalam
negeri. Oleh karena itu PT S melakukan impor Strategi PT S akan dijelaskan dengan
barang dari pemasok luar negeri. PT S menggunakan analisis SWOT. Strategi yang
memiliki ketergantungan pada pemasok dibuat didasarkan pada Strength, Weakness
tersebut dikarenakan sulitnya mencari internal dan opportunity, threat yang diambil dari
pemasok yang dapat menghadirkan barang Porter’s Five Forces.
sesuai kriteria yang PT S inginkan, walaupun Penjelasan dari analisis SWOT diatas sebagai
sudah menjadi pelanggan yang setia, PT S berikut.
tidak merasakan adanya perbedaan pelayanan 1. Strength
yang cukup berarti. Karena sedikitnya Perusahaan memiliki banyak konsumen yang
pemasok produk taktikal menyebabkan harga loyal karena perusahaan ini mempunyai
barang di masing-masing pemasok tidak segmentasi pasar menengah ke atas dengan
memiliki perbedaan harga yang signifikan. menyediakan barang- barang yang berkualitas
5. Competitive Rivalry (Ancaman pesaing) tinggi (S1). Sedangkan dalam industri bisnis
Berdasarkan wawancara dengan pemilik dan ini masih sedikit perusahaan yang
juga observasi peneliti, pesaing perusahaan ini menyediakan produk-produk berkualitas tinggi
kebanyakan berasal dari online marketplace. dan selalu up to date dalam menawarkan
Pesaing yang ada dalam industri bisnis taktikal berbagai macam produknya yang memiliki
kebanyakan menjual produk-produk dengan beragam jenis, desain, dan fitur barang. Selain
kualitas menengah ke bawah. Menurut pemilik itu perusahaan juga membangun relasi yang
perusahaan, pesaing-pesaing tersebut baik dengan para konsumennya sehingga tidak
merupakan pesaing yang baru masuk ke dalam sedikit konsumennya yang menjadi loyal
industri ini. Berbeda dengan PT S yang terhadap perusahaan ini. Hal ini dibuktikan
merupakan pemain bisnis yang sudah dengan adanya potongan harga atau diskon
menjalankan bisnis ini selama tujuh tahun apabila pemilik perusahaan mengganggap
sehingga perusahaan lebih dikenal masyarakat.

48
DOI :

seorang konsumen sudah menjadi pelanggan harus didadasarkan pada kriteria-kriteria yang
perusahaan. ada dalam decision tree pembelian barang.
2. Weakness 2. Strategi kedua (W1>O1): Perusahaan
Kelemahan dari perusahaan yang menjadi melakukan pengkategorian pemasok.
perhatian yaitu pemilik perusahaan masih Pengkategorian pemasok dilakukan dengan
bergantung pada kekuatan intuisi, tujuan untuk meningkatkan pengambilan
keberuntungan dan peramalan sendiri dalam keputusan dalam memilih pemasok. Ketika
melakukan pembelian barang (W1). memilih barang yang akan dibeli perusahaan,
Perusahaan belum memiliki kriteria- kriteria harus didadasarkan pada kriteria-kriteria yang
yang dibutuhkan dalam menentukan sebuah ada dalam decision tree ketika pemilih
pembelian barang. Hal ini membuat pemasok.
memungkinkan terjadinya pembelian barang 3. Strategi ketiga (W1>T3,T2): Perusahaan
yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen membuat sistem pre-order barang. Sistem pre-
seperti jenis, kualitas, warna, desain, dan lain- order dilakukan dengan tujuan untuk
lain. mengantisipasi barang yang overstock dan juga
3. Opportunity untuk meningkatkan penjualan apabila barang
Peluang yang dimiliki PT S yaitu pelayanan tidak tersedia.
pemasok terhadap perusahaan ketika memesan 4. Strategi keempat (S1>T1): Perusahaan
barang, tidak ada perbedaan (O1). Peluang ini membuat sistem kontrol kualitas penerimaan
menjadikan perusahaan tidak terlalu barang. Sistem ini bertujuan untuk
bergantung dengan sebuah pemasok saja. meningkatkan kesesuaian barang yang
Perusahaan akan lebih bebas memilih pemasok diterima dari pemasok agar sesuai dengan
untuk semaking meningkatkan kualitas barang. purchase order.
Peluang lain yang dimiliki perusahaan yaitu
rutinnya kebutuhan instansi militer seperti TNI Solusi Permasalahan
dan POLRI terhadap barang-barang taktikal Penelitian ini menggunakan tujuan bisnis
yang berkualitas tinggi sebagai kebutuhan strategis yaitu peningkatan pengambilan
penunjang profesi mereka (O2). Perusahaan keputusan. Peningkatan pengambilan keputusan
juga memiliki saluran distribusi ke instansi- membantu perusahaan memperoleh keakuratan
instansi tersebut sehingga terdapat penjualan data, tepat waktu, dengan cara menggunakan
barang yang berulang. sistem informasi. Peningkatan pengambilan
4. Threat keputusan bertujuan untuk mengurangi biaya dan
Ancaman yang terdapat dalam perusahaan ini menjaga pelanggan perusahaan sehingga dapat
yaitu pangsa pasar yang kecil/rendah dan juga mendukung bertahannya bisnis perusahaan.
harga barang yang relatif tinggi. Hal ini
membuat perusahaan harus memperhatikan Analisa Kebutuhan
kesesuaian barang yang ditawarkan dengan
kebutuhan konsumen agar yang tadinya hanya
merupakan konsumen bisa menjadi pelanggan
perusahaan.
Penjelasan strategi usulan untuk berdasarkan
analisis SWOT diatas sebagai berikut.
1. Strategi pertama (S1>O4): Perusahaan
melakukan pengkategorian kategori barang.
Pengkategorian barang dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan pengambilan
keputusan dalam membeli barang. Ketika
memilih barang yang akan dibeli perusahaan,
Gambar 17. Business Challenge Bundle

49
DOI :

Dalam diagram menjelaskan Business sesuai dengan kriteria-kriteria perusahaan dalam


Challenge Bundle. Dalam diagram BCB tersebut melakukan transaksinya.
dapat diketahui bahwa tujuan dari dilakukannya Setelah barang dan pemasok sudah
penelitian ini terhadap PT S adalah bisnis ditentukan, maka akan berlanjut ke proses
bertahan. Untuk mencapai tujuannya tersebut pembelian barang. Proses pembelian barang akan
langkah pertama yang harus dilakukan perusahaan terjadi apabila divisi pembelian menerima
yaitu membuat data atau dokumen yang purchase requisition dari divisi penjualan atau
dibutuhkan dalam mengimplementasikan strategi- gudang ketika stok barang mulai habis. Setelah itu
strategi yang sudah dibuat di analisis SWOT. akan menghasilkan dokumen purchase order yang
Setelah menyediakan data atau dokumen yang akan diperiksa oleh bagian kas untuk mengecek
dibutuhkan, perusahaan baru dapat menjalankan ketersediaan dana. Apabila tidak disetujui maka
strategi- strategi usulan. divisi pembelian dapat mengajukan sistem pre-
Strategi-strategi tersebut akan order barang ke divisi penjualan dan kas.
meningkatkan pengambilan keputusan pembelian. Barang yang telah dibeli akan melalui
Dengan adanya peningkatan pengambilan proses kontrol kualitas penerimaan. Proses kontrol
keputusan, perusahaan dapat mengurangi biaya, kualitas penerimaan barang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas barang, dan menjaga memeriksa kecocokan surat jalan dan barang yang
pelanggan perusahaan. dikirim pemasok dengan purchase order.

Usulan Proses Bisnis

Gambar 19. Level 1 Pengkategorian barang

Gambar 6 menampilkan secara rinci


Gambar 18. Level 0 Proses Pembelian PT S
proses pengkategorian barang. Proses ini
dilakukan oleh divisi pembelian barang bersama
Gambar 5 menunjukkan usulan proses
pemilik perusahaan. Divisi pembelian akan
pembelian yang diajukan untuk memperbaiki
mencari informasi-informasi terkait barang baru
proses pembelian aktual di PT S. Proses membuat
yang akan dibeli. Setelah itu mendapat informasi
kategori pemasok adalah proses menentukan
terkait barang baru, pemilik akan menyesuaikan
barang yang akan dipilih sebelum dilakukannya
informasi barang baru dengan kriteria – kriteria
pembelian. Proses ini berlaku apabila perusahaan
pembelian barang yang tergambar dalam decision
akan membeli barang baru.
tree pada gambar 7. Selain itu pemilik juga akan
Setelah menentukan barang yang akan
menentukan barang baru yang akan dibeli dengan
dibeli, perusahaan akan membuat kategori
data pembelian, data penjualan dan data stok
pemasok. Proses membuat kategori pemasok
barang. Apabila barang baru yang akan dibeli
merupakan proses menentukan pemasok ketika
memenuhi kriteria perusahaan, maka barang
barang yang akan dibeli sudah ditentukan. Tujuan
tersebut akan dimasukan ke dalam kategori barang
dari proses ini yaitu mencari pemasok baru yang
perusahaan.

50
DOI :

Gambar 20 Decision Tree Memilih Barang Baru

Gambar 23. Level 1 Proses Pembelian Barang

Gambar 10 menjelaskan Level 1 Proses


Pembelian Barang. Ketika terdapat permintaan
pembelian barang, divisi pembelian akan
menerima purchase requisition dari divisi
penjualan dan gudang. Purchase requisition akan
dicek dengan data stok barang untuk mengetahui
kebutuhan barang yang sudah mulai habis. Setelah
Gambar 21. Pengkategorian pemasok
mengetahui rincian barang yang akan dibeli,
Gambar 8 menjelaskan secara rinci proses pemilik Bersama divisi pembelian akan
pengkategorian pemasok. Setelah melakukan menentukan pemasok dengan bantuan data
pengkategorian barang, divisi pembelian akan kategori pemasok dan data kategori barang.
mencari informasi pemasok dan menyesuaikannya Kemudian pemilik akan melakukan negosiasi
dengan kriteria-kriteria transaksi perusahaan. dengan pemasok terkait harga barang yang akan
Gambar 9 merupakan decision tree mencari dibeli. Setelah tejadi kesepakatan harga, divisi
pemasok baru. Apabila sesuai dengan kriteria pembelian akan membuat purchase order dan
yang ada maka data pemasok tersebut akan mengirimkannya ke divisi kas untuk memeriksa
dimasukkan ke dalam kategori pemasok ketersediaan dana untuk melakukan pembelian.
perusahaan. Apabila dana tersedia, purchase order akan
langsung dikirimkan ke pemasok dan apabila dana
tidak tersedia maka divisi pembelian akan
memberikan opsi sistem pre-order barang ke
divisi penjualan dan divisi kas.

Gambar 22 Decision Tree Memilih Pemasok Baru

51
DOI :

order. Setelah itu barang akan dicek sesuai dengan


purchase order. Kriteria yang harus dicek yaitu
jumlah, kondisi, dan spesifikasi barang seperti
tergambar dalam decision tree pada gambar 13.
Apabila barang sudah dicek dan sesuai kriteria
yang ada dalam purchase order, maka staff
penerimaan akan menyetujui surat jalan pemasok
dan melakukan update stok barang. Namun jika
barang tidak sesuai dengan purchase order maka
divisi penerimaan akan melapor ke divisi
pembelian untuk dilakukan komplain dan
pereturan barang ke pemasok.

Gambar 24. Level 1 Proses Pembelian Barang dengan Sistem


Pre-Order

Gambar 11 menjelaskan secara rinci


proses pembelian barang dengan sistem pre-order.
Divisi pembelian akan mengeluarkan daftar
barang pre-order yang akan dikirimkan ke divisi
penjualan untuk menawarkan barang pre-order ke
konsumen. Setelah divisi penjualan menawarkan
daftar barang pre-order ke konsumen, divisi kas
akan menagih pembayaran penjualan ke
konsumen. Data penjualan barang pre-order
Gambar 26. Decision Tree Kontrol Kualitas
dibuat dalam bentuk purchase requisition pre-
order lalu dikirimkan ke divisi pembelian. Divisi Rancangan Tampilan
pembelian akan membuat purchase order Berikut ini merupakan rancangan
berdasarkan purchase requisition yang sudah tampilan untuk purchase order, daftar stok barang,
diterima dan mengirimkannya ke pemasok. kategori barang, dan kategori pemasok.

Tampilan Purchase Order

Gambar 25. Level 1 Proses Kontrol Kualitas Penerimaan


Barang

Gambar 12 menggambarkan proses


kontrol kualitas penerimaan barang. Ketika
barang dari pemasok diterima oleh divisi Gambar 27. Tampilan Purchase Order
penerimaan, divisi penerimaan akan mengecek
kesesuaian surat jalan pemasok dengan purchase

52
DOI :

Tampilan form purchase order digunakan 2. Penerimaan menunjukkan jumlah barang yang
untuk membeli barang. Staff akan mengisi form diterima di bulan tercantum. Kolom
purchase order berdasarkan purchase requisition. penerimaan akan terisi sendiri saat staf
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk penerimaan melakukan update stok barang
mengisi purchase order adalah sebagai berikut. 3. Penjualan menunjukkan jumlah barang yang
1. Tekan “new” untuk membuka lembaran terjual di bulan tercantum. Kolom penjualan
purchase order yang baru. akan otomatis terisi saat terdapat pembuatan
2. Isi kolom tanggal pemesanan. faktur penjualan oleh divisi kas.
3. Nomor purchase order akan otomatis terisi. 4. Stok akhir menunjukkan jumlah stok akhir
4. Isi kolom alamat pengiriman. barang di bulan tercantum.
5. Isi kolom nama pemasok 5. Sedang order menunjukkan jumlah barang
6. Isi kolom tanggal pengiriman. yang sedang dalam proses pemesanan.
7. Isi kolom nama barang. 6. Status menunjukkan tindakan yang harus
8. Isi kolom warna barang. dilakukan oleh divisi pembelian. Apabila stok
9. Isi kolom jumlah satuan barang tergolong rendah maka akan muncul
10. Kolom harga satuan akan otomatis terisi. “Perlu ditambah” pada status barang tersebut.
11. Kolom total akan otomatis terisi.
12. Kolom total pembelian akan otomatis terisi. Tampilan Kategori Barang
13. Isi kolom biaya pengiriman.
14. Kolom total pembayaran akan otomatis terisi.
15. Tekan tombol “save” untuk menyimpan data.
16. Tekan tombol “save” untuk mencetak
dokumen purchase order.

Tampilan Stok Barang


Untuk mengetahui persediaan barang,
staff gudang atau manajer dapat melihat tampilan
stok barang. Setelah menekan tombol menu
persediaan barang akan muncul tampilan sebagai
berikut,
Gambar 29. Tampilan Kategori Barang

Gambar 16 menjelaskan rincian tampilan


kategori barang. Tampilan kategori barang
mempunyai manfaat ketika pemilik dan divisi
pembelian akan melakukan pembelian barang.
Manfaat tersebut antara lain untuk menentukan
barang apa yang akan dibeli mulai dari kode
barang, nama barang, merk barang, model, warna
barang, fitur barang, harga beli barang, harga jual
, pemasok dan juga klasifikasi. Yang perlu
diperhatikan dalam tampilan ini yaitu pada bagian
Gambar 28. Tampilan stok barang klasifikasi. Klasifikasi barang dapat membantu
manajer atau pemilik perusahaan dalam
Penjelasan gambar 15 adalah sebagai mengetahui prioritas barang yang akan dibeli.
berikut. Klasifikasi akan menampilkan angka “1” sampai
1. Stok awal menunjukkan jumlah stok awal “3”. Angka “1” berarti menunjukkan jumlah
barang di bulan tercantum. penjualan barang tersebut sedang tinggi
dibandingkan barang lain, angka “2” menujukkan

53
DOI :

jumlah penjualan barang sedang, dan angka “3” membuat keputusan dalam memilih pemasok.
menunjukkan jumlah penjualan barang rendah. Tampilan DSS yang dibuat peneliti terdiri dari
Klasifikasi barang ini dapat berubah sesuai dua macam yaitu DSS untuk pembelian barang,
dengan tren penjualan pada bulan tertentu. dan DSS untuk memilih pemasok. Berikut
tampilan DSS yang diusulkan.
Tampilan Kategori Pemasok

Gambar 30. Tampilan Kategori Pemasok

Gambar 17 menjelaskan secara rinci


tampilan kategori pemasok. Tampilan kategori
pemasok mempunyai manfaat dalam menentukan
pemasok ketika akan membeli barang. Pemilik
dapat melihat daftar nama pemasok, alamat
pemasok, merk barang yang ditawarkan pemasok,
daftar barang pemasok, jumlah transaksi yang
sudah dilakukan dengan pemasok, jumlah
transaksi yang sukses, jumlah barang yang diretur, Gambar 31. Tampilan Pengguna DSS Pembelian

dan klasifikasi pemasok.


Gambar 18 menjelaskan Tampilan DSS
Yang perlu diperhatikan dalam tampilan
pembelian, tampilan ini bersumber dari data stok
kategori pemasok ini adalah kolom jumlah
barang dan kategori pemasok. Dalam menentukan
transaksi (1), jumlah transaksi sukses (2), jumlah
pengambilan keputusan pembelian barang,
transaksi yang diretur(3) dan klasifikasi (4).
pengguna dapat melihat dari jumlah pembelian
Kolom-kolom tersebut dapat membantu
barang, jumlah penjualan barang, stok akhir
perusahaan dalam menentukan pemasok mana
barang atau klasifikasi barang. Untuk
yang memiliki jumlah transaksi terbanyak, jumlah
memudahkan pengguna, tersedia juga grafik yang
transaksi yang sukses, jumlah transaksi yang
menampilkan persentase pembelian barang,
diretur, dan klasifikasi. Klasifikasi pemasok
perbandingan pembelian dan penjualan di bulan
menunjukkan semakin tinggi angka klasifikasi,
tertentu, dan perbandingan pembelian dan
menjadikan pemasok tersebut lebih terpercaya
penjualan selama setahun.
untuk membeli barang ke pemasok tersebut.
Dalam tampilan ini yang perlu
diperhatikan yaitu pada klasifikasi barang dan
Tampilan DSS Dashboard
stok akhir. Penentuan pembelian barang akan
Peneliti membuat rancangan tampilan
melihat terlebih dahulu stok akhir persediaan
DSS untuk manajer pembelian atau pemilik
barang namun mempertimbangkan juga klasifikasi
perusahaan. Tampilan DSS ini bertujuan untuk
barang. Klasifikasi barang menunjukkan tren
memudahkan manajer atau pemilik untuk
penjualan barang tersebut terjual dalam periode
membuat keputusan pembelian barang dan

54
DOI :

tersebut. Apabila stok barang tersebut sedikit Tanggapan Pemilik


namun klasifikasi barangnya tinggi, maka tingkat Setelah rancangan proses bisnis dan
prioritas pembelian barang tersebut tinggi dan jika tampilan DSS dashboard diperlihatkan kepada
stok barang tersebut sedikit namun klasifikasi pemilik, pemilik menyetujui rancangan proses
barang rendah maka tingkat prioritas pembelian bisnis dan tampilan DSS pembelian yang telah
barang menjadi rendah. peneliti buat. Menurut pemilik, tampilan DSS
Tampilan ini diharapkan berguna bagi dashboard sangat mempermudah pemilik dalam
manajer pembelian khususnya pemilik perusahaan menganalisa kebutuhan pembelian barang selain
untuk memudahkan mereka dalam mengambil itu pengambilan keputusan pembelian barang
keputusan pembelian karena dengan tampilan ini menjadi lebih akurat dan tepat. Namun pemilik
mereka dapat mengetahui jumlah pembelian dan menambahkan agar dalam DSS dashboard ini
penjualan barang dalam periode tertentu. terdapat tampilan ketersediaan dana untuk
memudahkan pemilik dalam melihat dana yang
akan dialokasikan untuk kegiatan pembelian.

KESIMPULAN

Kesimpulan atas penelitian ini yaitu PT S


dihadapi permasalahan bisnis secara eksternal
maupun internal. Peneliti menganalisis kondisi
permasalahan eksternal dengan menggunakan
analisis Porter’s Five Forces. Sedangkan untuk
menganalisis kondisi permasalahan internal,
peneliti menggunakan analisis SWOT sekaligus
Gambar 32. Tampilan DSS Pemasok untuk merancang strategi dalam bentuk usulan
proses bisnis. Usulan proses bisnis tersebut
Gambar 19 menunjukkan tampilan
menghasilkan sistem informasi management
pengguna pemasok barang. Tampilan ini berasal
control system untuk menjawab solusi bisnis yang
dari kategori pemasok. Dalam menentukan
dibutuhkan. Permasalahan dan solusi
pengambilan keputusan pemasok barang,
permasalahan tersebut dijelaskan dengan bantuan
pengguna dapat melihat 3 indikator yang
alat yang disebut diagram Laudon.
ditampilkan yaitu berdasarkan jumlah transaksi
Dalam menajabarkan kebutuhan data
pembelian, jumlah transaksi yang sukses, atau
untuk usulan proses bisnis tersebut, peneliti
jumlah transaksi yang diretur. Untuk
menggunakan business challenge bundle untuk
mempermudah pengguna, pengguna dapat melihat
memetakan kebutuhan apa saja yang harus
grafik perbandingan ketiga indikator tersebut.
dipenuhi perusahaan dalam mewujudkan usulan
Dalam tampilan ini yang perlu diperhatikan yaitu
proses bisnis tersebut. Proses bisnis yang ada akan
pada klasifikasi pemasok. Klasifikasi pemasok
menciptakan peningkatan pengambilan keputusan
mencerminkan tingkat prioritas dalam memilih
pembelian sehingga menjadikan bisnis perusahaan
pemasok karena klasifikasi pemasok merupakan
saat ini dapat bertahan.
tampilan dari sistem yang menggabungkan ketiga
Setelah mengetahui kebutuhan data yang
indikator.
dibutuhkan, usulan proses bisnis dijabarkan
Tampilan pengguna pemasok barang
dengan menggunakan BPMN. Usulan proses
diharapkan dapat mempermudah manajer atau
bisnis terdiri dari lima aktifitas utama yaitu
pemilik perusahaan dalam mengambil keputusan
melakukan pengkategorian barang, melakukan
dalam memilih pemasok.
pengkategorian pemasok, melakukan proses
pembelian, melakukan sistem pre-order, dan
melakukan kontrol kualitas. Data yang dihasilkan

55
DOI :

dari BPMN kemudian diolah agar menghasilkan Cses (20th ed). New York: McGraw
tampilan pengguna dan tampilan pengguna Hill/Irwin.
decision support system yang berguna bagi Tsang, S., Ben, K., Kevin, Y. Y., Wai, H. S., &
pemilik untuk meningkatkan pengambilan Sau, D. L. (2009). Decision Tree for
keputusan pembelian. Uncertain Data. IEE Computer Society.
Yin, R. K. (2011). Qualitative Research from
DAFTAR PUSTAKA Start to Finish. London: The Guilford
Press.
Berman, B., & Evan, J. (2007). Retail
Manajemen. New Jersey: Pearson
Pretince Hall.
Gunawan, A. (2012). Information access for
SME's in Indonesia: A study on the
business performance of garment
manufacturers (Doctoral thesis, Tilburg
University). Tilburg: TICC Ph.D.Series
24.
Horngern, C. T., Datar, S. M., Foster, G., Raian,
M., & Ittner, C. (2009). Cost Accounting
a Managerial Emphasis Vol 12th. New
Jersey: Pretince Hall.
Horngern, C. T., Sundem, G. L., & Stratton, W.
O. (2011). System Analysis and Design
(Vol 8th). New Jersey: Pearson.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2018).
Management Information Systems:
Managing the Digital Firm (15th ed.).
Pearson.
Levy, M., & Weitz, B. A. (2012). Retailing
Management. New York: McGraw
Hill/Irwin.
Obrien, J. A. (2010). Introduction to Information
System 15th edition. New York: McGraw
Hil/Irwin.
Porter, M. E. (1980). Competitive Strategy. New
York: Free Press.
Shneiderman, B., & Plasant, C. (2005). Designing
User Interface. United States of America:
Pearson Education Inc.
Suadi, A. (2001). Sistem Pengendalian
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. (2014). Model Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Thompson, A., Petraf, M., Gamble, J., &
Strickland III, A. (2016). Crafting and
Excuting Strategy: The Quest For
Competitive Advantage, Concept and

56
DOI :

GREEN STRATEGY PERUSAHAAN PLASTIK DALAM MENGHADAPI


REGULASI PEMERINTAH
Theresia Gunawan1, Michael Alexander Ferdhian2
1,2
Program Studi Administrasi Bisnis, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
1
theresia@unpar.ac.id,
2
michaelalexanderf21@gmail.com

ABSTRAK

Industri kemasan plastik sebagai salah satu industri yang sedang berkembang di Indonesia sedang menghadapi
tantangan dari sisi peraturan pemerintah. Meskipun permintaan untuk produk kemasan plastik masih sangat
menjanjikan, namun berbagai upaya berkelanjutan dari pemerintah untuk mengurangi dan bahkan melarang
penggunaan kemasan plastik, tentunya akan sangat berpengaruh kepada permintaan akan produk plastik dimasa
yang akan datang. Oleh karena itu, industri kemasan plastik perlu memiliki strategi yang tepat untuk mengatasi
tantangan ini agar dapat terus bertahan. Dalam penelitian ini, penulis menyajikan analisis green strategy untuk PT
DHI dalam menghadapi ancaman ini. Berdasarkan tinjauan literatur, pengamatan, dan wawancara, ada 15% -46%
pelanggan potensial yang lebih memilih produk ramah lingkungan. Berdasarkan analisa berbagai faktor internal dan
eksternal, penulis menyarankan PT. DHI untuk mengembangkan strategi diversifikasi green product, yaitu dengan
mengembangkan produk kantong plastik ramah lingkungan. Diperkirakan, jumlah pelanggan yang sadar akan
produk ramah lingkungan akan terus meningkat dimasa yang akan datang.
Kata kunci: Green Strategy, Green Consumer, Matrix SWOT, Industri Plastik

ABSTRACT

The plastic packaging industry, as one of the expanding industries in Indonesia, has faced significant
challenges from the government regulations. Although the demand for the product is still promising, however, there
have been various on-going efforts to reduce or even ban plastic packaging usages, which eventually affects the
industry's market. The plastic packaging industry should have an appropriate strategy to cope with these challenges
and enables them to survive. Therefore, in this paper, the authors present the analysis of a proper green strategy
for PT DHI in facing policy pressures from the government. The authors' analysis indicated that based on literature
reviews, observations, and interviews, there are 15%-46% potential customers that may choose green products over
traditional products. Based on various internal and external factors as well as SWOT analysis, the authors proposed
PT. DHI to adopt the green product diversification strategy by developing environmentally and friendly plastic bag
products in addition to the existing products for these potential green product aware customers.
Keywords: Green Strategy, Green Consumer, Matrix SWOT, Plastic Industry

PENDAHULUAN Industri Plastik Indonesia (Inaplas) memperkirakan


industri plastik secara rata-rata akan tetap
Industri plastik merupakan salah satu bertumbuh sekitar 6% per tahun hingga 2030.
penggerak perekonomian di Indonesia. Sekretaris Jenderal Inaplas, Fajar
Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Budiyono mengatakan bahwa produksi plastik
Nasional (RIPIN), Kemenperin menyatakan bahwa dalam negeri akan tumbuh 5,2% pada tahun 2019,
industri kemasan plastik berperan penting dalam dimana salah satu pendorong pertumbuhannya
rantai pasok bagi sektor-sektor strategis seperti adalah pertumbuhan industri makanan dan
makanan dan minuman, farmasi, kosmetika, dan minuman sebesar 8,9%. Berdasar data Inaplas,
elektronika. Kemenperin mencatat ada 925 kebutuhan plastik nasional akan mencapai 5.290
perusahaan di Indonesia yang memproduksi metrik ton pada 2020. Adapun, angka tersebut
berbagai macam produk plastik yang menyerap akan meningkat 30,92% pada 2025 menjadi 6.986
37.327 orang tenaga kerja dan memiliki metrik ton (Arif, 2019, Maret 25). Dengan
kesanggupan produksi sebesar 4,68 juta ton per demikian, kebutuhan masyarakat akan plastik dan
tahun. (Kemenperin, 2017, Februari 6). Asosiasi
57
DOI :

produk olahan plastik akan terus mengalami Angka-angka klasifikasi konsumen tersebut
peningkatan sepanjang waktu. menunjukkan bahwa ada sekitar 15% dan 46% dari
keseluruhan pasar konsumen dapat berpeluang
Green Consumer menjadi green consumers. Tren sosial, budaya dan
Yang menjadi pertimbangan perusahaan ekonomi dapat mendorong ukuran target pasar ini
berikutnya adalah apakah ada sejumlah konsumen untuk bertumbuh. Pendidikan masyarakat yang
yang bersedia untuk membeli green product? semakin tinggi akan mendorong kesadaran mereka
Konsumen yang bersedia membeli green product tentang hidup lebih berkualitas dan hidup sehat
seringkali disebut dengan green consumer yaitu sehingga mereka akan lebih memperhatikan
konsumen yang mau membeli produk-produk yang kualitas lingkungan.
diproduksi secara bertanggung-jawab dan mau Berdasarkan survey yang dilakukan oleh
menjaga alam dan lingkungan. Menurut hasil Global Web Index melalui Internet, persentase
survei yang dilakukan oleh Roper (2002), dalam konsumen menurut kelompok umur yang bersedia
Ginsberg dan Bloom (2004), konsumen dapat membayar lebih untuk produk ramah lingkungan
diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan dapat dilihat pada Gambar 1.
kepedulian terhadap lingkungan:
1. True Blue Greens (9%): Konsumen yang
memiliki nilai lingkungan yang kuat dan dalam
kesehariannya mereka secara aktif menghindari
dan menolak produk yang dibuat oleh
perusahaan yang tidak sadar lingkungan.
Mereka adalah para aktivis atau para pegiat
lingkungan. Gambar 1. Persentase Jumlah Konsumen yang
2. Greenback Greens (6%): Greenback berbeda Bersedia Membayar lebih untuk Produk yang
dari True Blues Greens karena konsumen tidak ramah Lingkungan.
secara khusus aktif dalam gerakan lingkungan Sumber: GlobalWebIndex Q2 (2018)
namun mereka lebih bersedia untuk membeli
produk ramah lingkungan daripada konsumen Dari sajian gambar 1 terlihat bahwa bukan
rata-rata. hanya generasi millennial saja yang bersedia untuk
3. Sprout (31%): Konsumen tipe ini percaya pada membeli produk ramah lingkungan, generasi X dan
teori lingkungan hidup namun cenderung tidak baby boomers pun semakin tinggi minatnya untuk
mempraktekkannya. Mereka enggan untuk membeli produk ramah lingkungan.
membeli green product jika harganya cukup Untuk green consumer di Indonesia,
tinggi dibanding non green product. Namun Berdasarkan riset yang dilakukan di kalangan
mereka dapat dibujuk untuk membeli green menengah atas di Kota Bandung, sekitar 70 %
product jika perusahaan memiliki strategi persen dari 500 responden berpersepsi bahwa
pemasaran yang tepat. mereka memiliki kepedulian atas perilaku hidup
4. Grouser (19%): Konsumen tipe ini cenderung yang sehat. Kalangan menegah atas ini memiliki
sangat minim edukasinya tentang masalah daya beli, pengetahuan, pendidikan yang cukup
lingkungan dan kurang percaya akan tinggi serta koneksi sosial yang luas membuat
kemampuan mereka untuk mempengaruhi kalangan ini merasa cukup mapan dan open
perubahan. Mereka percaya bahwa green minded terhadap kesehatan dan lingkungan
product harganya terlalu mahal dan tidak sekitarnya (Prasetyo et al. 2019). Penelitian lain di
kompetitif. Indonesia dilakukan oleh Widjojo dan Yudianto
5. Basic Browns (33%): Konsumen tipe ini (2015) terhadap 501 mahasiswa di kota-kota besar
biasanya terperangkap dalam masalah sehari- di Indonesia dan ditemukan bahwa mahasiswa
hari dan tidak peduli dengan isu lingkungan dan adalah calon green consumer yang potensial, baik
isu sosial. sebagai target pasar maupun menjadi pemasar

58
DOI :

green product di masa depan. Walaupun saat ini tawar menawar pembeli, dan kekuatan tawar
jumlah green consumer di Indonesia masih rendah menawar pemasok.
jumlahnya namun trendnya akan meningkat karena Menurut Porter (1985), value-chain
diperkirakan jumlah masyarakat kelas menengah di merupakan tool analisis strategi yang digunakan
Indonesia akan mencapai 85 juta jiwa pada tahun untuk memahami keunggulan kompetitif, yang
2020 (Mulyani, 2019). mencakup identifikasi peningkatan nilai
pelanggan, penurunan biaya operasional, dan
Strategi Bisnis hubungan perusahaan dengan pemasok, pelanggan,
Melihat potensi green consumer ini, sangat serta perusahaan lain dalam industri. Terdapat 2
bijak bagi perusahaan untuk mulai memikirkan aktivitas dalam value chain yaitu aktivitas utama
green strategy dalam bisnisnya agar dapat dan aktivitas pendukung.
menghadapi pergeseran trend di masyarakat dan Analisis SWOT dilakukan dengan cara
berhasil meraih pasar tersebut. Untuk itu mengidentifikasi berbagai lingkungan, baik
perusahaan dapat mempertimbangkan dan lingkungan internal perusahaan yang berupa
mengintegrasikan green strategy menjadi bagian kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam
dari strategi bisnisnya. melakukan persaingan maupun lingkungan
Searah dengan perkembangannya, eksternal yang berupa peluang dan ancaman yang
pengertian strategi saat ini lebih cenderung mempengaruhi perusahaan.
mengarah kepada dunia manajemen bisnis, Matriks SWOT merupakan alat yang
diantaranya adalah pengertian strategi menurut dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis
Glueck dan Jauch (1990): perusahaan. Matriks ini menggambarkan secara
“Strategi adalah rencana yang disatukan, jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
keunggulkan strategi perusahaan dengan tantangan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang
lingkungan dan yang dirancang umtuk memastikan dimilikinya. Matriks ini menghasilkan 4 jenis
bahwa tujuan utama utama perusahaan dapat kemungkinan alternatif strategi: SO (Strength-
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh Opportunity), WO (Weakness-Opportunity), ST
perusahaan”. (Strength-Threat), WT (Weakness-Threat)
Strategi bisnis yang baik adalah strategi (Rangkuti, 2012).
yang diambil dengan memperhatikan perubahan
lingkungannya. Dalam upaya untuk pencapaian METODE PENELITIAN
tujuan tersebut, maka perusahaan harus
Penelitian dilakukan pada tahun 2019
memperhatikan aspek lingkungan internal dan
selama 3 bulan di PT. DHI dengan menggunakan
eksternalnya.
metode penelitian kualitatif. Pengambilan data
Analisis lingkungan eksternal mencakup
dilakukan melalui wawancara dan observasi
seluruh faktor di luar internal perusahaan yang
lapangan. Wawancara dilakukan dengan metode
dapat menyebabkan peluang maupun ancaman
semi terstruktur kepada Manager Operasional PT.
bagi perusahaan. Lingkup analisis lingkungan
DHI untuk mendapatkan informasi terkait dengan
eksternal terbagi menjadi 2 yaitu analisis
kondisi lingkungan internal dan eksternal
lingkungan umum dan analisis lingkungan industri.
perusahaan serta penilaian SWOT perusahaan.
Analisis lingkungan umum dapat dilakukan dengan
Sedangkan observasi dilakukan secara langsung ke
melihat dari beberapa aspek seperti aspek Sosial,
pabrik PT DHI di Komplek Industri Gedebage
Ekonomi, Teknologi, Pemerintah dan Lingkungan.
untuk melihat bagaimana proses produksi yang
Sedangkan analisis lingkungan industri dapat
dilakukan oleh perusahaan dan teknologi apa saja
menggunakan analisis Five Forces Model dari
yang sudah dimiliki oleh perusahaan saat ini. Data
Porter (1985) yaitu: ancaman pendatang baru
yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan
potensial, persaingan antara perusahaan yang telah
menggunakan matriks SWOT.
ada, tekanan dari produk pengganti, kekuatan
59
DOI :

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN hingga pemilik distro pakaian yang tersebar di
seluruh penjuru kota Bandung. Banyaknya pelaku
Pertama-tama akan dibahas terlebih dahulu UMKM ini tentunya membutuhkan kantung plastik
analisis eksternal perusahaan yang meliputi dalam jumlah besar.
analisis lingkungan umum dan lingkungan industri Dilihat dari aspek ekonomi, menurut
menurut Porter. Selanjutnya akan dibahas analisis Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
internal perusahaan yang diawali dengan paparan (PPN), Bambang Brodjonegoro prediksi
singkat tentang visi, misi, dan strategi perusahaan. pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar
Setelah itu dilakukan analisis rantai pasok untuk 5,07% pada tahun 2019, terdapat banyak faktor
menganalisa kegiatan perusahaan. Analisis yang mendorong meningkatnya ekonomi, salah
lingkungan eksternal dan internal tersebut satunya ialah momen puasa dan lebaran yang
kemudian diolah menjadi matriks SWOT. mendongkrak konsumsi masyarakat. Momen
Berdasarkan hasil SWOT dihasilkan rekomendasi Lebaran adalah siklus bisnis tahunan di Indonesia
strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan. dimana masyarakat pada umumnya membeli
barang-barang baru dan berbagai macam makanan
Analisis Eksternal untuk merayakan hari Lebaran. Hal ini tentunya
Lingkungan eksternal merupakan disamping meningkatkan penjualan diindustri
lingkungan di luar organisasi yang sifatnya makanan dan pakaian, juga menyebabkan
kompleks, dinamis dan global. Terkadang, peningkatan permintaan di industri kantong plastik.
beberapa perusahaan mengalami kesulitan untuk INAPLAS memperkirakan pertumbuhan konsumsi
menghadapi lingkungan tersebut. Meskipun plastik pada tahun 2020 bisa mencapai 6,2 juta ton
demikian, lingkungan eksternal harus dianalisis atau naik 5% dibandingkan 2019. Komsumsi
agar dapat diketahui ancaman dan peluang yang plastik yang terbesar adalah untuk kebutuhan
akan dihadapi, sehingga perusahaan dapat kantung belanja plastik yang fleksibel, kemasan
memanfaatkan kemungkinan terbaik dan mencegah produk yakni sebesar 60%. Tercatat juga bahwa
kemungkinan terburuk. Ada dua metode analisis konsumsi plastik terbesar saat ini di Jawa Barat
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis 40%, sedangkan Jawa Tengah dan Jawa Timur
General Environment untuk lingkungan makro dan total 50% dan sisanya 10% tersebar di berbagai
analisis Lima kekuatan Porter untuk lingkungan daerah di Sumatera dan pulau lainnya (Bisnis,
mikro. 2020).
Perkembangan teknologi dari waktu ke
Analisis Lingkungan Umum (General waktu mengharuskan perusahaan untuk beradaptasi
Environment) dan mengikuti perkembangan agar dapat terus
Analisis lingkungan umum adalah sebuah bersaing dengan kompetitor lainnya. Teknologi
metode yang memberikan manfaat dalam yang digunakan dapat berpengaruh bagi
meringkas kondisi lingkungan eksternal dari perusahaan terutama dalam hal efisiensi waktu
operasi bisnis. Lingkungan umum melingkupi dalam kegiatan produksi. Dengan adanya
aspek sosial, ekonomi, pemerintah, teknologi dan teknologi, kegiatan produksi dan operasional
lingkungan. perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan
Dilihat dari aspek sosial, Kota Bandung efisien. Oleh karena itu perusahaan harus dapat
merupakan salah satu kota yang memiliki banyak mengikuti kemajuan teknologi mesin yang
pelaku UMKM. Kepala Dinas Koperasi UMKM dibutuhkan untuk memproduksi plastik.
kota Bandung mengatakan bahwa Kota Bandung Selain itu, perusahaan juga harus
memiliki 300 ribu UMKM berdasarkan data yang memperhatikan hasil-hasil riset Biotechnology
diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota yang dapat menghasilkan alternatif kantung plastik
Bandung. UMKM yang ada di Kota Bandung dengan bahan dasar alam. Beberapa riset yang
terbilang bervariasi, dari pedagang kaki lima, telah dilakukan adalah pembuatan kantong kresek
pedagang makanan, pedagang casing handphone, yang ramah lingkungan dari bahan dasar seperti

60
DOI :

singkong, tepung tapioka, rumput laut, menyukai kepraktisan dalam berbelanja makanan
nanocellulose, kayu, susu sapi yang di ekstraksi, dan minuman secara online (Kompas, 2018,
jamur dan cangkang arthropoda.. Agustus 19).
Dalam dunia bisnis, pemerintah memiliki Mengingat dampak sampah plastik ini
peran penting dalam membuat kebijakan-kebijakan sangat signifikan, muncullah berbagai inisiatif
yang berfungsi untuk mengatur para pelaku usaha. gerakan-gerakan masyarakat yang sadar dengan
Kebijakan-kebijakan tersebut sejatinya untuk lingkungan seperti misalnya Greenpeace
melindungi perusahaan dan juga masyarakat agar Indonesia, Kangpisman, Gerakan diet Kantong
tidak ada yang dirugikan. Faktor pemerintah plastik, No Straw Movement dan lain sebagainya
memang sangat mempengaruhi kebijakan yang yang mendukung pengurangan penggunaan
dibuat oleh perusahaan. Sebagai contoh, plastik. Bahkan pemerintah sudah menargetkan
pengurangan penggunaan plastik yang telah pengurangan dalam penggunaan sampah plastik
digaungkan diawal tahun 2019 oleh beberapa hingga 70 % pada tahun 2018- 2025 yang
pemerintah daerah, sangat berdampak terhadap dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional
industri-industri plastik. Kota Bandung pun sudah Penanganan Sampah Laut 2018-2025 (Peraturan
ikut melakukan upaya pengurangan penggunaan Presiden, no 83 tahun 2018).
plastik dengan terbitnya Peraturan Daerah Kota
Bandung nomor 17 Tahun 2012 tentang Analisis Lingkungan Industri (Five Forces
pengurangan kantong plastik. Hal ini sangat Model by Porter)
berdampak terhadap industri-industri plastik di
Kota Bandung dan membuat resah pemilik Persaingan antara perusahaan yang telah ada.
perusahaan maupun karyawan. Sejatinya, peraturan Kementrian Perindustrian Republik
tersebut dibuat untuk kebaikan lingkungan. Akan Indonesia (2020) mencatat ada sekitar 191
tetapi, jika tidak diberi jalan keluar maka tentu hal perusahaan yang bergerak di industri plastik di
itu akan menjadi masalah baru, mengingat Jawa Barat. Tentunya dengan semakin banyaknya
banyaknya pelaku bisnis di industri plastik ini. jumlah pesaing dengan produk dan harga serupa,
Dari aspek lingkungan, hasil penelitian semakin tinggi pula tingkat persaingannya. Hal ini
Jenna Jambeck dari University of Georgia yang biasanya ditentukan oleh beberapa faktor
dipublikasikan di Jurnal Science tahun 2015, diantaranya adalah perbedaan kualitas, loyalitas
menunjukkan bahwa Indonesia menduduki pelanggan, diferensiasi produk, dan lain
peringkat dua dalam melakukan pencemaran sebagainya. Persaingan dalam industri plastik
sampah plastik dari 192 negara. Adapun urutan sangat tinggi karena produk-produk yang terdapat
lima besar adalah: Tiongkok, Indonesia, Filipina, di pasaran pada dasarnya memiliki kesamaan.
Vietnam dan Srilanka. Sampah plastik ini dapat Sehingga para kompetitor pun bersaing dengan
mempengaruhi kesehatan manusia karena dapat memberikan tarif yang lebih rendah dibandingkan
masuk ke dalam rantai pasok makanan. Sampah kompetitor. Akan tetapi, dengan menekan harga
plastik yang hanyut ke laut akan dianggap sebagai jual produk, maka hal itu akan berpengaruh juga
makanan oleh ikan-ikan di laut. Ketika ikan-ikan terhadap kualitas produk. Maka dari itu,
dilaut memakan sampah plastik artinya mereka persaingan harga pun menjadi ketat jika kualitas
memakan racun dan ketika manusia memakan dan jenis produk yang diberikan sama dengan
ikan-ikan tersebut, maka kesehatan manusia pun kompetitor. Untuk kondisi saat ini belum banyak
akan ikut terganggu. kompetitor yang bermain di ranah plastik yang
Setiap tahunnya, sampah plastik yang ramah lingkungan.
dihasilkan di Indonesia mencapai 64 juta ton per
tahun, dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan Ancaman Pendatang baru
sampah plastik yang di buang ke laut. Diperkirakan Industri plastik terutama pada produksi
jumlah plastik ini akan terus meningkat seiring plastik sekali pakai merupakan industri yang
dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang memiliki pangsa pasar yang sangat luas untuk
61
DOI :

Indonesia. Di Kota Bandung sendiri terdapat bisnis yang diterapkan oleh PT DHI ialah Business
banyak pabrik-pabrik plastik yang memproduksi to Costumer (B2C). PT. DHI memasarkan produk-
plastik sejenis. Sehingga mereka berlomba-lomba produknya di toko online store seperti Tokopedia,
untuk mendapatkan pangsa pasar di Kota Bandung. Bukalapak, Lazada, dan online store lainnya.
Akan tetapi, dibutuhkan modal yang cukup besar Selain itu, PT DHI juga sudah melakukan model
serta lahan yang cukup luas untuk membangun bisnis Business to Business (B2B) dengan
satu pabrik plastik. Untuk membangun satu pabrik konsumennya adalah toko-toko plastik yang di
plastik dibutuhkan setidaknya 2 hingga 3 miliar Kota Bandung dan sekitarnya.
rupiah untuk pembelian mesin dan beserta Kekuatan tawar menawar dalam B2C
kebutuhan instalasi listrik. Biaya tersebut juga tergolong sedang karena tingkat permintaan dari
belum termasuk biaya bahan baku. Maka dari itu, masyarakat cukup tinggi. Berbeda dengan B2C,
untuk pendatang baru akan sangat sulit masuk ke kekuatan tawar menawar B2B sangat tinggi
dalam industri plastik sehingga ancaman dikarenakan banyaknya pesaing perusahaan lain
pendatang baru relatif rendah. yang berlomba-lomba menawarkan produk mereka
ke toko-toko plastik tersebut.
Ancaman produk pengganti
Untuk ancaman produk pengganti plastik Kekuatan tawar – menawar pemasok
sampai saat ini belum ada. Akan tetapi, Kekuatan dari tawar menawar pemasok
dikarenakan mulai banyaknya lingkungan yang dapat dikatakan sedang. Hal tersebut dikarenakan
tercemar akibat limbah plastik, hal ini mendorong harga biji plastik bergantung pada harga minyak
banyaknya pengurangan penggunaan produk bumi, sehingga harga biji plastik dipasaran
plastik. Beberapa industri mulai mencoba memiliki nilai yang serupa walaupun berbeda
menciptakan barang pengganti plastik dengan merk. Menurut manajer PT DHI, kualitas biji
plastik berbahan dasar singkong yang lebih ramah plastik bervariasi sesuai dengan merk. Salah satu
lingkungan. Akan tetapi, harga jual dari produk biji plastik yang paling banyak dipakai oleh
singkong akan jauh lebih mahal dibandingkan perusahaan plastik di Indonesia adalah Asrene.
dengan plastik pada umumnya. Serta kekuatan Akibatnya, harganya lebih mahal dibandingkan
yang dimiliki oleh plastik berbahan dasar singkong merk lainnya. (Ferdhian, 2019).
lebih lemah dibandingkan plastik pada umumnya.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya dalam Analisis Lingkungan Internal PT DHI
aspek teknologi, perusahaan juga dapat membuka Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan
alternatif untuk membuat kantong keresek yang Sebelum analisis internal lebih lanjut
berbahan dasar rumput laut, nanocellulose, bahan dilakukan, terlebih dahulu akan dipaparkan visi
dasar kayu, susu sapi yang di ekstraksi, jamur dan dan misi perusahaan yang akan menjadi tujuan
cangkang arthropoda. Alternatif dari kantong jangka panjang perusahaan dan pedoman bagi
plastik yang sudah banyak digunakan selama ini perusahaan dalam menjalankan usahanya. Visi
adalah kantong belanja kain dan kertas. Kedepan perusahaan adalah menjadi perusahaan plastik
pelarangan penggunaan kantong keresek plastik yang terdepan dan terpercaya dalam segi kualitas
akan semakin gencar, sehingga produk pengganti dan pelayanan terhadap konsumen. Misi
kantung kresek plastik akan semakin diminati dan perusahaan: menghasilkan plastik standar produksi
hal ini dapat menjadi ancaman yang serius bagi dan kualitas produk yang prima dengan layanan
keberlanjutan perusahaan. terbaik kepada konsumen, sumber daya manusia
yang terampil dan handal serta sistem informasi
Kekuatan tawar – menawar pembeli dan teknologi terkini dalam kegiatan produksi dan
Hasil wawancara dengan manajer PT DHI distribusi (Ferdhian, 2019).
menunjukkan bahwa produk HD Plong di pasaran Sedangkan strategi perusahaan adalah
Kota Bandung memiliki harga yang relatif serupa fokus pada segmen pasar yang menggunakan
dengan kualitas yang agak sedikit berbeda. Model plastik HD atau yang bernama lengkap HDPE

62
DOI :

(High-density Polyethylene). Produk PT DHI Operasi dan produksi


seringkali kita jumpai dalam kehidupan kita sehari- Dalam tahap ini, aktivitas yang dilakukan
hari seperti plastik kantong makanan, kantung adalah mentransformasi bahan baku menjadi
keresek, kantung sampah dan lain sebagainya. produk akhir. Bahan baku yang sudah terdapat
PT DHI memproduksi kantong belanja di gudang barang jadi, akan di campur dengan
plastik HD Plong (kantong belanja dengan lobang komposisi yang sudah dimiliki oleh kepala
tangan dan tanpa lipatan) yang dapat dicetak untuk gudang. Setelah campuran bahan baku ini
memberikan merek/ logo perusahaan pada plastik selesai, akan diletakan di dekat area mesin
tersebut. PT DHI selama ini memilih untuk fokus blowing. Mesin blowing akan memanaskan
terhadap pasar yang sudah ada dan meningkatkan bahan baku yang telah di campur dan kemudian
penjualan dengan mempertahankan kualitas produk meniupnya menjadi sebuah balon plastik, yang
dan layanan pengiriman yang telah dimiliki. kemudian akan ditarik oleh mesin roll sehingga
Perusahaan juga menyediakan kurang lebih 15 menjadi bentuk roll plastik. Roll plastik ini
pilihan warna bagi konsumen, dengan kualitas dan kemudian akan dipotong di divisi cutting.
harga terbaik yang sepadan, membuat pelanggan Setelah dipotong, roll plastik yang sudah
tetap konsisten melakukan pembelian ke PT. DHI. menjadi lembaran plastik akan di pond
Saat ini, produk-produk PT. DHI dapat ditemukan menggunakan mesin khusus. Setelah itu akan
dengan mudah di toko online store seperti dipacking kedalam kemasan yang di-seal agar
Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan online store terlihat rapih serta dimasukan kedalam karung
lainnya. Di toko plastik tradisional, produk REA sesuai ukuran dan warna.
ini dapat dengan mudah ditemukan di daerah Jl Jika stok di gudang kosong dan permintaan
Astana Anyar Kota Bandung. pasar masih belum terpenuhi, produksi PT DHI
Pemasaran yang dilakukan oleh PT DHI akan dilakukan penuh dalam 1 minggu, yang
dengan cara menawarkan produk kepada calon berarti tidak ada hari libur. Akan tetapi jika
konsumen melalui brosur dan WOM (words of permintaan sedang turun, maka produksi hanya
mouth). Penggunaan brosur sangat membantu PT dilakukan 6 hari kerja.
DHI dalam melakukan penetrasi pasar khususnya
wilayah diluar Kota Bandung. Dari sisi Logistik Keluaran (outbound logistic)
pengembangan produk, PT DHI membuat HD Aktivitas ini berhubungan dengan pengiriman
Plong Nopon (tanpa lubang pegangan tangan) yang barang jadi ke pelanggan. Pengiriman pada PT
sangat diminati oleh toko-toko online. DHI belum terstruktur secara sistematis.
Terlihat dari belum adanya aturan baku yang
Analisis rantai pasok mengatur pengiriman per area. Terlebih lagi
Analisis internal perusahaan dilakukan armada PT DHI yang terbilang masih belum
dengan analisis rantai pasokan (value chain) yang memadai.
meliputi aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Saat ini PT DHI memiliki 2 truk jenis
Engkle dan 1 mobil box jenis L300. Jika
Aktivitas Utama terdapat permintaan luar kota, PT DHI harus
Logistik Masukan (inbound logistic) bekerja sama dengan ekspedisi lain,, jika
Aktivitas ini berhubungan dengan penerimaan, permintaan sedang tinggi seperti momen
penyimpanan, dan penyebaran masukan (bahan lebaran, banyak barang tidak terkirim sesuai
baku). Dalam aktivitas ini, penerimaan bahan jadwal. Tentu hal ini menjadi nilai negatif bagi
baku akan diturunkan di lokasi yang sudah PT DHI dalam hal pengiriman.
disediakan. Sebelum dimasukan kedalam Pembelian bahan baku di PT DHI juga
gudang bahan baku, bahan baku yang dikirim sudah dilakukan secara terstruktur sehingga
dari supplier akan terlebih dahulu cek kondisi perusahaan dapat menghindari masalah
serta jumlah yang sesuai dengan permintaan PT terjadinya kehabisan stok bahan baku. Hal
DHI. serupa juga diterapkan dalam penyediaan stok
63
DOI :

barang jadi. Perusahaan juga belum Aktivitas Manajemen Umum


menemukan supplier bahan baku yang ramah
Aktivitas manajemen umum PT DHI terdiri
lingkungan.
dari perencanaan, pengorganisasian dan
pengawasan.
Pemasaran dan Penjualan
Perencanaan PT DHI biasanya dilakukan dalam
Aktivitas ini berhubungan dengan pemasaran
beberapa rapat antara direksi beserta manajer,
dan penjualan. Seperti yang sudah dibahas di
admin, dan kepala lapangan. Rapat ini biasanya
paragraf diatas, saat ini pemasaran yang
diadakan satu tahun sekali sebelum hari lebaran
dilakukan oleh PT DHI ialah melalui
tiba. Biasanya rapat ini mengevaluasi kinerja
pemasaran langsung, platform online,
perusahaan selama setahun dan kemudian
penggunaan brosur, dan WOM. Untuk saat ini
menyiapkan rencana untuk satu tahun kedepan.
pemasaran langsung masih sangat penting bagi
Selain rapat tahunan, terdapat juga rapat mingguan
PT DHI untuk menjangkau area Kota Bandung
yang membahas keadaan produksi dan pegawai
yang masih belum terjangkau.
dalam 1 minggu. Rapat ini berfungsi untuk
meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak
Layanan (Service)
diinginkan.
Aktivitas ini berhubungan dengan penyediaan
Pengorganisasian merupakan proses
layanan untuk meningkatkan pemeliharaan
menyusun atau merancang struktur organisasi yang
produk seperti pelatihan, perbaikan, dan
ada agar dapat berkerja dengan efektif diantara
perawatan. Dalam aktivias ini, layanan yang
divisi-divisi yang terdapat di PT DHI. Setiap divisi
baru diberikan oleh PT DHI adalah perbaikan
sudah terdapat job description dan job
dan perawatan mesin. Untuk perawatan mesin,
specification dimana setiap divisi dipimpin oleh
mesin-mesin ini selalu di maintenance setiap 6
kepala yang memiliki hak untuk mengawai para
hingga 8 bulan sekali. Jika terdapat kerusakan
pegawai.
pada mesin, maka PT DHI akan bergerak cepat
Pengawasan dilakukan untuk menjaga
dengan melakukan perbaikan. Sayangnya PT
suasana yang kondusif dalam operasi PT DHI. Para
DHI belum memberikan pelatihan khusus
kepala di lapangan memiliki peranan penting
kepada karyawannya dalam mengenal mesin-
dalam menjaga dan mengawasi kinerja serta
mesin yang terdapat di PT DHI. Selain layanan
aktivitas pegawai di lingkungan perusahaan. Selain
untuk menjaga kualitas mesin, PT DHI juga
itu, pengawasan juga dilakukan untuk menjaga
memiliki layanan konsumen yang menangani
kinerja pegawai sehingga menghasilkan produk
konsumen yang melakukan retur dengan sistem
plastik yang baik.
yang mudah.

Fungsi Keuangan
Aktivitas Pendukung
Meliputi infrastruktur perusahaan, PT DHI merupakan perusahaan yang
management sumber daya manusia, dan relatif baru dan tertutup, sehingga walaupun
pengembangan teknologi. laporan keuangannya masih sederhana namun
tidak dapat diakses oleh penulis. Namun
Infrastruktur perusahaan berdasarkan hasil wawancara dengan manajer PT
Infrastruktur perusahaan mencakup aktivitas DHI menunjukkan bahwa perusahaan tidak pernah
yang berhubungan dengan biaya serta aset yang memiliki masalah terkait keuangan. Selain itu,
berhubungan dengan manajemen umum dan sejauh ini PT DHI belum pernah terkena penipuan
keuangan, yaitu: dari berbagai pihak. Hal ini dikarenakan sebelum
melakukan kerja sama dengan konsumen, PT DHI
akan terlebih dahulu melakukan penilaian serta
pencatatan data konsumen terlebih dahulu.

64
DOI :

Manajemen Sumber Daya Manusia c. Persediaan bahan baku yang terjamin.


Manajemen Sumber Daya Manusia di PT DHI Dengan kerja sama yang baik dengan
masih sangat sederhana, dimana perusahaan supplier, ketersediaan bahan baku dari seri
masih belum memiliki tim khusus yang biji plastik hingga biji warna terjamin
mengatur mengenai SDM. Walaupun begitu, ketersediannya.
PT DHI sudah mulai membuat standard operasi d. PT DHI sudah memiliki pemasaran yang
pekerjaan (SOP) sesuai divisi yang ada. Selain online dan offline seperti: pemasaran
itu juga untuk penerimaan calon pegawai baru langsung, platform online, penggunaan
yang lebih terstuktur dimana, pegawai baru brosur, dan WOM
akan memasuki beberapa tahap sebelum dapat e. PT. DHI menerapkan manajemen risiko
benar-benar menjadi pegawai PT DHI. yang baik, karena PT DHI cukup selektif
dalam melakukan kerjasama.
Pengembangan Teknologi f. PT DHI memiliki sistem retur yang mudah
Di sisi pengembangan Teknologi, mesin-mesin untuk konsumen dan komunikasi langsung
yang digunakan oleh PT DHI sudah lebih dengan pelanggan.
modern, terlihat dari beberapa mesin yang
sudah menggunakan panel touch screen yang 2. Weakness (Kelemahan)
memudahkan operator dalam menggunakan a. Armada yang belum memadai
mesin. Walaupun begitu, dan belum ada tim Untuk saat ini PT DHI baru memiliki 3
khusus yang menangani riset dan armada pengiriman yang terdiri dari 2
pengembangan produk PT. DHI . Selain itu, mobil engkel dan 1 mobil Mitsubishi l300.
walaupun sudah memiliki mesin-mesin yang Sehingga pengiriman hanya dapat
berteknologi modern, PT DHI masih belum mencakup dalam kota Bandung saja.
memiliki sistem pencatatan yang berbasis b. Tingkat aval yang tinggi
computer. Masih banyak pencatatan dilakukan Dikarenakan menjaga ketersediaan stok
secara manual seperti pencatatan hasil produksi warna, dalam sehari PT DHI dapat
dan penggunaan bahan baku. Hal ini dapat memproduksi 8 warna dan hal tersebut
menyulitkan perusahaan karena ketidakakuratan membuat tingkat aval tinggi.
data antara data fisik barang dengan data c. Perbedaan area antara gudang produksi
dicatatan (Ferdhian, 2019). dan gudang barang jadi
Dikarenakan terbatasnya lahan gudang
Analisis SWOT produksi, maka gudang barang jadi berada
Untuk menganalisis SWOT Perusahaan, di area blok yang berbeda, sehingga
penulis menganalisis kekuatan dan kelemahan dibutuhkan tenaga lebih untuk mengirim
internal perusahaan serta peluang dan ancaman barang jadi dari gudang produksi ke
lingkungan eksternal perusahaan yang di rangkum gudang barang jadi.
dalam analisis berikut ini: d. Dari proses dalam value chain maupun
jenis produk yang dihasilkan, perusahaan
1. Strength (Kekuatan) belum memiliki berorientasi pada
a. Memiliki berbagai macam variasi warna penciptaan nilai tambah kepada lingkungan
dan jenis produk kantong keresek plastik. e. Sistem yang masih kurang memadai
b. PT DHI selalu menjaga ketersediaan stok Penggunaan program pada aktivitas PT DHI masih
di gudang barang jadi. Jika stok salah satu manual dan tradisional. Pencatatan masih
warna sangat tinggi permintaannya maka, menggunakan admin khusus secara manual
produksi akan dengan sigap mengganti sehingga tingkat kesalahan pun tinggi.
warna pada mesin blowing yang sedang
berjalan.

65
DOI :

3. Opportunities (Peluang) Teknologi yang


0,08 3 0.24
2 baru
a. Pangsa pasar yang luas
THREATS
Tingkat permintaan plastik yang
Pengurangan
diperkirakan terus bertumbuh seriring 1 0,22 1 0.22
kantong plastik
dengan sistem penjualan online yang Produk Substitusi
semakin meningkat sehingga delivery 2 yang ramah 0,14 1 0.14
lingkungan
produk dengan menggunakan kantong
Kompetitor dari
plastik diperkirakan akan terus 3 0,17 2 0.34
Luar Bandung
bertumbuh. TOTAL 1 2.5
b. Teknologi yang baru
Kemajuan teknologi dapat membantu
Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
PT DHI dalam mengikuti
No Indikator Bobot Rating Nilai
perkembangan mesin-mesin plastik
yang lebih efektif dan efisien. STRENGHT

1 Variasi Warna 0,08 3 0.24


4. Threat (Ancaman)
2 Produksi cepat 0,05 4 0.2
a. Kebijakan pengurangan kantong plastik
Persediaan bahan
merupakan ancaman terbesar bagi 3
baku
0,12 4 0.48
industri plastik di Indonesia. Sejak Memiliki
awal tahun 2019, Kota Bandung mulai 4 pemasaran online 0,16 3 0.48
dan offline
diberlakukan himbauan pengurangan Manajemen risiko
kantong plastik. 5 0.16 3 0.48
yang baik
b. Produk substitusi plastik 6
Sistem Retur yang
0,05 3 0.15
mudah
Banyaknya tekanan-tekanan untuk
WEAKNESS
mengurangi penggunaan produk
Armada belum
plastik, membuat banyak pihak mulai 1 0,07 2 0.14
memadai
mencari jalan alternative dengan Tingkat aval
2 0,11 1 0.11
menghadirkan produk plastik dengan tinggi
bahan dasar singkong, rumput laut, Perbedaan area
3 0,05 1 0.05
gudang
nanocellulose, bahan dasar kayu, susu Belum memiliki
sapi yang di ekstraksi, jamur dan produk dan proses
4 0,07 1 0.07
cangkang arthropoda. yang ramah
lingkungan
c. Selain pesaing dari kota Bandung, Sistem yang
5 0,08 2 0.16
beberapa pesaing dari luar kota kurang memadai
terutama Jakarta dapat mengancam
kondisi pasar di Kota Bandung.
TOTAL 1 2.56

Matriks EFAS dan IFAS


Keterangan :
Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Bobot yang diberikan pada kekuatan dan
No Indikator Bobot Rating Nilai kelemahan berdasarkan faktor strategis yang
OPPORTUNITIES
dimiliki PT. DHI ditunjukkan dengan angka mulai
dari 0,00 yang paling tidak penting sampai dengan
Pangsa pasar yang
0,39 4 1.56 1,00 yang paling penting. Rating yang diberikan
1 luas

66
DOI :

pada masing-masing faktor ditentukan dari kondisi telah berhasil mengembangkan bahan alternatif
PT DHI terhadap rata-rata industri. Untuk plastik, seperti misalnya tapioca.
kekuatan, diberikan rating dari angka 1 yang b. (S0)- (Market Development) Ada peluang
kekuatannya kecil hingga 4 yang kekuatan paling yang terbuka bagi perusahaan untuk meraih
baik. Sebaliknya untuk kelemahan diberikan rating green consumer yang memiliki kepedulian
dari angka 1 yang merupakan kelemahan paling terhadap lingkungan yaitu konsumen True
besar hingga angka 4 yang kelemahan paling kecil. Blue Greens (9%), Greenback Greens (6%)
dan Sprout (31%). Kalau dijumlahkan maka
potensi ada sekitar 15-46 % calon konsumen
Analisis Matriks IFAS EFAS akan bersedia untuk membeli green product
jika perusahaan dapat melakukan pendekatan
TOTAL IFE baik
Kuat Sedang Lemah
c. (ST) (Market Penetration) Dengan tuntutan
1- Peraturan Presiden no 83 tahun 2018 yang
3,0 - 4,0 2 - 2,99 1,99 sudah menetapkan target pengurangan sampah
plastik sebesar 70% pada tahun 2025,
TINGGI
I II III perusahaan dapat bekerjasama dengan
3,0 - 4,0 pemerintah untuk melakukan kampanye
TOTAL
EFE Sedang maupun edukasi kepada masyarakat agar
IV V VI
memilah dan memanfaatkan sampah kantong
2 - 2,99
kresek. Dengan perusahaan ikut serta dalam
Lemah program-program penyadaran masyarakat
VII VIII IX
maka perusahaan akan mendapatkan citra
1 - 1,99
merek yang baik dari masyarakat dan
pemerintah, sehingga dapat membantu
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis
perusahaan untuk mempertahankan dan
dari Matriks IFAS dan EFAS, total skor untuk
menjangkau target konsumennya.
IFAS merupakan 2.50 dan untuk EFAS adalah
2,56. Hal ini menunjukan bahwa PT DHI berada
d. (WT)- (Product Development) Untuk
dalam kuadran V yang merupakan strategi
mengurangi tingkat Aval yang tinggi,
pertahankan dan pelihara yang terdiri dari penetrasi
perusahaan dapat mengidentifikasi warna-
pasar (Market Penetration), pengembangan Produk
warna mana saja yang paling diminati oleh
(Product Development), dan pengembangan pasar
pasar dan menghapus warna yang kurang
(Market Development). Berdasarkan hasil matrix
diminati. Semakin sedikit warna yang
tersebut diatas dan berdasarkan matrix SWOT,
digunakan akan semakin efisien biaya
maka hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah
produksi perusahaan dan pencemaran
sebagai berikut:
lingkunganpun dapat semakin dikurangi.
a. (SO)- (Product Development) Perusahaan
Biaya yang berkurang dari aval tersebut dapat
sudah harus berpikir untuk dapat menjadi
dialihkan menjadi pengurangan harga jual
perusahaan ambidexterity yang melakukan
ataupun biaya riset bagi perusahaan.
exploitasi dan explorasi secara simultan. Selain
e. (WO)- (Product Development) Dengan
memproduksi produk yang masih berjalan
semakin berkembangnya pemasaran online
dengan baik saat ini, dengan bantuan
dan diprediksi gaya hidup online ini akan
perkembangan teknologi perusahaan
semakin mengingkat, maka perusahaan dapat
seharusnya dapat mengembangkan produk-
mengembangkan produk-produk plastik
produk baru yang ramah lingkungan. Karena
pengemasan yang juga ramah lingkungan,
itu perusahaan dapat memanfaatkan hasil-hasil
mengingat penggunaannya hanya sekali
riset dari pemerintah atau lembaga riset yang
67
DOI :

penggunaan, karena biasanya plastik kemasan https://kabar24.bisnis.com/read/20190624/


produk di sobek/ digunting dan langsung 15/937010/pemkot-bandung-minta-asn-
dibuang. kelola-sampah-lewa-kang-pisman-
drumpori
KESIMPULAN Arif, A M. (2019, Maret 25). "Investasi Asing
Banjiri Industri Plastik", diambil dari
Berdasarkan hasil dari analisis SWOT https://ekonomi.bisnis.com/read/20190325/
yang dikaitkan dengan lingkungan maka strategi 257/904206/investasi-asing-banjiri-industri-
yang harus mulai mendapat perhatian dari plastik
perusahaan adalah melakukan green strategy Bisnis. (2020,Januari 10). “Konsumsi Plastik 2020
dengan cara memulai strategi Product Diperkirakan Naik 5 Persen”, diambil dari
Development agar perusahaan dapat menjangkau https://surabaya.bisnis.com/read/20200110/
green consumer dan memperkuat strategi market 532/1188995/konsumsi-plastik-2020-
penetrationnya. diperkirakan-naik-5-persen
Mempertimbangkan kondisi lingkungan Ferdhian. (2019). Analisis Strategi Bersaing Pada
eksternal yang cukup mengancam industri plastik PT DHI Dalam Industri Plastik. Bandung:
di Kota Bandung, PT DHI harus dapat Universitas Katolik Parahyangan.
mengembangkan produk yang lebih ramah Glueck, William F dan Jauch, Lawrence R. (1990).
lingkungan. Banyaknya produk-produk pengganti Manajemen Strategis dan Kebijakan.
yang mulai digunakan oleh masyarakat akan dapat Perusahaan. Jakarta : Erlangga.
mengurangi penjualan PT DHI. Untuk itu Ginsberg, JM dan Bloom, PN (2004), Choosing the
perusahaan harus mulai mencoba mengembangan right Green Marketing Strategy, MIT
produk keresek dengan bahan baru yang ramah Sloan Management Review.
lingkungan. Untuk menjaga keberlangsungan Gopalakrishnan, K., Yusuf, Y., Musa, A.,
bahan baku yang ramah lingkungan, maka Abubakar, T. and Ambursa, H. (2012),
perusahaan harus memilih bahan baku yang “Sustainable supply chain management: a
bermuatan lokal dan mudah untuk diproduksi di case study of British Aerospace (BAE)
Jawa barat. systems”, International Journal of
Oleh karena itu pengembangan produk Production Economics, Vol. 140 No. 1, pp.
yang dapat dilakukan oleh PT DHI adalah 193-203
menggunakan biji plastik yang berbahan dasar Istiqomah, Zuli (2018, Desember 5). “Bandung
singkong. Mungkin hal ini dapat dicoba oleh PT akan Terapkan Aturan Pengurangan
DHI mengingat bahan dasar singkong lebih mudah Kantong Plastik”, diambil dari
terurai dibandingkan dengan biji plastik murni. https://www.republika.co.id/berita/nasional/
Selain itu PT DHI dapat membuat produk plastik daerah/18/12/04/pj7ykj335-bandung-akan-
dengan konsep biodegreable yang dapat membantu terapkan-aturan-pengurangan-kantong-
lingkungan dalam proses penguraian sampah plastik
plastik. Kemenperin (2017, Februari 6). "Industri Kemasan
Plastik Jadi Rantai Pasok Penting Sektor
DAFTAR PUSTAKA Lain" diambil dari
http://www.kemenperin.go.id/artikel/16971/I
Adialita, T (2015). “Green Marketing Dan Green ndustri-Kemasan-Plastik-Jadi-Rantai-Pasok-
Consumer Behavior di Indonesia: Sebuah Penting-Sektor-Lain
Studi Literatur”, Portofolio. Vol: 12, pp. Kompas. (2018,Agustus 19). “ Indonesia
88 – 106 Penyumbang Sampah plastik Terbesar
Andriyawan, D (2019, Juni 24)."Pemkot Bandung kedua Di Dunia”, diunduh dari
Minta ASN Kelola Sampah lewat Kang https://megapolitan.kompas.com/read/2018
Pisman & Drumpori", diambil dari /08/19/21151811/indonesia-penyumbang-

68
DOI :

sampah-plastik-terbesar-kedua-di-dunia. Widjojo, H., & Yudianto, B. R. (2015). Factors


Pada tanggal 18 Maret 2020. considered by Indonesian youth in buying
Lingga, MA (2018, November 21). "Aprindo green product. Purusharta, 8(1), 13–26.
Sesalkan Perda Pelarangan Penggunaan
Kantong Plastik" diambil dari
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11
/21/195017126/aprindo-sesalkan-perda-
pelarangan-penggunaan-kantong-plastik.
Mulyani, S. (2019, January 22). These are the
Impacts and Opportunities of Indonesia as
a Middle-Income Country, diambil dari
https://www.kemenkeu.go.id/en/publicatio
ns/news/these-are-the-impacts-and-
opportunities-of-indonesia-as-a-middle-
income-country/
Nidumolu, Prahalad, and Rangaswami (2009).”
Why Sustainability Is Now the Key Driver
of Innovation”. Harvard Business Review,
September 2009, pp 57-64.
Paulraj, A. (2009), “Environmental motivations: a
classification scheme and its impact on
environmental strategies and practices”,
Business Strategy and the Environment,
Vol. 18 No. 7, pp. 453-468.
Porter, M. E. (1985). Competitive Advantage:
Creating and Sustaining Superior
Performance. New York: The Free Press
Porter, M. E. (1990). Strategi Bersaing : Teknik
Menganalisis Industri dan Pesaing. Jakarta
: Erlangga.
Prasetyo, P et al. (2019). Bandung Food Smart
City: responsible Production and
Consumption For The Sustainability of The
Earth. Bandung: FISIP-UNPAR
Q. Gu, P. Lago and S. Potenza (2012), "Aligning
economic impact with environmental
benefits: A green strategy model," 2012
First International Workshop on Green and
Sustainable Software (GREENS), Zurich,
2012, pp. 62-68.
Rangkuti, F. (2012). Studi Kelayakan Bisnis &
Investasi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Sellitto (2018). “Assessment Of The Effectiveness
Of Green Practices In The Management Of
Two Supply Chains”, Business Process
Management Journal. Vol. 24 No. 1, pp.
23-48.
69
DOI :

RANCANGAN SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT


BERBASIS REMINDER SYSTEM PADA SALON STRAWBERRY

Bernadetha Kristaliani

First Hitech Solution, Bandung


bernadetha.kristaliani@gmail.com

ABSTRAK

Salon Strawberry adalah salon dengan konsep „rumahan‟ yang membuat pelanggan merasa nyaman layaknya
melakukan perawatan di rumah. Karyawan salon harus mengingat kebutuhan masing-masing pelanggan sehingga
pelanggan puas dan kembali melakukan perawatan berkelanjutan di Salon Strawberry. Akan tetapi hal tersebut menjadi
permasalahan apabila karyawan yang bersangkutan tidak hadir dan karyawan lain tidak tahu kebutuhan pelanggan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan melalui studi lapangan,
wawancara, dokumentasi dan literatur tentang sistem informasi, salon pengembangan bisnis, dan proses bisnis salon.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan BCB, Kerangka MIT 90‟s dan BPMN untuk menggambarkan proses
bisnis yang ada dan saran untuk peningkatan proses bisnis Strawberry Salon.
Hasil penelitian ini berupa desain sistem pengingat yang dapat diusulkan ke salon untuk memberikan
peringatan perawatan berkelanjutan sesuai dengan preferensi pelanggan seperti telepon, SMS atau email. Sistem dibuat
dengan mengumpulkan data pelanggan, menganalisis pola pembelian masing-masing pelanggan, pengelompokan
pelanggan, dan menentukan metode pengingat yang tepat untuk pelanggan.
Keywords: CRM, Sistem Pengingat, Sistem Informasi, Kerangka MIT 90‟s, Business Challenge Bundles

ABSTRACT

Strawberry Salon is a 'homey salon’ that makes every customer feel comfortable like do the treatment at home.
Salon employees have to memorize the needs of each customer so as to make them satisfied and return to ongoing
maintenance at Strawberry Salon. But it does become a problem when the employee is absent and the other employees
do not know the needs of the customer.
This type of research is descriptive analytical research. Data collection is done through field studies,
interviews, documentation and literature on information systems, business development salon, and the salon business
processes. Analysis of the data in this study using BCB, MIT 90's Framework and BPMN to describe business processes
existing and suggestions for improvement of business processes Strawberry Salon.
The results of this research is the design of a reminder system that can be proposed to the salon to provide
ongoing care warning in accordance with the preferences of each customer by phone, SMS or email. The system is
made by collecting customer data, analyzed the purchasing patterns of each customer, the customer grouping, and
determines the reminder method is right for the customer.
Keywords: CRM, Reminder Systems, Information Systems, MIT 90’s Framework, Business Challenge Bundles

PENDAHULUAN komunikasi, dan jasa kecantikan. Salah satu jasa


kecantikan yang sedang mengalami
Perkembangan sektor jasa di Indonesia perkembangan terutama di Kota Bandung adalah
berkembang cukup pesat. Menurut data Indonesia salon kecantikan. Perkembangan bisnis salon di
Services Dialogue, kontribusi sektor jasa terhadap Kota Bandung dapat dibuktikan dengan data
PDB nasional meningkat dari 45 persen di tahun beberapa salon beserta jumlah outletnya sebagai
2000 menjadi 55 persen di tahun 2012. Industri berikut:
jasa mampu menciptakan 21,7 juta lapangan kerja
dalam kurun waktu 2000-2010 (Jasaraharja Putra,
2016). Sektor jasa tersebut meliputi jasa
kesehatan, jasa pendidikan, jasa transportasi, jasa
70
DOI :

Tabel 15 Data Beberapa Salon Kecantikan dengan Berbasis Reminder System pada Salon
Jumlah Outlet di Kota Bandung 2016 Strawberry” ini membatasi perlakuan khusus
Nama Salon Jumlah Outlet tersebut hanya untuk pelanggan yang memiliki
Salon Strawberry 12 perawatan berkelanjutan sedangkan untuk
Anata Salon 7 pelanggan yang tidak memiliki perawatan
Roger's 5 berkelanjutan atau new customer hanya diberikan
Sumber : wawancara dengan pemilik Salon Strawberry promosi.
(Anata Salon, 2016; Roger's Salon, 2015)
KERANGKA TEORI
Tabel 1 menunjukkan banyaknya jumlah
salon di Kota Bandung pada tahun 2016 dapat Salon
menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Salon kecantikan adalah bentuk usaha
Persaingan yang cukup pesat membuat pelaku yang berhubungan dengan perawatan kosmetika,
usaha menonjolkan ciri khas bisnis salon. Ciri wajah, dan rambut, baik untuk laki-laki maupun
khas bisnis salon yaitu salon dapat selalu perempuan. Variasi lain dari jenis usaha salon
mengikuti perkembangan kecantikan atau trend kecantikan adalah salon rambut, dan salon tangan
kecantikan yang sedang in secara global. Akan dan kuku (manikur). (AskOxford, 2015) Salon
tetapi dengan mengutamakan ciri khas saja tidak kecantikan adalah sarana pelayanan umum untuk
cukup membuat salon bertahan dalam persaingan. kesehatan rambut, kulit dan bahan dengan
Hubungan dengan pelanggan juga dibutuhkan perawatan kosmetik secara manual, preparative,
agar pelanggan merasa diperhatikan sehingga aparatif, dan dekoratif yang modern maupun
kembali melakukan perawatan di salon. Hubungan tradisional tanpa tindakan operasi (bedah)
dengan pelanggan sering disebut sebagai CRM (Kusumadewi, 2001).
atau Customer Relationship Management sudah
diterapkan oleh beberapa bisnis salon seperti Sistem Informasi
memberikan promosi diskon hingga menerapkan Sistem informasi adalah suplai informasi
kartu member (membership). dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan,
Salon Strawberry sudah menerapkan menganalisis data menjadi informasi dan
CRM atau Customer Relationship Management pengetahuan yang dapat didistribusikan kepada
yaitu dengan memberikan promosi melalui para pemakai (Rainer & Cegielski, 2011; Hall,
broadcast BBM (BlackBerry Messenger) kepada 2001). Komponen Sistem Infromasi terdiri dari
pelanggan. Namun CRM yang diterapkan pihak (1) hardware adalah bagian fisik computer, (2)
salon belum berjalan dengan baik karena Input adalah informasi yang dimasukkan ke dalam
kebanyakan pelanggan menolak promosi karena system, (3) People adalah pihak yang melakukan
tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Alternatif input (4) Software, adalah komponen IT berupa
lain yang dapat dilakukan yaitu dengan perangkat lunak sistem dan aplikasi, (5) Output,
mengingatkan perawatan yang sesuai kebutuhan adalah hasil dari input yang sudah diproses di
pelanggan dalam suatu rancangan sistem computer, (6) Data, adalah kumpulan fakta, dan
pengingat yang dinamakan sistem TRS atau (7) Procedure adalah tata cara yang mengatur
Treatment Reminder System. CRM yang sudah langkah-langkah berjalannya sebuah sistem.
diterapkan pihak salon dikembangkan dengan Salah satu jenis sistem informasi adalah
sistem pengingat maka harus dibuat rancangan MIS (Management Information System). Sistem
sistem detailnya. Penelitian ini menganalisa informasi manajemen memberikan laporan yang
perubahan yang perlu dilakukan dalam organisasi ditentukan sebelumnya dan respon kepada
untuk mendukung sistem TRS serta manajer memakai laporan periodik, permintaan
menyempurnakan rancangan melalui tanggapan untuk membantu mereka mengambil keputusan
pemilik. Penelitian yang berjudul “Perancangan (O‟Brien, A., Marakas, & George M., 2011.).
Sistem Customer Relationship Management Sistem informasi manajemen adalah sistem yang
menyediakan informasi untuk kegiatan
71
DOI :

manajemen yang dilakukan dalam sebuah Strategi Generik


organisasi. Sistem ini terbagi atas DDS dan TPS. Michael Porter membedakan 3 strategi
DDS adalah sistem pendukung keputusan umum yaitu keunggulan biaya, diferensiasi dan
sedangkan TPS adalah sistem informasi terendah fokus.
yang membahas tentang bagaimana pengajian 1. Keunggulan Biaya
sistem, pengontrolan pencatatan, dan pemisahan Keunggulan bersaing merupakan kemampuan
pesanan (Cobham, Curtis, & David, 2005). perusahaan untuk merancang, membuat, dan
TPS mengolah dari aktivitas transaksi memasarkan sebuah produk dengan cara yang
sehari-hari yang akan menjadi MIS files kemudian lebih efisien dibandingkan pesaingnya (Hunger
melalui MIS system akan menjadi reports bagi & Wheelen, 2003). Keunggulan bersaing
level manajerial yang dapat digunakan untuk adalah tingkat kemampuan pengorbanan yang
mengambil keputusan. dilakukan perusahaan dan dapat mengalahkan
pesaingnya yang kemudian dapat merebut
Sistem CRM pasar (Pearce & Robinson, 2007).
Menurut pengertian diatas dapat 2. Differensiasi
disimpulkan sistem CRM adalah sebuah Differensiasi adalah tindakan membuat suatu
pendekatan terintegrasi terhadap semua aspek perbedaan yang berarti untuk membedakan
dalam perusahaan dalam kaitannya dengan penawaran perusahaan dari penawaran
pelanggan dengan penggunaan teknologi yang perusahaan pesaing (Kotler, 2003). Strategi
bertujuan untuk memaksimalkan nilai sekarang differensiasi merupakan strategi untuk
dan masa depan bagi pelanggan (Martin, Brown, menghasilkan laba diatas rata-rata dalam suatu
DeHayes, Hoffer, & Perkins, 2005; Kumar & industry karena strategi ini menciptakan posisi
Reinartz, 2009). yang aman dalam persaingan, meskipun
Dalam penelitian ini menggunakan sistem dengan cara yang berbeda dari strategi
CRM yaitu customer-centric relationship keunggulan biaya (Porter, 2008).
management dengan mengumpulkan data 3. Fokus
pelanggan dan histori penjualan yang Fokus adalah kegiatan memproduksi produk
menghasilkan analisis perilaku pelanggan (Rainer atau jasa yang memenuhi kebetuhan
& Cegielski, 2011). Pola pembelian berulang sekelompok kecil konsumen. Terdapat dua
dibuat berdasarkan analisa perilaku pelanggan alternatif strategi fokus yaitu:
sehingga sales representative yaitu kapster dapat a. Strategi fokus biaya rendah (low cost focus)
memberikan pelayanan yang sesuai dengan yaitu strategi yang menawarkan produk
preferensi pelanggan. atau jasa kepada sekelompok kecil
konsumen pada harga terendah yang
Reminder System tersedia di pasar. Fokus biaya rendah
Reminder system adalah sistem yang terdapat dalam perusahaan yang
memberikan peringatan atau alarm kepada mengusahakan keunggulan biaya dalam
pengguna terhadap kegiatan dengan pembagian segmen sasarannya.
waktu yang sudah terperinci atau jadwal b. Strategi fokus diferensiasi (differentiation
(Wilieyam & Sevani, 2013; Putra & Hartanto, focus) yaitu strategi yang menawarkan
2015). Penelitian ini mengggunakan reminder produk atau jasa kepada sejumlah kecil
system berupa pesan kepada pelatnggan terhadap konsumen dengan nilai terbaik atau
suatu kegiatan berupa perawatan berkelanjutan keunikan yang tersedia di pasar. Fokus
pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan diferensiasi terdapat dalam perusahaan
pola pembelian berulang pelanggan. yang mengusahakan diferensiasi dalam
segmen sasarannya.

72
DOI :

Aliran Strategi melihat formasi strategi sebagai suatu proses


Terdapat sepuluh aliran pemikiran transformasi organisasi dari satu jenis struktur
mengenai strategi dan formasi strategi yaitu: pengambilan keputusan ke keputusan struktur
aliran design, planning, positioning, lainnya.
entrepreneurial, cognitive, learning, culture,
power, environment, dan configuration METODE PENELITIAN
(Mintzberg, Ahlstrand, & Lampel, 1998). Design
School memandang strategi sebagai konsepsi Jenis Penelitian
Berdasarkan teori tersebut penelitian
yang lebih menekankan pada penacapaian
deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang
essential fit antara faktor-faktor internal yaitu
dilakukan dengan menggambarkan masalah yang
kekuatan dan kelemahan dan faktor-faktor
ada melalui pengumpulan data sehingga dapat
eksternal yaitu ancaman dan peluang. Planning
memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk
School memandang strategi sebagai suatu proses
keperluan masa yang akan dating (Nazir, 2005;
formal, model ini cocok terhadap situasi
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
organisasi yang stabil, terkontrol atau setidaknya
Kualitatif, dan R&D, 2008). Penelitian ini
dapat diprediksi. Positioning School melihat
mendeskripsikan aktivitas proses bisnis Salon
perumusan strategi sebagai proses analitis, aliran
Strawberry seperti: (1) fenomena atau
strategi ini menempatkan sebuah bisnis dalam
permasalahan dalam proses bisnis Salon
konteks industrinya dan melihat bagaimana
Strawberry yang belum menerapkan CRM secara
organisasi bisa meningkatkan posisi strategisnya
efektif hanya sekedar broadcast yang tidak
dalam industri tersebut. Entrepreneurial School
berjalan secara efektif karena menawarkan jenis
melihat perumusan strategi sebagai proses
perawatan yang tidak sesuai dengan preferensi
visioner yang mana jalannya organisasi didasari
pelanggan, (2) rancangan sistem reminder yang
dari pemikiran sang pemimpin atau founder yang
berbasis pada preferensi pelanggan, pola
karismatik dari sebuah organisasi. Cognitive
pembelian, dan teori CRM. Sistem reminder
School melihat perumusan strategi sebagai proses
diharapkan dapat membantu Salon Strawberry
mental bagaimana orang mengenal pola dan
dalam kegiatan pemasaran sehingga pelanggan
proses dan mengkonsentrasikan pada apa yang
mau untuk melakukan pembelian kembali dan
terjadi di dalam pemikiran seorang pemikir
dapat terjadi hubungan jangka Panjang, dan (3)
strategis, dan bagaimana ia memproses informasi.
Hasil dari rancangan sistem yang sudah dibuat
Learning School memandang perumusan strategi
akan diminta tanggapannya dengan pemilik salon.
sebagai sebuah proses kemunculan dimana
.
menajemen organisasi mempunyai perhatian
Jenis Data
penuh pada bagaimana pekerjaan dilakukan secara
Data yang digunakan dalam penelitian ini
efektif dan efisien tanpa lembur, serta
terdiri dari dua bentuk yaitu : (1) Data primer
mengintegrasikan proses belajar pada keseluruhan
adalah sumber data yang langsung memberikan
rencana kegiatan. Power School melihat bahwa
data kepada pengumpul data (Sugiyono, Metode
formasi strategi merupakan suatu proses negosiasi
Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
antara pemegang kekuasaan dalam perusahaan,
Kualitatif, dan R&D), 2009). Dalam penelitian ini
dan / atau antara perusahaan dengan pemangku
data primer diperoleh dari melalui wawancara
kepentingan eksternal. Cultural School melihat
dengan pemilik salon, pegawai salon dan
formasi strategi sebagai suatu proses
pelanggan Salon Strawberry. Selain itu, data
bersama/kolektif yang mencoba untuk melibatkan
primer diperoleh melalui observasi secara
berbagai kelompok dan departemen dalam
langsung di lapangan dan (2) Data sekunder yaitu
perusahaan. Environmental School meyakini
bukti teoritik yang diperoleh melalui studi pustaka
bahwa formasi strategi adalah suatu proses reaktif
yang digunakan sebagai landasan kerangka
terhadap tantangan yang dikenakan oleh
berpikir (Widjono, 2007). Data sekunder adalah
lingkungan eksternal. Configuration School
data yang tidak diperoleh secara langsung. Dalam
73
DOI :

penelitian ini data diperoleh dari buku, studi 2. Pilih tantangan bisnis yang dapat diubah
literatur terdahulu maupun internet mengenai data atau diperbaiki,
perkembangan salon. 3. Pilih tantangan bisnis yang membutuhkan
penelitian atau dapat diteliti,
Teknik pengumpulan data yang dilakukan 4. Pilih sejumlah tantangan bisnis yang masuk
dalam penelitian ini adalah: akal (Gunawan, 2012)
Teknik pengumpulan data yang dilakukan Tujuan BCB dalam penilitan ini adalah
dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara menggambarkan akar permasalahan yang terjadi
dan studi dokumen. Observasi dilakukan dengan dalam Salon Strawberry untuk dapat diteliti dan
mengamati situasi yang ada dilapangan dan diperbaiki sebagai hasil penelitian.
mencatat apa yang menjadi penting guna
menunjang penelitian (Sugiyono, Memahami MIT 90’S Framework
Penelitian Kualitatif, 2012).Wawancara dilakukan MIT 90‟s Framework adalah suatu
dengan pemilik salon, pegawai salon, serta gambar analisa dalam pengambilan keputusan
pelanggan Salon Strawberry. Dengan wawancara proses bisnis yang mencapai sinergi antara
kepada pemilik salon bertujuan untuk strategi, struktur, proses manajemen, teknologi,
mendapatkan informasi mengenai keadaan atau dan peran dan keterampilan, untuk
masalah yang sedang dihadapi oleh Salon mempertahankan kualitas 'saling ketergantungan'
Strawberry. Wawancara kepada pegawai salon dan dengan demikian untuk mencapai keunggulan
yang merupakan barisan depan yang berinteraksi kompetitif (Brown, 1992). MIT 90‟s Framework
secara langsung dengan konsumen bertujuan berguna untuk mengeksplorasi perubahan dari
untuk mengetahui informasi lebih lanjut. hubungan antara External Socioeconomic
Sedangkan wawancara kepada pelanggan untuk Environment, Strategy, Individuals and Roles,
mengetahui respon pelanggan apabila Salon Structure, Technology, External Technology
Strawberry menerapkan sistem baru (Sugiyono, Environment, Management Process (Levy &
Memahami Penelitian Kualitatif, 2012). Powell , 2005)
Tujuan MIT 90‟s Framework dalam
Analisis Data penelitian adalah menjelaskan persiapan internal
Proses mencari dan menyusun data yang dan eksternal Salon Strawberry ketika
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, menerapkan sistem yang baru damberupa
dan bahan-bahan lain secara sistematis sehingga gambaran agar mudah dipahami oleh pemilik dan
mudah dipahami dan temuannya dapat lainnya yang bersangkutan. Kondisi internal
diinformasikan kepada orang lain disebut sebagai meliputi struktur, proses, peran individu, strategi,
analisis data. (Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis dan teknologi sedangkan kondisi eksternal yaitu
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), sosio-ekonomi eksternal dan teknologi eksternal.
2009). Dalam penelitian analisis data dilakukan
dengan menggunakan BCB, MIT 90‟s Framework BPMN
dan BPMN. BPMN adalah suatu notasi standar yang
menggambarkan proses bisnis dalam sebuah
Business Challenge Bundle (BCB) workflow yang dapat dipahami oleh orang-orang
Business Challenges Bundles (BCB) yang berkepentingan di dalam bisnis. Tujuan
digunakan untuk dapat menentukan kontrol yang utama dari BPMN adalah untuk menyediakan
perlu diterapkan terhadap aktivitas yang ada. notasi yang mudah dipahami oleh semua
Terdapat empat (empat) aturan dalam business pengguna bisnis, dari analis bisnis yang
challenges bundle yaitu: menciptakan konsep awal dari proses, untuk para
1. Pilih tantangan bisnis yang menjadi akar pengembang teknis yang bertanggung jawab
permasalahan atau penyebab utama, untuk melaksanakan teknologi yang akan
melakukan proses-proses tersebut, dan akhirnya,

74
DOI :

untuk orang-orang bisnis yang akan mengelola dengan cara mengumpulkan bukti konvergen dari
dan memantau proses tersebut (Stiehl, 2014) sumber yang berbeda dengan melakukan
BPMN dalam penelitian ini wawancara dengan pemilik salon, pegawai salon,
menggambarkan proses bisnis yang sudah ada serta pelanggan Salon Strawberry. Selain itu
pada Salon Strawberry dan proses bisnis melakukan observasi secara langsung, serta
perbaikan yang diusulkan dapat mudah dipahami melakukan cross check hasil penelitian dengan
oleh pemilik ataupun para pelaku yang terlibat dokumen berupa SOP atau proses bisnis yang ada
dalam proses bisnis Salon Strawberry. Dengan pada Salon Strawberry.
demikian BPMN dapat menciptakan jembatan
standar untuk kesenjangan antara desain proses Operasional Variabel
bisnis dan proses implementasi. Operasionalisasi variabel penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Uji Validitas
Dalam penelitian ini melakukan uji
validitas dengan menggunakan “Rich” data dan
respondent validation. “Rich” data yaitu dengan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menggunakan data yang terperinci diperoleh
Proses Bisnis Aktual Salon Strawberry
melalui wawancara serta observasi secara
Salon Strawberry sudah menerapkan
langsung. Wawancara dengan pemilik dan
CRM sederhana melalui pegawai salon yang
pegawai Salon Strawberry dilakukan untuk
mengingat nama pelanggan dan menghafal jenis
mengetahui permasalahan yang terjadi pada salon.
perawatan yang biasa digunakan oleh pelanggan.
Observasi secara langsung dilakukan setelah
Pegawai salon juga mempunyai kontak pelanggan
wawancara untuk mengecek kesamaan antara
melalui media sosial seperti Instagram dan
hasil wawancara dengan keadaan yang
BlackBerry Messenger yang dimiliki oleh
sebenarnya.
pelanggan. Pegawai salon menjaga hubungan
Respondent validation digunakan untuk
dengan pelanggannya dengan menyapa secara
menguji hasil rancangan melalui wawancara
langsung melalui BlackBerry Messenger.
dengan pemilik serta pelanggan Salon Strawberry.
Pelanggan yang datang ke Salon
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan umpan
Strawberry melapor kepada resepsionis terlebih
balik berupa tanggapan atau saran terhadap
dahulu. Resepsionis menyambut pelanggan serta
rancangan sistem reminder. Dalam wawancara
menanyakan kepada pelanggan apakah sudah
peneliti menanyakan kepada pemilik Salon
melakukan perjanjian via telepon atau BlackBerry
Strawberry sebagai pelaku yang „expert’ dalam
Messenger sebelumnya. Jika belum maka
menjalankan bisnisnya dan kepada pelanggan
pelanggan mengantre terlebih dahulu jika kapster
Salon Strawberry sebagai pelaku yang menilai
yang ada sedang melayani pelanggan lainnya.
manfaat dari sistem baru yang diusulkan.
Resepsionis memanggil dan mengantar pelanggan
kepada kapster yang bertugas. Jika kapster
Uji Reliabilitas
menghafal preferensi pelanggannya kapster segera
Uji reliabilitas menunjuk pada suatu
menyiapkan produk rambut dan peralatan yang
pengertian bahwa instrumen yang digunakan
akan digunakan dalam perawatan. Setelah itu
dalam penelitian untuk memperoleh informasi
kapster siap memberikan perawatan kepada
yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat
pelanggannya. Kapster bertanya terlebih dahulu
pengumpulan data dan mampu mengungkap
apa yang menjadi kebutuhan atau apa yang
informasi yang sebenarnya dilapangan (Situnjak,
diinginkan oleh pelanggannya jika tidak
2006). Dalam penelitian ini uji reabilitas
menghafal preferensi pelanggannya.
dilakukan dengan menggunakan triangulasi yaitu

75
DOI :

Tabel 16 Operasional Variabel


Variabel Sub Variabel Definisi Dimensi Indikator
CRM merupakan proses Kebutuhan Pelanggan
Identifikasi
strategi bisnis yang Perilaku Pelanggan
Pelanggan
mengidentifikasi Identitas Pelanggan
pelanggan melalui Interaksi Pelanggan
teknologi CRM yang
Customer Relationship Management dapat meningkatkan akses
(CRM) pelanggan dan interaksi
pelanggan yang lebih Kepuasan
efektif, untuk mencapai Pelanggan Kualitas Pelayanan
tujuan yaitu
Sistem CRM mengoptimalkan
kepuasan pelanggan.
Technology Database
Sistem yang Berinteraksi
mengumpulkan, dengan pelanggan
memproses, menyimpan, People dan mengetahui
Management Information System
menganalisa, dan kebutuhan
(MIS)
menyebarkan informasi pelanggan
untuk tujuan yang Sistem kerja
spesifik. Process pegawai melayani
pelanggan
Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti

Lalu resepsionis menyampaikan digambarkan melalui Business Challenge Bundle


perjanjian tersebut secara lisan kepada kapster seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.
yang diinginkan pelanggan atau kapster yang Berdasarkan fakta saat ini ada 115.000 salon yang
sedang tidak melakukan perawatan kepada tersebar diseluruh Indonesia (Serambi Indonesia,
pelanggan lain. Pelanggan datang sesuai waktu 2015) yang menyebabkan persaingan cukup ketat
perjanjian yang telah ditentukan dan melapor dalam industri salon di Indonesia. Perusahaan
kepada resepsionis. Kapster segera menyiapkan perlu mempertahankan pelanggan agar tidak
produk rambut dan peralatan yang akan digunakan berpindah ke salon pesaing dengan
dalam perawatan. Pelanggan yang sudah mengoptimalkan level pembelian kembali. Maka
melakukan perjanjian sebelumnya segera diusulkan suatu cara untuk memberikan sistem
ditangani oleh kapster yang bertugas tanpa harus reminder yang memerlukan informasi dan
mengantre. didukung dengan 3 (tiga) buah data yaitu Data
Melayani pelanggan saat datang hingga perawatan Transaksi, Data Pelanggan, dan Preferensi
Phase
Pelanggan. Ketiga buah data tersebut dianalisis
Pelanggan

Pelanggan
datang
Mengantre oleh admin untuk menghasilkan Data Reminder
Belum
dan Promosi yang berisi identitas beserta
Sudah
Memanggil
dan
preferensi pelanggan yang perlu diingatkan oleh
membuat mengantar
janji? pelanggan pihak salon kepada pelanggan untuk melakukan
Respsionis

Sudah
perawatan berkelanjutan. Selain itu, resepsionis
Mengantar
pelanggan juga dapat mereferensikan jenis perawatan yang
sesuai preferensi pada saat pelanggan datang ke
Menghafal
Tidak
Bertanya
kebutuhan
salon sehingga pelanggan merasa diingat secara
pelanggan pelanggan
personal oleh pihak salon.
Kapster

Menyiapkan
produk Memberikan
Ya Ya
rambut dan perawatan
peralatan

Gambar 33. Proses bisnis melayani kedatangan


pelanggan

Analisis Permasalahan Proses Bisnis Salon


Strawberry
Analisa permasalahan yang terdapat
dalam proses bisnis Salon Strawberry
76
DOI :

Preferensi
pihak salon memerlukan analisa berbasis MIT
Data Transaksi Data Pelanggan
pelanggan 90‟s Framework karena cara kerja organisasinya
berubah.

Analisa Perilaku
Pelanggan
1. External Socio-Economic Environment
Penampilan merupakan bentuk citra diri
yang terpancar dari diri seseorang. Tampil
Mengingat jasa Mengetahui pola Menentukan
yang biasa dibeli pembelian metode reminder
menarik dapat menjadi salah satu hal utama dalam
pelanggan berulang system kehidupan sosial bermasyarakat. Sebagian besar
masyarakat saat ini berlomba untuk memperbaiki
Menawakan jasa
Otomatisasi
Memberikan penampilan diri dengan pergi ke salon. Keadaan
yang sesuai Reminder
penjualan
preferensi system tersebut memberikan peluang bisnis salon untuk
mendapatkan keuntungan cukup besar. Pelaku
Meningkatkan Meningkatkan bisnis salon dapat mendirikan salon dengan modal
kualitas kepuasan
pelayanan pelanggan
yang minim untuk membeli perlengkapan serta
produk-produk salon, memanfaatkan ruangan di
rumah yang ditata menjadi salon dan mengikuti
Mengoptimalkan
level pembelian kursus kecantikan. Di kota Bandung terdapat lebih
kembali
dari 10 (sepuluh) kursus kecantikan, beberapa
Gambar 34. Bagan Business Challenge Bundle diantaranya adalah sebagai berikut.

Persaingan yang ketat juga memicu Tabel 17. Daftar Alamat Kursus Kecantikan
perusahaan untuk mengubah aliran strateginya. N
Nama kursus kecantikan Alamat
Aliran strategi awal yang diterapkan oleh Salon o
Strawberry adalah Entrepreneurial School. Dalam Puspita Martha
International Beauty Jl. Soekarno Hatta No.614
stategi ini kemajuan perusahaan hanya bergantung 1 School Bojongloa Kidul
pada pemimpin (leader) yang visioner. Pelanggan Jl. Merdeka No.56
Salon Strawberry sangat mengenal direktur 2 Johny Andrean TC Citarum
sekaligus pemilik dari salon sehinnga mereka Yayasan Pendidikan Jl. Pasirkaliki No.127-131
3 Ariyanti Cicendo
lebih menyukai perawatan yang ditangani secara
Rudy Hadisuwarno
langsung oleh pemilik salon. Jika pemilik salon 4 School Jl. Sukajadi No. 198A
tidak datang maka pelanggan tidak melakukan Jl. Terusan Buah Batu
perawatan. Hal ini menjadi tidak baik karena 5 LPK Karya Jelita No.294 Kujangsari
pelanggan sangat bergantung dengan pemilik
salon. Sistem baru hendak mengubah aliran Semakin banyaknya kursus kecantikan
strategi salon Strawberry menjadi Cognitive yang ada di Indonesia mendorong pelaku bisnis
School yang berfokus pada kebutuhan pelanggan untuk mendirikan bisnis salon. Hal ini
dan didukung dengan menggunakan fokus menyebabkan terjadinya perkembangan bisnis
differensiasi kepada pelanggan. salon yang cukup pesat yaitu terdapat 115.000
salon tersebar diseluruh Indonesia. Meningkatnya
Analisis Persiapan Salon Strawberry ketika perkembangan bisnis salon menimbulkan
Menerapkan Sistem yang Baru persaingan ketat.
Analisis MIT 90‟S Framework digunakan Tren bisnis jasa saat ini bertujuan untuk
sebagai analisis data yang diperoleh dari hasil meningkatkan loyalitas pelanggan pada
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan perusahaan melalui penerapan sistem Customer
lain berupa usulan perbaikan dalam proses bisnis Relationship Management (CRM). Di Indonesia
Salon Strawberry sehingga mudah dipahami dan sendiri sudah banyak perusahaan yang
temuannya dapat diinformasikan kepada orang menerapkan CRM seperti Telkomsel yang
lain. Dengan adanya perubahan sistem maka menerapkan sistem Call Center yang dinamakan
77
DOI :

Caroline (Customer Care On-Line). Caroline Alira strategi untuk mendukung strategi
merupakan pusat pelayanan pelanggan yang siap fokus-diferensiasi tersebut adalah Cognitive
melayani non-stop 24 jam untuk memberikan School yang mempelajari kebiasaan pelanggan
pelayanan terkait segala kebutuhan dan dan frekuensi pembelian berdasarkan data
permasalahan pelanggan. Selain melalui Caroline, transaksi. Salah satu cara yang dapat dilakukan
pelanggan juga bisa mendapatkan berbagai oleh Salon Strawberry adalah dengan menginput
informasi mengenai produk dan layanan kebiasaan serta pola pembelian kedalam database
Telkomsel serta menyampaikan masukan dan kemudian mengelompokkan pelanggannya.
keluhan melalui saluran layanan pelanggan Setelah dikelompokkan barulah dianalisa perilaku
Telkomsel lainnya, yaitu dengan mengunjungi setiap pelanggannya sehingga dapat diketahui
pusat layanan permanen Gra-PARI, atau melalui sebenarnya apa yang menjadi preferensi dari
media sosial seperti twitter, facebook, dan email pelanggan tersebut. Preferensi tersebut
(detikcom, 2015). dihubungkan dengan pola pembelian agar dapat
menentukan metode reminder yang tepat. Dengan
2. Strategy adanya reminder yang berdasarkan preferensi
Berdasarkan tren bisnis jasa tersebut setiap pelanggan bertujuan agar pelanggan
maka perusahaan berusaha untuk menerapkan melakukan keputusan pembelian karena merasa
CRM (Customer Relationship Management) diperhatikan oleh pihak salon.
dengan memperbaharui strateginya. Strategi yang
sudah ada sekarang menggunakan Entreprenuer 3. Individuals & Roles
School dan yang diperlukan Salon Strawberry Bagian ini membahas individu yang
dalam beradaptasi dengan kondisi external socio- berperan penting dalam terwujudnya strategi-
economy adalah dengan menggunakan strategi strategi dari Salon Strawberry terkait dengan
fokus-differensiasi yang didukung dengan aliran sistem reminder yang dirancang. Strategi akan
strategi cognitive school. sulit dijalankan tanpa ada individu tersebut karena
Salon Strawberry hendak mengubah memiliki peran yang sangat penting yaitu divisi
strateginya menjadi strategi fokus-differensiasi. supervisor cabang. Menurut hasil wawancara
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya sistem terhadap direktur sekaligus pemilik Salon
reminder yang menjadi kekuatan dari strategi ini. Strawberry, supervisor cabang berperan penting
Pihak salon memberikan pelayanan yang lebih karena divisi tersebut yang memberikan
terhadap pelanggannya melalui outbound contact keputusan terhadap strategi-strategi tersebut.
yaitu sistem reminder. Pelanggan akan menerima Supervisor cabang merupakan orang yang
pesan melalui SMS, telepon atau email dari pihak menetapkan sistem kerja sehingga mengetahui
salon yang menawarkan jenis perawatan yang cara kerja setiap pegawai dari proses bisnis Salon
sesuai dengan preferensi pelanggan tersebut Strawberry. Selain itu supervisor cabang
sehingga pelanggan tidak perlu menghafal jadwal menghitung harga yang akan ditawarkan kepada
perawatan kembali ke salon. Kualitas pelayanan pelanggan dengan menganalisa kondisi external
salon akan semakin meningkat karena pelanggan socio-economy secara nasional dan global lalu
merasa istimewa dan diperhatikan oleh pihak menganlisa hal lainnya seperti analisis persaingan,
salon. Selain itu pelayanan lebih diberikan pada prospek ekonomi, dan peluang industry. Selain itu
saat pelanggan datang ke salon. Resepsionis supervisor cabang dekat dengan pelanggan karena
secara otomatis akan menawarkan jenis perawatan selalu berada di salon sehingga banyak
yang menjadi preferensi pelanggan tanpa harus berinteraksi dengan pelanggan. Supervisor cabang
memberitahu apa yang menjadi kebutuhannya. tersebut juga yang menjalankan CRM secara
Pelanggan juga diberi perawatan yang berbeda langsung.
(personalization) berdasarkan kebiasaan setiap
pelanggan. 4. Structure
Selain individual and roles terdapat
bagian stuktur Salon Strawberry yang juga telibat
78
DOI :

dalam menjalankan proses bisnisnya tetapi hanya secara signifikan dari proses bisnis saat ini,
terdapat 3 (tiga) divisi yang mempunyai pekerjaan resepsionis melakukan penawaran secara otomatis
tambahan untuk menerapkan strategi baru yang bagi pelanggan yang sudah terdaftar dalam
diusulkan yaitu: database tanpa harus menghafal pelanggan secara
1. Resepsionis harus dapat mengetahui nama manual. Transaksi final dicatat oleh kapster untuk
pelanggan serta jenis perawatan yang menjadi meningkatkan kualitas pelayanan pada saat
preferensi pelanggan melalui database yang pelanggan datang kembali kapster dapat
dapat diakses. Tugas tambahan untuk melakukan perawatan sesuai dengan kebiasaan
resepsionis yaitu sebagai berikut: mereka tanpa harus diberitahu oleh pelanggan
 melayani dan mencatat proses booking tersebut,
pelanggan, Menangani pelanggan saat datang hingga sesudah perawatan
 menghubungi pelanggan dengan Phase

memberikan reminder atau promosi,


Menentukan
 menawarkan jenis perawatan secara

Admin
metode
otomatis berdasarkan database preferensi, reminder

 meminta data pelanggan.


2. Kapster melakukan perawatan yang berbeda
sesuai dengan kebiasaan setiap pelanggan yang Memberikan
Resepsionis

reminder & Menyapa Persiapan Meminta data


dapat dilihat dari database preferensi mengelola Pembayaran
pelanggan treatment pelanggan
booking
pelanggan. Tugas tambahan bagi kapster yaitu
melakukan pencatatan transaksi final berupa
jenis perawatan beserta kebiasaan pelanggan
Melakukan
Kapster

untuk diserahkan kepada resepsionis dalam


treatment
proses pembayaran.
3. Admin merupakan divisi baru dalam usulan
perbaikan proses bisnis Salon Strawberry.
Admin bertugas sebagai berikut: Gambar 35. Proses Menangani Pelanggan Saat Datang
Hingga Sesudah Perawatan
 melakukan input setiap pencatatan kedalam
database ,
(3) Proses meminta data pelanggan dengan
 menganalis pola pembelian dan jenis
menggunakan form belum diterapkan oleh Salon
perawatan setiap pelanggan,
Strawberry sebelumnya sehingga pihak salon
 menentukan metode reminder dan promosi. tidak dapat menghubungi pelanggan untuk
melakukan perawatan kembali di salon, dan (4)
5. Processes
Proses menentukan metode reminder dilakukan
Usulan perbaikan untuk aktivitas
dengan menganalisis perilaku pelanggan yang
menangani pelanggan saat datang hingga sesudah
bertujuan untuk mengetahui pola pembelian
perawatan terdiri dari 4 (empat) proses tambahan
berulang sehingga pihak salon dapat memberikan
yaitu: (1) Proses memberikan reminder untuk
reminder atau promosi dan menawarkan
memperbaiki kegiatan pemasaran yang belum
perawatan secara otomatis saat pelanggan datang.
diterapkan secara efektif oleh pihak salon karena
4 tahapann proses menangani pelanggan
menawarkan perawatan yang tidak sesuai
digambarkan seperti pada gambar 3 yang
kebutuhan pelanggan sehingga mereka menolak
ditunjukkan di atas.
tawaran promosi yang diberikan dan proses
mengelola booking bertujuan untuk memperbaiki 6. Technology
pencatatan karena pihak salon tidak mencatat Teknologi untuk mendukung strategi
pesanan booking pelanggan sehingga saat mereka tersebut dinamakan sistem Treatment Reminder
datang harus mengantri dan mengulang pesanan, System (TRS) yang memiliki kegunaan yaitu
(2) Proses persiapan treatment tidak berubah meningkatkan efektivitas kegiatan promosi untuk

79
DOI :

mengoptimalkan level pembelian kembali dengan sesuai kebutuhan pelanggan sehingga mereka
cara memberikan pengingat melalui pesan kepada menolak tawaran promosi yang diberikan.
pelanggan terhadap jenis perawatan berkelanjutan Proses mengelola booking bertujuan untuk
yang menjadi preferensi. Cara kerja dari sistem memperbaiki pencatatan karena pegawai Salon
Treatment Reminder System adalah sebagai Strawberry tidak mencatat pesanan booking
berikut: (1) Meminta data pelanggan : tahapan ini pelanggan sehingga saat mereka datang harus
dilakukan untuk mengetahui identitas serta kontak mengantri dan mengulang pesanan.
pelanggan, (2) Mencatat transaksi pelanggan : 2. Proses persiapan treatment. Proses ini tidak
dalam tahapan ini pihak salon mencatat transaksi berubah secara signifikan dari proses bisnis
setiap pelanggan yang melakukan perawatan, (3) Salon Strawberry saat ini. Resepsionis dapat
Menganalisis pelanggan : tahapan ini dilakukan mengecek kedalam database yang bertujuan
oleh admin untuk mengelompokkan pelanggan agar pada saat pelanggan datang resepsionis
yang memiliki perawatan berkelanjutan dengan dapat secara otomatis menawarkan perawatan
yang tidak berdasarkan data pelanggan serta yang sesuai preferensi tanpa harus menghafal
histrori transaksinya, (4) Menentukan metode pelanggan secara manual. Sesudah perawatan
reminder : setelah mengetahui pola pembelian kapster mencatat semua jenis perawatan dan
maka admin dapat menentukan metode reminder kebiasaan pelanggan dalam melakukan
yang tepat untuk setiap pelanggan dan (5) perawatan dalam Transaksi Final yang
Memberikan reminder untuk pelanggan : tahapan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
ini adalah proses bagaimana pegawai dalam pelayanan pada saat pelanggan datang kembali
departemen terkait yaitu resepsionis menawarkan kapster dapat melakukan perawatan sesuai
jenis perawatan berdasarkan preferensi yang dengan kebiasaan mereka tanpa harus
sudah dirancang kepada pelanggan. diberitahu oleh pelanggan tersebut.
3. Proses meminta data pelanggan belum
7. External Technological Environment diterapkan oleh Salon Strawberry sebelumnya
Program aplikasi yang mendukung sehingga pihak salon tidak dapat menghubungi
teknologi dalam sistem TRS adalah Microsoft pelanggan untuk melakukan perawatan
Access. Microsoft Access yaitu program aplikasi kembali di salon. Pihak salon hanya
basis data komputer yang dapat membuat database melakukan Broadcast melalui
dalam waktu yang singkat. Microsoft Access 2010 BlackBerryMessenger bagi pelanggan yang
merupakan dasar dari pembuatan database menyimpan kontak salon. Hal tersebut tidak
sebelum ke pembuatan database yang lebih rumit efektif karena jika pelanggan menghapus
lagi (Thalib, 2010). Microsoft Access berguna kontak salon maka pihak salon tidak dapat
bagi pihak Salon Strawberry untuk membantu menghubungi pelanggan. Dengan adanya
dalam membuat database. meminta data pelanggan dan diinput dalam
database pihak salon dapat menghubungi
Analisis Rancangan Treatment Reminder setiap pelanggan untuk menawarkan promosi
System dan memberikan reminder system. Proses
Usulan perbaikan untuk aktivitas pembayaran berdasarkan Transaksi Final yang
menangani pelanggan saat datang hingga sesudah dibuat oleh kapster dapat dilakukan setelah
perawatan terdiri dari 4 (empat) proses tambahan melengkapi data pelanggan.
yaitu: 4. Proses menentukan metode reminder. Admin
1. Proses memberikan reminder dan mengelola bertugas untuk menginput segala pencatatan
booking. Proses memberikan reminder yang terjadi pada proses bisnis yang
dilakukan untuk memperbaiki kegiatan dijalankan. Setelah itu admin menganalisis
pemasaran yang sebelumnya tidak diterapkan perilaku pelanggan yang bertujuan untuk
secara efektif oleh Salon Strawberry karena mengetahui pola pembelian berulang sehingga
pihak salon menawarkan perawatan yang tidak pihak salon dapat menerapkan reminder

80
DOI :

system atau promosi dan menawarkan


perawatan secara otomatis saat pelanggan
datang.

Menangani pelanggan saat datang hingga sesudah perawatan


Phase

Menentukan
Admin

metode
reminder

Memberikan
Resepsionis

reminder & Menyapa Persiapan Meminta data


mengelola Pembayaran
pelanggan treatment pelanggan
booking

Melakukan
Kapster

treatment

Gambar 36. Usulan Proses Bisnis dalam Menangani Gambar 37. Proses Reminder System dan Booking
Pelanggan saat Datang Hingga Sesudah Perawatan
Setiap pesanan yang diperoleh dari
1) Proses Reminder System Dan Booking inbound maupun outbound contact dicatat dalam
Pihak salon melakukan 2 (dua) jenis Catatan Booking oleh resepsionis. Catatan
layanan kontak (contact) terhadap pelanggan yaitu Booking bertujuan agar resepsionis tidak lupa
inbound dan outbound. Inbound contact adalah mengenai identitas pemesan, waktu pemesanan,
panggilan dari pelanggan kepada pihak salon serta jenis pesanannya yang diserahkan kepada
untuk menangani proses booking. Penawaran admin untuk diinput kedalam database Data
berdasarkan preferensi pelanggan dilakukan Booking dan kepada kapster untuk menyiapkan
secara otomatis kepada pelanggan yang sudah peralatan perawatan sesuai dengan waktu
terdaftar dalam datanase. Sedangkan outbound kedatangan pelanggan tersebut.
contact merupakan layanan kontak dari pihak
salon untuk memberikan promosi atau Catatan Booking Salon Strawberry

mengingatkan pelanggan untuk melakukan


Tanggal : Jam Kedatangan :
perawatan berkelanjutan yang sesuai dengan
Nama Resepsionis : Nama Kapster :
preferensi pelanggan berdasarkan data histori
Nama Pelanggan :
melalui media telepon, SMS, atau email. Pihak
salon akan menanyakan alasan untuk bahan Jenis Perawatan Catatan Lainnya
evaluasi jika pelanggan menolak peringatan atau
promosi.

Gambar 38 Catatan Booking Salon Strawberry

2) Proses Persiapan Treatment


Keuntungan bagi pelanggan yang sudah
melakukan proses booking adalah mendapatkan
perawatan tanpa mengantri. Penawaran jenis
perawatan sesuai preferensi dilakukan secara
otomatis jika pelanggan sudah terdaftar dalam

81
DOI :

database. Pihak salon akan menanyakan jenis Transaksi Final

perawatan dan meminta identitas pelanggan bagi Tanggal : Jam Kedatangan :

pelanggan yang belum terdaftar dalam database. Nama Resepsionis : Nama Kapster :

Nama Pelanggan :

Persiapan treatment
Jenis Perawatan Kebiasaan Pelanggan
Phase
Admin

Data Data Preferensi


booking pelanggan pelanggan

Menawarkan
Booking? TIDAK Pelanggan? YA
perawatan

TIDAK

Menanyakan
Resepsionis

perawatan Catatan Lainnya

Ditawarkan
YA mengisi data YA Mengantri
pelanggan

Gambar 40. Form Transaksi Final


TIDAK Transaksi final

Transaksi Final juga bermanfaat untuk


kapster itu sendiri karena berisi kebiasaan
Treatment Mencatat
Treatment TIDAK pelanggan saat melakukan perawatan. Kebiasaan
Kapster

tambahan? transaksi final

YA pelanggan sangat penting dicatat sehingga pada


Treatment saat pelanggan datang kembali merasa nyaman
tambahan
karena kapster melakukan perawatan yang sesuai
Gambar 39. Proses Persiapan Treatment kebiasaan pelanggan tanpa diminta oleh
pelanggan tersebut contohnya seperti mencuci
Sebelum melakukan perawatan kapster rambut dengan air hangat.
memeriksa Catatan Booking atau data Preferensi
Pelanggan untuk mengetahui jenis perawatan serta 3) Proses Meminta Data Pelanggan
catatan lainnya seperti kebiasaan pelanggan
Meminta data pelanggan
tersebut dalam melakukan perawatan. Perawatan Phase

tambahan ditawarkan oleh kapster untuk


Data Data Preferensi
pelanggan yang masih ingin menambah jenis pelanggan Transaksi pelanggan
Admin

perawatan seperti colouring sesudah potong


Menginput
Menginput
rambut. Setelah seluruh perawatan selesai kapster transaksi &
form data
kebiasaan
pelanggan
mencatat Transaksi Final untuk diserahkan kepada pelanggan

resepsionis yang bertujuan untuk menghitung


Data
seluruh biaya atas jenis perawatan yang sudah pelanggan YA Pembayaran
lengkap
dilakukan.
Respsionis

TIDAK
Transaksi final
Memberikan
form data
pelanggan
Form data pelanggan

Gambar 41. Proses Meminta Data Pelanggan

Resepsionis mengecek kelengkapan data


pelanggan sebelum melakukan pembayaran. Bagi
pelanggan yang belum terdaftar dalam database
diminta untuk mengisi identitas pada Form Data
Pelanggan. Form Data Pelanggan sangat penting
bagi salon karena berisi identitas pelanggan yang
berguna bagi pihak salon untuk tetap menjalin

82
DOI :

hubungan jangka panjang dengan pelanggan outbound contact yang dilakukan pihak salon
melalui outbound contact berupa proses reminder untuk menghubungi pelanggan melalui sistem
dan promosi yang dilakukan. Form Data pengingat atau promosi.
Pelanggan diserahkan kepada admin yang
Tanggapan Pemilik
bertugas menginput identitas pelanggan tersebut
Selama ini salon hanya mementingkan
kedalam database Data Pelanggan.
kualitas pegawai untuk memberikan kepuasan
terhadap pelanggannya sedangkan para pesaing
Salon Strawberry Member Form dalam bisnis salon tidak hanya mementingkan
kualitas pegawai tetapi teknologi juga merupakan
Nama Lengkap : faktor dalam bertahan dalam persaingan. Pemilik
Tanggal Ulang Tahun : _ _/_ _/_ _ _ _ Salon Strawberry menyadari bahwa kelemahan
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-Laki dari salon yang didirikannya adalah teknologi.
Alamat : Beliau berencana untuk mengembangkan Salon
Strawberry terutama di bidang teknologi tetapi
No. Handphone : belum menemukan sistem yang tepat.
Setelah mengetahui usulan perbaikan
Email :
pemilik salon menyetujui adanya Treatment
Lainnya (BBM, Line) :
Reminder System yaitu memberikan pengingat
Media hubungan
dengan pihak salon : Telepon SMS Email Lainnya………………. melalui pesan kepada pelanggan terhadap jenis
Nama favorite kapster : perawatan berkelanjutan yang menjadi
preferensi.yang berguna untuk membuat
Gambar 42. Form Data Pelanggan pelanggan datang kembali ke salon untuk
melakukan perawatan berkelanjutan. Beliau
4) Proses Menentukan Metode Reminder mengatakan langkah pertama yang harus
Admin menganalisa preferensi pelanggan dilakukan yaitu merekrut orang yang ahli di
dan data transaksi pelanggan untuk mengetahui bidang IT untuk membuat sistem reminder ke
pola pembelian berulang setiap pelanggan dalam aplikasi yang terkait. Selain itu beliau juga
sehingga dapat mengelompokkan pelanggan menyetujui adanya tambahan divisi admin yang
kedalam 2 (dua) jenis yaitu: memiliki tugas untuk mengoperasikan aplikasi
1. Pelanggan dengan perawatan berkelanjutan. tersebut yaitu melakukan input data ke dalam
Pihak salon akan memberikan sistem database pada aplikasi.
pengingat bagi pelanggan yang sudah memiliki
pola pembelian berulang. Pelanggan akan KESIMPULAN
diingatkan oleh pihak salon mengenai jenis
perawatan yang menjadi preferensinya. Berikut ini adalah beberapa kesimpulan
2. Pelanggan yang tidak memiliki perawatan dari hasil pembahasan yang telah dibuat:
berkelanjutan. Pelanggan yang masuk kedalam 1. Proses bisnis yang ada sekarang pada Salon
jenis ini merupakan pelanggan yang baru Strawberry yang digambarkan melalui BPMN
melakukan perawatan di salon sehingga belum terdapat beberapa masalah yaitu :
memiliki pola pembelian berulang. Pihak salon  pegawai Salon Strawberry hanya menghafal
menawarkan promosi terhadap pelanggan pelanggan sehingga jika pegawai tersebut
tersebut. berhalangan pelanggan ditanya kembali
Setiap pelanggan yang sudah mengenai kebutuhannya,
dikelompokkan diinput kedalam Data Reminder  perjanjian yang dibuat oleh pelanggan tidak
dan Promosi. Dalam database tersebut berisi nama dicatat oleh resepsionis sehingga terkadang
pelanggan dengan jenis perawatan dan metode pelanggan harus mengantre lagi,
reminder yang sesuai dengan preferensinya. Data  Salon Strawberry belum melakukan
Reminder dan Promosi berguna untuk proses kegiatan pemasaran secara efektif hanya

83
DOI :

melalui Broadcast yang tidak sesuai reminder dilakukan untuk membantu pihak
keinginan pelanggan. Pelanggan sering lupa salon dalam merancang reminder.
untuk kembali melakukan perawatan 3. Pemilik Salon Strawberry menyetujui adanya
disalon. peningkatan di bidang teknologi melalui sistem
2. Berdasarkan analisa perbaikan proses bisnis reminder yang berguna untuk membuat
Salon Strawberry, perlu melakukan pelanggan datang kembali ke salon untuk
optimalisasi level pembelian kembali. Pihak melakukan perawatan berkelanjutan.
salon dapat mencapai optimalisasi level
pembelian kembali dengan menawarkan jasa DAFTAR PUSTAKA
yang sesuai preferensi pelanggan serta
memberikan reminder system dengan Anata Salon. (2016). Cabang dan Outlet Salon.
menggunakan 3 (tiga) buah data yaitu Data Retrieved February Thursday, 2016, from
Transaksi, Data Pelanggan, dan Preferensi Anata Salon: http://www.salonanata.com/
Pelanggan. Ketiga buah data tersebut dianalisis AskOxford. (2015, September). Salon Kecantikan.
sehingga menghasilkan pola pembelian Retrieved from Wikipedia.
berulang setiap pelanggan. Brown, S. (1992). Cognitive mapping and
Dalam analisa perubahan yang perlu dilakukan repertory grids for qualitative survey
Salon Strawberry agar dapat beradaptasi research: some comparative observations.
terhadap kondisi external socio-economy yaitu Journal of Management Studies.
dengan mengubah strateginya yang awalnya Cobham, Curtis, G., & David. (2005). Business
menggunakan Entrepreneur School yaitu Information System Analysis, Design And
strategi dimana pelanggan sangat bergantung Practice. England: Person Education.
dengan pemimpin salon menjadi strategi detikcom. (2015, Juli Rabu). Kenalkan Caroline,
fokus-differensiasi yang didukung oleh aliran Call Center Canggih Telkomsel.
strategi cognitive school yaitu pihak salon Retrieved November Rabu, 2016, from
berfokus pada preferensi setiap pelanggan. detikinet:
Strategi baru dapat diterapkan apabila Salon http://inet.detik.com/read/2015/07/22/165
Strawberry menambahkan divisi admin ke 913/2973006/328/kenalkan-caroline-call-
dalam struktur organisasinya. Management center-canggih-telkomsel
process pada Salon Strawberry perlu Gunawan, A. (2012). Information Access for
ditambahkan 4 (empat) proses utama untuk SMEs in Indonesia, A study on the
mendukung strategi yang diusulkan. Strategi Business. Enschede: Ipskamp.
memerlukan teknologi pendukung yaitu sistem Hall, J. A. (2001). Sistem Informasi Akuntansi.
Treatment Reminder System (TRS). Sistem Jakarta: Salemba Empat.
TRS memiliki kegunaan yaitu Hunger, D. K., & Wheelen, T. (2003). Manajemen
mengoptimalkan level pembelian kembali Strategis. Yogyakarta: Andi.
dengan cara memberikan pengingat melalui Jasaraharja Putra. (2016, Maret). Potensi
pesan kepada pelanggan terhadap jenis Kontribusi Industri Jasa Bagi Ekonomi
perawatan berkelanjutan. Program aplikasi Indonesia Besar. Retrieved from
yang mendukung teknologi dalam sistem TRS jasaraharja-putera.co.id.
adalah Microsoft Access. Kotler, P. (2003). Manajemen Pemasaran.
Usulan perbaikan untuk aktivitas menangani Jakarta: PT. Prebalindo.
pelanggan saat datang hingga sesudah Kumar, V., & Reinartz, W. (2009). Principles of
perawatan terdiri dari 4 (empat) proses Marketing. New Jersey: Prentice Hall
tambahan yaitu: (1) proses memberikan Published.
reminder dan mengelola booking (2) Proses Kusumadewi, d. (2001). Pengetahuan dan Seni
persiapan treatment (3) Proses meminta data Tata Rambut Moderen. Jakarta: Meutia
pelanggan dan (4) Proses menentukan metode Cipta Sarana & DPP.

84
DOI :

Levy, M., & Powell , P. (2005). “Strategies For Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis
Growth In Smes: The Role Of Information (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
System”s. Burlington, Ma: Elsevier R&D). Bandung: Alfabeta.
Butterwort-Heinemann. Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian
Martin, E., Brown, C., DeHayes, D., Hoffer, J., & Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Perkins, W. (2005). "Customer Thalib, S. B. (2010). Psikologi Pendidikan
Relationship Management”, Managing Berbasis Analisis Empiris Aplikatif.
Informastion Technology. Pearson Jakarta: Kencana.
Prentice Hall. Widjono, H. (2007). Bahasa Indonesia. Jakarta:
Mintzberg, H., Ahlstrand, B., & Lampel, J. PT Grasindo.
(1998). Strategy Safari: A Guided Tour Wilieyam, & Sevani, G. N. (2013). SMS Based
Through The Wilds of Strategic Gateway Patient Medication Reminder
Mangement. New York: The Free Press. Application.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor:
Ghalia Indonesia.
O‟Brien, A., J., Marakas, & George M. (2011.).
Management Information Systems. New
York: McGraw-Hill Inc.
Pearce, & Robinson. (2007). Manajemen Strategi.
Jakarta: Salemba Empat.
Porter, M. E. (2008). Strategi Bersaing
(Competitive strategy). Tangerang:
Karisma Publishing Grup .
Putra, R., & Hartanto, A. D. (2015). Rancang
Bangun Aplikasi Pengingat Jadwal dan
Tugas Kuliah Berbasis Android.
Rainer, R. K., & Cegielski, C. (2011).
Introduction to Information Systems Third
Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Roger's Salon. (2015). Kontak Roger's. Retrieved
February Thursday, 2016, from Roger's
Salon : http://www.rogersalon.com/
Serambi Indonesia. (2015, Oktober Rabu). Bisnis
Salon di Indonesia Sumbang Rp 1 Triliun
Per Tahun. Retrieved November Kamis,
2016, from Serambinews.com:
http://aceh.tribunnews.com/2015/10/07/bi
snis-salon-di-indonesia-sumbang-rp-1-
triliun-per-tahun
Situnjak, S. d. (2006). Sugiharto dan Situnjak.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Stiehl, V. (2014). Process-Driven Applications
with BPMN. Switzerland: Springer
International Publishing.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

85
DOI :

RANCANGAN SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA


KOORDINATOR PROYEK PT ATRIUM PROPUGNATORUM TEKNIKA
Zee Zee Aprillia

Bytedance Ltd.
zzzzaprl@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan teknologi digital membawa perluang yang baik bagi para pelaku usaha di industri teknologi
informasi. PT Atrium Propugnatorum Teknika merupakan salah 1 perusahaan start up di Indonesia yang bergerak di
industri tersebut. PT Atrium Propugnatorum Teknika berfokus pada pengembangan perangkat lunak, namun memiliki
kendala di mana perusahaan kesulitan untuk memperoleh dan mempertahankan sumber daya manusia yang kompeten di
bidang pengembangan perangkat lunak (programmer). Oleh sebab itu, perusahaan bermaksud untuk membangun sistem
penilaian kinerja untuk memaksimalkan sumber daya manusia yang tersedia saat ini agar dapat memberikan pelayanan
yang konsisten kepada calon konsumen dan konsumen mereka.
Penelitian ini berjenis deskriptif analitis yang akan menggambarkan kondisi ekternal yang mempengaruhi PT
Atrium Propugnatorum Teknika dan memaparkan rancangan sistem penilaian kinerja pegawai sesuai dengan proses
penilaian kinerja pegawai saat ini. Teknik analisis data menggunakan Porter 5‟s Forces dan BPMN.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data perusahaan saat ini cukup untuk menjalankan sistem penilaian
kinerja karyawan. Data perusahaan yang ada dapat diolah secara otomatis untuk menghasilkan informasi mengenai
kinerja pegawai sesuai dengan predikat yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil tanggapan dari PT
Atrium Propugnatorum Teknika, rancangan sistem penilaian kinerja ini sesuai dengan tujuan perusahaan untuk
memantau kinerja karyawan. Rancangan sistem ini dapat dimaksimalkan dengan pembaharuan kompetensi dan
parameter yang disesuaikan dengan kondisi ekternal dan internal perusahaan.
Kata kunci: Manajemen Kinerja, Penilaian Kinerja, Sistem Informasi

ABSTRACT

The development of digital technology brought an opportunity for information technology industry. PT Atrium
Propugnatorum Teknika is one of Indonesian start-up companies that engaged in the industry. PT Atrium
Propugnatorum Teknika focuses on software development, but has problems where the company finds difficulties in
finding and maintaining competent human resources (programmers). Therefore, the company intends to build a
performance appraisal system to maximize the performance of their human resources in order to provide consistent
services to prospective and existing customers.
This analytical descriptive research will describe the external conditions of PT Atrium Propugnatorum
Teknika and explain their employee performance appraisal systems design in accordance with the current employee
performance appraisal process. Additionally, Porter's 5 Forces and BPMN are used as the data analysis techniques.
The results showed that the current company data was sufficient for running an employee performance
appraisal system. Existing company data can be automatically processed to produce information about employee
performance in accordance with the predicate that has been set by the company. Based on PT Atrium Propugnatorum
Teknika’s responses, the design of the performance appraisal system is in accordance with the company's objectives for
monitoring employee performance. The design of this system can be fully utilized by updating the competencies and the
adjusted parameters to company's external and internal conditions.
Keywords: Performance Management, Performance Appraisal, Information System

86
DOI :

PENDAHULUAN Karena itu, PT Atrium Propugnatorum


Teknika telah melakukan proses penilaian kinerja
Latar Belakang di departemen teknis. Hal ini dilakukan guna
Perkembangan teknologi digital yang memantau kualitas kinerja pegawai saat ini. Dari
pesat turut mempengaruhi proses industri. World hasil rekap kualitas kinerja tersebut perusahaan
Economic Forum (WEF) memprediksi bahwa dapat melakukan evaluasi terhadap pegawai
dalam periode 2018 hingga 2022, perusahaan seperti memberikan reward, training yang sesuai
akan melakukan investasi besar-besaran pada untuk meningkatkan kualitas kinerja dan lain
teknologi digital. WEF menyatakan bahwa empat sebagainya.
(4) area investasi teknologi digital yang dilakukan Akan tetapi, proses penilaian kinerja yang
adalah cognitive technologies, robotics, berjalan saat ini masih belum optimal dikarenakan
IoT/Connected Devices dan Mobile/Social Media jumlah data yang perlu diolah cukup banyak dan
(World Economic Forum, 2018). Hal ini membutuhkan waktu yang lama untuk
membawa berita baik bagi pengembang perangkat mengolahnya padahal jumlah pegawai di bidang
keras ataupun perangkat lunak, karena membuka SDM terbatas. Selain itu, perusahaan juga belum
peluang yang lebih besar bagi industri teknologi memiliki susunan kompetensi dan parameternya
informasi. untuk pegawainya. Oleh sebab itu, penelitian ini
Akan tetapi keterbatasan sumber daya bermaksud untuk merancang sistem informasi
manusia yang kompeten menjadi tantangan besar penilaian kinerja department teknis PT Atrium
bagi perusahaan yang bergerak di bidang ini Propugnatorum Teknika agar perusahaan dapat
(Dhewanto & Anggadwita, 2015). Hal ini sejalan menjalankan proses penilaian kinerja dengan lebih
dengan pernyataan Neil Bedwell (2019) bahwa, baik.
73% perusahaan mengakui bahwa sumber daya
yang kompeten sangat terbatas dan sebanyak 92% Identifikasi Masalah
perusahaan mengatakan bahwa tantangan tersebut Berdasarkan latar belakang di atas, maka
sangat mengganggu bisnis mereka. identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah
PT Atrium Propugnatorum Teknika sebagai berikut:
merupakan perusahaan start-up yang bergerak di 1. Bagaimana faktor lingkungan ekternal PT
bidang pengembangan perangkat lunak. Atrium Propugnatorum Teknika sehingga
Perusahaan ini mengalami kendala serupa dimana perusahaan membutuhkan sistem informasi
jumlah pegawai yang kompeten sangat terbatas penilaian kinerja?
dan sulit untuk diperoleh. Hal ini disebabkan oleh 2. Bagaimana rancangan sistem informasi
banyakanya perusahaan digital asing yang masuk penilaian kinerja departemen teknis PT Atrium
ke Indonesia serta kuatnya modal dan Propugnatorum Teknika?
pengetahuan para pemain di industri ini. Adanya 3. Bagaimana tanggapan pemilik sekaligus
dominasi dari para pesaing tersebut menyebabkan pegawai PT Atrium Propugnatorum Teknika
sulitnya perusahaan untuk mendapatkan pegawai atas rancangan sistem ini?
yang kompeten karena beberapa hal seperti :
branding pesaing yang lebih baik (prestige untuk KAJIAN TEORI
menjadi pegawainya), tawaran gaji yang lebih
tinggi, jenjang karir yang lebih baik, dan lain-lain. Industri Teknologi Informasi
Di samping itu, berdasarkan hasil Berdasarkan definisi yang tercantum
wawancara dengan pihak HRD (Human Resource dalam UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi
Development), perusahaan juga menghadapi dan Transaksi Elektronik (ITE), teknologi
masalah internal dimana kinerja pegawai yang ada informasi didefinisikan sebagai, “suatu teknik
saat ini belum konsisten sehingga mempengaruhi untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
kualitas jasa yang ditawarkan kepada konsumen. memproses, mengumumkan dan/atau
menyebarkan informasi” (Informasi dan Transaksi
Elektronik, 2008).
87
DOI :

Global Industry Classification Standard menempatkan posisi yang lebih menguntungkan


(GICS) merupakan standar penggolongan industri dan tidak rentan terhadap serangan (Porter M. E.,
yang diakui oleh ribuan pelaku pasar di seluruh The Five Competitive Forces That Shape
dunia. Berdasarkan Global Industry Classification Strategy, 2008).
Standard (GICS), ruang lingkup industri teknologi Persaingan panjang yang dihasilkan dari
informasi dikelompokkan sebagai berikut (MSCI, kelima kekuatan mendefinisikan struktur industri
2018). dan membentuk sifat interaksi kompetitif dalam
1. Software and Services industri tersebut. Kelima kekuatan tersebut antara
Software and Services merupakan kelompok lain (Porter M. E., The Five Competitive Forces
dalam industri teknologi Informasi yang That Shape Strategy, 2008) :
bergerak dalam mengembangkan perangkat 1. Ancaman pendatang baru
lunak, dan penyedia layanan terkait teknologi Ancaman pendatang baru di industri
informasi. tergantung pada ada tidaknya hambatan untuk
2. Technology Hardware and Equipment masuk juga reaksi perusahaan yang terlebih
Technology Hardware and Equipment dahulu ada di industri tersebut. Pendatang baru
merupakan kelompok dalam industri teknologi yang masuk ke dalam industri akan
informasi yang mengembangkan peralatan atau meningkatkan persaingan industri, sehingga
perlengkapan telekomunikasi; perangkat keras mampu mengancam tingkat laba yang
dan tempat penyimpanan (data); dan peralatan, dihasilkan perusahaan lebih rendah. Tingkat
perlengkapan, komponen elektronik. ancaman pendatang baru diukur dari seberapa
3. Semiconductors and Semiconductors mudah pendatang baru masuk ke dalam
Equipment industri dan bersaing (Pamungkas, 2016).
Semiconductors and Semiconductors 2. Ancaman produk substitusi
Equipment merupakan kelompok dalam Produk substitusi menjadi ancaman karena
industri teknologi informasi yang mampu memberikan fungsi yang sama atau
mengembangkan produk atau komponen serupa untuk permasalahan atau tujuan yang
penghantar listrik. sama. Pengganti selalu ada, tetapi mudah
Sementara, di Indonesia sendiri, industri diabaikan karena mereka mungkin tampak
konsultasi teknologi informasi dan jasa lainnya sangat berbeda dari produk yang ada.
termasuk ke dalam kelompok jenis layanan dan Dalam mengukur tingkat ancaman produk
produk jasa teknologi informasi. Konsultasi substitusi, perusahaan perlu mengetahui semua
teknologi informasi dan jasa lainnya merupakan pilihan yang tersedia untuk pasar. Semakin
perusahaan yang menawarkan jasa dalam tinggi jumlah produk substitusi, maka
memberikan input dan solusi untuk permasalahan perusahaan akan semakin sulit meraih laba
yang dihadapi klien dalam implementasi dan potensial (Pamungkas, 2016).
penggunaan perangkat lunak yang dibutuhkan; 3. Daya tawar pemasok
jasa sistem integrasi; dan jasa terkait dengan Pemasok yang kuat membebankan harga yang
jaringan komputer (Dhewanto & Anggadwita, lebih tinggi, membatasi kualitas atau layanan,
2015). atau mengalihkan biaya kepada peserta industri
lainnya. Pemasok yang kuat, termasuk
Porter’s Five Forces Analysis pemasok tenaga kerja, dapat memeras
Porter’s five forces analysis merupakan profitabilitas dari pemain lainnya.
pendekatan analisa lingkungan eksternal Ketergantungan perusahaan terhadap
perusahaan oleh Michael Porter yang digunakan pemasok dapat menjadi ancaman bersaing bagi
untuk mengembangkan strategi perusahaan perusahaan. Perusahaan harus memilih
(David & Fred, 2011). Tujuan dari Porter’s five pemasok sebaik mungkin, mulai dari segi
forces analysis adalah untuk membantu kualitas hingga harga. Apabila perusahaan
perusahaan memahami struktur industrinya dan mendapatkan pemasok dengan harga yang

88
DOI :

rendah namun kualitasnya tinggi, maka daya adalah merekrut orang yang tepat, menyaring,
tawar pemasok rendah. memberi penghargaan dan mengembangkan
4. Daya tawar pembeli tenaga kerja (Dessler, 2011; Chapman, Sisk,
Daya tawar pembeli kuat bila konsumen dapat Schatten, & Miles, 2018).
memperoleh nilai lebih dengan menekan
Manajemen Kinerja
harga, menuntut kualitas atau pelayanan yang
Manajemen kinerja merupakan tindakan
lebih (dengan demikian menaikkan biaya), dan
yang diberikan berdasarkan laporan dan ukuran
membuat para pelaku industri mengorbankan
kinerja tenaga kerja yang ditujukan untuk
profitabilitas. Daya tawar pembeli kuat bila
meningkatkan perilaku, motivasi dan kemampuan
mereka mampu bernegosiasi dengan tingkat
tenaga kerja (Fryer, Antony, & Ogden, 2009).
pengaruh (leverage) yang tinggi terhadap
Sementara menurut Anguinis (2013), manajemen
peserta industri. Jika pembeli peka terhadap
kinerja adalah proses kontinu dalam
harga, mereka dapat menekan harga kepada
mengidentifikasi, menilai dan mengembangkan
pelaku industri.
kinerja dalam organisasi dengan menghubungkan
5. Persaingan antar pesaing dalam industri
antara kinerja tenaga kerja dan tujuan perusahaan.
Pesaing di antara pesaing yang ada memiliki
Berdasarkan kedua definisi diatas, maka
banyak bentuk yang sudah dikenal seperti
manajemen kinerja merupakan tindakan yang
diskon harga, pengenalan produk baru, iklan
diberikan berdasarkan proses kontinu dalam
kampanye, dan peningkatan layanan.
mengidentifikasi, menilai dan mengembangkan
Persaingan tinggi membatasi profitabilitas
kinerja pegawai (Aguinis, 2013; Fryer, Antony, &
suatu industri. Sejauh mana persaingan yang
Ogden, 2009)
ada akan menurunkan potensi keuntungan
Penilaian kinerja tenaga kerja dilakukan
industri. Hal ini tergantung pada (1) intensitas
dengan mengevaluasi kinerja tenaga kerja secara
di mana perusahaan tersebut bersaing, (2)
terus menerus. Dengan demikian, manajemen
dasar yang mempengaruhi persaingan mereka.
kinerja dapat membantu manajer dalam memantau
kinerja pegawai, identifikasi kebutuhan
Manajemen Sumber Daya Manusia
pengembangan pegawai dan meningkatkan kinerja
Manajemen sumber daya manusia
pegawai (Aguinis, 2013).
merupakan salah satu fungsi dalam bisnis yang
ditujukan untuk mengelola tenaga kerja dalam
Penilaian Kinerja (Kinerja)
perusahaan. Pengelolaan tenaga kerja dalam
Menurut Dr. Dedi Rianto Rahadi (Rahadi,
manajemen sumber daya manusia dimulai dari
2010), penilaian kinerja merupakan proses untuk
perencanaan strategis untuk mengetahui kapasitas,
mengukur prestasi pegawai sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
menyesuaikan hasil kerja dan standar kerja telah
tenaga kerja hingga kemampuan dan efektivitas
ditetapkan.
operasional (Lindholm, Yarrish, & Zaballero,
Menurut Gary Dessler (Dessler, 2011),
2012).
penilaian kinerja adalah proses evaluasi kinerja
Menurut Hasibuan (2013), manajemen
pegawai di masa sekarang dan di masa lalu
sumber daya manusia adalah ilmu dan seni dalam
terhadap standar kinerjanya.
mengelola hubungan antar tenaga kerja yang
Menurut Siagian dalam buku Manajemen
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
Kinerja Sumber Daya Manusia (Rahadi, 2010) ,
perusahaan. Definisi ini didukung oleh Arep dan
proses penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
Tanjung (2008) yang mengatakan bahwa, MSDM
1. Penilaian dilakukan untuk mengidentifikasi
merupakan ilmu dan seni yang mengatur unsur
kemampuan dan kelemahan pegawai
manusia sebagai aset organisasi dengan cara
berdasarkan kinerja.
memperoleh, mengembangkan dan
2. Penilaian dilakukan berdasarkan tolak ukur
mempertahankan tenaga kerja secara efektif dan
yang telah ditatapkan secara objektif.
efisien. Peran manajemen sumber daya manusia

89
DOI :

3. Hasil penilaian harus disampaikan kepada Executive Support Sistem yang Senior
pegawai dengan maksud untuk meningkatkan System (ESS) membantu management
motivasi pegawai. perencanaan
strategi jangka
4. Penilaian dilakukan secara berkala dan semua panjang melalui
hasil penilaian didokumentasikan dengan rapi. peramalan atau
prediksi
Sumber : (Laudon & Laudon, 2016)
Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah sekumpulan Sistem Informasi Penilaian Kinerja (Kinerja)
komponen yang berfungsi untuk mengumpulkan, Sistem informasi, sesuai dengan teori
mengolah, menyimpan, dan menyediakan yang telah dijabarkan sebelumnya, merupakan
informasi dalam bisnis (Satzinger, Jackson, & serangkaian komponen terpadu yang digunakan
Burd, 2012). Di samping itu, sistem informasi untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengolah
merupakan sistem buatan yang terdiri dari data menjadi informasi (output) yang dibutuhkan
serangkaian komponen terpadu berbasis komputer pengguna (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012;
untuk mengumpulkan, megolah, menyimpan dan Gelinas, Dull, & Wheeler, 2011). Sementara
mengelola data menjadi output bagi pengguna penilaian kinerja adalah proses pengukuran
(Gelinas, Dull, & Wheeler, 2011). prestasi kerja pegawai, di masa lalu dan masa
Sistem informasi dikelompokkan sekarang, sesuai dengan standar kinerja yang telah
berdasarkan kegunaannya untuk setiap tingkatan ditetapkan (Rahadi, 2010; Dessler, 2011).
manajemen, seperti yang di rangkum dalam Tabel Oleh sebab itu, sistem informasi penilaian
1. kinerja adalah serangkaian komponen terpadu
Tabel 18. Jenis Sistem Informasi berdasarkan yang digunakan untuk mengumpulkan,
Fungsi pada Tingkatan Manajemen menyimpan dan mengolah data menjadi informasi
Jenis Sistem Tingkatan
(output) dalam proses pengukuran prestasi kerja
Fungsi pegawai (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012;
Informasi Manajemen
Gelinas, Dull, & Wheeler, 2011; Rahadi, 2010;
Transaction Sistem yang Manajemen yang
Processing System mencatat dan melakukan kontrol Dessler, 2011).
(TPS) menyimpan data- atau pengawasan
data secara rutin (contoh:
yang berkaitan supervisor) Business Process Modeling and Notation
dengan unit usaha (BPMN)
Business process modeling and notation
Management Sistem yang Middle (BPMN) sebagai suatu notasi standar yang
Information System mengolah data dan management
(MIS) merangkum data berbentuk ikon atau gambar yang digunakan
menjadi informasi dalam permodelan bisnis (Jeston & Nelis,
yang berbentuk
laporan
2006). Stiehl (2014) menyebutkan bahwa BPMN
membuka peluang lebih untuk perencanaan,
Decision Support Sistem yang Middle implementasi dan pengawasan terhadap setiap
System (DSS) berfokus untuk management dan
memecahkan Senior proses yang ada di dalam unit usaha. BPMN tidak
masalah management hanya membantu perusahaan untuk menjabarkan
berdasarkan
analisa data dan
proses yang terjadi tetapi membantu proses
laporan yang integrasi teknologi.
tersimpan di dalam Penelitian ini menggunakan BPMN
database yang
digunakan untuk dikarenakan BPMN mampu menyediakan notasi
membantu yang mudah dibaca sehingga penggunanya
pengambilan
keputusan
mampu memahami setiap proses di dalam
aktivitas bisnis (Object Management Group,
2011). Elemen dan notasi yang umum digunakan

90
DOI :

dalam business process modeling and notation penilaian kinerja departemen teknis PT Atrium
(BPMN) tercantum pada Tabel 2. Propugnatorum Teknika. Dengan demikian,
penelitian akan menyajikan pemahaman yang
Tabel 19. Elemen dan Notasi BPMN
lebih dalam terhadap sistem penilaian kinerja
Elemen Deskripsi Notasi departemen teknis PT Atrium Propugnatorum
Teknika yang dirancang.
Event Event menunjukkan apa
yang terjadi di dalam
proses yang Metode Penelitian
menunjukkan mulainya Metode penelitian yang digunakan adalah
proses, intermediate,
dan berakhirnya proses studi kasus. Studi kasus yang dimaksud adalah
mempelajari fenomena penelitian dalam situasi
Activity Activity menunjukkan yang nyata atau yang sebenarnya terjadi (Yin,
kegiatan yang di
lakukan di dalam 2014). Penelitian ini berfokus pada rancangan
proses sistem penilaian kinerja yang sesuai untuk PT
Atrium Propugnatorum Teknika berdasarkan
kondisi lingkungan eksternal industri teknologi
Gateway Gateway menunjukkan informasi saat ini menggunakan Porter’s Five
alur proses yang Forces Analysis, proses penilaian kinerja saat ini,
bercabang tergantung
pada situasi atau dan data yang tersedia di perusahaan.
kondisi tertentu
Teknik Pengambilan Data
Sequence Sequence Flow
Teknik pengambilan data yang digunakan
Flow menunjukkan alur dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
proses atau urutan berdasarkan sumber data primer dan sekunder.
proses
Tabel berikut merangkum teknik pengambilan
data berdasarkan sumber data penelitian.
Pool Pool merupakan
representasi grafis dari Tabel 20.Teknik Pengambilan Data
partisipan atau aktor di Teknik
dalam proses Sumber
Pengambilan Penjelasan
Data
Data

Lane Lane merupakan Data Primer Wawancara Data diperoleh berdasarkan


representasi grafis dari hasil tanya-jawab yang
sub-partisipan di dalam dilakukan oleh peneliti dengan
proses manajemen perusahaan. Dalam
hal ini, CEO, Business
Sumber : (Object Management Group, 2011) Development Executive dan
Kepala HRD PT Atrium
METODELOGI Propugnatorum Teknika.

Observasi Data diperoleh berdasarkan


Jenis Penelitian hasil pengamatan secara
Jenis penelitian yang digunakan adalah langsung terhadap objek
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yang penelitian. Dalam penelitian ini,
observasi dilakukan selama
dimaksud adalah penelitian yang mengungkapkan empat (4) bulan, pada bulan
dan/atau menggambarkan suatu fenomena atau Januari sampai dengan April
kejadian untuk meningkatkan pemahaman 2019.

terhadap penelitian yang dilakukan (Yin, 2011). Data Studi Data diperoleh berdasarkan
Penelitian kali ini akan mengungkapkan Sekunder Dokumen kajian dokumen-dokumen objek
penelitian yang berkaitan
urgensi kebutuhan PT Atrium Propugnatorum dengan penelitian. Dokumen-
Teknika terhadap sistem informasi penilaian dokumen yang dipelajari dalam
kinerja, dan menggambarkan rancangan sistem penelitian ini adalah dokumen

91
DOI :

Terms of Reference, dan Project dengan berbagai cara dan berbagai waktu,
Report. sehingga meningkatkan keabsahan dan
pemahaman atas data yang diperoleh.
Studi Data diperoleh dari hasil kajian Penelitian ini menggunakan triangulasi
Literatur penelitian sebelumnya (jurnal sumber data, di mana data yang dikumpulkan
atau tesis), literatur, dan artikel.
berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan studi
Sumber : Pengolahan Data Penelitian
dokumen perusahaan.
Operasionalisasi Variabel
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 21. Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Analisa Porter’s Five Forces
Analisa Porter’s five forces merupakan
Sistem Mengumpulkan  Terms of Reference analisa lingkungan eksternal perusahaan. Analisa
Informasi data untuk proses  Project Report Porter’s five forces digunakan untuk mengukur
Penilaian penilaian kinerja  Data kompetensi,
Kinerja (kinerja) pegawai indikator kinerja, persaingan yang dihadapi perusahaan dan mencari
(Kinerja) bobot indikator strategi untuk bersaing. Pada bab ini, penulis akan
kinerja dan predikat
(Satzinger, kinerja
melakukan analisa Porter’s five forces untuk PT
Jackson, & Atrium Propugnatorum Teknika. Analisa
Burd, 2012; Mengolah data  Proses penilaian
Gelinas,
dilakukan berdasarkan data yang penulis temukan
menjadi kinerja departemen
Dull, & penilaian teknis PT Atrium dan hasil wawancara dengan pimpinan PT Atrium
Wheeler, kinerja Propugnatorum Propugnatorum Teknika.
2011; (kinerja) Teknika
Rahadi, Hasil analisa Porter’s five forces
2010; diriangkum ke dalam Tabel 5.
Dessler, Menyediakan  Laporan Kinerja
2011) informasi Pegawai (tidak
mengenai dilampirkan karena Tabel 22. Hasil Analisa Porter‟s Five Forces
kinerja (kinerja) dokumen tidak
pegawai diberikan, hanya Porter’s Tingkat
ditunjukkan) Keterangan
Five Forces Ancaman
Sumber : Pengolahan Data Penelitian (Sugiyono, 2013)
Competitive Sangat  Peningkatan ukuran
Operasionalisasi variable (Opvar) Rivalry Tinggi industri teknologi
informasi karena
bertujuan untuk menjabarkan definisi dan pertumbuhan jumlah unit
mengukur variable-variabel yang digunakan di usaha setiap tahunnya.
dalam penelitian. Walaupun umumnya Opvar  Peningkatan impor
terhadap produk dan jasa
digunakan dalam penelitian kuantitatif, namun sistem informasi
dalam penelitian ini, opvar bertujuan untuk membuktikan persaingan
pasar internasional juga
memperjelas penjabaran dari komponen- semakin ketat.
komponen di dalam sistem informasi penilaian  Persaingan dalam
kinerja. Sehingga rancangan sistem informasi memperoleh sumber
daya manusia yang
dalam penelitian ini menggunakan semua kompeten di dalam
komponen seperti yang tercantum pada tabel 4 di industri teknologi
informasi.
atas.

Uji Validitas
Uji Validitas dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan triangulasi. Menurut
Susan Stainback yang dikutip Sugiyono (2013),
triangulasi bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman atas suatu penelitian, triangulasi
merupakan pengecekan data dari berbagai sumber

92
DOI :

informasi. Demi menghadapi tantangan tersebut,


Threat of Cukup  Sulitnya akses pinjaman
New Rendah modal. PT Atrium Propugnatorum Teknika harus mampu
Entrants  Keterbatasan mempertahankan pegawai yang kompeten di
kemampuan sumber
dalam perusahaan, dan terus mengembangkan
daya manusia yang
memadai dalam industri kemampuan pegawai di dalam perusahaan.
teknologi informasi. Berdasarkan teori manajemen kinerja
 Permasalahan
infrastruktur dan (Fryer, Antony, & Ogden, 2009), untuk
teknologi di Indonesia meningkatkan dan mengembangkan kinerja
yang menjadi tantangan (kinerja) pegawai di dalam perusahaan, maka PT
industri teknologi
informasi. Atrium Propugnatorum Teknika perlu mengambil
tindakan berdasarkan laporan atau ukuran kinerja
Threat of Cukup  Tren kustomisasi pegawai.
Substitute Tinggi software meningkatkan Berdasarkan hasil penelitian terdahulu,
Products ancaman yang lebih
tinggi bagi perusahaan pengambilan tindakan atau keputusan terkait
jasa teknologi informasi. kinerja dapat didukung dengan sistem informasi
 Software house sebagai
pilihan yang lebih
penilaian kinerja (Adhawiyah, Kumaladewi, &
menarik untuk klien. CaturUtami, 2017; Utomo & Tulili , 2014;
Agustina, Sunarto, & Jatmika, 2013). Penilaian
Bargaining Cukup  Pemasok PT Atrium kinerja merupakan salah satu proses dalam
Power of Rendah Propugnatorum Teknika
Suppliers bervariasi dalam segi
manajemen kinerja (Aguinis, 2013), yang dapat
harga dan kualitas. dilakukan lebih cepat menggunakan sistem
 Menjalin kerja sama informasi penilaian kinerja (Adhawiyah,
dengan beberapa
pemasok untuk Kumaladewi, & CaturUtami, 2017). Maka dari
mengantisipasi tingkat itu, sebaiknya sistem informasi penilaian kinerja
daya tawar pemasok
diimplementasikan oleh PT Atrium
yang tinggi.
Propugnatorum Teknika untuk mendukung
Bargaining Sangat  Banyaknya pilihan bagi manajemen kinerja.
Power of Tinggi konsumen untuk produk
Customers ataupun jasa sistem Rancangan Sistem Penilaian Kinerja
informasi. Rancangan sistem penilaian kinerja
 Masuknya produk asing
dengan kualitas yang berfokus pada proses penilaian kinerja
lebih baik. koordinator proyek departemen teknis PT Atrium
Sumber : Pengolahan Data Penelitian Propugnatorum Teknika. Proses penilaian kinerja
yang telah berjalan saat ini dimulai dari mengulas
Berdasarkan hasil Analisa Porter’s Five dokumen proyek, menilai kompetensi pegawai,
Forces, persaingan di dalam industri teknologi mengkategorikan nilai akhir pgawai lalu
informasi cukup tinggi. Salah satu faktor yang menyusun laporan performa (contoh : laporan
mengakibatkan tingginya persaingan antar pesaing performa per pegawai, laporan performa pegawai
(Competitive Rivalry) adalah keterbatasan sumber per bulan, dan seterusnya). Adapun sistem
daya manusia yang kompeten untuk industri penilaian kinerja ini bertujuan untuk mendata,
teknologi informasi. Kompeten yang dimaksud menilai, dan mengidentifikasi performa pegawai
adalah sumber daya manusia yang cakap, atau sehingga perusahaan dapat melakukan evaluasi
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang atas kinerja pegawai tersebut.
diperlukan perusahaan.
Meskipun faktor ini mampu melemahkan
ancaman pendatang baru (Threat of New
Entrants), namun persaingan untuk memperoleh
sumber daya manusia yang kompeten tetap Gambar 43. Proses penilaian kinerja departemen
teknis PT Atrium Propugnatorum Teknika
menjadi tantangan bagi pelaku industri teknologi

93
DOI :

Adapun penjabaran atas proses penilaian Tabel 24. Predikat Performa Departemen Teknis
kinerja departemen teknis seperti berikut ini : Nilai Akhir Predikat
1. Mengulas dokumen proyek > 75 A
Pihak sumber daya manusia harus 65-75 B
< 65 C
mengumpulkan dokumen proyek dan laporan
Sumber : Studi Dokumen Perusahaan
proyek sebelum melakukan penilaian. Laporan
proyek kemudian diulas dan disesuaikan 4. Menyusun laporan performa
dengan dokumen proyek (Terms of Reference Laporan performa merupakan laporan atas
dan Timeline pengerjaan proyek). nilai kompetensi, nilai akhir dan predikat
2. Menilai kompetensi pegawai performa pegawai. Laporan performa
Setelah mengulas dokumen proyek, maka membantu dalam memantau performa pegawai
penilaian dilakukan berdasarkan kompetensi dan mengidentifikasi pegawai yang kompeten
yang telah ditetapkan. Kompetensi dan di dalam perusahaan.
indikator performa pegawai departemen teknis
tersusun dalam Tabel 6. Rancangan Sistem Penilaian Kinerja
Departemen Teknis: Koordinator Proyek
Tabel 23. Kompetensi dan Indikator Performa
Sistem penilaian kinerja koordinator
Departemen Teknis
proyek ditujukan untuk membantu departemen
Departemen Kompetensi Indikator Performa
Teknis sumber daya manusia dalam proses penilaian
kinerja koordinator proyek yang bersangkutan.
Koordinator Perencanaan dan Kesesuaian Kinerja koordinator proyek dinilai berdasarkan
Proyek Implementasi perencanaan waktu
proyek setiap proyek yang telah dikerjakan. BPMN sistem
penilaian kinerja koordinator proyek dapat dilihat
Kesesuaian pada gambar 2.
perencanaan biaya
proyek Berdasarkan Gambar 2, maka proses
penilaian performa koordinator proyek adalah
Orientasi Pelanggan Menyelesaikan sebagai berikut:
proyek sebelum
tenggat waktu 1. Pihak business development akan mengisi
formulir penyelesaian proyek dan disimpan ke
dalam database formulir proyek;
Sumber : Studi Dokumen Perusahaan
2. Sistem akan mengambil data dalam database
3. Mengkategorikan nilai akhir pegawai dan menilai kedua kompetensi koordinator
Nilai akhir merupakan rata-rata nilai seluruh proyek, yaitu:
kompetensi pegawai. Nilai akhir dikategorikan • Kompetensi perencanaan dan
sesuai dengan Tabel 7. sebagai acuan predikat Implementasi;
performa yang akan diberikan kepada pegawai • Kompetensi orientasi pelanggan;
3. Kemudian, sistem akan menyusun laporan
performa koordinator proyek.
Performa koordinator proyek dinilai
berdasarkan bobot yang telah ditentukan dalam
Tabel 7. Proses penilaian atas setiap kompetensi
yang lebih rinci dan penyusunan laporan performa
koordinator proyek akan dibahas pada sub-sub
bab berikutnya.

94
DOI :

Gambar 44. BPMN Sistem Penilaian Kinerja Koordinator Proyek

Tabel 25. Parameter Penilaian Performa Koordinator Proyek


Indikator Bobot Indikator Performa
Kompetensi
Performa
100 50 0
Menyelesaikan proyek Menyelesaikan proyek Menyelesaikan proyek
sebelum estimasi waktu sesuai dengan estimasi setelah estimasi waktu
penyelesaian waktu penyelesaian penyelesaian
Kesesuaian
Perencanaan
(waktu aktual < (waktu aktual =
Waktu
estimasi waktu estimasi waktu (waktu aktual >
penyelesaian) penyelesaian) estimasi waktu
Perencanaan dan penyelesaian)
Implementasi
Biaya aktual kurang Biaya aktual sesuai Biaya aktual lebih dari
Kesesuaian dari estimasi biaya estimasi biaya estimasi biaya
Perencanaan
Biaya (biaya aktual < estimasi (biaya aktual = estimasi (biaya aktual >
biaya) biaya) estimasi biaya)

Menyelesaikan proyek Menyelesaikan proyek


sebelum tenggat waktu lebih dari tenggat
Penyelesaian waktu
Orientasi proyek sebelum (waktu aktual < tenggat
(N/A)
Pelanggan tenggat waktu waktu)
(waktu aktual >=
tenggat waktu)

data dalam dokumen proyek akan dipisahkan dan


TPS Sistem Penilaian Kinerja diisi secara bertahap. Data yang dimaksud adalah
DepartemenTeknis: Koordinator Proyek sebagai berikut:
Berdasarkan proses yang telah dijabarkan Data Proyek
pada sub-bab sebelumnya, maka dokumen proyek Data proyek merupakan informasi atas proyek
(Terms of Reference, dan Timeline) harus yang akan dikerjakan oleh departemen teknis,
dimasukkan terlebih dahulu karena menjadi data yaitu: nama proyek, koordinator proyek,
acuan untuk data-data berikutnya. Demi timeline pengerjaan fase proyek, dan estimasi
memudahkan pengisian data, maka komponen biaya proyek untuk setiap fasenya. Data

95
DOI :

proyek diisi berdasarkan timeline yang Nama proyek merupakan pendataan nama
tercantum pada terms of reference yang proyek yang bersangkutan dalam teks.
disepakati oleh klien, dan hasil diskusi dengan • Koordinator Proyek
team. Koordinator proyek merupakan pendataan
Pengisian data proyek dapat dilakukan koordinator proyek yang bersangkutan
secara bertahap karena timeline yang berdasarkan ID pegawai.
disepakati dengan klien dilakukan secara • Tenggat Waktu
bertahap berdasarkan fase proyek. Namun, Tenggat waktu merupakan pendataan
data yang telah tersimpan tidak dapat diganti. tenggat waktu fase proyek sesuai dengan
Pihak yang memiliki akses untuk mengisi data timeline yang telah disepakati oleh klien.
proyek adalah pihak business development. Tenggat waktu diisi dengan susunan
Data proyek baru dianggap valid apabila data tanggal/bulan/tahun dalam angka.
dalam sedikitnya data dalam satu fase proyek • Estimasi Waktu Penyelesaian
telah terisi secara lengkap. Estimasi waktu penyelesaian merupakan
pendataan estimasi waktu penyelesaian fase
proyek sesuai dengan hasil diskusi dengan
team. Estimasi waktu penyelesaian diisi
dengan susunan tanggal/bulan/tahun dalam
angka.
• Estimasi Biaya
Estimasi biaya merupakan pendataan
estimasi biaya fase proyek sesuai dengan
hasil diskusi dengan team. Estimasi biaya
diisi dalam angka.
Hasil pengisian data proyek dapat dilihat
pada MIS data proyek seperti berikut ini :
Gambar 45. TPS Data Proyek (1)

Gambar 46. TPS Data Proyek (2) Gambar 47. MIS Data Proyek
Berdasarkan Transaction Processing
Formulir Penyelesaian Proyek
System (TPS) pada Gambar 3 dan Gambar 3,
Formulir penyelesaian proyek (Gambar 4.4)
maka komponen data proyek adalah sebagai
merupakan pendataan informasi penyelesaian
berikut:
setiap fase dalam proyek. Pihak yang memiliki
• ID Proyek
akses atas pengisian formulir penyelesaian
ID proyek merupakan kode unik yang
proyek adalah business development. Formulir
terdiri dari huruf dan angka. Kode unik ini
penyelesaian proyek ditujukan untuk
diberikan oleh sistem secara otomatis.
melakukan pengolahan data. Tanpa adanya
Dengan adanya kode unik, maka proses
formulir penyelasain proyek, maka sistem
identifikasi data proyek yang bersangkutan.
tidak dapat melakukan penilaian kinerja
• Nama Proyek
koordinator proyek.

96
DOI :

database data proyek berdasarkan ID


proyek yang di-input sebelumnya.
7. Waktu Aktual
Waktu aktual merupakan pendataan waktu
aktual penyelesaian proyek untuk fase
proyek yang bersangkutan. Waktu aktual
diisi dengan susunan tanggal/bulan/tahun
dalam angka.
8. Biaya Aktual
Gambar 48. TPS Formulir Penyelesaian Proyek Biaya aktual merupakan pendataan biaya
aktual untuk fase proyek yang
Formulir penyelesaian proyek merupakan bersangkutan. Biaya aktual diisi dalam
pendataan informasi penyelesaian setiap fase angka.
dalam proyek. Pihak yang memiliki akses atas Pengisian formulir penyelesaian proyek
pengisian formulir penyelesaian proyek adalah dapat dilakukan secara bertahap berdasarkan
business development. Komponen formulir fase proyek yang telah selesai. Hal ini
penyelesaian proyek adalah sebagai berikut: ditujukan untuk mempermudah pendataan,
1. ID Proyek sehingga pihak business development tidak
ID Proyek merupakan pendataan ID proyek perlu menunggu seluruh fase proyek selesai
yang bersangkutan. Pendataan ID proyek dikerjakan untuk pengisian formulir
harus sesuai dengan ID proyek yang telah penyelesaian proyek.
tersimpan di dalam database data proyek.
2. Nama Proyek BPMN Sistem Penilaian Kompetensi
Nama proyek akan secara otomatis muncul Perencanaan dan Implementasi
sesuai dengan data yang tersimpan dalam Kompetensi perencanaan dan implementasi
database data proyek berdasarkan ID departemen teknis pada PT Atrium
proyek yang di-input sebelumnya. Propugnatorum Teknika memiliki dua (2)
3. Koordinator Proyek indikator kinerja, yaitu: kesesuaian perencanaan
Koordinator proyek akan secara otomatis waktu dan kesesuaian perencanaan biaya.
muncul sesuai dengan data yang tersimpan Sehinga, penilaian untuk kompetensi perencanaan
dalam database data proyek berdasarkan ID dan implementasi merupakan rata-rata nilai dari
proyek yang di-input sebelumnya. kedua indikator kinerja tersebut sesuai dengan
4. Tenggat Waktu Gambar 7.
Tenggat waktu akan secara otomatis Berdasarkan gambar 7, maka proses untuk
muncul sesuai dengan data yang tersimpan menilai masing-masing indikator performa
dalam database data proyek berdasarkan ID dilakukan secara independen, dalam artian tidak
proyek yang di-input sebelumnya. bergantung pada satu sama lain. Alur proses
5. Estimasi Waktu Penyelesaian penilaian indikator performa kesesuaian
Estimasi waktu penyelesaian akan secara perencanaan waktu dilakukan sesuai dengan
otomatis muncul sesuai dengan data yang Gambar 8 kesesuaian perencanaan biaya
tersimpan dalam database data proyek dilakukan sesuai dengan Gambar 9.
berdasarkan ID proyek yang di-input Proses penilaian ini dilakukan secara
sebelumnya. otomatis oleh sistem berdasarkan data proyek dan
6. Estimasi Biaya penyelesaian proyek .
Estimasi biaya akan secara otomatis muncul
sesuai dengan data yang tersimpan dalam

97
DOI :

Gambar 49. BPMN Penilaian Kompetensi Perencanaan dan Implementasi

Gambar 50. BPMN Sistem Penilaian Kesesuaian Perencanaan Waktu

Gambar 51. BPMN Sistem Penilaian Kesesuaian Perencanaan Biaya

98
DOI :

BPMN Sistem Penyusunan Laporan Kinerja


BPMN Sistem Penilaian Kompetensi Orientasi Koordinator Proyek
Pelanggan Laporan kinerja koordinator proyek
Kompetensi orientasi pelanggan turut merupakan istilah yang digunakan oleh PT Atrium
menjadi kompetensi yang harus dimiliki oleh Propugnatorum Teknika untuk laporan kinerja
koordinator proyek. Penilaian kompetensi koordinator proyek. Laporan kinerja koordinator
orientasi pelanggan dilakukan sesuai alur proses proyek merupakan informasi yang merangkum
pada Gambar 10. rata-rata nilai setiap kompetensi dalam seluruh
proyek, nilai akhir dan predikat kinerja
koordinator proyek. Tujuan dari laporan kinerja
koordinator proyek adalah untuk membantu pihak
sumber daya manusia dalam mengidentifikasi
koordinator proyek yang berkompeten
berdasarkan kinerja pegawai selama ini. Maka
dari itu, laporan kinerja koordinator proyek
Gambar 52. BPMN Sistem Penilaian Kompetensi menjadi bagian dalam sistem penilaian kinerja
Orientasi Pelanggan departemen teknis. Proses penyusunan laporan
kinerja koordinator proyek sesuai dengan Gambar
11.

Gambar 53. BPMN Sistem Penyusunan Laporan Kinerja Koordinator Proyek

MIS Laporan (Penilaian) Kinerja Koordinator


Proyek
Laporan kinerja koordinator proyek
terdiri dari dua jenis laporan, yaitu laporan kinerja
koordinator proyek yang disusun dalam grafik
batang, dan laporan kinerja koordinator proyek
yang disusun dalam tabel. Hal ini ditujukan untuk
mempermudah pihak sumber daya manusia dalam
membaca laporan kinerja koordinator proyek.
Gambar 54. MIS Laporan Kinerja Koordinator
Proyek dalam Grafik

Laporan kinerja koordinator proyek yang


disusun ke dalam grafik batang akan tertampil

99
DOI :

sesuai Gambar 13. Laporan kinerja koordinator Sementara, laporan kinerja koordinator
proyek dalam grafik batang menunjukkan rata- proyek yang disusun ke dalam tabel ditujukan
rata nilai setiap kompetensi pegawai (koordinator untuk mempermudah pihak sumber daya manusia
proyek) yang diperoleh, sehingga pihak sumber dalam mengidentifikasi koordinator proyek yang
daya manusia akan lebih mudah dalam terbaik berdasarkan nilai akhir dan predikat yang
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diperoleh. Tabel disusun dari pegawai yang
pegawai yang bersangkutan. memperoleh nilai akhir tertinggi hingga terendah.

Gambar 55. MIS Laporan Kinerja Koordinator


Proyek dalam Tabel

Tanggapan PT Atrium Propugnatorum Teknika


Tabel 26. Tanggapan CEO dan HRD atas Rancangan Sistem Penilaian Kinerja

Modul Fungsi Tanggapan CEO Tanggapan HRD

Sistem Penilaian - Mendata proyek yang Sistem ini akan membantu HRD Sistem yang dirancang cukup praktis
Performa akan dikerjakan oleh dalam memantau dan mengelola untuk di implementasikan dan sangat
Koordinator Proyek departemen teknis performa (manajemen kinerja) membantu pemantauan performa
- Mendata proyek yang pegawai, pengambilan keputusan departemen teknis. Sistem ini juga
telah diselesaikan perihal mutasi pegawai: promosi; membantu dalam mengidentifikasi
- Mengolah nilai demosi; dan pemberhentian kerja, kekuatan dan kelemahan pegawai
kompetensi dan mengidentifikasi jenjang karir (manajemen kinerja). Data-data yang
koordinator proyek pegawai. dimasukkan dan user pada modul ini
- Menyediakan laporan sudah tepat. Tapi, rancangan sistem
performa koordinator ini tidak mampu melakukan
proyek penyesuaian apabila terjadi
pengambil alihan tugas.

KESIMPULAN berkala. Saat ini, penilaian kinerja yang telah


berjalan di perusahaan ditujukan untuk
Berdasarkan hasil penelitian dan departemen teknis. Dengan adanya sistem
rancangan sistem kesimpulan penelitian sebagai penilaian kinerja departemen teknis, maka
berikut. perusahaan akan dimudahkan dalam
1. Persaingan dalam industri jasa teknologi mengukur kinerja, memantau kinerja dan
informasi sangat tinggi. Sehingga, PT Atrium mengidentifikasi pegawai yang kompeten di
Propugnatorum Teknika harus memastikan perusahaan.
perusahaan memiliki sumber daya manusia 2. Rancangan sistem penilaian kinerja
yang kompeten agar dapat bersaing di dalam departemen teknis diolah berdasarkan data-
industri teknologi informasi. Untuk data yang dibutuhkan yaitu data proyek dan
mendukung hal tersebut, perusahaan formulir penyelesaian proyek. Kemudian data-
melakukan penilaian kinerja pegawai secara data tersebut diolah berdasarkan kompetensi,
indikator kinerja, dan predikat kinerja yang

100
DOI :

telah ditentukan oleh pihak sumber daya Menggunakan Metode Psychological


manusia PT Atrium Propugnatorum Teknika. Apprasial. Studia Informatika: Jurnal
Data yang telah diolah akan menunjukkan nilai Sistem Informasi, 10(2), 119-126.
kompetensi dan laporan kinerja pegawai Aguinis, H. (2013). Performance Management.
departemen teknis dalam bentuk tabel dan United Kingdom: Edinburgh Business
grafik batang. School.
Berdasarkan hasil tersebut, data yang Agustina, D. M., Sunarto, M. D., & Jatmika, K.
dimiliki perusahaan saat ini mampu untuk (2013). Sistem Informasi Penilaian
mengakomodir kebutuhan perusahaan dalam Kinerja Pegawai pada Badan
melakukan penilaian kinerja. Hal penting yang Kepegawaian Diklat Surabaya. Jurnal
perlu diperhatikan adalah pengisian data di Sistem Informasi Vol. 2 (2), 1-6.
TPS harus akurat karena menjadi dasar bagi Arep, & Tanjung. (2008). Manajemen Sumber
sistem untuk melakukan penilaian kinerja Daya Manusia. Yogyakarta: BPEC.
pegawai . Oleh sebab itu, diperlukan pelatihan Bedwell, N. (2019, March 7). Is Human
penggunaan sistem penilaian kinerja ini bagi Resources Your New Profit Center?
pihak-pihak yang terlibat di dalam penggunaan Retrieved from Forbes:
sistem penilaian kinerja departemen teknis. https://www.forbes.com/sites/forbesagenc
Hal ini juga dilakukan untuk meminimalkan ycouncil/2019/03/07/is-human-resources-
human error. sehingga otomatisasi sistem your-next-profit-center/#5ad5b90d7d90
dapat berjalan dengan baik. Chapman, E. F., Sisk, F. A., Schatten, J., & Miles,
Perusahaan juga dapat menyesuaikan E. W. (2018). Human Resource
kompetensi dan parameternya sesuai dengan Development and Human Resource
kondisi perusahaan. Perubahan ini dapat Management Levers for Sustained
dilakukan seperti yang ditunjukkan pada tabel Competitive Advantage: Combining
7 ataupun tabel 8 (Perubahan bobot, indikator Isomorphism and Differentiation. Journal
kompetensi dan predikat kinerja pegawai). of Management & Organization, 533-550.
3. Tanggapan PT Atrium Propugnatorum David, & Fred, R. (2011). Manajemen Strategis
Teknika terhadap sistem yang dirancang cukup Konsep. Jakarta: Salemba Empat.
baik. CEO dan kepala HRD menilai sistem Dessler, G. (2011). Manajemen Sumber Daya
akan mempermudah proses penilaian kinerja Manusia. Jakarta: Indeks.
dan membantu pengambilan keputusan terkait Dhewanto, W., & Anggadwita, G. (2015).
manajemen sumber daya manusia, khususnya Rencana Pengembangan Teknologi
manajemen kinerja. Namun sistem ini masih Informasi Nasional 2015-2019. PT
memerlukan pengembangan lebih lanjut di Republik Solusi.
mana sistem ini tidak dapat mengakomodasi Fryer, K., Antony, J., & Ogden, S. (2009).
pengambil-alihan proyek dari 1 pegawai ke Performance Management in the Public
pegawai lainnya sehingga perlu penelitian Sector. International Journal of Public
lebih lanjut. Sector Management, 478-498.
Selain itu, sistem ini hanya berfokus pada 1 Gelinas, U. J., Dull, R. B., & Wheeler, P. (2011).
departemen saja, oleh sebab itu juga Accounting Information Systems. Cengage
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk Learning.
pengembangan sistem penilaian kinerja bagi Hasibuan, S. (2013). Manajemen Sumber Daya
seluruh departemen. Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Jeston, J., & Nelis, J. (2006). Business Process
DAFTAR PUSTAKA Management. Elsevier.
Laudon, K., & Laudon, J. (2016). Management
Adhawiyah, Y., Kumaladewi, N., & CaturUtami,
Information Systems. England: Pearson
M. (2017). Rancang Bangun Sistem
Education Limited.
Informasi Penilaian Kinerja Pegawai

101
DOI :

Lindholm, J., Yarrish, K. K., & Zaballero, A. G. ximizing-the-return-on-digital-


(2012). Human Resource Management: investments
HR Forms & Job Aids. USA: Pfeiffer.
MSCI. (2018). The Global Industry Classification
Standard. Retrieved from MSCI:
https://www.msci.com/gics
Object Management Group. (2011, December).
About The Business Process Model and
Notation Specification Version 2.0.
Retrieved from Object Management
Group:
https://www.omg.org/spec/BPMN/2.0/
Pamungkas, D. P. (2016). Analisis Competitive
Forces dan Competitive Strategy Sistem
Informasi Kuliner di Indonesia. Jurnal
Electronics, Informatics and Vocational
Education (ELINVO), 118-127.
Porter, M. E. (2008). The Five Competitive
Forces That Shape Strategy. Harvard
Business Review, pp. 78-94.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. (2008).
Informasi dan Transaksi Elektronik.
(UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NO 11 Tahun 2008).
Jakarta: Lembaran Negara RI Tahun 2008
No.58.
Rahadi, D. R. (2010). Manajemen Kinerja Sumber
Daya Manusia. Malang: Tunggal Mandiri
Publishing.
Satzinger, J., Jackson, R. B., & Burd, S. (2012).
Systems Analysis and Design in a
Changing Worl. USA: Joe Sabatino.
Stiehl, V. (2014). Process-Driven Apllications
with BPMN. Springer.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Utomo, K. B., & Tulili , T. R. (2014).
Perancangan Sistem Informasi Penilaian
Kinerja Pegawai Berdasarkan Sasaran
Kerja Individu di Politeknik Negeri
Samarinda. Informatika Mulawarman
Vol. 9, 23-29.
World Economic Forum. (2018, May).
Maximizing the Return on Digital
Investments. Retrieved from World
Economic Forum:
https://www.weforum.org/whitepapers/ma

102
UCAPAN TERIMA KASIH MITRA BESTARI

Kami selaku seluruh dewan redaksi Jurnal Administrasi Bisnis [JAB] – Center for Business Studies
(CEBIS) Universitas Katolik Parahyangan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
mitra bestari yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk melakukan proses review terhadap
artikel-artikel yang diterbitkan di Jurnal Administrasi Bisnis [JAB] Volume 16 Nomor 1 Tahun
2020 kali ini. Secara khusus kami ucapakan terima kasih kepada :
1. Aam Amaningsih Jumhur (Universitas Negeri Jakarta)
2. Anton Agus Setyawan (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
3. Heru Kristanto (Universitas Kristian Duta Wacana)
4. Eko Darwiyanto (Universitas Telkom)
5. Elisabeth Novira da Silva (Universitas Prasetya Mulya)
6. Surya Setyawan (Universitas Kristen Maranatha)
7. Albert Kurniawan (Universitas Nurtanio)
Semoga kontribusi dan kebaikan bapak/ibu bermanfaat bagi perkembangan ilmu administrasi bisnis
ke depannya.
DOI :

AUTHOR GUIDLINES
JUDUL ARTIKEL/THE TITLE OF YOUR MANUSCRIPT (Times New
Roman 14 pt, no more that 12 words, & use capital letter)
Penulis11, Author 22, Author 33 (11pt, 1.15 spacing)
1
Departement / Institution of Author 1, City/Region
Author1@email
2Departement / Institution of Author 2, City/Region
Author2@email
3Departement / Institution of Author 1, City/Region
Author3@email (Times New Roman, 10pt, no spacing)
(Margin for top, bottom, left and right : 2,79cm, 2 cm, 2cm, and 2 cm)
(words: max 5000-10.000 words)

ABSTRAK
Abstrak adalah ringkasan artikel yang terdiri dari pendahuluan, tujuan penelitian, metodologi penelitian, pembahasan
dan hasil penelitian, dan kesimpulan. Implikasi atau rekomendasi dapat ditambahkan di dalam abstrak. Abstrak harus
ditulis dalam bahasa Inggris dengan panjang lebih 150-200 kata, Times New Roman, 10 pt, 1 spasi.
Kata kunci: Penilaian Pegawai, MIT 90‟s Framework, BPMN (maksimum 5 kata kunci)

ABSTRACT
Abstract is a summary of the article. It consist of a brief introduction, research objective, research methodolohy,
research discussion and results, and conclusion. The Implications or recommendation can be added in the abstract. The
abstract must be written in English with preferably length 150 - 200 word, Times New Roman, 10 pt, spacing 1.
Keywords: HR-Analytics, MIT 90’s Framework, BPMN (maksimum 5 keywords)

PENDAHULUAN / INTRODUCTION 2. Melakukan sintesis beberapa sumber mengenai


Pendahuluan berisi masalah atau isu topik tertentu sehingga ditemukan suatu pola
penelitian, pentingnya pembahasan dalam (kajian terdahulu)
penelitian ini, batasan masalah (jika perlu), dan A Conceptual Framework originates from
tujuan penelitian yang sesuai juga dengan tinjauan ideas, concepts, and development of topics
literatur. originating from scientific sources such as books,
The introduction should contains research journal articles or theses. A Conceptual
problem or issue, importance of the study, Framework must address the formulation of the
limitation of the research (if necessary), and problem, research questions, and research
research objective in accordance with literature objectives. The aim of this, are :
review. (Times New Roman, 11 pt, spacing 1.15,
add space after paragraf to next sub bab). 1. Conduct critical discussion of the literature
discussed
KAJIAN TEORI / CONCEPTUAL 2. Synthesizing several sources on a particular
FRAMEWORK topic found in the pattern (previous study)

Kajian teori merupakan pengumpulan ide,


METODELOGI / METHOD (add space after
konsep, dan perkembangan topik yang berasal
and before paragraph)
dari sumber ilmiah seperti buku, artikel jurnal
ataupun tesis. Kajian teori harus berkaitan dengan Metodologi penelitian terdiri dari :
rumusan masalah, pertanyaan penelitian, maupun 1. Tipe Penelitian
tujuan penelitian. Adapun tujuan dari kajia teori 2. Teknik pengumpulan data
antara lain ; 3. Sumber Data
1. Melakukan tinjauan kritis terhadap literature 4. Teknik Analisis Data / Teknik Pengukuran
yang dibahas Data
The research methodology consists of: Marketing dalam mengukur kinerja staff
1. Research Type marketing melayani pelanggan dengan baik
2. Data collection techniques sehingga digunakan sebagai dasar penilaian dan
3. Data Sources juga evaluasi karyawan (Heuvel & Bondarouk,
4. Data Analysis Techniques / Data Measurement 2017).
Techniques Data Driven Culture
Operasionalisasi Variabel Data driven menunjukkan data-data yang telah
Variabel operasional menjabarkan definis dikumpulkan untuk mendukung rancangan
dari variabel penelitian secara mendetail seperti system tersebut.
sub-variabel, dimensi dan indikator. Di sisi lain, Data driven menunjukkan data-data yang
ini juga menunjukkan bagaimana Anda telah dikumpulkan untuk mendukung
melakukan pengukuran terhadap variabel tersebut rancangan system tersebut.
( Saul McLeod, 2019).
Operational variable describe the PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN /
definitions of research variables such as sub- RESEARCH DISCUSSION AND RESULTS
variables, dimensions and indicators. On the Pembahasan menunjukkan hasil
other hand, this also shows how you are pengolahan data, interpretasi, dan pengungkapan
measuring these variables ( Saul McLeod, 2019). hal penting (juga menunjukkan validitas dan
reabilitas data) yang harus berhubungan juga
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel
dengan bagian pendahuluan. Umumnya bagian ini
Variabel Subvariabel Dimensi Indikator
Rancangan a.Human a1.Administr
memuat table dan gambar yang menunjukkan
Data Driven
HR- Culture Resource ation Data hasil pengolahan data. Komposisi tulisan pada
Analaytics menjadi dasar Data Marketing bagian ini harusnya mencapai 50% atau lebih dan
yang dilakukannya b. a2.Absence dapat dibagi ke dalam beberapa sub bab.
membantu perancangan Business Rate The research discussion shows the results
manager HR-Analytics Data Marketing of data analysis / data measurement,
SDM dan untuk c. Social
interpretation and disclosure of important matters
Marketing membangun Media b1.Performa
dalam sistem nce Related
(also show the validity and reliability of data) that
mengukur informasi Data should relate to the introduction . Generally,
kinerja staff pelatihan Marketing tables and figures are display in this section. The
marketing karyawan yang composition of this section must reach 50% or
melayani seluruh c1. Emotions more and can be divided into several sub-
pelanggan informasinya c2. chapters.
dengan baik berasal dari data Interactions
sehingga yang telah
KESIMPULAN / CONCLUSION
digunakan dikumpulkan (Times New
sebagai untuk dapat Roman, 9pt, Kesimpulan menunjukkan jawaban atas
dasar menjadi acuan 1.15
pertanyaan penelitan dan keperluan/ kebutuhan
penilaian dalam spacing)
dan juga pengambilan
untuk penelitian selanjutnya. Pada bagian ini,
evaluasi keputusan. dapat juga dimasukkan saran untuk
karyawan. mengembangkan, menindaklanjuti atau
(Heuvel & menerapkan hasil penelitian baik bersifat teoritis
Bondarouk, dan praktis.
2017) The conclusions show the answer or
Sumber : Hasil Pengolahan Data
clarification of the research questions and
opportunities for future research. In this section,
Rancangan HR Analytics (remove space after
suggestions can be made to develop, follow up or
paragraph)
apply research results that are both theoretical
Penelitian ini berfokus pada rancangan
and practical.
HR-analytics. HR-analytics merupakan alat yang
digunakan untuk membantu manager SDM dan
DOI :

DAFTAR PUSTAKA / REFERENCES


Daftar Pustaka harus ditulis menggunakan
APA style. Sumber pustaka yang digunakan tidak
lebih lama dari 10 tahun. Contohnya ditunjukkan
seperti di bawah ini :
References should be written in APA
(American Psychological Association) Citation
Style. Literature sources are no longer than 10
years .The example is show below:
Stiehl, V. (2013). Process-Driven Applications
with BPMN. Walldorf: Springer.
Togt, J. v., & Rasmussen, T. H. (2017). Toward
evidence-based HR. Journal of
Organizational Effectiveness: People and
Performance, 127-132.
Trihendrawan, N. (2019, Maret 19). Sektor
Kuliner Indonesia Tumbuh 12,7%.
Jakarta, Indonesia. Retrieved September
9, 2019, from
https://ekbis.sindonews.com/read/138802
8/34/sektor-kuliner-indonesia-tumbuh-
127-1552972400
Yin, R. K. (2011). Qualitative Research from Start
to Finish. London: The Guilford Press.
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2018, May
9). Jumlah Restoran/Rumah Makan di
Kota Bandung, 2016. Bandung, Jawa
Barat, Indonesia. Retrieved september 20,
2019, from
https://bandungkota.bps.go.id/statictable/2
017/08/29/121/-jumlah-restoran-rumah-
makan-di-kota-bandung-2016.html

You might also like