You are on page 1of 15

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK YANG DIRUGIKAN

AKIBAT KEJAHATAN SKIMMING DITINJAU DARI UNDANG - UNDANG


NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Aprinisa, Okta Ainita, Angga Alfiyan
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
Jalan Zainal Abidin Pagar Alam. No 26, Labuhan Ratu, Bandar Lampung

Email :
aprinisa@ubl.ac.id; okta.anita@ubl.ac.id; angga.alfian@ubl.ac.id

Abstrak
Bank sebagai lembaga utama di bidang keuangan diharapkan dapat menjaga kepercayaan
masyarakat atas simpanan yang ditanamkan kepadanya. Mengingat tugas tersebut memiliki
sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian dilakukan terhadap peraturan perundang-
undangan dan norma-norma. Perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan
penulisan ini. Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/1/PBI/2014 tentang Perlindungan
Konsumen Jasa Sistem Pembayaran. Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran yang
selanjutnya disebut Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada Konsumen Jasa Sistem Pembayaran.
pertanggungjawaban yang dilakukan pihak. Adapun kerugian hilangnya dana nasabah adalah
pihak bank memberikan ganti rugi terhadap dana nasabah yang hilang tersebut, maka pihak
bank tidak wajib mengembalikan kerugian yang dialami nasabah. Perlindungan hukum
terhadap korban kejahatan penggandaan kartu ATM antara lain: upaya hukum yang dapat
dilakukan pihak nasabah apabila mengalami kerugian atas hilangnya dana simpanan; menurut
Pasal 19 ayat (1) dan (3) Undang-Undang Perlindungan Konsumen, konsumen yang merasa
dirugikan dapat menuntut secara langsung penggantian kerugian kepada produsen dan
produsen harus memberi tanggapan dan/atau penyelesaian dalam jangka waktu 7 hari setelah
transaksi berlangsung; dan setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha
melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha
atau melalui peradilan umum ataupun penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh
melalui pengadilan (UUPK Pasal 45 ayat (1)) atau diluar pengadilan berdasarkan dengan
pilihan sukarela para pihak yang bersengketa (UUPK Pasal 45 ayat (2).

Kata Kunci: Pertanggungjawaban, Upaya Hukum, Skiming, Pelindungan Konsumen


I. PENDAHULUAN transaksi pembelian barang. Pada dasarnya
kartu plastik bertujuan untuk mengurangi
Bank sebagai lembaga utama di bidang penggunaan uang tunai dalam melakukan
keuangan diharapkan dapat menjaga berbagai transaksi keuangan. Hal ini
kepercayaan masyarakat atas simpanan dilakukan dengan alasan kemudahan serta
yang ditanamkan kepadanya. Mengingat keamanan.
tugas tersebut memiliki sifat yang berbeda
Fasilitas bank berupa ATM merupakan
antara yang satu dengan yang lainnya,
sarana teknologi yang dapat melayani
pengaturan atas industri perbankan
kebutuhan nasabah secara otomatis setiap
nasional mutlak diperlukan untuk menjaga
saat (24 jam) dan 7 hari dalam seminggu
keseimbangan di antara tugas-tugas di atas.
termasuk hari libur. (Kasmir, 2008:182).
Dalam hal ini peranan Bank Indonesia dan
Namun dibalik kemudahan dan keamanan
Otoritas Jasa Keuangan sebagai otoritas
teknologi mesin ATM ternyata masih
perbankan nasional di tanah air menjadi
terdapat kelemahan. Kenyataan yang
sangat strategis. Oleh karena itu, menurut
terjadi di lapangan, masyarakat dikejutkan
Shelagh Heffernan, bahwa bank adalah
dengan hilangnya sejumlah dana nasabah
salah satu pemangku regulasi tertinggi
melalui mesin ATM tanpa diketahui siapa
karena kegagalan bank akan menimbulkan
dan kapan transaksi tersebut dilakukan
biaya sosial yang tinggi berupa hilangnya
sedangkan nasabah pemilik kartu tidak
peran bank sebagai lembaga intermediasi
merasa melakukan transaksi yang
dan transmisi dalam sistem pembayaran.
dimaksud.
(Jonker Sihombing, 2010:2)
Nasabah sebagai konsumen wajib
Saat ini sebagian besar perbankan telah
mendapat perlindungan hukum atas
mengeluarkan produk kartu plastik sebagai
pemanfaatan produk jasa yang ditawarkan
upaya memberikan kepuasan kepada
oleh bank. Perlindungan hukum
nasabah. Kartu ATM (Anjungan Tunai
merupakan suatu upaya dalam
Mandiri), biasanya diberikan kepada setiap
mempertahankan serta memelihara
nasabah yang ingin memiliki kartu untuk
kepercayaan masyarakat luas khususnya
kemudahan dalam melakukan transaksi
nasabah. (Hermansyah, 2013:146).
keuangan. Beberapa bank juga
Permasalahan hilangnya dana nasabah
memberikan fasilitas kartu debit pada
tersebut merupakan akibat kurangnya
kartu ATM yang dapat digunakan untuk
perlindungan bank terhadap para Pelayan terbaik merupakan peran penting
nasabahnya. bank terhadap nasabah, namun dewasa ini
kejahatan bank banyak terjadi yaitu salah
Kerugian dapat terjadi baik pada pelaku
satunya kejahatan Anjungan Tunai
transaksi maupun pada orang lain yang
Mandiri (ATM). Hal ini telah meresahkan
tidak pernah melakukan transaksi,
nasabah, karena telah memakan banyak
misalnya dalam hal ini pencurian dana
kerugian akibat kejahatan card skimming.
nasabah bank melalui modus skimmer
Card skimming merupakan kegiatan
(penggandaan kartu Anjungan Tunai
menggandakan data kartu nasabah karena
Mandiri/ATM). Pencurian dana nasabah
pada saat bertransaksi menggunakan mesin
bank melalui modus penggandaan kartu
ATM telah terpasang alat skimmer di
ATM merupakan salah satu kejahatan
depan mulut card reader. Permasalahan
teknologi di bidang perbankan. Beberapa
yang penulis ambil yaitu: pertama,
waktu lalu, modus pencurian dana nasabah
Bagaimana tanggung jawab Bank terhadap
bank melalui penggandaan kartu ATM
nasabah Bank yang dirugikan Akibat
semakin meningkat. Hubungan bank
kejahatan skiming ditinjau dari Undang-
sebagai penyedia jasa perbankan bagi
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
masyarakat dan nasabah sebagai konsumen
Perlindungan Konsumen?, kedua,
atau pelanggan sering menimbulkan
Bagaimana perlindungan hukum terhadap
masalah bagi kedua belah pihak.
nasabah Bank yang dirugikan Akibat
Hubungan antara bank dan nasabah
kejahatan skiming ditinjau dari Undang-
didasarkan pada 2 (dua) unsur yang saling
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
terkait yaitu hukum dan kepercayaan.
Perlindungan Konsumen?
Suatu bank hanya bisa melakukan kegiatan
dan mengembangkan banknya apabila Metode penelitian yang penulis gunakan
masyarakat menaruh kepercayaan untuk adalah penelitian ini menggunakan metode
menempatkan uangnya melalui produk penelitian yuridis normatif, yaitu
perbankan yang ditawarkan oleh bank penelitian dilakukan terhadap peraturan
tersebut berdasarkan kepercayaan perundang-undangan dan norma-norma
masyarakat tersebut, bank dapat positif dalam sistem perundang-undangan
memodalisir dana dari masyarakat untuk yang berkaitan dengan permasalahan
ditempatkan di banknya, dan bank akan penulisan ini
dapat memberikan jasa-jasa perbankan.
(Ronny Sautama Hotma, 1994:34). II. PEMBAHSAN
Beberapa hari lalu, nasabah PT Bank Agar uang yang di rekening tidak digaruk
Rakyat Indonesia Tbk (BRI) cabang Kediri habis oleh penjahat, para nasabah BRI
kehilangan uang secara misterius. Pihak meminta pihak bank untuk melakukan
BRI mengungkapkan kehilangan uang dari tindakan. Mendadak Raib dari Tabungan,
rekening ini terindikasi menggunakan Belasan Nasabah Datangi Kantor BRI
metode skimming. Dalam keterangan Kediri Seorang nasabah BRI mengetahui
tertulis, untuk menindaklanjuti kasus uangnya hilang dari rekening setelah
tersebut saat ini BRI sedang melakukan mendapat tiga kali SMS. Nasabah BRI,
investasi internal, baik atas jumlah Fendik, mengaku kehilangan uang
kerugian nasabah maupun sistem mencapai Rp 4 juta. Untuk itu, dia
keamanan internal BRI. Selain itu, BRI meminta pihak BRI untuk memblokir
juga telah melaporkan hal ini kepada pihak rekeningnya. "Kemarin pukul 15.00 WIB,
berwajib. "BRI akan bertanggungjawab saya mendapatkan pesan SMS dari BRI.
penuh terhadap kerugian yang dialami Isinya melakukan transaksi sebanyak tiga
nasabah apabila hasil investigasi kali dengan jumlah Rp 4 juta. Padahal,
menunjukkan bahwa terbukti skimming," saya tidak melakukan transaksi apa pun,"
bunyi keterangan tersebut. Untuk ucapnya. Para nasabah lainnya mengaku
mengantisipasi hal tersebut, BRI juga telah kehilangan dengan jumlah uang bervariasi.
mengambil langkah preventif yakni Mulai Rp 500 ribu hingga Rp 10 juta. Agar
meningkatkan keamanan dana nasabah tak lagi dibobol, nasabah minta
baik dari sisi teknologi maupun kebijakan. pertanggungjawaban manajemen bank dan
Nasabah juga diimbau agar mengganti PIN mendesak supaya rekening mereka
secara berkala.Kejanggalan di Balik diblokir. Aduan terkait uang nasabah yang
Raibnya Uang Nasabah BRI Mendadak hilang secara misterius terjadi dalam
sontak para nasabah itu mendatangi kantor beberapa waktu terakhir. Hampir setiap
BRI Unit Ngadiluwih, Cabang Kabupaten hari aduan itu muncul. Nominalnya juga
Kediri, Jawa Timur, Senin, 12 Maret 2018. beragam, antara Rp 2-3 juta. Kepala
Mereka ingin meminta keterangan dari Cabang BRI Kediri, Dadi Kusnadi,
pihak bank. Dalam keterangan yang mengaku telah mendapat laporan perihal
disampaikan, para nasabah mengaku kejadian ini. Ia telah meneruskan laporan
kehilangan uang. Hal itu diketahui dari tersebut ke kantor BRI pusat untuk
adanya notifikasi yang diterima melalui menyelidiki penyebab berkurangnya saldo
SMS. Parahnya, notifikasi itu diterima para nasabah. "Kami tidak tahu tiba-tiba
berulang-ulang. Jumlahnya pun variatif. uang nasabah hilang begitu saja. Jadi, kami
lapor ke pusat. Dugaan sementara, ini korban dari risiko kehilangan dana. Tapi
adalah skimming, yaitu penyadapan data tindakan itu saja tidak cukup bisa
nasabah, sehingga saat transaksi PIN meredakan keresahan masyarakat
nasabah bocor," kata dia. Dalam menyangkut keamanan dana mereka di
keterangan tertulis, untuk menindaklanjuti perbankan nasional. Selama aparat
kasus tersebut saat ini BRI sedang berwenang tidak mampu untuk segera
melakukan investasi internal, baik atas mengungkap kasus-kasus pembobolan
jumlah kerugian nasabah maupun sistem yang sudah terjadi, dan di sisi lain
keamanan internal BRI. Selain itu, BRI pengelola perbankan tidak bisa
juga telah melaporkan hal ini kepada pihak meyakinkan masyarakat menyangkut
berwajib. "BRI akan bertanggungjawab sistem pengamanan dana nasabah,
penuh terhadap kerugian yang dialami keresahan masyarakat bisa tetap semakin
nasabah dan akan mengganti kerugian menjadi-jadi dan meluas. Apabila sudah
tersebut apabila hasil investigasi terjadi demikian, perbankan nasional harus
menunjukkan bahwa terbukti skimming," menanggung risiko dampak sistemik kasus
bunyi keterangan tersebut. Untuk pembobolan ATM. (Fadhil Hasan,
mengantisipasi hal tersebut, BRI juga telah 2010:40 )
mengambil langkah preventif yakni
meningkatkan keamanan dana nasabah
Menurut Abdul Kadir Muhammad, teori
baik dari sisi teknologi maupun kebijakan.
tanggung jawab dalam perbuatan
Nasabah juga diimbau agar mengganti PIN
melanggar hukum dibagi menjadi beberapa
secara berkala.
teori, yaitu: pertama, tanggung jawab
a. Tanggung Jawab Bank akibat perbuatan melanggar hukum yang
Terhadap Nasabah Yang dilakukan dengan sengaja, tergugat harus
Mengalami Kerugian atas sudah melakukan perbuatan sedemikian
pencurian dana simpanannya rupa sehingga merugikan penggugat atau
melalui mesin ATM dengan mengetahui bahwa apa yang dilakukan
Modus Card Skimming tergugat akan mengakibatkan kerugian.
Kedua, tanggung jawab akibat kerugian
Menurut Fadhil Hasan selaku pengamat
perbuatan melanggar hukum yang
perbankan, tindakan bank memberikan
dilakukan karena kelalaian, didasarkan
penggantian terhadap nasabah yang
pada konsep kesalahan yang berkaitan
menjadi korban pembobolan ATM
dengan moral dan hukum yang sudah
memang bagus karena membebaskan
bercampur baur. Ketiga, tanggung jawab Apabila terdapat unsur kelalaian pada
mutlak akibat perbuatan melanggar hukum nasabah dalam menjaga kerahasiaan PIN,
tanpa mempersoalkan kesalahan, misalnya ketika nasabah melakukan
didasarkan pada perbuatannya baik secara transaksi pada mesin ATM, tetapi dia tidak
sengaja maupun tidak sengaja, artinya berusaha menutupi keyboard yang dia
meskipun bukan kesalahannya tetap tekan, dan ketika dia menekan tombol
bertanggung jawab atas kerugian yang dapat membuat orang yang sedang
timbul akibat perbuatannya. (Abdul Kadir mengantri di belakang bisa melihat, dan
Muhammad, 2010:503). terbukti dengan adanya rekaman cctv,
maka hal seperti itu pihak bank tidak akan
Menurut Pambudi Nugraha: Modus
memberikan ganti rugi apabila terjadi
pembobolan ATM dengan card skimming
pencurian saldo rekening yang dimiliki
biasanya menggunakan kamera kecil.
oleh nasabah tersebut, jadi semua
Beliau mengharapkan agar nasabah,
tergantung bagaimana nasabah menjaga
khususnya Bank Mandiri, untuk tidak
kerahasiaan PIN nya. Akan tetapi apabila
perlu khawatir. Sebab, IT Security Bank
nasabah sudah berusaha untuk menutupi
yang kuat dan menerapkan anti-skimming.
keyboard pada mesin ATM ketika
(Pambudi Nugraha, 2017:41).
melakukan transaksi, namun ternyata ada
Mengalami pembobolan saldo yang diduga alat lain yang dipasangi pada mesin ATM
melalui mesin ATM, bisa langsung tersebut dan itu di luar kemampuan
melaporkannya ke call center 14000 atau nasabah dalam mengurangi resiko
datang langsung ke kantor cabang terdekat. kebocoran PIN ATM yang dia miliki dan
Pihak bank akan melakukan verifikasi, secara prosedur dia tidak melakukan
apabila memang nasabah tidak melakukan kesalahan, dia sudah berusaha menutupi
transaksi, tetapi saldo yang dimilikinya keyboard, dan terbukti dengan rekaman
berkurang, dan memang terbukti benar cctv, maka bank akan bertanggung jawab
bukan nasabah yang bersangkutan yang dengan memberikan ganti rugi.
melakukan transaksi dengan dibuktikan
melalui rekaman CCTV maka saldo yang Bagaimana tanggung jawab Bank terhadap
hilang akan diganti. Dengan cara, nasabah nasabah Bank yang dirugikan Akibat
cukup membawa kartu ATM dan buku kejahatan skiming ditinjau dari Undanh-
tabungannya. Undang Nomor 8 Tahun 1999?
BRI akan bertanggungjawab penuh langsung, yaitu perlindungan hukum yang
terhadap kerugian yang dialami nasabah diberikan kepada nasabah terhadap semua
dan akan mengganti kerugian tersebut resiko kerugian yang mungkin timbul
apabila hasil investigasi menunjukkan akibat suatu kebijaksanaan atau kegiatan
bahwa terbukti skimming," bunyi usaha bank. Kedua, perlindungan
keterangan tersebut dikutip,). Untuk langsung, yaitu perlindungan secara
mengantisipasi hal tersebut, BRI juga telah langsung terhadap nasabah terhadap
mengambil langkah preventif yakni kemungkinan resiko kerugian yang timbul
meningkatkan keamanan dana nasabah dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh
baik dari sisi teknologi maupun kebijakan. bank. (Hermasyah, 2009:154).
Nasabah juga diimbau agar mengganti PIN
Nasabah sebagai konsumen menurut
secara berkala.
ketentuan Pasal 19 ayat (3) dan Pasal 45
b. Perlindungan Hukum Terhadap ayat (1) dan Pasal 47 Undang-Undang
Nasabah Bank yang Mengalami Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Kerugian Finansial atas perlindungan konsumen menyebutkan
pembobolan ATM melalui teknik sengketa konsumen dapat diselesaikan di
Card Skimming Berdasarkan luar pengadilan dan melalui pengadilan.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun Setiap konsumen yang dirugikan dapat
1999 menggugat pelaku usaha melalui lembaga
yang bertugas menyelesaikan sengketa
Pada dasarnya tidak semua pengaduan
antara konsumen dan pelaku usaha atau
nasabah yang melaporkan kehilangan uang
melalui peradilan umum (UUPK Pasal 45
dalam rekeningnya mendapatkan
ayat (1)) ataupun penyelesaian sengketa
pengembalian dari pihak bank. Pihak bank
konsumen dapat ditempuh melalui
akan melakukan klarifikasi terlebih dahulu
pengadilan atau diluar pengadilan
terhadap pengaduan nasabah tersebut,
berdasarkan dengan pilihan sukarela para
apakah pengaduan nasabah itu memang
pihak yang bersengketa (UUPK Pasal 45
kehilangan uang dalam rekeningnya
ayat (2)).
karena kejahatan penggandaan kartu ATM
atau uang nasabah tersebut hilang karena Menurut UUPK Pasal 48 penyelesaian
sebab lain terutama disebabkan karena sengketa konsumen yang dilakukan
kelalaian nasabah. Perlidungan hukum melalui jalur Pengadilan Negeri (PN)
terhadap nasabah dapat dilakukan dalam 2 adalah penyelesaian sengketa yang
cara yaitu : pertama, perlindungan tidak mengacu pada ketentuan peradilan umum
yang berlaku. Penyelesaian sengketa karakteristik sektor jasa keuangan,
melalui pengadilan dapat dilakukan oleh layanan, dan produknya;
konsumen yang telah dirugikan atau ahli 2. Meminta lembaga jasa keuangan
waris yang bersangkutan, sekelompok untuk menghentikan kegiatannya
konsumen yang mempunyai kepentingan apabila kegiatan tersebut berpotensi
yang sama, pemerintah dan/atau instansi merugikan masyarakat; dan
terkait ataupun lembaga perlindungan 3. Tindakan lain yang dianggap perlu
konsumen swadaya masyarakat (LPKSM). sesuai dengan ketentuan peraturan

Menurut Pasal 19 ayat (1) dan (3) Undang- perundang-undangan di sektor jasa

Undang Perlindungan Konsumen, keuangan.

konsumen yang merasa dirugikan dapat Otoritas Jasa Keuangan dalam


menuntut secara langsung penggantian memberikan perlindungan terhadap
kerugian kepada produsen dan produsen nasabah yang mengalami kerugian
harus memberi tanggapan dan/atau berdasarkan pada Undang-Undang
penyelesaian dalam jangka waktu 7 hari Otoritas Jasa Keuangan.
setelah transaksi berlangsung.(Janus
Di samping upaya pencegahan
Sidabalok,2006:130-131). Selain itu,
pelanggaran ketentuan dalam
penyelesaian sengketa konsumen juga
Undangundang Otoritas Jasa Keuangan,
tidak menutup kemungkinan penyelesaian
terdapat beberapa instrumen untuk
secara damai oleh pihak yang bersengketa.
pelayanan pengaduan konsumen atas
Adapun Otoritas Jasa Keuangan
pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku
mempunyai tugas untuk memberikan
usaha, pasal 29 yang meliputi:
perlindungan hukum kepada konsumen
1. Menyiapkan perangkat yang
lembaga jasa keuangan. Terkait kasus card
memadai untuk pelayanan
skimming yang mengakibatkan kerugian
pengaduan konsumen yang
bagi nasabah bank, Undang-Undang
dirugikan oleh pelaku di lembaga
Otoritas Jasa Keuangan mengatur
jasa keuangan;
mengenai perlindungan konsumen dan
masyarakat dengan melakukan tindakan 2. Membuat mekanisme pengaduan

pencegahan kerugian konsumen dan konsumen yang dirugikan oleh

masyarakat, pasal 28 yang meliputi: pelaku di lembaga jasa keuangan;


dan
1. Memberikan informasi dan edukasi
kepada masyarakat atas
3. Memfasilitasi penyelesaian pelanggaran atas peraturan
pengaduan konsumen yang perundang-undangan di sektor
dirugikan oleh pelaku di lembaga jasa keuangan.
jasa keuangan sesuai dengan Pada 2013 sebagai salah satu bentuk
peraturan perundangundangan di kewenangannya, Otoritas Jasa Keuangan
sektor jasa keuangan. menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa
Otoritas Jasa Keuangan memuiliki 2 (dua) Keuangan No. 1/POJK.07/2013 tentang
kewenangan dalam pembelaan hukum bagi Perlindungan Konsumen Sektor Jasa
konsumen pasal 30, yaitu: Keuangan. Prinsip perlindungan yang
dimuat dalam peraturan tersebut yaitu
1. Memerintahkan atau melakukan
transparansi, perlakuan adil, keandalan,
tindakan tertentu kepada pelaku
kerahasiaan dan keamanan data/informasi
usaha sektor jasa keuangan untuk
konsumen, dan penanganan pengaduan
menyelesaikan pengaduan
serta penyelesaian sengketa konsumen
konsumen yang dirugikan oleh
secara sederhana, cepat dan biaya ringan.
pelaku usaha sektor jasa keuangan
Adapun pihak Bank Indonesia
dimaksud;
menjelaskan, perlindungan hukum
2. Mengajukan gugatan:
terhadap nasabah yang mengalami
a. Untuk memperoleh kembali kerugian dapat dilihat melalui Peraturan
harta kekayaan milik pihak yang Bank Indonesia Nomor 16/1/PBI/2014
dirugikan dari pihak yang tentang Perlindungan Konsumen Jasa
menyebabkan kerugian, baik Sistem Pembayaran.
yang berada di bawah
Perlindungan Konsumen Jasa Sistem
penguasaan pihak yang
Pembayaran yang selanjutnya disebut
menyebabkan kerugian
Perlindungan Konsumen adalah segala
dimaksud maupun dibawah
upaya yang menjamin adanya kepastian
penguasaan pihak lain dengan
hukum untuk memberi perlindungan
itikad baik; dan/atau
kepada Konsumen Jasa Sistem
b. Untuk memperoleh ganti
Pembayaran.
kerugian dari pihak yang
menyebabkan kerugian pada Namun Bank Indonesia menegaskan tidak

konsumen dan/atau lembaga jasa ada judgement terhadap bank tertentu

keuangan sebagai akibat dari untuk memberikan ganti rugi kepada


nasabah yg mengalami kerugian terkait
pembobolan dana nasabah melalui mesin kepada Konsumen atas kerugian yang
ATM dengan modus card skimming, tetapi timbul akibat kesalahan pengurus dan
hanya memberikan fasilitas berupa mediasi pegawai Penyelenggara”.
antara pihak nasabah yang mengalami
Selanjutnya Bank Indonesia menegaskan
kerugian dengan bank yang menyimpan
bahwa bank wajib memiliki dan
dana nasabah tersebut.
melaksanakan mekanisme penanganan
Terhadap kerugian yang dialami nasabah, pengaduan bagi konsumen, adapun
Bank Indonesia telah menghimbau bank mekanismenya wajib dituangkan dalam
untuk tetap memperhatikan prinsip bentuk tertulis yang meliputi penerimaan
perlindungan nasabah. Dalam hal ini, pengaduan, penanganan dan penyelesaian
apabila nasabah merasa terdapat transaksi pengaduan serta pemantauan penanganan
yang mencurigakan pada rekeningnya, dan penyelesaian pengaduan. Mekanisme
dapat segera menghubungi bank di mana penanganan pengaduan tersebut wajib
nasabah membuka rekening. Bank akan diberitahukan kepada konsumen.
melakukan investigasi terhadap laporan
Penyelesaian pengaduan nasabah yaitu
yang masuk berdasarkan bukti-bukti yang
melalui proses mediasi perbankan melalui
ada sesuai dengan aturan/prosedur yang
Bank Indonesia. Mediasi perbankan
ada.
merupakan kelanjutan dari pengaduan
Sebetulnya, pertanggungjawaban bank nasabah apabila nasabah merasa tidak puas
terhadap nasabah yang dirugikan tersebut atas penanganan dan penyelesaian yang
ialah kewenangan bank yang lalai itu diberikan pihak bank. Dalam pelaksanaan
sendiri. Mereka semestinya sudah kegiatan usaha perbankan seringkali hak-
memiliki SOP (Standart Operational hak nasabah tidak dapat terlaksana dengan
Procedure) sendiri-sendiri, tetapi tetap baik sehingga menimbulkan friksi antara
mengacu kepada Peraturan Bank nasabah dengan bank yang ditunjukkan
Indonesia. Detail bagaimana dengan munculnya pengaduan nasabah.
pertanggungjawabannya tetap masing-
Apabila pengaduan nasabah tidak
masing bank itu sendiri yang memiliki
diselesaikan dengan baik oleh bank, maka
kebijakan. Terang Abdul. Hal ini sesuai
berpotensi menjadi perselisihan atau
dengan Pasal 10 Peraturan Bank Indonesia
sengketa antara nasabah dengan bank yang
tentang Perlindungan konsumen jasa
cenderung berlarut-larut. Hal ini antara
sistem pembayaran yang berbunyi
lain ditunjukkan dengan cukup banyaknya
“Penyelenggara wajib bertanggung jawab
keluhan-keluhan nasabah di berbagai yang mana teknologi itu terus berkembang
media. Munculnya keluhan-keluhan yang dan dinamis. Diakui pihak Bank Indonesia
tersebar pada publik melalui berbagai memang terkadang terdapat beberapa hal
media tersebut dapat menurunkan reputasi yang tidak terduga diluar kemampuan
bank di mata masyarakat dan berpotensi Bank Indonesia. Artinya apabila Bank
menurunkan kepercayaan masyarakat pada Indonesia membuat ketentuan khusus
lembaga perbankan. terkait kasus card skimming, maka justru
mempersulit ruang gerak bank dalam
Untuk mengurangi publikasi negatif
melakukan kegiatannya.
terhadap operasional bank dan menjamin
terselenggaranya mekanisme penyelesaian Dalam memberikan kepastian hukum,
pengaduan nasabah secara efektif dalam Bank Indonesia sudah memberikan koridor
jangka waktu yang memadai, maka bank masing-masing untuk memberikan ruang
menetapkan standar minimum mekanisme gerak bagi bank dalam melakukan
penyelesaian pengaduan nasabah dalam kegiatan usahanya. Oleh karena itu,
Peraturan Bank Indonesia Nomor: ketentuan terkait kasus card skimming
7/7/PBI/2005 tentang Penyelesaian jelas tidak ada, dengan kata lain bank
Pengaduan Nasabah yang wajib harus berhati-hati dan handal dalam
dilaksanakan oleh seluruh Bank. Tetapi menjalankan sistem pembayaran. Karena
penyelesaian pengaduan nasabah oleh bisa jadi dalam beberapa waktu, metode
bank yang diatur dalam Peraturan Bank pembobolan mesin ATM dengan card
Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 ini tidak skimming sudah tidak menjadi trend lagi
selalu dapat memuaskan nasabah. bagi para pelaku dalam mencuri dana
Ketidakpuasan tersebut dikarenakan tidak simpanan nasabah. Dengan perkembangan
terpenuhinya tuntutan nasabah bank baik teknologi yang begitu pesat sekarang ini,
seluruhnya maupun sebagian sehingga nasabah dalam penggunaan kartu juga
berpotensi menimbulkan sengketa antara sudah dianggap barang lama. Seperti yang
nasabah dengan bank. kita ketahui sekarang, nasabah sudah
banyak yang beralih menggunakan e-
Pihak Bank Indonesia menyatakan tidak
banking yang mana dapat diakses melalui
ada perangkat hukum yang khusus untuk
smartphone dan dia.
mengatasi kasus pembobolan dana nasabah
melalui mesin ATM dengan modus card
III. PENUTUP
skimming, karena kejahatan yang berkaitan
dengan ATM pasti menyangkut teknologi,
Berdasarkan hasil penelitian serta produsen harus memberi tanggapan
pembahasan yang telah penulis sajikan dan/atau penyelesaian dalam jangka waktu
pada bab-bab terdahulu, berikut disajikan 7 hari setelah transaksi berlangsung; dan
kesimpulan yang merupakan jawaban setiap konsumen yang dirugikan dapat
terhadap permasalahan dalam penelitian menggugat pelaku usaha melalui lembaga
ini: yang bertugas menyelesaikan sengketa
antara konsumen dan pelaku usaha atau
Pertama, pertanggungjawaban yang
melalui peradilan umum ataupun
dilakukan pihak bank terhadap peristiwa
penyelesaian sengketa konsumen dapat
tindak pidana penggandaan kartu ATM
ditempuh melalui pengadilan (UUPK
yang menyebabkan kerugian hilangnya
Pasal 45 ayat (1)) atau diluar pengadilan
dana nasabah adalah pihak bank
berdasarkan dengan pilihan sukarela para
memberikan ganti rugi terhadap dana
pihak yang bersengketa (UUPK Pasal 45
nasabah yang hilang tersebut dengan
ayat (2)).
terlebih dahulu memastikan bahwa
hilangnya dana nasabah apakah karena Upaya penindakan yang dilakukan oleh
memang benar disebabkan oleh perbuatan pihak bank yaitu klarifikasi pengaduan
tersangka penggandaan kartu ATM nasabah yang kehilangan dana dengan cara
ataukah karena kelalaian nasabah sendiri, melakukan pengecekan data rekening
sehingga apabila hilangnya dana nasabah nasabah untuk mengetahui transaksi-
yang disebabkan oleh kelalaian nasabah transaksi yang menyebabkan berkurangnya
sendiri, maka pihak bank tidak wajib saldo rekening nasabah, lalu nasabah
mengembalikan kerugian yang dialami menyampaikan transaksi yang dirasa
nasabah. janggal atau tidak pernah dilakukan oleh
nasabah. Selain itu juga dilakukan,
Kedua, perlindungan hukum terhadap
pengecekan transaksi nasabah yang diduga
korban kejahatan penggandaan kartu ATM
janggal berdasarkan penyampaian nasabah,
antara lain: upaya hukum yang dapat
salah satunya adalah pengecekan CCTV
dilakukan pihak nasabah apabila
pada mesin ATM yang penarikan uangnya
mengalami kerugian atas hilangnya dana
tidak diakui oleh nasabah. Dari hasil
simpanan; menurut Pasal 19 ayat (1) dan
pengecekan transaksi ini akan diketahui
(3) Undang-Undang Perlindungan
dan disimpulkan apakah transaksi tersebut
Konsumen, konsumen yang merasa
sah atau transaksi janggal. Selanjutnya
dirugikan dapat menuntut secara langsung
adalah pengembalian dana nasabah yang
penggantian kerugian kepada produsen dan
hilang, apabila sudah disimpulkan bahwa bank yang tidak melaksanakan hal tersebut
nasabah tidak melakukan transaksi yang sehingga dapat melindungi nasabah
tercatat pada rekening nasabah tersebut. perbankan dari kejahatan penggandaan
Yang terakhir yaitu pembuatan laporan kartu ATM.
tindak pidana penggandaan kartu ATM di
Kedua, agar Bank Indonesia konsisten
Kepolisian untuk dapat dilakukan
memberlakukan aturan penggunaan
penyelidikan dan penyidikan terhadap
teknologi chip pada kartu ATM sebagai
pelaku.
pengganti kartu ATM dengan pita
Sedangkan upaya pencegahan yang magnetik dan memberikan bantuan kepada
dilakukan oleh pihak bank yaitu bank untuk proses pengadaan kartu dan
pemasangan tutup pelindung keypad atau infrastruktur kartu ATM dengan teknologi
tombol angka pada mesin ATM agar tidak chip serta tidak mempersulit proses
terlihat kode angka yang ditekan nasabah pengembalian dana nasabah korban
pada saat memasukkan kode PIN, kejahatan penggandaan kartu ATM dan
pemasangan alat anti skimmer pada lubang segera memperbaharui kartu ATM dengan
pembaca kartu ATM dan mengoptimalkan teknologi chip untuk menjaga keamanan
operasional CCTV di seluruh mesin ATM, dana nasabah di rekening bank.
memasang himbauan kepada nasabah
Saran yang dapat dikemukakan
untuk berhati-hati dalam kegiatan transaksi
berdasarkan permasalahan dan
di mesin ATM dan melaksanakan
pembahasan tersebut adalah sebagai
pengecekan secara berkala terhadap
berikut:
kondisi mesin dan ruang ATM, dan
penerapan teknologi chip sebagai
1. Agar pemerintah menerbitkan
pengganti pita magnetik (magnetic stripe)
peraturan perundang-undangan
pada kartu ATM yang efektif berlaku
yang mewajibkan pihak bank
untuk seluruh nasabah bank di Indonesia.
meningkatkan keamanan mesin
Berdasarkan hasil penelitian di atas, ATM yang dimiliki oleh bank dan
penulis menyarankan: pertama, agar menerapkan sanksi yang berat
pemerintah menerbitkan peraturan terhadap bank yang tidak
perundang-undangan yang mewajibkan melaksanakan hal tersebut
pihak bank meningkatkan keamanan mesin sehingga dapat melindungi nasabah
ATM yang dimiliki oleh bank dan dari kejahatan penggandaan kartu
menerapkan sanksi yang berat terhadap ATM.
2. Agar bank lebih berhati-hati ketika Nasabah Korban Kejahatan
sedang bekerja sama dengan Perbankan, PT.
vendor yang mungkin lalai. PrestasiPustakaraya, Jakarta, 2010,
hlm. 40
3. Agar nasabah lebih waspada dan
Hermansyah, Hukum Perbankan
berhati-hati dalam melakukan
Nasional Indonesia. edisi ke-2.
transaksi di mesin ATM serta
Jakarta: Kencana, 2013, hlm 146.
selalu melakukan penggantian
Hermansyah, Hukum Perbankan
nomor PIN ATM secara berkala
Indonesia, Edisi Revisi, Kencana,
untuk meminimalisir kemungkinan
Jakarta, 2009, hlm. 154
resiko menjadi korban
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan
penggandaan kartu ATM. Konsumen di Indonesia, PT.Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm.
130-131
Daftar Pustaka
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Buku
2008, hlm. 182.
Pambudi Nugraha, 2017, IT
Abdul Kadir Muhammad, Hukum
Infrastructure Bank, Banjarmasin,
Perusahaan Indonesia, Citra
Abdi Pustaka, hlm, 41
Aditya Bakti, Bandung, 2010, hlm.
Ronny Sautama Hotma Bako, Hubungan
503
Bank dan Nasabah Terhadap
Ade Arthesa & Edia Handiman, 2006,
Produk Tabungan dan
Bank & Lembaga Keuangan Bukan
Shelagh Heffernan dikutip dari Jonker
Bank, PT. Indeks, Jakarta, , hlm.
Sihombing,2010Penjaminan
259.
Simpanan Nasabah Perbankan, PT.
Deposito (Suatu Tinjuan Hukum
Alumni, Bandung, hlm. 2
Terhadap Perlindungan Deposan di
Indonesia
Dewasa Ini), Citra Aditya Bhakti, Peraturan Perundang-Undangan
Bandung, 1994, hlm.34
Fadhil Hasan, dikutip dari Ronny Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
Prasetya, Pembobolan ATM, Tentang Perlindungan Konsumen

Tinjauan Hukum Perlindungan


Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
Tentang Otoritas Jasa Keuangan

Peraturan Bank Indonesia Nomor


16/1/PBI/2014 tentang Perlindungan
Konsumen Jasa Sistem Pembayaran

Sumber Lain

https://id.wikipedia.org/wiki/Bank
https://beritagar.id/artikel/sains-
tekno/mengenal-cara-kerja-kejahatan-
skimming

You might also like