Professional Documents
Culture Documents
Abstract
In this paper examines how the role of KH. Abdullah Zawawi Izhom in the distribution of Islam in Palembang.
The study in this paper discussed the history of KH Abdullah Zawawi Izhom’s role in the distribution of Islam
in Palembang, from 1930 until 2013. Many others are studying about the great scholars and well known in the
public, on the other hand if in further study the role of KH. Abdullah Zawawi Izhom in accessing Islam is also
quite significant, and so far there has been no research that discussed about his role in the spread of Islam in
Palembang.Researchers are very important to examine how the role of KH. Abdullah Zawawi Izhom in the
spread of Islam in Palembang, because there are several reasons that make this research is interesting. The first
is about KH figure. Abdullah Zawawi Izhom as a local cleric who is very active in spreading Islam in
Palembang and so far there is no significant discussion about him. Second, is how the history of his struggle in
introducing an era in various islam. Based on the argument, the big question in this research is how the role of
KH. Abdullah Zawawi Izhom in the distributing of Islam in Palembang. In order to process the data obtained
from the optimal results, in this study using role theory. In this study the authors use the historical method that
aims to collect, evaluate and reveal facts to enforce facts and strong evidence. The findings of this study is K. H
Abdullah Zawawi Izhom, one of the important figures in the spread of Islam in the city of Palembang with
various evidence, such as relics of mosques and majlis ta'lim who is still active nowadays. Then in the form of
dakwah that he did, he was directed to the informal targets, such as inter-mosque da'wah, musholla, or ta'lim
assembly. He also bought more Muslims to the impelementation in daily life. Then to further disseminate the
science he had, he printed some students to spread around Palembang to keep in distributing Islam.
Keywords:
role, deployment
Abstrak
tulisan ini mengkaji bagaimana peran KH. Abdullah Zawawi Izhom dalam penyebaran Islam di Palembang.
Kajian dalam tulisan ini membahas secara komprehensif tentang bagaimana sejarah panjang peran KH.
Abdullah Zawawi Izhom dalam penyebaran islam di Palembang, mulai dari tahun 1930 sampai 2013. Banyak
peneliti lain mengkaji tentang ulama-ulama yang besar dan cukup dikenal publik, di sisi yang lain bila di telaah
lebih jauh peran dari KH. Abdullah Zawawi Izhom dalam penyebaran Islam juga cukup signifikan, dan selama
ini belum ada penelitian yang membahas tentang peran beliau dalam penyebaran agama Islam di Palembang.
Peneliti merasa penting untuk mengkaji bagaimana peran KH. Abdullah Zawawi Izhom dalam peneyebaran
agama Islam di palembang, karena ada beberapa alasan yang membuat penelitian ini menarik. Pertama adalah
tentang figur KH. Abdullah Zawawi Izhom sebagai ulama lokal yang sangat berperan aktif dalam penyebarkan
islam di Palembang dan selama ini tidak ada pemabahasan yang cukup signifikan tentang beliau. Kedua, adalah
bagaimana sejarah perjuangan beliau dalam memperkenalkan islam diberbagai era. Berpijak dari arguman
tersebut maka, pertanyaan besar dalam penelitian ini adalah bagaimana peran KH. Abdullah Zawawi Izhom
dalam penyebaran Islam di Palembang. Guna mengolah data yang didapat guna memperoleh hasil analisis yang
maksimal, dalam penelitian ini menggunakan teori Peranan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
historis yang bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan objektis dengan mengumpulkan,
mengevaluasi serta menganalisa bukti-bukti untuk menegakan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
Temuan dalam penelitian ini adalah K. H Abdullah Zawawi Izhom, merupakan salah satu tokoh penting dalam
penyebaran agama Islam di Kota Palembang dengan berbagai bukti, seperti peninggalan masjid dan majlis
ta’lim yang terus hidup hingga saat ini. Kemudian dalam Bentuk dakwah yang beliau lakukan, beliau tertuju
pada sasaran informal, seperti dakwah antar-masjid, musholla, ataupun majelis ta’lim. Beliau juga berfokus pada
bagaimana agama Islam lebih kepada impelementasi dalam kehidupan sehari hari. Kemudian untuk lebih
menyebarluaskan ilmu yang dimilikinnya, beliau mencetak beberapa murid untuk di sebar di penjuru Palembang
untuk tetap mensyiarkan agama Islam.
Kata kunci :
peran, penyebaran
33
Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 01, Juli 2018
Pendahuluan yaitu bibit, bebet, dan bobot.3 Keulamaan
Tulisan ini berangkat dari
seseorang dihubungkan kepada asal-usul
keingintahuan penulis tentang bagaimana
keturunan, pendidikan dan kualitas
peran tokoh agama lokal yang ada di
keilmuan yang melekat dan dimiliki oleh
Palembang dalam menyebarkan Islam.
orang tadi. Seorang alim yang besar
Tokoh agama mempunyai posisi tersendiri
dimungkinkan akan melahirkan anak
dalam masyarakat Islam, meskipun telah
keturunannya sebagai alim pula karena
terjadi beberapa perubahan dalam bidang
faktor keturunan biasanya menyiratkan
penekanan dan bidang garapannya, mereka
adanya potensi kuat yang diwarisi oleh sang
tetap memiliki posisi penting sampai
ayah atau orang tuanya, tetapi tidak menjadi
1
sekarang. Hal ini dikarenakan pengetahuan
kemutlakan seorang ulama mewariskan
agamanya yang benar-benar paham dan
keulamaannya kepada keturunannya.
menguasai, ini juga didukung oleh beberapa
Peran krusial yang diemban oleh
ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi yang
ulama dalam kehidupan bermasyarakat
menunjukkan posisi penting seorang ulama.
terus mendapat tantangan, dan tekanan dari
Ulama dalam ajaran Islam
berbagai pihak, oleh karena itu ulama yang
berkedudukan sebagai waratsah al-anbiya’
ada di tengah masyarakat sudah benar-
(pewaris para nabi) yang secara historis
benar ter “tatar” dalam akademis maupun
sosiologis memiliki otoritas dalam
psikologis. Salah satu peran sebagai
keagamaan karena itu ulama sangat
pemuka agama Islam yang patut dicatat
dihormati dan disegani baik gagasan
ialah posisi sebagai kelompok terpelajar
maupun pemikirannya. Dalam berbagai
yang membawa pencerahan pada
dimensi gagasan dan pemikirannya tersebut
masyarakat sekitarnya. Berbagai lembaga
dipandang sebagai kebenaran, dipegang dan
pendidikan telah dilahirkan oleh mereka,
diakui secara ketat dan mengikat, dengan
baik dalam bentuk sekolah maupun pondok
kata lain ulama merupakan kelompok elit
pesantren, lembaga-lembaga tersebut
2
keagamaan yang sangat penting.
memiliki kontribusi yang sangat besar
Kategori, kualifikasi dan ciri khas
dalam meningkatkan pengetahuan baik
ulama ditentukan oleh tiga kriteria penting,
dalam bidang agama maupun bidang ilmu
pengetahuan umum. Para tokoh umat Islam
1 Nor Huda, Islam Nusantara Sejarah Sosial dan 3 Bibit adalah faktor keturunan yang dapat
Intelektual Islam di Indonesia, (Jogjakarta: Ar-Ruzz mempengaruhi seseorang menjadi seperti orang tuanya,
Media, 2007), h. 210. bebet adalah perilaku (etika)seseorang yang dapat menjadi
2 Zulkifli, Ulama Sumatera Selatan, Pemikiran panutan bagi orang lain sedangkan bobot adalah kualitas
dan Peranannya dalam Lintasan Sejarah, (Palembang: pengetahuan agama yang luas dan mendalam yang
UNSRI, 1999), h.4 dimiliki oleh seseorang.
34
Peranan KH. Abdullah Zawawi Izhom dalam Penyebaran Islam di Palembang
tersebut juga berperan dalam memajukan terdapat pada tingkat pusat kerajaan tetapi
ilmu pengetahuan, khususnya Islam lewat juga di tingakat marga.
karya-karya mereka yang ditulis atau jalur Daram kurun waktu yang cukup
dakwah mereka. panjang tersebut, muncul berbagai ulama
Peran sentral ulama sangat dalam yang cukup punya nama di tengah
dunia pendidikan, yang pada akhirmya akan msyarakat, mereka membaur dan
bermuara pada aktivitas mencerdaskan menggunakan berbagai metode agar
kehidupan umat sesuai dengan disiplin ilmu masyarakat dapat menerima keberadaan
mereka masing-masing. Pemikiran para mereka. Berbagai dinamika hadir dalam
ulama menjadi bahan rujukan-rujukan setiap perjuangan dakwah yang dilakukan
ilmiah yang selalu dipegangi dan terus oleh para ulama, maka karena itu banyak
digalih untuk selalu dikembangkan secara cara dan metode yang dilakukan oleh para
kreatif. Fatwa-fatwa hukum yang dihasilkan ulama guna apa yang mereka sebarkan
oleh para ulama selalu menjadi rujukan dapat diterima dengan baik dan mudah di
pengetahuan, menjadi dasar bimbingan tengah masyarakat.
moral dan acuan hukum sehingga umat Dari beberapa ulama yang memiliki
tidak terombang-ambing oleh ketidak andil besar dalam penyebaran agama Islam
pastian, terutama dalam menghadapi di Palembang, salah satunya adalah KH.
komplektisitas masalah sosial Abdullah Zawawi Izhom. Dengan
kemasyarakatan yang selalu timbul dalam perantaraan jasa perjuangannya Agama
kehidupan ini sejalan dengan gerak laju Islam di Palembang mengalami
modernitas. perkembangan yang signifikan. Belum
Dalam konteks peran ulama lokal banyak tokoh ulama lokal yang diangkat
dalam penyebaran agama Islam terutama dan ditulis dalam perkembangan Islam di
dalam lingkup kota Palembang, dapat daerah Palembang. Padahal ulama lokal
dilihat sejak Kondisi Islam pada abad ke-17 juga banyak turut berperan besar dalam
M hingga abad ke-20 M merupakan fase mengembangkan agama Islam terutama di
perkembangan Islam di Palembang secara daerah-daerah.
umum, hal ini ditandai dengan Islam KH. Abdullah Zawawi Izhom
sebagai “agama resmi” yang dipelihara oleh adalah seorang tokoh ulama besar yang
struktur kekuasaan, maka tampaklah bahwa cukup terkenal di Palembang dan
peranan “birokrat agama” tidak saja sekitarnya. KH. Abdullah Zawawi Izhom
35
Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 01, Juli 2018
pernah menimba ilmu formal dan di A. Kerangka Teori
samping itu juga beliau banyak Sebagai kerangka konseptual yang
memperdalam ilmu agama dengan ulama- digunakan dalam menganalysis kajian ini
ulama besar di masanya. Dengan adalah menggunakan teori peranan . teori
pengalaman dan ilmu agama yang dimiliki ini diannggap paling relevan untuk Peran
beliau mulai melakukan syiar-syiar Islam adalah seperangkat tingkah laku yang
pada tahun 1950’an, mulai dari Masjid diharapkan oleh orang lain terhadap
Agung dan kemudian juga ia pernah seseorang sesuai dengan kedudukannya
mengajar di 50 tempat yang ada di dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh
Palembang ini, di beberapa masjid dan keadaan sosial baik dari dalam maupun dari
mushola, baik itu siang atau di malam luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk
harinya. KH. Abdullah Zawawi Izhom juga dari perilaku yang diharapkan dari
sempat mengajar Amal Maripat di Mekkah seseorang pada situasi sosial tertentu.
di kampong di sekitar Taisir dan juga Teori peranan berkaitan dengan
pernah mengajar di Madinah mendapatkan teori struktural fungsional dalam sosiologi.
ijazah guru. Tidak sebatas itu saja, ia juga Teori ini menganggap bahwa orang
mendirikan majelis ta’lim dan pengajian menduduki posisi dalam struktur sosial dan
modern serta hingga saat ini mulai didirikan setiap posisi memiliki peran. Peran adalah
pondok pesantren yang dipimpin oleh Al- sekumpulan harapan atau perilaku yang
Ustadz Ahmad Fauzi berdasarkan wasiat berhubungan dengan posisi dalam struktur
dari KH. Abdullah Zawawi Izhom. sosial, dan gagasan ini menyatakan peranan
Berbagai argumen dijabarkan diatas selalu dipertimbangkan dalam konteks
telah menggambarkan bagaimana relasi karena hanya dalam relasi peranan
pentingnya penelitian ini, guna menguak dapat dikenali.4
sejarah lebih dalam bagaimana peran dalam Teori peran (Role Theory) juga
penyebaran agama Islam di Palembang, merupakan perpaduan berbagai teori,
selain itu Dengan adanya penelitian tentang orientasi maupun disiplin ilmu. Istilah
peranan KH. Abdullah Zawawi Izhom “peran” diambil dari dunia teater dimana
dalam perkembangan Islam di Palembang posisi aktor dalam dunia teater itu
ini, peneliti mengharapkan nantinya dapat kemudian dianalogikan dengan posisi
memberikan suatu informasi baru bagi seseorang dalam masyarakat sehingga
masyarakat Palembang dan sekitarnya. hasilnya bahwa perilaku yang diharapkan
dari padanya tidak berdiri sendiri, tetapi Historiografi, dan kemudian di narasikan
selalu ada dalam kaitannya dengan orang dengan dua cara yaitu Proses Kronologi dan
lain yang berhubungan dengan orang atau Sebab Akibat dan proses kaligasi.
aktor tersebut. C. Pembahasan
B. Metode Penelitian 1. Biografi KH. Abdullah Zawawi
Dalam penelitian menggunakan Izhom
metode sejarah, maksud metode sejarah di Beliau adalah Asy-Syekh Al-Alim
sini adalah proses menguji dan menganalisa Fadhilatul Ustadz Kiyai Haji Abdullah
secara kritis rekaman dan peninggalan masa Zawawi Izhom bin Kiyai Haji Anwar bin
lampau. Dengan mempergunakan metode Kiyai Haji Abdur Rohim bin Kiyai Haji
sejarah, sejarawan berusaha untuk Abdus Shiddiq. Beliau adalah seorang
merekonstruksi sebanyak-banyaknya dari ulama yang Sholih dan Alim, seorang
pada masa lampau manusia.5 Dalam Murobbi (sang pendidik jiwa) yang
melakukan penelitian, penulis mendidik murid-muridnya untuk selalu
menggunakan metode historis yang ingat kepada Allah dan Rosulnya serta
bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu beradab kepada sesama manusia, yang
secara sistematis dan objektis dengan menyebarkan ilmu agama dengan ikhlas
mengumpulkan, mengevaluasi serta hanya mengharap keridhoan Allah SWT.
menganalisa bukti-bukti untuk menegakan KH. Abdullah Zawawi Izhom dilahirkan di
fakta dan memperoleh kesimpulan yang kota Palembang pada hari selasa tanggal 30
kuat.6 Agustus 1930 M bersamaan dengan tahun
Pengumpulan data dengan 1350 Hijriah di kampung Karang
menggunakan metode sejarah dilakukan Bengkuang 10 Ilir Palembang. Beliau lahir
dengan cara Heuristik dan verivikasi (kritik dari orang ibu yang bernama Ningcik dan
sumber). Teknik analisis data yang ayahnya yang bernama Kiyai Haji Anwar.
digunakan dalam penelitian ini adalah Ketika berumur 3 (tiga) tahun ibunya wafat
deskriptif-analisa dan menggunakan teknik dan melewati masa kecilnya tanpa
analisa interpretatif. Kemudian untuk teknik kehadiran sosok Ibu di sampingnya. Beliau
penulisan dalam penelitian ini mengunakan hidup selama delapan puluh tiga tahun.
Berdasarkan masa hidupnya beliau telah
5 Loius Gottschalk, Mengerti Sejarah,, melewati masa pendudukan Jepang, masa
terjemahan Nugroho Notosusanto, cet 4, (Jakarta : UI
Press, 1985), hal. 32. Orde Lama, masa Orde Baru dan berakhir
6
Muhammad Musa dan Titi Nurfitri, Metode
Penelitian, (Jakarta ; Fajar Agung, 1988), h. 8. hingga masa Reformasi
37
Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 01, Juli 2018
Selama hidupnya beliau menikah beliau masuk sekolah agama Islam yakni
pernah menikah dua kali, pernikahan Madrasah Shoulatiyyah Tsanawiyah
pertama dengan sesosok wanita bernama Aliyyah di kampung 22 Ilir Palembang
Nurminah dan dikaruniai dengan 6 orang yang dipimpin oleh Kiyai Haji Umar Kota
anak. Kemudian dalam pernikahan yang ke Bumi sampai pada tahun 1957 M dan
dua dengan Nyimas Bunaya bin Kemas mendapatkan ijazah Aliyyah
Nakman bin Kemas Umar Tuan Guru, Selain melalui jalur formal dalam
beliau di anugerahi 7 orang anak, jadi dari pendidikan KH. Abdullah Zawawi Izhom
dua kali pernikahan yang telah juga menuntut ilmu melalui jalur informal,
dilangsungkan beliau telah dianugrahi 13 beliau belajar langsung kepada ulama-
orang anak. ulama besar yang ada di Palembang pada
KH. Abdullah Zawawi Izhom yang masanya antara lain : Al-Ustadz
hidup di tiga era pemerintahan yang Muhammad ‘Id, Fadhilatus Syekh Kiyai
berbeda sudah banyak merasakan asam Abu Nawar, Fadhilatus Syekh Kiyai
garam dari berbagai kehidupan, tidak Hasanudin, Fadhilatus Syekh Al-Habib As-
terkecuali dalam dunia pendidikan, beliau Sayyid Ali Al-Kaf (Kiyai Yayik),
sudah merasakan bagaimana mengenyam Fadhilatus Syekh Kiyai Haji Kemas Umar
pendidikan di era kolonial yang sangat bin Abdurrohman, Fadhilatus Syekh Kiyai
terbatas bagi setiap orang untuk Mgs Haji Husin Abu Manshur, Habib Alwi
mengenyam pendidikan. Mengenai bin Ahmad Bahsin (Mu’allim Nang), Kiyai
pendidikan KH. Abdullah Zawawi Izhom, Madyan, Kiyai Zaini Zainal dan Al-Habib
dalam kajian ini akan dikategorikan As-Sayyid Masyhur Al-Khirid, Habib
menjadi dua bagian yaiu pendidikan formal Ahmad bin Zen Syahab, Habib Umar
dan pendidikan informal. Dalam menempuh Syahab, Habib Abdurrahman Syahab, Kiyai
pendidikan formal, sejak berusia 7 tahun Abdurrahman Zubair, Kiyai Wasi’ Uddin,
yakni pada tahun 1937 M KH. Abdullah Kiyai Malian Zaman, Kiyai Haji Syazari,
Zawawi Izhom masuk ke sekolah agama Kiyai Daud Rusdi, Kiyai Haji Bahri bin
Islam yaitu Madrasah Baitul ‘Ulum Fandak. Puluhan kiyai yang menjadi
Ibtidaiyyah bertempat di kampung 8 Ilir sumber ilmu agama yang informal dari KH.
Palembang lorong Kemas 2 yang dipimpin Abdullah Zawawi Izhom, menjadi
oleh Fadhilatul Ustadz Kiyai Kemas Umar kahasanah baru dan menjadi referensi bagi
bin Kemas Adnan, beliau belajar selama 4 beliau dalam menyebarkan agama islam di
(empat) tahun. Dan pada tahun 1952 M kemudian hari.
38
Peranan KH. Abdullah Zawawi Izhom dalam Penyebaran Islam di Palembang
Setelah menuntut ilmu secara ta’lim yang ada di Kota Palembang. KH.
formal maupun informal, KH. Abdullah Abdullah Zawawi Izhom mengajar,
Zawawi Izhom mengimpelementasikan apa berdakwah, dan mensyiarkan Islam. Selain
yang beliau dapat untuk di ajarkan kepada aktif mengajar di masjid Agung Palembang,
orang-orang yang menjadi sasaran beliau KH. Abdullah Zawawi Izhom juga
dalam menyebarkan agama Islam. memiliki majelis yang bernama Majelis
Walaupun banyak hidupnya di dedikasikan Sultan Agung guna melanjutkan perjuangan
untuk dunia pengajaran dan penyebaran para guru-gurunya dalam menyebarkan
agama Islam, namun, bila dirunut lebih ilmu agama di kota Palembang.
mendalam beliau sejak remaja sudah mulai Berbagai cerita mengiringi
bekerja Mula-mula pada tahun 1944 M di kehidupan KH. Abdullah Zawawi Izhom,
zaman Jepang KH. Abdullah Zawawi berbagai peninggalan yang syarat manfaat
Izhom sudah mengikuti orang bekerja masih tersimpan dan terekam dengan baik
sebagai pembantu tukang bubut besi di oleh para ahli waris, baik itu keluarganya
kampung 8 Ilir Palembang sekitar 6 bulan ataupun para murid santri-santrinya. Beliau
lamanya sampai Jepang jatuh dan Indonesia meninggalkan meninggalkan karya tulis
merdeka. Sekitar tahun 1946 M beliau syair-syair yang berisikan tentang ilmu
mengikuti kakaknya berjualan di pasar 16 agama, dan makna dari isi syair-syairnya
Ilir Palembang, kemudian rumah yang di tersebut adalah agar kita selalu mengingat
diami KH. Abdullah Zawawi Izhom dijual Allah SWT. Selain hal hal tersebut belaiu
oleh kakaknya lalu pindah ke kampung 1 juga meninggalakan amanah dalam hal
Ilir Palembang pada tahun 1948 M. Di gelar atau nama yang baik yang disematkan
samping bekerja KH. Abdullah Zawawi kepada murid-muridnya, dan hal tersebut
Izhom tidak pernah meninggalkan pelajaran mejadi doa yang selalu dipegang oleh
agamanya. KH. Abdullah Zawawi Izhom muridnya yang menjadi amanah dari beliau.
juga pernah bekerja di Basumi kampung 13 Selain karya tulis berupa syair-syair,
Ilir Palembang dengan orang Belanda. nama dan gelar ada juga peninggalan KH.
Setelah Indonesia merdeka tepatnya Abdullah Zawawi Izhom yang sampai
dimulai pada tahun 1950 an beliau lebih sekarang ini masih ada. Peninggalan
fokus untuk mengabdikan hidupnya dalam tersebut berupa sebuah masjid, dan majelis
dunia agama termasuk pengajaran di taklim. Masjid tersebut bernama masjid
puluhan masjid , musholla ataupun majlis Sultan Agung dan Majelis Taklim Sultan
39
Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 01, Juli 2018
Agung. Masjid tersebut beliau bangun Mahmud Badaruddin III Prabu Diraja pada
bersama dengan para guru dan para warga tanggal 31 Desember 2013.8
di 1 Ilir Palembang. Letak masjid tersebut 2. Dakwah K. H Abdullah Zawawi
berada tidak jauh dari makam KH. Izhom dan Peranannya dalam
Abdullah Zawawi Izhom di 1 Ilir Perkembangan Islam di 1 Ilir
Palembang. Masjid tersebut diberi nama Palembang
“Sultan Agung” karena KH. Abdullah Dakwah merupakan suatu kegiatan
Zawawi Izhom dipilih sebagai penasehat
yang terus dilakukan mulai zaman kenabian
keturunan dari Kesultanan Palembang
hingga saat ini, ada dua panangan ketika
Darussalam. Dan KH. Abdullah Zawawi
Izhom juga ditunjuk untuk menjaga makam berbicara apa hukumnya bagi setiap umat
dari salah satu sultan Kesultanan
muslim dalam berdakwah, berpendapat
Palembang Darussalam.7
bahwa hukum dakwah adalah fardhu ‘ain
KH. Abdullah Zawawi Izhom
mendapatkan kepercayaan dan petunjuk dan ulama’ yang berpendapat bahwa hukum
untuk memelihara, menjaga dan merawat
dakwah adalah fardhu kifayah. Pendapat
peninggalan Kesultanan Palembang
ulama’ yang pertama mengatakan bahwa
Darussalam yang ada di 1 Ilir Palembang.
Karena itulah KH. Abdullah Zawawi Izhom dakwah itu hukumnya fardhu ‘ain,
menamakan masjid yang dibangun tersebut
maksudnya setiap orang Islam yang sudah
menjadi masjid Sultan Agung. Setelah
baligh (dewasa), kaya, miskin, pandai dan
wafat, KH. Abdullah Zawawi Izhom
memberikan amanah kepada Al-Ustadz bodoh semuanya tanpa kecuali wajib
Ahmad Fawzie untuk menggantikan beliau
melaksanakan dakwah. Sedangkan ulama’
untuk memelihara, merawat, serta
yang berpendapat bahwa hukum dakwah
melestarikan makam dan lokasi Sultan
Agung Komaruddin Sri Teruno bin adalah fardhu kifayah mempunyai maksud
Susuhunan Abdurrahman yang merupakan
bahwa apabila dakwah sudah dilaksanakan
peninggalan Kesultanan Palembang
oleh sebagian atau sekelompok orang, maka
Darussalam yang diresmikan oleh Sultan
jatuhlah kewajiban dakwah itu dari
hanya sebagian orang (Sanwar, 1985 : 34- dan hokum, sehingga menjadi umat yang
35). Namun, saat ini orang menganggap meyakini kebenaran kerasulan nabi
yang memiliki tanggung jawab dalam Muhammad SAW dan ajaran Islam yang
ulama yang dalam hal ini memiliki dalam periode inipun banyak tantangan
pengertian sebagai berikut seseorang atau yang dihadapi dan menggunakan beberapa
kelompok orang yang karena metode, yaitu pertama dengan cara cara
dan berusaha menjadi panutan masyarakat.9 terdekat beliau, seperti lingkungan rumah
Ketika ulama dijadikan sosok yang tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat
diharapkan memiliki peran lebih dala dekatnya, dari dakwah ini banyak kerabat
proses berdakwah, tentu kita bisa berkaca dan sahabat mulai mempercayai Islam
pada apa yang telah dilakukan oleh pendulu sebagai kepercyaan mereka. Selanjutnya
oleh Rasulullah SAW. Perjuangan beliau dilakukan Rasulullah SAW. Dakwah ini
dapat dikategorikan dalam dua periode, dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian,
yang pertama adalah periode Mekkah, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi
tujuan dakwah dalam periode ini adalah perintah Allah SWT agar dakwah itu
Rasulullah SAW Periode Madinah, dalam dinamis telah dilakukan sejak zaman
periode ini berlangsung selama sepuluh Rasulullah SAW, tentu dengan seiring
tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 waktu yang berjalan kehidupan masyarakat
Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai lebih dinamis dan pola pikir masyarakat
dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal semakin berkembang, perlu hal hal yang
13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah. lebih kreatif dilakukan oleh para
dakwah dalam periode ini lebih kepada harus tau Letak dinamika dan kreativitas
ajaran Islam tentang masalah sosial dakwah, bukan hanya pada materi yang
Rasulullah SAW pada periode Madinah masyarakat (mad’u), tetapi juga pada teori,
adalah orang-orang yang sudah masuk metodologi, dan media yang dipergunakan.
Ansar. Juga orang-orang yang belum masuk merupakan salah satu aspek bagaimana
Madinah, para penduduk di luar kota diterima oleh khalayak umum. Tidak
Madinah yang termasuk bangsa Arab dan terkecuali dengan ap yang dilakukan di
yang selain bangsa arab. Tujuan dakwah Asia Tenggara khususnya kemampuan para
dalam periode ini sudah pada tahap da’i untuk menghormati norma-norma
tercermin dalam setiap prilaku yang Oleh karena itu, adalah penting bagi para
dilakukan oleh warga muslim. da’i Islam yang baru untuk belajar dari
42
Peranan KH. Abdullah Zawawi Izhom dalam Penyebaran Islam di Palembang
10
mendasarkan dakwah mereka pada titik para imigran Arab, terutama dari
negara yang mayoritas warganya memeluk bertambah sejak abad ke tujuh belas.
agama Islam, hal tersebut tentu tidak lepas Upaya yang terus dilakukan oleh
dari apa yang telah dilakukan pendakwah di kesultanan Palembang terus dilakukan
Indonesia, agama Islam berkembag secara melakukan penyebaran agama Islam, selain
pesat. Salah satunya adalah di Palembang. itu kesultanan juga membebaskan para
Sejarah mencatat bahwa kota Palembang pedagang untuk lebih leluasa berdagang
lahir pada tanggal 17 bulan Juni tahun 683, dengan sampingan penyebaran agama
penanggalan ini berdasarkan bunyi tulisan Islam, dan akhirnya banyak da’i terkenal
dan perhitungan dari penanggalan tahun dari desa hingga perkotaan. Luasnya kota
Caka, yang terdapat pada prasasti yang Pelembang yang terbelah oleh sungai Musi
mereka lakukan dan usahakan dengan cara masyarakat dalam segala aspek harus benar
benar maju dan tidak ada lagi dalam pendidikan informal terutama
yang terus hadir di setiap era, membuat KH. daerah yang ada di Palembang. Awal mula
Abdullah Zawawi Izhom terus berinovasi beliau berdakwah pada tahun 1950 M
berdakwah juga sekalgus membangun rumah wak Nang11. Pada tahun bersamaan
masyarakat yang lebih religius dalam hal itu juga beliau berdakwah melalui
bertindak tidak hanya dalam teori. Selain Ceramah/Khotbah terbukti saat beliau
hal tersebut, KH. Abdullah Zawawi Izhom menjadi anggota pembaca khotbah di
juga mencetak para da’i da’i yang akhirnya Masjid Lawang Kidul 5 Ilir Palembang dan
perjuangan dakwah KH. Abdullah Zawawi Beliau diangkat menjadi P3NTR Khotib
Izhom terus berjalan dan menyebar, dan Kampung 1 Ilir Palembang pada tahun
fokusnya pun semakin menyebar, selain 1956-1984 dan pada tahun 1969 beliau
sumber daya manusianya yang diperbaiki, menjadi kader dakwah BASIS kota
bangunan secara fisik pun juga menjadi Palembang kemudian pada tahun 1970
prioritas, seperti pembangunan masjid dan beliau memasuki akademi BASIS tingkat
KH. Abdullah Zawawi Izhom cara beliau berdakwah namun terbukti juga
sebagai salah satu pendakwah di Palembang pada tahun 1959 beliau mengajar Al-
Qur’an, Ilmu Tajwid, Barzanji, Maulid Palembang. Temuan dalam penilitian ini
Diba’ dan Nazhom di Langgar Sungai adalah peran K. H Abdullah Zawawi Izhom
Pola pengajaran yang diaplikasikan majlis ta’lim yang tetap dipelihara hingga
oleh K. H Abdullah Zawawi Izhom, tidak zaman modern ini. Kemudian soal metode
terlepas dari pengalaman hidup yang telah dakwah yang beliau lakukan, beliau lebih
beliau lalui, beliau hidup pada empat masa fokus pada dakwah yang dilakukan secara
yaitu: pada masa penjajahan Jepang, masa informal, hal terebut tercermin pada apa
Orde lama, masa Orde baru hingga era yang beliau lakukan dengan berbagai
Reformasi. Setiap masa yang dilewati ceramah yang dilakukan di berbagai masjid
membentuk pola pengajaran yang beliau dan majlis ta’lim di Kota palembang.
terapkan dalam proses belajar mengajar. Kemudian, metode dakwah yang dilakukan
Pada zaman penjajahan Jepang, umat Islam juga sudah sangat variatif, beliau
mengembangkan pendidikannya. Pada pada aspek teori saja, tapi beliau lebih
Tulisan ini berisi tentang bagaimana Kota Palembang, sehingga ilmu yang beliau
peran K. H Abdullah Zawawi Izhom dalam miliki akan terus di aplikasikan oleh para
45
Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 01, Juli 2018
Kesultanan Palembang Darussalam
Sultan Mahmud Badaruddin Prabu Diraja,
Daftar Pustaka
Piagam Penghargaan, Palembang
Darussalam, 14 Syakban 1426 H – 18
Abuddin Nata. Metodologi Studi
September 2006 M
Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
KH. Zawawi Izhom, Kumpulan
Bambang Marhijanto. Kamus
Syair-syair Ahlu Sunah Wal Jama’ah,
Lengkap Bahasa Indonesia Masa
(Majlis Ta’lim Sultan Agung
Kini. Terbit Terang, Surabaya
Palembang)
Daliman, A. 2011. Metode
Loius Gottschalk. 1985. Mengerti
Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Sejarah. terjemahan Nugroho Notosusanto,
Departemen P&K, 1981.Sejarah
cet 4. Jakarta : UI Press,
pendidikan di Sum-Sel. Jakarta
Majlis Ta’lim Sultan Agung
Departemen P&K. 1981. Sejarah
Kampung 1 Ilir Palembang
Pendidikan Sumsel. Jakarta : Departemen
Majlis Ta’lim Sultan Agung, Suatu
P&K,
Keterangan, (Jln, Sultan Agung Rt. 12 Rw.
Dudung Abdurahman. 2011. Metode
03 1 Ilir Palembang)
Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak,.
Melli Indah Sari. 2006. “ Biografi
Halimah Tussa’diyah. 2006 Peran
dan pemikiran Ki. H. Muhammad
Ki. Merogan Dalam Mengembangkan Islam
Asyiq di Palembang”. dalam
di Palembang. Skripsi S1 Fakultas
skripsi, Fakultas Adab Jurusan SKI
Adab, Institut Agama Islam Negeri
IAIN Raden Fatah Palembang.
Palembang,.
Moh Nazir. 2005. Metode
Hugiono. 1992. Pengantar Ilmu
Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sejarah. Jakarta: Rineke Cipta,
Moleong, J.Lexi. 2001. Metodologi
Ismail Faisal. 2004. Dilema NU,
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Ditengah Badai Pragmatisme Politik.
Rosdakarya, .
Jakarta: Puslitbang Departemen Agama,.
Muhammad Musa, Titi Nurfitri.
Ismail,. “Madrasah dan Sekolah
1988. Metode Penelitian. Jakarta ; Fajar
islam Masa Kresidenan”, dalam Tabloid
Agung,.
Hijrah, edisi November 2007
Nor Huda, 2007. Islam Nusantara Sejarah
Kemas A Rachman Panji. 2008.
Sosial dan Intelektual Islam di Indonesia,
Pengantar Ilmu Sejarah. Palembang: IAIN
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Raden fatah. Palembang Press,.
46
Peranan KH. Abdullah Zawawi Izhom dalam Penyebaran Islam di Palembang
Nor Huda, Islam Nusantara Sejarah Zulkifli. 1999. Ulama Sumatera Selatan,
Pemikiran dan Peranannya dalam Lintasan
Sosial dan Intelektual Islam di Indonesia,
Sejarah, Palembang: UNSRI
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), rewiew
buku Howard M. Federspiel, “Kajian Al-
Qur’an di Indonesia dari Mahmud Yunus
Hingga Quraish Shihabter, Tajul Arifin
(Bandung, Mizan, 1994).
R. Soedomo. 1997. Pengantar
Kebudayaan Indonesia,Yogyakarta :
Kanisus
Rosehan A dan Andi B. 2003.
Ulama Dalam Penyebaran Pendidikan
Dan Khazanah Keagamaan, Jakarta
: PT. Pringgondani Berseri
Soejono Soekamto, 1994. Sosiologi
Suatu Pengantar, Jakarta: Grafindo
Persada.
Suryabrata dan Sumardi, 1997. Metode
Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
Taufik Abdullah, 1979. Agama,
Etos dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta:
LP3ES
Ukas, Maman. 2006. Menajemen
Konsep, Prinsip dan Aplikasi.
Bandung: Agnini
Usman, Husaini dan Seiady Akbar.
Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi
Aksara Yayasan Majlis Ta’lim Sultan
Agung, Haul III K.H Abdullah Zawawi
Izhom, (Palembang : Al-Ustadz Ahmad
Fauzi 2016) udud
ud
47