You are on page 1of 18

PENGARUH GREEN KNOWLEDGE DAN GREEN AWARENESS

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN YANG DIMEDIASI OLEH


GREEN PURCHASE INTENTION PADA KONSUMEN SKINCARE
SERUM WAJAH SOMETHINC MN BEAUTY STORE DI KOTA
KENDARI
Waode Archistianty Atumpaeja, Endro Sukotjo, Indri Hapsari

Waode Archistianty atumpaeja (violeter.female@gmail.com )


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Kendari, Indonesia
Endro Sukotjo (endrosukoco@gmail.com)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Kendari, Indonesia
Indri Hapsari (indri1978fe@gmail.com )
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Kendari, Indonesia

ABSTRACT : This study aims to analyze the effect of Green Knowledge and Green Awareness on
purchasing decisions mediated by Green Purchase Intention. This type of research is quantitative
research. The sampling technique is purposive sampling technique as many as 50 respondents from
customers using Skincare Serum Somethinc facial at MN Beauty Store with the consideration that the
population cannot be determined with certainty how many there are or belong to an infinite
population. The data collection technique used is by distributing questionnaires. The data analysis
method in this study used the SEM-PLS. The results of this study indicate that Green Knowledge has a
positive and significant effect on Green Purchase Intention, Green Awareness has a positive and
significant effect on Green Purchase Intention, Green Knowledge has a positive and significant effect
on purchasing decisions, Green Awareness has a positive but not significant effect on purchasing
decisions, Green Purchase Intention has a positive and significant effect on later purchasing
decisions, Green Purchase Intention is not able to mediate the relationship between Green
Knowledge and Purchase Decisions, but Green Purchase Intention plays a full role or is able to
mediate the relationship between Green Awareness and purchasing decisions.
Keyword : Green Knowledge; Green Awareness; Green Purchase Intentions; Purchase decision;
skincare; SomeThinc Facial Serum; MN Beauty Store

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Green Knowledge dan Green
Awareness terhadap keputusan pembelian yang dimediasi oleh Green Purchase Intention. Jenis
Penelitian ini adalah Penelitian Kuantitatif. Adapun teknik pengambilan sampel yakni teknik
purposive sampling sebanyak 50 Responden dari pelanggan pengguna Skincare Serum wajah
Somethinc pada MN Beauty Store dengan pertimbangan bahwa populasi tidak dapat ditentukan
dengan pasti berapa jumlahnya atau tergolong dalam populasi tidak terhingga (Infinite Population).
Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner. Metode
analisis data dalam penelitian ini menggunakan SEM-PLS.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Green Knowledge berpengaruh positif serta signifikan terhadap Green Purchase Intention, Green
Awareness berpengaruh positif juga signifikan terhadap Green Purchase Intention, Green Knowledge
berpengaruh Positif serta signifikan terhadap keputusan pembelian, Green Awareness berpengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian, Green Purchase Intention berpengaruh
positif juga signifikan terhadap keputusan pembelian kemudian, Green Purchase Intention tidak
mampu memediasi hubungan antara Green Knowledge terhadap Keputusan Pembelian, akan tetapi
Green Purchase Intention Sangat berperan Penuh atau mampu memediasi hubungan antara Green
Awareness terhadap keputusan pembelian.
Kata Kunci: Green Knowledge; Green Awareness; Green Purchase Intention; Keputusan Pembelian;
Skincare; Serum Wajah Somethinc; MN Beauty Store
I. PENDAHULUAN
Kekhawatiran tentang reduksi lingkungan sedang meningkat saat ini. Khususnya di kota
Kendari, permasalahan utama yang dihadapi adalah terjadinya degradasi yang parah di
perairan teluk Kendari. Rendahnya kesadaran dari masyarakat kota Kendari yang tidak
mempermasalahkan dampak negatif dari membuang sampah sembarangan menjadi pemicu
terjadinya permasalahan lingkungan. Perlunya kesadaran masyarakat dalam membuang
sampah adalah hal terpenting untuk membuat lingkungan menjadi lebih bersih. Daur ulang
perlu diperkenalkan sejak dini agar terbiasa dengan aktivitas kehidupan sehari - hari untuk
pengelolaan sampah. Dengan munculnya masalah volume sampah orang menjadi lebih
peduli tentang keadaan lingkungan dan mulai mempelajarinya, (Riyanto et al., 2018).
Kesadaran masyarakat yang berkembang dari kepedulian lingkungan akan mengarah pada
green knowledge (Lin & Niu, 2018). Green knowledge dibutuhkan masyarakat terkait produk
dan aktivitas yang dapat berdampak pada lingkungan mengetahui fenomena dan isu terkini,
dampak penggunaan produk ramah lingkungan, dan manfaat yang dirasakan dari penggunaan
produk dengan label green brand. Konsumen yang memiliki green knowledge akan lebih
memilih menggunakan produk yang ramah lingkungan (Haws et al., 2014)
Pengetahuan lingkungan juga perlu didukung oleh green awareness dari konsumen
terhadap produk – produk ramah lingkungan. Pada hakikatnya, pengetahuan lingkungan
mengarah kepada green awareness yang merupakan awal mula adanya niat pembelian, (Rana
& Paul, 2017)). Green awareness menjadi salah satu target untuk menunjukkan tanggung
jawab konsumen dalam usaha peduli lingkungan sebelum aktivitas pembelian. Pada dasarnya,
green knowledge dan green awareness adalah faktor personal yang mendorong konsumen
untuk membeli produk yang ramah lingkungan. Apabila green knowledge dan green
awareness telah mempengaruhi konsumen, maka dapat meningkatkan keputusan konsumen
dalam pembelian produk yang ramah lingkungan (Sharma, 2021)
Mulai tumbuhnya Green Knowledge dan Green awareness konsumen akan pelestarian
lingkungan mempengaruhi daya saing perusahaan dalam memasarkan produk ramah
lingkungan. Salah satunya adalah perusahaan kosmetik dan skincare, Industri kosmetik
adalah industri dengan pertumbuhan tercepat dalam hal permintaan konsumen, dan seiring
dengan meningkatnya kerusakan lingkungan, hal itu juga berdampak pada permintaan
konsumen akan kosmetik ramah lingkungan, (Semenzato et al., 2018).
Salah satu produk kosmetik skincare lokal dalam negeri yang juga mengkampanyekan
mengenai go green yakni product Somethinc. Keunggulan Somethinc yakni hadir dengan
formulasi bahan dengan konsep clean beauty, dimana kandungan bahan – bahan yang
digunakan terbebas dari toxin dan bahan kimia yang jika digunakan dalam jangka panjang
tidak memberikan efek samping. Hal ini tentu sesuai bagi konsumen yang memiliki concern
terhadap lingkungan. Somethinc menghadirkan rangkaian produk perawatan diantaranya
essence , Facial Wash, serum, chemical exfoliant, eye cream, toner, sampai pelembab.
Banyak penelitian berfokus pada niat hingga keputusan membeli produk ramah
lingkungan. Peneliti melihat ada banyak penelitian tentang produk ramah lingkungan.
Misalnya variabel terpenting yang digunakan adalah Environmental knowledge,
environmental consciousness, social norms and purchasing behavior terhadap minat
pembelian (Lin & Niu, 2018), green brands, attitude, and knowledge terhadap niat pembelian
produk ramah lingkungan, (Suki, 2016). green activity, norma subjektif, perceived green
knowledge dan social visibility terhadap keputusan pembelian ramah lingkungan, (Noor,
2017). green awareness, green commitment, green companies, green circle dan green
experience terhadap keputusan pembelian ramah lingkungan, (Suryodiharjo & Martini,
2020). green awareness, green product , green price, citra merek dan pengaruh social
terhadap keputusan pembelian produk kosmetik ramah lingkungan, (Lestari, 2020), namun

2
masih jarang penelitian yang fokus dan mengkolaborasikan Green Knowledge dan Green
Awareness terhadap minat pembelian dan Green Knowledge dan Green Awareness terhadap
keputusan pembelian ramah lingkungan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan menguji pengaruh
antara variabel – variabel Green Knowledge dan Green Awareness terhadap Green Purchase
Intention, Green Knowledge dan Green Awareness terhadap keputusan pembelian ramah
lingkungan serta pengaruh variabel Green Knowledge dan Green Awareness terhadap
keputusan pembelian yang dimediasi oleh Green Purchase Intention.

II. KAJIAN TEORITIS


Green Marketing
Aspek green marketing biasanya dikaitkan dengan berbagapi istilah seperti pemasaran
ekologis, pemasaran berkelanjutan, strategi perlindungan lingkungan dan pemasaran ramah
lingkungan, (Abzari et al., 2013). Green marketing menjelaskan bagaimana strategi praktek
yang dilakukan dalam pemasaran ramah lingkungan oleh perusahaan yang akan
mempengaruhi kemapuan perusahaan tersebut. Strategi green marketing yang dibuat oleh
perusahaan akan memungkinkan perusahaan untuk menggunakan produk dan kualitas yang
berbeda untuk memasuki pasar yang baru yang dapat berpengaruh terhadap performa dari
perusahaan. Crane, 2000 dalam (Eneizan et al., 2016)

Green Knowledge
Green knowledge mengacu pada fakta, konsep dan hubungan antara lingkungan dan
ekosistemnya. Sederhananya, Green Knowledge mencakup pengetahuan masyarakat tentang
lingkungan, hubungan dengan aspek dan dampak lingkungan, pemahaman tentang
"keseluruhan sistem", dan tanggung jawab bersama yang diperlukan untuk pembangunan
berkelanjutan. Istilah yang terkait erat adalah "literasi lingkungan" (Lo & Fryxell, 2003).
Green knowledge mengacu pada informasi tentang dampak lingkungan dari interaksi
masyarakat dan perilaku pembelian konsumen produk ramah lingkungan. Konsumen yang
memiliki green knowledge cenderung lebih memilih menggunakan produk yang ramah
lingkungan. Memiliki green knowledge yang memadai membantu konsumen membuat
keputusan pembelian yang terinformasi, tetapi konsistensi pengetahuan ini belum diverifikasi
seperti yang diamati.(B. Kumar et al., 2017)
Dalam Sharma (2021) mengatakan bahwa green knowledge merupakan salah satu faktor
pribadi yang mempengaruhi pembelian yang ramah lingkungan yang mengacu pada :
Kepedulian lingkungan, Ingatan dan persepsi serta Promosi produk ramah lingkungan.

Green Awareness
Menurut Rana & Paul (2017) dalam pengamatannya bahwa pengetahuan lingkungan
mengarah kepada green awareness dan merupakan awal mula adanya niat pembelian.
Konsumen yang memiliki green awareness tertarik pada gaya hidup ekologis, yaitu
kesadaran dalam memilih dan menolak produk dan juga menjadi sukarelawan dalam berbagai
acara, yang diperkenalkan untuk melindungi lingkungan. adanya kesadaran dan tanggung
jawab terhadap diri mendorong niat untuk menggunakan green product. Selain itu, menurut
Maruyama et al., (2019)) mengemukakan bahwa kontribusi pendidikan lingkungan, ilmu
pengetahuan dan teknologi seperti melatih pemulung di titik pengiriman sukarela,
meningkatkan gerakan daur ulang dan pengemasan yang lebih berkelanjutan serta pesan
positif dalam pelabelan dapat mempercepat pemahaman dan dapat meningkatkan green
awareness.

3
Dalam Sharma (2021) mengatakan bahwa green awareness merupakan salah satu faktor
personal yang mempengaruhi pembelian yang ramah lingkungan yang mengacu pada : Eco –
knowledge, Resiko yang dibayangkan, Eco – labeling dan tanggung jawab terhadap diri
sendiri.

Green Purchase Intention

Green purchase intention dikonseptualisasikan sebagai kemungkinan dan kemauan untuk


memberikan preferensi pada produk yang memiliki fitur ramah lingkungan dibandingkan
dengan produk tradisional lainnya dalam pertimbangan pembelian. Dalam tahap evaluasi,
konsumen memberi peringkat merek dan bentuk sebagai bagian dari pertimbangan dalam
proses niat pembelian. Namun, dua factor dapat muncul antara niat pembelian dan keputusan
pembelian, (Mei et al., 2012). citra organisasi, pengetahuan lingkungan dan kesadaran, sikap
positif dan kepuasan pembelian sebelumnya diindetifikasi sebagai awal utama adanya niat
konsumen untuk pembelian selanjutnya. Konsumen secara bebas dapat mengevaluasi
persepsi dan kepuasan mereka. Akan tetapi nilai juga terlibat dalam mempengaruhi adanya
niat beli, (Nguyen et al., 2019).
Sharma (2021) mengemukakan bahwa ada lima indikator yang mempengaruhi green
purchase intention antara lain : Kepuasan, Kesadaran, Pengendalian diri, Bermanfaat, dan
Nilai merek.

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian digambarkan dalam bentuk upaya mendukung perusahaan yang


peduli terhadap lingkungan, membeli produk yang ramah lingkungan (Albayrak et al., 2013).
Dan menjadikannya sebagai praktik konsumsi berkelanjutan, praktik itu menjadi norma, yang
pada gilirannya mendorong orang lain untuk mengadopsi praktik tersebut, (Gadenne et al.,
2011). Serta cenderung berbelanja lebih banyak terhadap produk yang ramah lingkungan,
(Essoussi & Linton, 2010). Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh dua faktor,
yang pertama faktor intrinsik bagi konsumen seperti tanggung jawab lingkungan, pencarian
untuk memperoleh pengetahuan, kepentingan pribadi, kemauan dalam bertindak untuk
konservasi sumber daya dan mengurangi dampak terhadap lingkungan. Selain itu, faktor
ekstrinsik lainnya bagi konsumen terkait dengan citra sosial konsumen, dan atribut produk
(misalnya kualitas produk, keamanan, kinerja, harga, promosi dan dampak pada kesehatan
manusia). Perilaku yang sebenarnya merupakan hasil dari kebiasaan konsumen yang teratur,
pengetahuan akan produk dan faktor situasional seperti upaya promosi (Vermeir & Verbeke,
2004).
Kumar & Ghodeswar, (2015) mengemukakan beberapa indikator dalam keputusan
pembelian antara lain : Citra diri, Citra social dan Manfaat memilih produk ramah
lingkungan.

Hubungan antar variabel


Green knowledge memiliki pengaruh positif dan signifikan pada green purchase
intention
Beberapa penelitian menunjukan bahwa green knowledge memiliki pengaruh terhadap
green purchase intention seperti yang ditunjukan oleh Winda Ryantari & Ketut Giantari,
(2020) , hasil risetnya menunjukan bahwa green knowledge berpengaruh positif terhadap niat
beli. Lee, (2017) dalam hasil risetnya ditemukan bahwa green knowledge memiliki dampak
langsung pada green purchase intention. Dari hasil penelitian Suki (2016) menyatakan green
knowledge merupakan penentu paling signifikan dari green purchase intention. Riset Debora
4
Indriani (2019) menunjukan bahwa pengetahuan lingkungan tidak berpengaruh langsung
terhadap green purchase intention .
H1 : diduga green knowledge memiliki pengaruh signifikan terhadap green purchase
intention.

Green Awareness memiliki pengaruh positif dan signifikan pada green purchase
intention
Green awareness merupakan salah satu tujuan dari konsumen untuk menunjukan
tanggung jawabnya melindungi lingkungan sebelum kegiatan pembelian. Riset yang
dilakukan oleh Sari & Widowati (2014) menunjukan bahwa green awareness berpengaruh
signifikan terhadap niat beli. Begitu pula dengan riset Ayodele ( 2017) memberikan bukti
empiris bahwa green awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase
intention. Pada riset yang dilakukan Braimah (2015) menunjukan bahwa mayoritas
konsumen tidak akan beralih dari merek pilihan mereka sekalipun merek yang tidak disukai
lebih ramah lingkungan.
H2 : diduga green awareness memiliki pengaruh signifikan pada green purchase intention.

Green knowledge memiliki pengaruh positif dan signifikan pada keputusan pembelian
Menurut Chang (2019) Green knowledge menunjukan keyakinan individu tentang
keberadaan dari faktor yang memfasilitasi kinerja dari perilaku. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Saleky & Souisa (2019) menyatakan bahwa green product knowledge
memiliki pengaruh secara langsung terhadap keputusan pembelian konsumen. Noor (2017)
menunjukan pengaruh positif dan signifikan antara green knowledge dan keputusan
pembelian hijau. Septifani (2014) hasil risetnya menunjukan bahwa pengetahuan memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
H3 : diduga Green Knowledge berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Green Awareness memiliki pengaruh positif dan signifikan pada keputusan pembelian
Green awareness adalah kesadaran konsumen untuk mengingat, mengenali dan
mengingat fitur lingkungan dari sebuah merek. Pengetahuan akan lingkungan perlu didukung
oleh green awareness oleh konsumen terhadap produk – produk yang ramah lingkungan
(Suki, 2016). Dalam penelitian yang dilakukan Prayoga (2020) menyatatakan bahwa green
awareness berpengaruh positif tapi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan. Suki
(2013) menyatakan bahwa green awareness terhadap suatu produk berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian produk yang ramah lingkungan. Farahrozi & Verinita (2020)
hasil risetnya menyatakan bahwa kesadaran akan green product, berpengaruh positif
keputusan pembelian produk yang ramah lingkungan. Berbeda dengan hasil riset
Suryodiharjo & Martini (2020) yang mengatakan bahwa green awareness tidak memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
H4 : diduga Green awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.

Green Purchase Intention memiliki pengaruh positif dan signifikan pada keputusan
pembelian
Minat beli adalah perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang
menunjukan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian. Dalam penelitian Sriyanto &
Kuncoro (2019) menyatakan bahwa variabel independent (purchase intention) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel dependent (keputusan pembelian). Yoon (2002) hasil
risetnya menyimpulkan bahwa anteseden purchase intention menunjukan respon yang
signifikan dalam konteks pengambilan keputusan pembelian. Rahma (2007) dalam
5
penelitiannya mengatakan bahwa minat beli berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian.
H5 : diduga green purchase intention berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.

Green knowledge berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian yang


dimediasi oleh green purchase intention.
Pada penelitian Kusuma (2017) dimana green marketing dan pengetahuan lingkungan
menjadi variabel independent dan dimediasi oleh minat beli terhadap keputusan pembelian
membuktikan bahwa green marketing dan pengetahuan lingkungan memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap minat beli dan keputusan pembelian, namun minat beli tidak
terbukti menjadi variabel intervening terhadap hubungan green marketing dengan keputusan
pembelian maupun hubungan pengetahuan lingkungan dengan keputusan pembelian.
Kartikasari (2018) dalam hasil risetnya menyatakan bahwa green marketing dan
pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap minat membeli dan keputusan pembelian dan
minat membeli berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
H6 : diduga green knowledge berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian
yang dimediasi oleh green purchase intention.

Green Awareness berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian yang


dimediasi oleh green purchase intention.
Hasil riset Alfonita (2018) dimana sosial media marketing, brand awareness menjadi
variabel independent dan dimediasi oleh minat beli terhadap keputusan pembelian
mengemukakan bahwa Brand Awareness berpengaruh terhadap minat beli dengan
menyumbang 31,3% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor selain brand awareness.
Sedangkan, minat beli berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan menyumbang
23,3% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh factor selain minat beli. Berdasarkan hasil analisis
dua tahap diketahui bahwa variabel minat beli dapat menjadi variabel intervening dari social
media marketing dan brand awareness terhadap keputusan pembelian. Hutter (2013) hasil
risetnya menganalisis pengaruh aktivitas media sosial merek dan keterlibatan media sosial
peserta terhadap proses keputusan pembelian konsumen. Temuan mereka menunjukkan
bahwa keterlibatan dengan fanpage Facebook memiliki efek positif pada kesadaran merek
konsumen, aktivitas WOM, dan niat membeli.
H7 : diduga green awareness berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian
yang dimediasi green purchase intention

6
sumber : data diolah peneliti, 2022

III. METODOLOGI PENELITIAN


Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei, yaitu dengan cara mengumpulkan data
dan informasi untuk memperoleh fakta-fakta dan keterangan mengenai konsumen dalam
keputusan pembelian dari responden. pendekatan survey berbasis kuesioner digunakan untuk
mendapatkan tanggapan dari responden. Metode kuesioner lebih disukai karena lebih
memungkinkan pengumpulan banyaknya tanggapan dalam waktu yang singkat (Ozaki &
Sevastyanova, 2011).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan obyek penelitian yakni, green knowledge,
green awareness, green purchase intention dan keputusan pembelian skincare serum wajah
Somethinc dengan subyek penelitian yakni konsumen pengguna skincare serum wajah
Somethinc di MN beauty store yang telah menggunakan lebih dari satu tahun. Lokasi
Penelitian yang dipilih oleh peneliti yakni MN beauty store Kendari yang terletak di jalan AH
Nasution no 97 Anduonohu Kelurahan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen pengguna skincare serum wajah
Somethinc yang telah menggunakan selama lebih dari satu tahun dan berdomisili di kota
Kendari. Dalam penelitian ini populasi tidak dapat ditentukan dengan pasti berapa jumlahnya
atau tergolong dalam populasi tidak terhingga (Infinite Population). Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling,
Pertimbangan menggunakan teknik purposive sampling yaitu :
 konsumen yang pernah menggunakan produk serum wajah Somethinc minimal sekali
pemakaian.
 konsumen pengguna skincare serum wajah Somethinc yang telah menggunakan
selama lebih dari satu tahun.
sampel yang digunakan peneliti yakni sebanyak 50 responden. Merujuk pedoman dalam
pengukuran sampel yang mengatakan ukuran sampel harus sama dengan atau lebih besar : 10
kali jumlah terbesar dari structural paths yang diarahkan pada konstruk dalam model
7
structural. Aturan ini setara dengan mengatakan bahwa minimum ukuran sampel harus 10
kali jumlah anak panah maksimum yang menunjuk pada variabel laten dalam model jalur
PLS, (Hair dkk., 2017).

Teknik analisis data


Peneliti menggunakan program smart PLS.3.2.9 untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan SEM (Structural Equation Modelling) untuk melakukan analisis faktor,
dimana penggunaannya dapat lebih efektif dan efisien. Dalam penelitian ini menggunakan
pengolahan dan analisis data secara kuantitatif dengan data yang diperoleh melalui
penyebaran kuesioner dan penarikan kesimpulan dengan menggabungkan tanggapan
responden. Instrument penelitian yang dibuat kemudian mencoba mengubah data kuantitatif
sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari dengan menggunakan metode statistik yang
diterapkan setelah kuesioner disebarluaskan.
Validitas dan reabilitas instrument akan diuji didalam penelitian ini dengan tujuan untuk
memastikan bahwa keandalan dan ketepatan perolehan data agar data layak diuji dan akan
memperoleh hasil yang dapat memberikan gambaran tentang fenomena penelitian. Uji
validitas pada riset ini yaitu melalui cara pengujian validitas konvergen serta validitas
diskriminan.
Data akan dianalisa memakai Partial Least Square (PLS). Analisis menggunakan aplikasi
PLS-SEM dibagi menjadi 2 sub model yakni model pengukuran (outer model) & model
struktural (inner model). Model pengukuran (outer model) membuktikan bagaimana variable
manifest atau observed variable mewakili variable laten buat diukur. Sedangkan model
struktural mendeskripsikan kekuatan antar variable laten atau konstruk (Latan & Noonan,
2017)
Definisi Operasional Variabel
Green knowledge mengacu pada informasi mengenai dampak dari interaksi masyarakat
terhadap lingkungannya dan perilaku pembelian dari konsumen terhadap produk ramah
lingkungan (Biswas & Roy, 2015).
Tiga indikator yang digunakan untuk mengukur variabel green knowledge (Sharma, 2021) :
 Kepedulian lingkungan, pelanggan mengetahui isu dan dampak buruk yang terjadi pada
lingkungan apabila masih menggunakan produk yang tidak ramah lingkungan.
 Ingatan atau dasar persepsi , Pelanggan berharap bahwa produk Somethinc dapat
memiliki manfaat pada pelestarian lingkungan.
 Promosi ramah lingkungan, pelanggan menggunakan produk Somethinc karena ikut
mempromosikan sekaligus berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan.
Green awareness merupakan tahap awal yang penting dari perilaku pembelian produk
ramah lingkungan. Green awareness adalah kesadaran konsumen akan lingkungan
sekitarnya. konsumen yang sadar lingkungan lebih memiliki kemungkinan untuk
mengembangkan niat pembelian yang ramah lingkungan. Empat indikator yang digunakan
untuk mengukur variabel green awareness (Sharma, 2021) :
 Pengetahuan ramah lingkungan (eco – knowledge), Pelanggan mengetahui masalah
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri.
 Resiko yang dibayangkan (expected risk), pelanggan dapat meminimalisir resiko
lingkungan yang terjadi dengan memilih produk Somethinc.
 Label yang ramah lingkungan (eco – labeling), Pelanggan mudah mengenali label
produk Somethinc.
 Tanggung jawab terhadap diri sendiri (self – responsibility), Pelanggan memiliki bentuk
rasa tanggung jawab terhadap dirinya dengan memilih menggunakan produk Somethinc.

8
Green purchase intention merupakan perilaku yang penting dalam perilaku pembelian
yang nyata dari individu berdasarkan teori perencanaan perilakunya (Albayrak et al., 2013).
Lima indikator yang digunakan untuk mengukur variabel green purchase intention (Sharma,
2021) :
 Kepuasan (Satisfaction), Pelanggan memiliki kepuasan menggunakan produk Somethinc.
 Kesadaran (awareness), Pelanggan sadar akan penggunaan produk Somethinc dapat
membantu mengatasi masalah pencemaran lingkungan.
 Pengendalian diri (locus of control), Pelanggan percaya dengan membeli produk
Somethinc adalah bentuk tanggung jawabnya dalam mengendalikan lingkungannya.
 Bermanfaat (Usefulness), Pelanggan merasa produk Somethinc lebih bermanfaat.
 Nilai merek (brand value) , Pelanggan senang membeli produk Somethinc sekalipun
harganya lebih mahal.
Keputusan pembelian digambarkan dalam bentuk upaya mendukung perusahaan yang
peduli terhadap lingkungan, membeli produk yang ramah lingkungan , dan menjadikan
praktik konsumsi berkelanjutan serta cenderung berbelanja lebih banyak terhadap produk
yang ramah lingkungan (Albayrak et al., 2013).
Tiga indikator yang digunakan untuk mengukur variabel keputusan pembelian yang ramah
lingkungan (P. Kumar & Ghodeswar, 2015) :
 Citra diri, Pelanggan merasa bangga memilih untuk membeli produk Somethinc
 Citra social, Pelanggan membeli produk Somethinc yang menggunakan kemasan daur
ulang
 Manfaat memilih produk ramah lingkungan, Pelanggan percaya pada manfaat performa
produk Somethinc.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden
Tabel 1. Karakreristik respoden
Isi Frekuensi Persentase (%)
Usia (Wanita)
16 – 20 Tahun 17 34
21 – 25 Tahun 15 30
26 – 30 Tahun 8 16
31 – 35 Tahun 10 20
Total 50 100
Tingkat Pendidikan
SLTA 21 42
Diploma (D1,D2,D3) 5 10
Sarjana (S1) 21 42
Pasca Sarjana (S2) 3 6
Total 50 100
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa 24 48
PNS/TNI/Polri 9 18
Wiraswasta 4 8
Lainnya 13 26
Total 50 100
Sumber : data diolah peneliti 2022

9
Dari output hasil tabulasi data diatas dapat diuraikan bahwasanya yang menjadi
responden dalam penelitian ini didominasi oleh wanita dari range usia 16 – 20 Tahun dengan
presentase 34%, disusul dengan wanita range usia 21 – 25 Tahun sebesar 30%, dilanjutkan
oleh wanita dengan usia kisaran 31 – 35 Tahun dengan persentase 20%, dan wanita dengan
usia kisaran 26 -30 Tahun sebesar 16%. Untuk tingkat pendidikan responden dengan tingkat
pendidikan SLTA dan Sarjana (S1) memiliki persentase yang sama yakni sebesar 42%,
dilanjutkan dengan tingkat pendidikan Diploma sebesar 10% dan Pasca Sarjana sebesar 6%.
Selanjutnya untuk pekerjaan responden didominasi oleh Mahasiswa sebesar 48%, disusul
oleh pekerjaan Lainnya sebesar 26%, kemudian PNS sebesar 18% dan Wiraswasta sebesar
8%.

Uji Validitas dan reliabilitas


Uji validitas bertujuan untuk mengetahui ketepatan tiap butir instrumen. Sebagai uji coba
instrument, Kuisioner dikatakan valid apabila pertanyaan yang ada di kuisioner ahli dalam
menerangkan setelah itu kueisioner yang akan mengukur. Uji validitas pada riset ini yaitu
melalui cara pengujian validitas konvergen serta validitas diskriminan. Uji validitas
konvergen digunakan untuk mengukur besarnya korelasi antara konstruk maka dapat
dilakukan dengan memeriksa besarnya nilai outer loading setiap indikator. Dasar
pengambilan keputusan guna validitas konvergen ialah nilai outer loading pada setiap
indikator > 0,7 namun nilai antara 0,6 – 0,7 dinyatakan sebagai nilai konsistensi internal yang
mencukupi untuk riset yang sifatnya eksploratori, (Hair dkk., 2017).
Uji validitas diskriminan dapat dilakukan dengan memeriksa an square root of average
variance axtracted (AVE). yang dimaksud AVE ialah sebuah pengujian guna menentukan
validitas sebuah konstruk. Agar dikatakan valid, maka konstruk harus memiliki nilai AVE >
0,5 (Hair dkk., 2017). Reliabilitas suatu skala diartikan sejauh mana suatu proses pengukuran
bebas dari kesalahan (error). Kehandalan (reliability) sangat berkaitan dengan akurasi dan
konsistensi. Suatu Skala dikatakan handal/reliabel, jika menghasilkan hasil yang sama ketika
pengukuran dilakukan berulang serta dilakukan dalam kondisi konstan (sama), (Ahyar,
2020).
Kuesioner dikatakan dapat diandalkan. Reliabilitas komposit, nilai AVE, dan Cronbach
alpha semuanya diuji sebagai bagian dari uji reliabilitas dalam penelitian ini:
Composite Reliabilitas membuktikan indikator tetap dalam menilai konstruk. Guna menilai
reliabilitas disarankan memakai nilai composite reliability. Konstruk yang terbentuk
mempunyai reliabilitas memuaskan atau reliabel jika nilai dari composite reliability >0,7
(Hair et al., 2018). Cronbach Alpha yang konsisten tiap jawaban yang dikemukakan serta
cronbach alpha dianggap baik apabila nilainya > 0,7 (Hair et al., 2018).

10
Tabel 2. Hasil uji validitas dan reliabilitas
Variabel Outer Cronbach’s Composite AVE Keterangan
Loading Alpha Reability
Green Knowledge 0,711 0,821 0,535 Reliabel
GK1 0,736 Valid
GK2 0,746 Valid
GK3 0,731 Valid
GK4 0,711 Valid
Green Awareness 0,731 0,831 0,552 Reliabel
GA1 0,786 Valid
GA2 0,734 Valid
GA3 0,760 Valid
GA4 0,688 Valid
Green Purchase Intention 0,855 0,896 0,634 Reliabel
GPI1 0,774 Valid
GPI2 0,806 Valid
GPI3 0,822 Valid
GPI4 0,840 Valid
GPI5 0,736 Valid
Keputusan Pembelian 0,804 0,883 0,717 Reliabel
KP1 0,881 Valid
KP2 0,736 Valid
KP3 0,913 Valid
Sumber Data : Data diolah peneliti 2022

Berdasarkan tabel diatas, maka bisa diambil kesimpulan bahwasanya tiap variabel telah
memenuhi kriteria yaitu valid dan reliabel (Joseph F. Hair, 2017). Nilai outer loading bisa
menampilkan besarnya nilai korelasi antara indikator dengan variabel laten (nilai outer
loading > 0,7 dikatakan Valid), nilai AVE yakni salah satu teknik pengujian guna
menampilkan validitas sebuah konstruk (nilai AVE > 0,5 dikatakan valid), nilai Composite
Reliability digunakan untuk pengujian reliabilitas diperkuat dengan cronbach alpha (nilai
Cronbach Alpha > 0,7 dikatakan reliabel).

11
Gambar 2. 2 Model PLS (Full Model)
Sumber Data : Data diolah peneliti menggunakan smartPLS 3.2.9 2022

Analisis Model Struktural (Inner Model)

Melakukan evaluasi terhadap model struktural guna mementukan nilai R-Square serta
tingkat signifikansi dari koefisien jalur, (Hair dkk., 2017). Nilai R-Square dipakai guna
memprediksikan kekuatan dari model guna menjelaskan variasi dari variabel endogen. Nilai
dari koefisien jalur dipakai guna memprediksi adanya hubungan antara variabel eksogen
terhadap variabel endogen. Nilai dari koefisien jalur didapatkan dari metode bootstrapping.
Pada dasarnya pengambilan keputusan R-Square untuk model struktural ialah apabila nilai R-
Square yakni 0,75 dapat diartikan kuat atau substansial, apabila nilai R-Square 0,5 dapat
diartikan sedang atau moderat, dan jika nilai R-Square 0,25 dapat diartikan lemah (Hair dkk.,
2017).

Tabel 3. Nilai R-Square Variabel Endogen


Variabel Endogen R-Square

Green Purchase Intention 0,501

Keputusan Pembelian 0.586

Sumber data : data diolah peneliti,2022

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan nilai R-Square yakni variabel Green Purchase
Intention 0,501 atau 50,1%, yang berarti moderat, dari hal tersebut menunjukkan bahwa
variabel Green Purchase Intention hanya mampu dijelaskan sebesar 50,1% oleh variabel
Green Knowledge dan Variabel Green Awareness, sedangkan 49,9% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.sedangkan untuk variabel keputusan pembelian
sebesar 0,586 atau 58,6% yang juga berarti moderat, dari hasil nilai R-Square menunjukkan
12
bahwa sebesar 58,6% hanya mampu dijelaskan oleh variabel Green Knowledge dan Variabel
Green Awareness dan 41,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.

UJI HIPOTESIS

Pengujian hipotesis signifikansi parameter dilakukan guna mengetahui antara hubungan


dari variabel penelitian. Uji hipotesis dapat diteruskan setelah model penelitian dapat
memenuhi uji asumsi serta kelayakan. Hipotesis penelitian dilakukan pengujian nilai T-
Statistic atau P-Value dari kausalitas hasil olah data.nilai T-Statistic yang terdapat pada
penelitian ini adalah > 1,96, kemudian nilai P-Value < 0,05 maka bisa dikatakan hipotesisnya
diterima serta memiliki pengaruh positif ,(Hair dkk., 2017).
Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil uji Hipotesis
Hipotesis T-statistic P-Value Kesimpulan
H1 Green knowledge berpengaruh positif 2,192 0,027 Diterima
dan signifikan terhadap Green Purchase
Intention
H2 Green Awareness berpengaruh positif 4,391 0,000 Diterima
dan signifikan terhadap Green Purchase
Intention
H3 Green knowledge berpengaruh positif 2,212 0,027 Diterima
dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian
H4 Green Awareness berpengaruh positif 1,444 0,161 Ditolak
dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian
H5 Green Purchase Intention berpengaruh 4,391 0,000 Diterima
positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian
H6 Green knowledge berpengaruh positif 1,866 0,088 Ditolak
dan signifikan terhadap keputusan
pembelian dengan mediasi Green
Purchase Intention
H7 Green Awareness berpengaruh positif 2,896 0,002 Diterima
dan signifikan terhadap keputusan
pembelian dengan mediasi Green
Purchase Intention
Sumber data : data diolah peneliti 2022

Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa terdapat lima hipotesis yang diterima dan
dua hipotesis yang tidak ditolak. H1 menyatakan bahwa ada hubungan positif yang searah
serta bermakna antara Green knowledge dan Green Purchase Intention, dengan kata lain,
makin tinggi faktor green knowledge semakin meningkat juga Green Purchase Intention.
Pada dasarnya, Green Knowledge atau Pengetahuan tentang lingkungan mengacu pada
subyek dan fenomena yang terjadi di alam dan mempengaruhi perilaku individu. Konsumen
dengan Green Knowledge akan memahami implikasinya, menyadari masalah lingkungan dan
meningkatkan minat mereka untuk membeli produk Somethinc. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya diantaranya : Lee, (2017) hasil risetnya menyatakan
13
bahwa Green knowledge berpengaruh positif dan signifkan terhadap Green Purchase
Intention. Suki, (2016) hasil penelitiannya menunjukan bahwa Green Knowledge
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Green Purchase Intention. Green Knowledge
menyebabkan konsumen mengembangkan kesadaran Green Marketing yang positif dan
memperkuat minat konsumen dalam menjaga lingkungan. Winda Ryantari & Ketut Giantari,
(2020) hasil risetnya menunjukan bahwa Green Knowledge berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Green Purchase Intention.
Hipotesis 2 (H2) menyatakan ada hubungan positif yang searah serta bermakna antara
Green Awareness dan Green Purchase Intention, hal ini berarti dari sudut konsumen,
memiliki Green Awareness berarti akan memiliki tanggung jawab untuk dirinya dan
meningkatkan minat belinya serta beralih ke produk yyang ramah lingkungan seperti
Somethinc. Green Awareness mempengaruhi perilaku manusia dalam berbagai hal, seperti
perubahan gaya hidup, preferensi produk ramah lingkungan yang terus meningkat, dan
bagaimana mereka menjadi lebih peduli terhadap kerusakan lingkungan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu : Ayodele et al., (2017) dalam hasil penelitiannya
menyatakan bahwa Green Awareness berpengaruh positif dan signifkan terhadap Green
Purchase Intention. Lestari et al., (2021) dalam hasil risetnya menunjukan bahwa Green
Awareness berpengaruh positif dan signifkan terhadap Green Purchase Intention.
Hipotesis 3 (H3) menyatakan bahwa ada hubungan positif yang searah serta bermakna
antara Green Knowledge terhadap Keputusan Pembelian, hal ini berarti semakin tinggi Green
Knowledge maka keputusan pembelian pun semakin meningkat. Hal ini disebabkan Green
Knowledge yang dimiliki konsumen akan memberikan kepastian dan menjamin apa yang
akan diperoleh konsumen dari keputusan pembelian produk yang ramah lingkungan. Oleh
karena itu, akan lebih baik dan lebih mudah bagi pemasar dan/atau produsen untuk
meningkatkan pengetahuan lingkungan agar lebih luas mendorong konsumen untuk membeli
produk ramah lingkungan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya,
diantaranya : Hanjaya, (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Green Knowledge
berpengaruh positif dan signifkan terhadap Keputusan Pembelian.Noor, ( 2017) hasil risetnya
menunjukan bahwa Green Knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian. Saleky & Souisa, (2019) hasil risetnya menunjukan bahwa Green knowledge
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
Hipotesis 4 (H4) menyatakan bahwa adanya hubungan positif yang searah antara Green
Awareness terhadap keputusan pembelian namun tidak berpengaruh signifikan, hal tersebut
berarti semakin tinggi Green Awareness maka Keputusan Pembelian semakin meningkat
akan tetapi hubungan antara Green Awareness terhadap Keputusan Pembelian tidak memiliki
makna yang berarti, hal ini berdasarkan tanggapan responden mengenai Green Awareness
terhadap keputusan pembelian skincare Somethinc di MN Beauty Store sudah baik, namun
bisa dikembangkan lagi menjadi potensi bagi MN Beauty Store sebagai stokist bekerjasama
dengan Perusahaan Somethinc untuk mengatur ulang strategi terkait kinerja produk
Somethinc guna meningkatkan kesadaran konsumen terkait tanggung jawab terhadap diri dan
berpartisipasi dalam perlindungan lingkungan bersama-sama dengan lebih intens
mengkampanyekan produk Somethinc itu sendiri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya diantaranya :
Tridiwianti & Harti, (2020), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Green Awareness
bepengaruh positif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Prayoga et al., (2020), hasil penelitiannya menunjukan bahwa Green Awareness berpengaruh
positif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hipotesis 5 (H5) menyatakan bahwa ada hubungan positif yang searah serta bermakna
antara Green Purchase Intention dan Keputusan Pembelian, hal ini berarti semakin tinggi
Green Purchase Intention maka keputusan pembelian pun semakin meningkat. Hasil
14
penelitian ini menunjukan bahwa Green Purchase Intention merupakan faktor yang sangat
penting dalam proses pengambilan keputusan konsumen untuk membeli produk Skincare
Somethinc. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya diantarannya :Septifani
et al., (2014) dalam risetnya menyatakan bahwa Green Purchase Intention berpengaruh
positif dan signifkan terhadap Keputusan Pembelian. Sriyanto & Kuncoro, (2019) dalam
risetnya menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari Green Purchase
Intention terhadap Keputusan Pembelian.
Hipotesis 6 (H6) menyatakan ada hubungan positif yang searah akan tetapi tidak
bermakna antara green knowledge terhadap keputusan pembelian yang dimediasi oleh Green
Purchase Intention, hal ini berarti peran Green Purchase Intention sebagai no mediation atau
tidak berperan, keberadaan Green Purchase Intention tidak diperlukan sama sekali karena
dapat merusak hubungan langsung antara green knowledge dan keputusan pembelian yang
positif dan signifikan. Hal ini berarti, dengan adanya Green Knowledge atau pengetahuan
ramah lingkungan, akan berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian konsumen
terhadap produk skincare Somethinc, tanpa perlu dipengaruhi oleh minat beli, konsumen
pasti akan mengambil keputusan untuk membeli produk ramah lingkungan skincare
Somethinc karena sudah memiliki green knowledge yang lebih baik.Hal ini sejalan dengan
riset penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh : Kusuma et al., (2017) hasil risetnya
menunjukan bahwa Green Knowledge memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli dan keputusan pembelian namun minat beli tidak terbukti menjadi variabel
intervening terhadap hubungan Green Knowledge dan Keputusan pembelian.
Hipotesis 7 (H7) menyatakan ada hubungan positif yang searah dan bermakna antara
Green Awareness terhadap keputusan pembelian yang dimediasi oleh Green Purchase
Intention, hal ini berarti peran Green Purchase Intention sebagai Full Mediation atau
berperan penuh, keberadaan Green Purchase Intention sangat diperlukan karena dapat
menjadi perantara hubungan langsung antara Green Awareness dan keputusan pembelian
yang positif namun tidak berpengaruh signifikan. Keberadaan Green Purchase Intention
secara tidak langsung sangat diperlukan, karena semakin tinggi Green Awareness maka
semakin tinggi pula Green Purchase Intention atau minat beli konsumen terhadap produk
ramah lingkungan skincare Somethinc, minat beli akan akan produk Somethinc dapat tercipta
dengan adanya kepuasan yang dirasakan konsumen terhadap produk tersebut, manfaat juga
nilai dari produk ramah lingkungan juga dapat meningkatkan aware terhadap produk
Somethinc tersebut. Dengan tingginya Green Purchase Intention akan produk skincare
Somethinc yang ada di benak konsumen maka semakin tinggi pula tingkat keputusan
pembeliannya. Hal ini sejalan dengan riset penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh :
Kurniasari & Budiatmo, (2018), Hasil risetnya menunjukan bahwa Green Purchase Intention
dapat menjadi variabel intervening dari Green awareness terhadap keputusan pembelian.

V. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitan ini menunjukkan
bahwa terdapat lima hipotesis yang diterima dan dua hipotesis yang ditolak. Kelima hipotesis
yang didukung adalah (1) Green Knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Green Purchase Intention. (2).Green Awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Green Purchase Intention. (3) Green Knowledge berpengaruh positif dan signifikan tehadap
keputusan pembelian. (4) Green Purchase Intention berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.(5). Green Awareness berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian yang dimediasi oleh Green Purchase Intention. Sedangkan
hipotesis yang ditolak adalah (1) Green Awareness berpengaruh positif dan tidak signifikan

15
terhadap keputusan pembelian. (2). Green Knowledge berpengaruh Positif dan tidak
signifikan terhadap keputusan pembelian yang dimediasi oleh Green Purchase Intention.
Didalam pelaksanaan riset ini memiliki beberapa keterbatasan, pertama, Ruang lingkup
penelitian ini hanya di lakukan di satu Store saja yaitu MN Beauty Store, yang dimana Store
Skincare di Kota Kendari ada banyak. Kedua Hanya terdapat 4 Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yakni Green Knowledge, Green Awareness, Green Purchase Intention
dan Keputusan Pembelian. Ketiga, Hanya menggunakan teknik pengumpulan data
pendistribusian kuesioner saja. berdasarkan pada hasil dan keterbatasan dari penelitian ini,
maka Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan variable diluar dari variabel
Green Knowledge, Green Awareness dan Green Purchase Intention, dan Keputusan
Pembelian. Misalnya Variabel Green Purchase Trust atau Green Commitment, untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kepercayaan pembelian ramah lingkungan mempengaruhi
keputusan pembelian, atau sejauh mana komitmen konsumen dalam penggunaan produk
ramah lingkungan. Selanjutnya, diharapkan bagi pihak – pihak stokist produk skincare
Somethinc yang ada di Kota Kendari seperti MN Beauty Store, dan Lain – lain dapat lebih
meningkatkan kerjasamanya dengan perusahaan Somethinc di pusat, dalam hal promosi akan
produk – produk Somethinc agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran konsumen
produk Somethinc khususnya yang ada di wilayah Kota Kendari. Selain itu, Diharapkan
untuk peneliti selanjutnya tidak hanya melakukan metode kuesioner saja, tetapi juga bisa
dengan metode wawancara secara langsung terhadap konsumen atau pelanggan Somethinc.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Abzari, M., Safari Shad, F., Sharbiyani, A. A. A., & Morad, A. P. (2013). Studying the effect
of green marketing mix on market share increase. Advances in Environmental Biology,
7(10), 2981–2991
.
Albayrak, T., Aksoy, Ş., & Caber, M. (2013). The effect of environmental concern and
scepticism on green purchase behaviour. Marketing Intelligence and Planning, 31(1),
27–39. https://doi.org/10.1108/02634501311292902

Eneizan, B. M., Abd. Wahab, K., & S., Z. M. (2016). Prior Research on Green Marketing and
Green Marketing Strategy : Critical Analysis. Singaporean Journal of Business
Economics and Management Studies, 5(5), 1–19. https://doi.org/10.12816/0033265

Essoussi, L. H., & Linton, J. D. (2010). New or recycled products: How much are consumers
willing to pay? Journal of Consumer Marketing, 27(5), 458–468.
https://doi.org/10.1108/07363761011063358

Gadenne, D., Sharma, B., Kerr, D., & Smith, T. (2011). The influence of consumers’
environmental beliefs and attitudes on energy saving behaviours. Energy Policy, 39(12),
7684–7694. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2011.09.002

Hair dkk. (2017). A primer on partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM).
In International Journal of Research & Method in Education (Vol. 38, Issue 2).
https://doi.org/10.1080/1743727x.2015.1005806

Haws, K. L., Winterich, K. P., & Naylor, R. W. (2014). Seeing the world through GREEN-
tinted glasses: Green consumption values and responses to environmentally friendly
products. Journal of Consumer Psychology, 24(3), 336–354.
16
https://doi.org/10.1016/j.jcps.2013.11.002

Kumar, B., Manrai, A. K., & Manrai, L. A. (2017). Purchasing behaviour for environmentally
sustainable products: A conceptual framework and empirical study. Journal of Retailing
and Consumer Services, 34(August 2015), 1–9.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2016.09.004

Kumar, P., & Ghodeswar, B. M. (2015). Factors affecting consumers’ green product purchase
decisions. Marketing Intelligence and Planning, 33(3), 330–347.
https://doi.org/10.1108/MIP-03-2014-0068

Latan, H., & Noonan, R. (2017). Partial Least Squares Path Modeling Basic Concepts,
Methodological Issues and Applications. In Partial Least Squares Path Modeling: Basic
Concepts, Methodological Issues and Applications. https://doi.org/10.1007/978-3-319-
64069-3_6
Lee, Y. K. (2017). A Comparative Study of Green Purchase Intention between Korean and
Chinese Consumers : The Moderating Role of Collectivism.
https://doi.org/10.3390/su9101930

Lestari, N. I. (2020). Pengaruh Green Awareness Terhadap Keputusan. Jurnal Ekonomi


Vokasi, 3(1), 36–48.

Lin, S. T., & Niu, H. J. (2018). Green consumption: Environmental knowledge,


environmental consciousness, social norms, and purchasing behavior. Business Strategy
and the Environment, 27(8), 1679–1688. https://doi.org/10.1002/bse.2233

Lo, C. W. H., & Fryxell, G. E. (2003). The Influence of Environmental Knowledge and
Values on Managerial Behaviours on Behalf of the Environment: An Empirical
Examination of Managers in China. Journal of Business Ethics, 46(1), 45–69.
http://dx.doi.org/10.1023/A:1024773012398%5Cnhttp://www.springerlink.com/content/
m67454rq2h612367/

Maruyama, Ú., Quintanilha, M. V. B., Silva, C. M. dos S., & Sanchez, P. M. (2019).
Sustainability and green marketing challenge: Brazilian brewing industry case study.
Brazilian Journal of Operations & Production Management, 16(1), 78–87.
https://doi.org/10.14488/bjopm.2019.v16.n1.a7

Mei, O. J., Ling, K. C., & Piew, T. H. (2012). The antecedents of green purchase intention
among malaysian consumers. Asian Social Science, 8(13), 248–263.
https://doi.org/10.5539/ass.v8n13p248

Nguyen, H. V., Nguyen, C. H., & Hoang, T. T. B. (2019). Green consumption: Closing the
intention-behavior gap. Sustainable Development, 27(1), 118–129.
https://doi.org/10.1002/sd.1875

Noor, et al. (2017). Determinants of generation Z green purchase decision: A SEM-PLS


approach. International Journal of ADVANCED AND APPLIED SCIENCES, 4(11),
143–147. https://doi.org/10.21833/ijaas.2017.011.023

Rana, J., & Paul, J. (2017). Consumer behavior and purchase intention for organic food: A
17
review and research agenda. Journal of Retailing and Consumer Services, 38, 157–165.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2017.06.004

Riyanto, V., Soesanto, S. B., & Sihombing, S. O. (2018). Peranan Ekolabel Dalam Niat
Pembelian: Suatu Studi Empiris Pada Merek the Body Shop. Mix: Jurnal Ilmiah
Manajemen, 8(3), 504. https://doi.org/10.22441/mix.2018.v8i3.004

Semenzato, A., Costantini, A., Meloni, M., Maramaldi, G., Meneghin, M., & Baratto, G.
(2018). Formulating O/W emulsions with plant-based actives: A stability challenge for
an effective product. Cosmetics, 5(4), 1–11. https://doi.org/10.3390/cosmetics5040059
Sharma. (2021). Consumers’ purchase behaviour and green marketing: A synthesis, review
and agenda. International Journal of Consumer Studies, 45(6), 1217–1238.
https://doi.org/10.1111/ijcs.12722

Suki, N. M. (2016). Green product purchase intention: impact of green brands, attitude, and
knowledge. British Food Journal, 118(12), 2893–2910.

Suryodiharjo, I., & Martini, E. (2020). Pengaruh Green Awareness , Green Commitment ,
Green Companies , Green Circle Dan Green Experience Terhadap Green Purchase
Decision Konsumen Kota Bandung. E-Proceeding of Management, 7(1), 344–350.

Vermeir, I., & Verbeke, W. (2004). Faculteit Economie En Bedrijfskunde Hoveniersberg 24


B-9000 Gent Sustainable Food Consumption: Exploring the Consumer Attitude-
Behaviour Gap Sustainable Food Consumption: Exploring the Consumer Attitude-
Behaviour Gap.

Winda Ryantari, G. A., & Ketut Giantari, I. G. A. (2020). Green Knowledge, Green Attitude,
Dan Environmental Concern Berpengaruh Terhadap Niat Beli. E-Jurnal Manajemen
Universitas Udayana, 9(7), 2556. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2020.v09.i07.p05

18

You might also like