Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
During the covid-19 pandemic, in general Indonesia's exports to various countries showed a
decrease, but this did not apply to China. Indonesia's exports to China actually increased during the covid-
19 pandemic. Several research results show that two factors affect the value of exports, namely the
exchange rate and inflation. Several studies have shown that the exchange rate has a positive effect and
inflation has a negative effect on exports. However, the results of other studies show that the exchange rate
and inflation have no effect on Indonesian exports. This study aims to analyze the effect of inflation and
exchange rates on the value of Indonesia's exports to China in 2019-2021. The research data used
secondary data obtained from the official website which provided data that was researched and analyzed
using multiple linear regression processes through SPSS. The results of this study show that partially
inflation has a significant negative effect on the value of Indonesia's exports to China, while the exchange
rate has no effect on the value of Indonesia's exports to China. Simultaneously, inflation and exchange rates
affect the value of Indonesia's exports to China. Exporters need to consider factors that affect exports such
as inflation and exchange rates when exporting in order to remain profitable and expand exports to
countries other than China.
Keywords: Inflation; exchange rate; Export
ABSTRAK
Pada saat pandemi covid-19, secara umum ekspor Indonesia ke berbagai negara menunjukkan
adanya penurunan, tetapi hal tersebut tidak berlaku untuk Cina. Ekspor Indonesia ke Cina justru mengalami
peningkatan selama masa pandemi covid-19. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa dua faktor
yang mempengaruhi nilai ekspor yaitu nilai tukar dan inflasi. Pada beberapa penelitian menunjukkan nilai
tukar berpengaruh positif dan inflasi berpengaruh negatif terhadap ekspor. Namun dalam hasil penelitian
lainnya menunjukkan nilai tukar dan inflasi tidak berpengaruh terhadap ekspor Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi dan nilai tukar terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina tahun
2019 - 2021. Data penelitian yang digunakan data sekunder yang didapatkan dari laman resmi yang
menyediakan data yang diteliti dan dianalisis menggunakan regresi linear berganda yang diolah melalui
SPSS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara parsial, inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap
nilai ekspor Indonesia ke Cina, sedangkan nilai tukar tidak berpengaruh terhadap nilai ekspor Indonesia ke
Cina. Secara simultan, inflasi dan nilai tukar berpengaruh terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina. Para
pelaku ekspor perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor seperti inflasi dan nilai
tukar pada saat akan melakukan ekspor agar tetap menguntungkan dan dapat memperluas ekspor ke negara-
negara lain selain Cina.
Kata Kunci: Inflasi; Nilai tukar; Ekspor
1
Corresponding author. E-mail: machariri.rifafairuz.ak18@mhsw.pnj.ac.id
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menetapkan jika covid-19 merupakan pandemi
berskala global di mana hal ini memberikan dampak pada berbagai sektor kegiatan masyarakat
khususnya kegiatan perekonomian. Di Indonesia sendiri perekonomian mengalami penurunan di
mana hal ini dapat dilihat dari berita resmi statistik BPS (2020) di mana inflasi yang terjadi pada
bulan Juni 2002 sebesar 1,96% di mana nilai tersebut sudah menurun dari bulan-bulan sebelumnya
yang lebih dari 2%. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan dalam negeri yang menurun sebagai efek
dari pandemi covid-19. Selain itu dampak dari covid-19 lainnya adalah nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS yang melemah hingga Rp.16.367 per 1 dollarnya (satudata.kemendag.go.id).
Melemahnya nilai tukar akan menyebabkan peningkatan ekspor dikarenakan keuntungan yang
didapatkan akan lebih besar, namun dikarenakan adanya lockdown kegiatan produksi pun menurun
sehingga barang yang ditawarkan pun ikut menurun dan hal tersebut dapat mempengaruhi nilai
ekspor Indonesia (Haryanto, 2020). Pada awal pandemi covid-19 di Indonesia, pertumbuhan
perdagangan internasional Indonesia yang biasanya mencapai angka 2 digit kini mengalami
penurunan hingga mencapai angka minus 8,3% (Menteri Keuangan, 2021). Apabila dilihat dari
tujuan ekspor Indonesia, Cina menempati urutan tertinggi. Dilansir dari Badan Pusat
Statistik(BPS) berikut merupakan 10 negara tujuan ekspor Indonesia selama tahun 2019-2021:
2019 yang hanya US$27,961 juta yang berarti peningkatannya sebesar $3,820 juta yang angkanya
jauh lebih tinggi dari peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Amerika yang hanya sebesar US$778
juta. Di sisi lain, ekspor Indonesia ke negara-negara lain seperti Jepang, Singapura, Malaysia,
Filipina, Thailand, dan Vietnam justru mengalami penurunan.
Dalam penelitian Mahendra dan Kesumajaya (2015) diketahui bahwa faktor yang
mempengaruhi ekspor Indonesia adalah investasi, inflasi, nilai tukar, dan suku bunga kredit.
Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan gap penelitian yaitu menurut Budhi & Larasati
(2018) naik turunnya inflasi tidak mempengaruhi nilai ekspor Indonesia ke Cina sedangkan nilai
tukar rupiah terhadap dollar AS berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap nilai ekspor
Indonesia ke Cina. Menurut Cipta (2018) inflasi tidak berpengaruh terhadap impor Cina dari
Indonesia dan nilai tukar juga tidak berpengaruh terhadap nilai impor Indonesia dari Cina. Hal ini
berbanding terbalik dengan hasil penelitian dari Varida (2018) di mana apabila terjadi inflasi maka
akan berpengaruh terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina dan nilai tukar juga mempengaruhi nilai
ekspor Indonesia ke Cina. Menurut Mahendra (2018) inflasi berpengaruh terhadap nilai ekspor
Indonesia ke Cina dan nilai tukar berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina.
Berdasarkan fenomena dan research gap di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar terhadap Nilai Ekspor Indonesia ke Cina”.
Permasalahan
Nilai ekspor Indonesia ke negara-negara lain mengalami penurunan namun tidak dengan
ekspor Indonesia ke Cina yang justru mengalami peningkatan. Seperti yang diketahui, Cina
merupakan negara pertama di mana covid-19 pertama kali muncul. Berdasarkan hal tersebut faktor
apa saja yang mempengaruhi ekspor Indonesia ke Cina di mana pada saat pandemi covid-19
nilainya menunjukkan peningkatan namun tidak dengan negara tujuan lainnya yang justru
mengalami penurunan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu, inflasi dan nilai tukar
merupakan faktor yang mempengaruhi nilai ekspor, Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan
nilai tukar berpengaruh positif dan inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor namun
beberapa penelitian lainnya menunjukkan bahwa inflasi dan nilai tukar tidak berpengaruh terhadap
nilai ekspor. Berdasarkan permasalahan pada latar belakang, maka rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina?
2. Bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terhadap nilai ekspor Indonesia ke
Cina?
3. Bagaimana pengaruh inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS secara simultan
terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina?
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh variabel inflasi terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina.
2. Menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap nilai ekspor Indonesia
ke Cina.
3. Menganalisis pengaruh inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS secara simultan
terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Ekspor
Ekspor merupakan kegiatan menjual barang atau jasa ke luar negeri dengan pelaku
kegiatan tersebut disebut eksportir yang merupakan badan hukum atau perorangan. Menurut kaum
merkantilisme yaitu sebuah kaum yang berpandangan pada ideologi kapitalisme komersial,
perdagangan internasional menitikberatkan peningkatan kegiatan ekspor di atas kegiatan impor
(Aprita & Adhitya, 2020:14). Kegiatan ekspor dilakukan dengan dua cara, yaitu ekspor biasa di
menggunakan letter of credit atau L/C dan kedua yaitu ekspor tanpa L/C yang dapat dilakukan
apabila sudah dikeluarkannya izin khusus dari departemen perdagangan (Supardi 2019:9).
Inflasi
Inflasi merupakan kecenderungan peningkatan harga-harga secara umum dan terus
menerus (bi.go.id). Inflasi berarti sebuah kondisi dalam negeri yang di mana adanya peningkatan
harga-harga secara umum dan terus menerus, yang apabila inflasi terjadi berlebihan akan
menimbulkan kerugian pada perekonomian secara keseluruhan, yang di mana apabila harga-harga
naik namun ketersediaan barang tidak bertambah, maka hal tersebut dapat mempengaruhi kegiatan
ekspor (Safitri & Jamal, 2020).
Nilai Tukar
Nilai tukar merupakan salah satu harga yang penting dalam suatu perekonomian karena
bisa dijadikan penentu untuk keseimbangan permintaan dan penawaran Nilai tukar juga dapat
didefinisikan sebagai rasio yang digunakan untuk pertukaran antara dua mata uang asing yang
berbeda negara atau harga satuan unit mata uang yang dinyatakan pada mata uang domestik. Nilai
tukar secara sederhana merupakan nilai atau tingkat harga yang digunakan untuk melakukan
pertukaran dua mata uang asing dalam sebuah perdagangan (Silaban & Nurlina, 2022).
Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan fenomena yang telah dijelaskan di atas, maka hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Hubungan antara inflasi terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina
H1: Inflasi secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina.
2. Hubungan antara nilai tukar terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina
H2: Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS secara parsial berpengaruh negatif terhadap nilai
ekspor Indonesia ke Cina.
3. Hubungan antara inflasi dan nilai tukar terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina
H3: Variabel inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina
3. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif kausal dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara
dua variabel atau lebih. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu inflasi (X1) dan nilai tukar
(X2) terhadap variabel terikat (Y) yaitu nilai ekspor Indonesia ke Cina. Pengambilan sampel
menggunakan metode Sampling Purposive dengan pertimbangan yang digunakan adalah
perbedaan hasil penelitian sebelumnya dan fenomena yang telah dijelaskan pada latar belakang
serta kriteria data yang diambil adalah data nilai ekspor Indonesia ke Cina, inflasi Indonesia, dan
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebelum dan selama masa pandemi covid-19. Jenis data yaitu
time series yang diambil dari laman resmi BPS, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan.
Metode analisis data dengan menggunakan Uji Asumsi Klasik untuk menguji normal atau tidaknya
data yang diteliti serta Uji Regresi Linier Berganda.
Dalam menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari
seberapa besarnya nilai VIF (Variance Inflation Factor). Ketentuan dalam melakukan uji ini
adalah nilai VIF tidak lebih dari 10. Setelah dilakukan uji multikolinieritas dapat diketahui
bahwa nilai VIF tiap-tiap variabel dependen tidak lebih dari 10, di mana nilai VIF untuk Inflasi
(𝑋1 ) sebesar 1,016 dan Nilai Tukar (𝑋2 ) sebesar 1,016. Dapat diasumsikan jika penelitian ini
terbebas dari penyimpangan atau tidak ada gejala multikolinearitas.
3. Uji Heterokedasitas
Dalam menentukan apakah data yang digunakan berdistribusi normal maka penting
dilakukan Uji Heterokedasitas. Uji ini menguji apakah terdapat indikasi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamat ke pengamat lainnya dengan ketentuan Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas pada suatu model dapat dilihat dari pola
gambar Scatterplot model tersebut, Apabila tidak terdapat heteroskedasitas jika: (1)
penyebaran titik-titik data tidak berpola; (2) titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau
disekitar angka 0; (3) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. Hasil
dari penelitian ini dapat dilihat dari hasil Scatterplot yang tidak menunjukkan adanya pola
tertentu, titik-titiknya juga tidak menyebar di atas atau di bawah ataupun di sekitar angka 0
dan titik-titik juga tidak berkumpul di bagian atas maupun bawah saja. Dapat disimpulkan jika
variabel-variabel regresi yang digunakan tidak menunjukkan gejala Heterokedasitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan dengan membandingkan hasil durbin-watson dengan nilai selisih
tabel signifikansi dikurang nilai durbin-watson. Ketentuan apabila tidak terjadi autokorelasi:
nilai ekspor Indonesia ke Cina sebelum dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya adalah
1.013,879 ribu dollar AS.
2. Nilai konstanta Inflasi sebesar -95,628 ribu dollar AS menunjukkan pengaruh negatif terhadap
variabel nilai ekspor Indonesia ke Cina yang berarti setiap adanya kenaikan 1 satuan variabel
inflasi akan mempengaruhi variabel nilai ekspor Indonesia ke Cina sebesar -95,628 ribu dollar
AS dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka nilai variabel nilai ekspor
Indonesia ke Cina setelah dipengaruhi oleh variabel inflasi adalah 918,251 ribu dollar AS.
3. Nilai konstanta nilai tukar sebesar -3,392 menunjukkan pengaruh negatif terhadap variabel nilai
ekspor Indonesia ke Cina yang berarti setiap adanya kenaikan 1 satuan variabel nilai tukar akan
mempengaruhi variabel nilai ekspor Indonesia ke Cina sebesar -3,392 ribu dollar AS dengan
asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka nilai variabel ekspor Indonesia ke Cina setelah
dipengaruhi oleh variabel nilai tukar adalah sebesar 1.010,487 ribu dollar AS.
H2: Nilai tukar secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai ekspor Indonesia ke
Cina
Berdasarkan tabel 2 diperoleh nilai t-hitung untuk variabel nilai tukar sebesar 0,949 yang lebih
kecil dari nilai t-tabel (0,949<2,028) dan nilai signifikansi sebesar 0,349 yang lebih besar dari nilai
signifikan yang digunakan (0,349>0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai
tukar tidak berpengaruh terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina yang berarti menolak H 2.
2. Uji F (Simultan)
Nilai F-tabel yang didapat adalah sebesar 3,28 sedangkan untuk nilai f-hitung dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3 Hasil Uji F
Pembahasan
Analisis Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Ekspor Indonesia ke Cina
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menguji Inflasi (X 1) dapat diketahui bahwa secara
parsial Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina. Hal ini
sesuai dengan data aktualnya di mana nilai inflasi cenderung menurun sebaliknya nilai ekspor
Indonesia ke Cina sepanjang tahun 2019-2021 mengalami peningkatan. Hasil dari penelitian ini
juga sama dengan penelitian Varida (2018) apabila terjadi inflasi di Indonesia akan berpengaruh
terhadap kinerja ekspor Indonesia ke Cina dan penelitian Mahendra (2018) yang mengatakan jika
tingkat inflasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja ekspor Indonesia ke
Cina selama tahun 2010-2017 bedanya dengan hasil penelitian ini yakni, pengaruhnya di mana
pada hasil uji t menunjukkan hasil di mana Inflasi memiliki pengaruh negatif. Namun hasil
penelitian ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budhi & Larasati
(2018) yang mengatakan apabila naik atau turunnya inflasi tidak mempengaruhi nilai ekspor
Indonesia ke Cina selama tahun 1997-2016 dan penelitian Cipta (2018) yang juga mengatakan
Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor Indonesia ke Cina tahun 2013-2017.
Analisis Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar terhadap Nilai Ekspor Indonesia ke Cina
Pada penelitian ini juga dilakukan uji simultan (Uji F) di mana hasilnya baik inflasi maupun
nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina dengan besarnya
pengaruh kedua variabel independen tersebut adalah sebesar 0,34 atau 34%. Sisanya 66%
merupakan pengaruh dari variabel-variabel yang tidak di uji dalam penelitian ini.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Inflasi secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina,
Berarti apabila adanya kenaikan inflasi maka akan terjadi penurunan nilai ekspor Indonesia
ke Cina atau sebaliknya.
2. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai ekspor
Indonesia ke Cina. Berarti apabila nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami
pelemahan, maka tidak mempengaruhi nilai ekspor Indonesia ke Cina secara signifikan.
3. Inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS secara simultan (bersama-sama)
mempengaruhi nilai ekspor Indonesia ke Cina. Berarti kedua variabel independen secara
bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai ekspor Indonesia ke Cina
dimana apabila inflasi menurun dan nilai tukar melemah akan menyebakan peningkatan nilai
ekspor khususnya ekspor Indonesia ke Cina yang meningkat pesat selama kurun waktu 2019-
2021.
DAFTAR PUSTAKA
Aprita & Adhitya (2020). Hukum Perdagangan Internasional, Depok: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA.
Budhi & Larasati (2018). Pengaruh inflasi dan kurs dollar AS terhadap nilai ekspor alas kaki
Indonesia ke Cina. E-Jurnal EP Unud, volume 7(1), 1-31.
Bank Indonesia. Data Inflasi Diakses pada tanggal: 14 Juni 2022, dari
https://www.bi.go.id/id/statistik/indikator/data-inflasi.aspx
Cipta, L. (2019). Pengaruh Macroeconomic dan foreign direct investment terhadap asia economic
activity. Universitas Brawijaya, Thesis, 197-198.
Haryanto. (2020). DAMPAK COVID-19 TERHADAP PERGERAKAN NILAI TUKAR
RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG). The Indonesian
Journal of Development Planning, Volume 4 (2), 6-7.
Kementerian Keuangan. (2021). Pemerintah Terus Upayakan Pemulihan Ekonomi, namun Tetap
Waspada terhadap pandemi Covid. Diakses pada 12 Juni 2022,
Dari:https://www.kemenkeu.go.id/media/18295/buku-merekam-pandemi-covid-19-dan-
memahami-kerja-keras-pengawal-apbn.pdf
Mahendra (2019). Analisis pengaruh Gross domestic product (GDP), kurs, dan tingkat inflasi
terhadap ekspor dan impor Indonesia-China. E-Jurnal EP Unud, volume 7(11), 24-26.
Mahendra,I Gd Yoga dan Kesumajaya I Wyn Wita.2015. Analasisi Pengaruh Invetasi, Inflasi,
Kurs Dollar Amerika Serikat dan Suku Bunga Kredit Terhadap Ekspor Indonesia Tahun
1992-2012. E-jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol.4 No.5. Mei
(2015): 525-545
Mildyanti, Trianti. (2019). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi cadangan devisa (kasus di
Indonesia dan Cina). Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, volume 1 No. 1, 4-6.
Nilai Tukar Mata Uang Asing Terhadap Rupiah. (t.thn.). Dipetik 06 14, 2022, dari
satudata.kemendag.go.id: https://satudata.kemendag.go.id/exchange-rates
Safitri, Jamal. (2020). Analisis Inflasi, Kurs Rupiah dan Bi Rate terhadap Volume Perdagangan
Saham di Bursa Efek Indonesia (2016-2018). Borneo Student Research, Volume 1 (3), 4-
6.
Silaban R. & Nurlina (2022). PENGARUH NILAI TUKAR DAN INFLASI TERHADAP
EKSPOR NONMIGAS DI INDONESIA. Jurnal Samudra ekonomika. Volume 6 (1).2-10
Supardi, E. (2019). Ekspor Impor. Dalam E. Supardi, Ekspor Impor: Teori Dan Praktikum
Kegiatan Ekspor Impor Untuk Praktisi Logistik dan Bisnis (hal. 505). Yogyakarta:
DEEPUBLISH.