Professional Documents
Culture Documents
E-mail :viayemimaginting22@gmail.com
E-mail:juanfelix292001@gmail.com
E-mail :ogilumbanraja@gmail.com
ABSTRACT
Covid 19 epidemic is very influential on the Indonesian economy and even the global
economy. As for the dominant influence is a negative influence. The negative influence brought
to the consumer price index, stability and economic growth.
The research of this journal aims to 1) To find out what effect covid 19 has on the price
index 2) To find out the effect of covid 19 on economic stability 3) To find out what effect covid
19 has on economic growth in Indonesia
The first has an impact on the current Consumer Price Index. Consumer price indexes
also have their definitions according to 1) According to Mankiw, Quah & Wilson (2012), and 2)
According to Mc Eachern (2000: 134) ". And economic growth has each definition 1) According
to Sukirno (2011: 331) 2) Prof. Simon Kuznets (Jhingan, 2004). 3) (Arsyad, 1999). 4) Karl
Bucher (1847-1930)
Where the research results indicate the results namely:
1. consumer price index, where prices of basic goods rise and fall dramatically, which causes
economic growth to slow down. Such as:
a. red ginger from Rp. 50000 to Rp. 75,000, b. sugar from Rp. 13,000 / kg to Rp. 18,000 / kg.
shallots from IDR 30000 / kg to IDR 60000 / kg and others.
2. economic stability, economic stability in Indonesia and even the world becomes less stable,
caused by unstable prices and export-import activities that cannot be carried out because of
covid 19
3. slowing economic growth. Where in the fourth quarter of 2019 economic growth reached
5.9% while in the first quarter of 2011 Indonesia's economic growth was only around 4.9% and
even in March to April it fell to 4.5%.
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 1
ABSTRAK
Yang pertama memiliki dampak ke Pada Harga Indeks Konsumen saat ini.indeks harga
konsumen juga memiliki definisi masing –masing menurut 1) Menurut Mankiw, Quah & Wilson
(2012), dan 2)Menurut Mc Eachern ( 2000 : 134 ) “.Dan pertumbuhan ekonomi memiliki
definisi masing –masing 1)Menurut Sukirno (2011:331) 2) Prof. Simon Kuznets (Jhingan, 2004).
3)(Arsyad, 1999). 4) Karl Bucher (1847-1930)
2.stabilitas ekonomi, kestabilan ekonomi diindonesia bahkan Dunia menjadi kurang stabil,
disebabkan oleh harga harga yang tidak stabil dan kegiatan ekspor impor yang tidak bisa
dilakukan oleh karena covid 19
3.pertumbuhan ekonomi yang melambat. Dimana pada kuartal IV tahun 2019 pertumbuhan
ekonomi mencapai 5,9% sedangkan pada kuartal I tahun2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia
hanya sekitar 4,9% dan bahkan pada bulan maret hingga april turun menjadi 4,5%.
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 2
PENDAHULUAN
Indeks harga adalah rata-rata normal dari kerabat harga untuk kelas barang atau jasa
tertentu di wilayah tertentu, selama interval waktu tertentu. Ini adalah statistik yang dirancang
untuk membantu membandingkan bagaimana kerabat harga ini, secara keseluruhan, berbeda
antara periode waktu atau lokasi geografis.
Perekonomian yang tidak stabil menimbulkan biaya yang tinggi bagi perekonomian dan
masyarakat. Ketidakstabilan akan menyulitkan masyarakat, baik swasta maupun rumah tangga,
untuk menyusun rencana ke depan, khususnya dalam jangka lebih panjang yang dibutuhkan bagi
investasi. Tingkat investasi yang rendah akan menurunkan potensi pertumbuhan ekonomi
panjang. Adanya fluktuasi yang tinggi dalam pertumbuhan keluaran produksi akan mengurangi
tingkat keahlian tenaga kerja yang lama menganggur. Inflasi yang tinggi dan fluktuasi yang
tinggi menimbulkan biaya yang sangat besar kepada masyarakat. Beban terberat akibat inflasi
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 3
yang tinggi akan dirasakan oleh penduduk miskin yang mengalami penurunan daya beli. Inflasi
yang berfluktuasi tinggi menyulitkan pembedaan pergerakan harga yang disebabkan oleh
perubahan permintaan atau penawaran barang dan jasa dari kenaikan umum harga-harga yang
disebabkan oleh permintaan yang berlebih. Akibatnya terjadi alokasi inefisiensi sumber daya.
Mengingat pentingnya stabilitas ekonomi makro bagi kelancaran dan pencapaian sasaran
pembangunan nasional, Pemerintah bertekad untuk terus menciptakan dan memantapkan
stabilitas ekonomi makro. Salah satu arah kerangka ekonomi makro dalam jangka menengah
adalah untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan mencegah timbulnya fluktuasi yang
berlebihan di dalam perekonomian.
Stabilitas ekonomi makro tidak hanya tergantung pada pengelolaan besaran ekonomi
makro semata, tetapi juga tergantung kepada struktur pasar dan sektor-sektor. Untuk
memantapkan stabilitas ekonomi makro, kebijakan ekonomi makro, melalui kebijakan fiskal dan
moneter yang terkoordinasi baik, harus didukung oleh kebijakan reformasi struktural, yang
ditujukan untuk memperkuat dan memperbaiki fungsi pasar, antara lain pasar modal dan uang,
pasar tenaga kerja serta pasar barang dan jasa, dan sektor-sektor meliputi seperti sektor industri,
pertanian, perdagangan, keuangan dan perbankan.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 4
Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Coviud 19 tentu berdampak negative bagi perekonomian Indonesia, baik dari
ketidakstabilan harga dan pertumbuhan ekonomi, dari penelitian yang dilakukan
maka pemerintah dapat menentukan kebijakan yang dapat mengatasi permasalahan
tersebut.
2. Bagi masyarakat
Masyarakat juga tentunya mengalami dan merasakan dampak dari wabah covid
19,dari dampak yang dialami masyarakat, maka melalui penelitian ini diharapkan
agar masyarakat dapat melakukan tindakan yang dilakukan, contohnya dalam
memenuhi kebutuhan sehari –hari
3. Bagi pembaca
Dari hasil penelitian,maka diharapkan pembaca dapat memahami apa dampak dari
wabah covid 19 terhadap indeks harga , pertumbuhan ekonomi dan kestabilan
ekonomi.
Metode Penelitian
Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung
dari subjek atau objek penelitian.
Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek atau subjek
penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Indeks Harga
Menurut Mankiw, Quah & Wilson (2012), Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah
angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang dibeli konsumen
dalam suatu periode tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga barang-
barang dan jasa utama yang dikonsumsi masyarakat dalam suatu periode tertentu.
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 5
Menurut Mc Eachern ( 2000 : 134 ) “ indeks harga konsumen adalah mengukur biaya
dari “ satu kernjang ” barang dan jasa konsumen dari waktu ke waktu.
Stabilitas Harga
Pertumbuhan Ekonomi
Karl Bucher (1847-1930) pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan menjadi
empat tingkatan sesuai dengan dimensi populasi manusia dan tersusun sebagai berikut:
Masa rumah tangga tertutup ,Rumah tangga kota ,Rumah tangga bangsa, Rumah tangga
dunia
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 6
BAB II
PEMBAHASAN
Indeks Harga Konsumen (IHK) (bahasa Inggris: consumer price index) adalah nomor
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga
(household).
Indeks harga konsumen (IHK) adalah Indeks yang menghitung rata-rata perubahan
harga dari suatu kelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun
waktu tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan harga
(inflasi) atau tingkat penurunan harga (deflasi) dari barang dan jasa. Penentuan barang dan jasa
dalam keranjang IHK dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS)
Bank Indonesia (BI) memperkirakan dampak virus corona akan semakin luas menjangkit
perekonomian domestik. Kali ini, virus tersebut diperkirakan BI memberikan risiko terhadap
salah satu fundamental makro ekonomi Indonesia, yakni tingkat inflasi.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyatakan, BI telah memasukkan virus
corona sebagai salah satu faktor risiko yang akan menekan tingkat inflasi Indonesia. Meski
begitu, dia memastikan pemerintah dan BI telah membuat skenario antisipasi.
"Kita sudah perhitungkan risiko yang muncul menekan inflasi, baik itu isu global seperti virus,
harga komoditas global naik, itu sudah dihitung. Termasuk risiko domestik apabila ada
penyesuaian harga yang diatur pemerintah,.
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 7
Salah satu kebijakan antisipasi yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia untuk terus
mengendalikan tingkat inflasi tahun ini adalah dengan memberikan target inflasi harga pangan
bergejolak atau volitile food di kisaran empat persen plus minus satu.
Melalui kebijakan tersebut, pemerintah dan BI, yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi
Pusat (TPIP), memastikan bahwa ketersediaan pasokan barang, kelancaran distribusi, hingga
tidak terciptanya disparitas harga yang besar antar daerah dan antar waktu. Sehingga, target
inflasi 2020 di kisaran tiga persen plus minus satu bisa tercapai.
"Ini jadi faktor kita untuk kendalikan inflasi, khususnya inflasi pangan, volatile food. Kami
cukup confident inflasi itu masuk range, sehingga stance terakhir posisi kebijakan moneter kita
akan akomoditif, tentu stance kebijakan itu tidak hanya dilihat inflasi tapi konteks eksternal
yakni nilai tukar rupiah," tutur Dody.
Sebelumnya, Pemerintah memastikan, wabah virus corona yang berasal dari China, akan
memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi Indonesia, baik mengganggu dari sisi
lalu lintas orang, barang, hingga uang. Karena perkembangan virus corona sudah terbukti lebih
buruk ketimbang virus SARS 2002-2003.
Sementara itu, dari sisi lalu lintas barang, dikatakannya, yang berpotensi terancam adalah sektor
manufaktur. Sebab ekspor Indonesia ke China memiliki porsi sebesar 16,8 persen atau mencapai
US$27,9 miliar sedangkan impornya yang 70 persen adalah bahan baku dan barang modal,
berasal dari China.
Sementara itu, dari sisi lalu lintas uang, dikatakannya akan terancam karena China merupakan
sumber investasi terbesar ke dua setelah Singapura. Investasi langsung saja atau foreign direct
investment, tertinggi dari china dan Hong Kong yang pada 2019 sudah mencapai 16,7 persen
dengan nominal US$4,7 mil
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di bulan April sangat rendah yakni 0,08%, meskipun sudah
memasuki bulan Ramadan. Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada April juga
mengalami penurunan signifikan di angka 27,5 dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 43,5.
Menteri Keuangan (2013-2014), Chatib Basri mengatakan penurunan tersebut merupakan dampak
pandemi Covid-19 yang sudah diperkirakan sebelumnya. Adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) dalam rangka memerangi Covid-19 juga turut menjadi penyebab kontraksi tersebut.
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 8
Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia, 2006, 2007, Jan-Mei 2008 ( 2002=100 ),
Juni 2008 - Desember 2013 ( 2007 = 100 ), Januari 2014 - Desember 2018 ( 2012=100 ),
Januari - Desember 2019 ( 2012=100 ) dan Januari - April 2020 ( 2018=100 )
1)
2020
Bulan
IHK Inflasi
Januari 104,33 0,39
Februari 104,62 0,28
Maret 104,72 0,10
April 104,80 0,08
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Tingkat Inflasi 0,84
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
September 123,21 0,44 128,89 0,27 134,45 0,01 145,74 -0,35 113,89 0,27
Pertumbuhan
Oktober 123,29
Ekonomi 0,06
Di 128,74
Indonesia -0,12 134,67 0,16 145,87 0,09 114,42 0,47
Page 9
November 124,03 0,6 129,18 0,34 134,76 0,07 146,04 0,12 116,14 1,5
Desember 125,17 0,92 129,91 0,57 135,49 0,54 146,84 0,55 119 2,46
Tingkat Inflasi 6,96 3,79 4,3 8,38 8,36
Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia, 2006, 2007, Jan-Mei 2008 ( 2002=100 ),
Juni 2008 - Desember 2013 ( 2007 = 100 ), Januari 2014 - Desember 2018 ( 2012=100 ),
Januari - Desember 2019 ( 2012=100 ) dan Januari - April 2020 ( 2018=100 )
1)
2020
Bulan
IHK Inflasi
Januari 104,33 0,39
Februari 104,62 0,28
Maret 104,72 0,10
April 104,80 0,08
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Tingkat Inflasi 0,84
2)
2010 2011 2012 2013 2014
Bulan
IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi
Januari 118,01 0,84 126,29 0,89 130,9 0,76 136,88 1,03 110,992) 1,07
Februari 118,36 0,3 126,46 0,13 130,96 0,05 137,91 0,75 111,28 0,26
Maret 118,19 -0,14 126,05 -0,32 131,05 0,07 138,78 0,63 111,37 0,08
April 118,37 0,15 125,66 -0,31 131,32 0,21 138,64 -0,1 111,35 -0,02
Mei 118,71 0,29 125,81 0,12 131,41 0,07 138,6 -0,03 111,53 0,16
Juni 119,86 0,97 126,5 0,55 132,23 0,62 140,03 1,03 112,01 0,43
Juli 121,74 1,57 127,35 0,67 133,16 0,7 144,63 3,29 113,05 0,93
Agustus 122,67 0,76 128,54 0,93 134,43 0,95 146,25 1,12 113,58 0,47
September 123,21 0,44 128,89 0,27 134,45 0,01 145,74 -0,35 113,89 0,27
Oktober 123,29 0,06 128,74 -0,12 134,67 0,16 145,87 0,09 114,42 0,47
November 124,03 0,6 129,18 0,34 134,76 0,07 146,04 0,12 116,14 1,5
Desember 125,17 0,92 129,91 0,57 135,49 0,54 146,84 0,55 119 2,46
Tingkat Inflasi 6,96 3,79 4,3 8,38 8,36
Indonesia cukup terhantam keras dengan penyebaran virus Corona. Tidak hanya
kesehatan manusia, virus ini juga mengganggu kesehatan ekonomi di seluruh dunia. Komite
Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), kata Ani, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
dalam skenario terburuk bisa minus 0,4 persen.
“Pertumbuhan ekonomi kita berdasarkan assessment yang tadi kita lihat, BI, OJK, LPS,
dan kami memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan turun ke 2,3 persen, bahkan dalam
skenarionya yang lebih buruk, bisa mencapai negatif 0,4 persen,
• Ekonomi Indonesia tahun 2019 tumbuh 5,02 persen, lebih rendah dibanding capaian tahun
2018 sebesar 5,17 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha
Jasa Lainnya sebesar 10,55 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (PK-
LNPRT) sebesar 10,62 persen.
• Ekonomi Indonesia triwulan IV-2019 dibanding triwulan IV-2018 tumbuh 4,97 persen (y-on-
y). Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan
tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,78 persen. Dari sisi pengeluaran,
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT)
sebesar 4,97 persen.
• Ekonomi Indonesia triwulan IV-2019 dibanding triwulan III-2019 mengalami kontraksi sebesar
1,74 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada Lapangan
Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami penurunan 20,52 persen. Dari sisi
pengeluaran, disebabkan oleh komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mengalami kontraksi
sebesar 2,55 persen.
• Struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2019 didominasi oleh kelompok provinsi di
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk
Domestik Bruto, yakni sebesar 59,00 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,32 persen,
dan Pulau Kalimantan 8,05 persen.
Pertumbuhan ekonomi 2020 dalam paparannya yang berjudul Pandemi Covid-19, Perkembangan
Ekonomi dan Langkah Kebijkan Fiskal. Meskipun melambat dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, pemerintah masih optimistis ekonomi tumbuh positif di tengah kondisi pandemi
virus corona (Covid-19). Ekonomi Indonesia 2020 diproyeksikan tumbuh 2,3%.
Covid-19 awalnya dilaporkan pada akhir Desember 2019 oleh Tiongkok. Tiongkok merupakan
mitra dagang Indonesia terbesar. Sementara di Indonesia sendiri baru dilaporkan pada 2 Maret
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 11
2020. Pemerintah optimistis pada kuartal I 2020, ekonomi Indonesia masih tumbuh hingga 4,7%.
Pada kuartal II 2020 turun hingga menjadi 1,1%. Di kuartal IV 2020, mulai bangkit kembali
menjadi 2,4%.
Perkiraan Kedua
Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan Pertumbuhan ekonomi kuartal 1 2020 berkisar
diantara 4,5% hingga 4,9% dipengaruhi oleh dampak penyebaran Covid 19. Meskipun demikian,
pertumbuhan ekonomi di kuartal 2 diperkirakan akan tertekan lebih dalam.
Sri mengatakan, target pertumbuhan ekonomi pada APBN 2020 mencapai 5,3 % . Sejak awal
Januari hingga 10 hari pertama bulan Maret, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebenarnya telah
mencapai 4,9 %. Angka menunjukan perkembangan yang cukup baik di tengah perlambatan
ekonomi global.
Namun kondisi itu berubah setelah ditemukannya kasus positif Covid 19 di Indonesia. "Terjadi
perubahan signifikan pada mobilitas masyarakat yang tentunya akan merubah konsumsi. Jadi
dalam 20 hari terakhir bulan Maret akan mengalami penurunan,"
Meskipun demikian, Sri mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal 2 akan lebih tertekan
dibandingkan sebelumnya. Padahal secara musiman, kuartal dua sebelumnya diharapkan menjadi
penggenjot pertumbuhan ekonomi, karena bertepatan dengan momen puasan dan lebaran.
Table perbandingan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dan 2020(sebelum terkena dampak
covid 19 dan sesudah terkena dampak)
Dari data diatas didapat kesimpulan bahwa terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia yang mungkin diakibatkan oleh wabah Covid 19
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 12
Faktor faktor yang memengaruhi pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Ekspor sangat penting dalam pertumbuhan Ekonomi Indonesia, dimana banyak komoditi yang
bisa diekspor keluar negeri untuk menambah sumber devisa Negara.dan memiliki kontribusi
devisa terbesar kedua di Indonesia setelah devisa hasil ekspor Kelapa Sawit. Selain kelapa sawit
ada bahan tambang yang selalu diekspor keluar negeri.
2. sektor Parawisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pertumbuhan
perekonomian .Sektor pariwisata memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang pada
perekonomian Indonesia. Dampak jangka pendek dapat di rasakan secara langsung, sedangkan
dampak jangka Panjang dapat dilihat dengan bertambahnya pendapatan nasional, namun dengan
adanya Covid-19 semuanya tak lagi sama.
Sektor pariwisata yang sekarang mengalami kelesuan sehingga daya beli menurun secara drastis
karena berkurangnya pengunjung baik turis lokal maupun turis mancanegara, yang secara
otomatis pendapatan dan devisa yang di hasilkan dari sektor pariwisata semakin menurun.
sehingga pengangguran semakin bertambah karena pariwisata merupakan salah satu wadah yang
memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat wisata maupun masyarakat dari
luar
Bukan hanya sektor pariwisata yang mengalami kelumpuhan sementara, tetapi para karyawan
dari jenis perusahaan lainnya ikut merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Yang dimana
pekerjaan atau kegiatan yang biasanya dilakukan diluar rumah secara langsung sekaran terpaksa
harus dilakukan di dalam rumah.
Serta ada banyak pula karyawan yang terancam pemberhentian hak kerja (PHK) karena banyak
pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan dirumah, seperti halnya kegiatan produksi
yang bergantung pada mesin yang berada di tempat produksi.
PHK ini juga dilakukan karena kurangnya pembelian dari konsumen dan dibatasinya ekspor ke
negara tertentu sehingga akan menghambat ekspor dan mengurangi pendapatan perusahaan,
bahkan perusahaaan bisa mengalami kerugian. Ada pun penyebab lain dari di PHK nya para
karyawan yaitu karena kelangkaan bahan baku untuk diproduksi yang di impor dari negara luar
seperti dari negara Thiongkok sehingga akan menghambat kegiatan industri.
Perusahaan yang berhenti beroperasi dan peningkatan jumlah angka pengangguran dapat
menghambat dan mengurangi produk domestik bruto (PDB) serta menghambat pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 13
BAB IV
4.1 Simpulan
Dari hasil pembahasan dan data data diatas , maka dapat disimpulkan bahwa wabah
pendemi Covid 19 sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia, Termasuk Indonesia .
Dimana Indonesia mengalami perubahan ekonomi yang kurang stabil, baik itu dari indeks harga,
stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi:
1.indeks harga konsumen, dimana harga- harga barang pokok naik dan turun secara drastis, yang
menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat.seperti:
a. jahe merah dari Rp 50000 menjadi Rp 75000, b.gula pasir dari Rp 13000/kg menjadi Rp
18000/kg. bawang merah dari Rp 30000/kg menjadi Rp 60000/kg dan lain-lain.
2.stabilitas ekonomi, kestabilan ekonomi diindonesia bahkan Dunia menjadi kurang stabil,
disebabkan oleh harga harga yang tidak stabil dan kegiatan ekspor impor yang tidak bisa
dilakukan oleh karena covid 19
3.pertumbuhan ekonomi yang melambat. Dimana pada kuartal IV tahun 2019 pertumbuhan
ekonomi mencapai 5,9% sedangkan pada kuartal I tahun2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia
hanya sekitar 4,9% dan bahkan pada bulan maret hingga april turun menjadi 4,5%.
4.2 Saran
1. saran buat pemerintah , agar bijaksana dalam menangani covid 19 dan lebih peduli terhadap
masyarakat yang mengalami dampak berat adanya covid 19
2. saran untuk masyarakat agar tetap menjalankan peraturan yang sesuai aturan pemerintah dan
memenuhi kebutuhan ekonomi dengan cara tidak memberikan dampak negative bagi masyarakt
yang lain.
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 14
DAFTAR PUSTAKA
https://sukabumiupdate.com/detail/bale-warga/opini/66831-Dampak-Pandemi
Covid-19-Pada-Pertumbuhan-Ekonomi-Indonesia
https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/02/05/1755/ekonomi-indonesia-2019- tumbuh
5-02-persen.html
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200205/9/1197559/bps-pertumbuhan-ekonomi
indonesia 2019-502-persen
file:///E:/sp-27-pemerintah-waspada-dampak-pandemi-covid-19-terhadap-ekonomi
indonesia_v5a(1).pdf
Jurnal Ekonomi Makro “Pengaruh Covid19 Terhadap Indeks Harga, Stabilitas Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Page 15