You are on page 1of 41

Manajeman Psikososial pada Bencana

(Refleksi Pandemi Covid 19*)


Prof. Achir Yani S. Hamid, MN, DNSc
Sub-Topik Bahasan
1. Pengertian tentang Bencana/
Pandemi
2. Jenis Bencana/Pandemi dan
Korban yang Terdampak
3. Perubahan, Respons & masalah
Psikososial akibat Bencana/
Pandemi
4. Manajemen Kesehatan
PENGERTIAN TENTANG BENCANA/PANDEMI
A serious of disruption of the functioning of a
community or a society causing widespread
human, material, economic, or environmental
losses which exceed the ability of the affected
community or society to cope using its own
resources (ISDR, 2004; P.9 WHO, 2007, p7 in
ICN & WHO, 2009)
Definisi
A sudden, calamitous event that seriously
Bencana/Pandemi disrupt the functioning of a community or
society and causes human, material, and
economic or environmental losses that exceed
the community’s or society’s ability to cope
using its own resources. Though often caused
by nature, disasters can have human origins
(International Federation of Red Cross and Red
Crescent Societies, 2005, p.1 in ICN & WHO,
2009)
A pandemic is defined as “an epidemic occurring
worldwide, or over a very wide area, crossing
international boundaries and usually affecting a
large number of people”. The classical definition
includes nothing about population immunity,
virology or disease severity (WHO, 2020)

Definisi Pandemi By this definition, pandemics can be said to occur


annually in each of the temperate southern and
northern hemispheres, given that seasonal
epidemics cross international boundaries and
affect a large number of people. However,
seasonal epidemics are not considered
pandemics.The 2019–20 coronavirus pandemic is
an ongoing pandemic of coronavirus disease 2019
(COVID-19) caused by severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
JENIS BENCANA DAN KORBAN
YANG TERDAMPAK
Jenis Bencana:
• Bencana Alam: a.l.: banjir topan,
gempa, tsunami, puting beliung,
gunung meletus, wabah pandemi
• Bencana buatan manusia: a.l.: konflik
senjata, bom,
Calling for solidarity
(Roulet, 2005)
• Bencana tehnologi : a.l. kecelakaan
transportasi, gedung runtuh, polusi
udara beracun, kecelakaan pesawat
• Pandemi (SARS, COVID-19)

Membutuhkan respons manusia:


dukungan kedaruratan yang manusiaswi
TIGA JENIS KORBAN BENCANA/PANDEMI
❑Korban yang mengalami trauma karena bencana atau terinfeksi
COVID 19 (rentan mengalami cidera fisik, Post Traumatic Stress
Disorder (PTSD) dan depresi setelah kejadian bencana)

❑Penyelamat/responder (termasuk Tenaga Kesehatan dan


Relawan) yang terpapar pada trauma dan PTSD Ketika
melihat penderitaan orang lain, juga takut mengancam
dirinya

❑Masyarakat luas yang terdampak secara psikologis karena


mengamati kejadian dan informasi tentang bencana/pandemi
dari jauh
PERUBAHAN DAN RESPONS
PSIKOSOSIAL AKIBAT BENCANA/
PANDEMI
Respons Psikososial akibat Bencana/Pandemi

Dianggap sebagai
ketentuan tuhan

Menghapuskan

Manusia sbg penyebab Tanggungjawab


Respons Psikososial akibat Bencana Tehnologi
dan Buatan Manusia

Melibatkan kelalaian manusia dan disengaja

Kemarahan dan Menyalahkan

Proses pemulihan
Luka emosional
panjang
Pandemi COVID-19 menghantam semua
aspek kehidupan

Physical dan social Takut terinfeksi dan


distancing, keselamatan diri dalam
tidak dapat mencari ketidakpastian menimbulkan
nafkah, ekonomi perasaan tidak berdaya dan
makin terpuruk, putus asa, stigmatisasi, rindu
sosialisasi terbatas dan kurang dukungan
psikososial

Trauma Stress
STRESS DAN TRAUMA

STRES
Respons terhadap Pandemi:
1. Kesehatan: Mengikuti panduan
Kesehatan untuk melawan COVID-19,
Respons Holistik isolasi mandiri, vaksinasi

Selama Pandemi 2. Survival : Menjaga ketersediaan


COVID-19 makanan dan suplai lain yang
diperlukan untuk bertahan hidup

3. Ekonomi: Berjuang menghemat apa


yang dimiliki selama berkurang
tabungan atau terhentinya penghasilan
• Meningkatkan ansietas, depresi
dan merasa tidak berdaya
• Mencemaskan anak anak dan
lansia & agt kel. Rentan di
rumah tanpa pendampingan
(selama belajar dari rumah,
pembatasan fisik) sementara
Karantina jangka orang tua harus bekerja dan
merisikokan kesehatan fisik dan
panjang/isolasi jiwa bagi yang rentan, apabila
tidak tersedia dukungan
• Mengurangi produktifitas
ekonomi karena merawat/
mengasuh agt keluarga yang
rentan
POLA RESPONS

Respons yg mendukung integrasi fungsi


dipandang sbg adaptif yg membuat
berkembang dan belajar

Respons yg menghambat integrasi fungsi


yg dianggap maladaptif, menghambat
perkembangan, menurunkan otonomi
dan mengganggu penguasaan terhadap
lingkungan
Respons Fisik-Biologik
Fight response: siap secara fisiologik
untuk menyerang
Flight response: melibatkan upaya
untuk menjaga sumber dalam tubuh
Respons fisiologik mempengaruhi
respons awal
Respons Fisik-Biologik

Insomnia, Pusing
Palpitasi, Gangguan lambung
Fatigue, Nadi cepat
Nyeri dada Tremor
Hilang nafsu makan Sakit kepala
Nausea Keluhan somatik
Sakit kepala ringan Mengadu gigi
Respons Psikologis:
Perilaku dan Penampilan
Curiga Humor yang tidak
Mudah tersinggung tepat
Berdebat dengan Makan berlebihan
teman & orang yang atau kurang
dicintai Perubahan fungsi
Menarik diri dan seksual
takut keluar rumah Perilaku adiktif (a.l.
Menjadi sangat merokok, ngopi)
pendiam
Respons Psikologis:
Alam Perasaan dan Emosi
Shock Takut bahaya bagi diri
Marah sendiri maupun yang
Baal disayangi
Merasa overwhelmed Tidak merasakan apa2
Merasa putus asa dan Merasa diterlantarkan
tidak berdaya Merasa ketidakpastian
Depresi Merasa bersalah
Merasa tersesat Cemas
Menjadi perasa Mudah tersinggung
Respons Fisiologis:
Pikiran, Keyakinan, dan Persepsi
Mimpi buruk berulang Daya perhatian pendek
ulang Pelupa
Selalu terpikirkan Ingat hal yang tidak
tentang bencana diinginkan
Konsentrasi buruk Sulit membuat
Bingung keputusan
Disorientasi
Respons Psikososial dan Spiritual:
Hubungan dan Interaksi

Merasakan kedekatan dengan


survivor/penyintas lain atau responder
Terpisah dari keluarga dan teman
Menarik diri secara sosial
Menghindari survivor/penyintas lain karena
takut melukai karena emosi
Mempertanyakan keyakinan spiritual
Respons Psikologis Tergantung pada:

Kepribadian seseorang

Pola koping normal

Koping sebagai sumber

Ketersediaan sistem
pendukung
Reaksi yang Mungkin Dialami Tenaga Kesehatan/Relawan

Takut pada keselamatan diri sendiri dan korban lain


Simpati pada korban/survivor/penyintas
Cemas sehubungan dengan situasi
Mengidentifikasi diri dengan penderitaan dan
ketakutan survivor/penyintas
Merasa bersalah meninggalkan keluarga sendiri atau
berfokus pada rasa takut dan kebutuhan diri sendiri
Merasa kebebanan tanggung jawab
Merasa perlu menjauh dari situasi bencana
MANAJEMEN BENCANA....

HPs
Nursing Practice Standard of
Disaster risk management Disaster Cycle

Nursing Practice
Standard: Disaster
14 Indicators of good
Risk Management
practice in Indonesia
(Indonesia Research Team +
4 Indicators of good practice
Research:
in Japan (Japanese Research
DKI (flood); DIY Team)
(volcano eruption);
West Sumatra
(earthquake)
Decided 13 Indicators
Tujuan Manajemen Psikososial

Meningkatkan Mencegah Meningkatkan akses


kesehatan jiwa gangguan jiwa pelayanan
Kesehatan jiwa
TARGET PELAYANAN KESEHATAN:

Sehat Risiko Sakit


PERAN KESEHATAN/KEPERAWATAN JIWA MENCEGAH
DAN MEREDUKSI DAMPAK BENCANA/PANDEMI
PERAN NAKES/RELAWAN DI LOKASI BENCANA/PANDEMI

Memastikan keselamatan

Pertolongan pertama

Asuhan gawat darurat

Integrasi aspek psikososial


DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL
 Memberikan pertolongan psikososial pertama :
1) memberikan asuhan dan dukungan praktis
2) mengkaji kebutuhan dan hal penting
3) membantu memenuhi kebutuhan dasar
4) memberikan rasa nyaman
5) menolong menghubungkan untuk peroleh informasi,
layanan dan dukungan sosial
6) melindungi dari bahaya lebih lanjut
SECARA MANDIRI DAN BERKOLABORASI:
Memberikan pelayanan/asuhan langsung
DUKUNGAN KESEHATAN JIWA Memberikan dukungan sesuai dengan usia dan
DAN PSIKOSOSIAL tumbuh kembang klien dan tingkat keparahan
trauma serta peka budaya
Mengintegrasikan dukungan psikososial pada
Prinsip: perawatan fisik
Look: observasi, perhatikan, Melakukan manajemen stress, dan berbagai tehnik
lihat tanda dan gejala relaksasi
Melakukan CBT atau CT untuk mengubah proses
Listen: dengarkan keluhan
pikir negatif menjadi positif
Link : rujuk dan hubungkan Melakukan psikoedukasi dan bbg terapi sesuai
dg stem pendukung keilmuan
Bagi Masyarakat Umum:
1. Berpegang pada informasi yang terpercaya

Pencegahan dan 2. Batasi masukan media


3. Ciptakan rutinitas harian
Penanganan 4. Rawat tubuh anda dengan baik
Masalah 5. Kurangi minum kopi
Psikososial pada 6. Tetap terhubung

Masyarakat Selama 7. Siapkan a.l suplai obat, vitamin, masker


8. Hindari burnout
COVID-19 9. Coba hal baru
10. Lakukan satu persatu
Bagi Para Orang Tua dan Keluarga:
1. Bicara dengan anak dan remaja tentang pandemi COVID-
19. Jawab pertanyaan dan sajikan fakta ttg COVID-19
dengan cara yang dipahami anak anak dan remaja
2. Yakinkan pada anak dan remaja anda bahwa mereka
Pencegahan dan aman. Katakan bahwa tidak apa apa jika mereka

Penanganan merasa murung dan tidak nyaman


3. Atasi stress anda sehingga anak dan remaja dapat
Masalah belajar cara anda bagaimana mengatasi masalah

Psikososial pada 4. Batasi keterapaparan keluarga anda pada berita dan


media sosial. Anak anak dapat salah menafsirkan apa
Masyarakat Selama yang mereka lihat dan dengar sehingga merasa
terancam
COVID-19 5. Pertahankan kegiatan rutin, dan buat kegiatan belajar
yang menyenangkan. Hubungkan anak anak pada teman
dan anggota keluarga/kerabat
6. Menjadi contoh peran bagi anak anak, orang tua yang
tenang dan percaya diri merupakan dukungan terbaik
bagi anak
Bagi Mereka Dengan Masalah
Pencegahan dan Kesehatan Jiwa:
Penanganan 1. Meneruskan terapi dan sadari
Masalah tiap tanda dan gejala yang
memburuk
Psikososial pada
OMKJ Selama 2.Segera konsul ke psikiater,
perawat jiwa/psikiater, psikolog
COVID-19 apabila merasa kondisi
psikososial memburuk
Bagi Tenaga Kesehatan:
1. Ingat misi anda memilih menjadi nakes untuk
misi mulia yaitu melayani mereka di saat tidak
ada kepastian. Ingat betapa penting dan
Pencegahan dan berartinya perkerjaan anda

Penanganan 2. Bangun ketangguhan diri dengan berbagai


cara kekuatan fisik, psikologis, atau spiritual
Masalah untuk membantu mereka yg dalam kondisi sulit.
Ketangguhan membantu mengatasi situasi yang
Psikososial pada stressful . Membantu mengatasi tantangan dan
Nakes/Relawan menjadi proaktif dalam merespons yang
dipelajari melalui praktik
Selama COVID-19 3. Fokus pada kondisi sekarang yang akan
memberikan kesempatan menjadi dirimu yang
terbaik. Lakukan yang terbaik yang dapat
dilakukan dengan apapun yang dimiliki saat ini,
jangan pedulikan hal yang di luar kendali anda.
Bagi Tenaga Kesehatan:
4. Bersikap realistis dan positif: mudah tersesat karena
Pencegahan dan pikiran negatif, antisipasi masalah yang mungkin
terjadi, namun tidak untuk membuat terpuruk. Selalu
Penanganan ingat pasien yang membutuhkan anda
5. Beri jeda waktu dari berita dan media sosial,
Masalah termasuk komputer dan HP. Apabila on line, fokuskan
Psikososial pada pada informasi yang dapat dipercaya.
6. Lakukan self-care: Rawatlah diri sendiri, makan
Tenaga Kesehatan makanan yang sehat, tetap aktif, olah raga teratur,
istirahat di antara kesibukan, hindari merokok. Ketika
Selama COVID-19 di rumah, jangan pikirkan pekerjaan anda, relaks,
bicara dengan seseorang
7. Evaluasi diri sendiri: perhatikan gejala depresi atau
stress seperti kesedihan berkepanjangan, merasa sangat
Lelah, sulit tidur, respons emosi yang berlebihan.
Bagi orang yang sedang isolasi:
Pencegahan dan 1. Tetap terhubung dan pertahankan jejaring
sosial. Lakukan kegiatan rutin sehari hari,
Penanganan atau membuat rutinitas baru. Jaga
hubungan via telp, e-mail, media sosial atau
Masalah video conference.
Psikososial pada 2. Perhatikan kebutuhan dan perasaan anda
Lakukan kegiatan yang sehat dan disukai
Individu sedang serta membuat relaks. Latihan secara
Isolasi Selama teratur, makan makanan sehat, tidur yang
cukup
COVID-19 3. Jauhi berita yang dapat membuat pikiran
negatif, cari informasi seperlunya, jauhi
rumor/hoax yang membuat tidak nyaman
• Perubahan perilaku masyarakat
untuk menerapkan Pola Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
Hal Positif • Mengurangi kontak fisik
digantikan dengan sentuhan
Dari Musibah virtual jarak jauh meminimalkan
penularan
COVID-19 Menuju • Mendekatkan keluarga dengan
lebih saling mengenal dan saling
berinteraksi
AKB • Memperoleh pembelajaran
tentang penyelesaian masalah
dan mencari solusi bersama
• Meningkatkan toleransi
lingkungan sosial melawan
stigmatisasi
• Menghasilkan hobby/minat baru

You might also like