You are on page 1of 3

Vanadium (V)

Vanadium adalah satu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang V dan nomor atom 23. Vanadium ditemukan pertama kali oleh del Rio pada
tahun 1801. Sayangnya, seorang ahli kimia Perancis dengan salah menyatakan
bahwa unsur baru del Rio hanyalah krom yang tidak murni. Del Rio pun menyangka
dirinya salah dan menerima pernyataan ahli kimia Perancis itu. Unsur ini akhirnya
ditemukan ulang pada tahun 1830 oleh Sefstrom, yang menamakan unsur itu untuk
memuliakan dewi Skandinavia, Vanadis, karena aneka warna senyawa yang
dimilikinya. Vanadium berhasil diisolasi hingga nyaris murni oleh Roscoe, pada
tahun 1867 dengan mereduksi garam kloridanya dengan hidrogen. Vanadium tidak
dapat dimurnikan hingga kadar 99.3% – 99.8% hingga tahun 1922.

Gambar 1. Logam mulia vanadium


Sumber : https://id.sodiummedia.com/3979280-vanadium-chemical-element-
name-history-atom-structure-valence
Vanadium memiliki sejumlah sifat fisik yakni warna putih keperakan,
mengkilap. Rapuh, keras, berat, karena kepadatannya 6, 11 g / cm 3. Titik leburnya
adalah 1920 ° C, yang memungkinkan untuk menghubungkannya dengan logam
refraktori. Tidak teroksidasi di udara.
Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda, di antaranya karnotit,
roskolit, vanadinit, dan patronit, yang merupakan sumber logam yang sangat penting.
Vanadium juga ditemukan dalam batuan fosfat dan beberapa bijih besi, juga terdapat
dalam minyak mentah sebagai senayawa kompleks organik. Vanadium juga
ditemukan dalam sedikit dalam batu meteor. Kemurnian yang sangat tinggi diperoleh
dengan mereduksi vanadium triklorida dengan magnesium atau dengan campuran
magnesium-natrium. Sekarang, kebanyakan logam vanadium dihasilkan dengan
mereduksi V 2 O5 dengan kalsium dalam sebuah tabung bertekanan, proses yang
dikembangkan oleh mckenie dan Seybair.
Vanadium juga ditemukan dalam deposit yang kaya karbon seperti batubara,
serpih minyak, minyak mentah, dan pasir tar. Unsur jejak ini ditemukan dalam tubuh
manusia. Vanadium adalah unsur penting untuk ascidian, juga dikenal sebagai
penyemprot laut. Vanadium juga terdapat dalam berbagai jenis jamur dan alga.
Dalam pembuatannya, logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni
sebab titik cair yang tinggi dan reaktivitas terhadap O2, N2dan C pada suhu tinggi.

1. Vanadium ± 99 % dapat diperoleh dengan mereduksi V 2 O5 dengan


Al(proses thermit).
2. Vanadium murni diperoleh dengan mereduksi V Cl3 dengan Na atau
dengan H 2 pada suhu 900 º C. V Cl3 diperoleh dari reaksi V 2 O5
dengan S2Cl2 pada 300ºC.
3. Reduksi V Cl 4 dengan Mg dapat memperoleh 99,3 % vanadium.

Vanadium murni merupakan logam lunak. Namun, ketika paduan atau


dikombinasikan dengan logam lain seperti besi, menjadi kuat dan keras. Sifat unik
vanadium ini digunakan dalam membuat paduan (kebanyakan paduan baja). Paduan
ini dibuat menjadi alat dan bahan konstruksi. Vanadium paduan dengan besi
menghasilkan baja karbon, paduan rendah baja kekuatan tinggi, baja perkakas dan
baja paduan penuh. Paduan keras dan kuat digunakan dalam pelapisan baja. Plating
ini digunakan dalam kendaraan militer dan produk survivability lainnya. Hal ini juga
digunakan untuk membuat bagian-bagian mobil seperti batang piston dan poros
engkol. Vanadium baja memiliki kekuatan untuk mendukung berat badan besar. Oleh
karena itu, digunakan sebagai bingkai atau kerangka untuk bangunan bertingkat
tinggi. Vanadium pentoksida penting dalam produksi kaca dan keramik. Hal ini juga
digunakan sebagai katalis kimia. Vanadium juga digunakan untuk mewarnai kain
Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam roda, poros engkol, roda gigi dan
komponen penting lainnya. Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir
karena logam ini memiliki kemampuan penyerapan neutron yang rendah. Unsur ini
juga ditambahkan ke kaca untuk menghasilkan warna hijau atau biru. Kaca yang
dilapisi dengan vanadium dioksida (V O2) dapat memblokir radiasi infra merah pada
suhu tertentu.
Senyawa vanadium umumnya tidak berbahaya, namun pekerja yang terpapar
debu vanadium peroksida berpotensi mengalami iritasi mata, hidung, dan
tenggorokan parah. Vanadium dapat mempengaruhi kesehatan ketika diserap dalam
jumlah terlalu tinggi. Efek akut vanadium diantaranya memicu iritasi paru-paru,
tenggorokan, mata, dan rongga hidung. Bahaya kesehatan yang berhubungan dengan
paparan vanadium tergantung pada keadaan oksidasinya. Paparan kronis pada debu
dan asap vanadium dalam bentuk pentoksida dapat menyebabkan iritasi parah pada
mata, kulit, saluran pernapasan atas, radang trakea dan bronkus, edema paru, dan
keracunan sistemik.
Sumber :
https://www.amazine.co/28245/vanadium-v-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/
diakses pada tanggal 24/11/2019 pukul 22.18
https://sainskimia.com/sifat-pembuatan-kegunaan-dan-sumber-dari-unsur-vanadium/
diakses pada tanggal 24/11/2019 pukul 22.23
https://www.sridianti.com/manfaat-dan-kegunaan-vanadium.html
diakse pada tanggal 24/11/2019 pukul 22.30
Ova, Amalya. 2015. Makalah Vanadium. Padang: Universitas Andalas.

You might also like