You are on page 1of 26

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Sungai Jingah

1. Letak Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin

a. Letak Wilayah

Puskesmas sungai jingah terletak di Jalan Jahri Saleh RT 19 No. 111

Telp. (0511) 4315223 Kelurahan Sungai Jingah Kecamatan Banjarmasin

Utara didirikan sejak tahun 1970. Saat ini Wilayah kerja Puskesmas Sungai

Jingah meliputi 3 kelurahan yaitu Sungai Jingah, Surgi Mufti dan Sungai

Andai dengan luas wilayah seluruhnya 6,54 km2 yang berbatasan dengan :

1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Sungai Gampa

2) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Sungai Jingah

3) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Sungai Martapura

4) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Sungai Antasan kecil

b. Demografi

1) Data penduduk

a) Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Sungai Jingah tahun 2020

Tabel 5.1. Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Jingah

Tahun 2020

Jumlah Jumlah Penduduk


Tahun
Penduduk
Laki-laki 14.110

2020 65.758 32.944 32.814


b) Jumlah penduduk kelompok khusus (bayi, balita, bumil, dan bufas)

tahun 2020

Tabel 5.2. Jumlah Penduduk Kelompok Khusus Tahun 2020

0-5 6- 11 12- 23 24-59


No Kelurahan Bumil Bufas
bln bln bln bln

Sungai
1 123 122 248 749 270 255
Jingah

Surgi Mufti
2 165 164 321 959 363 347

Sungai
3 215 216 459 1410 477 455
Andai

Jumlah 503 502 1028 3112 1110 1057


2. Struktur Organisasi Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin 2020

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Puskesmas Sungai Jingah

Struktur organisasi dari puskesmas adalah merupakan jaringan data

sekelompok orang secara teratur, berkesinambungan dan bersifat formal serta

menunjukan adanya fungsi, wewenang dan tanggung jawab baik sebagai

pimpinan maupun sebagai bawahan dalam melaksanakan tugasnya untuk tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Struktur Organisasi Puskesmas Sungai Jingah

terdiri dari, kepala puskesmas, kasusubag TU, coordinator penanggung jawab

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), penanggung jawab Upaya Kesehatan

Masyarakat (UKM), penanggung jawab jaringan dan jejaring.


Gizi termasuk dalam struktur yang diatasi oleh Upaya Kesehatan

Masyarakat (UKM) yang salah satu programnya ialah penyuluhan yang

terkait gizi dan penjaringan balita dengan status gizi kurang atau buruk.

3. Sarana atau Fasilitas Kesehatan Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin

a. Nama Puskesmas : Sungai Jingah

b. Kode Puskesmas : 63710010

c. Jumlah tempat tidur :0

d. Ruang laboraturium : Ada

e. Kondisi puskesmas : Baik

f. Tahun pembangunan : 2014

g. Jumlah pustu : 1 (Sungai Andai)

h. Jumlah poskesdes : 2 (Sungai Andai dan Sungai Jingah)

i. Tahun perbaikan :0

Sarana penunjang pelaksanaan kegiatan/program Puskesmas sangat

diperlukan untuk memberikan dukungan bagi tercapainya suatu program

tersebut. Sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan didalam dan diluar

gedung Puskesmas Sungai Jingah dapat dikatakan cukup memadai seperti

yang dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 5.3.Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan di Puskesmas Sungai
Jingah Tahun 2020
No Sarana Jumlah Keadaan

1 Kendaraan Roda 2 5 Cukup baik

2 Mobil Pusling 1 Cukup baik

Peralatan Medis KIA, KB, BP, Baik


3
Pustu dan Pusling

Meja, kursi, lemari, dan lain- Baik


4
lain

Tabel 5.4.Jumlah Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan Puskesmas Sungai


Jingah Tahun 2020
No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah

1 Kesehatan

Dokter Umum 3

Dokter Gigi 1

Perawat Gigi 1

Perawat 4

Bidan 7

Ahli Gizi 3

Analis Kesehatan 2

Apoteker 2

Asisten Apoteker 1

Kesehatan Lingkungan 2

Rekam medic 2

Jumlah 28
No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah

2 Non Non Kesehatan

Tata Usaha 4

Verivikator 1

Satpam 1

Cleaning Service 2

Pekarya 2

Perekam Medis (kontrak) 1

Jumlah 11

Jumlah Tenaga Kesehatan 28

Jumlah Tenaga Non Kesehatan 11

4. Program Kesehatan Yang Dilaksanakan

a. Kegiatan Pokok

1) Pemantauan pertumbuhan di posyandu

2) Pendistribusian Vitamin A

3) Konfirmasi status gizi balita

4) Distribusi tablet Fe ke sekolah

5) Pemberian PMT pada gikur/gibur dan Bumil KEK

6) Konseling Gizi dalam gedung

7) PMT ibu hamil KEK

8) PMT gikur/gibur

9) PMT biskuit BGM


10) PMT biskuit bumil

11) Taburia

12) Refreshing kader posyandu pada

b. Rincian Kegiatan

1) Pemantauan pertumbuhan di Posyandu

Kegiatan ini berjalan pada bulan Januari sd Maret di 28 posyandu

yang ada di wilayah kerja Puskesmas sungai jingah.

2) Pendistribusian Vitamin A

Pendistribusian vitamin A dilaksanakan pada bulan Februari dan

Agustus dengan sasaran bayi 6-11 dan balita 12-59 bulan.

3) Konfirmasi status gizi balita

Konfirmasi status gizi bayi dan balita umur 0-59 bulan yang berat

badan kurang dari normal pada bulan Januari sampai dengan November.

Setiap penemuan kasus balita KEP baik gizi kurang/gizi buruk petugas

gizi melakukan pelacakan ke rumah pasien. Pelacakan ini dilakukan untuk

mengetahui penyebab kurang gizi/gizi buruk dan data kependudukan untuk

kasus baru sedangkan kasus lama dilakukan skrining atau pengawasan

aktif agar mencegah kasus gizi kurang bertambah . Untuk tahun 2020

skrining dilakukan terhadap 309 anak gizi kurang dan buruk.

4) Distribusi tablet Fe ke sekolah

Kegiatan ini berupa pemberian tablet tambah Darah (TTD) kepada

semua siswi sekolah menengah di wilayah kerja Puskesmas Sungai Jingah


yaitu sebanyak 15 sekolah menengah pada bulan

Januari/April/Juli/September (triwulan).

5) Pemberian PMT pada gikur dan bumil kek

Setiap penemuan kasus ibu hamil balita gizi kurang/gizi buruk

petugas gizi melakukan pelacakan ke rumah pasien dan pemberian

makanan tambahan berupa biskuit. Pelacakan dilakukan untuk mengetahui

penyebab kurang gizi serta kek dan data kependudukan untuk kasus baru

sedangkan kasus lama dilakukan skrining atau pengawasan aktif agar

mencegah kasus gizi kurang bertambah . Untuk tahun 2020 skrining

dilakukan terhadap 309 anak gizi kurang dan buruk. Kegiatan ini

dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2020.

6) Konseling gizi dalam gedung

Konseling dilakukan petugas gizi di dalam gedung kepada

pengunjung puskesmas baik yang mempunyai keluhan berbagai masalah

gizi ataupun konsultasi prilaku gizi yang baik.

7) PMT bumil KEK

PMT diberikan pada bumil KEK dengan LILA < dari 23,5 dan Hb

<11 g/dl sebanyak 41 ibu Hamil . Diberikan bahan makanan lokal yaitu

telur,susu,kacang hijau, dan santan kara selama 1 bulan sebesar Rp.

300.000,- untuk dikonsumsi ibu hamil agar bertambah berat badan dan

menjaga kesehatan bayinya. Diberikan pada bulan Juni sampai dengan

November 2020.

8) PMT gikur atau gibur


PMT diberikan pada balita gizi kurang atau gizi buruk sebanyak 20

bayi dan balita. Diberikan bahan makanan lokal yaitu telur,susu,kacang

hijau, dan santan kara selama 1 bulan sebesar Rp. 300.000,- untuk

dikonsumsi bayi dan balita agar dapat memperbaiki status gizinya .

Diberikan pada bulan April sampai dengan Oktober 2020.

9) PMT biskuit BGM

Diberikan pada anak gizi kurang, buruk, BGM. Anak dengan status

gizi buruk dan kurang serta BGM mendapat PMT selama 3 bulan, dengan

sasaran 300 . Diberikan sesuai usia anak dengan melihat perkembangan

pertumbuhannya dan dilaksanakan pada bulan Januari/Desember 2020.

10) PMT biskuit bumil

Diberikan pada ibu hamil dengan resiko kehamilan Lila dan Hb

agar dapat membantu konsumsi gizi selama kehamilan. Diberikan dengan

sasaran 571 bumil kek lila dan hb untuk 90 hari pada bulan Januari/

Desember 2020.

11) Taburia

Taburia diberikan pada semua anak usia 6 – 23 bulan di

wilayah kerja untuk 15 hari dengan sasaran 600 anak pada bulan

November dst.

12) Refreshing kader posyandu

Dilakukan 2 kali setahun dengan memberikan materi tentang

penimbangan pemantauan pertumbuhan anak, register dan tambahan

pengetahuan bayi balita gizi kurang/buruk dan juga bumil resti. Diikuti
oleh perwakilan kader semua posyandu di wilayah Puskesmas Sungai

Jingah.

5. Program Kerja Gizi yang Dilaksanakan

Puskesmas merupakan suatu sarana kesehatan terdepan yang memberi

pelayanan kesehatan termasuk program perbaikan gizi. Tenaga gizi di

puskesmas merupakan tenaga gizi yang langsung menghadapi masyarakat.

Tenaga gizi melaksanakan sebagian tugas puskesmas dibidang gizi yang

meliputi penentuan prioritas masalah, merencanakan, dan melaporkan

kegiatan kegiatan dalam rangka menanggulangi masalah gizi.

Dalam upaya meningkatkan gizi diwilayah kerjanya, maka Puskesmas

Sungai Jingah telah melaksanakan beberapa program gizi baik yang

dilaksanaknn didalam gedung dan diluar gedung.

Adapun program perbaikan gizi yang dilaksanakan di Puskesmas

Sungai Jingah adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Dalam Gedung

1) Pemantauan pertumbuhan balita di Puskesmas

Kegiatan ini dilaksanakan di dalam gedung Puskesmas, dilaksanakan

setiap hari kerja untuk anak sakit, sedangkan untuk bayi

sehatpenimbangan dilakukuan setiap hari selasa (bayi yang dapat

imunisasi). Hasil penimbangan kemudian dicatat dalam KMS dan

buku register.

2) Pendistribusian Vitamin A
Guna menanggulangi dan mencegah kekurangan diberikan

maka vitamin A dosis tinggi pemberian kapsul vitamin A dosis

tinggi diberikan secara:

a) Periodik

Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi yang secara

periodik ini adalah distribusi vitamin A yang diberikan pada

balita 2 kali setahun sctiap bulan Februari dan Agustus, dengan

2 jenis golongan sasaran yaitu:

1) Golongan sasaran bayi (6-11 bulan)

Vitamin A yang diberikan adalah kapsul berwama

biru (dosis 100.000 IU)

2) Golongan sasaran anak balita (usia 12-59 bulan)

Vitamin A yang diberikan adalah kapsul berwarna

merah (dosis 200.000 IU)

b) Non periodik

Distribusi kapsul vitamin A disini adalah distribusi

vitamin A untuk ibu nifas (42 hari segera setelah melahirkan

diberikan 1 kapsul vitamin A 200.000 Sl warna merah dan 1

kapsul lagi diberikan dengan selang waktu minimal 24 jam.

Pemberian vitamin A dilaksanakan pada bulan Februari

dan Agustus dengan sasaran bayi 6-11 bulan dan balita 12-59

bulan. Kapsul vitamin A ini diberikan tidak lebih dari 42 hari

setelah melahirkan. Untuk bayi dan balita mengalami gizi buruk,


penyakit campak atau diare. Kapsul vitamin A yang diberikan

pada bayi atau anak balita yang mengalami kasus seperti

tersebut diatas diberikan dengan cara:

1) Pemberian 1 kapsul (sesuai golongan umur biru/merah)

sewaktu ditemukan.

2) Pemberian lagi 1 kapsul setelah 24 jam pemberian yang

pertama.

3) Pemberian 1 kapsul lagi setelah dua minggu kemudian.

3) Pemberian PMT Pemulihan Bayi Balita Gikur/Gibur, Bumil KEK

Yang menjadi sasaran PMT pemulihan ini adalah balita yang

mengalami gizi kurang/buruk dan bumil. Makanan gizi tambahan

yang diberikan berupa biskuit agar berat badan bertambah dan

memperbaiki status gizi.

Makanan tambahan biskuit diberikan untuk 90 hari dengan

sasaran 300 anak BGM, gikur/gibur dan 571 bumil kek lila dan hb.

4) Konseling Gizi Dalam Gedung

Konsultasi gizi adalah penyuluhan perorangan yaitu proses

dimana seorang dibantu memecahkan masalah gizi dan masalah

dietnya Tujuan konsultasi gizi adalah membuat perubahan yang

diinginkan pada perilaku pada pola makan (Food Behavior).

Konsultasi gizi merupakan bagian integrasi program dan berfungsi

sebagai katalisator program, yang dilaksanakan secara lintas

program.
Untuk kasus rujukan di posyandu yang memerlukan terapi

diet. Konsultasi gizinya mencakup ilmu makanan sehat untuk

berbagai usia dan ilmu penyakit yang dihubungkan dengan ilmu gizi

klinik. Pasien yang diberikan konsultasi gizi adalah pasien yang

memerlukan terapi diet yang berhubungan dengan penyakitnya dan

perbaikan kebiasaan makan selama di rumah, sehingga harus

menjalankan dietnya berupa pantangan dan anjuran-anjuran tentang

pantangan yang dijelaskan petugas gizi.

Pasien yang diberikan konsultasi gizi adalah pasien bayi dan anak

balita yang status gizinya ditemukan pada saat penimbangan di

posyandu oleh kader dan petugas kesehatan ke ahli gizi sesuai

keluhan dan penyakitnya. Media yang di digunakan untuk

konsultasi gizi adalah leaflet.

b. Kegiatan Luar Gedung

1) Pemantauan pertumbuhan balita di Puskesmas

Kegiatan ini dilaksanakan di luar gedung Puskesmas, dilaksanakan

di posyandu setiap bulan sekali yang dilakukan oleh kader dan

dipantau oleh petugas puskesmas terutama petugas gizi dan bidan.

2) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil KEK

Penanggulangan ibu hamil yang kekurangan Energi Kronis

(KEK) dengan cara pemberian makanan tambahan merupakan salah

satu kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pencegahan bayi berat

lahir rendah (BBLR). PMT berupa makanan local seperti minyak


goreng, beras, telur dll. Ibu hamil menderita KEK mempunyai resiko

kesakitan yang lebih besar akibatnya kecenderungan untuk

melahirkan BBLR.

3) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita gikur/gibur

Pemberian PMT pada anak balita gikur dan gibur adalah

memberikan selain makanan tambahan selain makanan yang biasa

dikonsumsi oleh balita untuk mencukupi kebutuhannya. Program

makanan tambahan (PMT) balita adalah salah satu upaya

penanggulangan masalah gizi, guna melengkapi makanan yang

sudah diberikan sehari-hari, untuk mencukupi kebutuhan zat gizi

balita agar meningkat staus gizinya tetap normal. Makanan tambahan

yang diberikan berupa makanan local seperti beras, telur, minyak

goreng dll.

4) Konfirmasi status gizi balita

Setiap menemukan kasus balita baik gizi kurang/ gizi buruk

petugas gizi melakukan pelacakan ke rumah pasien. Pelacakan

dilakukan untuk mengetahui penyebab kurang gizi dan data

kependudukan.

5) Pemberian vitamin A

Guna menanggulangi dan mencegah kekurangan diberikan

maka vitamin A dosis tinggi pemberian kapsul vitamin A dosis

tinggi diberikan secara:

a) Periodik
Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi yang secara

periodik ini adalah distribusi vitamin A yang diberikan pada

balita 2 kali setahun sctiap bulan februari dan agustus, dengan 2

jenis golongan sasaran yaitu:

1) Golongan sasaran bayi (6-11 bulan)

Vitamin A yang diberikan adalah kapsul berwama

biru (dosis 100.000 IU)

2) Golongan sasaran anak balita (usia 12-59 bulan)

Vitamin A yang diberikan adalah kapsul berwarna

merah (dosis 200.000 IU)

b) Non periodik

Distribusi kapsul vitamin A disini adalah distribusi

vitamin A untuk ibu nifas (42 hari segera setelah melahirkan

diberikan 1 kapsul vitamin A 200.000 Sl warna merah dan 1

kapsul lagi diberikan dengan selang waktu minimal 24 jam.

Pemberian vitamin A dilaksanakan pada bulan Pebruari

dan Agustus dengan sasaran bayi 6-11 bulan dan balita 12-59

bulan. Kapsul vitamin A ini dibarikan tidak lebih dari 42 hari

setelah melahirkan. Untuk bayi dan balita mengalami gizi buruk,

penyakit campak atau diare. Kapsul vitamin A yang diberikan

pada bayi atau anak balita yang mengalami kasus seperti

tersebut diatas diberikan dengan cara:


1) Pemberian 1 kapsul (sesuai golongan umur biru/merah)

sewaktu ditemukan.

2) Pemberian lagi 1 kapsul setelah 24 jam pemberian yang

pertama.

3) Pemberian 1 kapsul lagi setelah dua minggu kemudian.

6) Pemberian vitamin taburia

Diberikan pada bayi balita umur 6 24 bulan yang berat

badannya BGM dan BGT atau 2T di wilayah kerja Puskesmas

Sungai Jingah.

7) Refreshing kader

Dilakukan 1 kali setahun dengan memberikan materi tentang

penimbangan pemantauan pertumbuhan anak, register dan tambahan

pengetahuan bayi balita gizi kurang/buruk dan juga bumil resti.

Diikuti oleh perwakilan kader semua posyandu di wilayah

Puskesmas Sungai Jingah.

8) Pencegahan anemia pada remaja putri

Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara

berkelanjutan dapat menimbulkan anemia atau kurang darah bagi

tubuh sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti

pusing dan mata berkunang-kunang serta ada keluhan 5 L (Lesu,

Lemah, Letih, Lelah dan Lunglai).


Pencegahan anemia dilakukan dengan cara penyuluhan,

pemberian Tablet Fe dan pemeriksaan Hb sebelum dan sesudah

diberi tablet Fe.

a. Kegiatan Gizi Lintas Sektoral

Dalam upaya perbaikan gizi, puskesmas tidak hanya melakukan

kerja sama lintas program tetapi juga memerlukan kerja sama lintas

sektoral yang melibatkan sektor-sektor terkait meliputi dinas, pendidikan,

kelurahan atau PKK, PLKB dan lain- lain.

Adanya koordinasi yang terpadu dan menyeluruh dari pihak yang

terkait untuk meningkatkan status gizi dan mengatasi masalah-masalah

yang ditemukan dalam perbaikan gizi diharapkan dapat mengoptimalkan

kesehatan masyarakat. Beberapa kegiatan gizi lintas sektoral telah

dilakukan puskesmas sungai jingah misalnya penjaringan anak sekolah,

pemberian vitamin A, pemberian TTD pada remaja, posyandu dan lain-

lain.

B. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Ibu

a. Usia

Hasil distribusi frekuensi ibu berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.5 di bawah

ini

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Kelompok


Umur Ibu Balita yang menderita ISPA di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Jingah Kota Banjarmasin.
Total
No Kelompok Umur
N %
1 <20 tahun 2 2,4
2 20-35 Tahun 56 65,9
3 >35 Tahun 27 31,8
Total 85 100
Sesuai tabel 5.5 diatas dapat diketahui bahwa usia ibu terbanyak

pada rentang usia 20-35 tahun (65,9%).

b. Pendidikan

Hasil distribusi frekuensi ibu berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada

tabel 5.6 di bawah ini

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Tingkat


Pendidikan Ibu Balita yang menderita ISPA di Wilayah
Kerja Puskesmas Sungai Jingah Kota Banjarmasin.
Total
No Pendidikan Ibu
n %
1 Tidak Sekolah 2 2,4
2 SD/Sederajat 3 3,5
3 SMP/Sederajat 20 23,5
4 SMA/Sederajat 41 48,2
5 Perguruan Tinggi 19 22,2
Total 85 100

Sesuai tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa ibu paling banyak

ditemukan yaitu dengan pendidikan terakhir SMA/Sederajat sebanyak

41 orang (48%).

c. Pekerjaan

Hasil distribusi frekuensi ibu berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.7 di

bawah ini

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan


Ibu Balita yang menderita ISPA di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Jingah Kota Banjarmasin
Total
No Pekerjaan
n %
1 Ibu Rumah Tangga 65 76,5
2 PNS/POLWAN/Pegawai Swasta 14 16,5
3 Wirausaha 1 1,2
4 Wiraswasta 5 5,9
Total 85 100
Sesuai tabel 5.7 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu balita

adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 65 orang (76,5%)

2. Karakteristik Anak Balita

a. Usia

Hasil distribusi frekuensi anak balita berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 5.8 di bawah ini

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita berdasarkan Usia


yang menderita ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas
Sungai Jingah Kota Banjarmasin
Total
No Kelompok Usia
N %
1 12-24 bulan 27 31,8
2 25-36 bulan 35 41,2
3 37-48 bulan 14 16,5
4 49-59 bulan 9 10,6
Total 85 100

Sesuai tabel 5.8 di atas dapat diketahui bahwa usia anak lebih

banyak dalam rentang usia 25-36 bulan (41,2%) daripada anak rentang

usia 12- 24 bulan (31,8).

b. Jenis Kelamin

Hasil distribusi frekuensi anak balita berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel 5.9 di bawah ini

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak berdasarkan Jenis


Kelamin yang menderita ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas
Sungai Jingah Kota Banjarmasin
Total
No Jenis Kelamin
n %
1 Laki-laki 43 50,6
2 Perempuan 42 49,4
Total 85 100
Sesuai tabel 5.9 di atas dapat diketahui bahwa anak lebih banyak

berjenis kelamin laki-laki yaitu 43 anak (50,6%) daripada

perempuan.

C. Analisis Univariat

1. BBLR

Hasil distribusi frekuensi berdasarkan BBLR dapat dilihat pada tabel 5.10

di bawah ini

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi BBLR balita yang menderita ISPA di


Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Jingah Kota Banjarmasin
Total
BBLR
No n %
1 BBLR 21 24,7
2 Tidak BBLR 64 75,3
Total 85 100

Sesuai tabel 5.10 di atas dapat diketahui bahwa anak yang BBLR

hanya sebanyak 21 orang (24,7%).

2. Pemberian ASI Eksklusif

Hasil distribusi frekuensi berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif dapat

dilihat pada tabel 5.11 di bawah ini

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif balita yang


menderita ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Jingah
Kota Banjarmasin
Total
No Pemberian ASI Eksklusif
N %
1 Tidak ASI Eksklusif 56 65,9
2 ASI Eksklusif 29 34,1
Total 85 100

Sesuai tabel 5.11 di atas dapat diketahui bahwa lebih banyak


anak yang tidak mendapat ASI Eksklusif yaitu sebanyak 56 orang

(65,9%) daripada yang mendapat ASI Eksklusif hanya sebanyak 29

orang (34,1%).

3. Kepadatan Hunian

Hasil distribusi frekuensi berdasarkan Kepadatan Hunian dapat dilihat

pada tabel 5.12 di bawah ini

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Kepadatan Hunian balita yang menderita


ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Jingah Kota
Banjarmasin
Total
No Kepadatan Hunian
N %
1 Tidak memenuhi syarat 64 75,3
2 Memenuhi syarat 21 24,7
Total 85 100

Sesuai tabel 5.12 di atas dapat diketahui bahwa hunian lebih

banyak yang tidak memenuhi syarat yaitu sebanyak 64 rumah

(75,3%) daripada yang memenuhi syarat hanya sebanyak 21 rumah

(24,7%).

4. Kejadian ISPA

Hasil distribusi frekuensi berdasarkan Kejadian ISPA dapat dilihat pada tabel 5.13 di

bawah ini

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA balita yang menderita


ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Jingah Kota
Banjarmasin
Total
No Kejadian ISPA
N %
1 ISPA 14 16,5
2 Tidak ISPA 71 83,5
Total 8 100

Sesuai tabel 5.13 di atas dapat diketahui bahwa lebih banyak

anak yang tidak ISPA yaitu sebanyak 71 orang (83,5%) daripada

yang ISPA hanya sebanyak 14 orang (16,5%).

D. Analisis Bivariat

1. Hubungan antara BBLR dengan Kejadian ISPA

Hasil Uji Chi Square antara BBLR dengan kejadian ISPA dapat dilihat

pada tabel 5.14 di bawah ini

Tabel 5.14 Hubungan BBLR dengan Kejadian ISPA pada balita di


Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Jingah Kota Banjarmasin
Kejadian ISPA
Tidak Total
No BBLR ISPA
ISPA
N % n % N %
1 BBLR 11 12,9 10 11,8 21 24,7
2 Tidak 3 3,5 61 71,8 64 75,3
BBLR
Total 14 16,5 71 83,5 85 100

Dari tabel 5.14 di atas dapat diketahui bahwa anak yang BBLR sebagian

besar mengalami ISPA (12,9%). Berdasarkan hasil perhitungan chi square pada

derajat kemaknaan 90% (α=0,05) diketahui bahwa nilai p value 0,000 (< α).

Oleh karena itu Ho di tolak sehingga menunjukkan bahwa ada hubungan antara

BBLR dengan Kejadian ISPA pada balita usia 12-60 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Sungai Jingah.

2. Hubungan ASI Eksklusif dengan kejadian ISPA


Hasil Uji Chi Square antara BBLR dengan kejadian ISPA dapat dilihat pada tabel

5.15 di bawah ini


Tabel 5.15 Hubungan ASI Eksklusif dengan Kejadian ISPA pada balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Jingah Kota Banjarmasin
Kejadian ISPA
Tidak Total
No ASI Eksklusif ISPA
ISPA
n % n % N %
1 Tidak ASI 13 15,3 43 50,6 56 65,9
Eksklusif
2 ASI Eksklusif 1 1,2 28 32,9 26 34,1
Total 14 16,5 71 83,5 85 100

Dari tabel 5.15 di atas dapat diketahui bahwa anak yang tidak ASI

Eksklusif sebagian mengalami ISPA (15,3%). Berdasarkan hasil perhitungan

chi square pada derajat kemaknaan 90% (α=0,05) diketahui bahwa nilai p value

0,028 (< α). Oleh karena itu Ho di tolak sehingga menunjukkan bahwa hubungan

antara ASI Eksklusif dengan Kejadian ISPA pada balita usia 12-60 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Sungai Jingah.

3. Hubungan Kepadatan Hunian dengan kejadian ISPA

Hasil Uji Chi Square antara BBLR dengan kejadian ISPA dapat dilihat pada tabel

5.16 di bawah ini

Tabel 5.16 Hubungan Kepadatan Hunian dengan Kejadian ISPA pada


balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Jingah Kota
Banjarmasin
Kejadian ISPA
Kepadatan Tidak Total
No ISPA
Hunian ISPA
N % n % N %
1 Tidak 14 16,5 50 58,8 64 75,3
memenuhi
syarat
2 Memenuhi 0 0 21 24,7 21 24,7
syarat
Total 14 16,5 71 83,5 85 100

Dari tabel 5.14 di atas dapat diketahui bahwa hunian yang tidak memenuhi
syarat sebagian besar mengalami ISPA (16,5%). Berdasarkan hasil perhitungan

chi square pada derajat kemaknaan 90% (α=0,05) diketahui bahwa nilai p value

0,017 (< α). Oleh karena itu Ho di tolak sehingga menunjukkan bahwa hubungan

antara kepadatan hunian dengan Kejadian ISPA pada balita usia 12-60 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Sungai Jingah.

You might also like