You are on page 1of 6

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Secara Terpadu 2017

ANALISA KAWASAN RAWAN BANJIR DI KABUPATEN KAMPAR


MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Nurdin1) dan Fakhri2)


1, 2
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riu
Email: Nurdin.gis@gmail.com

Abstact
Kampar District is traversed by two large rivers and several small rivers, including
Kampar River which is ± 413.5 km long with an average depth of 7.7 m, and an average
width of 143 m. Referring to Central Statistics Agency Kampar Regency (2015), Kampar
residents numbered 703,005 people with a growth of 2.57% that exceeded the national
population growth in 2010 of 1.49%. The Kampar Kanan River has a much larger flood
impact than Kampar Kiri River because the majority of the population lives along the banks
of the Kampar Kanan River. Areas that are always targeted need to be mapped in the form
of flood vulnerability maps within Kampar regency. To map areas susceptible to flooding in
Kampar District can be done using remote sensing data based on Geographic Information
System (GIS). Analysis of the overlay map results as an indicator of flooding in 4 flood
vulnerability classes in Kampar regency. Overlaid maps consist of Rainfall Map, Slope
Map, Land Use Map and Geological Map, which resulted in the widest area in Kampar
District in the prone category of 459,977.89 ha or 42.86% of the district area. The second
sequence is in the non-vulnerable category 236,082.39 ha or 22.00%. While the order of the
3rd area is in very vulnerable category that is 219.279.54 ha or 20.43%, and the smallest
area is in the safe category of 157,835.01 ha or 14.71% of Kampar Regency area.

Keywords: Geographic Information System, Watersheds, Data raster/vector, Overlay,


flood- prone areas.
kecil termasuk ke dalam DAS Siak.
1. PENDAHULUAN Sungai-sungai besar yang terdapat di
Kabupaten Kampar memiliki batas- Kabupaten Kampar ini sebagian masih
batas : Utara – Kota Pekanbaru, berfungsi sebagai sarana perhubungan,
Kabupaten Siak; Selatan – Kabupaten sumber air bersih, budi daya ikan,
Kuantan Singingi; Barat – Kabupaten maupun sebagai sumber energi listrik
Rokan Hulu, Provinsi Sumatera Barat; (PLTA Koto Panjang) (Profil Kabupaten
Timur – Kabupaten Pelalawan dan Siak. Kampar, 2017). Ada beberapa kejadian
Kabupaten Kampar terdiri dari 21 banjir dalam tiga tahun terakhir seperti
Kecamatan didiami oleh 793.005 jiwa kutipan dalam Media Center (2014).
dengan kepadatan 71 jiwa/km2 atau rata- Begitu juga dengan artikel yang ditulis
rata jumlah penduduk 4 jiwa per rumah oleh Rahmat (2016), hingga kamis
tangga. Kepadatan penduduk di 21 (11/2/2016) bencana banjir masih
Kecamatan cukup beragam dengan menggenangi beberapa kecamatan dengan
kepadatan tertinggi terletak di Kecamatan 26.614 kepala keluarga yang terdampak.
Kampar sebesar 371 jiwa/km2 dan yang Menurut Haryani (2008) secara
terendah di Kecamatan Kampar Kiri Hulu gemorfologis daerah rawan banjir terdapat
10 jiwa/km2 (BPS. Kabupaten Kampar, pada bentuk lahan marine, aluvial, dan
2016). uvio marine (uvio marine merupakan
Sebagian besar Kabupaten Kampar gabungan bentuk lahan marine dan bentuk
berada dalam DAS Kampar dan sebagian lahan alluvial). Penelitian oleh Sukiyah

381
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Riau
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Secara Terpadu 2017

(2004) mendapatkan kawasan rentan SIG dapat melaksanaan pemetaan


banjir yang ditinjau dari beberapa aspek kawasan rentan banjir di Kota Pekanbaru.
penyebab banjir. Bagaimanakah cara memetakan
Untuk melakukan pemetaan wilayah wilayah yang rentan terkena banjir di
yang rentan terkena banjir di wilayah Kabupaten Kampar yang tercakup dalam
Kabupaten Kampar dapat dilakukan DAS Kampar dan sebagian kecil di DAS
dengan bantuan data penginderaan jauh Siak yang berada selalu menjadi
yang berbasiskan Sistem Informasi langganan banjir terutama pada musim
Geografis (SIG). Abidin (2002) hujan dengan bantuan perangkat pengolah
mengatakan, untuk pengukuran dan data GIS berdasarkan hasil identifikasi
pemetaan dipermukaan bumi dapat data penginderaan jauh, jenis tanah,
dilakukan dengan pengukuran GPS, kelerengan dengan metode overly. Untuk
Penginderaan Jauh (Remote Sensing) dan itu diperlukan identifikasi daerah yang
pemanfaatan teknologi SIG. Menurut rentan terkena banjir di Kabupaten
Sukojo (2005), perkembangan software Kampar sehingga, akan menghasilkan
SIG saat ini, telah mampu peta kerawanan banjir di Kabupaten
menggabungkan data image/raster dan Kampar terutama wilayah yang ada di
vektor ditambah database untuk dalam DAS Kampar. Urgensi dari
eksplorasi informasi berbasis koordinat penilitian ini adalah untuk mendapat peta
bumi. kerawanan banjir yang dapat
SIG dapat dimanfaatkan untuk dimanfaatkan dalam mengambil
membangun sistem untuk pemetaan kebijakan terutama dalam
potensi bencana seperti misalnya banjir, penanggulangan dan mencari solusi
sehingga dapat mengetahui dimana bencana banjir di Kabupaten Kampar dan
daerah-daerah yang rawan bencana banjir daerah berpotensi banjir di dalam Kota
di daerah tersebut. Menurut Prahasta Pekanbaru.
(2009) SIG adalah salah satu sistem yang
komplek dan pada umumnya juga (selain 2. METODE PENELIAN
yang stand-alone) terintegrasi dengan Lokasi penelitian adalah Kabupaten
lingkungan sistem komputer lainnya di Kampar yang sebagian besar berada
tingkat fungsional dan jaringan (network). dalam DAS Kampar, DAS Siak dan
Begitu juga dengan Ekadinata et al. sebagian kecil dalam DAS Rokan.
(2008) SIG juga merupakan sebuah Perangkat pengolah data pada
sistem atau teknologi berbasis komputer penelitian ini menggunakan perangkat
yang dibangun dengan tujuan untuk keras terdiri Laptop, sedangkan perangkat
mengumpulkan, menyimpan, mengolah lunak terdiri perangkat SIG yang bekerja
dan menganalisa. Sedangkan Elly (2009) pada sisten operasi Windows.
SIG menarik minat sebagian besar orang Pengumpulan data dilakukan untuk
untuk mengimplentasikan teknologi ini identifikasi permasalahan banjir yang
dalam berbagai bidang. Charter (2004) terjadi di Kabupaten Kampar berupa
mengatakan, SIG lebih mengarah pada sejarah kejadian banjir yang ada di semua
teknologi informasi yang digunakan untuk wilayah, penggunaan lahan, kondisi
pengumpulan, penyimpanan, analisa dan tofografi dan lain-lain berupa data
penampilan data-data spasial (geographic) sekunder didapatkan dari instansi terkait
dan data-data non spasial, dengan yang diperlukan untuk mendukung analisa
komponen yang terdiri dari komputer daerah rawan banjir di Kabupaten
(software dan hardware). Nurdin (2015) Kampar meliputi: Peta digital Provinsi
telah membuktikan penggunaan peranfkat Riau dari BPS tahun 2010 , Peta kelas
kemiringan lahan Provinsi Riau dari

382
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Riau
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Secara Terpadu 2017

BPDAS Indragiri Rokan, Data Curah R = Selisih skor maksimum dan skor
Hujan hasil pengukuran curah hujan di minimum
4 stasiun hujan dari BWS Sumatera III, n = Jumlah kelas kerawanan banjir
Peta penggunaan lahan Provinsi Riau
tahun 2011 dari BPDAS Indragiri Rokan 3. HASIL DAN PEMABAHASAN
sebagai acuan pembuatan Peta
Penggunaan lahan tahun 2014, Citra Curah Hujan
Satelit Landsat tahun 2014 untuk Berdasarkan 4 stasiun pengukur
keperluan peta penggunaan lahan di hujan di Kabupaten Kampar, didapat data
Kabupaten Kampar tahun 2014, dan Peta curah hujan tahunan rata-rata dari 1
Gelogi Sumatera yang diperoleh dari Januari 2010 – 31 Desember 2014.
BPDAS Indragiri Rokan. Pengumpulan Dengan menggunakan metode Poligon
data primer melalui survey langsung Thiessen didapat curah hujan terendah
ke lapangan untuk : Mendapatkan 2.271,84 mm pada stasiun curah hujan
informasi penutup lahan dan lokasi Pasar Kampar, sedangkan curah hujan
kejadian banjir, dan kunjungan ke tahunan tertinggi adalah 2.836,65 mm
masyarakat serta melakukan wawancara. terdapat pada stasiun hujan Petapahan.
Analisa nilai kerawanan banjir di Pembagian kelas curah hujan oleh Asdak
Kabupaten Kampar dilakukan adalah (2010) terdapat 5 kelas, curah hujan.
terhadap 4 parameter yang diambil Kelas curah hujan dan pemberian skor
sebagai indikator kerawanan banjir yaitu : disajikan dalam Tabel 1. Nilai skor
Penggunaan lahan/penutup lahan, curah diberikan berdasarkan pengaruh curah
bujan, kemiringan lereng, dan formasi hujan terhadap kemungkinan terjadinya
jenis geologi batuan. Nilai kerawanan banjir, skor tertinggi 100 diberikan pada
banjir ditentukan dari total penjumlahan curah hujan diatas 2.500 mm, sedangkan
skor seluruh parameter yang dipakai skor terendah 20 diberikan pada curah
dalam analisis (yang berpengaruh hujan terendah yakni dibawah 1.000 mm.
terhadap banjir). Daerah yang sangat
rawan terhadap banjir mempunyai total Tabel 1. Kelas dan nilai skor curah hujan
skor yang tinggi, sebaliknya daerah yang tahunan terhadap rawan banjir di
tidak rawan terhadap banjir akan Kabupaten Kampar
mempunyai total skor yang rendah dapat Curah Hujan Nilai
No
cari menggunakan persamaan sebagai (mm) skor
berikut: 1 < 1.000 (sangat rendah) 20
K  i 1 (W1 xX i )
n
2 1001 - 1500 (rendah) 40
3 1501 - 2000 (sedang) 60
dengan :
4 2001 - 2500 (tinggi) 80
K = Nilai kerawanan
5 > 2500 (sangat tinggi) 100
Wi = Bobot untuk parameter ke-i
I = Lebar interval Kemiringan Lahan
X i = Skor kelas pada parameter ke-i Peta kelas lereng tanah di
Menurut Kingma (1991) dalam Kabupaten Kampar dari berasal dari Peta
Handani, et al. (2014) untuk Kelas lereng DAS dalam Provinsi Riau
menentukan tingkat kerawanan dapat dari BPDAS Indragiri Rokan hanya
ditentukan dengan persamaan sebagai terdapat 4 kelas lereng sejalan Asdak
berikut: (2010) yang membagi kelas kemiringan
R tanah dalam 4 kelas. Kemiringan tertinggi
I diatas 40% mempnyai luasan 283.708,00
n
dengan : ha (26,50%), sedangkan kerimiringan
383
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Riau
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Secara Terpadu 2017

terendah dibawah 8% dengan luasan penggunaan lahan yang dianggap paling


434.653,00 ha (40,60%). Kemiringan kecil memberikan perangruh terhadap
tanah terendah dibawah 8% merupakan terjadinya banjir hingga diberikan skor
indikator kawasan paling rawan terhadap paling kecil yakni 20. Sedangkan Tubuh
bencana banjir dikarenkan sifat air air, Hutan rawa sekunder, Semak /belukar
mencari tempat yang lehih rendah. rawa,Tambak, dan Tanah terbuka adalah
Pemberian skor dengan modifikasi, jenis penggunaan Sedangkan Tubuh air,
terhadap 4 kelas lereng dengan nilai skor Hutan rawa sekunder, Semak /belukar
terendah 20 pada kelas lereng > 40%, rawa,Tambak, dan Tanah terbuka adalah
sedangkan skor tertinggi 100 diberikan jenis penggunaan lahan yang diperkirakan
pada kelas lereng terendah < 8%, seperti dapat memberikan nilai skor yang paling
disajikan pada Tabel 2 tinggi yakni nilai 100 seperti Tabel 3.

Tabel 2. Kelas kemiringan berserta nilai


skor rawan banjir di Kabupaten Tabel 3. Kelas dan nilai skor penggunaan
Kampar lahan kerawanan banjir di
No Kelas Lereng Nilai Skor
Kabupaten Kampar
No Jenis penggunaan lahan Skor
1 < 8% (datar) 100,00 1 Tubuh air, Sawah, Tambak, Semak/Belukar 100
2 8% - 15% (Landai) 80,00 rawa, Hutan rawa sekunder, Tanah terbuka
3 16% - 25% (Agak curam) 60,00 2 Pertanian lahan kering, Pertanian lahan 80
4 > 40% (Sangat curam) 20,00 kering bercampur semak, kebun campuran,
5 Tubuh air 100,00 Semak/Belukar,
3 Pemukiman, Pertambangan/Tambang 60
4 Perkebunan, Hutan tanaman 40
Penutupan Lahan 5 Hutan lahan kering primer, Hutan lahan 20
Penggunaan lahan tahun 2014 yang kering sekunder
di interpretasi berdasarkan pola
penggunaan lahan tahun 2011 tersebut Geologi
berjumlah 16 kelas yang terdiri dari; Dari formasi jenis batuannya di
Tubuh air, Hutan lahan kering primer, Kabupaten Kampar ini terdapat 16
Hutan lahan kering sekunder, Hutan rawa formasi jenis batuan yang tersusun oleh
sekunder, Hutan tanaman, Kebun perbukitan curam hingga dataran rendah.
campuran, Perkebunan, Pemukiman, Wilayah yang paling luas adalah jenis
Pertambangan/Tambang, Pertanian lahan Aluvium tua seluas 278.279,40 ha atau
kering, Pertanian lahan kering bercampur 25,99% dari luas Kabupaten Kampar yang
semak, Sawah, Semak/Belukar, Semak tersebar di Kecamatan Tapung, Tapung
belukar rawa, Tambak, dan Tanah Hilir, Tapung Hulu, Kampar Kiri Hilir,
terbuka. Penutup lahan terluas terdapat Siak Hulu, Perhentian Raja, Kampar Kiri,
pada perkebunan 311.511,25 ha atau Rumbio Jaya, Kampar Timur, Tambang,
29,10% , sedangkan luasan terkecil Kampar Utara, Kampar Kiri Tengah, dan
terdapat pada tubuh air 74,63 ha (0,1%) Bangkinag Seberang. Jenis formasi
dari luas Kabupaten Kampar. geologi terkecil terdapat pada jenis
Untuk melihat pengaruh dari jenis Formasi Gunungapi Kota Alam seluas
penggunaan dari penutup lahan terhadap 97,20 ha atau 0,1% dari luas Kabupaten
kerawanan banjir yang terjadi terhadap Kampar yang tersebar di Kecamatan
wilayah Kabupeten Kampar, jenis kampar Kiri Hulu.
penggunaan lahan ini dikelompokkan Indikator pengaruh geologi tehadap
dengan nilai skor dari 20 sampai dengan banjir dicirikan dengan pemberian warna
100. Hutan lahan kering primer dan Hutan tua hingga ke warna muda, dengan asumsi
lahan kering sekunder adalah jenis warna tua adalah formasi jenis batuan
384
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Riau
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Secara Terpadu 2017

yang sangat keras dan sangat sulit untuk lahan diberi bobot 0,3 dan peta geologi
ditembus air, sedangkan warna muda 0,2. Pertimbangan pemberian bobot ini
adalah formasi jenis batuan yang mudah berdasarkan besarnya pengaruh masing-
ditembus oleh air, sejalan dengan masing parameter terhadap kerawanan
Raharjo. et al. (2011) dimana, wilyah banjir dan juga berdasarkan jurnal-jurnal
yang sering mendapatkan banjir sering terdahulu yang relevan terhadap kajian ini
terjadi pada bentuk lahan fluviatil, yaitu seperti disajikan dalam Tabel 5.
pada dataran aluvium dan dataran
fluviatil. Dari 16 formasi jenis batuan 5.REFERENSI
yang ada di Kabupaten Kampar, skor
tertinggi dengan nilai 100 diberikan pada [1] Castleman, Kenneth R., 2004, Digital
formasi jenis batuan Aluvium, Aluvium Image Processing, Vol. 1, Ed.2, Prentice
tua, Aluvium muda, Anggota Tanjung Hall, New Jersey.
Pauh, Batuan Gunungapi Rhyo-andesite, [2] Gonzales, R., P. 2004, Digital Image
sedangkan skor terendah 20 diberikan Processing (Pemrosesan Citra Digital),
pada Granit ulak, Granit dan Granit Pulau Vol. 1, Ed.2, diterjemahkan oleh
Gading seperti disajikan dalam Tabel 4. Handayani, S., Andri Offset,
Yogyakarta.
Tabel 4. Jenis formasi geologi dan nilai [3] Wyatt, J. C, dan Spiegelhalter, D., 1991,
skor rawan banjir. Field Trials of Medical Decision-Aids:
No JENIS FORMASI Skor Potential Problems and Solutions,
1 Aluvium, Aluvium Muda, Aluvium 100 Clayton, P. (ed.): Proc. 15th Symposium
muda, Formasi Tanjung Pauh, Batuan on Computer Applications in Medical
Gunungapi Rhyo-andesite, Formasi Care, Vol 1, Ed. 2, McGraw Hill Inc,
Bahorok New York.
2 Formasi Brani, Formasi Gunugapi 80
Koto Alam, Formasi Kuantan, [4] Yusoff, M, Rahman, S.,A., Mutalib, S.,
Formasi Minas, Formasi Palembang, and Mohammed, A. , 2006, Diagnosing
Formasi Ombilin, Application Development for Skin
3 Formasi Pematang, Formasi Petani, Disease Using Backpropagation Neural
Formasi Sihapes 60
Network Technique, Journal of
Information Technology, vol 18, hal 152-
4 Formasi Telisa, Formasi Tahur 40
159.
5 Granit, Granit Ulak, Granit Pulau
Gading 20

Analisa Kerawanan Banjir


Dalam menganalisa kerawanan
terhadap terjadinya banjir di Kabupaten
Kampar adalah
dengan tumpang susun (Overlay) antar
peta curah hujan, peta kelas lereng, peta
penggunaan lahan dan peta geologi dalam
proses geoprocesing intersect yang
tersedia dalam perangkat SIG. Peta hasil
overlay diberikan skor dan pembobotan
seperti yang dilakukan oleh Darmawan, et
al. (2017) terhadap masing-masing jenis
peta yang ada didalamnya, dimana pada
peta curah hujan diberi bobot 0,3 peta
kelas lereng 0,2 dan peta penggunaan
385
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Riau
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Secara Terpadu 2017

386
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Riau

You might also like